BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PEMBAHASAN TENTANG BIMBINGAN …

55
23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PEMBAHASAN TENTANG BIMBINGAN DAN PENYULUHAN 1. Latar Belakang Timbulnya Bimbingan dan Penyuluhan Sejalan dengan kemajuan zaman, Ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan manusia semakin banyak dan meningkat. Hal ini dapat menimbulkan persaingan, baik persaingan yang sehat maupun persaingan yang tidak sehat. Semakin banyak kebutuhan manusia, maka semakin banyak pula tantangan yang dihadapinya, dan untuk mengatasi ini semua membutuhkan bantuan, pertolongan, dan bimbingan orang lain. Bimbingan adalah suatu proses pelayanan kepada orang lain yang mengalami kesulitan, dalam hal ini pelayanan kejiwaan. Sebab suatu kesulitan yang dihadapi oleh seseorang sebenarnya berpangkal tolak dari situasi kejiwaan dan tindakan yang dapat menghadapi serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk memecahkannya, maka dirasa amat penting adanya Bimbingan dan Penyuluhan serta masalah terhadap masalah kejiwaan ini. Secara singkat sejarah timbulnya Bimbingan dan Penyuluhan adalah sebagai berikut : 1. Bimbingan mula-mula lahir di Amerika Serikat, pada tahun 1908. Ketika Frank Pearson pergerakan pendiri bimbingan dan pekerjaan, menyiapkan keputusannya tentang bimbingan pekerjaan. Parson memulai gerakannya dalam salah satu lembaga sosial. Di Boston yaitu “Civic Service House”. Selanjutnya tahun 1909 bimbingan pekerjaan dimasukkan dalam kurikulum sekolah di Boston. Dan pada

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PEMBAHASAN TENTANG BIMBINGAN …

23

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PEMBAHASAN TENTANG BIMBINGAN DAN PENYULUHAN

1. Latar Belakang Timbulnya Bimbingan dan Penyuluhan

Sejalan dengan kemajuan zaman, Ilmu pengetahuan dan teknologi,

kebutuhan manusia semakin banyak dan meningkat. Hal ini dapat menimbulkan

persaingan, baik persaingan yang sehat maupun persaingan yang tidak sehat.

Semakin banyak kebutuhan manusia, maka semakin banyak pula tantangan yang

dihadapinya, dan untuk mengatasi ini semua membutuhkan bantuan,

pertolongan, dan bimbingan orang lain.

Bimbingan adalah suatu proses pelayanan kepada orang lain yang

mengalami kesulitan, dalam hal ini pelayanan kejiwaan. Sebab suatu kesulitan

yang dihadapi oleh seseorang sebenarnya berpangkal tolak dari situasi kejiwaan

dan tindakan yang dapat menghadapi serta dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Untuk memecahkannya, maka dirasa amat penting adanya

Bimbingan dan Penyuluhan serta masalah terhadap masalah kejiwaan ini.

Secara singkat sejarah timbulnya Bimbingan dan Penyuluhan adalah

sebagai berikut :

1. Bimbingan mula-mula lahir di Amerika Serikat, pada tahun 1908.

Ketika Frank Pearson pergerakan pendiri bimbingan dan pekerjaan,

menyiapkan keputusannya tentang bimbingan pekerjaan. Parson

memulai gerakannya dalam salah satu lembaga sosial. Di Boston

yaitu “Civic Service House”. Selanjutnya tahun 1909 bimbingan

pekerjaan dimasukkan dalam kurikulum sekolah di Boston. Dan pada

24

akhirnya program ini tersebar luas di Amerika Serikat. Kemudian

lahir organisasi bimbingan pekerjaan secara nasional pada tahun

1939 di Amerika Serikat dengan mendirikan Kantor Berita

Bimbingan dan Pekerjaan.

Dalam seksi Pendidikan Jabatan dan Administrasi Pendidikan,

Amerika Serikat bertugas memasukkan bimbingan dan pekerjaan

pada sekolah-sekolah di berbagai wilayah. Hal ini akhirnya meluas

di bidang pendidikan.

2. Bimbingan Pendidikan mulai tampak sungguh-sungguh pada tahun

1941, ketika Truman L. Kelly menerbitkan suatu risalah tentang

bimbingan pendidikan, risalah tersebut diajukan pada fakultas

pendidikan Universitas Coloumbia untuk mencapai gelar Doktor.

Adapun maksudnya dalam penelitian tersebut untuk menentukan

kemungkinan berhasilnya siswa dalam pelajaran atau bahan tertentu

yang diajukan padanya.1

Dilihat dari sejarah perkembangannya, usaha bimbingan itu lebih

banyak diarahkan kepada bimbingan pekerjaan dari pada bimbingan pendidikan.

Namun perhatian terhadap bimbingan dan penyuluhan mulai berubah pada

tahun-tahun terakhir ini.

Sebagaimana dikatakan oleh I. Djumhur dan Muh Surya bahwa :

Perkembangan bimbingan dan penyuluhan di Indonesia secara resmi

dimulai sekitar tahun 1962, dirintis oleh sekolah teladan yang meliputi

SD, SLTP dan SLTA, bahkan secara teoritis sampai kepada Perguruan

Tinggi.2

Akan tetapi pada umumnya praktek bimbingan sebagian besar

dilaksanakan oleh guru yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk melakukan

1 Attia Mahmud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, PT Bulan

Bintang, Jakarta, 1978, halaman. 27 – 28.

2 I. Djumhur dan Muh Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.,

CV. Ilmu, Bandung, 1975, halaman. 4

25

tugas tersebut sehingga hasilnya kurang memuaskan sebagaimana yang

diharapkan.

Pada masa sekarang setiap Perguruan Tinggi, baik Universitas,

Politeknik, maupun Sekolah Tinggi mempunyai Jurusan bimbingan dan

penyuluhan atau juga biasa disebut Bimbingan dan Konseling serta Bimbingan

dan Karir. Yang disingkat dengan BP/BK. Serta mampu melayani dan

mengarahkan siswa ke arah yang sesuai dengan potensi dan kompetensi yang

dimilikinya. Untuk itu dewasa ini bimbingan dan penyuluhan sedang di giatkan

dan ditingkatkan pelaksanaannya pada semua lembaga pendidikan baik di

lembaga pendidikan Tingkat SD, SLTP, SMU serta di Perguruan Tinggi.

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Penyuluhan

a) Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan

Bimbingan dan Penyuluhan merupakan suatu bagian dari keseluruhan

penyuluhan disekolah yang mempunyai tujuan tertentu sejalan dengan tujuan

pendidikan disekolah yang bersangkutan.

Secara umum tujuan bimbingan dan penyuluhan adalah :

1. Kebahagiaan hidup pribadi

2. Kehidupan yang efektif dan produktif

3. Kesanggupan hidup bersama dengan orang lain

4. Keserasian antara cita-cita anak didik dengan kemampuan yang

dimilikinya.3

26

Berikut ini penulis uraikan tentang tujuan bimbingan dan penyuluhan

secara terpecinci baik bagi murid, guru maupun sekolah :

Tujuan bimbingan bagi murid ialah :

a. Membantu murid-murid untuk mengembangkan pemahaman diri

sesuai dengan kecakapan, minat pribadi, hasil belajar serta

kesempatan yang ada.

b. Membantu murid-murid untuk mengembangkan motif-motif dalam

belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.

c. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,

pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

d. Membantu murid – murid untuk memperoleh kepuasan pribadi

dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.

e. Membantu murid-murid untuk hidup di dalam kehidupan yang

seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.4

Tujuan bimbingan bagi guru ialah :

a. Membantu guru dalam hubungan dengan murid-murid.

b. Membantu dalam menyesuaikan keunikan individu dengan tuntunan

umum sekolah dan masyarakt.

c. Membantu dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam

keseluruhan program pendidikan.

d. Membantu keseluruhan program pendidikan untuk menemukan

kebutuhan-kebutuhan seluruh murid.5

Tujuan bimbingan bagi sekolah ialah :

a. Menyusun dan menyesuaikan data, tentang murid yang

bermacam-macam.

b. Mengadakan penelitian tentang murid dan latar belakangnya.

3 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, PT. Bpk. Gunung

Mulia, Jakarta, 1987, halaman. 14.

4 Abu Ahmadi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, CV Thoha

Putra, Semarang, 1977, Cet.I, halaman. 12

5 Ibid, halaman., 12.

27

c. Membantu menyelenggarakan kegiatan penataan bagi para guru dan

personil lainnya, yang ada hubungannya dengan kegiatan bimbingan.

d. Menyelenggarakan penelitian lanjutan terhadap murid-murid yang

telah meninggalkan sekolah.6

Dari uaraian tersebut diatas jelas bahwa tujuan bimbingan dan

penyuluhan di sekolah itu dapat berhasil atau tidaknya tergantung pada individu

masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, maka dari itu murid

merupakan individu-individu yang memerlukan bantuan dalam memecahkan

masalah dan dapat menyesuaikan dirinya dengan masyarakat.

Sejalan dengan itu maka dalam Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999

tentang GBHN tahun 1999 – 2004 yang berbunyi :

Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah

sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan, serta

meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh

sarana dan prasarana yang memadai.7

Keberhasilan tujuan bimbingan dan penyuluhan berarti menentukan

pula keberhasilan dari tujuan pendidikan disekolah. Sedangkan berhasil

tidaknya tujuan tersebut tergantung pada pelaksanaan bimbingan itu sendiri.

