BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1....

33
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasi a. Pengertian partisipasi Menurut Ali (2001: 91) menyatakan bahwa partisipasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti. Cara ini biasanya banyak digunakan terutama dalam penelitian psikologi, sosiologi, maupun antropoloigi, namun demikian dalam lapangan pendidikanpun banyak pula digunakan teknik ini: seperti mengadakan pengamatan terhadap mekanisme proses hubungan manusiawi (human relation) antar guru-kepala sekolah, dilakukan dengan cara ikut ambil bagian sebagai guru, dan mengamati setiap gejala yang menjadi objek penelitian. Menurut John F. Echols dalam Suryosubroto (2009: 293) partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “partisipation” yang berarti pengambilan bagian atau pengikut sertaan. Pengertian partisipasi menurut Moelyarto Tjokrowinito dalam Suryosubroto (2009: 293) mendefisikan sebagai berikut: Partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan 11

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1....

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Partisipasi

a. Pengertian partisipasi

Menurut Ali (2001: 91) menyatakan bahwa partisipasi adalah

pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau

melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti. Cara ini biasanya

banyak digunakan terutama dalam penelitian psikologi, sosiologi,

maupun antropoloigi, namun demikian dalam lapangan

pendidikanpun banyak pula digunakan teknik ini: seperti

mengadakan pengamatan terhadap mekanisme proses hubungan

manusiawi (human relation) antar guru-kepala sekolah, dilakukan

dengan cara ikut ambil bagian sebagai guru, dan mengamati setiap

gejala yang menjadi objek penelitian.

Menurut John F. Echols dalam Suryosubroto (2009: 293)

partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “partisipation” yang

berarti pengambilan bagian atau pengikut sertaan.

Pengertian partisipasi menurut Moelyarto Tjokrowinito

dalam Suryosubroto (2009: 293) mendefisikan sebagai berikut:

Partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam

situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan

11

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

12

daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan,

bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut.

Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294)

partisipasi didefinisikan sebagai berikut: participation is defined as a

mental and emotional involed at a person in a group situation which

encourager then contribut to group goal and share responsibility in

them (1985: 184). Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan

mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut

bertanggung jawab di dalamnya.

Pendapat lain tentang partisipasi dikemukakan oleh The

Liang Gie dalam Suryosubroto (2009: 294), yaitu:

1) Satu aktifitas untuk membangkitkan perasaan diikut sertakan

dalam organisasi,

2) Ikut sertanya bawaan dalam kegiatan organisasi.

Adapun konsep partisipasi menurut Ensiklopedi pendidikan

dalam Suryosubroto adalah sebagai berikut: “sebenarnya partisipasi

adalah suatu gejala demokratis orang diikut sertakan dalam

perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memiliki tanggung

jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.

Partisipasi itu lebih baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang

mental sarta penentuan kebijaksanaan. (Poerbawakatja RS, 1982:

251).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

13

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi

serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-

kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi serta mendukung

pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya

(Suryosubroto, 2009: 294).

Dari beberapa pengertian partisipasi diatas dapat disimpulkan

bahwa partisipasi adalah suatu tingkat atau peran anggota melibatkan

diri dalam kegiatan dan menyambung tenaga dan pikirannya dalam

pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar dan bertanggung

jawab atas keterlibatannya.

Menurut Suryosubroto (2009: 294) berdasarkan pengertian

tersebut di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat

unsur-unsur sebagai berikut:

1) Keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan

oleh organisasi

2) Kemampuan anggota untuk berinisiatif dan berkreasi dalam

kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi

Adapaun sifat dari partisipasi tersebut adalah:

1) Adanya kesadaran dari para anggota kelompok

2) Tidak adanya unsur paksaan

3) Anggota merasa ikut memiliki

4) Persyaratan meningkatkan partisipasi adalah melalui penanaman

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

14

kesadaran, yaitu:

5) Adanya rasa senasib sepenanggungan, ketergantungan, dan

keterkaitan

6) Keterlibatan anggota dengan tujuan yang jelas agar

meningkatkan ketetapan hati, kemauan keras, dan sikap tahan uji

7) Kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan

8) Adanya prakarsa.

b. Manfaat partisipasi

Adapun manfaat prinsipil partisipasi menurut Keith Davis

dalam Suryosubroto (2009: 296) adalah sebagai berikut:

1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar.

2) Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari para

anggotanya.

3) Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, mativasi

serta membangun kepentingan bersama.

4) Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab.

5) Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan-parubahan.

Senada dengan pendapat di atas Burt, K. Sachlan and Roger

dalam Suryosubroto (2009: 296) memberikan pendapatnya bahwa

manfaat dari partisipasi, yaitu:

1) Lebih banyak komunikasi dua arah

2) Lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan

3) Manager dan partisipan kurang bersikap agresif

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

15

4) Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif,

diakui dalam derajat lebih tinggi

Dari pendapat tersebut di atas tentang manfaat partisipasi

dapatlah peneliti simpulkan bahwa dengan adanya partisipasi akan

memberikan manfaat yang penting bagi keberhasilan, yaitu:

1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar

karena banyaknya sumbangan pikiran

2) Pengembangan potensi diri dari kreatifitas

3) Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah terhadap

perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan

4) Melatih untuk bertanggung jawab dan mendorong untuk

membangun kepentingan bersama

Dengan demikian jelas bahwa faktor partisipasi dalam

kehidupan kerja organisasi kerja seperti di sekolah adalah penting

karena berpengaruh positif bagi kepemimpinan guru dan kepala

sekolah serta peningkatan program pendidikan.

c. Tingkatan partisipasi

Menurut Pariata Westra (Suryosubroto, 2009: 297) tingkatan

partisipasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Tingkatan pengertian timbal balik

Artinya mengarahkan anggota agar mengerti akan fungsinya

masing-masing dan sikap yang seharusnya satu sama lain.

2) Tingkatan pemberian nasihat

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

16

Artinya individu-individu disini saling membantu untuk

pembuatan keputusan terhadap persoalan-persoalan yang sedang

dihadapi sehingga saling tukar-menukar ide-ide mereka satu

persatu.

3) Tingkatan kewenangan

Artinya menempatkan posisi anggotanya pada keadaan mereka,

sehingga dapat mengambil keputusan pada persoalan yang

mereka hadapi.

Pendapat lain dikemukakan oleh Jumrowi yang dikutip oleh

Subandiyah bahwa dilihat dari segi tindakannya partisipasi

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Partisipasi dalam proses perencanaan dan kaitannya dalam

program lain.

2) Partisipasi dalam proses pengembalian keputusan.

3) Partisipasi dalam pelaksanaan.

Lebih jauh seperti yang dikutip oleh Wuradji dalam

Suryosubroto (2009: 298) mengemukakan bahwa partisipasi dibagi

menjadi dua tingkatan, yaitu:

1) Partisipasi secara penuh dan

2) Partisipasi sebagian

Partisipasi secara penuh hanya mungkin terjadi apabila

terdapat iklim yang memungkinkan ke arah itu, walaupun dari pihak

pengikut telah ada kesadaran untuk mengembangkan pikiran maupun

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

17

fisiknya, namun tidak mungkin hal tersebut terwujud, tanpa

tersedianya peluang untuk itu.

Dengan menyimak beberapa pandapat di atas maka dapat

disimpulkan bahwa mengukur partisipasi siswa dapat dilihat dari

keterlibatannya dalam organisasi mereka menjadi anggotanya.

d. Hal-hal yang mempengaruhi tumbuhnya partisipasi

Banyak faktor yang mempengarihi tumbuhnya partisipasi

anggota suatu kelompok atau organisasi dikemukakan oleh Noeng

Moehajir, bahwa tumbuhnya partisipasi dapat dilihat dari derajat

partisipasinya antara lain:

1) Partisipasi tanpa mengenal objek partisipasi yang berpartisipasi

karena diperintahkan untuk ikut.

2) Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah mengenal ide

baru tersebut, ada daya tarik dari objek dan ada minat dari

subjek.

3) Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah meyakini bahwa

ide tersebut memang baik.

4) Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah melihat lebih

detail tentang alternatif tentang pelaksanaan dan penerapan ide

tersebut.

