BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya kegiatan/keaktifan”. Kegiatan dapat berupa kegiatan fisik maupun psikis yang saling berhubungan. Sedangkan belajar adalah suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori (Junaidi, Wawan, 2011; Sardiman 1994). Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif. Aktivitas belajar sangat beragam, sehingga banyak para ahli yang melakukan klasifikasi. Paul B. Diedrich (dalam Junaidi, Wawan, 2011; Sardiman, 1992) menggolongkan kegiatan siswa ke dalam 8 kelompok, yaitu: 1. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain). 2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. 3. Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik, dan pidato. 4. Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman. 5. Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain dan berternak. 7. Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. 5

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7615/2/T1_262011819_BAB II… · ... hal yang patut diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan ...

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “aktivitas artinya

kegiatan/keaktifan”. Kegiatan dapat berupa kegiatan fisik maupun psikis yang saling berhubungan. Sedangkan belajar adalah suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori (Junaidi, Wawan, 2011; Sardiman 1994). Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

Aktivitas belajar sangat beragam, sehingga banyak para ahli yang melakukan klasifikasi. Paul B. Diedrich (dalam Junaidi, Wawan, 2011; Sardiman, 1992) menggolongkan kegiatan siswa ke dalam 8 kelompok, yaitu:

1. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain).

2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik, dan pidato.

4. Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5. Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,

mereparasi, bermain dan berternak. 7. Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

5

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7615/2/T1_262011819_BAB II… · ... hal yang patut diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan ...

6  

8. Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Dalam suatu proses pembelajaran, kedelapan kelompok aktivitas tersebut dimungkinkan dapat dilakukan secara bersamaan. Artinya dalam satu kegiatan belajar, siswa tidak hanya melakukan satu jenis kegiatan melainkan melakukan serangkaian macam kegiatan yang dikolaborasikan. Hal ini menuntut kreativitas guru dalam mengombinasikan seluruh aktivitas ke dalam sebuah skenario pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Aktivitas belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis siswa itu sendiri. Kondisi psikologis yang sangat berpengaruh dalam proses belajar adalah motivasi. Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus (Rifa’i, Achmad, 2009:159) Motivasi berasal dari dalam diri siswa, berupa dorongan untuk melakukan suatu kegiatan termasuk dorongan untuk belajar. Motivasi tidak hanya penting untuk membuat siswa melakukan aktivitas belajar, melainkan juga menentukan seberapa banyak siswa dapat belajar dari aktivitas tersebut. Motivasi untuk belajar dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian (Rifa’i, Achmad, 2009:187). Sebagai contoh untuk membangkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film, wawancara dengan narasumber, demonstrasi/ eksperimen, simulasi, bermain peran, dan lainnya.

John Keller (1987) dalam www.ziddu.com mendeskripsikan minat belajar dan motivasi belajar siswa melalui empat komponen utama, sesuai dengan nama model yang disuguhkan ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) atau dalam bahasa Indonesia: atensi (perhatian), relevansi (kesesuaian), kepercayaan diri, dan kepuasan. Dijelaskan lebih lanjut bahwa tingkat minat dan motivasi belajar dapat diukur menggunakan skala minat dan skala sikap (afektif). Skala minat yang diberikan meliputi lima kriteria yaitu tidak berminat, kurang berminat, cukup berminat, berminat, dan sangat berminat. Sedangkan skala sikap ditunjukkan melalui perilaku yang ditampilkan siswa dalam pembelajaran. Sebagai contoh sikap atensi ditunjukkan oleh

  

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7615/2/T1_262011819_BAB II… · ... hal yang patut diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan ...

7  

kesiapan siswa menerima pelajaran, relevansi ditunjukkan dengan keaktifan mencatat materi yang disampaikan, kepuasan ditunjukkan melalui interaksi siswa, sedangkan kepercayaan diri ditunjukkan dengan keberanian bertanya atau menjawab pertanyaan.

Inti dari aktivitas belajar adalah keaktifan siswa sebagai subjek pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru harus memperhatikan karakteristik siswa yang dibelajarkannya. Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget sebagaimana dikutip Rifa’i, Achmad (2009) meliputi:

1. Tahap Sensorimotorik (0 – 2 tahun) Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengordinasikan pengalaman indera (sensori) mereka (menggapai, menyentuh).

2. Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun) Tahap pemikiran ini lebih bersifat simbolis, egoisentries, dan intuitif sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional.

3. Tahap Operasional Konkrit (7 – 11 tahun) Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkrit. Anak pada tahap ini sudah mampu menyusun rangkaian (seriation), yakni opersi konkrit untuk mengurutkan dimensi kuantitatif, dan pengalihan (transitivity), yakni kemampuan untuk mengkombinasikan hubungan-hubungan secara logis guna memahami kesimpulan tertentu.

