BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja...

27
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi (Halim, 2007:101). Menurut peraturan pemerintah No. 25 Tahun 2005 belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, dan asset tak berwujud. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka menambah asset atau kekayaan serta menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan biaya pemeliharaan (Sheila, 2012). Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 53 ayat 1 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Belanja modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian, pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Belanja modal yang diatur dalam pasal 50 huruf c Permendagri No 59 Tahun 2007 tentang perubahan Permendagri Nomor 13/2006 Tentang pengelolaan Keuangan Daerah digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Salah satu tugas penting dari pemerintah daerah adalah menyediakan dan

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Belanja Modal

Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset

tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi

(Halim, 2007:101). Menurut peraturan pemerintah No. 25 Tahun 2005 belanja

modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya

yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi

belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, dan asset

tak berwujud. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan

dalam rangka menambah asset atau kekayaan serta menambah anggaran rutin

untuk biaya operasional dan biaya pemeliharaan (Sheila, 2012).

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Pasal 53 ayat 1 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Belanja modal

merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian, pengadaan atau

pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12

(dua belas) bulan. Belanja modal yang diatur dalam pasal 50 huruf c Permendagri

No 59 Tahun 2007 tentang perubahan Permendagri Nomor 13/2006 Tentang

pengelolaan Keuangan Daerah digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan

dalam rangka pengadaan asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat

lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.

Salah satu tugas penting dari pemerintah daerah adalah menyediakan dan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

14

membangun infrastruktur publik melalui alokasi belanja modal pada APBD.

Belanja modal merupakan belanja pemerintah daerah yang mempunyai pengaruh

penting terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan akan memiliki daya

ungkit sebagai roda menggerakkan perekomian daerah

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), belanja modal merupakan

pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau

menambah masa manfaat, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Dalam

SAP, belanja modal dapat dikategorikan ke dalam 5 (lima) kategori utama, yaitu :

1. Belanja Modal Tanah

Belanja modal tanah adalah pengeluaran yang digunakan untuk

pengadaan, pembelian, pembebasan, penyelesaian, balik nama dan sewa

tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah,

pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan

perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap

pakai (Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2013).

2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran yang digunakan

untuk pengadaan, penambahan, penggantian, dan peningkatan kapasitas

peralatan dan mesin, serta inventaris kantor yang memberikan manfaat

lebih dari 12 (dua belas) bulan, dan sampai peralatan dan mesin

dimaksud dalam kondisi siap pakai (Kementrian Keuangan Republik

Indonesia, 2013).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

15

3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran yang digunakan

untuk pengadaan, penambahan, penggantian, dan termasuk pengeluaran

untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung

dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan

dimaksud dalam kondisi siap pakai (Kementrian Keuangan Republik

Indonesia, 2013).

4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran yang

digunakan untuk pengadaan, penambahan, penggantian, peningkatan

pembangunan, pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran

untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan

jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan

dimaksud dalam kondisi siap pakai (Kementrian Keuangan Republik

Indonesia, 2013).

5. Belanja Modal Fisik Lainnya

Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran yang digunakan untuk

belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian,

barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman,

buku-buku, dan jurnal ilmiah (Kementrian Keuangan Republik

Indonesia, 2013).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

16

Secara spesifik sumber pendanaan untuk belanja modal belum ditentukan

aturannya, namun seluruh jenis sumber-sumber penerimaan daerah dapat

dialokasikan untuk mendanani belanja daerah diantaranya belanja modal. Sumber-

sumber penerimaan daerah (UU Nomor 33 tahun 2004) yang dapat digunakan

sebagai sumber pendanaan belanja daerah berasal dari pendapatan daerah dan

pembiayaan daerah. Pendapatan daerah bersumber dari :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu : Pajak Daerah, Retribusi Daerah,

Hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain PAD yang sah.

2. Dana Perimbangan yaitu : Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum,

Dana Alokasi Khusus.

3. Pendapatan lain-lain yang sah yaitu : Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah yang tidak terpisahkan, Jasa Giro, Pendapatan bunga,

Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap uang asing, komisi, dan

potongan, atau bentuk lain dari sebab akibat dari penjualan, pengadaan

barang dan jasa yang dilakukan oleh daerah.

Sedangkan pembiayaan daerah bersumber dari : Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran Daerah (SILPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana cadangan daerah,

dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.

