BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian
sehingga dapat memperkaya teori-teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian
ini.
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Penelitian
Tujuan Penelitian Metode
Analisis
Hasil Penelitian
Dicky dan
Jayus
(2016)
Pengaruh
Promosi
Penjualan dan
Kualitas Produk
terhadap minat
beli (Studi Kasus
Rumah Makan
Mbok Sri
Yogyakarta)
Untuk mengetahui
Pengaruh Promosi
Penjualan dan
Kualitas Produk
terhadap minat beli
(Studi Kasus
Rumah Makan
Mbok Sri
Yogyakarta)
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Menunjukkan
bahwa hubungan
antara variabel
promosi
Penjualan dan
Kualitas Produk
terhadap minat
beli sangat kuat
Herdian
Rizky,dkk
(2018)
Pengaruh
Kualitas Produk,
Citra Merek, dan
Promosi
terhadap Minat
Beli Di Quick
Chicken
Jombang
Untuk menjelaskan
Pengaruh Kualitas
Produk, Citra
Merek, dan
Promosi terhadap
Minat Beli Di
Quick Chicken
Jombang
Analisis
Jalur
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa kualitas
produk, citra
merek, dan
promosi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli di quick
chicken
jombang.
Endro, A
dan
Achmad, F
(2015)
Pengaruh
Persepsi
Kualitas Produk,
Untuk menguji dan
menganalisis
pengaruh persepsi
kualitas
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa variabel
citra merek
9
10
Peneliti Judul
Penelitian
Tujuan Penelitian Metode
Analisis
Hasil Penelitian
Citra Merek dan
Promosi
terhadap Minat
Beli Konsumen
Kedai Rafa
Tulungagung.
produk, citra merek
dan promosi
terhadap minat beli
pada konsumen
kedai rafa
Tulungagung.
secara parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
minat beli.
Sedangkan
variabel persepsi
kualitas dan
variabel promosi
secara parsial
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap minat
beli. Secara
simultan, ketiga
varibel bebas
yaitu
persepsi
kualitas, citra
merek dan
promosi
berpengaruh
signifikan
terhadap minat
beli.
Satria, Adi
(2015)
Pengaruh Citra
Merek dan
Kualitas Produk
terhadap Minat
Beli Konsumen
(Studi Kasus
Konsumen
Ayam
Nelongso)
Untuk mengetahui
pengaruh Pengaruh
Citra Merek dan
dan Kualitas
Produk terhadap
Minat Beli
Konsumen (Studi
Kasus Konsumen
Ayam Nelongso)
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Menunjukkan
bahwa, terdapat
pengaruh citra
merek dan
kualitas produk
yang positif dan
signifikan
terhadap minat
beli konsumen.
Devonalita,
dkk (2017) Analisa
Pengaruh
Promosi
Penjualan,
Periklanan dan
Untuk mengetahui
Pengaruh Promosi
Penjualan,
Periklanan dan
Kualitas Produk
Terhadap Minat
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Hasil peneltian
ini menunjukkan
bahwa terdapat
pengaruh positif
dan signifikan
antara promosi
11
Peneliti Judul
Penelitian
Tujuan Penelitian Metode
Analisis
Hasil Penelitian
Kualitas Produk
Terhadap Minat
Beli (Study
Kasus KFC
Surabaya)
Beli (Study Kasus
KFC Surabaya)
penjualan,
periklanan dan
kualitas produk
terhadap minat
beli (study kasus
kfc surabaya)
B. Landasan Teori
1. Minat Beli
Salah satu bentuk perilaku konsumen adalah minat beli terhadap suatu
produk di mana konsumen akan bertindak setelah konsumen merasakan kepuasan
terhadap produk yang telah di belinya. Dalam suatu perusahaan pemasar tidak
hanya memasarkan produknya, akan tetapi pemasar harus memperhatikan minat
beli konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Minat beli konsumen
akan tercipta apabila suatu produk yang di tawarkan oleh perusahaan cocok,
terjangkau, menarik dan juga mudah untuk di dapatkannya(Zulkarnain, 2012).
Minat beli berhubungan dengan perasaan seseorang yang timbul setelah adanya
proses evaluasi alternatif, di dalam proses evaluasi alternatif seseorang akan
membuat suatu rangkaian keputusan dalam mengenai produk yang akan di
belinya(Regina. 2017).
