BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara...

21
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan (Konsep Sejenis) a. Konsep Sejenis Setiap seniman biasanya memiliki karakteristik tersendiri dalam menciptakan sebuah karya seni yang didapatnya dari dalam dan luar dirinya. Seperti yang ditulis oleh Nooryan Bahari dalam bukunya menjelaskan: “...Karena pribadi manusia yang terbentuk kokoh dan kuat, dan dibina oleh unsur internal dan eksternal, atau unsur subjektif dan objektif, maka para seniman yang bermutu akan menghasilkan karya-karya yang mempunyai ciri khas dengan simbol-simbol pribadi dalam dunia kesenirupaan...”(Bahari, 2008: 21). Begitu juga dengan karya yang bertemakan permainan tradisional anak-anak ini. Ada juga karya yang bertemakan serupa dengan ini. Niken Larasati, pelukis asal Yogyakarta yang menampilkan karyanya yang bertemakan “Dolanan Bocah Tradisional Indonesia” di Jepang. Untuk karya lainnya yang berupa tulisan dari H. Overbeck yaitu Javaansche Meisjesspelen en Kinderliedjes Beschrijving der Spelen Javaansche Liederteksten Vertaling dan Seniman Amerika Alec Monopoly.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sumber Pustaka

1. Rujukan (Konsep Sejenis)

a. Konsep Sejenis

Setiap seniman biasanya memiliki karakteristik tersendiri dalam

menciptakan sebuah karya seni yang didapatnya dari dalam dan luar dirinya.

Seperti yang ditulis oleh Nooryan Bahari dalam bukunya menjelaskan:

“...Karena pribadi manusia yang terbentuk kokoh dan kuat, dan

dibina oleh unsur internal dan eksternal, atau unsur subjektif dan

objektif, maka para seniman yang bermutu akan menghasilkan

karya-karya yang mempunyai ciri khas dengan simbol-simbol

pribadi dalam dunia kesenirupaan...”(Bahari, 2008: 21).

Begitu juga dengan karya yang bertemakan permainan tradisional anak-anak

ini. Ada juga karya yang bertemakan serupa dengan ini. Niken Larasati, pelukis

asal Yogyakarta yang menampilkan karyanya yang bertemakan “Dolanan Bocah

Tradisional Indonesia” di Jepang. Untuk karya lainnya yang berupa tulisan dari H.

Overbeck yaitu Javaansche Meisjesspelen en Kinderliedjes Beschrijving der

Spelen Javaansche Liederteksten Vertaling dan Seniman Amerika Alec

Monopoly.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

5

1) Niken Larasati

Gambar 1: “Main Bakiak”

(Sumber. http://junantoherdiawan.com/tag/niken-larasati/ 07/06/2016)

Niken datang ke Tokyo bersama dengan karyanya yang bertemakan

Dolanan Bocah Tradisional Indonesia dalam pameran tunggalnya. Beliau

membuat karya ini berdasarkan kegelisahannya dalam perkembangan

permainan tradisional ini. Merasakan perbedaannya dengan membandingkan

permainan dulu yang masih bermain dengan manusia dan alam hingga saat ini

cenderung bermain dengan mesin.

Ciri khas dari karyanya juga sangat terlihat dengan pola titik-titik yang

berbentuk lingkaran sebagai dasar. Hal ini dimaksudkan dengan gambaran

kehidupan yang terus berputar dari satu titik ke titik lainnya dan tak bisa

kembali ke titik awal.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

6

2) H. Overbeck

Gambar 2: “Javaansche Meisjesspelen en Kinderliedjes. Beschrijving der Spelen

Javaansche Liederteksten Vertaling”

(Sumber. http://tembi.net/bale-dokumentasi-naskah-kuno/javaansche meisjesspelen-

en-kinderliedjes-beschrijving-der-spelen 07/06/2016 )

Banyaknya kekayaan budaya yang dalam hal ini adalah permainan

tradisional anak, membuat tertarik tak hanya dari masyarakat Indonesia, tetapi

juga untuk orang asing. H. Overbeck yang mempelajari dan menulisnya dalam

sebuah buku tentang dolanan permainan (anak) gadis Jawa dan dolanan anak-

anak biasa yang mulai dikerjakan pada 1933 yang kemudian diterbitkan pada

1938.

