BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran...

16
14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Akhlak dalam Islam 1. Pengertian Akhlak Dari segi etimologi kata akhlak dari Arab bentuk jamak dari khulqyang artinya perangai atau tabiat. 17 Akhlak secara umum dapat diartikan dengan arti kata “budi pekerti“ atau “kesusilaan” atau “sopan santun” dalam bahasa Indosesia tidak berbeda dengan arti kata “moral”. Dalam arti kata tersebut dapat dimaksud agar tingkah laku manusia menyesuaikan dengan tujuan penciptanya, yakni agar memiliki sikap hidup yang baik, berbuat sesuai dengan tuntunan akhlak yang baik. Definisi akhlak menurut Imam Ghazali menggambarkan sebuah akhlak secara umum. Untuk menjadi Islami, maka iman harus mendasarinya. Karena sebuah amal secara umum bisa disebut Islami jika memenuhi dua syarat: dilakukan karena Allah dan tidak bertentangan dengan ajaran Allah. Sebuah akhlak yang Islami berarti juga perilaku yang didorong oleh iman dan keluar dari jiwa seorang mukmin. Dengan kata lain, sebuah akhlak disebut Islami maka harus memenuhi syarat-syarat berikut: kondisi jiwa yang tentanam kuat, melahirkan sikap amal dan tanpa butuh pemikiran dan pertimbangan. 18 17 Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak , (Surabaya: 1984), 13 18 Wahid Ahmad, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern , (Solo:2004),15

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Akhlak dalam Islam

1. Pengertian Akhlak

Dari segi etimologi kata akhlak dari Arab bentuk jamak dari

“khulq“ yang artinya perangai atau tabiat.17 Akhlak secara umum dapat

diartikan dengan arti kata “budi pekerti“ atau “kesusilaan” atau “sopan

santun” dalam bahasa Indosesia tidak berbeda dengan arti kata

“moral”. Dalam arti kata tersebut dapat dimaksud agar tingkah laku

manusia menyesuaikan dengan tujuan penciptanya, yakni agar

memiliki sikap hidup yang baik, berbuat sesuai dengan tuntunan

akhlak yang baik. Definisi akhlak menurut Imam Ghazali

menggambarkan sebuah akhlak secara umum. Untuk menjadi Islami,

maka iman harus mendasarinya. Karena sebuah amal secara umum

bisa disebut Islami jika memenuhi dua syarat: dilakukan karena Allah

dan tidak bertentangan dengan ajaran Allah. Sebuah akhlak yang

Islami berarti juga perilaku yang didorong oleh iman dan keluar dari

jiwa seorang mukmin. Dengan kata lain, sebuah akhlak disebut Islami

maka harus memenuhi syarat-syarat berikut: kondisi jiwa yang

tentanam kuat, melahirkan sikap amal dan tanpa butuh pemikiran dan

pertimbangan.18

17 Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak, (Surabaya: 1984), 13 18 Wahid Ahmad, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern , (Solo:2004),15

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

15

2. Kedudukan Akhlak

Kedudukan akhlak dalam kehidupan sangatlah penting,

dikarenakan akhlak merupakan poros atau inti dari tujuan hidup

manusia dan salah satu ajaran pokok agama Islam.19Akidah merupakan

kepercayaan terhadap Allah yang meliputi enam kepercayaan yaitu

rukun iman Rukun iman meliputi iman kepada Allah, iman kepada

malaikat Allah, iman kepada rosul Allah, iman kepada kitab Allah,

iman kepada hari kiamat dan iman kepada Qada’ dan Qadar Allah.20

Akhlak merupakan sifat yang tertanam didalam diri manusia, sehingga

dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara

spontan tanpa adanya pemaksaan. Dapat disimpulkan bahwa

kedudukan akhlak ini sangat penting untuk mengendalikan sifat yang

ada didalam diri manusia, dimana sifat manusia ada dua yaitu sifat

baik dan buruk.