Yang sudah barang tentu dengan memperhatikan berbagai aspek seperti

pengelola atau Pimpinan lembaga, keberadaan lembaga itu sendiri dan

6 Ibid, halaman., 12-13

7 Kanwil Deppen Jatim, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang

GBHN tahun 1999 – 2004, Perum Percetakan Negara RI, Surabaya, 1999,

halaman. 20

28

khususnya staf Bimbingan dan Penyuluhan. Dan komponen tersebut tentuhan

harus terjalin kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan yang dimaksud.

b) Fungsi Bimbingan dan Penyuluhan.

Jika diperhatikan secara seksama, bahwa pelayanan bimbingan dan

penyuluhan disekolah itu memberikan bantuan yang sifatnya preventif, yaitu

menjaga jangan sampai anak didik mengalami kesulitan dan menghindari dari

hal-hal yang tidak dinginkan. Disampaikan itu pelayanan bimbingan dan

Penyuluhan juga bersifat Preservatif, yaitu suatu usaha untuk menjaga keadaan

yang baik agar tetap baik, jangan sampai menjadi tidak baik. dan sifat layanan

Bimbingan dan penyuluhan yang ketiga adalah adalah korektif, yaitu

mengadakan layanan penyuluhan kepada anak didik yang mengalami kesulitan

dan tidak dapat dipecahkan sendiri serta membutuhkan pertolongan dari orang

lain.

Dengan memperhatikan sifat-sifat tersebut diatas, serta tujuan yang lain

yang ingin dicapai, maka bimbingan mempunyai fungsi yang nyata dalam proses

belajar mengajar. Dengan fungsi yang nyata itu, maka bimbingan mempunyai

tiga fungsi utama, yaitu :

1. Fungsi Penyuluhan

2. Fungsi Pengadaptasian

29

3. Fungsi Penyesuaian.8

Ad.1. Fungsi Penyuluhan

Fungsi penyuluhan yaitu fungsi bimbingan dalam hal membantu murid

untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, sambungan atau lapangan kerja,

sesuai dengan minat, bakat, cita-cita pribadi lainnya. Dalam fungsi ini termasuk

pula bantuan untuk memilih kegiatan-kegiatan kurikulum di sekolah dimana

individu yang bersangkutan berada.

Ad.2. Fungsi Pengadaptasian

Fungsi pengadaptasian yaitu membantu staf sekolah, khususnya guru

untuk mengadaptasikan program pengajaran sesuai dengan minat, kemampuan

dan kebutuhan siswa.

Ad.3. Fungsi Penyesuaian

Fungsi penyesuaian yaitu bimbingan dalam rangka membantu siswa

untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam

perkembangannya secara optimal. Dengan kata lain fungsi ini membantu siswa

untuk mengidentifikasi, memahami, menghadapi dan memecahkan masalah.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka fungsi bimbingan di

Madrasah Tsanawiyah menurut kurikulum 1984 adalah untuk :

1. Menyalurkan, ialah fungsi bimbingan dan membantu siswa untuk

mendapatkan lingkungan yang sesuai dengan dirinya.

8 BP3A, Bimbingan dan Penyuluhan Untuk PPSP, Pn. PPSP, Jakarta,

1975, halaman. 4

30

2. Mengadaptasikan, ialah fungsi bimbingan dan membantu di

Madrasah untuk menyesuaikan program pendidikan dengan keadaan

masing-masing siswa.

3. Menyesuaikan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa

untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru.

4. Pencegahan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk

menghindari dari kemungkinan terjadinya hambatan.

5. Pengembangan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa

untuk melampaui proses dan fase perkembangannya secara wajar.

6. Perbaikan ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk

memperbaiki kondisi siswa yang dipandang kurang memadai.9

Jadi fungsi utama bimbingan di Madrasah Tsanawiyah adalah untuk

mengaktualisasikan bakat dan minat yang dimiliki disamping juga berfungsi

untuk menyalurkan, mengadaptasikan, menyesuaikan dan mencegah terhadap

kesulitas siswa, sehingga mereka bisa memahami dirinya sendiri,

lingkungannya, dan akhirnya bisa memecahkan kesulitan serta memutuskan

sendiri tentang masa depannya.

3. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Penyuluhan

Yang dimaksud prinsip disini adalah hal-hal yang dapat menjadi pegangan di

dalam proses Bimbingan dan Penyuluhan. Pada prinsipnya bimbingan itu ditujukan

pada perubahan sikap dan tingkah laku individu, dimana sikap dan tingkah laku itu

merupakan cermin dari kepribadiannya, untuk itu penting bagi petugas Bimbingan

dan Penyuluhan untuk memahami tentang :

1. Psikologi Kepribadian sebagai landasan pokok dalam proses layanan

bimbingan dan penyuluhan.

31

2. Psikologi belajar sebagai landasan penerapan bimbingan dan penyuluhan

secara praktis.

Dengan memahami psikologi kepribadian dan psikologi belajar akan

memudahkan petugas bimbingan dalam memberikan layanan bimbingan dan

penyuluhan terhadap klien sesuai dengan masalah yang dihadapinya.

Bila masalah yang dihadapi oleh klien sangat rumit dan petugas

bimbingan dan penyuluhan itu tidak mampu menanganinya, maka petugas

tersebut tidak dibenarkan memaksakan diri untuk menyelesaikannya.

Merujuk pada prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan, para ahli

mempunyai pandangan yang berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu penulis

sajikan beberapa pendapat para ahli sesuai dengan sudut pandangnya

masing-masing, yaitu :

a) Menurut Drs. Bimo Walgito, berpendapat bahwa prinsip-prinsip bimbingan

dan penyuluhan antara lain :

1. Dasar daripada bimbingan dan penyuluhan disekolah tidak dapat

terlepada dari dasar pendidikan disekolah pada khususnya, dan dasar

negara dimana pendidikan itu berada.

2. Tujuan Bimbingan di sekolah tidak terlepad dari tujuan pendidikan

dan pengajaran pada khususnya dan pendidikan pada umumnya.

3. Fungsi bimbingan dan penyuluhan dalam proses pendidikan dan

pengajaran ialah membantu pendidikan dan pengajaran.

4. Bimbingan dan penyuluhan dapat dilaksanakan dengan

bermacam-macam sifat, yaitu dengan sifat preventif, korektif dan

presentif.

5. Bimbingan dan penyuluhan merupakan proses yang kontinyu.

9 Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah 1984,

32

6. Para pembimbing harus mempunyai pengetahuan mengenai

bimbingan dan penyuluhan secara mendalam.10

b) Menurut Moser Leslie E. dan Ruth Small Moser dalam bukunya

“Counseling and Guidance” yang dikutip oleh Djumbransyah menyatakan

sebagai berikut :

1. Setiap individu adalah makhluk yang dinamis dengan

kelainan-kelainan kepribadian yang bersifat individual serta

masing-masing mempunyai harapan berkembang dan menyesuaikan

diri dengan situasi sekitar.

2. Suatu kepribadian yang bersifat individu tersebut terbentuk dari dua

faktor pengaruh, yakni pengaruh dari luar dan dari dalam.

3. Setiap individu ialah organisme yang berkembang, bertumbuh. Dia

dapat dibim ke arah pola hidup yang menguntungkan bagi dirinya

sendiri dan bagi masyarakat sekitar.

4. Tiap individu dapat memperoleh keuntungan pemberian bantuan

dalam hal melakukan pilihan-pilihan, dalam hal ini memajukan

kemampuan menyesuaikan diri serta dalam mengarahkan kepada

kehidupan yang sukses.

5. Sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan

program bimbingan dan penyuluhan yang diperlukan bagi setiap

siswa guna mencapai perkembangan yang maksimal baginya.

6. Masyarakat dapat memperoleh kemajuan karena adanya

perkembangan serta kemampuan menyesuaikan diri dari pada

anggota-anggotanya secara individu tersebut.

7. Setiap individu harus diberi hak yang sama serta kesempatan yang

sama dalam mengembangkan pribadi masing-masing perbedaan suku

bangsa, agama dan ideologi dan lain sebagainya.

8. Setiap individu memiliki fitrah (kemampuan dasar) beragama yang

dapat berkembang dengan baik bilamana diberi kesempatan untuk

melalui bimbingan yang baik. perkembangan tersebut bergantung

kepada usaha pendidikan, meskipun ruang lingkupnya dibatasi oleh

agama tauhid (bertuhan Esa) dalam hubungan ini, maka bilamana

ada orang yang ternyata mengalami perkembangan hidup beragama

tidak sesuai dengan naluri tersebut, maka hal itu disebabkan oleh

Depag RI, Jakarta, 1989, halaman. 5

10

Drs. Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yayasan

Penerbit, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1986, halaman. 30 - 32

33

karena ia tidak mendapatkan kesempatan yang sebaik-baiknya untuk

berkembang.

9. Perkembangan dan pertumbuhan setiap individu adalah

perkembangan dan pertumbuhan yang bersifat menyeluruh, tidak

hanya dalam hal berhubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan

saja, melainkan meliputi kepribadian serta perkembangan menuju

masa dewasa yang penuh.

10. Bimbingan dan penyuluhan yang berfungsi sebagai penunjang

program pendidikan supaya program pendidikan tersebut dapat

berfungsi sebaik mungkin dalam rangka mencapai tujuannya.11

Atas dasar prinsip-prinsip yang dikemukakan diatas, maka para

pembimbing di tuntut dalam pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan untuk

memperhatikan dan diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan

bimbingan dan penyuluhan umumnya dan khususnya disekolah.