Buku ini berisi penjelasan mengenai lagu dan dolanan anak-anak Jawa

mulai dari cara bermain, hukuman bagi yang kalah dan lain-lain dengan

menggunakan Bahasa Belanda. Karya ini juga sudah mendapat apresiasi dari

Bentara Budaya Yogyakarta dengan mengangkatnya menjadi sebuah pameran

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

7

yang bertema Ilir-Ilir: Ilustrasi Tembang Dolanan yang menampilkan gambar

ilustrasi yang digambar ulang dari buku ini

3) Alec Monopoly

Gambar 3: Alec Monopoly | Piano Graffiti

(Sumber: http://www.artnet.com/artists/alec-monopoly/piano-graffiti 27/06/2016)

Alec Monopoli yang merupakan nama alias dari seniman grafiti yang

berasal dari Negara Amerika yang terkenal dengan karakter dari maskot

permainan monopoli yang bernama Rick Uncle Pennybags atau disingkat Mr.

Monopoly sebagai karakter utamanya. Dia tinggal dan bekerja di Los Angeles.

Karyanya rata-rata dibuat berdasarkan kritik budaya dan permasalahan sosial,

tetapi dengan wujud visual dari permainan monopoli.

Alec berbeda dari seniman jalanan lain dalam berkarya. Dia menghindari

vandalisme dengan sering melukis di bangunan yang ditinggalkan dan gudang-

gudang dari pada di fasilitas pemerintah atau tempat bisnis. Hampir semua

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

8

karya yang dihasilkannya memiliki figur permainan monopoli dengan makna

kritik yang berbeda.

b. Permainan Tradisional

Semakin berkembangnya teknologi dan menguatnya arus globalisasi di

Indonesia membuat perubahan pola kehidupan dan hiburan yang baru. Secara

langsung, hal ini juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan budaya dari

masyarakat Indonesia tarmasuk di dalamnya kelestarian dari berbagai ragam

permainan tradisional anak-anak. Keadaan semacam ini bagi beberapa kalangan

menganggap bahwa permainan tradisional sebagai aset yang semakin perlu untuk

diperhatikan eksistensinya (Dharmamulya, 2008: 28).

Sejarah telah membuktikan bahwa Indonesia sejak dahulu kaya dengan

budaya yang bernilai tinggi. Seperti yang dijelaskan di atas, salah satu di

antaranya adalah permainan tradisional anak-anak. Sebagai salah satu dari bentuk

budaya bangsa yang tersebar luas di berbagai daerah di Indoneaia, perlu dilakukan

penyelamatan dan pemeliharaan, karena budaya satu ini menempati tempat

penting dalam kehidupan masyarakat dan sumber daya yang amat besar di

samping mempunyai arti yang tidak kecil guna menanamkan sikap dan

keterampilan sebagai wadah hiburan atau penyalur kreatifitas di waktu luang serta

sebagai sarana sosialisasi (Suwondo, 1983: 1).

“...mengingat pentingnya fungsi permainan dalam suatu

masyarakat, maka setiap masyarakat, betapa pun sederhananya,

pasti mempunyai permainan tradisional, yaitu permainan yang

diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

berikutnya...”(Sujarno, 2011: 2).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

9

Pada masa lalu dapat dikatakan anak-anak sangat akrab dengan berbagai

permainan tradisional yang ada di masyarakatnya. Peralatan yang diperlukan

untuk bermain pun tidak didapat dengan membeli, melainkan membuatnya sendiri

dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Permainan tradisional

cukup hanya dengan menggunakan peralatan sederhana dan dilakukan oleh dua

orang atau lebih. Permainan tradisional tidak memunculkan egoisme tetapi lebih

menekankan pada harmoni atau keharmonisan hubungan sosial dalam kehidupan

bermasyarakat.

Permainan tradisional sudah ada sejak zaman dahulu yang diwariskan secara

turun-temurun dari generasi ke generasi. Namun kapan tradisi ini bermula, sulit

diketahui secara pasti. Permainan tradisional dibagi menjadi dua golongan besar,

yaitu permainan untuk bermain (play) dan permainan untuk bertanding (game).