4. Tahap Operasional Formal (11 – 15 tahun) Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Anak sudah mampu menyusun rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji solusinya.

Pemahaman tentang tahap-tahap kognitif anak, dapat membantu guru untuk menentukan tipe pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa yang dibelajarkannya.

B. Metode Heuristik Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia karangan Ananda Santoso dan

A.R. Al Hanif, yang dimaksud dengan metode adalah ”Cara yang telah terpikir baik-

  

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7615/2/T1_262011819_BAB II… · ... hal yang patut diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan ...

8  

baik dan teratur untuk mencapai sesuatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya)”. Menurut Gall, Meredith D, Joyce P. Gall & Walter R. Borg (2007) :

Kata heuristik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “heuriskein” yang berarti “saya menemukan”., menurut metode ini peserta didik sendiri yang harus menemukan fakta ilmu pengetahuan. Pendekatan heuristik adalah pendekatan pengajaran yang yang menyajikan sejumlah data dan siswa diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebut, implementasinya dalam pengajaran menggunakan metode penemuan dan metode inkuiri. Metode penemuan didasarkan pada anggapan bahwa materi suatu bidang studi tidak saling lepas, tetapi ada kaitan antara materi-materi tersebut. Prinsip pendekatan heuristik adalah: (1) aktivitas siswa menjadi fokus perhatian utama dalam belajar, (2) berpikir logis adalah cara yang paling utama dalam menemukan sesuatu, (3) proses mengetahui dari sesuatu yang sudah diketahui menuju kepada yang belum diketahui adalah jalan pelajaran yang paling rasional dalam pelajaran di sekolah, (4) pengalaman yang penuh tujuan adalah tonggak dari usaha pembelajaran siswa ke arah belajar berbuat, bekerja, dan berusaha, dan (5) perkembangan mental seseorang berlangsung selama ia berpikir dan belajar mandiri. Dengan prinsip ini menunjukkan bahwa pendekatan heuristik dapat mendorong siswa bersikap berani untuk berpikir ilmiah dan mengembangkan berpikir mandiri. Pendekatan heuristik ini mempunyai kelemahan antara lain adalah : (1) tidak semua siswa cocok dengan pendekatan ini, kadang-kadang siswa lebih senang diberi pelajaran oleh gurunya melalui ceramah dan tanya jawab, (2) guru kurang biasa menggunakan pendekatan ini di dalam pembelajaran disekolah karena faktor kemampuan, (3) pendekatan ini kurang cocok bagi siswa yang lamban, dan (4) pendekatan ini menuntut perlengkapan yang memadai, terutama bagi pekerjaan di laboratorium.

Cara mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, maka prosedur heuristik untuk menemukan jawaban dilakukan dengan cara tidak ketat, misalnya menganjurkan siswa-siswa menemukan jawaban atas masalah pelik dengan memikirkan masalah yang ada persamaannya yang lebih sederhana atau berpikir

  

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7615/2/T1_262011819_BAB II… · ... hal yang patut diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan ...

9  

secara analogi, berdasarkan simetri, atau dengan melukiskannya atau membuat diagram. Siswa dibimbing oleh guru agar menemukan sendiri konsep yang dicari, tetapi konsep itu belum tentu telah diketahui oleh guru sebelumnya.

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dengan Metode Heuristik

Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dikatakan bahwa: “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Berarti dalam pelaksanaan pembelajaran IPA perlu menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Materi tidak sekedar disampaikan secara verbal namun harus diberikan secara faktual melalui interaksi langsung dengan lingkungan sekitar siswa.

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya,

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat,

4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan,

6. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

  

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7615/2/T1_262011819_BAB II… · ... hal yang patut diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan ...

10  

Salah satu tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yaitu mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik metode heuristik yaitu siswa aktif mencobakan dan ada temuan-temuan yang akhirnya dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Ini berarti metode heuristik dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD.

D. Pembelajaran IPA dengan Metode Heuristik dengan Permainan Replika Pohon Pembelajaran IPA dengan metode heuristik merupakan langkah

pengembangan metode yang didasari dengan mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik metode heuristik yaitu siswa aktif mencobakan dan ada temuan-temuan yang akhirnya dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Sehingga diharapkan siswa mampu mengembangkan pola pikir mereka dengan kreatif ketika mereka dihadapkan langsung dengan kerja tim atau kelompok.

Diharapkan siswa dapat menjadi kompak dan situasi pembelajaran lebih aktif, dan mendorong siswa yang awalnya kurang aktif menjadi termotivasi dengan konsep metode heuristik dengan permainan replika pohon. Dengan begitu masing- masing siswa saling berinteraksi dan saling berdiskusi ketika siswa mengerjakan tugas kelompok.

