BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam...

27
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kepatuhan Wajib Pajak Menurut kamus umum bahasa Indonesia (Jatmiko, 2006), kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam hal pajak, aturan yang berlaku adalah aturan perpajakan. Wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Mardiasmo, 2011). Dalam hubungannya dengan kepatuhan perpajakan, Rahayu (2010) mengatakan bahwa “pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara”. Pengertian kepatuhan wajib pajak menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:139), menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak dapat didefinisikan dari: a. kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, b. kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut kamus umum bahasa Indonesia (Jatmiko, 2006), kepatuhan berarti

tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam hal pajak, aturan yang berlaku

adalah aturan perpajakan. Wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan,

meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungutan pajak yang

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan (Mardiasmo, 2011). Dalam hubungannya dengan

kepatuhan perpajakan, Rahayu (2010) mengatakan bahwa “pada prinsipnya

kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban

perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara”.

Pengertian kepatuhan wajib pajak menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh

Siti Kurnia Rahayu (2010:139), menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak dapat

didefinisikan dari:

a. kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri,

b. kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT),

c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan

d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

Kepatuhan wajib pajak dapat dibedakan menjadi kepatuhan formal dan

kepatuhan material (Rahayu, 2010:138).

a. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi

kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang

perpajakan.

b. Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara

hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan yaitu sesuai isi

dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material juga dapat meliputi

kepatuhan formal.

Menurut Rahayu (2010:140) kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara,

pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak, dan

tarif pajak.

2.1.2 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem perpajakan suatu negara menurut Erly Suandy dalam Irawan (2013)

terdiri atas tiga unsur, yakni kebijakan perpajakan (Tax Policy), undang-undang

pajak (Tax Law) dan administrasi perpajakan (Tax Administration). Sistem

perpajakan dapat disebut sebagai metode atau cara bagaimana mengelola hutang

pajak yang terutang oleh wajib pajak dapat mengalir ke kas negara. Sistem

pemungutan pajak menurut Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton (2011:30) yakni:

a. Official Assessment System yakni sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak

yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh seseorang.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

b. Semi Self Assessment System yakni suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan besarnya

utang pajak.

c. Self Assessment System yakni suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan,

menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak. Sistem ini

merupakan sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia sampai saat

ini.

d. Witholding System yakni suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya pajak

yang terutang.

2.1.3 Sanksi Perpajakan

Sanksi merupakan suatu tindakan yang berupa hukuman yang diberikan

kepada seseorang yang telah melanggar suatu peraturan. Peraturan atau undang-

undang merupakan rambu-rambu bagi seorang individu untuk mengetahui perilaku

yang diperbolehkan atau tidak untuk dilakukan. Sanksi diperlukan agar peraturan

atau perundang-undangan tidak dilanggar. Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan akan dituruti/ditaati/dipatuhi,

dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak

melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011:59). Dalam Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

disebutkan bahwa ada dua macam sanksi, yaitu:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

a. sanksi administrasi, yang terdiri dari:

1) sanksi administrasi berupa denda

Sanksi denda adalah jenis sanksi yang paling banyak ditemukan dalam

undang-undang perpajakan. Terkait besarannya denda dapat ditetapkan

sebesar jumlah tertentu, persentase dari jumlah tertentu, atau suatu angka

perkalian dari jumlah tertentu. Pada sejumlah pelanggaran, sanksi denda ini

akan ditambah dengan sanksi pidana.

2) sanksi administrasi berupa bunga

Sanksi ini biasa dikenakan atas pelanggaran yang menyebabkan utang pajak

menjadi lebih besar. Jumlah bunga dihitung berdasarkan persentase tertentu

dari suatu jumlah, mulai dari saat bunga itu menjadi hak/kewajiban sampai

dengan saat diterima dibayarkan.

3) sanksi administrasi berupa kenaikan

Sanksi ini bisa jadi sanksi yang paling ditakuti oleh wajib pajak. Hal ini

karena bila dikenakan sanksi tersebut, jumlah pajak yang harus dibayar bisa

menjadi berlipat ganda. Sanksi berupa kenaikan pada dasarnya dihitung

dengan angka persentase tertentu dari jumlah pajak yang tidak kurang

dibayar.

b. sanksi pidana, yang terdiri dari:

1) pidana kurungan

Sanksi ini biasa terjadi karena adanya tindak pidana yang dilakukan karena

kealpaan. Batas maksimum hukuman kurungan ialah satu tahun, pekerjaan

yang harus dilakukan oleh para tahanan kurungan biasanya lebih sedikit dan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

lebih ringan, selain di penjara negara, dalam kasus tertentu diizinkan

menjalaninya di rumah sendiri dengan pengawasan yang berwajib,

kebebasan tahanan kurungan lebih banyak, pada dasarnya tidak ada

pembagian atas kelas-kelas, dan dapat menjadi pengganti hukuman denda.

