BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan...

29
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan kajian terhadap penelitian mutakhir sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam sub uraian dari 4 tesis dan 1 artikel jurnal, yang dianggap relevan, terutama yang berhubungan dengan kajian strategi pengembangan wisata heritage. Hasil-hasil penelitian tersebut selanjutnya dijadikan rujukan serta dipakai sebagai sumber kajian untuk menemukan konsep-konsep yang terkait dengan penelitian ini. Berikut adalah uraian kajian penelitian-penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini: Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Muryadi pada tahun 2000 tentang pemanfaatan dan pelestarian bangunan kuno bernilai sejarah di Surabaya. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kawasan yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah adalah kawasan Jembatan Merah, kawasan Tugu Pahlawan, kawasan Tunjungan dan Jalan Pemuda. Bangunan kuno yang banyak terdapat dikawasan tersebut berasal dari peninggalan zaman kolonial Hindia Belanda yang mempunyai keunikan dan gaya seni arsitektur yang langka. Persamaan penelitian ini terletak pada topiknya mengenai pengembangan wisata heritage di Surabaya, perbedaannya terletak pada kurun waktu penelitiannya yaitu tahun 2000 yang mana situasi dan kondisi saat ini telah

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, LANDASAN TEORI DAN

MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kajian terhadap penelitian mutakhir

sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam sub

uraian dari 4 tesis dan 1 artikel jurnal, yang dianggap relevan, terutama yang

berhubungan dengan kajian strategi pengembangan wisata heritage. Hasil-hasil

penelitian tersebut selanjutnya dijadikan rujukan serta dipakai sebagai sumber

kajian untuk menemukan konsep-konsep yang terkait dengan penelitian ini.

Berikut adalah uraian kajian penelitian-penelitian sebelumnya yang digunakan

sebagai referensi dalam penelitian ini:

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Muryadi pada tahun 2000

tentang pemanfaatan dan pelestarian bangunan kuno bernilai sejarah di Surabaya.

Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kawasan yang dapat

dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah adalah kawasan Jembatan Merah,

kawasan Tugu Pahlawan, kawasan Tunjungan dan Jalan Pemuda. Bangunan kuno

yang banyak terdapat dikawasan tersebut berasal dari peninggalan zaman kolonial

Hindia Belanda yang mempunyai keunikan dan gaya seni arsitektur yang langka.

Persamaan penelitian ini terletak pada topiknya mengenai pengembangan

wisata heritage di Surabaya, perbedaannya terletak pada kurun waktu

penelitiannya yaitu tahun 2000 yang mana situasi dan kondisi saat ini telah

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

14

mengalami perubahan. Selain itu destinasi yang diteliti lebih fokus ke Monkasel

di Surabaya dan penelitian ini lebih menekankan pada penetapan strategi

pengembangan wisata Monkasel.

Rahajoe pada tahun 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi

Pengembangan Wisata Heritage sebagai Daya Tarik Wisata Kota Surabaya”.

Penelitian ini menganalisis faktor internal dan eksternal untuk mengetahui

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. menetapkan suatu strategi

pengembangan berkelanjutan atau bertahap yang spesifik harus sesuai dengan

situasi dan kondisi destinasinya .

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT serta faktor internalnya

meliputi: lokasi, pelayanan, harga, fasilitas perusahaan, SDM, saluran distribusi,

promosi, keuangan, potensi wisata, kegiatan wisata dan faktor eksternalnya

meliputi: pemerintah, pengunjung, pemasok, ekonomi, sosial, pesaing, kesenian,

mitra kerja dan teknologi.

Persamaan penelitian ini terletak pada segi topiknya yaitu pengembangan

wisata heritage menggunakan analisis SWOT dengan mengindentifikasi faktor

internal dan eksternalnya, sedangkan perbedaannya pada segi destinasi penelitian,

Rahajoe di masjid sunan Ampel dan tugu pahlawan sedangkan penelitian ini di

Monkasel (historical), dan daya tarik wisatanya.

Rahyuda tahun 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Wisata puri

sebagai daya tarik dan tujuan wisata Bali, tentang pemanfaatan dan pelestarian

bangunan kuno bernilai sejarah yang juga merupakan kegiatan wisata pariwisata

budaya di desa Ubud, Bali”. Kegiatan dapat di definisikan sebagai kegiatan yang

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

15

mengeksplorasi puri. Ada dua jenis kegiatan wisata kunjungan yang bertujuan

untuk mengetahui dan memahami aspek Intangible dan Tangible, Penelitian ini

adalah untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan

untuk mengunjungi istana sebagai tujuan berwisata kultural

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang didukung

dengan metode kuantitatif, untuk membentuk argumentasi yang diperoleh dari

minat para wisatawan yang mengunjungi puri / istana dan didukung oleh persepsi

masyarakat yang hidup di sekitar puri, pembahasan tesis ini menggunakan teknik

deskriptif interpretatif dalam menganalisa data tersebut.

