BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian sehingga dapat memperkaya teori-teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian ini. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian Dicky dan Jayus (2016) Pengaruh Promosi Penjualan dan Kualitas Produk terhadap minat beli (Studi Kasus Rumah Makan Mbok Sri Yogyakarta) Untuk mengetahui Pengaruh Promosi Penjualan dan Kualitas Produk terhadap minat beli (Studi Kasus Rumah Makan Mbok Sri Yogyakarta) Analisis Regresi Linear Berganda Menunjukkan bahwa hubungan antara variabel promosi Penjualan dan Kualitas Produk terhadap minat beli sangat kuat Herdian Rizky,dkk (2018) Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, dan Promosi terhadap Minat Beli Di Quick Chicken Jombang Untuk menjelaskan Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, dan Promosi terhadap Minat Beli Di Quick Chicken Jombang Analisis Jalur Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, citra merek, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli di quick chicken jombang. Endro, A dan Achmad, F (2015) Pengaruh Persepsi Kualitas Produk, Untuk menguji dan menganalisis pengaruh persepsi kualitas Analisis Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek 9

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian

sehingga dapat memperkaya teori-teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian

ini.

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul

Penelitian

Tujuan Penelitian Metode

Analisis

Hasil Penelitian

Dicky dan

Jayus

(2016)

Pengaruh

Promosi

Penjualan dan

Kualitas Produk

terhadap minat

beli (Studi Kasus

Rumah Makan

Mbok Sri

Yogyakarta)

Untuk mengetahui

Pengaruh Promosi

Penjualan dan

Kualitas Produk

terhadap minat beli

(Studi Kasus

Rumah Makan

Mbok Sri

Yogyakarta)

Analisis

Regresi

Linear

Berganda

Menunjukkan

bahwa hubungan

antara variabel

promosi

Penjualan dan

Kualitas Produk

terhadap minat

beli sangat kuat

Herdian

Rizky,dkk

(2018)

Pengaruh

Kualitas Produk,

Citra Merek, dan

Promosi

terhadap Minat

Beli Di Quick

Chicken

Jombang

Untuk menjelaskan

Pengaruh Kualitas

Produk, Citra

Merek, dan

Promosi terhadap

Minat Beli Di

Quick Chicken

Jombang

Analisis

Jalur

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa kualitas

produk, citra

merek, dan

promosi

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap minat

beli di quick

chicken

jombang.

Endro, A

dan

Achmad, F

(2015)

Pengaruh

Persepsi

Kualitas Produk,

Untuk menguji dan

menganalisis

pengaruh persepsi

kualitas

Analisis

Regresi

Linear

Berganda

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa variabel

citra merek

9

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

10

Peneliti Judul

Penelitian

Tujuan Penelitian Metode

Analisis

Hasil Penelitian

Citra Merek dan

Promosi

terhadap Minat

Beli Konsumen

Kedai Rafa

Tulungagung.

produk, citra merek

dan promosi

terhadap minat beli

pada konsumen

kedai rafa

Tulungagung.

secara parsial

berpengaruh

signifikan

terhadap

minat beli.

Sedangkan

variabel persepsi

kualitas dan

variabel promosi

secara parsial

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap minat

beli. Secara

simultan, ketiga

varibel bebas

yaitu

persepsi

kualitas, citra

merek dan

promosi

berpengaruh

signifikan

terhadap minat

beli.

Satria, Adi

(2015)

Pengaruh Citra

Merek dan

Kualitas Produk

terhadap Minat

Beli Konsumen

(Studi Kasus

Konsumen

Ayam

Nelongso)

Untuk mengetahui

pengaruh Pengaruh

Citra Merek dan

dan Kualitas

Produk terhadap

Minat Beli

Konsumen (Studi

Kasus Konsumen

Ayam Nelongso)

Analisis

Regresi

Linear

Berganda

Menunjukkan

bahwa, terdapat

pengaruh citra

merek dan

kualitas produk

yang positif dan

signifikan

terhadap minat

beli konsumen.