Dan prinsip tersebut juga banyak di singgung oleh Allah Swt

sebagaimana berikut ini :

1. Dalam Surat Al Isra’ 84 :

Artinya :

11

Djumarsan Indar, Bimbingan dan Penyuluhan dalam Pendidikan,

Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Malang, 1990, halaman. 25 - 28

34

“Katakanlah, bahwa tiap orang itu (seharusnya) bekerja sesuai dengan

bakat / kemampuannya masing-masing, maka Tuhanmu lebih

mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”.12

2. Dalam Q.s Ar Ruum : 30 :

Artinya :

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);

(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut

fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ritrah Allah. (inilah) agama yang

lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.13

4. Jenis-jenis Bimbingan dan Penyuluhan

Setiap individu mempunyai ciri tersendiri baik ciri jasmani maupun

rohani. Demikian juga setiap individu mempunyai masalah-masalah yang

berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Atas dasar

yang demikian inilah maka setiap individu seharusnya mendapatkan pelayanan

yang sesuai dengan sifat dan jenis masalahnya.

12

Departemen Agama RI.,Al Qur’an dan Terjemahnya, Proyek

Pengadaan Kitab Suci Al Qur-an Departemen Agama RI, Jakarta, 1982, halaman

437.

13

Ibid, halaman. 645

35

Pelayanan bimbingan jika ditinjau dari jumlah yang dibimbing ada 2

(dua) macam, yaitu :

1) Bimbingan Individu

Bimbingan individu diberikan kepada perorangan yang mempunyai

problem atau masalah berlangsung antara bimbingan dengan seseorang dan

seseorang (antar person) dengan maksud bersama-sama mencari jalan keluar

dari problem yang dihadapi, sehingga orang itu bisa menyelesaikan problemnya

sendiri.

2) Bimbingan kelompok

Bimbingan kelompok ini hampir sama dengan bimbingan individu,

hanya saja obyeknya berbeda, kalau bimbingan individu sifatnya perorangan,

sedangkan kelompok terdiri atas banyak orang. Tujuannya sama, yaitu

pemecahan problem yang dihadapi kelompok itu, sehingga mereka dapat

memecahkan masalahnya.

Bila ditinjau dari segi problema yang dihadapi oleh obyek tersebut,

maka bimbingan itu banyak jenisnya, probelema yang dihadapi individu atau

kelompok, terutama bagi siswa dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Masalah belajar

b. Masalah pendidikan

c. Masalah pekerjaan

d. Masalah penggunaan waktu senggang

e. Masalah sosial

36

f. Masalah pribadi.14

Pada hakekatnya problema yang dihadapi oleh individu maupun oleh

kelompok sangat bertalian erat, sehingga permasalahan yang dihadapi siswa

dalam menggunakan waktu luang misalnya, maka permasalahan tersebut akan

mempengaruhi permasalahan sosial, permasalahan, permasalahan pendidikan

dan masalah-masalah lainnya. Oleh karena itu jenis bimbingan juga

dikondisikana dengan jenis permasalahan tersebut diatas, yaitu berupa :

a. Bimbingan belajar

b. Bimbingan pendidikan

c. Bimbingan pekerjaan

d. Bimbingan penggunaan waktu senggang

e. Bimbingan sosial

f. Bimbingan pribadi.15

Ad.a. Bimbingan belajar

Jenis bimbingan ini memberikan bantuan kepada siswa dalam

memecahkan kesulitan yang dihadapi oleh siswa yang ada hubungannya dengan

masalah belajar, baik disekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini seperti

cara mendapatkan sistem belajar yang baik dan efisien, cara membagi waktu

luang dan perencanaan belajar.

14

I. Djumhur dan Moh Surya, Op Cit, halaman. 32

15

Ibid, halaman. 35

37

Adapun yang menjadi tujuan dari pada bimbingan belajar adalah

membantu siswa agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar.

Dengan adanya bimbingan ini diharapkan setiap siswa dapat belajar dengan

sebaik mungkin, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri siswa itu sendiri.

Ad.b. Bimbingan pendidikan

Bimbingan pendidikan bertujuan untuk membantu murid dalam

menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam pendidikan

khususnya.16

Pada umumnya waktu yang banyak menimbulkan masalah bagi siswa

didalam belajar adalah masa awal belajar dan akhir belajar. Pada masa awal di

suatu sekolah siswa dihadapkan pada penyesuaian diri dengan pelajarannya,

lingkungan tata tertib, cara belajar dan lain lain. Sedangkan pada pasa akhir

belajar siswa dihadapkan pada masalah pilihan studi lanjutan, perencanaan

pendidikan dan lain sebagainya.

Adapun kegiatannya adalah memberikan bantuan kepada siswa seperti:

a. Pengenalan situasi pendidikan yang diharapkan

b. Pengenalan terhadap studi lanjutan

c. Perencanaan pendidikan

d. Pemilihan spesialisasi.17

Ad.c. Bimbingan pekerjaan

16

Ibid, halaman. 35

17

Abu Ahmadi, Bimbingan dan penyuluhan di Sekolah,Toha Putra,

Semarang, 1977, halaman. 20

38

Bimbingan ini bertujuan untuk membantu siswa atau seorang yang

mendapat kesulitan dalam memilih pekerjaan dan juga dalam bekerja. Attian

Hanna memberikan penjelasan tentang bimbingan pekerjaan ini sebagai berikut:

Bimbingan pekerjaan adalah bantuan terhadap individu untuk memilih

pekerjaan bagi dirinya dan mempersiapkan dirinya sendiri untuk

bekerja disana serta berhasil padanya.18

Adapun kegiatannya adalah membantu siswa dalam hal :

a. Menganal jenis pekerjaan yang mungkin dimasuki oleh tamatan

pendidikan tertentu.

b. Mengenal berbagai jenis pendidikan atau latihan tertentu untuk jenis

pekerjaan tertentu.

c. Mengenal berbagai jenis pekerjaan dengan segala syarat-syarat dan

kondisinya.

d. Menyelenggarakan latihan tertentu bagi jenis-jenis pekerjaan

tertentu.19

Ad.d. Bimbingan penggunaan waktu senggang / waktu luang

Jenis bimbingan ini diberikan untuk membantu individu mengisi waktu

luangnya dengan berbagai kegiatan yang positif bermanfaat dan produktif.

Dalam hal ini Abu Ahmadi menjelaskan kegiatan jenis ini adalah :

a. Menggunakan waktu senggang untuk kegiatan-kegiatan yang

produktif

b. Mengisi dan menggunakan waktu per jam-jam bebas, hari libur dan

lain sebagainya.20

18

Attian Mahmud Hanna, Op Cit,halaman. 64

19

I Djumhur dan Muh Surya, Op Cit, halaman. 37

20

Abu Ahmadi, Op Cit, halaman. 18

39

Prof. Dr. Zakiyah Darajat menyelaskan sebagai berikut :

Suatu faktor yang juga telah ikut memudahkan rusaknya moral

anak-anak muda adalah kurangnya bimbingan dalam mengisi waktu

luang dengan cara yang baik dan sehat.21

Usia muda adalah usia yang paling labil, seandainya dalam usia ini

anak di biarkan tanpa ada bimbingan dalam mengisi waktu yang luang akan

banyak luang waktu yang di sia-siakan oleh anak dengan aktifitas-aktifitas yang

tidak berguna seperti melamun serta melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak

berguna.

Ad.e. Bimbingan sosial

Bimbingan ini bertujuan untuk memudahkan masalah atau problema

yang dialami oleh seseorang dalam hubungannya dengan situasi masyarakat,

sehingga individu mendapat penyesuaian yang sebaik-baiknya dalam

lingkungan sosialnya.

Dalam kehidupan bermasyarakat, banyak permasalahan-permasalahan

yang akan timbul. Situasi dan kondisi masyarakat yang hetrogen menuntut

manusia untuk pandai-pandai beradaptasi dengan masyarakat tersebut. Dan

masing-masing individu pun tidak sama cara dan waktu adaptasinya, ada yang

40

mudah dan lancar dalam beradaptasi serta ada yang sulit beradaptasi, hal ini

memerlukan adanya bantuan kepada hal tersebut.

Demikian pula dengan siswa disekolah, banyak siswa yang mampu dan

menguasai dalam segala pelajaran, akan tetapi ia tidak atau kurang mampu

untuk bergaul dengan teman-temannya. Hal demikian menunjukkan bahwa

siswa tersebut memerlukan bimbingan sosial yakni suatu bantuan yang

diberikan kepada individu untuk menghadapi dan memecahkan

kesulitan-kesulitannya dalam masalah sosial. Dengan jenis bimbingan ini

diharapkan siswa yang bersangkutan dapat menyesuaikan diri kepada

lingkungannya dengan sebaik-baiknya.

Ad.f. Bimbingan pribadi.

Dengan jenis bimbingan ini petugas bimbingan memberikan bantuan

kepada individu untuk mengatasi masalah-masalah yang bersifat pribadi sebagai

akibat dari kurangnya kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan

aspek-aspek perkembangan keluarga persahabatan, belajar, cita-cita, konflik

pribadi, sosial, pekerjaan dan lain sebagainya.

Jadi bimbingan ini berlangsung antara pembimbing dengan seorang

obyek bimbingan dengan maksud bersama-sama mencari jalan keluar dari error

21

Prof. Dr. Zakiyah Daradjat, Membina Nilai Moral di Indonesia, PT

Bulan Bintang, Jakarta, 1977, halaman. 18

41

atau kesalahan yang dilakukan. Dan bimbingan pribadi ini seperti bimbingan

keluarga, pekerjaan dan lain sebagainya.

5. Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan

Dalam melaksanakan bimbingan di sekolah petugas bimbingan

sekurang-kurangnya harus :

1. Mengenal pribadi siswa dengan segala aspek dan latar belakangnya

2. Membantu memberikan berbagai keterangan yang diperlukan oleh

setiap murid tentang pemecahan masalah.

3. Membantu memecahkan kesulitan-kesulitan atau masalah pribadi

murid secara individuil.

4. Menempatkan murid pada tempat yang memadai sesuai dengan

keadaan dirinya.

5. Menempatkan penilaian dan perbaikan terhadap program bimbingan

itu sendiri.22

Sesuai dengan keharusan diatas, maka dalam melaksanakan bimbingan

dan penyuluhan diberikan berbagai pelayanan. I. Djumhur mengelompokkan

pelayanan-pelayanan bimbingan sebagai berikut :

1. Pengumpulan data tentang murid

2. Pemberian penerangan

3. Penempatan

4. Pengajaran

5. Penilaian dan penelitian.23

Ad.1. Pengumpulan data tentang murid

Pengumpulan data dalam program bimbingan adalah suatu kegiatan

untuk mencari dan mengumpulkan data selengkap lengkapnya tentang diri

murid dan lingkungannya. Keberhasilan memberikan layanan banyak ditentukan

22

I Djumhur dan Muh Surya, Op Cit, halaman. 39

42

oleh informasi tentang diri murid dan lingkungannya, dengan kata lain, hanya

dengan data yang lengkap dan akurat petugas pelayanan bimbingan dan

penyuluhan dapat memberikan bantuan kepada individu sesuai dengan sifat dan

masalah yang dihadapinya. Dengan demikian, pengumpulan data tentang diri

murid dan lingkungannya merupakan langkah awal dalam proses pemberian

layanan atau bantuan.

Ad.2. Pemberian penerangan

Yang dimaksud dengan pemberian penerangan adalah suatu kegiatan

dalam rangka pemberian keterangan yang sejelas-jelasnya kepada pihak-pihak

yang memerlukan, sesuai dengan permasalahannya. Kegiatan pemberian layanan

penerangan antara lain meliputi penerangan, pendidikan, pekerjaan,

perkembangan dan keterangan lainnya.

Ad.3. Penempatan

Yang dimaksud dengan pelayanan penempatan adalah untuk membantu

individu dalam mendapatkan suatu tempat atau posisi yang sesuai dengan

keadaan yang bersangkutan, baik itu dari segi minat, bakat dan kemampuan

serta cita-citanya. Kegiatan pelayanan ini meliputi : penempatan jurusan,

penempatan dalam kegiatan yang sesuai dengan bakat dan minat murid.

Ad.4. Pengajaran

Yang dimaksud pelayanan pengajaran adalah pemberian bantuan kepada

murid dalam menghadapi dan memecahkan kesulitan-kesulitan yang

23

Ibid, halaman. 40

43

berhubungan dengan pengajaran. Kegiatan ini misalnya membantu siswa dalam

menggunakan alat pengajaran, laboratorium dan lain sebagainya.

Ad.5. Penilaian dan penelitian

Program bimbingan yang dilaksanakan agar menjadi baik dan selalu

mengalami kemajuan, maka dalam program bimbingan perlu adanya penelitian

dan penilaian. Dengan melaksanakan penelitian dan penilaian, maka petugas

bimbingan akan dapat mengetahui kekurangan dan kebaikan dari

masing-masing program yang dilaksanakan. Dan atas hasil penelitian dan

penilaian ini, seharusnya dilakukan perbaikan-perbaikan program selanjutnya.

6. Tehnik Bimbingan dan Penyuluhan

Kegiatan bimbingan yang ditekankan pada dua aspek, yakni aspek

pemahaman dan aspek pemberian bantuan.24

Aspek pemahaman merupakan kegiatan memahami individu dan aspek

pemberian bantuan merupakan kegiatan yang mengikutinya. Kemudian langkah

–langkan pokok dalam pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan adalah :

1. langkah identifikasi kasus

2. langkah diagnosa

3. Langkah prognosa

4. Langkah terapi

5. Langkah Evaluasi Dan follow up.25

Ad.1. Langkah identifikasi kasus

24

Ibid, halaman. 22

44

Pada langkah identifikasi kasus ini konselor berusaha untuk

menemukan individu yang mengalami saudara problema, misalnya problema

kesulitan dalam belajar, kesulitan dalam menyesuaikan diri, konflik-konflik dan

lain lain. Dalam identifikasi kasus ini mungkin konselor mengadakan observasi

sendiri atau mungkin informasi dari orang lain seperti guru, teman-teman serta

keluarga.

Ad.2. Langkah diagnosa

Dalam hal ini konselor mengadakan suatu perkiraan tentang apa kasus

yang sedangkan dihadapi individu, untuk selanjutnya mengadakan pengenalan

terhadap segala aspek dan latar belakang kehidupannya. Untuk itu diadakan

pengumpulan data.

Data dari individu yang dikumpulkan adalah :

a. Identitas Pribadi

b. Data tentang kesehatan baik jasmani maupun rohani

c. Data tentang proses perkembangan

d. Data tentang kecerdasan, bakat, minat, dan cita-cita

e. Data tentang kegiatan baik dalam sekolah maupun di luar sekolah.

f. Data tentang riwayat pendidikan, kemajuan belajar

g. Data tentang interaksi sosial

h. Data tentang lingkungan baik lingkungan keluarga atau lingkungan

masyarakat.26

Ad.3. Langkah prognosa

25

I. Djumhur, Op Cit,halaman. 104

26

M. As’ad Djalali, diktat Kuliah Tehnik-tehnik Bimbingan dan

Penyuluhan, KAHMI, Jember, 1980, halaman. 7

45

Setelah data individu dalam segenap aspek dan latar belakang

kehidupannya, untuk selanjutnya konselor dapat menentukan apa sebenarnya

kasus yang sedang dihadapi klien serta dari mana kira-kira timbul faktor-faktor

penyebabnya. Kemudian konselor menentukan tentang jenis bimbingan yang

sebaiknya diberikan.

Ad.4. Langkah terapi

Dengan adanya suatu diagnosa tadi, konselor mulai mengadakan suatu

bimbingan dan penyuluhan. Langkah inilah yang merupakan langkah

penyembuhan suatu penyelesaian terhadap problema yang dihadapi oleh

kliennya.

Ad.5. Langkah Evaluasi Dan follow up.

Setelah pelaksanaan bimbingan selesai, maka bimbingan mengadakan

suatu evaluasi, apakah hasil bimbingannya sudah memenuhi harapan atau masih

belum. Kalau ternyata bimbingan belum berhasil dengan baik, maka bimbingan

mungkin akan dimulai lagi. Dan apabila bimbingan telah berhasil dengan baik

dan problema dari klien telah terpecahkan, lalu diusahakan tindakan lebih lanjut

dari pembimbing agar supaya problema dari klien tadi tidak kambuh lagi dan

klien tidak mengalami atau menjumpai problema baru.

Adapun tehnik yang digunakan dalam bimbingan dan penyuluhan

secara garis besarnya ada dua macam, yaitu :

1. Tehnik bimbingan kelompok ( Group guidance ) dan

46

2. Tehnik bimbingan individual ( individual guidance)27

1) Tehnik bimbingan kelompok ( Group guidance )

Bimbingan kelompok ini dimaksudkan untuk membantu murid dalam

mengatasi persoalan-persoalan dengan cara pemecahan melalui kegiatan

kelompok. Adapun bentuk-bentuk tehnik bimbingan kelompok adalah sebagai

berikut :

a. Home room program

b. Karya wisata

c. Diskusi kelompok

d. Kegiatan kelompok

e. Organisasi murid

f. Sosiodrama

g. Prikodrama

h. Remidial teaching.28

a. Home room program

Seperti yang dijelaskan oleh Abu Ahmadi bahwa :

Suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat

mengenal murid dengan lebih baik sehingga dapat membantunya secara

efisien.29

Kegiatan home room program dilaksanakan di luar jam pelajaran untuk

membicarakan hal-hal yang dianggap perlu. Namun demikian kegiatan ini

27

I. Djumhur dan Muh Surya, Op Cit, halaman. 106

28

Ibid, halaman. 107

29

Abu Ahmadi, Op Cit, halaman. 110

47

dilakukan dalam kelas. Dalam kegiatan ini, situasi kelas diciptakan menjadi

situasi yang bebas dan menyenangkan. Dengan situasi yang demikian,

diharapkan murid akan mengungkapkan perasaannya seperti di rumah.

b. Karya wisata

Karya wisata memberikan kesempatan pada diri murid untuk meninjau

dan mendapatkan informasi yang baik tentang suatu obyek. Selain dari itu karya

wisata memberikan kesempatan untuk mendapatkan penyesuaian di dalam

kelompok, misalnya kerjasama, rasa tanggung jawab dan lain sebagainya.

c. Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid dapat secara

bersama-sama mengutarakan masalahnya, mengutarakan usul-usulnya dan

saling menanggapi diantara satu dengan yang lainnya, dalam rangka pemecahan

permasalahan yang dihadapi.

d. Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok ini merupakan salah satu tehnik yang baik dalam

bimbingan.30

Tehnik ini memberi kesempatan bagi individu yang dibimbing untuk

dapat merencanakan sesuatu dan mengerjakan secara bersama-sama dalam satu

kelompok. Kegiatan ini juga mengembangkan daya pikir kerjasama dan rasa

tanggung jawab.