Persamaan penelitian ini terletak pada segi topiknya yaitu pengembangan

wisata heritage menggunakan analisis SWOT dengan mengindentifikasi faktor

internal dan eksternalnya, sedangkan perbedaannya pada segi destinasi penelitian

dan kurun waktu penelitiannya.

Wiarti (2012), penelitiannya berjudul “Bali sebagai destinasi warisan

budaya dengan tema culture event studi kasus kabupaten Badung dan kota

Denpasar. Ada tiga pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Pertama, potensi apakah yang dimiliki Bali untuk dikembangkan sebagai

Destinasi Wisata Warisan Budaya dengan tema event budaya, khususnya di

kabupaten Badung dan budaya tersebut tanpa merusaknya. Ketiga, event budaya

manakah yang dapat menjadi icon warisan budaya.

Penelitian ini adalah sebuah penelitian deskriptif kualitatif digunakan

untuk menganalisis hasil yang diperoleh khususnya menjabarkan dan menjelaskan

data yang secara langsung diperoleh dalam penelitian. Persamaan penelitian ini

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

16

terletak pada segi topiknya yaitu pengembangan wisata heritage menggunakan

analisis SWOT dengan mengindentifikasi faktor internal dan eksternalnya,

sedangkan perbedaannya pada segi destinasi penelitian.

Rachmawan (2012), jurnal desain berjudul “ Perancangan Branding Fisik

Monkasel”. branding fisik dengan merefleksikan nuansa under water dengan

melakukan pembaruan pada bangunan penunjang monkasel dan lingkungannya

agar suasana Monkasel menjadi lebih hidup dan terkonsep. Pengunjung yang

datang tertarik dan dapat larut dalam nuansa dalam air. Tema perancangan ini

nantinya akan mengarah pada perancangan ekterior mulai dari bentuk bangunan

penunjang Monkasel, environment, setting area.

Dalam perancangan ini, Metode penelitian yang dikakukan adalah

dengan melakukan observasi, penyebaran kuesioner, serta wawancara mendalam.

Observasi ini bertujuan untuk mengamati secara langsung terhadap kondisi

lingkungan Monkasel.

2.2 Konsep

Konsep dalam penelitian ini adalah definisi singkat dari kelompok atau

fenomena. Konsep dalam penelitian ini adalah pengertian dasar yang terkait

dengan topik penelitian secara langsung.

2.2.1 Strategi

Menurut Kotler (1988), perencanaan strategi merupakan suatu proses

managerial untuk menyusun dan menangani keserasian strategis antara tujuan dan

kemampuan dengan kesempatan pemasaran yang berubah-ubah. Manajemen

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

17

strategi sebagai suatu unit keputusan dan tindakan yang menghasilkan

penyusunan dan penerapan rencana untuk mencapai sasaran.

Rangkuti (1994), mengatakan bahwa pemahaman yang baik mengenai

konsep strategi dan konsep lain yang berkaitan sangat menentukan suksesnya

strategi yang disusun, konsep-konsep tersebut meliputi:

a) Distincive Competence

Yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan

kegiatan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya atau mempunyai

sesuatu yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain. Distinctive Competence

merupakan kemampuan spesifik suatu perusahaan atau organisasi yang meliputi

keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya.

b) Compatitive Advantage

Yaitu kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih

unggul dibandingkan dengan pesaingnya, hal tersebut merupakan pilihan strategi

yang dilakukan perusahaan untuk menguasai pasar. Produk dan jasa yang

dihasilkan akan bersaing di berbagai tingkatan bisnis dan pasar dengan

menekankan pada strategic business units yang memiliki karakteristik sebagai

berikut :

1) Memiliki misi dan strategi.

2) Menghasilkan produk dan jasa yang berkaitan dengan misi dan strategi.

3) Menghasilkan produk dan jasa spesifik.

4) Bersaing dengan pesaing yang telah diketahui dengan jelas.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

18

Strategi yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu cara yang

digunakan dalam mengembangkan wisata heritage di Kota Surabaya dengan

menganalisis faktor internal dan eksternal yang dimiliki kota Surabaya kemudian

disesuaikan peluang pasar dan tujuan pengembanganya diarahkan untuk

mempertahankan pelestarian cagar budaya yang dimiliki Kota Surabaya dengan

melibatkan masyarakat setempat untuk meningkatkan perekonomiannya.

2.2.2 Pengembangan Pariwisata

Menurut Yoeti (1988), pengembangan pariwisata merupakan usaha yang

dilakukan dalam mengatur destinasi wisata dengan menitik beratkan pada potensi

yang dimiliki di daerah tujuan wisata. Pengembangan pariwisata bertujuan untuk

mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap.

Di dalam mengembangkan daerah tujuan wisata, akan timbul dampak positif dan

negatif. Untuk itu perlu adanya perencanaan yang tepat di dalam mengembangkan

kepariwisataan di suatu daerah.

Menurut Wijaya (1983), pengembangan pariwisata secara garis besar

dapat dilakukan dalam dua pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan Tertutup

Adalah pengembangan pariwisata yang difokuskan pada kegiatan ekonomi,

dimana pariwisata hanya dilihat dari satu sisi saja yaitu kegiatan ekonomi.