Permainan replika pohon merupakan hal yang patut diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan metode heuristik karena dengan konsep replika pohon, siswa dapat berimajinasi terlebih dahulu tentang apakah fungsi tumbuhan itu yang terbagi atas fungsi akar, daun batang dan bunga. Dengan demonstrasi yang diterapkan oleh peneliti diharapkan siswa memperoleh tingkat ketuntasan yang signifikan dalam pembelajaran IPA tentang struktur anatomi tumbuhan.

1. Hasil penelitian yang relevan Isti Yulianti, S.Pd.SD melakuan penelitian tindakan kelas di SDN

Sambilawang Pati untuk mata pelajaran IPA pada kelas IV dikarenakan hasil belajar yang rendah pada pembelajaran IPA di kelas IV , diharapkan dengan metode mendemonstrasikan permainan replika pohon, maka nilai rata-rata siswa semakin meningkat.

  

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7615/2/T1_262011819_BAB II… · ... hal yang patut diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan ...

11  

Penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dengan yang dilakukan peneliti sebelumnya. Karena peneliti sebelumnya menggunakan metode ceramah dan hasinya kurang signifikan dlam pencapaian KKM yang diharapkan, sedangkan dengan menggunakan metode heurisik dengan mendemonstrasikan permainan replika pohon dalam pembelajaran IPA , siswa diharapkan mampu memperoleh hasil yang memuaskan.

Proses mendapatkan hasil peneitian yang relevan guru peneliti menggunakan metode heuristik dengan mendemonstrasikan permainan replika pohon dan siswa ikut aktif dalam proes belajar mengajar dengan membawa sample tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan mereka sehingga ketika mereka mendiskusikan tugas yang diberikan guru, mereka dapat mengetahui langsung dari tumbuhan yang mereka bawa dari masing-masing kelompok diskusi. Kemudian hasil diskusi tentang anatomi tumbuhan dengan menyebutkan fungsi bagian tumbuhan yang mereka bawa , siswa dapat ikut ktif andil dalam presentasi antar kelompok sehingga pembelajaran lebih aktif . Untuk mendapatkan nilai yang relevan guru peneliti memberikan soal evaluasi untuk memperkut pemahaman dan pencapaian nilai KKM yang leih baik.

2. Kerangka berfikir Dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan hasil yang baik dan

memuaskan, tidak lepas dari penggunaan metode yang tepat dan penggunaan manajemen waktu yang baik dalam penerapan suatu metode belajar, sehingga peran siswa dalam pembelajaran dapat mendukung hasil belajar yang baik pula.

Langkah-langkah dalam penerapan metode pembelajaran heuristik dalam pembelajaran IPA dengan mendemonstrasikan permainan replika pohon sebagai berikut:

a. Guru mendemonstrasikan media replika pohon alam penerapan pembelajaran IPA di kelas IV di SDN Sambilawang Pati

b. Guru menjelaskan tentang tta cara dan aturan dalam permainan Replika pohon dalam pembelajaan IPA di SDN Sambilawang Pati pada kelas IV

c. Guru menyuruh siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 kelompok diskusi yang dipimpin oleh masing-masing ketua kelompok dan dibimbing oleh seorang guru

  

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7615/2/T1_262011819_BAB II… · ... hal yang patut diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan ...

12  

d. masing-masing perwakilan ketua kelompok mengambil petanyaan yang disedikan di media replika pohon kemudian didiskusikan dengan masing-masing anggota kelompok

e. Masing-masing anggota kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok berdasarkan fakta tumbuhan yang mereka bawa dari lingkungan sekitar

f. Guru memberikan pendalaman materi dengan memberikan soal evaluasi pada siklus 1, siklus 2 dan sikus 3

Berikut adalah kerangka berpikir dalam pembelajaran IPA menggunakan metode heuristik dengan menggunakan media replika pohon:

KERANGKA BERFIKIR 

KONDISI AWAL  Guru gunakan pembelajaran konvensional

Hasil belajar rendah 

TINDAKAN Metode heuristik + replika pohon 

Siklus I hasil belajar masih belum tuntas 

Tuntas hasil belajar ≥ KKM 

Siklus II hasil belajar tuntas KONDISI AKHIR 

  

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7615/2/T1_262011819_BAB II… · ... hal yang patut diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan ...

13  

  

3. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir dalam suatu penelitian, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Penggunaan metode heuristik dengan permainan replika pohon dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang anatomi tumbuhan pada siswa kelas IV SDN Sambilawang Pati semester 1 /2012-2013 .