48

e. Organisasi murid

Organisasi murid bisa di manfaatkan sebagai suatu tehnik dalam

pelaksanaan bimbingan melalui banyak masalah-masalah yang sifatnya

individual ataupun kelompok dapat terpecahkan.31

Dalam organisasi masing-masing individu mengenal berbagai aspek

kehidupan sosial, dapat mengembangkan bakat kepemimpinan disamping

memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.

f. Sosiodrama

Sosiodrama adalah suatu tehnik dalam bimbingan untuk memecahkan

masalah sosial yang dihadapi oleh individu dengan jalan bermain peran.32

Dalam hal ini individu memerankan suatu peran tertentu dari suatu

gambaran situasi sosial yang sedang mereka hadapi.

g. Prikodrama

Yang dimaksud dalam psiko drama adalah dimana masing-masing

individu diarahkan untuk memahami apa yang dilakukan dalam sosiodrama

serta membandingkan dengan kenyataan dalam masyarakat yang pada akhirnya

masing-masing individu tersebut di arahkan untuk memahami permasalahan

tersebut dengan sendirinya.

30

I. Djumhur dan Moh. Surya, Op Cit, halaman. 108

31

Abu Ahmadi, Op Cit, halaman. 112

32

M. As’ad Djalali, Op Cit, halaman. 112

49

h. Remidial teaching

Karena dari sekian program tidak bisa diterapkan, maka petugas

bimbingan hendaknya tiada henti-hentinya melakukan hal yang sama dan obyek

yang sama yaitu melakukan remidial serta mengadakan sortir permasalahan

yang dihadapi oleh siswa yang sangat bandel. Untuk itu petugas bimbingan

harus melakukan Remidial Teaching.

2) Tehnik bimbingan individual ( individual guidance)

Tehnik bimbingan individu atau Individual Guidance dapat dilakukan di

mana saja dan di kondisikan dengan keadaan, serta berat ringannya

permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

Tehnik ini sebenarnya tidak jauh dari tehnik bimbingan kelompok

dalam memecahkan permasalahan bimbingan dan konseling.

B. TINJAUAN TENTANG MINAT BELAJAR

1. Pengertian Minat Belajar

Pengertian minat belajar bagi siswa adalah merupakan suatu hal yang

perlu di kupas lebih lanjut penggalan kata dari dua kata minat dan belajar, minat

belajar adalah sesuatu yang ada di dalam hati manusia dalam

mengaplikasikannya berbentuk kegiatan menambah ilmu pengetahuan, minat

sangat kompleks sekali dan harus dipandang dari berbagai sisi atau sudut

pandang.

50

Pengertian minat sendiri adalah :

Minat adalah : perhatian, kesukaan ( kecenderungan hati kepada

sesuatu) hal yang mengenai keinginan.33

Sedangkan Pengertian minat belajar ditinjau dari segi bahasa adalah :

Hasrat/semangat dalam berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya

mendapatkan suatu kepandaian.34

Sedangkan belajar ditinjau dari segi istilah, para ahli memberikan

pengertian yang berbeda-beda menurut pendapatnya masing-masing. Diantara

pendapat para ahli tersebut dapat penulis kemukakan sebagai berikut :

a. Menurut pandangan tradisional bahwa yang dimaksud dengan minat belajar

adalah:

Keinginan/hasrat dalam berusaha untuk memperoleh sejumlah ilmu

pengetahuan. “pengetahuan” mendapat tekanan penting oleh sebab

pengetahuan memegang peranan utama dalam hidup manusia.

pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang banyak memiliki

pengetahuan, maka dia akan mendapat kekuasaan. Dan siapa yang

kosong pengetahuannya atau bodoh, maka dia akan dikuasai orang

lain.35

33

Porwodarminto Wjs, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta, 1982, halaman. 650.

34 Ibid, halaman. 108.

35

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Alumni, Bandung 1986,

Halaman. 40.

51

b. Menurut pandangan modern, bahwa yang dimaksud dengan minat belajar

adalah sebagai berikut :

Suatu keinginan dalam melakukan perubahan tingkah laku berkat

interaksi dengan lingkungan. Seseorang menyatakan kegiatan belajar

setelah Ia memperoleh hasil, yakni tingkah laku. Misalnya, dari tidak

tahu menjadi tahu; dari tidak mengerti menjadi mengerti, dsb. Pada

hakekatnya perubahan tingkah laku itu adalah perubahan kepribadian

pada diri seseorang. Tingkah laku mengandung pengertian luas,

meliputi segi jasmaniah (strukturil) dan segi rohaniah (fungsional) yang

keduanya saling berinteraksi satu sama lain. Pola tingkah laku ini

terdiri dari beberapa aspek yang meliputi: pengetahuan, pengertian,

sikap, ketrampilan, kebiasaan, emosi, budi pekerti, apresiasi, jasmani,

hubungan sosial dan lain-lain.36

c. Menurut Hilgard perubahan tersebut bisa dikatakan sebagai hasil belajar

apabila perubahan itu dihadapkan melalui latihan sebagaimana dijelaskan

dibawah ini.

Want to learning is the process which as activity originates or is

changed thought training procedures (weather in as distringuished from

changes by factors not attributable to training. Minat Belajar adalah

suatu proses yang melahirkan atau yang mengubah sesuatu kegiatan

melalui atau jalan latihan (apakah dalam laboratoriaum atau dalam

lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh

faktor yang termasuk latihan. Misalnya perubahan karena mabuk atau

minum ganja bukan termasuk hasil Minat belajar.37

Dari keterangan Hilgard di atas menunjukkan bahwa bukan semua

perubahan yang terjadi pada diri seseorang termasuk pengertian belajar,

36

Ibid. Halaman. 41

37

S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmar, Bandung, 1986,

halaman . 39.

52

perubahan-perubahan pada bayi bukan termasuk belajar tetapi karena

kematangan. Perubahan pada diri seseorang yang dapat dikatakan sebagai hasil

belajar apabila perubahan itu diperoleh karena individu yang bersangkutan

berusaha untuk melakukannya, dan tidak bisa dikatakan dikatakan sebagai hasil

belajar jika minat tersebut hanya sekedar hasrat atau keinginan dan tidak di

aplikasikan atau di praktekkan sama sekali.

d. Menurut Whitherington dalam bukunya Educational Psichology, menyatakan

minat belajar adalah :

Suatu proses keinginan dalam melakukan perubahan didalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari pada reaksi

yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau

pengertian.38

e. Menurut Prof. Dr. S. Nasution Minat belajar adalah :

Suatu proses yang menimbulkan kelakuan atau mengubah kelakuan

lama sehingga seseorang lebih mampu menghadapi situasi-situasi

dalam kehidupannya.39

f. Menurut Winarno Surachmad dalam bukunya Pengantar Interaksi Belajar

Mengajar, menyatakan bahwa :

Minat Belajar adalah hasrat untuk mengalami, mengalami berarti

mengahayati sesuatu yang aktual, penghayatan mana akan

menimbulkan respons-respons tertentu dari pihak murid, pengalaman

38

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Karya CV,

Bandung, 1987, halaman. 86.

39

Ach. Bahar, Moh. Suhri Saleh, Penuntun Praktis Cara Belajar dan

Mengajar, CV. Karya Utama, Surabaya, (tt) halaman. 8.

53

yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan (pematangan,

pendewasaan) pola tingkah laku, perubahan didalam sistem nilai,

didalam perbendaharaan konsep-konsep (pengertian), serta di dalam

kenyataan.40

g. Menurut aliran psikologi assosiasi, bahwa Minat belajar adalah :

Usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru. Peristiwa belajar

dipandang sebagai peristiwa untuk menghadapi masalah-masalah

berdasarkan tanggapan-tanggapan yang telah ada. Orang mendapatkan

hubungan antara tanggapan-tanggapan dengan obyek yang

dipecahkan.41

h. Menurut aliran Psikologi Koneksionisme, bahwa Minat belajar adalah :

Usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan reaksi.

Menurut ajaran koneksionisme orang belajar karena menghadapi

suatu problem solving, kemudian individu tersebut menghadapi

mengadakan reaksi terhadap stimulus. Bila reaksi itu berhasil, maka

terjadi hubungan antara reaktion dan stimulus, maka terjadi pulalah

peristiwa belajar.42

i. Menurut aliran Psikologi gestald, bahwa belajar adalah :

Seorang belajar jika ia mendapatkan insight, insight itu diperoleh bila

ia melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi itu,

sehingga hubungan itu menjadi jelas baginya dan dengan demikian

memecahkan masalah .43

40

Winarno Surahmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Tarsito,

Bandung, 1984, halaman. 67.

41

Achmad Wiherno Susanto, Saripati Kuliah II Pengantar Psikologi

Pendidikan, IAIN Supel Fak. Tar. Malang1988, halaman. 61.

42

Ibid, halaman. 60

43

S. Nasution, Op - Cit, halaman. 45 - 46

54

Dari pendapat para ahli diatas maka dapat dikemukakan tentang adanya

beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang Minat belajar

yaitu:

Minat Belajar merupakan suatu Keinginan dalam melakukan

perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada

tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah pada

tingkah laku yang lebih buruk.

Minat Belajar merupakan suatu perubahan melalui latihan atau

pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti:

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

Untuk disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap,

harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang,

berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit untuk ditentukan dengan pasti,

tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari periode yang mungkin

berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun. Ini berarti harus

dikesampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh

motivasi, kelelaan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang yang

biasanya hanya berlangsung sementara.