Pengalokasian Dana yang bersumber dari pendapatan dan pembiayaan

daerah kepada belanja daerah ditentukan oleh kebutuhan daerah itu sendiri. Pada

umumnya sumber dana yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah lebih

banyak dialokasikan kepada belanja operasional daerah dan sisanya dialokasikan

untuk belanja daerah lainnya diantaranya belanja modal. DAU lebih banyak

dialokasikan kepada belanja pegawai, dan sisanya dialokasikan kepada belanja-

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

17

belanja daerah diantaranya belanja modal. Belanja modal pada umumnya berasal

dari dana bantuan (fund). Dana bantuan pemerintah yang selalu dialokasikan

untuk membiayai belanja modal adalah dana alokasi umum dan dana alokasi

khusus. Secara keseluruhan jumlah belanja modal yang dialokasikan dalam APBD

sekurang-kurangnya 29 persen dari belanja daerah sesuai amanat Peraturan

Presiden Nomor 5 Tahun 2010.

2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi

Menurut pandangan para ekonom klasik (Adam Smith, David Ricardo,

Thomas Robert Malthus dan John Stuart Mill), maupun para ekonom neoklasik

(Robert Sollow dan Trevor Swan), pada dasarnya ada empat faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu : (1) jumlah penduduk,(2) jumlah stok

barang modal, (3) luas tanah dan kekayaan alam, (4) tingkat teknologi yang

digunakan. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau

berkembang apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi dari yang dicapai

pada masa sebelumnya. Menurut Prof. Simon Kuznets dalam (Jhingan, 2004:57)

mendefinisikan pertumbuhan ekonomi kenaikan jangka panjang dalam

kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-

barang ekonomi kepada penduduknya.

Secara umum pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses

kenaikan output per kapita dalam jangka panjang (Boediono, 1981:1). Proses

kenaikan output per kapita diproksikan dengan Produk Domestik Regional Bruto

per Kapita (PDRB) yang didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

18

seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di

suatu daerah (Nugroho,2010). Sadono Sukirno berpendapat bahwa pertumbuhan

ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun

ke tahun. Sehingga untuk mengetahuinya harus diadakan perbandingan

pendapatan nasional dari tahun ke tahun, yang dikenal dengan laju pertumbuhan

ekonomi (Sukirno, 2004 :423).

Menurut Todaro pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses yang

mantap dimana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat sepanjang

waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan nasional yang semakin besar.

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan dari kegiatan perekonomian dimana

hal tersebut berdampak pada jumlah produksi barang dan jasa yang semakin

bertambah sehingga kemakmuran masyarakat meningkat. Ukuran pertumbuhan

ekonomi diproksikan dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah dihitung dengan PDRB atas

dasar harga konstan 2000 (Prakarsa , 2014).

2.1.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-

faktor yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang

(Boediono,1981:2). Pertumbuhan ekonomi akan terjadi apabila ada

kencenderungan yang terjadi dari proses internal perekonomian, artinya harus

berasal dari kekuatan yang ada di dalam perekonomian itu sendiri. Untuk

mengetahui apakah suatu perekonomian mengalami pertumbuhan, harus

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

19

dipertimbangkan PDRB riil satu tahun (PDRBt) dengan PDRB riil tahun

sebelumnya (PDRBt-1), atau dapat di formulasikan sebagai berikut (Krisna

Dewi,2014).

PDRBt - PDRBt-1 Pertumbuhan Ekonomi (PE) = x 100% .……..….(2.1) PDRBt-1

Menurut Todaro dan Smith ( 2003: 92) ada tiga faktor utama yang

menpengaruhi pertumbuhan ekonomi ,yaitu:

1. Akumulasi Modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru

yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya.

Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian

pendapatan di tabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan

memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Investasi juga

harus disertai dengan investasi jalan-jalan raya, penyedian listrik,

persedian air bersih, perbaikan sanitasi, fasilitas komunikasi, demi

menunjang aktivitas ekonomi produktif. Investasi dalam pembinaan

sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia

sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif terhadap angka

produksi.

2. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk secara

tradisional dianggap salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan

ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah

jumlah tenaga produktif , sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih

besar berarti meningkatkan ukuran potensi pasar domestiknya.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

20

3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi disebabkan oleh teknologi cara-

cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-

pekerjaan tradisional. Ada tiga klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu :

1) Kemajuan teknologi netral (neutral technological progress) terjadi

apabila teknologi tersebut mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi

dengan menggunakan faktor input yang sama.

2) Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor saving) atau hemat

modal (capital saving) yaitu jumlah pekerja yang dibutuhkan semakin

sedikit dibutuhkan dalam kegiatan produksi yang lebih tinggi dengan

jumlah modal atau input yang sama.

3) Kemajuan teknologi yang meningkatkan modal (capital- augmenting

techonolgical progress) terjadi jika penggunaan teknologi tersebut

memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara lebih

produktif.