3. Ruang Lingkup Akhlak

Ruang lingkup akhlak adalah sama dengan ruang lingkup

ajaran Islam khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak

diniah (agama/Islami) mencakup berbagai aspek dimulai dari akhlak

terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang,

tumbuh-tumbuhan dan benda-benda yang tak bernyawa).21 Berbagai

bentuk dan ruang lingkup akhlak Islami sebagai berikut 22:

19 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq,(Yogyakarta:2001),6 20 Dedi Wahyudi, Pengantar Akidah Akhlak dan Pembelajaran ,(Yogyakarta:2017),1 21 Ibid., hlm. 261. 22 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta:1997),147

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

16

a) Akhlak terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah merupakan sikap atau perbuatan

yang semestinya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada

Allah Swt. Sikap dan perbuatan memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak

sebagai berikut: Allah yang telah menciptakan manusia dari tanah

kemudian diproses menjadi benih (Rahim), setelah ia menjadi

segumpal darah, segumpal daging, dijadikan tulang dan dibalut

dengan daging dan selanjutnya diberi roh. Lalu Allah memberikan

perlengkapan panca indera yang berupa pendengaran, penglihatan,

akal pikiran dan hati. Adapun Allah yang telah memberikan bahan

dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia,

seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air,

udara, binatang ternak dan Allah yang telah memuliakan manusia

dengan diberikan kemampuan menguasai daratan dan lautan. Jadi

Allah Swt memberikan kenikmatan kepada manusia sebagai bukti

bahwa Allah perlu dimuliakan dengan manusia mempunyai akhlak

yang baik sesuai dengan yang Allah perintahkan.

b) Akhlak terhadap sesama manusia

Akhlak terhadap sesama manusia berbentuk larangan

melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan,

mengambil harta orang lain dan menyakiti hati dengan jalan

menceritakan aib seseorang dibelakangnya. Jadi akhlak terhadap

sesama manusia ini diharapkan manusia mampu dan pandai

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

17

mengendalikan nafsu amarah dengan mendahulukan kepentingan

orang lain dari kepentingan diri sendiri.

c) Akhlak terhadap lingkungan

Akhlak terhadap lingkungan adalah segala sesuatu yang

terdapat disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan

maupun benda-benda tak bernyawa.23 Dimana pada al-Qur’an

fungsi manusia merupakan sebagai khalifah yang mengandung arti

pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, sehingga setiap

makhluk dapat mencapai tujuan. Dapat diartikan bahwa manusia

dituntut untuk mempunyai saling menghormati dan

tanggungjawab, sehingga tidak melakukan perusakan terhadap

lingkungan.

B. Guru dalam Pembentukan Akhlak Siswa

1. Pengertian Guru

Guru merupakan seorang tenaga pendidik profesional yang

mendidik, mengajar suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan

penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.24 Definisi

guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk

mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan dan melatih

muridnya agar memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya.

Dalam hal ini, guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi

juga pendidikan lainnya dan bisa menjadi teladan oleh peserta didik.

23Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta:1997),150 24Barnawi & M. Arifin, Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter ,

(Jogjakarta:2012),91

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

18

Dapat disimpulkan bahwa peran guru sangat penting dalam proses

menciptakan generasi penerus yang berkualitas, baik secara intelektual

maupun akhlaknya.

Dalam literatur kependidikan Islam banyak sekali kata-kata

yang mengacu pada pengertian guru seperti murrabbi, mu’alim dan

muaddib. Menurut UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ialah

tenanga pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik melalui pendidik mulai dengan jenjang

pendidikan usia dini sampai jenjang yang lebih tinggi. Adapun

beberapa tugas utama guru adalah sebagai:25

1) Mengajar Peserta Didik

Seorang guru bertanggungjawab untuk mengajarkan suatu

ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Dalam hal ini, fokus utama

kegiatan mengajar adalah dalam hal intelektual sehingga para

peserta didik dapat mengetahui tentang materi dari suatu disiplin

ilmu.