Minat beli adalah suatu kecenderungan dari konsumen dalam melakukan
pembelian suatu produk dan merek dalam mengambil suatu tindakan pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan pembelian, yang di ukur dengan tingkat
kepuasan konsumen pada saat melakukan pembelian(Regina, 2017). Menurut
Howard (2004) Minat beli merupakan suatu pernyataan yang berkaitan dengan
perasaan konsumen yang mencerminkan rencana untuk melakukan suatu
pembelian suatu produk secara berulang dalam beberapa waktu tertentu.
12
Minat beli adalah suatu tahap di mana kecenderungan konsumen
melakukan pembelian pada waktu yang akan datang walaupun minat beli
merupakan pembelian yang tidak pasti untuk melakukan pembelian
ulang(Purnomo, E. 2016). Minat beli merupakan suatu rangsangan yang kuat
dalam memotivasi tindakan untuk melakukan suatu pembelian produk atau jasa
sehingga minat beli seseorang akan berubungan erat dengan perasaan, ketika
konsumen merasa puas dan senang ketika melihat produk, maka hal itu akan
memperkuat minat beli konsumen (Latief, 2018).
Terdapat empat tahapan produsen dalam menentukan minat beli atau
menentukan dorongan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk
atau jasa yang ditawarkan. Empat tahapan tersebut dikenal dengan model AIDA,
yaitu: Attention, Interest, Desire dan Action (Kotler, 2008).
a. Attention, tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau
jasa sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan, selain itu calon pelanggan juga
mempelajari produk atau jasa yang ditawarkan.
b. Interest, dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk membeli produk
atau jasa yang ditawarkan, setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci
mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.
c. Desire, adalah calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi mengenai
produk atau jasa yang ditawarkan, karena hasrat dan keinginan untuk membeli
mulai timbul. Dalam tahapan ini calon pelanggan sudah mulai berminat
terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan
munculnya minat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan mencoba
produk atau jasa yang ditawarkan.
13
d. Action, pada tahap ini calon pelanggan telah mempunyai kemantapan yang
tinggi untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Adapun indikator – indikator minat beli konsumen menurut Ferdinand
(2006), sebagai berikut :
a. Minat transaksional yaitu keinginan individu atau organisasi dalam membeli
barang atau jasa.
b. Minat refrensial adalah kecenderungan seseorang untuk membeli suatu produk
karena rekomendasi orang lain.
c. Minat preferensial ialah kecenderungan individu atau organisasi untuk
mengutamakan produk tersebut dibanding produk atau merek lain.
d. Minat eksploratif yakni kecenderungan individu dalam membeli produk karena
informasi yang berasal dari pemasar.
Menurut Abdurachman (2004), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi minat beli, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor kualitas, merupakan atribut produk yang dipertimbangkan dari segi
manfaat fisiknya.
b. Faktor brand atau merek, merupakan atribut yang memberikan manfaat non
material, yaitu kepuasan emosional.
c. Faktor kemasan, atribut produk berupa pembungkus daripada produk
utamanya.
d. Faktor harga, pengorbanan riil dan materil yang diberikan oleh konsumen
untuk memperoleh atau memiliki produk.
e. Faktor ketersediaan barang, merupakan sejauh mana sikap konsumen terhadap
ketersediaan produk yang ada.
14
f. Faktor acuan, merupakan pengaruh dari luar yang ikut memberikan rangsangan
bagi konsumen dalam memilih produk, sehingga dapat pula dipakai sebagai
media promosi.
Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan
ingin memakai produk yang dilihatnya, Menurut Howard dan Shay bahwa
proses membeli (buying intention) akan melalui lima tahapan, yaitu :
a. Pemenuhan kebutuhan (need)
b. Pemahaman kebutuhan (recognition)
c. proses mencari barang (search)
d. Proses evaluasi (evaluation)
e. Pengambilan keputusan pembelian (decision)
2. Promosi
Promosi merupakan suatu bentuk proses komunikasi pemasaran yang
bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi mempengaruhi dan untuk
mengingatkat pasar sasaran atas produk yang akan dipasarkan agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan (Latief,
2018). Menurut Kotler & Keller (2009), promosi merupakan serangkaian proses
untuk mengomunikasikan dan menciptakan suatu nilai kepada pelanggan dan
untuk mengelola hubungan pelanggan dan perusahaan untuk menciptakan
keuntungan bagi perusahaan.
Menurut Anggi (2018), promosi penjualan merupakan suatu bentuk
persuasi langsung yang melalui penggunaan yang dapat merangsang pembelian
produk dengan segera atau dengan meningkatkan jumlah yang akan dibeli
pelanggan. Ada beberapa indicator promosi yang dapat digunakan salah satunya
15
dengan menggunakan promosi penjualan (selles promotion) dimana promosi
tersebut merupakan sebuah promosi yang menawarkan tindakan langsung kepada
konsumen ataupun calon konsumen untuk segera melakukan tindakan pembelian
produk atau jasa.