Perbedaan dari keduanya adalah, play lebih bersifat mengisi waktu senggang atau

rekreasi, sedangkan game kurang mempunyai sifat itu. Game hampir selalu

mempunyai lima sifat khusus, yaitu: 1) terorganisasi, 2) perlombaan, 3) harus

dimainkan paling sedikit dua orang pemain, 4) mempunyai kriteria yang

menentukan pemain yang menang dan pemain yang kalah, 5) mempunyai

peraturan permainan yang telah diterima bersama oleh para pesertanya. Permainan

bertanding (game) dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu: 1) game bersifat

keterampilan fisik, dan 2) game yang bersifat keterampilan siasat (Sujarno, 2011:

2-7).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

10

c. Anak Usia Sekolah Dasar

“...Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi

rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang

menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan

kognitif...”(Yusuf, 2008: 178).

Proses belajar menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi

dan moral yang sangat diperlukan dalam perkembangan sosial anak untuk

mencapai kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial ini ditandai

dengan bertambahnya gerak sosial yang dibentuk di luar keluarga. Pada masa ini

anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri untuk bekerja sama

dan mau memperhatikan kepentingan orang lain. Mulai berminat untuk mengikuti

kegiatan teman sebayanya dan memiliki keinginan kuat untuk diterima ke dalam

suatu kelompok dan tidak terima ketika ditolak.

Anak pada usia sekolah dasar mulai menyadari bahwa bersikap kasar

tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, anak mulai belajar

mengendalikan ekspresi emosinya. Kemampuan untuk mengendalikan ini

diperoleh anak dari meniru dan latihan. Untuk perkembangan motoriknya, sudah

dapat terkoordinasi dengan baik seiring dengan perkembangan fisiknya. Setiap

gerakannya sudah selaras dengan kebutuhannya. Aktivitas motorik yang lincah

dan kelebihan gerak pada usia ini, menjadikan masa ini sebagai masa yang ideal

untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik ini seperti menulis,

menggambar, berenang, main bola dan atletik (Yusuf, 2008: 180-184).

Pada usia sekolah dasar ini juga, anak melewati tiga tahapan bermain

menurut Jean Piaget yaitu, Symbolic atau Make Believe Play (±2-7 tahun) yang

ditandai dengan bermain khayal dan bermain pura-pura seperti contoh ketika anak

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

11

menganggap sebuah pipet sebagai roket angkasa atau sapu sebagai kuda mereka.

Tahap yang kedua adalah Social Play Games with Rules (±8-11 tahun) yang

ditandai dengan penggunaan simbol yang diwarnai oleh nalar, logika yang bersifat

objektif dimana kegiatan mereka akan dikendalikan dengan aturan bermain seperti

ketika bermain kejar-kejaran atau alif jongkok. Ketiga adalah tahap Games With

Rules and Sports (11 tahun ke atas) yang ditandai dengan bermain menggunakan

aturan yang ketat. Tidak dilakukan hanya sebatas kesenangan saja melainkan

mulai melakukan persaingan untuk menjadi yang terbaik juga (Tedjasaputra,

2001: 25-27).

2. Referensi (Kajian Teoritis Seni Rupa)

a. Seni Grafis

“...Dalam seni grafis peranan teknik sangat jelas kepentingannya

kerena pengertian seni grafis itu sendiri telah melibatkan masalah

teknik-tekniknya. Teknik tersebut antara lain adalah seni karya

grafislahir dari konsep-konsep, bahwa karya seni grafis merupakan

pengembangan dari suatu karya gambar yang kemudian

diselesaikan melalui metode cetak...”(Budiwirman, 2012: 94).

Pengertian umum dari istilah seni grafis adalah bentuk seni visual yang

diwujudkan pada permukaan dua dimensional seperti pada lukisan atau fotografi.

Lebih spesifik lagi istilah ini bersinonim dengan printmaking atau cetak-

mencetak. Pada penerapannya, karya seni grafis ini meliputi gambaran orisinalitas

apa pun atau desain yang dibuat untuk kemudian diproduksi kembali oleh

seniman dengan menggunakan berbagai proses cetak (Marianto, 1988: 15).