2. Pendekatan Terbuka

Adalah pengembangan pariwisata yang difokuskan pada pemberdayaan

masyarakat setempat secara keseluruhan dan saling mendapatkan keuntungan

dari kegiatan pariwisata tersebut.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

19

Dari kedua model pengembangan tersebut dapat mengakibatkan dampak

positif dan negatif, maka untuk itu diperlukan kontrol dan koordinasi terpadu dari

setiap unsur yang terlibat agar dapat mengurangi dampak negatif dan

mengoptimalisasi dampak positif. Pengembangan wisata heritage dengan

perencanaan yang tepat akan memberikan manfaat yang maksimal bagi kehidupan

masyarakat.

Pengembangan kawasan wisata baik lokal, regional maupun nasional

pada suatu negara erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi daerah atau suatu

negara, dengan kata lain pengembangan kepariwisataan pada suatu kawasan

wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi rakyat

banyak. Pengembangan kawasan wisata dimana industri pariwisatanya akan

berkembang dengan baik serta memberi dampak positif bagi daerah itu,

menciptakan lapangan kerja, bahkan akan terjadi permintaan baru dari hasil-hasil

pertanian, kerajinan tangan dan pendidikan dalam melayani wisatawan.

Menurut Poerwadarminta (2005), pengembangan didefinisikan sebagai

suatu proses, cara, perbuatan pengembangan sesuatu menjadi lebih baik, maju,

sempurna dan berguna. Jadi dalam hal ini pengembangan pariwisata diartikan

sebagai suatu cara untuk mengembangkan destinasi, kawasan wisata dan daya

tarik wisata menjadi lebih baik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,

pemerintah, industri pariwisata dan wisatawan.

Menurut Grady dalam Suwantoro (2002), kriteria pengembangan

pariwisata harus selalu melibatkan masyarakat lokal dan mampu memberikan

suatu keuntungan bagi masyarakat setempat, tidak merusak nilai-nilai sosial

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

20

budaya masyarakat, serta jumlah kunjungan menuju daya tarik wisata tersebut

tidak melebihi dari kapasitas sosial agar dampak negatif yang ditimbulkan dapat

diminimalisir. Kriteria tersebut menekankan pada pengembangan pariwisata yang

berbasis masyarakat (community based tourism) dan pengembangan pariwisata

yang berkelanjutan (sustainable tourism development). Prinsip-prinsip

pengembangan pariwisata yang berkelanjutan yaitu:

1. Harus dibantu oleh proses perencanaan dan partisipasi masyarakat.

2. Harus ada kepastian, keseimbangan, adanya sasaran ekonomi, sosial budaya

dan masyarakat.

3. Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola

sedemikian rupa sehingga lingkungan lestari untuk jangka panjang.

4. Aktivitas pariwisata tidak boleh merusak dan menghasilkan dampak yang

tidak dapat diterima oleh masyarakat.

5. Pengembangan pariwisata tidak boleh tumbuh terlalu cepat dan berskala kecil

atau sedang.

6. Pada lokasi harus ada keharmonisan antara hubungan wisatawan, tempat dan

masyarakat setempat.

7. Keberhasilan dalam setiap aktivitas tergantung pada keharmonisan antara

pemerintah, masyarakat dan industri pariwisata.

8. Pendidikan yang mengarah pada social cultural pada setiap tingkatan

masyarakat yang berkaitan dengan aktivitas pariwisata, termasuk juga

perilaku wisatawan harus serius diorganisasikan.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

21

9. Peraturan perundang-undangan yang secara pasti melindungi budaya harus

dikeluarkan dan dilaksanakan sekaligus merevitalisasi.

10. Investor dan wisatawan harus dididik untuk menghormati kebiasaan, norma -

norma dan nilai setempat, sedangkan hal-hal yang menimbulkan dampak

negatif dihindarkan dan dampak positif dimanfaatkan.

Permasalahan dan hal pokok yang diperlukan untuk pengembangan

kepariwisataan. Budiastawa (2009), adalah :

1. Pengembangan dari sisi penawaran yang terdiri atas :

a) Pengembangan destinasi, yaitu pengembangan berbagai tempat tujuan wisata

di berbagai daerah yang satu sama lain saling melengkapi dan tidak bersaing

secara internal.

b) Pengembangan industri pariwisata, dimaksudkan untuk mengoptimalkan

kaitan-kaitan ekonomi kedepan dan kebelakang uang memiliki keuntungan

kompetitif serta kredibilitas yang tinggi.

2. Pengembangan pasar yang termasuk pengembangan citra destinasi, penetrasi

dan diversifikasi pasar untuk meningkan keterikatan pasar tradisional menjadi

wisatawan repeater dan memperluas jangkauan pasar dalam bentuk segmen-

segmen pasar baru.

3. Pengembangan industri kepariwisataan yang menyangkut organisasi, sumber

daya insan serta regulasi yang akan menangani pengelolaan kepariwisataan.