2) pidana penjara

Sanksi ini biasa terjadi karena adanya tidak pidana yang dilakukan dengan

sengaja. Batas maksimum penjara ialah seumur hidup, pekerjaan yang

dilakukan oleh tahanan penjara biasanya lebih banyak dan lebih berat,

terhukum menjalani di gedung atau di rumah penjara, kebebasan para

tahanan penjara amat terbatas, dibagi atas kelas-kelas menurut kualitas dan

kuantitas kejahatan dari yang tergolong berat sampai dengan yang teringan,

dan tidak dapat menjadi pengganti hukuman denda.

United States Government Accountability Office (2009) dalam Indriyani

(2014) menyatakan sanksi perpajakan dimaksudkan untuk meningkatkan

kepatuhan pelaporan pajak.

2.1.4 Reformasi Perpajakan

Menurut Liberti Pandiangan (dalam Rapina, dkk, 2011) modernisasi

perpajakan yang dilakukan merupakan bagian dari grand design reformasi

perpajakan (tax reform) secara komprehensif. Sebagaimana yang menjadi sasaran

sejak tahun 2002, bahwa reformasi perpajakan secara komprehensif sebagai satu

kesatuan dilakukan terhadap tiga bidang pokok atau utama yang secara langsung

menyentuh pilar perpajakan, yaitu.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

a. Bidang Administrasi, yakni melalui modernisasi administrasi perpajakan

Melalui modernisasi administrasi perpajakan, diharapkan terbangun pilar-pilar

pengelolaan perpajakan nasional yang baik dan kokoh sebagai fundamental

penerimaan negara yang baik dan berkesinambungan (sustainable revenue) ke

depan. Dalam hal ini, pengelolaan perpajakan pada dasarnya tidak menutup diri

terhadap pandangan, pendapat, atau kritisi dari berbagai pihak eksternal.

Direktorat Jenderal Pajak berupaya terbuka (transparency) dan menjadikannya

sebagai masukan dalam menata dan membangun sistem pengelolaan

perpajakan yang baik dan modern.

b. Bidang Peraturan, dengan melakukan amandemen terhadap undang-undang

perpajakan

Dari aspek peraturan perpajakan, terus diupayakan dan dilakukan

pengembangan yuridis formal dan materil perpajakan. Langkah yang dilakukan

yakni melalui penyesuaian dan pembaruan peraturan seirama dengan

perkembangan yang terjadi dalam tatanan kehidupan masyarakat, negara,

maupun kegiatan ekonomi. Alasannya karena suatu peraturan pada dasarnya

harus dapat mengikuti dan diikuti oleh kehidupan masyarakat, negara, dan

pemangku kepentingan. Bila tidak, maka peraturan tersebut justru bisa menjadi

penghambat (barrier) bahkan kontradiktif, sehingga pencapaian sasaran dapat

menjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

c. Bidang Pengawasan, membangun bank data perpajakan nasional

Di bidang pengawasan, dibangun bank data perpajakan nasional sebagai upaya

menyeimbangkan pelaksanaan sistem self assessment dengan official

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

assessment dalam penghitungan dan penetapan besarnya pajak yang terutang,

sebagaimana diatur dalam UU Perpajakan. Selain itu pembangunan bank data

perpajakan nasional juga bertujuan untuk melakukan kegiatan ekstensifikasi

dan intensifikasi perpajakan. Melalui kegiatan ekstensifikasi, berdasarkan data

dan informasi yang ada maka diimbau agar masyarakat yang telah memenuhi

syarat untuk mendaftarkan diri sebagai wajib pajak untuk memperoleh Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP). Untuk orang pribadi, batasannya adalah bagi

mereka yang telah memperoleh penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena

Pajak (PTKP) baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga.

Setelah masyarakat mengetahui himbauan ini, dan ternyata masyarakat belum

mendaftarkan diri sendiri sebagai wajib pajak seiring sistem self assessment,

untuk menyeimbangkannya dilakukan penerbitan NPWP secara jabatan

(official assessment). Melalui ekstensifikasi, akan terjadi perluasan basis pajak

yakni dengan pertambahan jumlah wajib pajak, terutama orang pribadi. Dalam

kondisi seperti itu, akan terwujud aspek keadilan dalam perpajakan. Seiring

dengan itu untuk kegiatan intensifikasi dilakukan berbagai upaya kegiatan. Di

antaranya melalui model Optimalisasi Pemanfaatan Data Perpajakan (OPDP).