Pada prinsip dasarnya sendiri, seni grafis memindahkan atau mereproduksi

pola yang sudah dibuat pada suatu klise ke media lain dengan proses penekanan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

12

yang disebut dengan mencetak (Budiwirman,2012:95). Adapun cabang yang

lebih luas dari seni grafis ini dibedakan berdasarkan keadaan klise serta sebaran

tinta yang digunakan:

1) Cetak Tinggi atau Relief Print

Pada cabang ini, terdapat bagian yang memiliki tinggi dan rendah.

Keadaan klise yang menonjol atau yang lebih tinggi ini lah yang nantinya

akan menjadi tempat tinta sekaligus yang akan menempel pada media

lainnya. Contoh dari cabang ini: woodcut, wood engraving, linocut, dll.

2) Cetak Dalam atau Intaglio

Teknik ini juga memiliki bagian tinggi dan rendah. Namun, untuk

cetak dalam, sebaran tinta yang nantinya akan berpindah ke media yang

lainnya adalah bagian yang rendah atau dalam cekungan bukan yang di luar.

Proses perpindahan tintanya pun memakai mesin press khusus yang

memiliki tekanan yang kuat. Contohnya drypoint, mezzotint,dll. Tetapi ada

juga jenis yang menggunakan asam yaitu etsa, aquatint, dll.

3) Cetak Datar atau Planografi

“...planografi salah satu teknik cetak dengan media acuan batu

(litho) sehingga teknik ini sering disebut lithografi. Prinsip

dasarnya adalah air dan minyak dalam satu bidang datar tidak dapat

bercampur. Bagian pada acuan plat yang ingin tercetak digambar

dengan bahan yang mengandung minyak dan menolak air;

sedangkan bagian yang tidak ingin tercetak akan menyerap air dan

menolak minyak. Proses pencetakannya juga memerlukan mesin

press khusus. Pada perkembangan selanjutnya, teknik ini tidak

hanya dapat diterapkan pada batu litho, melainkan juga pada plat

metal atau paper plate. Salah satu yang banyak digunakan untuk

cetakan komersial yaitu offset...”(Susanto, 2012: 310).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

13

4) Cetak Saring atau Serigraphy

“...cetak saring (serigrafi) adalah teknik cetak dengan acuan cetak

yang terbuat dari kain nylon atau monyl yang dilapisi obat afdruk,

sehingga ketika dilakukan penyinaran, bagian-bagian yang tidak

kena sinar secara langsung akan berlubang yang nantinya dilewati

tinta cetak dan yang akan tercetak dalam proses

pencetakan...”(Bahari, 2008: 84).

“...Serigrafi adalah metode rentangan kain sutera (silk screen –

streched across an open frame – method of print making). Disebut

juga metode cetak warna, karena menggunakan sejumlah silk

screen sesuai dengan warna-warna yang dibutuhkan. Warna-warna

(tintanya) dibubuhkan sesuai dengan teknik stensil, artinya warna-

warna itu dibiarkan melewati “lubang-lubang” pada kain suteranya.

A serigraph differs from most other graphic arts proofs in that its

color areas are paint films rather than printing ink stains. Setiap

warna membutuhkan silk screen sendiri...”(Sahman, 1993: 106).

b. Kajian Elemen Seni Rupa

Elemen kesenirupaan merupakan bagian yang cukup penting dalam

penciptaan sebuah karya. Melalui elemen seni rupa ini juga, menjadi syarat

bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai

seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan, teknik

yang diperlukan serta kelebihan dan kekurangannya (Bahari, 2008: 90). Ada

beberapa unsur-unsur atau elemen-elemen dasar dalam seni rupa yang meliputi

unsur visual atau yang dapat dilihat dan unsur yang tidak terlihat tetapi dapat

dirasakan (Hakim, 1997: 3). Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1) Garis

“...Wujud suatu garis terdiri dari garis aktual/garis formal (grafis,

tergambar, sungguh, nyata, kongkrit) dan garis ilusif/ sugestif

(khayal, semu)...”(Hakim, 1997: 42).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

14

Ada tiga pengertian garis dan asal muasalnya, pertama garis yang

terbentuk dari perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar.