2.1.3.1 Teori Pertumbuhan Rostow

Model pembangunan atau tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang

dicetuskan oleh Rostow dalam bukunya (the stages of economic growth). Menurut

Rostow pembangunan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap yaitu

masyarakat tradisional (the traditional society), prasyarat untuk tinggal landas (the

preconditions for take-off), tinggal landas (the take-off), menuju kedewasan (the

drive to maturity), dan masa konsumsi tinggi (the age of high mass-

comsumption). setiap Negara didunia dapat digolongkan ke dalam salah satu dari

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

21

kelima tahap pertumbuhan ekonomi (Sukirno,2006:167). Kelima tahapan dari teori

pertumbuhan ekonomi Rostow adalah :

1) Masyarakat Tradisional

Rostow mengartikan tahap masyarakat tradisional sebagai suatu

masyarakat yang strukturnya berkembang di dalam fungsi produksi yang

terbatas, yang didasarkan kepada teknologi, ilmu pengetahuan, dan sikap

masyarakat yang masih menggunakan cara-cara berproduksi yang relatif

primitif dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh

nilai-nilai yang dicetuskan oleh cara pemikiran yang tidak rasional

(Sukirno, 2006:169).

2) Tahap Prasayarat Tinggal Landas

Rostow mendefinisikan tahap ini sebagai suatu masa transisi pada ketika

di mana suatu masyarakat telah mempersiapkan dirinya, atau dipersiapkan

dari luar, untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk

terus berkembang (Sukirno, 2006:170). Menurut Rostow pada tahap ini

dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan berlangsung secara dinamis.

3) Tahap Tinggal Landas

Tahap tinggal landas adalah suatu tahap yang ditandai adannya

pembaharuan-pembaharuan (inventions) dan peningkatan penanaman

modal. Adanya tingkat penanaman modal yang makin tinggi akan

mengakibatkan bertambahnya tingkat pendapatan nasional dan akan

melebihi tingkat pertambahan penduduk. Dengan demikian tingkat

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

22

pendapatan perkapita makin lama makin bertambah besar (Sukirno,

2006:173).

4) Tahap Menuju kedewasan

Tahap menuju kedewasaan yang diartikan oleh Rostow sebagai masa di

mana masyarakat sudah efektif menggunakan teknologi modern pada

sebagian besar faktor produksi dan kekayaan alamnya (Sukirno,

2006:176).

5) Tahap Konsumsi Tinggi

Tahap terakhir dalam teori pertumbuhan ekonomi Rostow adalah tahap

konsumsi tinggi, yaitu masa di mana perhatian masyarakat lebih

menekankan kepada masalah-masalah konsumsi dan kesejahteraan, dan

bukan lagi kepada masalah produksi (Sukirno, 2006:177).

2.1.3.2 Teori Pertumbuhan Harrod Domar

Teori pertumbuhan Harrod Domar dikembangkan oleh dua orang ahli

ekonomi yaitu Evsey Domar (1947) dan R.F. Harrod (1939). Teori ini

dikembangkan secara terpisah, tetapi meiliki inti dari teori yang sama. Keduanya

melihat pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan

meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan output.Teori

Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan

ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap

kurang lengkap karena tidak menyinggung masalah-masalah ekonomi jangka

panjang. Sedangkan teori Harrod-Domar menganalisis syarat-syarat yang

diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

23

panjang, atau perekonomian yang tumbuh dan berkembang dengan mantap Steady

Growth (Sukirno, 2006: 256).

Menurut Harrod-Domar pembentukan modal merupakan faktor penting

yang menentukan pertumbuhan ekonomi, pembentukan modal dapat di peroleh

melalui akumulasi tabungan. Pembentukan modal tidak hanya dipandang sebagai

pengeluaran menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan

barang dan jasa, dan juga akan meningkatkan permintaan efektif masyarakat. Jika

pada suatu periode tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada

masa berikutnya perekonomian tersebut akan mempunyai kemampuan lebih besar

dalam menghasilkan barang dan jasa (Arsyad,2010: 84).

Harrod–Domar mengembangkan teorinya berdasarkan beberapa asumsi yaitu:

1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan

barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara

penuh.

2. Perekonomian terdiri dari 2 sektor yaitu rumah tangga dan perusahaan,

berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.

3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proposional dengan besarnya

pendapatan nasional berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.

4. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS)

besarnya tetap, demikian juga ratio antar modal- output (capital-output

ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capital-

output ratio = ICOR).