5) Berpartisipasi karena yang bersangkutan langsung

memanfaatkan ide dan usaha pembangunan tersebut untuk

dirinya, keluarga, dan masyarakat.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

18

Dari pendapat tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa

partisipasi dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh:

1) Adanya daya tarik dari objek yang bersangkutan

2) Karena diperintah untuk berpartisipasi

3) Adanya manfaat bagi dirinya

Menurut Sudjana dalam (Tukiran, 2010: 57) aspek-aspek

partisipasi yang perlu diamati dalam membuat pedoman observasi

aktifitas siswa yaitu:

a. Memberikan pendapat untuk pemecahan masalah

b. Memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain

c. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

d. Memotivasi dalam mengerjakan tugas

e. Toleransi dan mau menerima pendapat orang lain

f. Mempunyai tanggung jawab sebagai anggota kelompok

2. Prestasi belajar

a. Pengertian belajar

Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri sebagai interaksi dalam lingkungannya.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

19

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perubahan-perubahan itu akan nyata dalam seluruh aspek

tingkah laku.

Dalam Slameto (2010: 27) prisip belajar yaitu prinsip belajar

yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,

dan oleh setiap siswa secara individual. Contoh prinsip-prinsip

belajar:

1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi

aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk

mencapai tujuan.

b) Belajar harus menimbulkan motivasi yang kuat pada setiap

siswa untuk mencapai tujuan.

c) Belajar perlu lingkungan yang menantang anak dapat

mengembangkan kemampuannya dan belajar dengan

efektif.

d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2) Sesuai hakikat belajar

a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap

menurut perkembangannya

b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

20

c) Belajar adalah proses kontinyuitas hubungan antara

pengertian yang satu dengan yang lainnya, Sehingga

mendapatkan pengertian yang diharapkan.

3) Sesuai bahan yang harus dipelajari

a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki

struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah

menangkap pengertiannya.

b) Belajar harus mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan yang harus dicapainya.

4) Syarat keberhasilan belajar

a) Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa

dapat belajar dengan tenang.

b) Dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian dan keterampilan itu mendalam bagi siswa.

Aunurrahman (2010: 38) Di dalam pengertian yang umum

dan sederhana, belajar sering kali diartikan sebagi aktifitas untuk

memperoleh pengetahuan. Belajar adalah proses orang memperoleh

berbagai kecekapan, ketrampilan, dan sikap. Kemampuan orang

untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan jenis-jenis

mahluk hidup yang lain Gredlen.

Belajar menurut Dimyati (2006: 7) adalah tindakan dan

perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar

dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

21

tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa

memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan

yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda,

hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau bahan-bahan yang

dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut

tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.

b. Pengertian prestasi belajar

Menurut Hamdani (2011: 137) prestasi adalah hasil dari

suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

individual maupun secara kelompok. Prestasi tidak akan pernah

dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

Prestasi belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia

(2007: 910), Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan

“belajar” merupakan hasil yang telah dicapai (dilakukan,

dikerjakan).

Menuruf Arifin (2009: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa

Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi

“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar

meliputi aspek pembentukan watak pesarta didik. Kata prestasi

banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain

dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pembelajaran.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

22

Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah hasil dari

pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan

psikomotorik, setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur

dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan,

jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha

belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf maupun

kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan tingkat

kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan

menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam mempelajari

materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapot

setiap bidang study setelah mengalami proses belajar mengajar.

Dari beberapa definisi prestasi belajar di atas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha

belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari

kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu

tertentu yang dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses

belajar mengajar. Oleh karena itu, prestasi belajar merupakan hal

yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan

belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari

proses belajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar siswa yang

mengarah pada ranah kognitif pada proses penbelajaran.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

23

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pestasi belajar

Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,

maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar, antara lain :

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri

individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam

faktor intern yaitu :

a) Kecerdasan atau Inteligensi

Kecerdasan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga

jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan

ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak

secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya

dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap

kemajuan belajar. Oleh karena itu jelas bahwa faktor

intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan

dalam kegiatan belajar mengajar.

b) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah

dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Dalam

proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

24

memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil

akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang

tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak

sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak

tersebut.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat

besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,

siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena

tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bahan pelajaran

yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan

disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa

yaitu:

a) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam

masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.

Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

25

tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu

pendidikan bangsa, negara dan dunia.

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari

bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan

sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan

pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal

memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru

sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar

anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, orang tua

harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar

anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan

dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan

tekun. Anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang

baik untuk belajar.

b) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal

pertama yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah

yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.

Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,

hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan

kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik

akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Oleh sebab itu,

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

26

guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang

disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu

faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar

siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan

alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan pribadi anak, oleh sebab itu dalam

kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul

dengan lingkungan dimana anak itu berada.

Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-

anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk

mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di

sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang

berkeliaran tidak menentu anakpun dapat terpengaruh pula.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan

membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan

sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya

dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena

itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu

lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan

besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,

sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

27

d. Fungsi prestasi belajar

Menurut Arifin (2009: 12) prinsip belajar merupakan suatu

masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia,

karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi

belajar mempunyai fungsi utama yaitu:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan

pendorong bagi peserta didik.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

insitusi pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator daya serap

(kecerdasan) peserta didik.

e. Indikator prestasi belajar

Menurut Muhibbin (2004: 150) Pada prinsipnya,

pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis

yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh

ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini

disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

28

(tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam

hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku

yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang

berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi krasa.

Menurut Saifuddin (1996:8) Pengertian tes prestasi belajar

membagi kawasan belajar mereka sebut sebagai tujuan pendidikan

menjadi tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif dan

kawasan psikomotor. Tes prestasi belajar secara luas tentu mencakup

ketiga kawasan tujuan pendidikan tersebut. Walaupun begitu, kita

akan membatasi pembahasan kita secara khusus hanya pada kawasan

kognitif saja dengan penekanan pada bentuk tes yang tertulis.

Dengan demikian istilah tes prestasi belajar dalam buku ini mengacu

pada tes prestasi belajar kawasan ukur kognitif dalam bentuk tertulis.

Tes prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila

dilihat dari tujuannya, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang

dalam belajar. Tujuan ini membawa keharusan dalam konstruksinya

untuk selalu mengacu pada perencanaan program belajar yang

dituangkan dalam silabus masing-masing mata pelajaran.

Menurut Saifuddin (1996:9) Tes prestasi belajar berupa tes

yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi

maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang

telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal dikelas, tes

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

29

prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif,

tes sumatif.

Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran prestasi

belajar tidaklah dapat disangsikan lagi. Sebagaimana diketahui,

pendidikan formal merupakan suatu sistem yang kompleks yang

penyelenggaraannya memerlukan waktu, dana, dan kerjasama

sebagai pihak. Berbagai faktor dan aspek terlibat dalam proses

pendidikan secara keseluruhan. Tidak ada usaha pendidikan yang

secara sendirinya berhasil mencapai tujuan yang digariskan tanpa

adanya interaksi berbagai faktor pendukung dari luar dan dalam

sistem yang bersangkutan.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. IPS mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generasi yang berkaitan

dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik

diarahkan untuk dapat menjadi warga masyarakat yang menghargai

nilai-nilai sosial, bertanggung jawab, mencintai lingkungan alam,

dan menjadi warga dunia yang cinta damai.

Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara

manusia dengan lingkungannya. Di lingkungan masyarakat anak

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

30

didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,

dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di

lingkungan sekitarnya. Menurut Kosasih dalam Trianto (2010: 173).

Menurut Sapriya dkk (2008: 2) istilah “ilmu pengetahuan

sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran di tingkat

sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan

tinggi yang identik dengan istilah “ social studies” dalam kurikulum

persekolahan di negara laian. Nama “IPS” yang lebih dikenal social

studiesdi negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari

para ahli atau pakar pakar kita di indonesia dalam seminar nasional

tentang Civid Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. IPS

sebagai mata pelajarandi persekolahan, pertama kali digunakan

dalam kurikulum 1975.

b. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Trianto (2010: 174) menyatakan bahwa pada

dasarnya tujuan dari pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada

siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,

kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Mulyasa (2009: 125) menyatakan bahwa mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagi berikut:

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

31

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam

kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan

berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional, dan global.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk memberi bekal

kemampuan dasar pada siwa di lingkungan sekitarnya sesuai dengan

bakat, minat, kemauan yang dimilikinya tanpa adanya paksaan.

Dibutuhkan pola pembelajaran yang menjembatani tercapainya

tujuan tersebut.

c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Mulyasa (2009: 126) menyatakan bahwa ruang

lingkup mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial (IPS) meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan

2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

3) Sistem Sosial dan Budaya

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

32

4) Perilaku ekonomi dan Kesejahtaraan

Dari tujuan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu

tujuan Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk mendidik kemampuan

dasar yang dimiliki oleh setiap siswa sesuai dengan kemampuan,

minat, bakat, sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih

tinggi. Dari tujuan di atas maka dibutuhkan model pembelajaran

yang bisa mencapai tujuan tersebut.

Meskipun tujuan pembelajaran ini sangat baik, tetapi harapan

yang ingin dicapai belum terkejar. Para guru masih banyak

menghadapi masalah tentang partisipasi dan prestasi yang dimiliki

siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena para siswa takut

dengan pelajaran IPS yang banyak materi hafalan sehingga siswa

menjadi bosan dalam menerima pelajaran IPS.

d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar

Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk jenjang SD/

MI kelas IV semester II adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kopetensi Kopetensi dasar

Mengenal sumber daya alam,

kegiatan ekonomi, dan kemajuan

teknologi di lingkungan

kabupaten/kota dan provinsi

Mengenal perkembangan

teknologi produksi, komunikasi,

dan transportasi serta

pengalaman menggunakannya

e. Materi pembelajaran mengenal perkembangan peknologi produksi

komunikasi dan trasportasi

1) Pengertian Teknologi

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

33

Teknologi ada hubungannya dengan kata “teknik”. Kata

teknik artinya cara atau metode. Teknologi berarti keseluruhan

sarana atau alat yang digunakan manusia untuk menghasilkan

barang dan jasa yang diperlukan manusia. Misalnya, manusia

membutuhkan hiburan. Televisi menyediakan hiburan yang

dibutuhkan manusia tersebut. Televisi yang ditonton

menghasilkan gambar dan suara. Ada bermacam-macam

teknologi yang diciptakan manusia.

2) Perkembangan Teknologi Produksi

Kegiatan yang dilakukan untuk membuat barang-barang

yang manusia pakai itulah yang disebut kegiatan produksi.

Kegiatan produksi disebut juga proses produksi.

a) Macam-macam produksi

Proses produksi dimulai dari menyiapkan bahan baku.

Bahan baku biasanya berupa kekayaan alam. Bahan baku

adalah bahan pokok atau untuk membuat barang. Ada dua

macam teknologi produksi: a) taknologi produksi modern.

Teknologi produksi modern menggunakan mesin, b)

teknologi produksi sederhana atau tradisional, alat-alat yang

digunakan juga sederhana.

b) Taknologi produksi di sekitar kita

Peralatan dan cara yang digunakan untuk membuat

suatu barang yaitu dengan teknologi produksi. Macam-

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

34

macam teknologi produksi, yakni teknologi produksi

sederhana dan teknologi produksi modern. Teknologi

produksi sederhana digunakan orang-orang pada zaman dulu.

Peralatan yang digunakan orang-orang pada zaman dulu

masih belum menggunakan mesin. Orang-orang pada zaman

sekarang menggunakan teknologi modern. Teknologi yang

digunakan mempengaruhi hasil kerja atau hasil produksi.

Keuntungan orang menggunakan teknologi modern adalah

hasilnya lebih banyak, bentuk dan mutunya sama, dan

waktunya lebih cepat.

c) Perkembangan Teknologi Komunikasi

Seseorang menggunakan telepon genggam atau

telepon rumah. Begitu juga halnya dengan televisi, tape

recorder, internet, atau fax. Semua ini alat-alat komunikasi.

Alat-alat komunikasi ini termasuk teknologi komunikasi.

d) Teknologi komunikasi di sekitar kita

Komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia

yang sangat penting. Manusia tidak dapat berhubungan

dengan orang lain di tempat yang jauh kalau tidak ada alat

komunikasi. Teknologi komunikasi berkembang dari yang

sederhana ke teknologi yang modern.

e) Teknologi komunikasi zaman dalu

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

35

Orang-orang zaman dahulu sudah menggunakan alat-

alat komunikasi. Tentu alat-alatnya tidak secanggih sekarang.

Pada zaman dulu, orang menggunakan alat kentongan, tali,

telik sandi, surat, dan kurir untuk berkomunikasi.

f) Teknologi komunikasi saat ini

Pada dasarnya cara berkomunikasi itu ada dua

macam, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak

langsung. Komunikasi langsung terjadi bila dua orang atau

lebih berbincang-bincang dengan saling berhadapan muka.

Sedangkan komunikasi secara tidak langsung terjadi bila

orang yang berkomunikasi menggunakan suatu alat perantara.

Biasanya orangnya tidak berhadapan secara langsung. Zaman

sekarang, kita dapat berkomunikasi melalui surat, telegram,

telepon, handy talkie, pager, telepon, TV, internet, koran, dan

majalah.

f) Perkembangan Teknologi Transportasi

Macam-macam pemberhentian taknologi transportasi

yaitu terminal bus, stasiun kereta api, pelabuhan laut, dan

bandar udara. Sarana pengangkutan sangat penting bagi

hidup manusia. Sarana pengangkutan disebut juga alat

transportasi. Alat atau sarana transportasi yang digunakan

dewasa ini terdiri dari transportasi darat, transportasi air, dan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

36

transportasi udara. Ketiga kelompok transportasi ini akan

dibahas di bawah ini.

(1) Transportasi Darat

Alat transportasi darat berkembang dari yang

sederhana sampai ke yang modern. Pada zaman dulu

orang berjalan kaki untuk pergi ke suatu tempat. Seiring

perjalanan waktu, manusia akhirnya memanfaatkan

beberapa jenis binatang seperti unta, keledai, kuda,

gerobak yang ditarik lembu, dan kereta kuda sebagai alat

transportasi. Sekarang, ada bermacam-macam alat

transportasi. Alat transportasi dewasa ini antara lain

sepeda, sepeda motor, bajaj, mobil, bus, truk, kereta api,

dan sebagainya. Semua alat transportasi ini berkembang

dari bentuk yang sederhana.

(2) Transportasi Air

Negara sangat memerlukan alat transportasi air.

Alat transportasi air adalah alat transportasi yang

digunakan di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu alat transportasi

air bermesin dan alat transportasi air tidak bermesin. Alat

transportasi yang dipakai di sungai, danau, dan laut

adalah kano, rakit, perahu, feri, kapal.

(3) Transportasi Udara

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

37

Sejak pesawat ditemukan, orang dapat dengan cepat

berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ada macam-

macam alat transportasi udara. Selain pesawat udara, ada

balon udara, dan helikopter.

4. Metode Picture And Picture

a. Pengertian media

Menurut Rohani (1997: 1) media adalah sarana / proses

komunikasi, pesan/ informasi yang dapat diserap dan dihayati oleh

orang lain agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi

perlu sarana komunikasi untuk membentunya. Dalam proses belajar

mengajar, media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi

belajar mengajar disebut Instruksional Edukatif.

Media adalah channel (saluran) karena pada hakikatnya

media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia

untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam batas-batas jarak,

ruang dan waktu tertentu.

b. Pengertian gambar

Menurut Rohani (1997: 76) Gambar sangat penting

digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik.,

sehingga dalam menjelaskan menggunakan gambar peserta didik

lebih memperhatikan pada benda-benda atau hal-hal yang belum

dilihatnya dan yang berkaitan dengan pelajaran. Gambar dapat

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

38

membantu guru dalam mencapai tujuan intruksional, karena gambar

termasuk yang mudah dan murah serta besar artinya untuk

mempertinggi nilai pengajaran, karena gambar, pengalaman dan

pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak

mudah dilupakan, peserta didik lebih konkret ingatan dan asosiasi

peserta didik.

c. Pengertian metode picture and picture

Menurut Suyatno (2009: 74) picture and picture merupakan

sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar

kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan

gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar

tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi ajar, penyimpulan,

evaluasi, dan refleksi.

d. Langkah-langkah metode picture and picture

Menurut Menurut Suyatno (2009: 116) mengatakan bahwa

langkah-langkah model pembelajaran picture and picture adalah

sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan kopetensi yang ingin dicapai

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan

Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan

demikian maka siswa dapat mengukur kemampuan yang harus

dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

39

indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga KKM yang telah

ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

2) Menyajikan materi sebagai pengantar

Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat

penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan

pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat

dimulai dari sini. Guru dapat memberikan motivasi yang

menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan

motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan

menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi

yang dipelajari.

3) Guru menunjukkan/ memperhatikan gambar-gambar kegiatan

berkaitan dengan materi

Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa

ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati

setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya.

Dalam pembelajaran bahasa Inggris atau bahasa Indonesia siswa

dapat mencerikan kronologi, jalan cerita atau maksud dari

gambar yang ditunjukan. Dalam Pelajaran Matematika dapat

digambarkan tentang kubus, segitiga atau lainnya dari sini dapat

digambarkan mengenai diagonal, diagonal ruang, tinggi atau

luas bidang.

Dalam perkembangakan selanjutnya guru dapat

memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

40

atau demontrasi yang kegiatan tertentu seperti membuat kopi,

menggoreng tempe dan sebagainya.

4) Guru menunjuk/ menunjuk siswa secara bergantian, memasang/

mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi,

karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan

siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian,

sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang

harus diberikan.

Perlu diingat urutan dalam pembuatan harus benar

sebagai contoh dalam matematikan untuk menggambar diagonal

ruang adalah langkah yang harus dilakukan dengan benar

sampai ditemukan diagonal ruangnya.

5) Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar

tersebut

Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan

cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai.

Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain

untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin

menarik.

6) Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru memulai menamakan

konsep/ materi dengan kopetensi yang ingin dicapai

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

41

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru

harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai

dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau

bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut

penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah

ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang

telah ditetapka.

7) Kesimpulan/ rangkuman

Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan

siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan

rangkuman.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada latar belakang,

diketahui bahwa kondisi awal peserta didik kurang adanya partisipasi peserta

didik dalam Kegiatan pembelajaran. Karena kurangnya keterlibatan peserta

didik dalam Kegiatan pembelajaran berpengaruh pada prestasi belajar yang

didapat peserta didik. Untuk mengatisipasi berkelanjutan hal ini maka

diterapkan pembalajaran yang kooperatif. Dengan kemajuan zaman dan

kemajuan teknologi guru dituntut untuk kreatif dalam memberikan pelajaran

kepada peserta didiknya, terutama pada model dan media yang akan

diberikan. Jika model dan medianya tepat maka akan mempengaruhi

partisipasi dan prestasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran untuk

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

42

meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa, salah satunya adalah

metode picture and picture.

Dalam pelaksanaan proses Kegiatan pembelajaran menggunakan

metode picture and picture akan mempermudah pesarta didik untuk

memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. metode picture and

picture pada proses Kegiatan pembelajaran akan meningkatkan partisipasi

agar peserta didik mengeluarkan pendapatnya dan ikut menanggapi pendapat

yang diberikan oleh peserta didik lainnya maupun pendapat yang dikeluarkan

oleh guru. Disini peserta didik dituntut untuk ikut berpartisipasi

mengeluarkan pendapat agar situasi kelas saat proses Kegiatan pembelajaran

menjadi aktif yang menyenangkan. Teknik ini juga mendorong siswa untuk

meningkatkan semangat setiap peserta didik dengan pendapat masing-masing

peserta didik. Kaitanya dengan partisipasi ini juga akan berpengaruh pada

prestasi belajarnya akan meningkat pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS).

Dari pendapat di atas maka dapat ditarik kerangka berpikir peneliti

pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui metode picture and

picture sebagai berikut:

Masalah Hasil Tindakan

- Kurangnya

partisipasi

sehingga siswa

kurang

bersemangat

dan tidak aktif

- Prestasi belajar

di bawah KKM,

hasil belajar

rendah

Partisipasi dan

prestasi belajar

siswa meningkat

Metode

picture and

picture

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasidigilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-septipujia-407-2-babii.pdf · Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294) partisipasi

43

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian landasan teori dan kereangka berpikir di atas,

maka hipotesis tindakannya adalah dengan melalui metode picture and

picture dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi

membandingkan mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi,

dan trasportasi dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa

kelas IV SD Negeri 5 Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten

Purbalingga.

D. Penelitian Yang Relevan

Metode picture and picture pernah dilakukan oleh Munjiyah (2010)

yang berjudul upaya peningkatan kopetensi dasar berkomunikasi secara lisan

melalui metode picture and picture pada siswa berkelompok B TK Pertiwi

kabupaten Cilacap.