55

Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar

menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti

perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah, berfikir ketrampilan,

kecakapan, kebiasaan atau sikap.

Kalau kita simpulkan difinisi-definisi tersebut dan definisi-definisi

yang lain, maka penulis dapatkan hal-hal pokok sebagai berikut :

1. Minat Belajar adalah suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri

seseorang yang belajar baik aktual maupun potensial

2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang

berlaku secara konstan atau menetap atau relatif lama.

3. Perubahan itu terjadi karena adanya unsur usaha (dengan sengaja).

Selain dari pendapat para ahli diatas juga dapat digali dalam Al-Qur’an

tentang pentingnya belajar karena manusia sejak dilahirkan belum memiliki

pengetahuan dan ketrampilan kecuali fitrah sebagaimana termaktub dalam Surat

Al-Mujadalah ayat 11:

Artinya:

56

... Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat.44

Dengan mempertimbangkan ayat-ayat diatas maka pengertian belajar

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Belajar adalah interaksi yang aktif antara potensi-potensi manusia

(pendengaran, penglihatan dan hati atau perasaan dan pikiran) dengan

lingkungannya baik berupa manusia atau alam semesta dengan segala

kejadiannya, dengan disengaja, yakni sengaja menggunakan potensi-potensi

yang ada pada dirinya tadi, sehingga menghasilkan perubahan-perubahan berupa

pengetahuan, pemahaman, pengertian, ketrampilan maupun nilai-nilai sikap

sehingga manusia lebih menuju kearah kesempurnaan (tidak sama dengan orang

yang tidak mengetahui) dan dapat mencapai suatu ketinggian derajat.

Manusia dilahirkan dengan tidak mengetahui apa-apa, namun oleh

Allah dibekali dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia baik

jasmaniah maupun rohaniah. Dengan menggunakan potensi-potensi itu maka

manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Menggunakan potensi-potensi itu diantaranya adalah dengan jalan

membaca “ber iqra”. Pengertiannya membaca adalah bisa berupa membaca

44

Ibid Halaman 911

57

ayat-ayat yang tergelar (kauniyah). Ayat-ayat kauniyah adalah alam yang

tergelar dengan semua kejadian-kejadiannya. Dengan demikian pengertian

membaca disini bisa berupa riset atau penelitian, observasi,

penyelidikan-penyelidikan maupun eksperimen-eksperimen. Kemudian dengan

itu semua manusia bisa mendapat pengetahuan, pemahaman, penglihatan

ketrampilan dan lain sebagainya yang membawa manusia kearah kesempurnaan

dan dapat mencapai suatu ketinggian derajat.

Pengertian belajar menurut pengertian Al-Qur’an ini yang jelas tidak

lepas dengan nilai-nilai ilahiah atau keimanan, karena membaca konteknya

tidak lepas dengan “ Iqra ” sehingga pemahaman kentektualnya, belajar tidak

lepas dengan nilai keimanan sebagai naluri manusia. Demikianlah konsep

belajar yang penulis ajukan dengan menunjuk beberapa ayat Al-Qur’an,

sehingga penulis dapat merumuskan pengertian belajar sebagaimana telah

diuraikan diatas.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa

Belajar tidak selamanya berjalan dengan baik dan lancar karena

labilnya minat, sehingga tidak tertutup kemungkinan akan prestasi belajar

terhambat dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang akibatnya prestasi belajar

rendah, bahkan bisa terjadi suatu kegagalan.

58

Berbagai pendapat banyak dilontarkan oleh para ahli mengenai apa saja

faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam mencapai hasil belajarnya.

Diantara pendapat para ahli tersebut dapat penulis kemukakan sebagai

berikut :

a) Drs. Sumadi Suryabrata. MA, dalam bukunya Psikologi Pendidikan

menyatakan bahwa :

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar itu banyak sekali

macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Untuk

memudahkan pembicaraan dapat diklasifikasikan demikian :

1) Faktor-faktor yang berasal dari luar, dan masih digolongkan menjadi

dua golongan dengan catatan bahwa over lapping tetap ada yaitu :

- Faktor-faktor sosial

- faktor-faktor non sosial

2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri atau pelajar, dan inipun

dapat digolongkan menjadi dua bagian :

- Faktor-faktor Psikologis

- Faktor-faktor fisiologis45

Yang penjelasannya sebagai berikut :

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri si pelajar yang meliputi :

a). Faktor-faktor sosial

Adapun yang dimaksud dengan faktor sosial disini adalah faktor

manusia, karena seseorang yang belajar tidak lepas dari seorang yang tidak ada

kaitannya. Sebab orang lain pun mempengaruhi seseorang diantaranya :

(1) Guru

59

Tugas guru yang utama adalah mendidik dan mengajar siswa menuju

terbentuknya kepribadian yang utama. Oleh karena itu guru harus memiliki

sikap dan pribadi yang patut menjadi teladan bagi siswa. Hal ini sejalan dengan

pendapat Al Ghozali sebagai berikut :

Mengharuskan para guru-guru memiliki adab yang baik karena

anak-anak selalu melihat gurunya sebagai contoh yang harus diikutinya

yang mana hal ini harus di insyafi para guru. Mata para murid selalu

tertuju padanya dan telinga mereka selalu mendengarkan tentang

dirinya, maka bila ia anggap sesuatu itu baik, berarti baik pula disisi

mereka dan apa yang dianggap jelek berarti jelek pula ia pada mereka.46

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diambil pengertian misalnya

cara berpakaian, pilihan warna harus serasi, sebab murid sangat kritis terhadap

pesan dari luar ini.

Demikian pula terhadap perbuatan dan tabiat guru hendaklah

menampilkan diri sebagai guru yang baik dihadapan para siswa maupun dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu diperlukan

kemahiran dalam seni bergaul dan seni mempengaruhi, lebih khusus lagi dalam

hubungan insani.

(2) Orang Tua

Dalam hal ini orang tua mempunyai peranan yang sangat penting

bahkan dapat dikatakan sebagai faktor dominan dalam menentukan sukses dan

45

Sumadi Surya Brata, Psikoogi Pendidikan, PN CV Rajawali,

Jakarta, 1989, halaman. 249.

60

tidaknya belajar. Orang tua (ayah dan ibu) selaku pendidik dan pengajar atau

guru alamiah dapat melakukan kewajibannya sebagai pengajar, sebagai guru

(pendidik), berkat kewibawaan yang ada padanya. Ada kekuatan batin yang

memancarkan pengaruh disebabkan berbagai faktor seperti : Umur yang lebih

tinggi, pengalaman yang lebih luas, pengetahuan yang labih mendalam,

kepercayaan terhadap diri sendiri yang lebih mantap. Dalam hal ini orang tua

memainkan peranan sebagai pendisiplin, pembangkit minat belajar, orang tua

mengajar anak-anak tentang moral. Nilai-nilai tradisi dan cita-cita masyarakat

dimana dia dibesarkan, orang tua mengajarkan hal ini dengan memberikan

hadiah bila anak-anak mengerjakan yang benar dan menghukumnya bila

anak-anak mengerjakan yang salah. Hal demikian ini disebabkan intensif dan

tidaknya belajar dipengaruhi oleh orang tua yang di rumah. Adapun yang

termasuk dalam faktor ini yaitu kasih sayang orang tua terhadap anak dan

dorongan terhadap anggota keluarga yang kesemuanya itu banyak membentuk

anak sukses dalam belajar. Kadang-kadang malah sebaliknya, apabila kedua

faktor itu keliru menerapkannya seperti yang dikatakan oleh Drs. Akhmad D

Marimba yaitu :

46

H.M. Arifin M.ED., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di

lingkungan sekolah dan keluarga, Bulan Bintang , Jakarta, 1976, halaman. 27

61

Kasih sayang salah ditempatkan dan salah digunakan akan

mengakibatkan akan terus tergantung pada pendidik.47

Dalam hal ini sukarlah bagi sianak untuk mendapatkan kesempatan

mencoba kesanggupannya sendiri. Selain dari itu kasih sayang orang tua maka

perlu juga menciptakan ketenangan situasi rumah. Situasi yang harmonis

keluarga mendorong untuk melakukan kebaikan.

(3) Murid atau teman sebaya

Juga sebagai faktor sosial yang menyebabkan atau mempengaruhi

keberhasilan belajar adalah faktor masyarakat dan teman sebaya dengan siapa

belajar mengadakan kegiatan diluar sekolah dan keluarga, positif atau negatif

pengaruh yang diberikan kelompok ini terhadap kemajuan belajar siswa

kaitannya dengan jenis dan jumlah kegiatan yang dilakukan oleh mereka.

Apabila mereka banyak kegiatan yang bersifat non pendidikan misalnya

kegiatan sosial dan rekreasi, maka akan mengurangi dan menghambat kemajuan

atau keberhasilan belajar mereka, demikian juga sebaliknya.

b) Faktor-faktor non sosial

Faktor-faktor non sosial disini dimaksudkan bukan manusia, dan

jumlahnya banyak sekali dan penulis golongkan menjadi :

47 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, PT.

Al-Ma’arif, Bandung, 1974, halaman. 36.

62

(1) Keadaan alam seperti tempat belajar yang menyenangkan, cukup udara,

sinar matahari, dan penerangan yang memadai.

(2) Alat-alat perlengkapan misalnya buku bacaan, alat tulis menulis, alat peraga

dan sebagian kita sebut alat-alat pelajaran, gedung dan sebagainya.