Menurut Kotler dan Keller (2016:272), indikator-indikator promosi
diantaranya adalah kualitas promosi yang merupakan tolak ukur seberapa baik
promosi penjualan dilakukan, kedua waktu promosi adalah lamanya promosi yang
dilakukan oleh perusahaan, ketiga frekuensi promosi adalah jumlah promosi
penjualan yang dilakukan dalam suatu waktu melalui media promosi penjualan,
keempat ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi merupakan faktor yang
diperlukan untuk mencapai target yang diinginkan perusahaan.
Menurut Kotler (2003) tujuan promosi terbagi menjadi tiga jenis yaitu,
memberikan informasi kepada konsumen tentang produk atau fitur-fitur yang
menciptakan kebutuhan, mempengaruhi konsumen untuk membeli merek orang
lain, dan mengimgatkan pelanggan tentang merek atau produk supaya melakukan
pembelian dan meningkatkan penjualan. Promosi penjualan merupakan suatu
rangkaian komunikasi yang digunakan dalam menginformasikan atau membujuk
untuk mengingatkan konsumen tentang produk yang dihasilkan (Lestari, 2015).
Suatu perusahaan melakukan suatu promosi penjualan itu merupakan
suatu faktor yang sangat penting untuk dilakukan karan promosi penjualan
merupakan upaya pemasaran untuk mendorong calon pembeli agar membeli lebih
banyak dan lebih sering membeli produk. Inti dari pemasaran adalah usaha yang
sungguh-sungguh dalam membangun citra perusahaan dalam jangka panjang, dan
ada beberapa tujuan yang harus diketahui oleh perusahan dalam melakukan
pemasaran yaitu:
16
a. Menarik para pembeli baru.
b. Memberikan suatu penghargaan atau hadiah kepada pelanggan-pelanggan yang
lama.
c. Meningkatkan daya beli ulang dari konsumen yang lama.
d. Menghidarkan konsumen dari produk lain yang bias membuatnya pindah dari
produk kita.
e. Mempopulerkan citra merek dengan meningkatkan loyalitas.
f. Meningkatkan volume penjualan dalam jangka pendek dalam memperluas
pasar jangka panjang.
Menurut Prasetio & Rismawati (2018), setiap konsumen mempunyai
beberapa karakteristik dan pendapat yang berbeda-beda terhadap produk yang
ditawarkan oleh pemasar. Yang didalamnya dibutuhkan rangsangan yang menarik
perhatian konsumen sehingga konsumen dapat melakukan suatu keputusan
pembelian. Promosi penjualan merupakan suatu unsure atau kunci dari
pemasaran. Promosi penjualan terdiri dari suatu kumpulan alat-alat insentif yang
bermacam-macam, sebagian besar promosi penjualan berjangka pendek dan
dirancang untuk mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk
dengan cara cepat.
Alat-alat promosi penjualan bermacam-macam, tetapi alat-alat promosi
penjualan memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti yang dikatakan oleh Kotler dan
Keller (2008) yaitu :
a. Komunikasi yaitu promosi penjualan mampun menarik perhatian dan member
informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk.
b. Insentif yaitu Memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi
pelanggan.
17
c. Undangan yaitu Mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga.
Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek dalam aktivitas
promosi untuk supaya merangsang konsumen melakukan pembelian suatu produk
dengan menggunakan cara bervariasi, seperti pameran produk, kupon dan
sebagainya. Promosi penjualan member manfaat langsung kepada konsumen pada
saat consumen melakukan pembelian produk, promosi penjualan dapat berupa
memberikan potongan harga, voucher, kupon, undian berhadiah, dan sebagainya
(Santi, E. 2018).
Promosi penjualan merupakan alat yang menawarkan insentif pada
pembeli dan terdiri atas :
a. Promosi konsumen (consumer promotion) adalah upaya mendorong pembelian
unit-unit yg lebih besar, menciptakan pengujian produk di antara non pemakai,
dan menarik orang beralih merek dari pesaing. Alat yang di gunakan seperti
sample, kupon, penawaran uang kembali, pengurangan harga, hadiah, premi,
kontes, peragaan, stiker.
b. Promosi dagang (trade promotion) adalah upaya membujuk pengecer menjual
produk baru dan mempunyai tingkat persediaan dan mendorong pembelian
di luar musim. Alat yang digunakan seperti jaminan pembelian, hadiah barang,
iklan bersama, kerja sama iklan dan pemajangan, pengembalian uang, kontes
penjualan para penyalur.
c. Promosi wiraniaga (sales force promotion) adalah upaya mendorong
dukungan terhadap produk atau model baru dan mendorong pencarian
calon pelanggan yang lebih banyak. Alat yang digunakan seperti memberi
bonus, kontes dan kereta penjualan.