Devonalita,

dkk (2017) Analisa

Pengaruh

Promosi

Penjualan,

Periklanan dan

Untuk mengetahui

Pengaruh Promosi

Penjualan,

Periklanan dan

Kualitas Produk

Terhadap Minat

Analisis

Regresi

Linear

Berganda

Hasil peneltian

ini menunjukkan

bahwa terdapat

pengaruh positif

dan signifikan

antara promosi

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

11

Peneliti Judul

Penelitian

Tujuan Penelitian Metode

Analisis

Hasil Penelitian

Kualitas Produk

Terhadap Minat

Beli (Study

Kasus KFC

Surabaya)

Beli (Study Kasus

KFC Surabaya)

penjualan,

periklanan dan

kualitas produk

terhadap minat

beli (study kasus

kfc surabaya)

B. Landasan Teori

1. Minat Beli

Salah satu bentuk perilaku konsumen adalah minat beli terhadap suatu

produk di mana konsumen akan bertindak setelah konsumen merasakan kepuasan

terhadap produk yang telah di belinya. Dalam suatu perusahaan pemasar tidak

hanya memasarkan produknya, akan tetapi pemasar harus memperhatikan minat

beli konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Minat beli konsumen

akan tercipta apabila suatu produk yang di tawarkan oleh perusahaan cocok,

terjangkau, menarik dan juga mudah untuk di dapatkannya(Zulkarnain, 2012).

Minat beli berhubungan dengan perasaan seseorang yang timbul setelah adanya

proses evaluasi alternatif, di dalam proses evaluasi alternatif seseorang akan

membuat suatu rangkaian keputusan dalam mengenai produk yang akan di

belinya(Regina. 2017).

Minat beli adalah suatu kecenderungan dari konsumen dalam melakukan

pembelian suatu produk dan merek dalam mengambil suatu tindakan pengambilan

keputusan yang berhubungan dengan pembelian, yang di ukur dengan tingkat

kepuasan konsumen pada saat melakukan pembelian(Regina, 2017). Menurut

Howard (2004) Minat beli merupakan suatu pernyataan yang berkaitan dengan

perasaan konsumen yang mencerminkan rencana untuk melakukan suatu

pembelian suatu produk secara berulang dalam beberapa waktu tertentu.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

12

Minat beli adalah suatu tahap di mana kecenderungan konsumen

melakukan pembelian pada waktu yang akan datang walaupun minat beli

merupakan pembelian yang tidak pasti untuk melakukan pembelian

ulang(Purnomo, E. 2016). Minat beli merupakan suatu rangsangan yang kuat

dalam memotivasi tindakan untuk melakukan suatu pembelian produk atau jasa

sehingga minat beli seseorang akan berubungan erat dengan perasaan, ketika

konsumen merasa puas dan senang ketika melihat produk, maka hal itu akan

memperkuat minat beli konsumen (Latief, 2018).

Terdapat empat tahapan produsen dalam menentukan minat beli atau

menentukan dorongan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk

atau jasa yang ditawarkan. Empat tahapan tersebut dikenal dengan model AIDA,

yaitu: Attention, Interest, Desire dan Action (Kotler, 2008).

a. Attention, tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau

jasa sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan, selain itu calon pelanggan juga

mempelajari produk atau jasa yang ditawarkan.

b. Interest, dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk membeli produk

atau jasa yang ditawarkan, setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci

mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.

c. Desire, adalah calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi mengenai

produk atau jasa yang ditawarkan, karena hasrat dan keinginan untuk membeli

mulai timbul. Dalam tahapan ini calon pelanggan sudah mulai berminat

terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan

munculnya minat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan mencoba

produk atau jasa yang ditawarkan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

13

d. Action, pada tahap ini calon pelanggan telah mempunyai kemantapan yang

tinggi untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.

Adapun indikator – indikator minat beli konsumen menurut Ferdinand

(2006), sebagai berikut :

a. Minat transaksional yaitu keinginan individu atau organisasi dalam membeli

barang atau jasa.

b. Minat refrensial adalah kecenderungan seseorang untuk membeli suatu produk

karena rekomendasi orang lain.

c. Minat preferensial ialah kecenderungan individu atau organisasi untuk

mengutamakan produk tersebut dibanding produk atau merek lain.

d. Minat eksploratif yakni kecenderungan individu dalam membeli produk karena

informasi yang berasal dari pemasar.