Berdasarkan konsep yang dikemukan diatas, maka dapat ditemukan

benang merah dalam memberikan konsep secara operasional tentang

pengembangan pariwisata.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

22

2.2.3 Profil Destinasi dan Daya Tarik Wisata

Menurut Siagian (2003) profil perusahaan adalah penentuan kompetensi

dan kelemhan perusahaan yang sifatnya stratejik atau menentukan. Penentuan

profil suatu perusahaan dilakukan dengan mengindetifikasi dan kemudian menilai

faktor-faktor internal yang bersifat stratejik tersebut

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan profil destinasi dan daya tarik wisata

merupakan segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

mengunjungi daerah tujuan wisata. Profil destinasi dan daya tarik wisata terdiri

dari: 1) destinasi dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan yang berwujud keadaan

alam serta flora dan fauna. 2) destinasi dan daya tarik wisata hasil karya manusia.

Daya tarik wisata menurut Yoeti (2008), adalah segala sesuatu yang dapat

menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti:

a) Nature attraction: landscape, seascape, beaches, climate, and other

geographical features of the destinations.

b) Cultural attractions: history and folklore, religion, art and special event,

festivals.

c) Social attractions: the way of life, the recident populations, language,

opportunities for social encounters.

d) Build attraction: building, historic and modern architecture, monument, park,

garden, marinas, etc.

Menurut Chafid Fendeli dkk. Dalam Wirawan (2009), menjelaskan

tentang sifat dan karakter pariwisata :

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

23

1. In situ; daya tarik wisata hanya dapat dinikmati secara utuh dan sempurna.

Pemindahan objek ex situ akan menyebabkan terjadinya perubahan objek dan

attraksinya. Umumnya wisatawan kurang puas apabila tidak mendapatkan

sesuatu secara utuh dan apa adanya.

2. Perishable; suatu gejala atau proses hanya terjadi pada waktu tertentu. Gejala

atau proses ini berulang dalam kurun waktu tertentu. Kadang siklusnya

beberapa tahun, bahkan ada yang puluhan tahun objek dan daya tarik wisata

yang demikian membutuhkan pengkajian secara mendalam untuk dipasarkan.

3. Non Recoverable; destinasi wisata mempunyai sifat dan perilaku pemulihan

yang tidak sama. Pemulihan tergantung dari faktor dalam (genotype) dan

faktor luar (phenotype). Pada umumnya pemulihan terjadi dalam waktu yang

panjang. Bahkan ada objek dan daya tarik wisata yang tidak bisa dipulihkan

4. Non substitutable: destinasi atau daya tarik wisata bisa digantikan dengan

destiansi yang lain, karena masing-masing memiliki keunikan dan daya tarik

yang berbeda.

Lebih lanjut Cooper dkk (1995), menyatakan ada 4 komponen yang harus

dimiliki oleh sebuah daya tarik wisata :

1. Attraksi (attractions), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang

menawan, dan seni-seni pertunjukan.

2. Aksesibilitas (accessibilities), seperti terpenuhinya komponen transportasi

untuk menuju objek wisata.

3. Amenitas (amenities), seperti tersedianya unsur penunjang pariwisata yaitu

akomodasi, restoran dan lain-lain.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

24

4. Ancillary service : organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayan

wisatawan.

2.2.4 Pengelolaan

Pengelolaan adalah proses pelaksanaan pencapaian tujuan tertentu yang

diselengarakan dengan pengendalian. Mengelola pariwisata berbasis masyarakat

adalah industri kepariwisataan yang pelaku utamanya adalah masyarakat itu

sendiri dengan bermodalkan pada kesederhanaan dan keunikan kehidupan

keseharian dan adat budaya, dimana masyarakat akan mendapat additional value

dalam kehidupan ekonominya maupun sosial (soewarmo dalam Tular 2005).

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seorang manajer

membutuhkan sarana manajemen yang disebut dengan unsur manajemen.

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Terry, George R (2003) tentang unsur

manajemen tersebut, terdiri dari man, material, machine, method, money, markets,

setiap unsur-unsur tersebut memiliki penjelasan dan peranan dalam manajemen.

Untuk mengetahui itu semua dengan melihat penjelasan unsur-unsur manajemen

seperti dibawah ini.

1. Man

Sarana penting atau sarana utama setiap manajer untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan oleh individu-individu tersendiri atau manusianya. Berbagai

kegiatan-kegiatan yang dapat diperbuat dalam mencapai tujuan seperti yang

dapat ditinjau dari sudut pandang seperti sudut pandang proses, perencanaan,

pengorganisasian, staffing, pengarahan, pengendalian atau dapat pula ditinjau

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

25

dari sudut bidang, seperti penjualan, produksi, keuangan dan personalia.

Bidang-bidang tersebut memerlukan sumber daya manusia.

2. Material

Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan material atau

bahan-bahan. Oleh karena itu, material dianggap pula sebagai alat atau sarana

manajemen untuk mencapai tujuan.

3. Machine

Dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi sebagai pembantu mesin

seperti pada masa lalu sebelum revolusi industri terjadi. Bahkan, sebaliknya

mesin telah berubah kedudukannya menjadi pembantu manusia.