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

24

Diasumsikan juga terdapat hubungan ekonomis secara langsung antara

besarnya total stok modal (K) dan output total (Y). setiap tambahan neto terhadap

stok modal (investasi baru) akan menghasilkan kenaikan output total sesuai

dengan rasio modal atau output tersebut (Arsyad, 1999: 66).

ks

YΛY

……………………………………………..………………....(2.2)

Persamaan tersebut merupakan bentuk sederhana dari teori pertumbuhan

Harrod-Domar. Persamaan tersebut menunjukan tingkat pertumbuhan output

(ΔY/Y) ditentukan secara bersama oleh rasio tabungan (s) dan rasio modal-output

(COR= K). Secara lebih spesifik, persamaan ini menunjukan bahwa tingkat

pertumbuhan output secara positif berhubungan dengan rasio tabungan, sedangkan

hubungan antara COR dengan tingkat pertumbuhan output adalah negatif

(semakin besar COR, maka semakin rendah pertumbuhan output). Jadi

berdasarkan teori Harrod-Domar agar dapat tumbuh perekonomian harus

menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya

(Arsyad,1999:67).

2.1.3.4 Teori Pertumbuhan Neoklasik (Solow – Swan) Teori pertumbuhan pertumbuhan Neoklasik merupakan pengembangan

dari model Harrod- Domar yang hanya memfokuskan pada pembentukan modal,

sedangkan teori neoklasik ini berkembang sejak tahun 1950-an, ekonom yang

menjadi perintis dalam mengembangkan teori ini Robet Solow dan Travor Swan.

Menurut Solow dan Swan pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan

faktor-faktor produksi yaitu, penduduk, akumulasi modal, dan kemajuan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

25

teknologi. Dalam teori ini kemajuan teknologi diasumsikan sebagai variabel

eksogen. Hubungan antara output, modal dan tenaga kerja dapat ditulis dalam

bentuk fungsi sebagai berikut

Y = F (K)………….……………………...…………………………...…(2.3)

Dari persaman tersebut terlihat bahwa output (Y) fungsi dari adalah fungsi

dari capital stock per pekerja. Sesuai dengan fungsi produksi yang berlaku hukum

“the law of deminishing return”, dimana pada titik produksi awal, penambahan

kapital per labor akan menambah output per pekerja lebih banyak, tetapi pada titik

tertentu penambahan capital stock per pekerja tidak akan menambah output per

pekerja dan bahkan akan bisa mengurangi output per pekerja. Teori ini

menjelaskan bahwa modal dan jumlah tenaga kerja yang saling beinteraksi

(Arsyad,2010:88). Sedangkan fungsi investasi dituliskan sebagai berikut.

I = S F (K) ................................................................................................(2.4)

Dalam persamaan tersebut, tingkat investasi per pekerja merupakan fungsi

capital stock per pekerja. Capital stock sendiri dipengaruhi oleh besarnya

investasi dan penyusutan dimana investasi akan menambah capital stock dan

penyusutan akan menguranginya.

ΔK = I - γ Kt ............................................................................................(2.5)

γ adalah porsi penyusutan terhadap capital stock. Tingkat tabungan yang

tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan capital stock dan akan

meningkatkan pendapatan sehingga memunculkan pertumbuhan ekonomi yang

cepat. Tetapi dalam kurun waktu tertentu pertumbuhan ekonomi akan mengalami

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

26

perlambatan jika telah mencapai apa yang disebut steady-state level of capital.

Kondisi ini terjadi jika investasi sama dengan penyusutan akumulasi modal.

Kemajuan teknologi dalam teori Solow dianggap sebagai faktor eksogen.

Dalam perumusan selanjutnya fungsi produksi adalah

Y = f (K,L,E)………………………………………………………….....(2.6)

dimana E adalah efisiensi tenaga kerja.Y/LE dimana LE menunjukkan

jumlah tenaga kerja efektif. Teori pertumbuhan Neoklasik dapat diuraikan ke

dalam suatu fungsi produksi Cobb Douglas, dimana output merupakan fungsi dari

tenaga kerja dan modal. Sedangkan tingkat kemajuan teknologi merupakan

variabel eksogen. Asumsi yang digunakan dalam model Solow-Swan adalah skala

penegmbalian yang konstan (constant returns to scale), subtitusi antara modal (K)

dan tenaga kerja (L) bersifat sempurna , dan adanya produktivitas marginal yang

semakin menurun (diminishing marginal productivity) dari tiap inputnya. Analisis

Solow berakhir pada jalur keseimbangan (keadaan mantap) yang berangkat dari

sembarang rasio modal dan tenaga kerja (Jinghan, 2004 : 275).