2) Mendidik Para Peserta didik

Mendidik peserta didik hal yang berbeda dengan mengajar

suatu ilmu pengetahuan dalam hal mendidik yang mempunyai

tujuan untuk mengubah tingkah laku peserta didik untuk menjadi

yang lebih baik. Dalam proses mendidik lebih sulit ketimbang

25 Safitri, Menjadi Guru Profesional,( Riau:2019), 15

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

19

mengajar suatu ilmu pengetahuan. Selain itu, guru harus menjadi

teladan yang baik bagi peserta didik agar peserta didik memiliki

karakter yang baik sesuai norma dan nilai yang berlaku

dimasyarakat.

3) Melatih Peserta Didik

Seorang guru juga memiliki tugas untuk melatih para peserta

didiknya untuk memiliki keterampilan dan menggali kemampuan

yang ada di dalam peserta didik itu sendiri dengan dibekali arahan

dan dorongan untuk menjadi yang lebih baik.

4) Membimbing Peserta Didik

Dalam proses pembelajaran banyak juga terdapat kesulitan-

kesulitan yang di alami oleh peserta didik. Guru bertanggungjawab

untuk membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar lebih

mudah dalam memahami materi yang disampaikan dalam proses

pembelajaran.

5) Memberikan Dorongan Pada Peserta Didik

Poin terakhir dari tugas seorang guru adalah memberikan

dorongan kepada para peserta didik agar berusaha keras untuk lebih

maju. Adapun bentuk dorongan yang berikan oleh guru pada

peserta didiknya dalam mengurangi kejenuhan dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan metode yang kreatif dan

mendapatkan hadiah dalam proses pembelajaran tersebut.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

20

Jadi dapat disimpulkan strategi guru merupakan cara atau

langkah-langkah guru untuk mencapai tujuan dengan mengetahui

pengertian dan tugas-tugas guru yang harus dikerjakan dengan penuh

tanggungjawab, dimana guru sangat diperlukan bukan hanya karena

ilmu pengetahuan yang harus dicontoh namun dalam hal akhlak atau

tingkah laku.

2. Peran Guru dalam Pembentukan Akhlak

Pada saat ini tugas dan peran guru semakin berat, dikarenakan

era globalisasi telah melahirkan beberapa tantangan yang tidak bisa

disepelehkan dan harus disikapi secara profesional. Menurut

Kusnandar (2011) terdapat lima tantangan globalisasi yang harus

disikapi guru sebagai berikut

a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat.

b. Krisis moral yang melanda bangsa dan negara Indonesia.

c. Krisis sosial seperti kriminalitas, kekerasan, pengangguran dan

kemiskinan yang terjadi dimasyarakat.

d. Terdapat perdagangan bebas, baik tingkat ASEAN, Asia Pasifik

maupun dunia.

Dengan adanya tantangan tersebut, peran guru akan sangat

menentukan sehingga mampu menghadapi tantangan di masa

globalisasi.26 Pendidik perlu melibatkan diri dalam proses

pembelajaran dan diskusi sehingga dapat memberikan pemahaman

26 Muhammad Fadilla, Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini ,

(Yogyakarta:Ar-Ruzz Media,2013),98-99

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

21

bahwa kerjasama dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan.

Pendidik juga perlu melakukan refleksi dan menjelaskan tentang

berbagai nilai yang baik dan buruk kepada peserta didik.

3. Tujuan Pembentukan Akhlak

Ajaran agama Islam bagi peserta didik sangat diperlukan dimana

agama Islam mengajarkan kebaikan dan mencegah tindakan yang

kurang baik.27 Pendidik mempunyai tanggungjawab dalam membina

peserta didik dalam hal akhlak. Dimana akhlak mempunyai kedudukan

yang sangat penting dan merupakan inti dari tujuan hidup manusia.

Dalam era sekarang peserta didik harus dibekali dengan akhlak yang

baik untuk menjadi manusia yang baik dan dapat bermanfaat bagi orang

lain disekitar mereka tidak hanya untuk dirinya ataupun keluarganya.

Tujuan pendidikan akhlak ialah untuk membentuk orang yang

berakhlak baik, sopan dalam berbicara dan perbuatan, memiliki perilaku

yang baik, bersifat bijaksana, ikhlas dan jujur.28 Dengan itu tujuan

pendidikan akhlak merupakan membentuk akhlak yang baik.