4. Method

Untuk melakukan kegiatan secara guna dan berhasil guna, manusia

dihadapkan kepada berbagai alternatif metode cara yang dilakukannya dapat

menjadi sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan.

5. Money

Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikian rupa agar

tujuan yang diinginkan tercapai. Kegiatan atau kelancaran proses manajemen

dipengaruhi oleh pengelolaan keuangan.

6. Markets

Bagi badan yang bergerak dibidang pariwisata maka sarana manajemen

sangat penting. Sebagian dari masalah utama dalam pengelolaan wisata

adalah minimal mempertahankan pasar yang sudah ada, jika mungkin,

mencari pasar baru untuk hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, markets

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

26

merupakan salah satu sarana manajemen bagi pengelola wisata maupun bagi

semua badan yang bertujuan untuk mencari keuntungan.

Tolok ukur pariwisata berbasis kerakyatan adalah terciptanya hubungan

yang harmonis antara masyarakat lokal, sumber daya alam, budaya, dan

wisatawan (Natori, 2001: 11-22), dan kondisi ini dapat dilihat dari:

1. Adanya peningkatan antusiasme pembangunan masyarakat melalui

pembentukan suatu wadah organisasi untuk menunjang segala aspirasi

masyarakat melalui sistem kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat

lokal.

2. Keberlanjutan lingkungan fisik yang ada di masyarakat, dengan melalui

konservasi, promosi, menciptakan tujuan hidup yang harmonis antara sumber

daya alam, dan sumber daya budaya.

3. Adanya keberlajutan ekonomi melalui pemerataan dan keadilan dalam

menikmati hasil-hasil pembangunan.

4. Membangun sistem yang menguntungkan masyarakat seperti sistem

informasi yang dapat digunakan bersama-sama.

5. Menjaga kepuasan wisatawan melalui pelayanan yang baik, pengadaan

informasi yang efektif, efisien, tepat guna, serta mengutamakan kenyamanan

bagi wisatawan .

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

27

Pitana (2004), memberikan ciri-ciri pengeloaan pariwisata berbasis

kerakyatan, yaitu:

1. Small Scale (menggunakan prinsip keruangan yang kecil)

2. Locally Owned & Managed (mengupayakan kepemilikan masyarakat lokal

termasuk manajemen).

3. Spatial Distribution (pembangunan pariwisisata diharapkan dapat

menjalankan prinsip partisipasi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan,

baik pemerataan antar golongan (vertical distribution) maupun daerah

(spatial distribution)

4. Local Culture & Culture Heritage (kebudayaan masyarakat lokal dapat di

berdayakan atau dikembangkan juga terjadi revitalisasi budaya) adanya unsur

konservasi warisan budaya.

5. Specificity/Locality (lebih bersifat specifik dan kelokalan, memunculkan

istilah local genious, kemampuan masyarakat lokal dalam menyediakan

jasa/kebutuhan untuk wisatawan misalnya berupa munculnya kreativitas

dalam seni ukir, life style, dan sebagainya). Wisatawan memperoleh sesuatu

yang berbeda dan sangat dinikmati.

6. Quality Experience (adanya pengalaman yang berkualitas yang dimiliki oleh

wisatawan karena produk yang ditawarkan bersifat khusus misalnya

menikmati kehidupan masyarakat desa real travel)

7. Authenticity (mencerminkan keaslian yang sangat dicari wisatawan, misalnya

seni dan budaya masyarakat termasuk gaya hidupnya).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

28

8. Special Niche-Market (menjadi pasar yang cerah bagi mass tourism)

kecenderungan wisatawan mancanegara yang beralih dari mass tourism ke

alternative tourism.

9. Participatory Approach (sudah tentu keterlibatan masyarakat lokal menjadi

tujuan pembangunan dalam communty based tourism development, baik

dalam perencanaan, maupun implementasinya.

Dengan demikian segala potensi destinasi dalam SDM Masyarakat lokal

turut tergali dan berkembang. Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan wisata

heritage pada penelitian ini adalah dengan upaya pengelolaan potensi Monkasel

yaitu oleh manajemen Monkasel dan masyarakat lokal dengan tujuan melestarikan

warisan budaya.

2.2.5 Wisata Heritage

Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan motivasi wisatawan

serta atraksi yang terdapat di daerah tujuan wisata maka kegiatan pariwisata

dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu pariwisata yang bersifat massal dan

pariwisata minat khusus. Jika pada pariwisata jenis pertama lebih ditekankan

aspek leisure maka pada tipe kedua penekanannya adalah pada aspek pengalaman

dan pengetahuan. Pariwisata Pusaka adalah salah satu bentuk pariwisata minat

khusus yang menggabungkan berbagai jenis wisata (seperti wisata bahari, wisata

alam, wisata trekking, wisata budaya, wisata ziarah dan sebagainya) ke dalam satu

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

29

paket kegiatan yang bergantung pada sumber daya alam dan budaya yang dimiliki

oleh suatu daerah. Pariwisata Pusaka atau heritage tourism biasanya disebut juga

dengan pariwisata pusaka budaya (cultural and heritage tourism atau cultural

heritage tourism) atau lebih spesifik disebut dengan pariwisata pusaka budaya dan

alam. Pusaka adalah segala sesuatu (baik yang bersifat materi maupun non materi)

yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang ingin kita jaga

keberadaan dan keberlangsungannya. Dalam undang-undang negara kita, pusaka

yang bersifat material disebut sebagai Benda Cagar Budaya.