Malcolm Gillis (Sofyan, 2005) berpesan bahwa reformasi perpajakan di

negara berkembang dapat berhasil apabila program reformasi menghasilkan

perubahan yang mendasar dalam sistem perpajakan yang memiliki dua elemen

dasar yang saling mempengaruhi, yang pertama yaitu struktur pajak, yang kedua

yaitu mekanisme dan institusi yang mengatur administrasi perpajakan dan

kepatuhan perpajakan. Struktur pajak terdiri dari konfigurasi dari dasar pajak dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

tarif pajak. Administrasi dan kepatuhan perpajakan terdiri dari prosedur, peraturan

yang mengatur penghitungan pajak, pemungutan, pemeriksaan, sanksi, banding,

dan data termasuk teknologi informasi, struktur penghargaan pelayanan

masyarakat, pengungkapan yan diperlukan dan prinsip akuntansi perusahaan.

Alasan dilakukannya reformasi perpajakan menurut Summer, et al. yang

dikutip oleh Sofyan (2005), yaitu:

a. sebagai bagian penyesuaian struktur. Reformasi perpajakan digunakan untuk

mengurangi distorsi dari rangsangan ekonomi dan terjadinya ketidakefisienan

dan ketidakadilan dalam alokasi sumber daya,

b. sebagai bagian dari usaha menstabilkan ekonomi. Reformasi perpajakan,

bersamaan pemotongan belanja negara, untuk menghasilkan pendapatan secara

rasional tanpa distorsi adil dan berkelanjutan.

Bird dan Jantscher berpendapat bahwa perubahan kebijakan perpajakan

tanpa didukung perubahan perpajakan menjadi tak berarti (Sofyan, 2005).

Perubahan di bidang perpajakan harus sejalan dengan kapasitas administrasinya,

karena administrasi perpajakan merupakan kebijakan di bidang perpajakan yang

mempunyai hubungan tak terpisahkan.

2.1.5 Administrasi Perpajakan

Menurut Lumbantoruan (1997) dalam Candra, dkk (2013), administrasi

perpajakan merupakan cara-cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan pajak.

Dalam arti sempit menurut Nurmantu dalam Aprilina (2013), administrasi

perpajakan merupakan penatausahaan dan pelayanan atas hak-hak dan kewajiban-

kewajiban pembayar pajak yang dilakukan di kantor pajak maupun di tempat wajib

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

pajak. Mengenai peran administrasi perpajakan, menurut Carlos A. Silvani

(Sofyan, 2005) administrasi perpajakan dikatakan efektif apabila mampu mengatasi

masalah-masalah berikut ini:

a. wajib pajak tidak terdaftar (unregistered taxpayers)

Artinya sejauh mana administrasi pajak mampu mendeteksi dan mengambil

tindakan terhadap anggota masyarakat yang belum terdaftar sebagai wajib

pajak meskipun seharusnya yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan

untuk menjadi wajib pajak.

b. wajib pajak yang tidak menyampaikan SPT (stop filling taxpayers)

Wajib pajak yang sudah terdaftar di administrasi kantor pajak tetapi tidak

menyampaikan surat pemberitahuan. Administrasi pajak dituntut untuk dapat

mengumpulkan data sekaligus menindaklanjutinya dengan meminimalkan

kasus seperti ini.

c. penyelundup pajak (tax evaders)

Wajib pajak yang melaporkan pajak lebih kecil dari yang seharusnya menurut

ketentuan peraturan perundang–undangan. Keberhasilan sistem self

assessment yang memberi kepercayaan sepenuhnya kepada wajib pajak untuk

menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, sangat

tergantung dari kejujuran wajib pajak. Tidak mudah untuk mengetahui apakah

wajib pajak melakukan penyelundupan pajak atau tidak, maka dari itu

dukungan adanya bank data tentang wajib pajak dan seluruh aktivitas usahanya

sangat diperlukan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

d. penunggak pajak (delinquent tax payers)

Dari tahun ke tahun tunggakan pajak jumlahnya semakin besar. Upaya

pencairan tunggakan pajak dilakukan melalui pelaksanaan tindakan penagihan

secara intensif.

Gunadi berpendapat (Rapina, dkk. 2011) dalam menilai seberapa baik

kemampuan administrasi perpajakan dalam mengumpulkan penerimaan, perlu

diingat sasaran administrasi pajak yakni meningkatkan kepatuhan pembayar pajak

dan melaksanakan ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan

penerimaan maksimal dengan biaya yang optimal. Administrasi perpajakan dituntut

bersifat dinamik sebagai upaya peningkatan penerapan kebijakan perpajakan yang

efektif. Kriteria fisibilitas administrasi menuntut agar sistem pajak baru

meminimalisir biaya administrasi (administrative cost) dan biaya kepatuhan

(compliance cost) serta menjadikan administrasi pajak sebagai bagian kebijakan

pajak.