(3) Cara belajar yang efisien, yaitu cara belajar yang tepat, praktis, ekonomis

dan terarah sesuai dengan situasi dan tuntutan yang ada guna mencapai

tujuan belajaragar memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang

baik, teratur dan terencana.

Semua faktor yang telah disebutkan diatas dan faktor-faktor yang lain

yang belum penulis sebutkan harus kita atur sedemikian rupa, sehingga dapat

membentuk proses belajar mengajar secara maksimal yang efeknya minat

belajar siswa dapat maksimal.

b. Faktor-faktor yang berasal dari diri sipelajar meliputi :

1. Faktor-faktor psikologis

Secara garis besar faktor-faktor ini masih perlu perhatian khusus

kepada salah satu hal yaitu, hal yang mendorong aktifitas belajar itu, hal yang

merupakan alasan dilakukannya perbuatan belajar itu. Ada beberapa pendapat

tentang motif anak belajar, diantaranya adalah:

Prof. Dr. S. Nasution, MA. dalam bukunya didaktik asas-asas mengajar,

menyatakan bahwa motif atau sebab anak belajar adalah :

63

1) Ia belajar karena ia didorong oleh keinginan untuk mengatahuinya.

2) Ia belajar supaya mendapat angka yang baik, naik kelas, dan

mendapat ijazah. Dalam hal ini belajar ia didorong oleh motivasi

intrinsik yakni ia ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam

perbuatan belajar.

Dalam belajar telah terkandung didalam perbuatan belajar, tujuan

menambah pengetahuan sebaliknya bila seseorang belajar untuk

mencari penghargaan berupa angka, hadiah, diplomasi dan sebagainya

didorong oleh motivasi ekstrinsik, oleh sebab tujuan –tujuan itu terletak

diluar perbuatan itu yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu

sendiri.48

Sedang Arden N. Frandsen mengatakan bahwa :

Hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagi berikut :

(1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih

luas.

(2) Adnya sifat dunia kreatif yang ada pada m anusia dan keinginan

untuk selalu maju.

(3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpatik dari orang tua, guru

dan teman-teman.

(4) Adanya usaha untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.

(5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran.

(6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada pelajaran.49

Dari dua pendapat tentang motivasi belajar tersebut diatas dapat penulis

tegaskan bahwa pada garis besarnya motivasi atau minat atau hal yang

mendorong anak belajar itu ada dua macam yaitu :

48

S. Nasution , O p – C i t, halaman. 80

49

Sumadi Suryabrata, O p – C i t, halaman. 253

64

Motivasi instrinsik yaitu aktivitas belajar berdasarkan suatu

dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan belajar. Misalnya seseorang

belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah.

Motivasi ekstrinsik yaitu aktifitas belajar berdasarkan dorongan

yang tidak mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Misalnya rajin belajar

karena sekedar agar bisa berteman dengan seseorang yang sedang belajar, dan

lain sebagainya.

Adapun pengaruh atau peranan dari motivasi ini secara umum adalah

memberikan gairah atau semangat dalam belajar. Sehingga siswa yang

bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi umtuk melakukan kegiatan

belajar pula.

Dalam ajaran Islam istilah yang identik dengan motivasi adalah niat.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw, mengenai hal niat sebagi berikut:

Artinya:

“...Sesungguhnya sah atau tidak nya suatu amal, tergantung pada niat,

dan yang teranggap bagi tiap orang apa yang ia niatkan ...”

( H. R. Buchori Muslim )50

65

Hadist Nabi diatas berhubungan dengan pelurusan pengaturan dan

pembentukan motivasi. Disamping itu menunjukan betapa pentingnya peranan

motivasi atau niat dalam setiap amal perbuatan. Motivasi yang tepat akan

menetukan hasil suatu perbuatan secara essensial.

2. Faktor-faktor fisologis

Selain dari faktor psikologis masih ada faktor yang lain yang

mempengaruhi belajar yang berasal dari dalam diri si pelajar. Faktor fisiologis

ini dapat dibedakan menjadi :

(1) Keadaan jasmani pada umumnya.

(2) Keadaan panca indra.

Hal ini didukung pernyatan Drs. Sumadi Surya Brata dalam bukunya

Psikologi Pendidikan sebagai berikut :

Faktor-faktor fisiologis masih dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu :

(1)Tonus jasmaniah pada umumnya, dan

(2)Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.51

ad. (1) Keadaan jasmani pada umumnya

Keadan jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi

aktivitas belajar keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya

denganjasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya

50

An Nawawy, Abu Zakariyah bin Saraf, Riadlus Sholihin,

terjemahan oleh Salim Bahraisy, PT Al Ma’arif, Bandung, 1981. Halaman. 11

66

dengan jasmani yang tidak lelah. Dalam masalah ini ada dua hal; yang perlu

diperhatikan yaitu:

(1) Makanan harus cukup gizi, karena kekurangan gizi akan berpengaruh

terhadap keadaan jasmani. Pengaruh tersebut berupa antara lain kelesuan,

lekas mengantuk, lekas lelah dan sebagainya.

(2) Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit

seperti influenza, batuk, sakit gigi dan yang sejenis dengan itu biasanya

diabaikan, karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan

perhatian dan pengobatan, akan tetapi dalam kenyataannya penyakit ini

dapat mengganggu aktivitas belajar.

ad. (2). Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu atau panca indra.

Panca indra dapat diakatakan sebagai pintu gerbang pengetahuan

seorang. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan menggunakan

panca indra. Pendek kata semua pengetahuan diterima seseorang melelui panca

indra. Dalam sistem persekolahan di Indonesia dewasa ini, diantara panca indra

yang memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga oleh

karena itu adalah kewajiban setiap pendidik untuk menjaga agar panca indra

anak didiknya berfungsi dengan baik, baik pengajaran yang bersifat prefentif

maupun yang bersifat kuratif.

51

Sumadi Suryabrata, Op – cit, halaman. 251.

67

b. Drs. Achmad Wiherno Susanto dalam sari pati kuliah II “Pengantar Psikologi

Pendidikan”, menyatakan bahwa :

Faktor-faktor dan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi belajar ada

14 faktor, yaitu :

1. Kemampuan pembawaan

2. Kondisi psikis belajar

3. Kondisi psikis anak

4. Sikap terhadap guru

5. Kemauan belajar

6. Sikap murid terhadap mata pelajaran

7. Pengetian tentang kemajuan mereka sendiri

8. Bimbingan

9. Ulangan

10. Latihan mempergunakan bahan yang telah dipelajari

11. Metode belajar

12. Spreading efford ( Usaha terpencar )

13. Ingatan

14. Faktor umum52

Dengan uraian sebagai berikut :

1) Kemampuan pembawaan

Di dunia ini masing-masing orang mempunyai kemampuan dan tidak

ada dua orang yang kemampuannya sama. Setiap individu mempunyai potensi

abilitas sendiri-sendiri dan kemampuan lebih akan lebih mudah dan lebih cepat

belajarnya dari pada anak yang kemampuan pembawaannya kurang. Tetapi

kemampuan pembawaan ini bukan satu-satunya faktor yang dominan dalam

52

Ahmad Wiherno susanto, O p – C i t, halaman. 64

68

belajar. Dengan banyak mengadakan latihan-latihan misalnya dengan mengatasi

kemampuan pembawaan yang lemah.

Hal ini sejalan dengan ajaran Islam bahwa :

Bakat manusia itu telah ditetapkan Tuhan sejak dalam kandungan ibu,

akan tetapi dengan melalui pendidikan bakat tersebut dapat dibimbing

dalam perkembangannya. 53

2) Kondisi fisik belajar

Jiwa yang sehat terletak pada badan yang sehat, demikian kata pepatah,

jasmani yang sedang sakit-sakitan juga merupakan penghambat terhadap proses

belajar.

Seperti yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata bahwa :

“Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya

dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan

gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak

kurang gizi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk dan tidak mudah

menerima pelajaran “.54

Dengan demikian maka dapat diambil suatu pengertian bahwa badan

yang sehat dapat mendorong siswa untuk lebih giat.

3) Kondisi Psikis Anak.

53

H.M. Arifin M. ED. O p – C i t, halaman. 37

54

Sumadi Surya Brata, Proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi,

And Offset, Yogyakarta, 1983, halaman 10.

69

Kondisi Psikis anak harus dijaga supaya tetap stabil dan dengan

kondisi yang stabil tersebut akan berpengaruh baik terhadap prestasi belajar

anak. Lain halnya dengan kondisi yang labil akan cenderung berpengaruh jelek

terhadap prestasi belajar anak.

4) Kemauan belajar.

Adanya kemauan akan mendorong belajar anak dan meningkatkan

prestasi belajarnya. Lain halnya dengan anak yang tidak mempunyai kemauan

belajar, prestasinya tentu tidak ada peningkatan dan bahkan mengalami

penurunan. Kemauan belajar ini sangat erat hubungannya dengan cita-cita anak

dan masing-masing anak mempunyai cita-cita yang berbeda.

5) Sikap terhadap guru

Murid yang benci akan gurunya tidak akan lancar proses belajarnya,

sebaliknya murid yang suka terhadap gurunya akan membantu proses belajarnya

dan peningkatan prestasi belajarnya.

6) Sikap murid terhadap mata pelajaran.

Mata pelajaran yang disukai akan lebih lancar dipelajari daripada yang

kurang disenangi, mata pelajaran yang kurang disenangi tergantung pada

berbagai faktor, antara lain : metode penyajian yang kurang menarik, adanya

kegagalan murid dalam menghadapi mata pelajaran, dan sebaginya.