2.3 Landasan Teori

Dalam penelitian “Strategi Pengembangan Monumen Kapal Selam

Sebagai Daya Tarik Wisata di Kota Surabaya”. Ada beberapa teori yang

digunakan untuk menganilisis yang diuraikan sebagai berikut:

2.3.1 Manajemen Pariwisata

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan, pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan (Manulang, 2012:5) manajemen yang baik dan efektif

menghasilkan keberhasilan dalam suatu organisasi. Keberhasilan suatu organisasi

tergantung dari manajemennya dan untuk memudahkan pencapaian tujuan, baik

tujuan organisasi maupun tujuan pribadi diperlukan fungsi dan proses manajemen

yang dibagi menjadi beberapa fungsi manajemen.

Menurut Flippo (2002:5), fungsi manajemen terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan evaluasi. Tahap perencanaan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

30

berkaitan dengan penentuan mengenai program tenaga kerja, program kegiatan

akan dilaksanakan dan yang akan mendukung pencapaian tujuan dan penunjang

manajemen. Tahap Pengorganisasian yaitu organisasi yang dibentuk dengan

merancang struktur hubungan yang mengaitkan antara pekerjaan, karyawan, dan

faktor-faktor fisik sehingga dapat terjalin kerjasama satu dengan yang lainnya.

Tahap Pengawasan adalah pengarahan yang terdiri dari fungsi staffing dan

leading. Fungsi staffing yaitu menempatkan orang-orang dalam struktur

organisasi, sedangkan fungsi leading dilakukan pengarahan SDM supaya

karyawan bekerja sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh manajemen

Monkasel.

Pitana (2009:80) menekankan bahwa koordinasi merupakan fungsi utama

dan terpenting yang harus dipisahkan dan memerlukan pembahasan tersendiri.

Fungsi koordinasi merujuk kepada fungsi seseorang manajer untuk

menerjemahkan sebuah informasi, seperti perencanaan dan pengawasan, dan

mengaplikasikan informasi tersebut secara sistematis ke dalam semua fungsi

manajerial yang diterjemahkan secara nyata dalam kegiatan directing, planning,

and controlling.

Hasibuan (2006:18-19) mengemukakan bahwa tujuan manajemen dilihat

dari berbagai sudut pandang yaitu menurut tipenya:

a. Profit objectives bertujuan untuk mendapatkan laba bagi pemiliknya

b. Service objectives bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik bagi

konsumen dengan mempertinggi nilai barang dan jasa yang ditawarkan

kepada konsumen.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

31

c. Social objectives bertujuan meningkatkan nilai guna yang diciptakan oleh

perusahaan kesejahteraan masyarakat.

d. Personal objectives bertujuan agar para karyawan secara individual,

economic, and social psychological mendapat kepuasan dibidang

pekerjaannya dalam perusahaan.

Yoeti, Oka (2008), manajemen adalah merujuk kepada seperangkat

peranan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau bisa juga

merujuk kepada fungsi-fungsi yang melekat pada peranan tersebut. Fungsi-fungsi

manajemen tersebut adalah sebagai berikut

1. Planning (perencanaan).

2. Directing (mengarahkan).

3. Organizing (termasuk coordinating).

4. Controlling (pengawasan).

menekankan bahwa koordinasi merupakan fungsi utama dan terpenting

yang harus dipisahkan dan memerlukan pembahasan tersendiri. Fungsi koordinasi

merujuk kepada fungsi seseorang manajer untuk menterjemahkan sebuah

informasi, seperti perencanaan dan pengawasan, serta mengaplikasikan informasi

tersebut secara sistematis kedalam semua fungsi manajerial yang diterjemahkan

secara nyata dalam kegiatan directing, planning, and controlling.

Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas orang-

orang yang akan dikelola. Di tingkat individual, orang akan mudah mengatur

hidupnya begitu bisa mandiri. Di tingkat sosial, subjek manajemen adalah

organisasi dan kumpulan organisasi yang merupakan :

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

32

“..... grouping of people working in a prescribed or structured fashion

toward predetermined ends ... management involves the conscious integration of

organizational activity to achive chosen ends”.

Seorang manajer dapat mengelola input, proses dan output dari sistem

organisasinya namun tidak dapat mengelola dan mengontrol faktor-faktor yang

berada di luar organisasi meski faktor-faktor tersebut ikut menentukan bagaimana

organisasi tersebut berjalan. Jadi cakupan dan limit dari manajemen tergantung

pada sistem organisasi dimana kekuasaan manajerial diaplikasikan.

Pengelolaan pariwisata harus mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan

yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas dan nilai

sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta

bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Pengelolaan pariwisata harus

memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada

kearifan local dan special local sense yang merefleksikan keunikan

peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.