18
3. Citra merek
Didalam suatu perusahaan yang berkembang diperlukan suatu merek atau
merek yang kuat sehingga perusahaan bias berkembang secara cepat dan
konsumen bisa cepat mengenali merek atau merek perusahaan. Merek sendiri
merupakan suatu kekuatan atau kesaktian merek yang memberikan suatu nilai
lebih kepada konsumen sehingga perusahaan bias berkembang, dengan kekuatan
merek yang kuat dapat memberi nilai lebih yang dapat diharapkan konsumen bisa
merasakan kepuasan yang lebih dibanding produk-produk yang lainya. Menurut
(Kotler,2009), Merek merupakan suatu nilai tambah yang diberikan kepada suatu
produk atau jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir,
merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, pangsa pasar, harga,
dan juga profitabilitas yang diberikan oleh suatu merek bagi perusahaan.
Menurut Endro, A., & Achmad, F. (2015), merek merupakan sebuah
simbul atau nama, atau unsure unik lain yang mengidentifikasikan suatu produk
secara detail dan berbeda dengan para pesaing. Merek yang bagus biasanya
ditandai dengan berbagai kemudahan dalam diucapkan, baik dieja atau dibaca.
Merek juga memberikan nilai sangat besar, sehingga konsumen yang sudah tau
atau sudah percaya terhadap merek tertentu akan menjadi setia dan tidak akan
beralih kemerek pesaing. Merek sendiri mampu memberikan nilai yang lebih
dariapa yang ditawarkan oleh suatu produk pada pelanggan dan merek juga
memiliki ekuitas merek, Merek sendiri merupakan suatau asset yang dimiliki oleh
suatu perusahan yang berkaitan dengan merek, simbol, nama yang mampu
menambah atau juga mengurangi nilai yang diberikan oleh produk atau jasa pada
suatu perusahaan atau pelanggan (Venessa &Arifin, Z. 2015).
19
Keller dalam Alfian B (2012:26) mengemukakan faktor-faktor
terbentuknya citra merek antara lain:
a. Keunggulan produk merupakan salah satu factor pembentuk citra merek,
dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas
(model dan kenyamanan) dan cirri khas itulah yang menyebabkan suatu
produk mempunyai daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Favorability of brand
association adalah asosiasi merek dimana pelanggan percaya bahwa atribut dan
manfaat yang diberikan oleh merek dapat memenuhi atau memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka sehingga mereka membentuk sikap positif
terhadap merek. Kekuatan merek merupakan asosiasi merek tergantung pada
bagaimana informasi masuk kedalam ingatan pelanggan dan bagaimana proses
bertahan sebagai bagian dari citra merek.
b. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah pengolahan
informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika seorang pelanggan secara
aktif menguraikan arti informasi suatu produk atau jasa maka tercipta asosiasi
yang semakin kuat pada ingatan pelanggan. Pentingnya asosiasi merek pada
ingatan pelanggan tergantung pada bagaimana suatu merek tersebut
dipertimbangkan.
c. Keunikan merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus
terbagi dengan merek-merek lain, keunikan merek harus diciptakan
berdasarkan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alas an bagi pelanggan
untuk memilih suatu merek tertentu, Dengan memposisikan merek lebih
mengarah kepad\a pengalaman atau keuntungan diri dari image produk
tersebut. Dari perbedaan yang ada, baik dari produk, pelayanan, personil, dan
20
saluran yang diharapkan memberikan perbedaan dari pesaingnya, yang dapat
memberikan keuntungan bagi produsen dan pelanggan.
Brand atau merek telah menjadi elemen yang sangat penting bagi
perusahaan yang untuk berkontribusi dalam kesuksesan suatu perusahaan dan
merek biasanya bias berupa nama, gambar, simbol dan lain-lain, dan dari
susunan atau kombinasi tersebut yang dimiliki oleh perusahaan akanmenjadi
hal pembeda dari perusahaan lain (Zulkarnain, 2012). Merek merupakan suatu
nilai atau kumpulan dari berbagai sifat, manfaat dan jasa spesifik yang secara
terus menerus kepada pelanggan, dan merek juga dapat menyampaikan
enamtikat arti yaitu nilai, atribut, budaya, manfaat, dan kepribadian. Dari
pernyataan diatas bisa disimpulkan bahwa merek adalah nama, tanda ataupun
istilah yang digunakan oleh pemasar pada suatu barang atau jasa supaya bisa
menjadi pembeda dengan barang atau jasa yang lain ( Arifin, 2015).