Garis tidak ditandai dengan pengukuran sentimeter atau lainnya, tetapi

dengan ukuran yang bersifat nisbi atau tidak mutlak. Hal ini dikarenakan

garis memiliki dimensi memanjang dan punya arah. Kedua, garis dapat

dibentuk juga dari perpaduan antara dua warna. Ketiga, garis dapat

terbentuk karena lekungan, sudut yang memanjang atau karena teknik atau

bahan. Garis merupakan salah satu unsur yang dominan dalam karya seni

karena fungsinya dapat disejajarkan dengan warna dan tekstur (Susanto,

2012: 148).

2) Bidang

“...Shape adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi

oleh sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna

yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena

adanya tekstur...”(Dharsono, 2004: 102).

Shape bisa berupa wujud alam (figur) dan bukan wujud alam (non

figur). Keduanya akan terjadi menurut kemampuan seniman mengolah

objek. Pada pengolahan objek akan terjadi perubahan wujud sesuai selera

dan latar belakang seniman. Perubahan itu antara lain: stilisasi, distorsi,

transformasi, dan deformasi.

Stilisasi yang merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk

keindahan dengan cara menggayakan objek dan atau benda yang digambar

dengan menggayakan setiap kontur pada objek atau benda tersebut. Distorsi

merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian

karakter dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

15

objek yang digambar. Transformasi merupakan penggambaran bentuk yang

menekankan pada pencapaian karakter dengan cara memindahkan wujud

atau objek lain ke objek yang digambar. Terakhir deformasi yang

merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi

karakter dengan mengubah bentuk objek dengan cara menggambarkan objek

tersebut dengan hanya sebagian yang dianggap mewakili karakter hasil

interpretasi yang sifatnya sangat hakiki (Dharsono, 2004: 102-103).

3) Warna

Warna didefinisikan sebagai getaran atau gelombang yang diterima

indera pengelihatan manusia yang berasal dari pancaran cahaya melalui

sebuah benda. Ada terdapat lima klasifikasi warna yaitu primer (warna

pokok biru, kuning, merah), sekunder (percampuran dari dua warna primer),

intermediet (warna diantara primer dan sekunder), tersier (percampuran dari

dua warna sekunder) dan kuarter (percampuran dari dua warna tersier)

(Susanto, 2012: 433).

Warna menjadi hidup tidak hanya dipengaruhi oleh cahaya saja,

melainkan juga pengaruh dari warna lain yang ada di sekitarnya. Dari

pengaruh warna lain disekitar mereka, maka akan dapat terlihat warna

tersebut akan menjadi lebih terang atau pucat. Begitu juga ketika

mencampur warna-warna baik primer atau pun sekunder. Bukanlah

pekerjaan yang mudah untuk mendapatkan warna yang diinginkan ketika

mencampurkan beberapa warna menjadi satu. Ada beberapa warna yang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

16

peka sehingga ketika dicampurkan sedikit saja dapat mengubah warna

asalnya (Gollwitser, 1995: 81,83).

Ada beberapa fungsi warna yang secara garis besar terbagi menjadi

tiga macam. Pertama sebagai ilmu semiotik atau ilmu tanda seperti warna

hijau yang dimaknai sebagai kehidupan, warna jingga yang dimaknai

sebagai keceriaan atau semangat. Kedua warna sebagai lambang atau simbol

kesepakatan bersama atau konsensus seperti warna hitam yang menandakan

kematian. Ketiga warna sebagai ikon seperti biru untuk warna awan dan

coklat untuk warna tanah (Bahari, 2008: 100-101).

4) Tekstur atau Barik

“...Texture (tekstur) adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa

permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam

susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk

memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan

bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu...”(Dharsono,

2004: 107).

Berdasarkan wujudnya, tekstur dibagi atas tekstur nyata dan tekstur

semu. Tekstur nyata atau aktual adalah tekstur yang permukaannya dapat

dirasakan langsung. Tekstur semu atau simulated texture yaitu tekstur yang

dihasilkan dari penggunakan alat tertentu misalnya kuas atau pena pada

suatu bidang gambar dengan teknik tertentu lalu terlihat seolah-olah gambar

itu memiliki tekstur yang kasar, tetapi saat disentuh ternyata bidang gambar

itu sangat halus (Hakim, 1997: 100).