Menurut Abdurachman (2004), terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi minat beli, yaitu sebagai berikut:

a. Faktor kualitas, merupakan atribut produk yang dipertimbangkan dari segi

manfaat fisiknya.

b. Faktor brand atau merek, merupakan atribut yang memberikan manfaat non

material, yaitu kepuasan emosional.

c. Faktor kemasan, atribut produk berupa pembungkus daripada produk

utamanya.

d. Faktor harga, pengorbanan riil dan materil yang diberikan oleh konsumen

untuk memperoleh atau memiliki produk.

e. Faktor ketersediaan barang, merupakan sejauh mana sikap konsumen terhadap

ketersediaan produk yang ada.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

14

f. Faktor acuan, merupakan pengaruh dari luar yang ikut memberikan rangsangan

bagi konsumen dalam memilih produk, sehingga dapat pula dipakai sebagai

media promosi.

Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan

ingin memakai produk yang dilihatnya, Menurut Howard dan Shay bahwa

proses membeli (buying intention) akan melalui lima tahapan, yaitu :

a. Pemenuhan kebutuhan (need)

b. Pemahaman kebutuhan (recognition)

c. proses mencari barang (search)

d. Proses evaluasi (evaluation)

e. Pengambilan keputusan pembelian (decision)

2. Promosi

Promosi merupakan suatu bentuk proses komunikasi pemasaran yang

bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi mempengaruhi dan untuk

mengingatkat pasar sasaran atas produk yang akan dipasarkan agar bersedia

menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan (Latief,

2018). Menurut Kotler & Keller (2009), promosi merupakan serangkaian proses

untuk mengomunikasikan dan menciptakan suatu nilai kepada pelanggan dan

untuk mengelola hubungan pelanggan dan perusahaan untuk menciptakan

keuntungan bagi perusahaan.

Menurut Anggi (2018), promosi penjualan merupakan suatu bentuk

persuasi langsung yang melalui penggunaan yang dapat merangsang pembelian

produk dengan segera atau dengan meningkatkan jumlah yang akan dibeli

pelanggan. Ada beberapa indicator promosi yang dapat digunakan salah satunya

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

15

dengan menggunakan promosi penjualan (selles promotion) dimana promosi

tersebut merupakan sebuah promosi yang menawarkan tindakan langsung kepada

konsumen ataupun calon konsumen untuk segera melakukan tindakan pembelian

produk atau jasa.

Menurut Kotler dan Keller (2016:272), indikator-indikator promosi

diantaranya adalah kualitas promosi yang merupakan tolak ukur seberapa baik

promosi penjualan dilakukan, kedua waktu promosi adalah lamanya promosi yang

dilakukan oleh perusahaan, ketiga frekuensi promosi adalah jumlah promosi

penjualan yang dilakukan dalam suatu waktu melalui media promosi penjualan,

keempat ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi merupakan faktor yang

diperlukan untuk mencapai target yang diinginkan perusahaan.

Menurut Kotler (2003) tujuan promosi terbagi menjadi tiga jenis yaitu,

memberikan informasi kepada konsumen tentang produk atau fitur-fitur yang

menciptakan kebutuhan, mempengaruhi konsumen untuk membeli merek orang

lain, dan mengimgatkan pelanggan tentang merek atau produk supaya melakukan

pembelian dan meningkatkan penjualan. Promosi penjualan merupakan suatu

rangkaian komunikasi yang digunakan dalam menginformasikan atau membujuk

untuk mengingatkan konsumen tentang produk yang dihasilkan (Lestari, 2015).