Teori pertumbuhan Neo-Klasik didasarkan pada fungsi produksi yang telah

di kembangkan oleh dua penulis Amerika, yaitu Charles Cobb dan Paul Douglas

yang lazim di kenal fungsi poduksi Cobb-Douglas (Sukirno, 2006:266). Fungsi

tersebut dapat dituliskan secara berikut :

Yt = Tt Kt a Lt b………………………………………………………....…(2.7)

Dimana: Yt = tingkat produksi pada tahun t Tt = tingkat teknologi pada tahun t Kt = jumlah stok barang modal pada tahun t Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t a = pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit modal. b = pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

27

Nilai Tt , a dan b bisa disetimasi secara emperis, tetapi pada umunya nilai a

dan b ditentukan besarnya dengan menganggap bahwa a + b = 1, yang berarti

bahwa nilainya adalah sama dengan batas produksi dari masing-masing faktor

produksi, atau nilai a dan b ditentukan dengan melihat peranan tenaga kerja dan

modal t dalam menciptakan output (Arsyad, 1999 : 64).

2.1.3.5 Teori Pertumbuhan Endogen

Teori pertumbuhan endogen yang dipelopori oleh Romer (1986) dan Lucas

(1988). Bidang kajian yang menarik perhatian Romer adalah pertumbuhan

ekonomi memiliki persefektif yang lebih lebih luas dengan memasukan

komponen teknologi endogen hasil dari penelitian dan pengembangan (research

& development) dan ilmu pengetahunan ke dalam model pertumbuhan ekonomi.

Berbeda dengan teori-teori pertumbuhan sebelumnya. Pada teori sebelumnya

hanya menekankan pentingnya proses akumulasi modal dalam pertumbuhan

ekonomi. Pertumbuhan endogen mengkajikan sebuah teoritis yang lebih luas

dalam menganalisis pertumbuhan ekonomi. Teori ini menganalisis faktor-faktor

pertumbuhan ekonomi berasal dari dari dalam (endogenous) sistem ekonomi itu

sendiri. Kemajuan teknologi dianggap hal yang bersifat endogen, dimana

pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari keputusan para pelaku ekonomi

berinvestasi dalam bidang ilmu pengetahuan. Pengertian modal dalam teori ini

bersifat lebih luas, bukan hanya sekedar modal fisik tetapi juga mencakup modal

insani (human capital) (Arsyad, 2010: 91).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

28

Teori pertumbuhan endogen muncul sebagai kritik terhadap asumsi

diminishing marginal returns to capital investment. Menurut teori pertumbuhan

ini faktor-faktor utama penyebab terjadinya perbedaan tingkat pendapatan

perkapita antar Negara adalah karena adanya mekanisme ahli pengetahuan,

kapasitas investasi modal fisikal, modal insani dan infrastruktur. Robet E. Lucas

(1988) menekankan pentingnya modal insani dalam pembangunan, Romer juga

memandang pertumbuhan ekonomi merupakan hasil yang nyata dari adanya

akumulasi dibidang ilmu pengetahuan (Arsyad, 2010: 91). Menurut Romer dalam

(Todaro dan Smith, 2009:174), cadangan modal (K) dalam keseluruhan

perekonomian secara positif mempengaruhi output pada perusahaan, sehingga

terdapat kemungkinan hasil skala produksi yang semakin meningkat (increasing

return to scale-IRS). Cadangan modal juga meliputi pengetahuan yang dimiliki.

Bagian pengetahuan yang terdapat cadangan modal setiap perusahaan secara

esensial adalah sebuah barang publik (public good),seperti produktivitas tenaga

kerja dalam model solow, yang merembes ke perusahaan lain di dalam

perekonomian secara instan. Hasilnya model ini memperlakukan belajar dari

pengalaman (earning by doing), belajar dari investasi (earning by investmen).

Teori ini menjelaskan tentang bagaimana akumulasi modal tidak mengalami

diminishing returnts, namun justru akan mengalami increasing returns dengan

adanya investasi dibidang SDM dengan ilmu pengetahuan.Romer mengasumsikan

teori pertumbuhan endogen mempunyai tiga elemen dasar, yaitu (Arsyad, 2010:

93) :

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

29

1. Adanya perubahan yang bersifat endogen melalui sebuah proses akumulasi

pengetahuan.

2. Adanya penciptaan ide-ide baru oleh perusahaan sebagai akibat dari

mekanisme luberan pengetahuan (knowledge spillover).

3. Produksi barang-barang konsumsi yang dihasilkan oleh faktor produksi

ilmu pengetahuan akan tumbuh tanpa batas.