5) Cahaya dan Bayang-bayang

“...Seperti halnya dengan ruang, citra cahaya dalam seni rupa juga

terdiri dari dua jenis, yaitu cahaya nyata dan cahaya semu. Cahaya

nyata dalam karya seni rupa tiga dimensional menerangi benda-

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

17

benda karya secara alamiah dan memisahkan efek visual dari

benda-benda tersebut menjadi bagian – bagian yang terang dan

bagian-bagian yang gelap. Sementara citra cahaya pada karya-

karya dua dimensional, ilusi terang yang diakibatkan oleh

pembubuhan warna terang pada bagian tertentu dari subyek

gambar atau lukisan yang membedakannya dengan warna gelap

pada bagian lain secara bergradasi...”(Bahari, 2008: 103).

c. Kajian Prinsip-Prinsip Seni Rupa

1) Kesatuan (Unity)

Prinsip kesatuan sesungguhnya ialah adanya saling hubungan antar

unsur yang disusun. Jika dalam sebuah susunan terdapat saling hubungan

antar satu atau beberapa unsur, maka kesatuan telah tercapai. Beberapa

hubungan tersebut antara lain: hubungan kesamaan-kesamaan, hubungan

kemiripan kemiripan, hubungan keselarasan-keselarasan, hubungan

keterkaitan, hubungan kedekatan. Kesemua hubungan ini, kemudian dapat

digunakan sebagai pendekatan untuk mencapai kesatuan (Sanyoto, 2009:

213).

Terjadinya sebuah proses penyatuan unsur-unsur untuk mendapatkan

suatu kesatuan dari karya yang utuh yang pada akhirnya memberi gambaran

dari penghayatan secara individu untuk menghubungkan sejumlah fakta-

fakta visual. Keberhasilan dalam mancapai kesatuan di dalam sebuah karya

merupakan hal yang mutlak sangat diperlukan. Jika tidak, maka karya

tersebut akan sulit untuk diserap dan mungkin akan menimbulkan

kebosanan bagi penghayatnya. Kesatuan ini, jika tercapai akan membuat

penghayat menikmati karya secara keseluruhan (Hakim, 1997: 4-5).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

18

2) Keseimbangan (Balance)

“...Asas keseimbangan (the principle of balance) adalah kesamaan

dari unsur-unsur yang berlawanan atau bertentangan. Dalam karya

seni, meskipun unsur-unsurnya tampak bertentangan tapi

sesungguhnya saling memerlukan untuk bersama-sama

menciptakan suatu kebulatan sebagai unsur-unsur yang saling

berlawanan itu tidak perlu sama, karena paling utama ialah

kesamaan dalam nilai. Dengan kesamaan nilai-nilai dari unsur-

unsur yang saling bertentangan, keseimbangan secara estetis akan

dapat tercipta...”(Bahari, 2008: 97).

Keseimbangan dibagi menjadi dua jenis yaitu keseimbangan simetris

dan keseimbangan asimetris. Keseimbangan simetris yaitu keseimbangan

yang paling nyata dan sederhana dimana satu bagian merupakan cermin dari

bagian yang lain. Keseimbangan asimetris adalah keseimbangan yang

mempunyai banyak bentuk visual yang berbeda-beda dan jenis ini terlihat

lebih menarik perhatian, dinamis dan hidup apabila pencipta karya

mempunyai kepekaan optimal untuk merasakan keseimbangan tersebut

karena keseimbangan asimetris lebih rumit (Hakim, 1997: 9,11).

3) Keselarasan (Harmony)

Harmoni merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Jika

unsur-unsur estetika dipadu secara berdampingan, maka akan timbul

kombinasi tertentu dan timbul keserasian (Dharsono, 2004: 113). Dalam

keselarasan terdapat Irama atau Rhythm yang merupakan faktor yang

esensil untuk mencapai keselarasan tersebut. Dalam seni rupa, irama atau

rhythm atau ritme merupakan sebuah susunan yang teratur yang disebabkan

oleh pengulangan satu atau beberapa unsur sehingga menimbulkan kesan

keterhubungan yang berlanjut serta kesan gerak.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

19

Irama ini memiliki beberapa jenis yaitu, repetitif atau pengulangan

dengan unsur-unsur baik garis, bidang, warna, dan lain-lain, yang sama atau

hampir sama. Alternatif yang disebabkan dari pergantian antara unsur-unsur

yang bertentangan atau kontras. Progresif yang disebabkan oleh

pengulangan suatu elemen dengan perubahan besar atau kecil ukuran.

