BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan...

26
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan 1. Pengertian Jiwa Kewirausahaan Hisrich(dalam Sumanto, 1989: 45 77)menyatakan kewirausahaan merupakan proses mengkreasi sesuatu yang baru, yang bernilai dengan mencurahkan waktu dan upaya, serta menanggung risiko sehingga dapat mencapai keberhasilan.Pendapat lain dikemukakan bahwa entrepreneure mempunyai ciri : (1) Memiliki moral yang tinggi, yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemerdekaan batin, mementingkan keutamaan, memiliki kasih sayang, loyal terhadap hukum dan memiliki sifat keadilan, (2) Sikap mental wirausahawan yakni berkemauan keras, berkeyakinan kuat atas kekuatan yang ada pada dirinya, jujur dan bertanggung jawab, memiliki ketahanan fisik dan mental, tekun serta ulet dalam bekerja dan berusaha, serta memiliki pemikiran yang konstruktif kreatif, (3) Peka terhadap lingkungan yang meliputipengenalan terhadap arti lingkungan, senantiasa bersyukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki, keinginan yang besar untuk menggali dan mendayagunakan sumbersumber ekonomi di lingkungan setempat, serta menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif, (4) Memiliki keterampilan wiraswasta yang meliputi keterampilan berpikir kreatif, keterampilan membuat keputusan, keterampilan dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human relations (Wasty Sumanto, 1989: 45 77).

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Kewirausahaan

1. Pengertian Jiwa Kewirausahaan

Hisrich(dalam Sumanto, 1989: 45 – 77)menyatakan kewirausahaan

merupakan proses mengkreasi sesuatu yang baru, yang bernilai dengan

mencurahkan waktu dan upaya, serta menanggung risiko sehingga dapat

mencapai keberhasilan.Pendapat lain dikemukakan bahwa entrepreneure

mempunyai ciri : (1) Memiliki moral yang tinggi, yaitu manusia yang

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemerdekaan batin,

mementingkan keutamaan, memiliki kasih sayang, loyal terhadap hukum dan

memiliki sifat keadilan, (2) Sikap mental wirausahawan yakni berkemauan

keras, berkeyakinan kuat atas kekuatan yang ada pada dirinya, jujur dan

bertanggung jawab, memiliki ketahanan fisik dan mental, tekun serta ulet

dalam bekerja dan berusaha, serta memiliki pemikiran yang konstruktif

kreatif, (3) Peka terhadap lingkungan yang meliputipengenalan terhadap arti

lingkungan, senantiasa bersyukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki,

keinginan yang besar untuk menggali dan mendayagunakan sumbersumber

ekonomi di lingkungan setempat, serta menghargai dan memanfaatkan waktu

secara efektif, (4) Memiliki keterampilan wiraswasta yang meliputi

keterampilan berpikir kreatif, keterampilan membuat keputusan, keterampilan

dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam

human relations (Wasty Sumanto, 1989: 45 – 77).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

10

Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk

memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang

dihadapi setiap hari. Lebih sederhana kewirausahaan adalah suatu

kemampuan

(ability) dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan

dasar.9

Sedangkan Utsman Najati menerangkan bahwa dalam ajaran Islam sendiri

menganjurkan manusia untuk melakukan wirausaha dan selalu mencari

karuniaAllah di muka bumi.

Kewirausahaan pada hakikatnya adalah suatu sikap, jiwa dan

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai serta berguna

bagi diri dan orang lain. Kewirausahaan muncul apabila seseorang berani

mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide baru. Dalam jiwa kewirausahaan

tertanam jiwa yang selalu aktif, kreatif, berkarya dan inovatif untuk

meningkatkan pendapatan dalam usahanya. Wirausaha adalah orang yang

kreatif menciptakan dan memanfaatkan peluang dalam mengembangkan

usahanya. Seorang wirausaha selalu berusaha meningkatkan kreasi dan

inovasi dalam memanfaatkan peluang. Menurut Kasmir (2006:19),

kewirausahaan adalah suatu kemampuan menciptakan kegiatan usaha.

Kemampuan menciptakan dan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi

dari yang sudah ada sebelumnya. Kemampuan berwirausaha yang kreatif dan

inovatif dapat dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang

menuju sukses (Suryana, 2006: 2).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

11

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

kewirausahaan adalah proses mengkreasikan diri tanpa menggantungkan

orang lain dan membangun dirinya untuk jujur dan bertanggung jawab serta

menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif.