Suatu perusahaan melakukan suatu promosi penjualan itu merupakan

suatu faktor yang sangat penting untuk dilakukan karan promosi penjualan

merupakan upaya pemasaran untuk mendorong calon pembeli agar membeli lebih

banyak dan lebih sering membeli produk. Inti dari pemasaran adalah usaha yang

sungguh-sungguh dalam membangun citra perusahaan dalam jangka panjang, dan

ada beberapa tujuan yang harus diketahui oleh perusahan dalam melakukan

pemasaran yaitu:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

16

a. Menarik para pembeli baru.

b. Memberikan suatu penghargaan atau hadiah kepada pelanggan-pelanggan yang

lama.

c. Meningkatkan daya beli ulang dari konsumen yang lama.

d. Menghidarkan konsumen dari produk lain yang bias membuatnya pindah dari

produk kita.

e. Mempopulerkan citra merek dengan meningkatkan loyalitas.

f. Meningkatkan volume penjualan dalam jangka pendek dalam memperluas

pasar jangka panjang.

Menurut Prasetio & Rismawati (2018), setiap konsumen mempunyai

beberapa karakteristik dan pendapat yang berbeda-beda terhadap produk yang

ditawarkan oleh pemasar. Yang didalamnya dibutuhkan rangsangan yang menarik

perhatian konsumen sehingga konsumen dapat melakukan suatu keputusan

pembelian. Promosi penjualan merupakan suatu unsure atau kunci dari

pemasaran. Promosi penjualan terdiri dari suatu kumpulan alat-alat insentif yang

bermacam-macam, sebagian besar promosi penjualan berjangka pendek dan

dirancang untuk mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk

dengan cara cepat.

Alat-alat promosi penjualan bermacam-macam, tetapi alat-alat promosi

penjualan memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti yang dikatakan oleh Kotler dan

Keller (2008) yaitu :

a. Komunikasi yaitu promosi penjualan mampun menarik perhatian dan member

informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk.

b. Insentif yaitu Memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi

pelanggan.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

17

c. Undangan yaitu Mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga.

Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek dalam aktivitas

promosi untuk supaya merangsang konsumen melakukan pembelian suatu produk

dengan menggunakan cara bervariasi, seperti pameran produk, kupon dan

sebagainya. Promosi penjualan member manfaat langsung kepada konsumen pada

saat consumen melakukan pembelian produk, promosi penjualan dapat berupa

memberikan potongan harga, voucher, kupon, undian berhadiah, dan sebagainya

(Santi, E. 2018).

Promosi penjualan merupakan alat yang menawarkan insentif pada

pembeli dan terdiri atas :

a. Promosi konsumen (consumer promotion) adalah upaya mendorong pembelian

unit-unit yg lebih besar, menciptakan pengujian produk di antara non pemakai,

dan menarik orang beralih merek dari pesaing. Alat yang di gunakan seperti

sample, kupon, penawaran uang kembali, pengurangan harga, hadiah, premi,

kontes, peragaan, stiker.

b. Promosi dagang (trade promotion) adalah upaya membujuk pengecer menjual

produk baru dan mempunyai tingkat persediaan dan mendorong pembelian

di luar musim. Alat yang digunakan seperti jaminan pembelian, hadiah barang,

iklan bersama, kerja sama iklan dan pemajangan, pengembalian uang, kontes

penjualan para penyalur.

c. Promosi wiraniaga (sales force promotion) adalah upaya mendorong

dukungan terhadap produk atau model baru dan mendorong pencarian

calon pelanggan yang lebih banyak. Alat yang digunakan seperti memberi

bonus, kontes dan kereta penjualan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

18

3. Citra merek

Didalam suatu perusahaan yang berkembang diperlukan suatu merek atau

merek yang kuat sehingga perusahaan bias berkembang secara cepat dan

konsumen bisa cepat mengenali merek atau merek perusahaan. Merek sendiri

merupakan suatu kekuatan atau kesaktian merek yang memberikan suatu nilai

lebih kepada konsumen sehingga perusahaan bias berkembang, dengan kekuatan

merek yang kuat dapat memberi nilai lebih yang dapat diharapkan konsumen bisa

merasakan kepuasan yang lebih dibanding produk-produk yang lainya. Menurut

(Kotler,2009), Merek merupakan suatu nilai tambah yang diberikan kepada suatu

produk atau jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir,

merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, pangsa pasar, harga,

dan juga profitabilitas yang diberikan oleh suatu merek bagi perusahaan.