Dalam prakteknya, formula fungsi produksi tersebut seringkali

digambarkan oleh fungsi produksi “AK”, yang di tunjukan oleh persamaan:

Y= AK ………………………………………………………………...(2.8)

Dimana :

Y = total output K = persediaan modal A = teknologi

Sedangkan fungsi produksi dalam model pertumbuhan endogen dapat

ditunjukkan oleh formula sebagai berikut :

Y= F(A, K , L, H)……………………………………………………...(2.9)

Dimana:

Y = output A = perkembangan teknologi K = modal fisik L = tenaga kerja H = akumulasi modal insani

Investasi dalam modal fisik dan modal insani (salah satunya mealalui

sarana pendidikan) akan meningkatkan produktivitas. Ilmu pengetahuan dan

teknologi dinilai mampu meningkatkan produktivitas persatuan input. Dalam

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

30

model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi mampu mendorong

pertumbuhan yang berkesinambungan.

Model pertumbuhan endogen menurut Romer menjelaskan bahwa tingkat

pertumbuhan pendapatan per kapita dalam perekonomian adalah :

g – n = β / [1- α + β] ………….……………………………………...(2.10)

Dimana:

g = output n = pertumbuhan populasi β = perubahan teknologi α = elatisitas output terhadap modal

dalam model Solow dengan skala hasil konstan β = 0, maka pertumbuhan

pendapatan per kapita akan menjadi nol (tanpa adanya kemajuan teknologi).

Romer mengasumsikan bahwa dengan mengumpulkan ketiga faktor produksi

termasuk eksternalitas modal, maka β > 0 sehingga g – n > 0 dan Y/L (pendapatan

per kapita) akan mengalami pertumbuhan. Hal yang menarik dalam model Romer

adalah adanya imbasan investasi atau teknologi yang semakin meningkat,

sehingga menghilangkan asumsi hasil yang semakin menurun (diminishing

marginal product of capital). Dalam model Solow, capital hanya mencakup

persediaan pabrik dan peralatan perekonomian sehingga wajar mengasumsikan

pengembalian modal yang kian menurun. Investasi dalam modal fisik dan tenaga

kerja tidak dapat dilaksanakan sendiri secara penuh oleh investor, sedangkan

dalam teori pertumbuhan endogen adanya eksternalitas dapat menciptakan

increasing return to scale, sehingga memperbaiki asumsi constant return to scale

yang digunakan oleh model neo-klasik (Arsyad, 2010: 95).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

31

2.1.4 Kesejahteraan Masyarakat

Konsep kesejahteraan masyarakat merujuk pada konsep pembangunan

kesejahteraan sosial, yakni serangkaian aktivitas yang terencana dan melembaga

yang ditujukan untuk meningkatkan standar dan kualitas kehidupan manusia

(Suharto,2006). Pengertian kesejahteraan sosial menurut Whithaker dan Federico

(1997) merupakan sistem suatu bangsa tentang manfaat barang dan jasa untuk

membantu masyarakat guna memperoleh kebutuhan sosial,ekonomi, pendidikan,

kesehatan yang penting bagi kelangsungan masyarakat tersebut. Seseorang yang

mempunyai kekurangan kemampuan mungkin memiliki kesejahteraan yang

rendah, kurangnya kemampuan dapat berarti kurang mampu untuk mencapai

fungsi tertentu sehingga kurang sejahtera. Menurut Midgley (1995) model

pembangunan sosial pada dasarnya menekankan pentingnya pengentasan

kemiskinan melalui pemberdayaan kelompok marjinal, yakni peningkatan taraf

hidup masyarakat yang kurang memiliki kemampuan ekonomi secara

berkelanjutan, selain itu sebuah pembangunan sosial tidak dapat berarti jika tidak

didukung dengan pembangunan lainnya, salah satunya ekonomi, pembangunan

sosial tidak dapat berjalan baik tanpa didukung pembangunan ekonomi.

Pada tahun 1990, United Nations Development Program (UNDP)

mengenalkan formula Human Development Index (HDI) atau disebut pula dengan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM dapat digunakan untuk

mengklasifikasikan apakah sebuah negara daerah merupakan negara daerah yang

maju, berkembang, atau terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh

kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan gabungan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

32

tiga dimensi, yaitu dimensi umur, dimensi manusia terdidik, dan dimensi standar

hidup yang layak (Stanton, 2007). Menurut Human Development Report (1995)

dalam (Yusuf, 2014), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk

memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (“a process of enlarging people’s

choices”) bahwa fokus pembangunan suatu negara adalah penduduk karena

penduduk adalah kekayaan nyata suatu negara. Konsep atau definisi

pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan

yang sangat luas. Dalam konsep pembangunan manusia pembangunan seharusnya

dianalisis serta dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan

ekonominya, sejumlah premis penting dalam pembangunan manusia diantaranya :

1. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian.

2. Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi

penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka, oleh karena

itu konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk secara

keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja.

3. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya

meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga pada upaya-

upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.

4. Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu: produktifitas,

pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan;

1) Produktivitas

Penduduk harus dimampukan untuk dapat meningkatkan produktivitas

dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

33

Pembangunan ekonomi, dengan demikian, merupakan himpunan bagian dari

model pembangunan manusia (Yusuf, 2014).

2) Pemerataan

Penduduk harus memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk

mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan sosial. Semua

hambatan yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut

harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari kesempatan

yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat

meningkatkan kualitas hidup (Yusuf, 2014).

3) Kesinambungan Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan

tidak hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya

fisik, manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui (Yusuf, 2014).

4) Pemberdayaan Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses

yang akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk

berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan (Yusuf,

2014).

5. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan

dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

34

2.1.5 Indeks Pembangunan Manusia

Konsep Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut UNDP dan Badan

Pusat Statistik (BPS) mengacu pada pengukuran capaian pembangunan manusia

berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup, yaitu :

1. Angka harapan hidup untuk mengukur pencapaian dibidang

kesehatan.

2. Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah untuk mengukur

pencapaian di bidang pendidikan.

3. Standar kehidupan layak yang diukur dengan konsumsi per kapita.

Tiga komponen HDI dapat di hitung lengkap adalah sebagai berikut

(Kuncoro, 2003: 30) :

HDI = 1/3 [ X(1) + X(2) + X(3) ]…………………………………………(2.11)

dimana :

X(1) = Indeks harapan hidup kelahiran. X(2) = Indeks pendidikan = 2/3 ( indeks melek huruf) + 1/3 (indeks rata-

rata lama sekolah). X(3) = Indeks standar hidup layak.

Perhitungan masing-masing indeks dari komponen HDI dengan cara

membandingkan perbedaan antara nilai indikator dan penentu nilai minimumnya

dengan perbedaan antara indikator maksimum dan minimum, atau secara singkat

dapat dituliskan sebagai berikut :

Indeks X(i) = [ X(i) – X(i) min]/[X(i) max – X(i) min ] ………………………(2.12)

dimana:

X(i) = nilai komponen HDI yang telah dicapai suatu wilayah (i=1,2,3) X(i) max = nilai maksimum komponen HDI sesuai standar UNDP X(i) min = nilai minimum komponen HDI sesuai standar UNDP

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

35

Kisaran anatara nilai minimum dan maksimum untuk indikator yang

tercakup sebagai komponen HDI adalah :

Harapan hidup kelahiran : 25-85 (Standar UNDP)

Tingkat melek huruf : 0-100 (Standar UNDP)

Rata-rata lama sekolah : 0-15 (Standar UNDP)

Konsumsi Per kapita yang disesuaikan : 300.000-732.720

Dengan 3 ukuran pembangunan ini dan merupakan formula yang

kompleks terhadap data 160 negara pada tahun 1990, rangking HDI semua Negara

di bagi menjadi 3 kelompok yaitu (Kuncoro,2003:31).

1) Negara dengan pembangunan manusia yang rendah (low human

development) bila nilai HDI berkisar antara 0,0 hingga 0,50.

2) Negara dengan pembangunan manusia yang menengah (medium human

development) bila nilai HDI berkisar antara 0,51 hingga 0,79.

3) Negara dengan pembangunan manusia yang tinggi (high human

development) bila nilai HDI berkisarantar 0,80 hingga 1,0.

Dapat disimpulkan bahwa negara dengan nilai HDI dibawah 0,51 hingga

0,79 dapat dikatakan bahwa negara tersebut mulai memperhatikan pembangunan

manusianya, sedangkan negara dengan nilai HDI 0,8 berarti negara tersebut

sangat memperhatikan pembangunan manusianya.

2.1.6 Hubungan Belanja Modal dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi memiliki suatu

keterkaitan. Hubungan keduanya dapat dilihat dari tujuan utama otonomi daerah

yaitu meningkatkan pelayanaan publik. Menurut Rostow dan Mugrave dalam

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

36

(Guritno,1993:170) yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah

dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan tahap awal, tahap

menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal terjadinya perkembangan ekonomi,

presentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar karena pemerintah

harus menyediakan fasilitas dan pelayanan seperti pendidikan, kesehatan,

transportasi. Kemudian pada tahap menengah terjadinya pembangunan ekonomi,

investasi pemerintah masih diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta

sudah semakin besar, Peran pemerintah tetap besar pada tahap menegah. Pada

tingkat ekonomi selanjutnya, Rostow mengatakan bahwa aktivitas pemerintah

beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas

sosial seperti kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat,

dan di perjelas oleh hukum Wagner dalam perekonomian, apabila pendapatan

perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat

(Guritno, 1993:171).

Pembangunan sarana dan prasarana oleh pemerintah daerah berpengaruh

pada pertumbuhan ekonomi. Bertambahnya infrastruktur dan perbaikannya oleh

pemerintah daerah diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah

(Nugroho, 2010). Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2011)

dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda, bahwa hasil penelitian

yang diperoleh alokasi belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Chinweoke dan Okeoma Paschal (2014)

dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengeluaran Pemerintah memiliki

dampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Nigeria. Penelitian

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

37

yang dilakukan oleh Aschauer (1989) dengan hasil yang menunjukkan dampak

signifikan dari modal publik terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang

dilakukan oleh Jimmy (2013) menggunakan alat analisis regresi, hasil penelitian

menemukan bahwa pengeluaran pemerintah di bidang infrastruktur mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada

kabupaten/kota di Provinsi Papua dengan tahun pengamatan 2008-2011.

2.1.7 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan

Manusia

Menurut Midgley (1995) Menjelaskan bahwa pembangunan sosial

merupakan pendekatan pembangunan secara eksplisit berusaha mengintegrasikan

proses pembangunan ekonomi dan sosial. Pembangunan ekonomi atau

pertumbuhan ekonomi merupakan syarat bagi tercapainnya pembangunan

manusia karena dengan pembangunan ekonomi terjamin peningkatan

produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui penciptaan kesempatan kerja.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan meningkatkan pendapatan penduduk dan

seterusnya taraf hidup, akhirnya menjamin keselamatan sosial masyarakat,

meningkatkan tahap kesehatan, keharmonian serta kesejahteraan (Muammil,

2012). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mirza (2012)

Pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada taraf 5

persen terhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah yang berarti pertumbuhan ekonomi

yang semakin tinggi maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.

Penelitian Ramirez (1998) menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara

pertumbuhan ekonomi dengan indeks pembangunan manusia. Penelitian yang

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

38

dilakukan Lugastoro (2013) Hasil estimasi penelitian menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap indeks

pembangunan manusia kabupaten/kota di Jawa Timur. Penelitian Krisna Dewi

(2014) menunjukan pertumbuhan ekonomi secara-parsial berdampak positif dan

signifikan terhadap indekswpembangunan manusia kabupaten/kota di Provinsi

Bali. Berdasarkan halotersebut menunjukkanpbahwa peningkatan pertumbuhan

ekonomi berpengaruheterhadap indeks pembangunan manusia.

2.1.8 Hubungan Belanja Modal dengan Indeks Pembangunan Manusia

Anggaran belanja daerah pada hakekatnya merupakan salah satu alat untuk

meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, dengan demikian

APBD harus benar-benar mencerminkan kebutuhan masyarakat dengan

memperhatikan potensi keanekaragaman daerah (Halim, 2001:220). Belanja

modal sebagai investasi sektor publik, di samping memberikan efek langsung

pada peningkatan pendapatan masyarakat melalui implementasi program-program

padat karya, juga secara tidak langsung melalui pengembangan aktivitas usaha

ekonomi bagi perusahaan.

Berdasarkan penelitian terhdahulu yang dilakukan oleh Yusuf (2014)

dengan menggunakan metode regresi linear data panel menunjukan bahwa

Belanja Modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks

pembangunan manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Oluwatobi (2011) Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara pengeluaran

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1 ... 2.pdf2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Modal Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

39

pemerintah pada pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Sri Kusreni dan Suhab (2009) alokasi belanja modal berhubungan

positif dan bepengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyrakat. Artinya

setiap peningkatan alokasi belanja modal dalam APBD akan mendorong

peningkatan angka IPM sebagai wujud peningkatan kesejahteraan sosial.

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan

penelitian yang akan di uji kebenarannya. Berdasarkan pokok permasalahan,

tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu maka hipotesis yang

diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali periode 2008-2013.

2. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks

pembangunan manusia pada kabupaten/kota di Provinsi Bali periode 2008-

2013.

3. Belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks

pembangunan manusia pada kabupaten/kota di Provinsi Bali periode 2008-

2013.

4. Belanja modal berpengaruh secara tidak langsung terhadap indeks

pembangunan manusia pada kabupaten/kota di Provinsi Bali melalui mediasi

Pertumbuhan Ekonomi periode 2008-2013.