2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi

Basis pengembangan kawasan pariwisata.

3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah

budaya lokal.

4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan

lokal.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

33

5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan

pariwisata jika terbukti memberikan manfaat postif, tetapi sebaliknya

mengendalikan atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika

melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan alam atau

akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan pendapatan

masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen dapat dilakukan dengan baik

apabila dalam hal ini adalah Monkasel dapat menggerakkan, mengkordinir,

mengarahkan dan mengatur sesuai proses pemanfaatan sumber daya organisasi

dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

yang direncanakan sesuai dengan perencanaan bersama kelompok masyarakat

sehingga terjalin kerjasama antara pengelola dengan masyarakat setempat dengan

tujuan melestarikan peninggalan budaya dan meningkatkan taraf hidup

masyarakat setempat.

Teori manajemen dalam penelitian ini dipergunakan untuk menganalisis

strategi pengembangan wisata heritage dalam pengelolaan Monkasel sebagai

rumusan masalah 2.

2.3.2 Strategi Perencanaan Pariwisata

Menurut Marpaung (200:52) strategi merupakan suatu proses penentuan

nilai pilihan dan pembuatan keputusan dalam pemanfaatan sumber daya yang

menimbulkan suatu komitmen bagi organisasi yang bersangkutan kepada

tindakan-tindakan yang mengarah pada masa depan.strategi juga dapat pula

diartikan sebagai rencana umum yang integratif yang dirancang untuk

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

34

memberdayakan organisasi pariwisata untuk mencapi tujuan melalui pemanfaatan

sumber daya dengan tepat walaupun menemukan banyak rintangan dari pihak

pesaing (Puspa, 2006:18)

Perencanaan merupakan pengorganisasian masa depan untuk mencapai

tujuan tertentu. Menurut Paturusi (2005), syarat-syarat suatu perencanaan

meliputi:

a) Logis, yaitu bisa di mengerti dan sesuai dengan kenyataan yang berlaku.

b) Luwes, yaitu dapat mengikuti perkembangan.

c) Obyektif, yaitu didasarkan pada tujuan dan sasaran yang dilandasi

pertimbangan yang sistematis dan ilmiah, dan orientasi perencanaan tersebut

ada dua bentuk yaitu:

1) Perencanaan berdasarkan pada kecenderungan yang ada (trend oriented

planning) yaitu suatu perencanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran di

masa yang akan datang dilandasi oleh pertimbangan dan tata laku yang ada

dan berkembang saat ini.

2) Perencanaan berdasarkan pertimbangan target (target oriented planning)

yaitu suatu perencanaan yang mana tujuan dan sasaran yang ingin dicapai

dimasa yang akan datang merupakan faktor penentu.

Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia pendekatan

perencanaan yang sesuai menggunakan pendekatan kombinasi antara kedua

orientasi tersebut. Berbagai kisi-kisi pemahaman mengenai destinasi pariwisata

seperti halnya diadaptasikan dari banyak batasan pengertian yang telah diberikan

oleh pakarnya, seperti: Cooper, Fletcher, Gilbert, Shepherd and Wanhill (1998),

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

35

pada intinya mengandung tujuan yang sama bahwa kerangka pengembangan

Destinasi Pariwisata paling tidak harus mencakup komponen-komponen utama

sebagai berikut :

a. Destinasi dan Daya Tarik (Atraction), yang mencakup: daya tarik yang

berbasis utama pada kekayaan alam, budaya, maupun buatan / artificial,

seperti event atau yang sering disebut sebagai minat khusus (special interest).

b. Aksesibilitas (Accessibility), yang mencakup dukungan sistem transportasi

yang meliputi: rute atau jalur transportasi, fasilitas terminal, bandara,

pelabuhan dan modal transportasi yang lain.

c. Amenitas (Amenities), yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung

wisata yang meliputi: akomodasi, rumah makan (food and beverage), retail,

toko cinderamata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi

wisata, dan fasilitas kenyamanan lainnya.

d. Fasilitas Pendukung (Ancillary Service), yaitu ketersediaan fasilitas

pendukung yang digunakan oleh wisatawan seperti bank, telekomunikasi,

pos, rumah sakit dan sebagainya.

e. Kelembagaan (Institutions), yaitu terkait dengan keberadaan dan peran

masing-masing unsur dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata

termasuk masyarakat setempat sebagai tuan rumah.

Dalam rangka mengembangkan sebuah destinasi pariwisata, tourism

planner paling tidak harus memperhatikan dua lingkup pengembangan yang

saling melengkapi, yaitu lingkup pengembangan spasial dan tingkatan

pengembangan dari destinasi tersebut. Yang dimaksud dengan memperhatikan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

36

lingkup pengembangan spasial dalam pengertian ini adalah keharusan seorang

perencana pengembangan destinasi untuk memahami dan memperhatikan latar

belakang kontektual atau lingkungan makro dari destinasi yang akan

dikembangkan tersebut sehingga perhatian pada lingkungan makro tersebut diatas

menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan keseluruhan strategi pengembangan

sebuah destinasi pada intinya tidak boleh terlepas dari kesesuiaan dengan

konfigurasi lingkungan makronya.