Indikator–indicator yang membentuk citra merek menurut Aaker dan
Biel (2009:71) adalah:
a. Citra pembuat (Corporate Image), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang
atau jasa. Meliputi: popularitas, kredibilitas, jaringan perusahaan, serta
pemakai itu sendiri.
b. Citra produk atau konsumen (Product Image), yaitu sekumpulan asosiasi
yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Meliputi:
atribut dari produk, manfaat bagikonsumen, serta jaminan.
c. Citra pemakai (User Image), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu
barang atau jasa. Meliputi: pemakai itu sendiri, serta status sosialnya.
21
MenurutRahendy & Djawoto. 2014 merek merupakan salah satu
bentuk identitas dari suatu perusahaan sehingga sangat penting dari sebuah
produk dan penggunaanya pada saat ini sudah meluas karena ada beberapa
alasan. Salah satunya karna merek suatu produk dapat memberikan suatu nilai
tambah produk tersebut, dan mulai dari merek, para konsumen dapat
dipengaruhi oleh beragam pesan yang jumlahnya bias mencapai ribuan
terhadap keberadaan suatu produk tersebut. Merek juga tidak hanya dilihat
pada kesan-kesan bagi penggunanya, tetapi merek harus bias menepati di suatu
posisi yang khusus dalam memikirkan untuk benar-benar menjadi sebuah
merek yang sangat bagus. Menurut (Kotler Philip,2009) Merek juga melaksana
juga sebagai fungsinya yang berharga bagi perusahaan. Fungsi dari merek
yaitu:
a. Merek menyederhanakan penanganan suatu produk.
b. Merek membantu mengatur fitur-fitur prodak sehingga terlihat unik.
c. Merek menawarkan perlindungan hokum kepada perusahaan.
d. Nama merek dapat dilindungi melalui nama merek
C. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah suatu dugaan yang hanya bersifat sementara yang belum
benar-benar terbukti dan hipotesis digunakan untuk menerangkan sebuah fakta.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu sebagai berikut:
a. Citra Merek terhadap Minat Beli.
Merek mempunyai suatu peranan yang sangat penting terhadap
dalam peroses pengambilang keputusan membeli karena terkadang suatu
konsumen membeli suatu produk itu dikarenakan merek sudah terkenal dan
juga terkadang konsumen lebih memilih merek dari pada produknya dan itu
22
banyak yang tidak disadari oleh konsumen maka dari itu merek
berpengarung dalam keputusan pembelian seperti yang di langsir (Endro,
A., & Achmad, F. (2015).
Semakin baik citra merek yang melekat pada suatu produk maka
konsumen akan merasa tertarik untuk melakukan suatu pembelian karena
konsumen beranggapan bahwa suatu produk yang memiliki brand yang
sudah tepercaya lebih memberikan rasa kenyamanan dan kepuasan terhadap
pembeli. Berdasarkan uraian tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Citra merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
b. Promosi Penjualan terhadap Minat Beli
Promosi merupakan salah satu faktor penting didalam sebuah
pemasaran untuk menarik konsumen untuk melakukan sebuah pembelian ,
seperti yang dilangsir (Anggi;2018) bahwa promosi penjualan memiliki
peranan yang sangat penting terhadap perusahaan ,biasanya perusahaan
melakukan pemasaran berupa memberikan suatu kupon atau vocer yang
bisa ditukarkan, dan oleh karna promosi penjualan akan semakin meningkat.
Kosep penjualan menyatakan bahwa konsumen jika di abaikan atau tidak di
perhatikan maka biasanya konsumen tidak akan membeli produk, maka dari
itu harus melakukan usaha penjualan yang cukup agresif untuk
miningkatkan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut penulis merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H2 : Promosi penjualan berpengaruh yang signifikan terhadap minat beli.
23
Minat Beli
H1
Citra
Merek
Promosi
Penjuala
n
H2
D. Kerangka piker
Berdasarkan tinjauan landasan teori dan hipotesis diatas bisa dipaparkan
yaitu diantaranya pengaruh brand image terhadap minat beli, pengaruh promosi
penjualan terhadap minat beli pada kedai Ayam Geprak Sambal Bawang. Maka
dapat disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti berikut:
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Teoritis