Menurut Endro, A., & Achmad, F. (2015), merek merupakan sebuah

simbul atau nama, atau unsure unik lain yang mengidentifikasikan suatu produk

secara detail dan berbeda dengan para pesaing. Merek yang bagus biasanya

ditandai dengan berbagai kemudahan dalam diucapkan, baik dieja atau dibaca.

Merek juga memberikan nilai sangat besar, sehingga konsumen yang sudah tau

atau sudah percaya terhadap merek tertentu akan menjadi setia dan tidak akan

beralih kemerek pesaing. Merek sendiri mampu memberikan nilai yang lebih

dariapa yang ditawarkan oleh suatu produk pada pelanggan dan merek juga

memiliki ekuitas merek, Merek sendiri merupakan suatau asset yang dimiliki oleh

suatu perusahan yang berkaitan dengan merek, simbol, nama yang mampu

menambah atau juga mengurangi nilai yang diberikan oleh produk atau jasa pada

suatu perusahaan atau pelanggan (Venessa &Arifin, Z. 2015).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

19

Keller dalam Alfian B (2012:26) mengemukakan faktor-faktor

terbentuknya citra merek antara lain:

a. Keunggulan produk merupakan salah satu factor pembentuk citra merek,

dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas

(model dan kenyamanan) dan cirri khas itulah yang menyebabkan suatu

produk mempunyai daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Favorability of brand

association adalah asosiasi merek dimana pelanggan percaya bahwa atribut dan

manfaat yang diberikan oleh merek dapat memenuhi atau memuaskan

kebutuhan dan keinginan mereka sehingga mereka membentuk sikap positif

terhadap merek. Kekuatan merek merupakan asosiasi merek tergantung pada

bagaimana informasi masuk kedalam ingatan pelanggan dan bagaimana proses

bertahan sebagai bagian dari citra merek.

b. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah pengolahan

informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika seorang pelanggan secara

aktif menguraikan arti informasi suatu produk atau jasa maka tercipta asosiasi

yang semakin kuat pada ingatan pelanggan. Pentingnya asosiasi merek pada

ingatan pelanggan tergantung pada bagaimana suatu merek tersebut

dipertimbangkan.

c. Keunikan merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus

terbagi dengan merek-merek lain, keunikan merek harus diciptakan

berdasarkan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alas an bagi pelanggan

untuk memilih suatu merek tertentu, Dengan memposisikan merek lebih

mengarah kepad\a pengalaman atau keuntungan diri dari image produk

tersebut. Dari perbedaan yang ada, baik dari produk, pelayanan, personil, dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

20

saluran yang diharapkan memberikan perbedaan dari pesaingnya, yang dapat

memberikan keuntungan bagi produsen dan pelanggan.

Brand atau merek telah menjadi elemen yang sangat penting bagi

perusahaan yang untuk berkontribusi dalam kesuksesan suatu perusahaan dan

merek biasanya bias berupa nama, gambar, simbol dan lain-lain, dan dari

susunan atau kombinasi tersebut yang dimiliki oleh perusahaan akanmenjadi

hal pembeda dari perusahaan lain (Zulkarnain, 2012). Merek merupakan suatu

nilai atau kumpulan dari berbagai sifat, manfaat dan jasa spesifik yang secara

terus menerus kepada pelanggan, dan merek juga dapat menyampaikan

enamtikat arti yaitu nilai, atribut, budaya, manfaat, dan kepribadian. Dari

pernyataan diatas bisa disimpulkan bahwa merek adalah nama, tanda ataupun

istilah yang digunakan oleh pemasar pada suatu barang atau jasa supaya bisa

menjadi pembeda dengan barang atau jasa yang lain ( Arifin, 2015).