Strategi pengembangan keseluruhan komponen destinasi seperti: tema

dari daya tarik utama, pengembangan amenitas dan akomodasi, pengembangan

masyarakat setempat sebagai tuan rumah harus sesuai dengan konteks lingkungan

makronya. pengembangan akomodasi yang bercirikan masyarakat pedesaan serta

pengembangan masyarakat yang berbasis nilai budaya pertanian yang tentu saja

sangat berbeda dengan berbagai strategi pengembangan destinasi yang berbasis

lingkungan makro perindustrian di perkotaan.

Sedangkan yang dimaksud dengan keharusan tourism planner untuk

memperhatikan strategi tingkatan pengembangan destinasi dalam pemahaman

tadi, adalah suatu perspective perencanaan pengembangan destinasi yang harus

berpandangan secara holistic dan menyeluruh, mulai dari tingkatan strategi

perencanaan makro dalam dimensi kerangka waktu jangka panjang yang akan

memberikan arah, prinsip dan panduan-panduan pengembangan jangka panjang,

kemudian kelingkup perencanaan jangka menengah yang menetapkan misi, tujuan

dan sasaran pengembangan destinasi serta pemosisian destinasi beserta program-

program pengembangan dalam kerangka waktu menengah, sampai dengan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

37

lingkup perencanaan tingkat operasional yang meliputi: program-program aksi

jangka pendek, termasuk business plan dan pengendaliannya yang harus

dilakukan oleh organisasi atau lembaga yang diberi kewenangan untuk mengelola

destinasi Destinasion Management Organization .

Secara ilustratif, keterkaitan sinergis antar tingkatan perencanaan

destinasi wisata tadi dapat digambarkan pada gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar : 2.1

Skema : Tingkatan Perencanaan Destinasi

Macro (long-term) Strategy

Key tourism direction, principles, guidelines and roles

Business/Corporate

Strategy (medium-term)

DMO competitive basis,

directives, structure and

finance framework

Operational Strategy (short

term)

What actions, How, When,

Who, How Much, results

sought

Destination Policy

SWOT

Vision & Goals

Growth targets

Differentiation

Principles

Strategic guidelines

Organization Roles

DMO Strategic Plan

Mission

Objectives

Target Markets

Positioning and Brand

Marketing Plan

Development Plan

Organizational Structure

Financing

DMO Annual Business Plans

KPA’s

Actions

Time Frames

Budget Allocations

Outcomes

Sumber : Hengky Hermanto, Creative -Based Tourism 2011

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

38

2.3.3 SWOT

Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-

kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki

perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang

di hadapi.

Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua organisasi memiliki

kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang

sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan/kelemahan

internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi

yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi

ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi

kelemahan.

Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R.,2005:47)

yaitu :

1. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain

yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang

dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan

adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi

perusahaan di pasar.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

39

perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya

keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat

merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan

perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu

sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan

antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang

bagi perusahaan

4. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan

perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau

yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang

baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari

analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan

kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis

SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu

yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi

bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk

memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT dapat digunakan dengan

berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi.

Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka/panduan sistematis

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

40

dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi

pertimbangan perusahaan.

Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapat menggambarkan secara

jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.

Tabel 2.1

Alternatif Strategis

IFAS

EFAS

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

Peluang (Opportunity) STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman (Threats) STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti , Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis 2006

Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :

1. Strategi SO (Strength and Opportunity).

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

2. Strategi ST (Strength and Threats).

Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

mengatasi ancaman.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, … II.pdf · Manajemen . 17 strategi sebagai ... Hubungan antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola ... masyarakat dan industri

41

3. Strategi WO (Weakness and Oppurtunity).

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT (Weakness and Threats).

Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.4 Model Penelitian

Untuk memudahkan memecahkan permasalahan dalam penelitian ini

digunakan model penelitian yang menggambarkan keterkaitan antara fenomena

yang terjadi pada saat ini yaitu banyak terjadi upaya pengahancuran cagar budaya,

adanya peluang dalam mengembangkan wisata heritage dan usaha pengembangan

pariwisata daerah dengan konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan dan

berbasis kerakyatan.

Dengan menggunakan teori manajemen dan teori SWOT serta beberapa

konsep yang terkait dengan permasalahan yang akan dipecahkan, melalui

identifikasi faktor-faktor lingkungan internal yang meliputi: lokasi, produk,

fasilitas, SDM, Promosi serta faktor-faktor, lingkungan eksternal yang meliputi :

pengunjung, teknologi, pesaing, sosial budaya, keamanan, ekonomi, pemerintah,

dan swasta. Kemudian dianalisis dengan menggunakan matrik internal-eksternal

dan matrik SWOT sehingga dapat ditentukan strategi pengembangan wisata

Monkasel di kota Surabaya, yang dapat dijelaskan pada gambar model penelitian: