BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam...

22
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sucahyono,H. 2019) yang berjudul “Pengelolaan APBDesa dengan Sistem Keuangan Desa di Kabupaten Malang Jawa Timur” menunjukkan hasil bahwa perlu adanya penyesuaian yang ekstra dalam pengimplementasian Permendagri No.20 Tahun 2018. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Bela, H. & Utama, A. 2019) yang berjudul “ Implementasi Prinsi-Prinsip Good Governance dalam Aplikasi Sistem Keuangan Desa “ menunjukkan hasil bahwa implementasi Good Governance masih terdaat beberapa kesenjangan karena adanya ketidaksesuaiannya dengan Permendagri No.113 tahun 2014 yang dipengaruhi oleh lingkungan kelompok sasaran dan karakter dari kelomok sasaran. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Meuti &Liliana, 2017) yang berjudul Pengelolaan Keuangan Desapenelitian tersebut menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara survei, dan wawancara. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan yang dilakukan di desa yang menjadi objek penelitiannya telah sesuai dengan Permendagri No.113 tahun 2014.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sucahyono,H. 2019)

yang berjudul “Pengelolaan APBDesa dengan Sistem Keuangan Desa di

Kabupaten Malang Jawa Timur” menunjukkan hasil bahwa perlu adanya

penyesuaian yang ekstra dalam pengimplementasian Permendagri No.20

Tahun 2018.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Bela, H. &

Utama, A. 2019) yang berjudul “ Implementasi Prinsi-Prinsip Good

Governance dalam Aplikasi Sistem Keuangan Desa “ menunjukkan hasil

bahwa implementasi Good Governance masih terdaat beberapa

kesenjangan karena adanya ketidaksesuaiannya dengan Permendagri

No.113 tahun 2014 yang dipengaruhi oleh lingkungan kelompok sasaran

dan karakter dari kelomok sasaran.

Penelitian lain yang dilakukan oleh (Meuti &Liliana, 2017) yang

berjudul “Pengelolaan Keuangan Desa” penelitian tersebut

menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Teknik pengumpulan data dengan cara survei, dan wawancara. Hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan

pengelolaan keuangan yang dilakukan di desa yang menjadi objek

penelitiannya telah sesuai dengan Permendagri No.113 tahun 2014.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

13

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuliansyah &

Munandar. 2017) yang berjudul “Kepatuhan Aparatur Desa dalam

Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri

No.113 tahun 2014 diwilayah Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas”

menunjukkan bahwa penatausahaan keuangan desa yang ada cukup baik

hampir seluruh desa telah melaksanakan pengelolaan keuangan sesuai

dengan Permendagri, Kendala yang terjadi adalah kurang diadakannya

pelatihan teknis dan sumber daya manusia yang kurang memadai.

B. Tinjauan Pustaka

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan

kontraktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak

yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk

melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya

sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Smith, 1984).

Dikutip dalam (Santoso 2015) Agency adalah keterikatan hubungan

antara dua pihak yang mana pihak satu sering disebut dengan agent,

yaitu pihak yang diberikan kewengana untuk melakukan perbuatan

untuk dan atas nama serta dibawah pengawasan pihak lain, yaitu

principal. Principal adalah pihak yang memberikan kewenangan pada

agen untuk melakukan tindakan tertentu serta melakukan pengawasan

tindakan agen, sedangkan pihak yang melakukan transaksi dengan agen

disebut dengan third party.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

14

Menurut Anggraini di dalam (Suryani 2018) hubungan keagenan,

terdapat tiga faktor yang mempengaruhi yaitu biaya pengawasan

(monitoring cost), biaya kontrak (contracting cost) dan visibilitas

politis. Perusahaan yang menghadapi biaya pengawasan dan kontrak

yang tinggi cenderung akan memilih metode akuntansi yang dapat

meningkatkan laba yang dilaporkan, dan perusahaan yang menghadapi

visibilitas politis yang tinggi cenderung akan memilih metode dan

tehnik akuntansi yang dapat melaporkan laba menjadi lebih rendah.

Pada pemerintahan daerah di Indonesia secara sadar atau tidak, teori

agensi sebenarnya telah dipraktikkan. Pada organisasi sektor publik

yang dimaksud principal adalah rakyat dan agen adalah pemerintah

dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan memberikan penjelasan tentang adanya

hubungan yang jelas antara teori agensi dengan akuntabilitas.

2. Kepatuhan Hukum (Legal Obedience)

Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang berarti tunduk, taat dan

turut. Mematuhi berarti menunduk, menuruti dan mentaati. Kepatuhan

berarti ketundukan,ketaatan keadaan seseorang tunduk menuruti sesuatu

atau sesorang. Jadi, dapatlah dikatakan kepatuhan hukum adalah

keadaan seseorang warga masyarakat yang tunduk patuh dalam satu

aturan main (hukum) yang berlaku.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

15

Menurut Maronie S, Kepatuhan hukum adalah ketaatan pada

hukum, dalam hal ini hukum yang tertulis. Kepatuhan atau ketaatan ini

didasarkan pada kesadaran. Hukum dalam hal ini hukum tertulis atau

peraturan perundang-undangan mempunyai pelbagai macam kekuatan,

kekuatan berlaku atau “rechtsgeltung”.

Kalau suatu undang-undang itu memenuhi syarat-syarat formal atau

telah mempunyai kekuatan secara yuridis, namun belum tentu secara

sosiologis dapat diterima oleh masyarakat, ini yang disebut kekuatan

berlaku secara sosiologis. Masih ada kekuatan berlaku yang

disebut filosofische rechtsgetung, yaitu apabila isi undang-undang

tersebut mempunyai ketiga kekuatan berlaku sekaligus.

Dalam konteks kepatuhan hukum didalamnya ada sanksi positif dan

negatif, ketaatan merupakan variable tergantung, ketaatan hukum

tersebut didasarkan kepada kepuasan diperoleh dengan dukungan sosial.

Menurut Satjipto Rahardjo ada 3 faktor yang menyebabkan masyarakat

mematuhi hukum:

a. Compliance, kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan suatu

imbalan dan usaha untuk menghidarkan diri dari hukuman yang

mungkin dikenakan apabila seseorang melanggar ketentuan hukum.

Adanya pengawasan yang ketat terhadap kaidah hukum tersebut.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

16

b. Identification, terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah hukum ada

bukan karena nilai intrinsiknya, akan tetapi agar keanggotaan

kelompok tetap terjaga serta ada hubungan baik dengan mereka yang

diberi wewenang untuk menerapkan kaidah kaidah hukum tersebut.

c. Internalization, seseroang mematuhi kaidah kaidah hukum

dikarenakan secara intrinsik kepatuhan tadi mempunyai imbalan.

Isinya sesuai dengan nilai nilainya dari pribadi yang bersangkutan.

Kepatuhan merupakan sikap yang aktif yang didasarkan atas

motivasi setelah ia memperoleh pengetahuan. Dari mengetahui sesuatu,

manusia sadar, setelah menyadari ia akan tergerak untuk menentukan

sikap atau bertindak. Oleh karena itu dasar kepatuhan itu adalah

pendidikan, kebiasaan, kemanfaatan dan identifikasi kelompok. Jadi

karena pendidikan, terbiasa, menyadari akan manfaatnya dan untuk

identifikasi dirinya dalam kelompok manusia akan patuh.

3. Pengelolaan Keuangan

Menurut Wardoyo (1980:41) Pengelolaan adalah suatu rangkaian

kegiatan yang berintikan perencanaan ,pengorganisasian penggerakan

dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Menurut Harsoyo (1977:121) pengelolaan adalah suatu istilah yang

berasal dari kata “kelola” mengandung arti serangkaian usaha yang

bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan segala potensi yang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

17

dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang

telah direncanakan sebelumnya.

Menurut Rahayu (2014), pengelolaan keuangan dan aset desa

meliputi beberapa tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban . Sedangkan laporan

pertanggungjawaban keuangan dan asset desa, antara lain : laporan

pertanggungjawaban APBDesa, laporan pertanggungjawaban Dana

Desa, laporan pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa, dan laporan

pertanggungjawaban Bantuan Keuangan.Pengelolaan keuangan desa

mencakup: Perencanaan (penyusunan) APBDes: pendapatan dan

belanja, Pengumpulan pendapatan (atau sering disebut ekstraksi) dari

berbagai sumber: pendapatan asli desa, swadaya masyarakat, bantuan

dari pemerintah atasan, dan lain-lain.

4. Asas Pengelolaan Keuangan Desa

Keuangan Desa dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan

yang baik. Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana tertuang

dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yaitu transparan, akuntabel,

partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Sesuai

dengan

(Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 2015) uraian

sebagai berikut:

a. Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan

masyarakat untuk mengetahui dan mendapat akses informasi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

18

seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas yang membuka diri

terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,

jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan

pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

b. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber

daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel yang

menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan.

c. Partisipatif adalah prinsip dimana bahwa setiap warga desa yang

bersangkutan mempunyai hak untuk terlibat dalam setiap

pengambilan keputusan pada setiap kegiatan yang

diselanggarakan oleh pemerintahan desa. Keterlibatan masyarakat

dalam rangka pengambilan keputusan tersebut dapat secara

langsung atau tidak.

d. Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa

harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

19

5. Laporan Keuangan Desa

Dalam Sujarweni (2015), tahapan dalam pembuatan laporan

keuangan desa adalah sebagai berikut:

a. Membuat rencana berdasarkan visi dan misi yang dituangkan

dalam penyususan anggaran.

b. Anggaran yang dibuat terdiri dari akun Pendapatan, belanja dan

pembiayaan. Setelah anggaran disahkan maka perlu dilaksanakan.

c. Dalam pelaksanaan anggaran timbull transaksi. Transaksi tersebut

harus dilakukan pencatatan lengkap berupa pembuatan buku kas

umum, buku kas pembantu, buku bank, buku pajak, buku

inventaris dengan disertai pengumpulan bukti-bukti transaksi.

d. Untuk memperoleh informasi posisi keuangan, kemudian

berdasarkan transaksi yang terjadi dapat dihasilkan sebuah neraca.

Neraca ini fungsinya untuk mengetahui kekayaan/posisi keuangan

desa.

e. Selain menghasilkan neraca bentuk pertanggungjawaban

pemakaian anggaran dibuatlah laporan realisasi anggaran desa.

6. Akuntansi Desa dan Keuangan Desa

Akuntansi Desa adalah pencatatan dari proses transaksi yang terjadi

di desa, dibuktikan dengan nota- nota kemudian dilakukan pencatatan

dan pelaporan keuangan sehingga akan menghasilkan informasi dalam

bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak yang

berhubungan dengan desa (Sujarweni, 2015:17).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

20

Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Keuangan Desa, dimana keuangan desa adalah semua hak dan

kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu

berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban desa. Pihak-pihak yang menggunakan informasi keuangan

desa di antaranya adalah Masyarakat Desa, Perangkat Desa,

Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Pusat.

Pengertian Keuangan Desa menurut UU Desa adalah semua hak dan

kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu

berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban Desa. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan,

belanja, pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan

desa yang baik. Siklus pengelolaan keuangan desa meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban, dengan periodisasi 1 (satu) tahun anggaran,

terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa menurut (Sujarweni,

2015:33) adalah pertanggungjawaban dari pemegang manajemen desa

untuk memberikan informasi tentang segala aktivitas dan kegiatan desa

kepada masyarakat dan pemerintah atas pengelolaan dana desa dan

pelaksanaan berupa rencana-rencana program yang dibiayai dengan

uang desa.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

21

Dikutip dalam buku (Nurcholis 2011) Anggaran belanja dan

pendapatan desa adalah rencana keuangan desa dalam satu tahun yang

memuat perkiraan pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan,

dan rencana pembiayaan yang dibahas dan disetujui bersama oleh

pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa, dan ditetapkan

dengan peraturan desa.

Komponen dalam anggaran desa menurut Permendagri Nomor 113

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa terdiri atas akun-akun

sebagai berikut: Pendapatan Desa, Belanja Desa, dan Pembiayaan Desa.

a. Pendapatan Desa

Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, pendapatan desa meliputi semua

penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak

desa dalam 1 tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali

oleh desa. Pendapatan desa terdiri atas kelompok:

1) Pendapatan Asli Desa (PADesa), terdiri atas jenis yaitu hasil

usaha, hasil aset, swadaya, partisipasi, dan gotong royong,

serta lain- lain pendapatan asli desa (hasil pungutan desa).

2) Transfer, terdiri atas jenis yaitu Dana Desa, Bagian dari Hasil

Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah,

Alokasi Dana Desa (ADD), Bantuan Keuangan dari APBD

Provinsi, Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

22

3) Pendapatan lain-lain, terdiri atas jenis yaitu hibah dan

sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat, serta Lain

lain pendapatan desa yang sah.

b. Belanja Desa

Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, belanja desa meliputi semua

pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa

dalam 1 tahun anggaran yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa terdiri atas

kelompok:

1) Penyelenggaraan pemerintahan desa, terdiri atas jenis yaitu

Penghasilan tetap dan tunjangan, serta operasional perkantoran.

2) Pelaksanaan pembangunan desa.

3) Pembinaan kemasyarakatan desa.

4) Pemberdayaan masyarakat desa.

5) Belanja tak terduga.

c. Pembiayaan Desa

Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, pembiayaan desa meliputi semua

penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran

yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Pembiayaan desa terdiri atas kelompok:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

23

1) Penerimaan pembiayaan, mencakup Sisa Lebih

Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya, Pencairan

dana cadangan, dan Hasil penjualan kekayaan desa yang

dipisahkan.

2) Pengeluaran pembiayaan, mencakup Pembentukan dana

cadangan, dan Penyertaan modal desa.

8. Siklus Pengelolaan Keuangan Desa

a. Tahap Perencanaan

Bersadarkan pada Permendagri No. 113 Tahun 2014 dijelaskan

bahwa perencanaan dilakukan oleh Sekretaris Desa. Rancangan

Peraturan Desa yang telah dibuat diserahkan kepada Kepala Desa

yang kemudian akan dimusyawarahkan dengan Badan

Permusawaratan Desa (BPD) oleh Kepala Desa untuk disepakati

bersama paling lambat bulan oktober tahun berjalan. Rancangan

peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja yang

telah disepakti Bersama akan diserahkan oleh Kepala Desa kepada

Bupati melalui Camat paling lambat tiga hari sejak tanggal

disepakati.

Dikutip dalam buku (Nurcholis:2011) perencanaan pembangunan

desa terdiri dari :

1). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa)

RPJMDesa adalah suatu dokumen perencanaan untuk periode 5

(lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan desa,

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

24

arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, dan program,

program perangkat desa, program prioritas kewilayahan,

disertai dengan rencana kerja.

2). Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa)

RKPDesa adalah dokumen perencanaan untuk 1 (satu)

tahun, merupakan penjabaran RPJMDesa yang memuat

kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka

pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas

pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta

prakiraan maju, bai yang dilaksanakan langsung oleh

pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong

partisipasi masyarakat dengan mengacu pada Rencana Kerja

Pemerintah Daerah dan RKPDesa.

Pada tahap perencanaan pengelolaan keuangan desa maka

sebelumnya akan dilakukan kegiatan musyawarah yang

melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur

masyarakat secara partisipatif dalam rangka pengalokasian

sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan

desa. Dalam musyawarah tersebut nantinya akan menghasilkan

keputusan mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Desa (RPJM) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP).

Penyusunan perencanaan pembangunan desa sesuai dengan

kewenangan yang berpedoman pada perencanaan kabupaten

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

25

atau kota, musyawarah dalam penyusunan perencanaan

program kerja, kebutuhan desa ataupun lainnya harus

dilakukan. Dalam tahap perencanaan dimulai dengan

Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa berdasarkan Rencana Kegiatan Pemerintah Desa

(RKPDesa). Sekretaris Desa menyampaikan rancangan

Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala Desa.

Kemudian Kepala Desa menyamikannya kepada Badan

Permusyawartan Desa untuk dimusyawarakan dan disepakati

bersama. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa

disepakati bersama paling lambat bulan oktober tahun berjalan.

Rancangan Peraturan Desa (RPD) yang telah disepakati

bersama disampaikan oleh Kepala Desa kepada

Bupati/Walikota melalui camat paling lambat 3 (tiga) hari

setelah disepakati. Bupati/Walikota menetapkan hasil evalusi

Rancangan APBDesa paling lama 20 ( dua puluh ) hari sejak

diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa

tersebut.

b. Tahap Pelaksanaan

Berdasarkan pada permendagri No.113 Tahun 2014,

Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) adalah

unsur perangkat desa yang membantu Kepala Desa. Semua

penerimaan dan pengeluaraan desa dalam rangka pelaksanaan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

26

kewenanagan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa. Semua

penerimaan dan pengeluaran desa didukung dengan bukti yang

lengkap dan sah. Setiap pelaksana kegiatan mengajukan Surat

Permintaan Pembayaran (SPP) dan diverifikasi oleh Sekretaris Desa

dan disetujui oleh Kepala Desa untuk melaksanakn kegiatan.

Selanjutnya Bendahara Desa menerima SPP yang telah disetujui

Kepala Desa dan melakukan pembayaran. Pelaksana kegiatan

kegiatan bertanggungjawab terhadap pengeluaran yang

menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan

mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan desa.

Dalam pengelolaan keuangan desa, tahapan selanjutnya setelah

penganggaran adalah pelaksanaan keuangan desa yang terkait

dengan pelaksanaan pendapatan, belanja dan pembiayaan desa.

1). Pendapatan Desa

Pelaksanaan pendapatan desa adalah proses penerimaan

berbagai sumber pendapatan desa, antara lain pendapatan asli

desa yang berasal dari masyarakat dan lingkungan desamisalnya

penerimaan pungutan dan sewa; pendapatan transfer yang

berasal dari pemerintah supra desa (misalnya dana desa, alokasi

dana desa, bagi hasil pajak/retribusi daerah dan bantuan

keuangan) serta lain-lain pendapatan desa berupa hibah dan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

27

sumbangan dari pihak ketiga yang telah ditetapkan sebelumnya

di dalam APB Desa.

2). Pelaksanaan Belanja Desa

Pelaksanaan belanja desa adalah proses pengeluaran dari

RKD untuk melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang

telah ditetapkan sebagaimana tercantum dalam APB Desa.

3). Penyelenggaraan Kewajiban Perpajakan

Atas transaksi keuangan yang telah dilakukan maka wajib

dikenakan pajak, Bendahara Desa memiliki kewajiban untuk

melakukan pemungutan/pemotongan. Seluruh potongan pajak

wajib disetorkan ke rekening kas negara sesuai ketentuan

perpajakan.

Pelaksanaan dilakukan oleh tim pelaksanaan desa, semua

kegiatan yang dilaksanakan wajib dilengkapi dengan papan

informasi kegiatan yang dipasang dilokasi pelaksanaan. Semua

pengeluaran maupun penerimaan yang berhubungan dengan

pelaksanaan kegiatan harus dilengkapi dengan bukti-bukti yang

lengkap sah. Dana atau uang dapat disimpan di kas desa oleh

bendahara desa, untuk jumlah dana atau uang yang akan

dijadikan sebagai kas desa ditetapkan dalam peraturan Bupati

atau Walikota dan disahkan oleh Kepala Desa.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

28

c. Tahap Penatausahaan

Penatausahaan keuangan desa merupakan bagian dari

pengelolaan keuangan desa dimana proses penetapan dilakukan oleh

Bendahara Desa terhadap seluruh transaksi penerimaan pendapatan

desa meliputi pendapatan asli desa, transfer dan penadapatn lain-

lain.

Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa. Menurut

Permendagri No.113 tahun 2014 dalam buku (Sujarweni:2015)

Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan

pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara

tertib. Bendahara wajib mempertanggungjawabkan uang melalui

laporan pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban

disampaikan setiap bulan kepada kepala desa paling lambat tanggal

10 bulan berikutnya. Penatausahaan penerimaan serta pengeluaran

menggunakan :

1). Buku Kas Umum

Buku kas umum digunakan untuk mencatat semua aktifitas

yang berkaitan dengan penerimaan serta pengeluaran kas, baik

yang terjadi secara tunai maupun kredit.

2). Buku Kas Pembantu Pajak

Buku kas pembantu pajak digunakan untuk mencatat semua

aktifitas yang berkaitan dengan penerimaan serta pengeluaran

kas yang berhubungan dengan pajak.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

29

3). Buku Bank

Buku Bank digunakan untuk mencatat semua aktifitas yang

berkaitan dengan penerimaan serta pengeluaran kas yang

berhubungan dengan kas bank.

d. Tahap Pelaporan

Kepala desa wajib untuk menyusun dan menyampaikan laporan

atas pelaksanaan tugas, keuangan, hak dan kewajibannya dalam

pengelolaan keuangan desa. Laporan ini terdiri dari laporan realisasi

pelaksanaan APB Desa dan Laporan Realisasi Penggunaan Dana

Desa.

Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksamaam

APBDesa kepada Bupati/Walikota.

1). Laporan semester pertama berupa Laporan Realisasi

APBDesa, realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan

paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.

2). Laporan Semester Akhir Tahun

Disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun

berikutnya.

e. Tahap Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban mengenai semua penggunaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) harus formil maupun

materil, begitu juga dengan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

30

disimpan oleh perangkat desa sebagai objek pemeriksaan yang

salinannya dikirim ke kecamatan.

1). Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban

realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap

akhir tahun anggaran.

2). Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

3). Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

ditetapkan dengan Peraturan Desa.

9. Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

proses, cara, perbuatan menerapkan. Penerapan adalah sebuah tindakan

yang dilakukan, baik secara individu maupun kelompok dengan maksud

untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Penerapan adalah

tindakan mempraktekkan (Lukman Ali, 1995).

Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang

digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,

komponen atau variabel yang terorganisir dan saling berinteraksi satu

sama lain yang mana perpaduan tersebut gunanya untuk pencapaian

tujuan (Sutabri, 2005:3).

Sistem keuangan desa (SISKEUDES) adalah sebuah aplikasi yang

dikembangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

31

(BPKP) dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola keuangan desa

yang bersifat akuntabel dan transparan. Sistem keuangan desa memiliki

kelebihan diantaranya, yaitu: Sesuai dengan peraturan, memudahkan

tata kelola keuangan desa, kemudahan penggunaan aplikas, dilengkapi

dengan sistem pengendalian intern; didukung dengan petunjuk

pelaksanaan implementasi dan manual aplikasi.

Penerapan Sistem keuangan desa (SISKEUDES) merupakan

aplikasi berbasi online, menggunakan user id dan password desa untuk

bisa menggunakannya, penerapannya menggunakan database Microsoft

access sehingga lebih mudah diterapkan. Aplikasi SISKEUDES

merupakan alat untuk mewujudkan pengelolaan yang akuntabel,

transparan dan partisipatif sehingga penggunaannya bersifat online.

Dimulai dari pengisian data umum, yaitu proses utama yang harus

dilakukan. Tanpa pengisian data umum, maka akan ada proses yang

tidak dapat dilakukan, hal yang harus diperhatikan bahwa parameter

data umum di kelola oleh administrator pada tingkat Kabupaten.

Pemerintah desa tidak diperbolehkan untuk melakukan pengubahan atau

penambahan tanpa izin dari kabupaten. Menu data umum ini digunakan

untuk melakukan penginputan data umum pemerintah daerah yang

menggunakan aplikasi SISKEUDES, seperti alamat, pemda, ibukota

dan anggaran. Pengisian data umum ini bertujuan agar tidak dapat

dipertukarkan antar pemda.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

32

Setelah kabupaten melakukan pengisian data umum, maka

kecamatan dan desa melakukan pengisian parameter data kecamatan

dan desa, berupa kode kecamatan dan kode desa sesuai dengan wilayah

administratif, selanjutnya adalah pilih menu data entri, secara umum

menu data netri terbagi atas 4 kelompok menu yang disesuaikan dengan

tahapan pengelolaan keuangan desa. Pengelompokan menu data entri

yang dimaksud terdiri dari:

a) Modul Perencanaan, merupkan kelompok menu yang digunakan

untuk merekam Data Umum Desa, RPJMDesa dan RKPDesa.

b) Modul Penganggaran, merupakan kelompok menu yang digunakan

untuk melakukan proses penyusunan anggaran dengan output utama

APBDesa dan Penjabaran APBDesa.

c) Modul Penatausahaan, merupakan kelompok menu yang digunakan

untuk melakukan proses penatausahaan dalam tataran pelaksanaan

anggaran APBDesa yang meliputi pengajuan SPP, pencairan dan

pertanggungjawaban. Output utama menu ini adalah buku-buku

penatausahaan keuangan desa seperti Surat Permintaan Pembayaran

(SPP), Buku Kas Umum (BKU), Buku Kas Tunai, Buku Bank, Buku

Pajak, Buku Panjar dan Kuitansi.

d) Modul Pembukuan, merupakan kelompok menu dalam rangka

menghasilan Laporan Keuangan Pemerintah Desa yang meliputi

Laporan Pelaksanaan Anggaran APBDesa dan Catatan atas Laporan

Keuangan Desa (CaLK). Pada modul ini juga disediakan Laporan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57259/3/BAB II.pdf · dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya. Peraturan Pemerintah Republik

33

Kompilasi yang menggabungkan seluruh laporan desa-desa yang

ada di pemda.