Indikator–indicator yang membentuk citra merek menurut Aaker dan

Biel (2009:71) adalah:

a. Citra pembuat (Corporate Image), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang

atau jasa. Meliputi: popularitas, kredibilitas, jaringan perusahaan, serta

pemakai itu sendiri.

b. Citra produk atau konsumen (Product Image), yaitu sekumpulan asosiasi

yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Meliputi:

atribut dari produk, manfaat bagikonsumen, serta jaminan.

c. Citra pemakai (User Image), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu

barang atau jasa. Meliputi: pemakai itu sendiri, serta status sosialnya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

21

MenurutRahendy & Djawoto. 2014 merek merupakan salah satu

bentuk identitas dari suatu perusahaan sehingga sangat penting dari sebuah

produk dan penggunaanya pada saat ini sudah meluas karena ada beberapa

alasan. Salah satunya karna merek suatu produk dapat memberikan suatu nilai

tambah produk tersebut, dan mulai dari merek, para konsumen dapat

dipengaruhi oleh beragam pesan yang jumlahnya bias mencapai ribuan

terhadap keberadaan suatu produk tersebut. Merek juga tidak hanya dilihat

pada kesan-kesan bagi penggunanya, tetapi merek harus bias menepati di suatu

posisi yang khusus dalam memikirkan untuk benar-benar menjadi sebuah

merek yang sangat bagus. Menurut (Kotler Philip,2009) Merek juga melaksana

juga sebagai fungsinya yang berharga bagi perusahaan. Fungsi dari merek

yaitu:

a. Merek menyederhanakan penanganan suatu produk.

b. Merek membantu mengatur fitur-fitur prodak sehingga terlihat unik.

c. Merek menawarkan perlindungan hokum kepada perusahaan.

d. Nama merek dapat dilindungi melalui nama merek

C. Hipotesis penelitian

Hipotesis adalah suatu dugaan yang hanya bersifat sementara yang belum

benar-benar terbukti dan hipotesis digunakan untuk menerangkan sebuah fakta.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu sebagai berikut:

a. Citra Merek terhadap Minat Beli.

Merek mempunyai suatu peranan yang sangat penting terhadap

dalam peroses pengambilang keputusan membeli karena terkadang suatu

konsumen membeli suatu produk itu dikarenakan merek sudah terkenal dan

juga terkadang konsumen lebih memilih merek dari pada produknya dan itu

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

22

banyak yang tidak disadari oleh konsumen maka dari itu merek

berpengarung dalam keputusan pembelian seperti yang di langsir (Endro,

A., & Achmad, F. (2015).

Semakin baik citra merek yang melekat pada suatu produk maka

konsumen akan merasa tertarik untuk melakukan suatu pembelian karena

konsumen beranggapan bahwa suatu produk yang memiliki brand yang

sudah tepercaya lebih memberikan rasa kenyamanan dan kepuasan terhadap

pembeli. Berdasarkan uraian tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H1 : Citra merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

b. Promosi Penjualan terhadap Minat Beli

Promosi merupakan salah satu faktor penting didalam sebuah

pemasaran untuk menarik konsumen untuk melakukan sebuah pembelian ,

seperti yang dilangsir (Anggi;2018) bahwa promosi penjualan memiliki

peranan yang sangat penting terhadap perusahaan ,biasanya perusahaan

melakukan pemasaran berupa memberikan suatu kupon atau vocer yang

bisa ditukarkan, dan oleh karna promosi penjualan akan semakin meningkat.

Kosep penjualan menyatakan bahwa konsumen jika di abaikan atau tidak di

perhatikan maka biasanya konsumen tidak akan membeli produk, maka dari

itu harus melakukan usaha penjualan yang cukup agresif untuk

miningkatkan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H2 : Promosi penjualan berpengaruh yang signifikan terhadap minat beli.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

23

Minat Beli

H1

Citra

Merek

Promosi

Penjuala

n

H2

D. Kerangka piker

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan hipotesis diatas bisa dipaparkan

yaitu diantaranya pengaruh brand image terhadap minat beli, pengaruh promosi

penjualan terhadap minat beli pada kedai Ayam Geprak Sambal Bawang. Maka

dapat disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti berikut:

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Teoritis