2.1.6 Reformasi Administrasi Perpajakan

Menurut Gunadi dalam Fitriah (2011) reformasi perpajakan meliputi dua area,

yaitu reformasi kebijakan pajak (tax policy) yaitu regulasi atau peraturan

perpajakan yang berupa undang-undang perpajakan dan reformasi administrasi

perpajakan. Tujuan utama dari reformasi administrasi adalah untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kedua,

untuk mengadministrasikan penerimaan pajak sehingga transparansi dan

akuntabilitas penerimaan sekaligus pengeluaran pembayaran dana dari pajak setiap

saat bisa diketahui. Ketiga, untuk memberikan suatu pengawasan terhadap

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

pelaksanan pemungutan pajak, terutama adalah kepada aparat pengumpul pajak,

kepada Wajib Pajak, ataupun kepada masyarakat pembayar pajak.

Chaizi Nasucha dalam Rapina (2011) berpendapat bahwa reformasi

administrasi perpajakan adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja

administrasi, baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan agar lebih

efisien, ekonomis dan cepat. Dua tugas utama reformasi administrasi perpajakan

adalah untuk mencapai efektivitas yang tinggi, yaitu kemampuan untuk mencapai

tingkat kepatuhan yang tinggi dan efisiensi berupa kemampuan untuk membuat

biaya administrasi per unit penerimaan pajak sekecil-kecilnya. Efektivitas dan

efisiensi terkadang menciptakan kontradiksi sehingga diperlukan koordinasi dan

ukuran khusus untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi administrasi

perpajakan. Dalam meningkatkan efektivitas digunakan ukuran, yaitu: (1)

kepatuhan pajak sukarela, (2) prinsip-prinsip self assessment, (3) menyediakan

informasi kepada wajib pajak, (4) kecepatan dalam menemukan masalah-masalah

yang berhubungan dengan Surat Pemberitahuan (SPT) dan pembayaran, (5)

peningkatan dalam control dan supervise, (6) sanksi yang tepat. Dalam

meningkatkan efisiensi administrasi perpajakan secara khusus dapat distimulasi

oleh: (1) penyediaan unit-unit khusus untuk perusahaan besar, (2) peningkatan

perpajakan khusus untuk wajib pajak kecil, (3) penggunaan jasa perbankan untuk

pemungutan pajak.

Chaizi Nasucha mengemukakan bahwa agar reformasi administrasi

perpajakan dapat berhasil, dibutuhkan struktur pajak disederhanakan untuk

kemudahan, kepatuhan, dan administrasi, lalu strategi reformasi yang cocok harus

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

dikembangkan, dan komitmen politik yang kuat terhadap peningkatan administrasi

perpajakan (Rapina, 2011). Berikut empat dimensi administrasi perpajakan

menurut Chaizi Nasucha.

a. Struktur organisasi

Bahwa struktur organisasi adalah unsur yang berkaitan dengan pola-pola peran

yang sudah ditentukan dan hubungan antar peran, alokasi kegiatan kepada sub

unit-sub unit terpisah, pendistribusian wewenang di antara posisi administratif,

dan jaringan komunikasi formal.

b. Prosedur organisasi

Prosedur organisasi berkaitan dengan proses komunikasi, pengambilan

keputusan, pemilihan prestasi, sosialisasi dan karier. Pembahasan dan

pemahaman prosedur organisasi berpijak pada aktivitas organisasi yang

dilakukan secara teratur.

c. Strategi organisasi

Strategi organisasi dipandang sebagai siasat, sikap pandangan dan tindakan yang

bertujuan memanfaatkan segala keadaan, faktor, peluang, dan sumber daya yang

ada sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Strategi

berkembang dari waktu ke waktu sebagai pola arus keputusan yang bermakna.

d. Budaya organisasi

Budaya organisasi didefinisikan sebagai sistem penyebaran kepercayaan dan

nilai-nilai yang berkembang dalam organisasi dan mengarahkan perilaku

anggota-anggotanya. Budaya organisasi mewakili persepsi umum yang dimiliki

oleh anggota organisasi.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

2.1.7 Sistem Administrasi Perpajakan Modern

2.1.7.1 Penerapan Sistem Administrasi Modern

Reformasi Perpajakan dilakukan bertahap, tahap pertama dilakukan antara

tahun 2002-2009. Pada tahun tersebut, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan

dua perubahan mendasar. Pertama adalah Reformasi Administrasi yang meliputi

restrukturasi organisasi, perbaikan proses bisnis, dan penyempurnaan sistem

manajemen sumber daya manusia. Kedua dilakukan Reformasi Kebijakan, yaitu

dengan mengamademen atas beberapa undang-undang perpajakan dan juga

pemberian stimulus fiskal.

Tahap kedua reformasi perpajakan dilakukan antara tahun 2009-2012,

perubahan DJP difokuskan kepada pengembangan sumber daya manusia dan

penggunaan teknologi informasi dalam administrasi perpajakan. Pengelolaan

terhadap sumber daya manusia merupakan sebuah perubahan subtansial dan belum

pernah dijalankan pada perubahan sebelumnya. Besarnya perubahan yang

dilakukan dalam Reformasi Perpajakan tampak sebagai upaya mewujudkan DJP

yang baru. DJP yang menjalankan administrasi perpajakan secara modern,

berorientasi pada pelayanan kepada wajib pajak, dan memiliki nilai-nilai organisasi

baru yang kuat.

2.1.7.2 Dimensi Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Dimensi-dimensi variabel sistem administrasi perpajakan modern sebagai

penerapan sistem administrasi perpajakan modern melalui program dan kegiatan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

dalam kerangka reformasi administrasi perpajakan jangka menengah, yaitu

(Sofyan, 2005):

a. Modernisasi Struktur Organisasi (X1)

1) Pembentukan organisasi berdasarkan fungsi

Sebagai wujud pembenahan fungsi pelayanan, pengawasan dan

pemeriksaan, struktur organisasi yang berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 443/KMK.01/2001 disusun menurut jenis pajak, dimana

Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak

Langsung Lainnya (PPN/PTLL) dilayani di KPP, sedangkan Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) dilayani Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB),

dengan diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern struktur

organisasi dirancang dengan paradigma berdasarkan fungsi dengan

pemisahan fungsi yang jelas antara Kanwil dan KPP, dimana KPP

bertanggung jawab melaksanakan fungsi pelayanan, pengawasan,

penagihan dan pemeriksaan, sedangkan Kanwil bertanggungjawab

melaksanakan fungsi pengawasan pelaksanaan operasional KPP, keberatan

dan banding, serta penyidikan.

KPP Wajib Pajak Besar (Large Tax Office, LTO) dibentuk

berdasarkan Keputusan Menteri Keungan Nomor 65/KMK.01/2002 yang

terakhir diubah dengan Keputusan Menteri Keungan Nomor

587/KMK.01/2003, menangani Wajib Pajak besar nasional dengan kriteria

jumlah peredaran usaha, jumlah pembayaran ataupun jumlah tunggakan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

pajaknya. Penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada KPP

Khusus yaitu KPP Badan Usaha Milik Negara (BUMN), KPP Penanaman

Modal Asing (PMA), KPP Perusahaan Masuk Bursa (PMB), dan KPP

Badan dan Orang Asing (Badora) berdasarkan Keputusan Menteri

Keungan Nomor 519/KMK.01/2003 jo. 587/KMK.01/2003.

Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Keungan Nomor

254/KMK.01/2004, dibentuk/ditetapkan KPP Madya (Middle Tax Office,

MTO) yang menangani Wajib Pajak Badan Besar dalam lingkup kerja

Kanwil, dan KPP Pratama (Small Tax Office, STO), yang menangani

Wajib Pajak Badan kecil dan Wajib Pajak Orang Pribadi, dan Wajib Pajak

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB).

2) Spesifikasi tugas dan tanggung jawab, antara lain:

(a) Account Representative (AR)

Penunjukan Account Representative yang khusus melayani dan

mengawasi pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak secara

langsung. Dengan pembagian tugas disesuaikan dengan kelompok

usaha Wajib Pajak, Account Representative memiliki pemahaman

tentang bisnis dan kebutuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib

Pajak. Account Representative bertanggungjawab untuk memberikan

jawaban atas setiap pertanyaan yang diajukan Wajib Pajak secara

efektif dan profesional, terutama mengenai: Rekening Wajib Pajak

(Taxpayers’ Account) untuk semua jenis pajak, kemajuan proses

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

pemeriksaan dan restitusi, interpretasi dan penegasan atas suatu

peraturan, perubahan data identitas wajib pajak, tindakan pemeriksaan

dan penagihan pajak, kemajuan proses keberatan dan banding,

perubahan peraturan yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan

wajib pajak.

(b) pemeriksaan pajak dilakukan oleh tenaga fungsional pemeriksa

dengan alokasi tenaga fungsional pemeriksa disesuaikan dengan

tingkat resiko pemeriksaan dan dilakukan pelatihan teknis yang

mendukung profesionalisme tenaga pemeriksa berdasarkan kelompok

usaha wajib pajak;

(c) spesialisasi pegawai lainnya seperti jurusita pajak dan programmer

teknologi informasi.