Kewirausahaan muncul apabila seorang individu berani

mengembangkan

usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi,

aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan

penciptaanorganisasi usaha. Oleh karena itu, wirausaha adalah orang yang

memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar

peluang itu. Fungsinya adalah memperkenalkan barang baru, melaksanakan

metode produk baru, membuka pasar baru, membuka bahan/sumber-sumber

baru dan pelaksanaan organisasi baru.Dalam kewirausahaan, faktor motivasi

sangat penting. Motivasi menurut Hasibuan adalah suatu kekuatan yang

dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya.

Kebutuhan dasar manusia tersebut menurut Maslow adalah sebagai

berikut:

1. Kebutuhan untuk mempertahankan hidup secara fisik

2. Kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan

rasa memiliki-dimiliki

3. Kebutuhan akan rasa diterima oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan

bekerja (sense of belonging).

4. Kebutuhan akan perasaan dihormati (sense of importance)

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

12

5. Kebutuhan akan perasaan kemajuan di segala bidang

6. Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation)

7. Kebutuhan akan aktualisasi diri dan penghargaan

8. Kebutuhan estetik dan pertumbuhan

Dari beberapa konsep kewirausahaan di atas, ada 6 hakikat penting

kewirausahaan, yaitu:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku

yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,

proses, dan hasil bisnis.

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang baru dan berbeda.

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan

keinovasian dalam memecahkan persoalan.

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai

suatu usaha dan perkembangan usaha.

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang

baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat memberikan nilai

lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan

berbeda untuk memenangkan persaingan. Sedangkan menurut para

ahli, arti kata kewirausahaan berbeda-beda karena adanya perbedaan

penekanan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

13

Richard Cantillon mendefinisikan kewirausahaan sebagai orang-

orang yang menghadapi risiko yang berbeda dengan mereka yang

menyediakan modal. Jadi definisi Cantillon lebih menekankan pada

bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Pendapat yang

sama juga dikemukakan oleh Blaudeu bahwa kewirausahaan adalah orang-

orang yang menghadapi risiko, merencanakan, mengawasi, mengorganisir

dan memiliki. Demikian halnya Albert Shapero mendefinisikan sebagai

pengambilan inisiatif mengorganisir suatu mekanisme sosial ekonomi dan

menghadapi risiko kegagalan. Definisi kewirausahaan dengan penekanan

pada penciptaan hal-hal baru dikemukakan oleh Joseph Schumpeter, bahwa

kewirausahaan adalah melakukan hal-hal baru atau melakukan hal-hal yang

sudah dilakukan dengan cara baru, termasuk di dalamnya penciptaan produk

baru dengan kualitas baru, metode produksi, pasar, sumber pasokan dan

organisasi. Schumpeter mengaitkan wirausaha dengan konsep yang

diterapkan dalam konteks bisnis dan mencoba menghubungkan dengan

kombinasi berbagai sumberdaya.

2. Tujuan Kewirausahaan

Tujuan kewirausahaan adalah membangun kebiasaan anak untuk

menjadi mandiri baik hard skill maupun soft skil, berfikir kreatif dan inovatif,

memperkuat rasa tanggung jawab dan mendidik anak untuk mandiri. Anak

akan berfikir untuk membuat peluang kerja tanpa harus menjadi karyawan

karena sudah memperoleh pembekalan mulai anak diajarkan untuk mandiri

(Ketua MPS PWM JATIM).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

14

Menurut Sinarasri (2010) bahwa membangun kematangan sikap

berwirausaha sebagai salah satu upaya dalam rangka menumbuhkan

kecakapan hidup bagi anak-anak yang tinggal di panti asuhan dengan

memberikan pendidikan non formal dalam bidang kewirausahaan. Tujuan

dari program ini adalah memberikan bekal bagi peserta agar memiliki

keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam memasuki dunia wirausaha yang

mandiri. Disamping itu, anak-anak panti asuhan akan diberikan pemahaman

yang meliputi pembinaan fisik, mental, kemandirian maupun pelatihan

keterampilan agar memiliki motivasi, etos kerja yang tinggi dan dapat

menghasilkan karya-karya yang unggul sehingga mampu bersaing di dunia

luar. Dengan pengetahuan kewirausahaan yang mumpuni, diharapkan akan

mampu menumbuhkan sikap kemandirian yang matang, agar biaya hidup dan

biaya pendidikan dapat berjalan lancar serta dapat membantu meringankan

beban panti, maka mereka perlu diberdayakan untuk perbaikan kualitas

hidupnya.

3. Manfaat Kewirausahaan

Menurut Evy (2016) bahwa beberapa manfaat yang dapat diperoleh

melalui berwirausaha yang mungkin saja sulit atau bahkan tidak dapat

diperoleh jika memilih berkarir atau bekerja pada lembaga/instansi milik

orang lain atau pemerintah. Manfaat tersebut terdiri dari manfaat bagi diri

sendiri dan bagi masyarakat, sebagaimana yang diuraikan berikut ini:

a. Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasikan potensi diri yang dimiliki

Banyak wirausahawan yang berhasil mengelola usahanya karena

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

15

menjadikan keterampilan/hobbynya menjadi pekerjaannya. Dengan

demikian dalam melaksanakan aktifitas pekerjaannya dengan suka cita

tanpa terbebani.

Berwirausaha menjadikan diri kita memiliki kebebasan untuk

menentukan nasib sendiri dengan menentukan dan mengontrol sendiri

keuntungan yang ingin dicapai dengan tanpa batas. Dengan adanya

penentuan keuntungan yang akan dicapai, kita juga memiliki kebebasan

untuk mengambil tindakan dalam melakukan perubahan-perubahan yang

menurut kita penting untuk dapat mencapainya.

b. Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat. Dengan berwirausaha,

kita memiliki kesempatan untuk berperan bagi masyarakat. Wirausahawan

menciptakan produk (barang dan/atau jasa) yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Pemberian pelayanan kepada seluruh masyarakat terutama

konsumenyang dilandasi dengan tanggung jawab sosial melalui penciptaan

produk yang berkualitas akan berdampak pada adanya pengakuan dan

kepercayaan pada masyarakat yang dilayani.

Adanya manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat dalam

berwirausaha dapat menjadi motivasi tersendiri bagi kita tergerak untuk

mulai berwirausaha. Perlu disadari bahwa pada dasarnya kita bertindak

sebagian besar dipengaruhi oleh motivasi, bukan karena terpaksa.

Kesuksesan atau keti daksuksesan seseorang dalam karirnya sangat

tergantung dari motivasinya untuk menjalankan karirnya tersebut.

Seandainya kita dapat memulai menanamkan dalam hati kita bahwa

dengan berwirausaha akan memberikan manfaat bagi diri kita dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

16

masyarakat, serta manfaat-manfaat lain yang akan diperoleh, mungkin kita

akan termotivasi untuk memulai berwirausaha. Memperbanyak alasan

untuk tidak memulai sebenarnya adalah penghambat bagi kita untuk

termotivasi. Terkait dengan motivasi untuk berwirausaha, setidaknya

terdapat enam “tingkat” motivasi berwirausaha dan tentunya masing-

masing memiliki indikator kesuksesan yang berbeda-beda, yaitu:

a. Motivasi material, mencari nafkah untuk memperoleh pendapatan atau

kekayaan.

b. Motivasi rasional-intelektual, mengenali peluang dan potensialitas

pasar, menggagas produk atau jasa untuk meresponnya.

c.Motivasi emosional-ekosistemik, menciptakan nilai tambah serta

memelihara kelestarian sumberdaya lingkungan.

d. Motivasi emosional-sosial, menjalin hubungan dengan atau melayani

kebutuhan sesama manusia.

e. Motivasi emosional-intrapersonal (psiko-personal), aktualisasi jatidiri

dan/atau potensipotensi diri dalam wujud suatu produk atau jasa yang

layak pasar.

f. Motivasi spiritual, mewujudkan dan menyebarkan nilai-nilai

transendental, memaknainya sebagai modus beribadah kepada Tuhan.

Umumnya seseorang yang memulai berwirausaha termotivasi untuk

mencari nafkah melalui perolehan pendapatan dan untuk memperoleh

kekayaan.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

17

B. Konsep Kemandirian

1. Pengertian Kemandirian

Kemandirian merupakan istilah yang serius dikaitkan dengan tindakan

yang berdiri di atas kaki (berdirikan) dan tanpa menggantungkan kepada

orang lain. Seseorang dapat dikatan mandiri apabila orang tersebut mampu

mencukupi sendiri kebutuhannya. Seperti pendapat Bathia yang di kutip

Chabib Thaha bahwa perilaku mandiri merupakan perilaku yang aktivitasnya

diarahkan pada diri sendiri, tidak mengharapkan pengarahan dari orang lain

dalam melakukan pemecahan masalah yang dihadapinya. Kemandirian yang

harus ditanamkan kepada anak asuh melalui kewirausahaan yaitu anak dilatih

untuk bisnis jualan, melalui produknya sendiri maupunproduk lainnya dan

anak juga diberi bimbingan dalam dunia peternakan, mulai dari pemanfaatan

limbah menjadi pupuk, limbah menjadi biogas dan hasil sapi sendiri (susu).

Dengan cara seperti itulah anak akan mempunyai jati diri yang

terbentuk dari umur yang muda dengan kebiasaan-kebiasaan yang menjiwai.

Banyak anak asuh panti yang menggantungkan orang lain karena merasa

bahwa dirinya hanya memenuhi kewajiban seorang pelajar jadi tanpa harus

menjiwai kemandirian untuk berwirausaha.

Menurut Parker (2005: 226), megartikan kemandirian (self-reliance)

adalah kemampuan untuk mengelola semua apa yang kita miliki, kita tahu

bagaimana mengelola waktu, berjalan dan berfikir secara mandiri, disertai

dengan kemampuan untuk menanggung resiko dan memecahkan masalah,

tidak ada kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan orang lain ketika hendak

melangkah atau melakukan sesuatu yang baru, tidak membutuhkan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

18

persetujuan yang detail dan terus menerus tentang bagaimana mencapai

produk akhir. Kemandirian menurut Benardib (Mutadin, 2002: 1), merupakan

perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah,

mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa

bantuan orang lain.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kemandirian adalah suatu keadaan dimana seseorang mampu berdiri sendiri

dengan sikap bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya, mampu

mengambil sikap dan tindakan beserta memiliki inisiatif untuk mengatasi

masalah yang di hadapinya.

2. Tujuan Kemandirian

Adapun tujuan dari kemandirian ini adalah melatih seseorang mampu

memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain dan

melakukan sesuatu tanpa ada dorongan dari orang lain sehingga hasil yang di

dapatkan maksimal sesuai dengan keinginannya. Tujuan lain dari

kemandirian yaitu menjadikan anak bermanfaat untuk orang lain yang sedang

membutuhkan.

3. Ciri-ciri Kemandirian

Menurut Gea (2002:145) menyebutkan beberapa hal yaitu percaya diri,

mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian dan keterampilan, menghargai

waktu dan bertanggung jawab. Kemandirian mempunyai ciri-ciri tertentu

yang telah digambarkan oleh Parker dan Mahmud berikut ini: Menurut Parker

pribadi yang mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

19

1) Tanggung jawab berarti memiliki tugas untuk menyelesaikan sesuatu dan

diminta hasil pertanggung jawaban atas hasil kerjanya.

2) Independensi adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung

kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan. Independensi juga

mencakup ide adanya kemampuan mengurus diri sendiri dan

menyelesaikan masalahnya sendiri.

3) Otonomi dan kebebasan untuk menentukan keputusan sendiri, berarti

mampu untuk mengendalikan atau mempengaruhi apa yang akan terjadi

kepada dirinya sendiri.

4) Keterampilan memecahkan masalah, dengan dukungan dan arahan yang

menandai, individu akan terdorong untuk mencapai jalan keluar bagi

persoalan-persoalan praktis relasional mereka sendiri.

4. Aspek Kemandirian

Steinberg (dalam Mu’tadin, 2002), mengemukakan bahwa aspek-aspek

kemandirian meliputi :

a. Kemandirian Emosi (Emotional Autonomy)

Aspek emosional mengarah pada kemampuan remaja untuk mulai

melepaskan diri secara emosi dengan orangtua dan mengalihkannya pada

hubungan dengan teman sebaya. Tetapi bukan memutuskan hubungan

dengan orangtua. Remaja yang mandiri secara emosional tidak

membebankan pikiran orangtua meski dalam masalah. Remaja yang

mandiri secara emosional tidak melihat orangtua mereka sebagai orang

yang tahu atau menguasai segalanya. Remaja yang mandiri secara emosi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

20

dapat melihat serta berinteraksi dengan orangtua mereka sebagai orang-

orang yang dapat mereka ajak untuk bertukar pikiran.

b. Kemandirian Perilaku(Behavioral Autonomy)

Aspek kemandirian perilaku merupakan kemampuan remaja untuk mandiri

dalam membuat keputusanya sendiri dengan mempertimbangkan berbagai

sudut pandang. Mereka mengatahui kepada siapa harus meminta nasehat

dalam situasi yang berbeda-beda. Remaja mandiri tidak mudah

dipengaruhi dan mampu mempertimbangkan terlebih dahulu nasehat yang

diterima. Remaja yang mandiri secara perilaku akan terlihat lebih percaya

diri dan memiliki harga diri yang lebih baik. Mereka yang mandiri secara

perilaku tidak akan menunjukkan perilaku yang buruk atau semena-mena

yang dapat menjatuhkan harga diri mereka.

c. Kemandirian Nilai (Value Autonomy)

Remaja yang mandiri dalam nilai akan mampu berpikir lebih abstrak

mengenai masalah yang terkait dengan isu moral, politik, dan agama untuk

menyatakan benar atau salah berdasarkan keyakinan-keyakinan yang

dimilikinya. Remaja dapat memberi penilaian benar atau salah berdasarkan

keyakinannya dan tidak dipengaruhi aturan yang ada pada masyarakat.

Remaja yang mandiri dalam nilai akan lebih berprinsip. Prinsip yang

terkait dengan hak seseorang dalam kebebasan untuk berpendapat atau

persamaan sosial.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

21

C. Konsep Panti Asuhan

1. Pengertian Panti Asuhan/ Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan

sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan

dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang

tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada

anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai

bagi pengembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai

bagian dari generasi penerus cita- cita bangsa dan sebagai insan yang akan

turut serta aktif dalam bidang pembangunan Nasiona (Depsos RI, 2014: 4).

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak memiliki standart pengasuhan

yang disesuaikan dengan kebutuhan terbaik anak. Standart pengasuhan yang

dikembangkan dengan memanfaatkan pendekatan Ekologi, Psikososial,

perspektif kekuatan dan perlindungan anak.Dengan memadukan pendekatan-

pendekatan tersebut anak berada pada posisi sebagai aktor dalam lingkungan

sosial yang dipengaruhi oleh dan mempengaruhi berbagai sistem, keluarga,

komunitas, masyarakat maupun kebijakan-kebijakan yang mendukung

kehidupan anak.Posisi ini pula yang memungkinkan anak dihargai secara

individual, mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dan terpenuhinya

hak hak anak dalam hal perlindungan. (Standart Pengasuhan Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

22

2. Pengertian Anak Asuh

Menurut Undang- Undang No 35 Tahun 2014 tentang perlindungan

anak menetapkan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun,

termasuk anak yang masih dalam kandungan. Pada umumnya orang

berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan mas yang terpanjang dalam

rentang kehidupan. Bagi kebanyakan anak, masa kanak-kanak seringkali

dianggap tidak ada akhirnya sehingga mereka tidak sabar menunggu saat yakni

pengakuan dari masyarakat, bahwa mereka bukan anak-anak lagi melainkan

orang dewasa. Perkembangan setiap manusia melalui beberapa tahap. Tahapan

perkembangan ini berlangsung secara berurutan terus-menerus dan dalam

tempo perkembangan tertentu dan bisa berlaku umum. Untuk lebih jelasnya

tahapan perkembangan tersebut dapat dilihat pada uraian berikut:

a. Masa pra-lahir : dimulai saat terjadinya konsepsi – lahir

b. Masa jabang bayi : 1 minggu-2 minggu

c. Masa bayi : 2 minggu – 1 tahun

d. Masa anak : masa anak-anak awal : 1 tahun-6 tahun masa anak-

anak lahir : 6-12/13 tahun

e. Masa remaja : 12/13 tahun – 21 tahun

f. Masa dewasa : 21 tahun – 40 tahun

g. Masa tengah baya : 40 tahun – 60 tahun

h. Masa tua : 60 tahun – meninggal (Hurlock, dalam Aziz,

1998:35)

Anak Asuh adalah Anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga

untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

23

kesehatan karena Orang Tuanya atau salah Satu Orang Tuanya tidak mampu

menjamin tumbuh kembang Anak secara wajar.

3. Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak

Pelayanan merupakan suatu usaha pemberian bantuan atau

pertolongan kepada orang lain, baik materi maupun non materi agar orang

tersebut dapat mengatasi masalahnya. Adapun pelayanan pengasuhan

pengganti orang tua meliputi:

a. Asrama

System pengasuhan di asrama, anak yang cenderung bersifat klasikal dan

kurang memperhatikan karakteristik individual anak, maka prlu

diupayakan agar asrama anak didesain dalam kelompok kecil.

b. Keluarga Asuh

Penyelenggaraan keluarga asuh pada panti akan sangat membantu anak

untuk mengembangkan hubungan sosial yang lebih baik. Peran seorang

orang ibu, ayah atau saudara pengganti akan memberikan suasana

nyaman yang dapat memberikan kemudahan pada anak untuk dapat

tumbuh dan berkembang seperti anak pada umumnya yang dibesarkan

dalam keluarga biologis.

c. Kelompok Asuhan Anak

Untuk anak –anak terlantar yang memiliki kebutuhan khusus, yang tidak

memungkinkan untuk diasuh dalam asrama ataupun keluarga asuh

(contoh: karena kelainan perilaku), maka kelompok anak sejenis ini dapat

diasuh oleh seorang pengasuh khusus yang terlatih. Pengasuh berperan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

24

sebagai orang tua yang melakukan asuhan dan bertanggung jawab

terhadap kelangsungan dan tumbuh kembangnya dengan dukungan para

ahli terapi lainnya.

4. Kesejahteraan Anak

Anak mempunyai kedudukan yang sanget penting dalam

kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara, karena anak adaqlah

tunas yang akan tumbuh dan berkembang menjadi bagian generasi penerus

perjuangan dalam rangka pencapaian cita-cita bangsa. Sebagai generasi

penerus maka anak perlu dirawat, dibina, dan ditingkatkan

kesdejahteraannya agar dapat tumbuh dan mengembangkan kepribadian

dan kemampuan serta keterampilan dalam melaksanakan peranan dan

fungsi dalam kehidupan sesuai dengan pertumbuhan usianya.

Sebelum membahas pada pengertian kesejahteraan social, maka

mengetahui terlebih dahulu pengertian kesejahteraan sosial. Menurut

Undang-Undang Pasal 1, kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya

kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup

layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan

fungsi sosialnya.

Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa kesejahteraan sosial

mencakup pengertian yang luas, meliputi keadaan baik dan sehat atau

sejahtera dan kepentingan sebagian besar manusia termasuk kebutuhan

fisik, mental, perasaan, spiritual, dan ekonomi. Kesejahteraan sosial

meliputi lembaga-lembaga utama, kebijaksanaan, program dan proses-

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

25

proses yang berhubungan dengan penanggulangan dan pencegahan

masalah-masalah sosial dan taraf hidup.

Dalam kesejahteraan sosial ini tercakup pelayanan kesejahteraan

sosial bagi anak sendiri, agar anak dapat berkembang dengan sehat dan

wajar sebagaimana layaknya. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-

Undang No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak:

Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan

anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan

wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial (Bab 1 pasal 1).

Pelayana kesejahteraan anak ditujukan untuk membantu

memperbaiki kondisi anak dan keluarga untuk memperkuat kembali,

melengkapi, atau mengganti fungsi orang tua yang tidak mampu

melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya dengan merubah institusi-

institusi sosial yang ada atau membentuk institusi baru

(Johnson&Schwarts, 1991:5). Pelayanan ini dapat diberikan dengan

memberikan pertolongan terhadap orang tua dirumahnya sendiri, maupun

dalam instutusi yang satu dengan yang lain saling bekerja sama, dimana

pelayanan ini bertujuan untuk memperkuat, memberdayakan dan

membangun keluarga dengan sumber-sumber yang ada. Demikian halnya

dengan anak berada di panti asuhan yang membutuhkan kelanjutan

hidupnya karena orang tua yang tidak mampu lagi untuk memberikan

harapan kepada anak.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

26

5. Standart Pelayanan Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan

Sosial Standar

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Perlindungan

AnakPasal 23

(1) Negara dan pemerintah menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan

kesejahteraan anak dengan memperhatikan hak dan

kewajibanorang tua, wali, atau orang lain yang secara hukum

bertanggungjawab terhadap anak .

(2) Negara dan pemerintah mengawasi penyelenggaraan

perlindungan anak.

Pasal 56

(1) Pemerintah dalam menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan

wajib mengupayakan dan membantu anak, agar anak dapat :

a. Berpartisipasi;

b. Bebas menyatakan pendapat dan berpikir sesuai dengan hati

nurani dan agamanya;

c. Bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan

tahapan usia dan perkembangan anak;

d. Bebas berserikat dan berkumpul;

e. Bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi, dan

berkarya seni budaya; dan

f. Memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat

kesehatan dan keselamatan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

27

(2) Upaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikembangkan dan

disesuaikan dengan usia, tingkat kemampuan anak, dan

lingkungannya agar tidak menghambat dan mengganggu

perkembangan anak.

Standar Pelayanan Pengasuhan Oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial

Anak

1. Asesmen dan Rencana Pengasuhan

a. Asesmen lanjutan

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus melakukan asesmen

lanjutan kepada setiap anak dan keluarganya setelah dicapai kesepakatan

tentang pelayanan yang akan diterima anak dan keluarganya.

b. Perencanaan pengasuhan

1) Perencanaan pengasuhan harus didasarkan pada hasil asesmen

lanjutan dan akan menjadi dasar untuk menentukan solusi pengasuhan

tetap yang terbaik untuk anak dalam kasus masing-masing.

2) Perencanaan untuk setiap anak harus dirumuskan dengan tujuan:

Mengatasi masalah-masalah utama yang secara langsung

menghambat dalam pengasuhan dari orang tua/keluarga atau

kerabat.

Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi anak karena tidak

terpenuhinya kebutuhan pengasuhan akibat ketidakmampuan

orang tua.

Mengindentifikasi solusi pengasuhan alternatif untuk anak di luar

keluarga jika diperlukan melalui orangtua asuh (fostering),

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

28

perwalian (guardianship) atau pengangkatan anak (adopsi),

apabila pengasuhan dalam keluarga bukan merupakan pilihan

atau bukan dalam kepentingan terbaik untuk anak.