7) Pengertian tentang kemajuan mereka sendiri.

70

Dengan adanya pengertian akan kemajuan dan kemunduran dapat

mendorong anak untuk lebih giat belajar. Salah satu cara untuk mengetahui hal

ini adalah dengan membuat "“Kurve Belajar "“ sebaliknya tiap anak membuat

kurvenya sendiri untuk setiap tahun pelajaran.

8) Bimbingan

Didalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan

dimaksudkan untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang diperbuat anak dalam

belajar. Usaha belajar yang tidak terpimpin/kacau dan selanjutnya agar tidak

menimbulkan rasa putus asa yang menghambat efektifitas belajar anak.

9) Ulangan

Ulangan adalah elemen yang vital untuk mengukur kemajuan dan

kelemahan belajar yang akan mempengaruhi kegiatan usaha belajar.

Pelajar harus mengetahui hasil ulangan-ulangan dan harus pula

mendiskusikan kesalahan-kesalahan yang diperbuat agar tidak terjadi

kesalahan-kesalahan lagi.

10) Latihan mempergunakan bahan yang dipelajari

Belajar yang baik bukan hanya verbalisme, tetapi yang penting adalah

dapat menggunakan dan mempraktekkan apa yang telah dipelajari semua teori

hendaknya semaksimal mungkin dapat di praktekkan.

11) Metode belajar.

71

Macam metode yang sering digunakan dalam belajar adalah metode

keseluruhan dan metode sebagian. Metode keseluruhan adalah mempelajari

bahan sebagai suatu keseluruhan. Sedangkan metode bagian adalah mempelajari

bahan dengan cara membagi bahan atas bagian-bagian. Kombinasi dari kedua

metode tersebut adalah cara yang lebih efektif dari pada salah satu diantara

keduanya.

12) Spreadig Effort ( usaha terpencar )

Belajar akan lebih efektif apabila periode-periode disusun terpencar dan

tidak terpusat pemencaran periode kerja tersebut hendaknya disesuaikan dengan

bahan yang dipelajari dan kemampuan untuk diperhatikan. Hal ini dilakukan

untuk mencegah kelelahan dan kebosanan.

13) Ingatan.

Telah disepakati bahwa manusia disamping mempunyai daya ingat juga

dibekali sifat pelupa, oleh karena itu anak harus mempelajari bahan-bahan

pelajaran dengan sungguh-sungguh sehingga akan lebih lama mengingatnya.

Namun bila belajar secara serampangan, maka dalam waktu yang tidak terlalu

lama pelajaran itu akan hilang dan sulit untuk diingat kembali. Terhadap

masalah ini guru harus sering mengadakan tes secara periodik agar siswa belajar

dengan sungguh-sungguh, makin lama mengingat pelajarannya.

14) Faktor umur.

72

Pada umumnya orang yang masih muda akan lebih mudah untuk belajar

dalam hal menyimpan dan mengingat kembali. apa yang dipirkan oleh orang tua

lebih banyak dibandingkan dengan anak yang masih muda. Hal ini merupakan

salah satu sebab orang muda untuk belajar dibanding dengan orang tua.

Dari kedua pendapat tersebut diatas tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar itu kiranya dapat penulis garis bawahi, bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua

yaitu :

(1) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri sipelajar sendiri meliputi, faktor

psikologis dan faktor fisiologis.

(2) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar meliputi, faktor sosial dan

faktor non sosial.

Kedua faktor tersebut saling terkait, tidak bisa dipisahkan satu sama

lain. Apabila kedua faktor itu diperhatikan dengan baik, maka minat anak dalam

belajar akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan memuaskan. Lain

halnya apabila kedua faktor itu kurang diperhatikan atau diabaikan begitu saja,

maka kemungkinan besar minat belajar anak akan menurun dan tentu tidak akan

berhasil sesuai dengan yang diharapkan atau prestasi belajarnya tidak akan

memuaskan.

C. STUDI TENTANG PENGARUH BIMBINGAN DAN PENYULUHAN

TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI MADRASAH

73

TSANAWIYAH NURUL JADID SURODINAWAN KECAMATAN

PRAJURITKULON KOTA MOJOKERTO

Bimbingan dan Penyuluhan mempunyai pengaruh yang sangat

signifikan terhadap minat belajar siswa. Karena tugas bimbingan dan

penyuluhan antara lain adalah selain melayani para klien untuk memecahkan

permasalahannya, klien siswa juga di bangkitkan motivasi belajarnya sesuai

dengan proposi belajar secara normal.

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan

kepada orang lain baik itu secara individu dalam memecahkan segala

kesulitan-kesulitan untuk mengatasinya, agar dapat memahami dirinya,

kemampuan untuk menerima dirinya dan untuk merealisasikan dirinya dengan

lingkungan, keluarga, sekolah ataupun masyarakat, sehingga individu tersebut

dapat memperoleh kesejahteraan hidup lahir bathin.

Bimbingan dan Penyuluhan mempunyai hubungan yang sangat erat

dengan minat belajar siswa, karena urgensi dari bimbingan dan penyuluhan

adalah usaha untuk membantu orang lain dalam memecahkan problem dalam

arti keseluruhan disebut sebagai usaha penyuluhan, sedang Bimbingan adalah

merupakan sebagian usaha penyuluhan tersebut. Sehingga dapat dikatakan

bahwa kegiataan bimbingan lebih luas dibandingkan dengan kegiatan

penyuluhan, sehingga penyuluhan hanya merupakan bagian dari bimbingan atau

74

dengan kata lain penyuluhan itu merupakan salat satu cara yang dipakai dalam

mengadakan bimbingan.

Bimbingan dan Penyuluhan merupakan kegiatan yang bersumber pada

kehidupan serta aktifitas manusia, kenyataan dapat menunjukkan bahwa

manusia di dalam kehidupannya sering mengalami dan menghadapi serta

mengatasi persoalan tanpa bantuan orang lain, tetapi tidak sedikit pula manusia

yang tidak mampu mengatasi dalam suatu persoalan-persoalan jika tidak

dibantu oleh orang lain.

Tujuan bimbingan bagi siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah Nurul

Jadid Surodinawan Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto adalah :

1. Mengadakan orientasi tentang sistem yang ada pada kegiatan belajar

mengajar ( siswa, orang tua, guru dan wali kelas ).

2. Mengadakan orientasi tentang belajar yang baik.

3. Mengadakan orientasi tentang pemahaman lingkungan (siswa)

4. Mengadakan orientasi tentang pemahaman diri siswa

5. Mengadakan orientasi tentang hambatan belajar siswa dan sekaligus tentang

cara pemecahannya.

6. Pengumpulan data dan informasi tentang kemajuan belajar melalui siswa,

orang tua, guru dan wali kelas.

75

7. Penempatan dan pengukuran kemampuan siswa (klasifikasi kelompok

belajar)

8. Mengadakan ceramah dari tokoh masyarakat

9. Mengadakan pertemuan berkala antara guru dengan orang tua siswa.

10. Mengadakan penilaian hasil bimbingan dan menentukan follow up (tindak

lanjutnya).

Sehingga dari kesepuluh tujuan bimbingan bagi siswa-siswi di

Madrasah Tsanawiyah Nurul Jadid Surodinawan Kecamatan Prajuritkulon Kota

Mojokerto tersebut diharapkan nantinya siswa-siswi di yang belajar di lembaga

pendidikan tersebut dapat atau terpengaruh untuk :

1. Melakukan perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat

mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, dan tidak mengarah pada

tingkah laku yang lebih buruk.

2. Melakukan perubahan melalui latihan atau pengalaman dalam arti

perubahan-perubahan yang tidak disebabkan oleh pertumbuhan atau

kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti:

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

3. Menjadi relatif mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode

waktu yang cukup panjang, berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit

untuk ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan

akhir dari periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan,

76

bertahun-tahun. Ini berarti harus dikesampingkan perubahan-perubahan

tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelaan, adaptasi, ketajaman

perhatian atau kepekaan seseorang yang biasanya hanya berlangsung

sementara.

4. Bertingkah laku yang yang lebih baik, karena belajar menyangkut berbagai

aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam

pengertian pemecahan suatu masalah, berfikir ketrampilan, kecakapan,

kebiasaan atau sikap.

Sehingga pada akhirnya siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah Nurul

Jadid Surodinawan Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto diharapkan

mampu untuk : berinteraksi yang aktif antara potensi-potensi manusia

(pendengaran, penglihatan dan hati atau perasaan dan pikiran) dengan

lingkungannya baik berupa manusia atau alam semesta dengan segala

kejadiannya, dengan disengaja, yakni sengaja menggunakan potensi-potensi

yang ada pada dirinya tadi, sehingga menghasilkan perubahan-perubahan berupa

pengetahuan, pemahaman, pengertian, ketrampilan maupun nilai-nilai sikap

sehingga manusia lebih menuju kearah kesempurnaan (tidak sama dengan orang

yang tidak mengetahui) dan dapat mencapai suatu ketinggian derajat.

Dan pada akhirnya dengan adanya Bimbingan dan penyuluhan yang diterapkan

di Madrasah Tsanawiyah Nurul Jadid Surodinawan Kecamatan Prajuritkulon

Kota Mojokerto, maka minat anak dalam belajar akan tercapai sesuai dengan

77

yang diharapkan. Dan program Bimbingan dan penyuluhan di Madrasah

Tsanawiyah Nurul Jadid Surodinawan Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto

dapat tercapai.