Sedangkan pembentukan akhlak merupakan sarana dalam mencapai

tujuan pendidikan akhlak agar menciptakan manusia yang berakhlak

yang baik.

27 Hasan Basri, Remaja Berkualitas: Problematika Remaja dan Solusinya (Yogyakarta:

2004), 145 28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak

di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol. 1 No. 1 (Januari, 2019),

54-55

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

22

C. Strategi Pembentukan Akhlak Siswa

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari kata Yunani “strategos”, yang artinya

jenderal. Oleh karena itu kata strategi secara harfiah berarti “Seni dan

Jenderal”. Kata ini mengacu pada sasaran utama yang akan dicapai.29

Strategi dapat diartikan sebagai perencanana yang berisi tentang

serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan.30 Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang

berkaitan dengan gagasan, perencanaan dalam sebuah aktivitas dan

memiliki prinsip-prinsip dan teknik untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapai. Berikut merupakan definisi strategi adalah

1. Menurut Alfred Chandler strategi adalah penetapan sasaran,

arahan dan tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan

untuk mencapai tujuan.

2. Menurut Kenneth Andrew stretegi adalah pola sasaran, maksud

dan tujuan kebijakan serta rencana. Rencana sangat penting

untuk mencapai tujuan.

Strategi adalah rencana yang menyeluruh yang dibuat untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dengan komitmen dan kesepakatan

upaya keseluruhannya dapat mencapai sasaran yang akan dicapai.

Strategi dapat dikatakan penting karena setiap lembaga memiliki

29Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,

(Jogjakarta:2012), 45 30 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter,( Jakarta: 2012),85

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

23

tujuan yang akan dicapai, dengan menggunakan strategi proses

mencapai tujuan dapat berjalan dengan baik.

Pendidikan akhlak adalah proses mengubah sikap dan

tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan

dengan memperbaiki moral dan intelektual pada peserta didik. Dalam

pendidikan sangat erat dalam proses pengajaran tidak hanya

mengembangkan kapasitas intelektual, keterampilan, pemahaman

nilai-nilai Islam, latihan moral serta menghasilkan perubahan kearah

yang positif dengan bimbingan untuk melakukan perbuatan baik

dalam kehidupan, kebiasaan bertingkah laku, berpikir dan berbudi

pekerti yang luhur menuju terbentuknya manusia yang berakhlak

mulia.

2. Macam - macam Strategi Pembentukan Akhlak

Dalam proses pembentukan akhlak pada peserta didik mengarah

pada tujuan pendidikan nasional dimana tujuan tersebut merupakan

membina akhlak pada peserta didik. Proses pembentukan akhlak

dilakukan untuk membekali peserta didik dengan mempunyai rasa

hormat tanggungjawab dan sopan santun, dikarenakan fenomena yang

terjadi dikalangan remaja. Dengan proses tersebut guru mempunyai

peran untuk membentuk akhlak yang baik kepada peserta didiknya.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

24

Adapun strategi- strategi yang digunakan oleh guru sebagai

berikut melalui

1). Keteladanan

Keteladanan merupakan strategi dalam proses

pembentukkan akhlak pada peserta didik, dimana guru memberi

contoh yang baik dalam hal salat berjama’ah, memberikan kajian-

kajian tentang akhlak yang baik, serta saling menghormati terhadap

sesama pendidik dan tepat waktu. Dengan perilaku guru tersebut

siswa dapat mencontoh perilaku tersebut. Strategi keteladanan ini

menyangkut semua elemen sekolah dalam memberi contoh yang

baik. Beberapa contoh dari tauladan yakni a) berakhlak yang baik,

b) menghormati yang lebih tua, c) mengucapkan kata-kata yang

baik, d) memakai busana muslim.31 Contoh disekolah saat pagi pak

satpam dan para guru menyambut kedatangan siswa dengan

berbaris dan bersalaman kepada semua siswa yang datang, setelah

itu siswa diarahkan untuk berwudhu dan melangsungkan salat duha

berjama’ah.

Kompetensi kepribadian guru yang baik, sangat diperlukan

dalam memberikan contoh tauladan yang baik pada peserta didik.

Dalam penerapan keteladanan disekolah adalah memberikan

keteladanan dengan cara apa yang dilihat dan keteladanan melalui

proses pembelajaran melalui kisah-kisah para nabi mengenai

31 Jawahir, Strategi Kepala Madrasah dan Guru dalam Membina Akhlak Siswa Mts,” Jurnal

Manageria, Vol.2 No.2 (Desember 2020).100

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

25

keteladanan akhlak.32 Terdapat contoh keteladanan yang ada

disekitar kita adalah seorang pengemis dimana guru berusaha

mengajak untuk memberikan uang, dimana guru mengajarkan

untuk berbagi dengan sesama. Keteladanan dilakukan dengan

memberi contoh kepada orang lain dalam hal yang baik.33

2). Pembiasaan

Pembiasaan merupakan cara yang dilakukan guru untuk

membiasakan anak berpikir, bersikap, bertindak sesuai dengan ajaran

agama Islam.34 Proses yang dilakukan guru dalam membentuk

akhlak, sehingga peserta didik dapat membiasakan dengan perilaku

yang baik. Pembiasaan ini dilakukan dengan cara melakukan

kegiatan-kegiatan yang positif, contohnya membiasakan salat

berjama’ah, salat duha berjama’ah dan mengucapkan salam

merupakan usaha pembiasaan. Ketika dalam proses pembelajaran

dikelas bila terdapat peserta didik yang masuk kelas tidak

mengucapkan salam, guru mengingatkan peserta didik ketika masuk

kelas hendaknya mengucapkan salam terlebih dahulu.35 Adapun

peserta didk untuk melakukan pembiasaan mengambil barang dan

memberi makan serta minum dengan tangan kanan, membaca

basmalah ketika makan dan minum, tidak tergesa-gesa dalam

32 Muhammad Fadilla, Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia

Dini,(Yogyakarta:Ar-Ruzz Media,2013),168 33 Jawahir, Strategi Kepala Madrasah dan Guru dalam Membina Akhlak Siswa Mts,”Jurnal

Manageria, Vol.2 No.2 (Desember 2020).101 34 Armai Arif, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(Jakarta:2002),123 35 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,(Bandung:2005), 144

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

26

mengunyah makanan dan mengucapkan salam dengan sopan kepada

orang yang dijumpai.

3). Nasihat

Nasihat merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan

dimana dapat membuka mata anak-anak pada suatu hal, mendorong

dan menghiasi anak dengan akhlak yang mulia, membekali dengan

prinsip-prinsip Islam. Pada umumnya nasihat diberikan kepada

orang yang melanggar peraturan. Metode tersebut bias terjadi, tetapi

juga bias tidak terjadi. Dengan demikian tampaknya lebih

ditunjukkan kepada peserta didik yang melanggar peraturan. Ini

menunjukkan dasar psikologi yang kuat, karena orang pada

umumnya kurang senang dinasehati, apalagi nasihat itu ditunjukkan

kepada pribadi tertentu.36

Firman Allah Swt dalam surah An-Nahl ayat 125:37

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan

hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih

mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

Nasihat menanamkan kedisiplinan pada peserta didik,

sehingga membentuk suatu kepribadian yang baik. Dimana nasihat

dalam pembentukan akhlak sebaiknya dilakukan dengan perkataan

yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan

36 Jawahir, Strategi Kepala Madrasah dan Guru dalam Membina Akhlak Siswa Mts,”Jurnal

Manageria, Vol.2 No.2 (Desember 2020).101-102 37 QS An-Nahl (16):125

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

27

batil.38 Ketika peserta didik mendapat masalah dan membutuhkan

nasihat maka nasihatilah dengan baik, sehingga peserta didik bisa

mendapat solusi dengan baik.

4). Perhatian

Perhatian merupakan mencurahkan, memperhatikan dan

senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam membina akhlak,

spiritual dan sosial.39 Perhatian ini merupakan salah satu strategi

yang digunakan dalam proses pembentukan akhlak pada peserta

didik dan perhatian ini sangat berpengaruh dalam strategi dimana

dapat mendorong peserta didik untuk lebih mandiri dan

bertanggungjawab dalam hal apapun. Perhatian orang tua memiliki

pengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam kegiatannya. Oleh

karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk memberi perhatian

kepada siswa untuk membantu untuk meningkatkan motivasi dan

membangun akhlak yang baik pada anak tersebut.40 Dengan adanya

strategi perhatian ini guru membentuk siswa agar menjadi manusia

yang manusiawi sebagai hubungan manusia pada Allah swt,

38 Jawahir, Strategi Kepala Madrasah dan Guru dalam Membina Akhlak Siswa Mts,

“Jurnal Manageria, Vol.2 No.2 (Desember 2020). 102 39 Zamroni, Strategi Pendidikan Akhlak Pada Anak, “Jurnal SAWWA, Vol 12 No. 2

(April, 2017),257 40 Maptuhah, Pengaruh Perhatian Orang Tua dalam Pembelajaran Daring terhadap

Motivasi Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, “Jurnal Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, Volume 4, Issue. 01, 2021. 25-34

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

28

hubungan pada manusia lainnya sebagai makhluk sosial, serta

hubungan manusia pada lingkungan sekitarnya.41

3. Hambatan Dalam Implementasi Pembentukan Akhlak Peserta Didik

Dalam melaksanakan suatu proses pembentukan akhlak pada

peserta didik terdapat suatu hambatan. Hambatan merupakan segala

sesuatu yang muncul dan menghalangi ketercapaian tujuan.42

Hambatan dalam penerapan pembentukan akhlak adalah segala

sesuatu yang menghalagi proses pembentukan akhlak baik dari dalam

sekolah maupun luar sekolah. Hambatan yang terjadi berasal dari dua

faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal.43 Faktor internal

merupakan dari peserta didik, guru dan sarana prasarana sedangkan

faktor eksternal berasal dari orang tua dan lingkungan rumah.

Menurut Dimyati (2013: 260) faktor penghambat dapat

digolongkan menjadi faktor yang bersumber dari peserta didik,

lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Sedangkan menurut

Majid (2012: 234) faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga

seperti kemampuan ekonomi keluarga dan kurangnya perhatian orang

tua terhadap peserta didik, sedangkan faktor yang besumber dari

lingkungan sekolah adalah guru yang kurang memperhatikan peserta

didik dan strategi yang digunakan kurang maksimal. Dengan ini dapat

41 Muhammad Rafliyanto, Peran Guru dalam Pembentukan Adap pada Peserta Didik

dalam Manajemen Pendidikan Islam, “Jurnal Syntax Admiration, Vol 2 No. 5 (Mei, 2021), 188 42 Halimah, Upaya Guru Dalam Pembentukan Akhlak Anak di Raudlatul Athfal Baipas

Raudlatul Jannah Kota Malang, “Jurnal Dewantara, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2019),4-5 43Mustiningsih, Manajemen Implementasi Kurikulum dan Pembelajaran dalam

Pembentukan Karakter Peserta didik, “Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 1 No. 2 (Juni,

2018),195

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.

29

disimpulkan bahwa hambatan guru dalam pembentukan akhlak

peserta didik tidak hanya dari lingkungan sekolah tetapi juga dari

lingkungan keluarga dan cara orang tua membina dan mendidik

peserta didik itu sendiri.

Pembentukan akhlak ini sangat diperlukan untuk peserta didik

dimana untuk meningkatkan kemandirian dan kedisiplinan. Dalam

mencapai tujuan tersebut dibutuhkan dukungan dan motivasi terhadap

orangtua, sehingga pendidik lebih mudah untuk membentukan akhlak

yang baik dengan melakukan pembiasaan mengucapkan salam,

mengucapkan kalimat toyyib dan melakukan hal-hal yang positif.