3) Menyelesaikan dan menyempurnakan implementasi Sistem Informasi

Perpajakan (SIP) menjadi Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu

(SAPT). Sistem Informasi Perpajakan (SIP) dikembangkan menjadi Sistem

Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) yang dikendalikan oleh

manajemen kasus (case management system) dalam sistem pemantauan

proses administrasi perpajakan (workflow system) mengacu pada otomasi

kantor mencakup pelayanan, pengawasan pembayaran dan pemeriksaan

dengan pengendalian proses, otorisasi, pengawasan pelaksanaan tugas serta

pelaporan yang dirancang sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

4) Monitoring rutin melalui Rekening Wajib Pajak (Taxpayer’s Account)

Transparansi pelayanan dan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak

didukung dengan Taxpayers Account yang berfungsi untuk mencatat secara

otomatis setiap perubahan yang terjadi pada hak dan kewajiban wajib pajak

sebagai akibat dari pembayaran pajak, penetapan, keberatan,

pemindahbukuan, Surat Pemberitahuan (SPT), dan beberapa dokumen

perpajakan lainnya.

5) Jalur pengawasan tugas pelayanan dan pemeriksaan

Dilakukan melalui penetapan standar kinerja perpajakan, penerapan kode

etik pegawai bagi pegawai pajak dan dibentuknya Komite Kode Etik, serta

kerjasama dengan Komite Ombudsman Nasional semakin melengkapi

perangkat pengawasan tugas dan pelayanan dan pemeriksaan.

b. Modernisasi Prosedur Organisasi (X2)

1) Pelayanan satu pintu melalui Account Represetative

Penunjukkan Account Representative yang bertanggungjawab secara

khusus melayani dan mengawasi administrasi perpajakan beberapa Wajib

Pajak dengan mengembangkan konsep pelayanan satu pintu sehingga

mengurangi persinggungan antara Wajib Pajak dengan petugas pajak yang

kemungkinan dapat menimbulkan ekses negatif. Account Representative

juga menangani pemohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) pajak,

Pemindahbukuan setoran pajak (Pbk), ruling dan penerbitan produk hukum.

2) Penyederhanaan prosedur administrasi dan meningkatkan standar waktu

dan kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak. Kegiatan yang dilakukan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

antara lain (i) menyederhanakan formulir Surat Pemberitahuan (SPT), (ii)

mempercepat proses penyelesaian keberatan dan banding atas produk pajak,

(iii) pengukuhan Wajib Pajak Patuh untuk mempercepat permohonan

restitusi, (iv) meninjau kriteria Wajib Pajak Pungut untuk mengurangi

permohonan restitusi, (v) meninjau kembali kewajiban pemeriksaan atas

setiap Surat Pemberitahuan Lebih Bayar (SPT LB) dan mempercepat

restitusi Surat Pemberitahuan Lebih Bayar (SPT LB) yang beresiko rendah,

(vi) pemusatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

3) Dukungan teknologi informasi modern dalam memberikan pelayanan,

pengawasan, pemeriksaan dan penagihan pajak, antara lain:

(a) SAPT terintegrasi dengan pendekatan fungsi dan prosedur administrasi

yang telah diatur dalam case management dan workflow system

didukung e-system, terutama e-Payment, e-SPT, dan e-filing yang

membantu kecepatan, ketepatan dan keamanan proses perekaman data

administrasi pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak;

(b) otomasi proses pemeriksaan dengan bantuan workflow management

dalam SAPT membantu menghindari duplikasi data, kesalahan

pencatatan dan pengawasan prosedural pemeriksaan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan didukung juga dengan

aplikasi Audit Command Language (ACL);

(c) pembangunan bank data dalam konsep masterplan secara nasional dan

kerjasama pertukaran data dengan instansi lain mewujudkan

transparansi data;

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

(d) otomasi penagihan pajak melalui SAPT sehingga prosedur pengawasan

dan administrasi tunggakan pajak dapat selalu dilakukan. Pelaksanaan

penagihan dilakukan jurusita pajak dengan metode hard dan soft

collection, dimana soft collection dapat dilakukan dengan bantuan

Account Representative;

(e) melaksanakan pelatihan teknologi informasi;