3) Perencanaan harus bersifat dinamis dan bertahap sesuai dengan

perkembangan yang dicapai oleh anak dan orang tua dan diarahkan

untuk memenuhi kebutuhan pengasuhan anak yang bersifat darurat,

jangka menengah, dan jangka panjang.

2. Pelaksanaan Rencana Pengasuhan

a. Pelayanan untuk anak dalam keluarga

Kegiatan-kegiatan pelayanan untuk anak dan keluarganya dapat

diberikan melalui dukungan pengasuhan dalam keluarga; dukungan

pengasuhan dalam keluarga pengganti, dan pelayanan pengasuhan dalam

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak apabila anak terpaksa ditempatkan di

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.

b. Dukungan pengasuhan berbasis keluarga

1) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mencegah keterpisahan

anak dari keluarga dan mengupayakan penyatuan kembali anak

dengan keluarga sesegera mungkin untuk anak-anak yang sudah

ditempatkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.

2) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak perlu melakukan penguatan

kepada keluarga dan lingkungan tempat tinggal anak untuk

mempersiapkan kembalinya anak dan tetap memberikan dukungan

yang dibutuhkan untuk membangun kapasitas keluarga dalam

pengasuhan.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

29

3) Dukungan kepada keluarga dapat dilakukan melalui dukungan

psikososial, ekonomi, serta menciptakan akses dan rujukan terhadap

berbagai sumber dukungan yang tersedia untuk keluarga rentan.

c. Dukungan pengasuhan berbasis keluarga pengganti

1) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus bekerjasama dengan

Instansi/Dinas Sosial untuk mencari keluarga pengganti yang bisa

memberikan pengasuhan melalui sistem orang tua asuh (fostering),

perwalian (guardianship) atau pengangkatan anak (adopsi).

2) Dinas Sosial/Instansi Sosial harus melaksanakan kewenangan dan

tanggung jawabnya untuk mengidentifikasi, melakukan asesmen,

membuat laporan sosial, dan melakukan pemantauan sesudah anak

ditempatkan di keluarga asuh, wali, atau keluarga angkat.

3) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak perlu mendukung Dinas

Sosial/Instansi Sosial dalam proses identifikasi calon keluarga asuh

dan calon keluarga angkat serta menghubungkan calon keluarga

pengganti tersebut dengan anak dan atau keluarganya untuk

memastikan bahwa anak ditempatkan sesuai dengan kepentingan

terbaiknya dan kesepakatan anak.

4) Penentuan dan pengalihan pengasuhan anak pada keluarga asuh, wali,

atau keluarga angkat harus dilakukan oleh Dinas Sosial/Instansi Sosial

yang berwenang sesuai dengan peraturanm perundang-undangan.

d. Pengasuhan oleh orang tua asuh (fostering)

Pengasuhan melalui orang tua asuh bersifat sementara, dimana anak

harus segera kembali dalam pengasuhan orang tua, keluarga besar, atau

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

30

kerabat anak apabila berdasarkan hasil asesmen mereka dianggap sudah

dapat melakukan pengasuhan kembali atau anak telah memperoleh solusi

pengasuhan yang lebih permanen.

e. Perwalian

Pengasuhan melalui perwalian anak bersifat sementara, dimana

kuasa asuh terhadap anak dialihkan secara legal kepada seseorangyang

ditunjuk Pengadilan sesuai denganUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak.

f. Pengangkatan anak

Pengasuhan melalui pengangkatan anak bersifat permanen, dimana

kuasa asuh terhadap anak dialihkan secara tetap dan legal kepada keluarga

angkat dan pelaksanaannya diatur melalui Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak.

6. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia adalah makhluk sosial, sebagai subjek manusia mempunyai

kebutuhan manusiawi yang sama, akan tetapi manusia adalah unik dan

berbeda antara satu ke lainnya. Demikian pula ukuran kebutuhan manusia

relative tidak sama. Kebutuhan dasar manusia tidak lepas dari dua aspek yaitu

kebutuhan-kebutuhan jasmani dan kebutuhan-kebutuhan rohani. Aspek

jasmani yang bersifat fisiologis, sedangkan aspek yang bersifat rohaniah

dalam perkembangan manusia yaitu pemenuhan rasa aman. Berikut adalah

kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow (Su’adah, 2007:12-15).

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

31

a) Kebutuhan fisiologis (Physiological)

Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar

semua manusia seperti, makan, minum, menghirup udara, dan

sebagainya.Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar

atau kecil, menghindari rasa sakit, dan seks. Jika kebutuhan dasar ini

tidak terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit,

terasa lemah, tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan

selanjutnya dapat terhambat. Hal ini juga berlaku pada setiap jenis

kebutuhan lainnya, yaitu jika terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi,

maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs)

Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak,

kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas,

proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat.

Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga

dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya

c) Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and

Belonging needs)

Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas

terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang

dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk

mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan

keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

32

tim sepakbola, klub peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi,

maka perasaan kesepian akan timbul.

d) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs)

Kemudian, setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul

kebutuhan akan harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu

lower one dan higher one. Lower one berkaitan dengan kebutuhan

seperti

status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan

kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian,

dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul

perasaan rendah diri dan inferior.

e) Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)

Kebutuhan terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah

kebutuhan akan aktualisasi diri. Jenis kebutuhan ini berkaitan erat

dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi

diri. Menurut Abraham Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat

teratas ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami

interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang

akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.

D. Penelitian Terdahulu

Menurut Astutik (Skripsi, 2015:60) dengan Judul “ Upaya Panti

Pesantren Mahasiswa Muhammadiyah (P2M3) Malang Dalam Mewujudkan

Kemandirian Anak Asuh” pada metode mewujudkan kemandirian yang sudah

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

33

dilakukan Panti Pesantren Mahasiswa Muhammadiyah Malang bahwa untuk

meningkatkan kualitas pada diri mahasiswa tidak hanya sebatas mengasuh

tetapi memberikan pengetahuan berupa hard skill sehingga akan

memunculkan inovasi dalam upaya kemandirian dan mampu menciptakan

lapangan pekerjaan.

Penelitian yang berkaitan dengan kewirausahaan telah banyak

dilakukan, salah satunya adalah penelitian dari Fitriani (2011) banyak yang

hanya berorientasi pada pencarian kerja dan tidak berusaha untuk

menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, sehingga semakin banyak

masyarakat yang menganggur. Upaya untuk mengurangi pengangguran

tersebut minimal harus ada perubahan pola pikir masyarakat khususnya pada

lulusan SMK dari mencari kerja menjadi menciptakan lapangan kerja dalam

mengambil keputusan untuk berwirausaha dipengaruhi oleh lingkungan sosial

dan pergaulan orang tersebut. Faktor yang mempengaruhi atau mendukung

minat berwirausaha juga berasal dari lingkungan sekolah itu sendiri. Dalam

penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang,

dengan jumlah populasi adalah 287 siswa, Sampel diperoleh 74 siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel faktor internal yang

meliputi personality(kepribadian) dan motivasi, diperoleh sebesar = 5,363

dengan harga signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga terdapat pengaruh faktor

internal terhadap minat berwirausaha pada siswa. Besarnya pengaruh variabel

faktor internal yang meliputi personality (kepribadian) dan motivasi adalah

28,84%. Faktor internal diperoleh rata-rata sebesar 80,88%. Hal ini

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kewirausahaan …eprints.umm.ac.id/44148/3/jiptummpp-gdl-sitikalima-48001...dalam kepemimpinan, keterampilan manajerial serta keterampilan dalam human

34

menunjukkan bahwa kondisi faktor internal yang meliputi personality

(kepribadian) dan motivasi dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel faktor eksternal yang

meliputi dorongan keluarga, lingkungan dan pergaulan serta lingkungan

sekolah.Besarnya pengaruh variabel faktor eksternal yang meliputi dorongan

keluarga, lingkungan dan pergaulan serta lingkungan sekolah. Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi faktor eksternal yang meliputi dorongan

keluarga, lingkungan dan pergaulan serta lingkungan sekolah pada siswa

dalam kategori baik. Dari pemaparan isi jurnal dapat disimpulkan, ada

pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap minat berwirausaha

pada siswa. Faktor internal lebih dominan mempengaruhi minat

berwirausaha. Dengan adanya penelitian ini, guru dan orangtua diharapkan

memberikan motivasi kepada anak agar mereka termotivasi untuk

berwirausaha.

Persamaan penelitian di atas dengan yang peneliti lakukan adalah

meneliti tentang upaya peningkatan kemandirian anak asuh melalui program

kewirausahaan di panti asuh. Namun dapat dikatakan bahwa penelitian ini

adalah pengembangan dari penelitian sebelumnya. Hal yang membedakan

penelitian ini selain dari subyek dan lokasi, peneliti lebih fokus pada upaya

peningkatan kemandirian anak asuh melalui program kewirausahaan di Panti

Asuhan. Pengembangan jiwa kewirausahaan pada anak asuh adalah potensi

untuk mewujudkan kemandirian tanpa menggantungkan dari orang lain.