Terakhir yaitu flowing yang disebabkan oleh pengulangan yang teratur dari

suatu perbedaan jarak ruang yang menerus dan peralihan lembut dari bentuk

satu ke yang lain yang selaras dalam gerak (Hakim, 1997: 18-19).

4) Gradasi

Gradasi merupakan satu sistem paduan dari laras ke kontras dengan

meningkatkan masa dari unsur yang dihadirkan. Gradasi juga merupakan

paduan dari interval kecil ke interval besar yang dilakukan dengan

penambahan atau pengurangan secara selaras dan bertahap. Perpaduan

antara antara kehalusan dan kekasaran yang menciptakan keselarasan yang

dinamik. Gradasi juga merupakan penggambaran susunan yang monoton

menuju dinamika yang menarik (Dharsono, 2004: 116).

5) Perbandingan (Proporsi)

Proporsi yang berasal dari kata Inggris proportion yang berarti

perbandingan, proporsional yang artinya seimbang, sebanding. Proporsi

dapat diartikan sebagai perbandingan atau kesebandingan yakni dalam satu

objek antara bagian satu dengan yang lainnya sebanding. Proporsi

merupakan salah satu prinsip dasar seni untuk memperoleh keserasian.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

20

Karya seni harus serasi agar enak dinikmati. Karya yang tidak serasi tentu

tidak sedap dipandang (Sanyoto, 2009: 249).

6) Komposisi

Merupakan kombinasi berbagai elemen gambar atau karya seni untuk

mencapai suatu kesesuaian antara garis, warna, bidang atau unsur-unsur

karya seni lain untuk mencapai susunan yang dinamis termasuk tercapainya

proporsi yang menarik dan artistik. Sifat dari suatu komposisi dapat

dibedakan ke dalam beberapa hal diantaranya: komposisi terbuka yaitu

komposisi yang tidak memiliki batasan. Figur atau objek dapat berada di

luar atau di dalam frame secara acak dan objek dapat disajikan melebihi

pandangan mata penonton. Kedua adalah komposisi tertutup yaitu objek

atau figur semuanya berada di dalam bidang gambar dan disajikan dalam

batas pandangan mata penonton (Susanto, 2012: 227).

Ada juga komposisi statis yang bersifat pasif dan komposisi dinamis

yang memberi kesan hidup, aktif dan tidak dingin. Ada lagi komposisi

piramidal yang meletakkan tiga unsur atau bentuk pokok dalam suatu

bidang komposisi sehingga membentuk susunan segitiga yang titik

puncaknya berada di atas. Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan

hubungan yang saling berdialog satu sama lain. Kesan yang berada pada

komposisi piramidal adalah kesan kemantapan, kestabilan serta gerak

mengikuti arah jalur vertikal, ke atas. Komposisi berikutnya yaitu piramidal

terbalik yang merupakan kebalikan dari piramidal di mana titik puncak

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

21

berada dibawah. Kesan yang ditangkap dalam komposisi ini juga kebalikan

dari kesan yang ditimbulkan komposisi piramidal (Hakim, 1997: 36-37).

7) Kontras

Merupakan perbedaan mencolok dan tegas antara elemen-elemen

dalam sebuah tanda yang ada pada komposisi. Kontras dapat dimunculkan

dengan menggunakan warna, bentuk, tekstur, ukuran dan ketajaman yang

digunakan untuk memberi ketegasan dan mengandung oposisi-oposisi

seperti gelap-terang, cerah-buram, kasar-halus, besar-kecil, dan lain-lain

yang cukup mencolok (Susanto, 2012: 227-228). Kontras juga merupakan

esensi yang dinamis pada semua eksistensi dan pada semua bentuk seni

sebagai dramatisasi. Kontras juga merupakan hal yang esensial untuk

mencapai kesatuan dalam sebuah karya (Hakim, 2012: 27).