(f) penggunaan teknologi informasi dan e-system lainnya

Dalam menjalankan administrasi perpajakan dan meningkatkan

pelayanan dikembangkan aplikasi seperti e-Regristation, e-Counseling,

Complaint Center, Help Desk, Call Center, Touch Screen yang

didukung Knowledge Base yang berisi Frequently Asked Question

(FAQ), SMS tax, dan saluran komunikasi dan penyuluhan yang lebih

intensif melalui berbagai sarana seperti telepon, e-mail, portal website,

pencatatan dan penyimpanan dokumen yang lebih dapat diandalkan

menggunakan Sistem Manajemen Arsip Terpadu (SMArT), dukungan

peralatan perkantoran yang modern, lengkap, dimana tiap pegawai

dilengkapi personal computer dan akses informasi yang lebih cepat baik

dalam lingkungan intern maupun kepada wajib pajak dimana tiap

terdapat perubahan ketentuan menyangkut wajib pajak akan segera

dikonsolidasikan secara internal, diinterpretasikan dan selanjutnya

segera diinformasikan kepada wajib pajak.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

4) Fasilitas perkantoran modern

Perkantoran modern dengan keseluruhan operasi berbasis teknologi dengan

pengadaan sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan mutu dan

menunjang upaya modernisasi administrasi perpajakan di seluruh

Indonesia.

c. Modernisasi Strategi Organisasi (X3)

1) Kampanye sadar dan peduli pajak

Kampanye dan sosialisasi perpajakan sebagai bagian dari good governance

framework melalui berbagai pihak, seperti perguruan tinggi, tokoh agama,

dan juga melalui media masa, portal website, serta pemasangan billboard di

tempat-tempat strategi dan meningkatkan kinerja penyuluhan sebagai

information service dan public relation.

2) Simplifikasi administrasi perpajakan

Dukungan teknologi informasi mempercepat proses pelayanan dan

pemeriksaan dimana basis data dikembangkan dalam jaringan online

memungkinkan kecepatan akses informasi dan juga pelayanan pelaporan

Surat Pemberitahuan (SPT) dan pembayaran pajak secara online

mengurangi administrative cost dan compliance cost.

3) Intensifikasi penerimaan pajak, diantaranya dengan:

(a) melaksanakan pemeriksaan terhadap sektor industri tertentu yang

tingkat kepatuhannya masih rendah dan/atau potensi perpajakannya

masih dapat digali;

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

(b) meningkatkan kegiatan penyidikan tindak pidana di bidang

perpajakan untuk memberikan detterent effect yang positif;

(c) melaksanakan kegiatan penagihan pajak melalui penyitaan rekening

Wajib Pajak/Penanggung Pajak, pencegahan dan penyanderaan;

4) Melaksanakan pelatihan tentang metode dan teknik pelayanan prima

d. Modernisasi Budaya Organisasi (X4)

1) Program penerapan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good

governace)

(a) Menerapkan kode etik terhadap seluruh pegawai Direktorat Jenderal

Pajak. Tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good

governance) dicirikan oleh adanya kode etik Pegawai Direktorat

Jenderal Pajak berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

222/KMK.03/2002 tanggal 14 Mei 2002 sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007

tanggal 23 Juli 2007.

(b) penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan

profesional, antara lain melalui pelaksanaan fit and proper test secara

ketat, penempatan pegawai yang disesuaikan dengan kapasitas dan

kapabilitasnya, reorganisasi, kaderisasi, pelatihan dan pogram

pengembangan self capacity, reward and punishmen, reformasi moral

dan etika.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian-penelitian sebelumnya menjadi suatu acuan bagi penelitian ini

untuk dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan Hasan Irawan dan Siti

Khairani (2013) dengan judul “Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya

Palembang”, bertujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi-dimensi yang terdapat

dalam sistem administrasi perpajakan modern yaitu struktur organisasi, prosedur

organisasi, strategi organisasi dan budaya organisasi terhadap kepatuhan wajib

pajak. Penelitian ini menjadikan wajib pajak dan pegawai KPP Madya Palembang

sebagai subjek penelitian. Hasil dari penelitian ini secara simultan dimensi-dimensi

dalam sistem administrasi perpajakan tersebut berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak, sedangkan secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Siti Aminah (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan

Sistem Administrasi Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Surakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap

kepatuhan wajib pajak dengan variabel independen yang digunakan yaitu struktur

organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi

sedangkan variabel dependen penelitian ini yaitu kepatuhan wajib pajak. Populasi

dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Surakarta. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa struktur

organisasi dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak,

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

sedangkan prosedur organisasi dan strategi organisasi tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Penelitian selanjutnya berjudul “Pengaruh Kesadaran, Penyuluhan,

Pelayanan dan Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”

yang dilakukan oleh Alifa Nur Rohmawati dan Ni Ketut Rasmini (2011) bertujuan

untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, penyuluhan, kualitas

pelayanan, dan sanksi perpajakan pada kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP

Pratama Denpasar Barat. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa kesadaran wajib

pajak, penyuluhan, pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh pada kepatuhan

wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Barat.

Surliani dan Kardinal (2014) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh

Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Ketegasan Sanksi Pajak dan Pemeriksaan

Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada KPP Ilir Barat”. Penelitian ini

dilakukan untuk membuktikan pengaruh pemahaman, kualitas pelayanan,

ketegasan sanksi pajak, dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

secara parsial dan simultan. Populasi dari penelitian ini adalah wajib pajak orang

pribadi dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 orang. Hasil penelitian

tersebut menyimpulkan bahwa baik secara simultan maupun parsial terdapat

pengaruh antara variabel pemahaman, kualitas pelayanan, ketegasan sanksi pajak

dan pemeriksaan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2013:93). Hipotesis dalam penelitian ini terbagi menjadi lima

yaitu hipotesis variabel struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi

dan budaya organisasi yang merupakan dimensi dari modernisasi sistem

administrasi perpajakan dan hipotesis variabel sanksi perpajakan.

2.3.1 Pengaruh Struktur Organisasi pada Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Robinson dalam penelitian Fitriah (2011), menyatakan bahwa

struktur organisasi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut

ditunjukkan dengan adanya rencana formal untuk menciptakan pembagian kerja

yang efisien dan koordinasi yang efektif dari kegiatan-kegiatan anggota organisasi.

Madewing (2013) di dalam penelitiannya menyatakan bahwa struktur organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan adanya

modernisasi struktur organisasi kerja yang lebih baik seperti pembentukan

organisasi berdasarkan fungsi, spesifikasi tugas dan tanggung jawab seperti adanya

bagian pengawasan, penagihan dan pemeriksaan, maka akan memudahkan wajib

pajak dalam melaporkan pajaknya sehingga kepatuhan wajib pajak akan meningkat.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H1: struktur organisasi berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

2.3.2 Pengaruh Prosedur Organisasi pada Kepatuhan Wajib Pajak

Lazzaro dalam Fitriah (2011) mengemukakan bahwa prosedur organisasi

adalah perincian langkah-langkah dari sistem dan rangkaian kegiatan yang saling

berhubungan erat satu sama lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Prosedur

organisasi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Menurut Ismawan

dalam Fitriah (2011), agar terciptanya kepatuhan sukarela ada beberapa faktor,

diantaranya: pelayanan yang baik, prosedur yang sederhana dan mudah,

pemantauan kepatuhan dan verifikasi yang efektif. Sofyan (2005) di dalam

penelitiannya menyatakan prosedur organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H2: prosedur organisasi berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.

2.3.3 Pengaruh Strategi Organisasi pada Kepatuhan Wajib Pajak

Strategi organisasi dipandang sebagai siasat, sikap pandangan dan tindakan

yang bertujuan memanfaatkan segala keadaan, faktor, peluang, dan sumber daya

yang ada sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berhasil

dan selamat (Sofyan, 2005). Melalui penyampaian informasi perpajakan dan

penyuluhan perpajakan yaitu dengan penyusunan konsep program, sistem dan

metode yang sistematis dan komperhensif, peningkatan kualitas sumber daya

manusia dengan diklat penyuluhan pajak, intensifikasi penerimaan pajak dapat

memengaruhi kepatuhan wajib pajak melalui modernisasi strategi organisasi.

Sofyan (2005) di dalam penelitiannya menyatakan bahwa strategi organisasi

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan

penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H3: strategi organisasi berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.

2.3.4 Pengaruh Budaya Organisasi pada Kepatuhan Wajib Pajak

Sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam

organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya merupakan definisi dari

budaya organisasi yang dikemukakan oleh Sofyan (2005). Budaya organisasi

memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dapat diketahui melalui,

penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional dengan

pelaksanaan fit and proper test secara ketat, penempatan pegawai yang disesuaikan

dengan kapasitas dan kapabilitasnya, reorganisasi, kadernisasi, reward and

punishment, reformasi, nilai, moral serta komitmen terhadap tugas. Penelitian yang

dilakukan Sofyan (2005) mengemukakan bahwa budaya organisasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H4: budaya organisasi berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.

2.3.5 Pengaruh Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak

Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi, dengan

kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori … II.pdf · c. kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan d. kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. ...

melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011:59). Dalam undang-undang

perpajakan terdapat dua jenis sanksi, berupa sanksi pidana dan administrasi.. Sanksi

perpajakan dikenakan kepada wajib pajak yang tidak patuh dalam memenuhi

perpajakannya. Sanders, et al dan Yadnyana dalam Rohmawati (2012) di dalam

penelitiannya menyatakan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut.

H5: sanksi perpajakan berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.