8) Penekanan (Dominans)

Setiap bagian dari sebuah karya seni harus memiliki tingkat kekuatan

atau dominans yang layak. Bagian yang dominan dalam suatu karya seni

akan menjadi pusat perhatian yang menonjol. Kelayakan tingkat pusat

perhatian dari unsur-unsur pendukung suatu karya akan mencapai

keselarasan dan akhirnya kesatuan hubungan (Hakim, 1997: 19).

B. Sumber Ide

a. Jacob Lawrence

Seniman yang lahir di Atlantic City pada 7 September 1917 adalah seorang

seniman Amerika Afrika pertama yang karyanya dijadikan koleksi Museum of

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

22

Modern Art, New York. Ia telah menunjukkan bakat awalnya sejak usia yang

muda. Ia menyelesaikan karya The Migration Series (1940-1941) yang berjumlah

60 panel ketika berumur 23 tahun. Karya ini menceritakan tentang migrasi besar

Afrika. Melalui karya ini Ia juga menceritakan penjelajahan kehidupan barunya di

perkotaan. Seniman ini telah dihargai dengan mengembangkan estetis unik yang

dikenal dengan “Dynamic Cubism”.

Hal yang menjadi sumber ide penulis pada karya Jacob Lawrance adalah

penggunaan warnanya yang sangat menarik. Menggunakan dua warna atau lebih

dalam satu bentuk benda atau karakter menjadi keasikan tersendiri ketika

melihatnya. Alasan lainnya, teknik yang digunakannya sebagian besar

menggunakan teknik dari seni grafis seperti lithografi dan cetak saring. Seperti

pada karya Supermarket-Flora, 1996, Toussaint et Ennery, 1989 dan The Burning,

1997 yang semuanya menggunakan teknik silk screen.

Gambar 4: Jacob Lawrence | Supermarket-Flora, 1996

(Sumber: http://www.artnet.com/artists/jacob-lawrence/supermarket-flora-a- 27/06/2016)

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

23

b. Keith Haring

Gambar 5: Keith Haring |Flowers, 1990 (Sumber: http://www.artnet.com/artists/keith-haring/flowers-a- 27/06/2016)

Seniman Amerika yang lahir pada tahun 1958 di Pennsylvania, mengikuti

Ivy School of Art di Pittsburgh selama dua tahun dan berencana menjadi seniman

komersial. Berhadapan dengan keadaan yang tidak memuaskan, ia berganti

pilihan untuk belajar di School of Visual Arts di New York di mana dia bertemu

dengan sesama seniman, Jean Michel Basquiat dan Kenny Scharf. Ia

menenggelamkan diri pada budaya jalanan kota dan klub-klub dan pada 1980,

mengisi dinding kereta bawah tanah dengan gambar kapurnya.

Karya Haring mulai menarik perhatian beberapa galeri dan awal 1980 ia

melukis karya Neo-Pop dan mural yang besar penuh waktu. Agar karya seninya

dapat diakses secara luas, Haring membuka Pop Shop tahun 1986 di pusat kota

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Sumber Pustaka · bagi pencipta dan kritikus seni untuk memahami secara tuntas mengenai seluruh cakupan medium yang tidak hanya bahan tetapi juga peralatan,

24

New York yang menjual barang-barang komersial yang dibubuhi tanda

tangannya.

Karyanya yang sangat peduli dengan isu sosial, menjadi semakin

konfrontatif pada tahun 1987 ketika dirinya didiagnosis terkena AIDS. Haring

memutuskan untuk bekerja lebih keras disisa hidupnya dengan menciptakan

karya-karya dan mengabadikan seni untuk aksi sosial. Pada tahun 1989 dia

mendirikan Keith Haring Foundation yang salah satu tujuannya adalah untuk

meningkatkan kesadaran tentang AIDS. Haring meninggal pada 16 Februari 1990

di New York pada usia yang ke-31.

Karya Haring memiliki ciri khas yang sangat identik dengan garis tebal dan

warna-warna yang sederhana yang lembut. Beberapa karyanya menampilkan garis

yang memberi kesan gerak yang menjadi inspirasi penulis, juga figur manusia

yang khas, tanpa wajah. Bentuk geometri lingkaran menyerupai gelang dan

lubang juga hadir dibeberapa karyanya.