BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini...

20
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan membahas (a) kajian teori, (b) kajian penelitian yang relevan, (c) kerangka pikir.Berikut adalah penjabaran dari kajian teori, kajian penelitian yang relevan dan kerangka pikir. A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Tematik (1) Definisi Pembelajaran Tematik Dalam buku Majid (2014: 80) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (intregated instruction) yang pembelajaran tersebut memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif dalam menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik (menyeluruh), bermakna dan otentik.Diungkapkan oleh Trianto bahwa pembelajaran tematik dapat dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu(Prastowo, 2014: 54). Dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang dirancang dari beberapa tema tertentu yang dapat membuat siswa dapat terus menggali pengetahuan dan menemukan sendiri konsep yang seharusnya mereka ketahui dan prinsip keilmuan secara menyeluruh dan nyata. Istilah pembelajaran tematik juga dikenal dengan pembelajaran terpadu. Meskipun penyebutan istilah pembelajaran tematik berbeda,

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan membahas (a) kajian teori, (b) kajian penelitian yang

relevan, (c) kerangka pikir.Berikut adalah penjabaran dari kajian teori, kajian

penelitian yang relevan dan kerangka pikir.

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Tematik

(1) Definisi Pembelajaran Tematik

Dalam buku Majid (2014: 80) menyatakan bahwa “pembelajaran

tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (intregated

instruction) yang pembelajaran tersebut memungkinkan siswa, baik secara

individu maupun kelompok aktif dalam menggali dan menemukan konsep

serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik (menyeluruh), bermakna dan

otentik.” Diungkapkan oleh Trianto bahwa “pembelajaran tematik dapat

dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema

tertentu” (Prastowo, 2014: 54). Dari kedua pengertian tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran tematik adalah model

pembelajaran terpadu yang dirancang dari beberapa tema tertentu yang

dapat membuat siswa dapat terus menggali pengetahuan dan menemukan

sendiri konsep yang seharusnya mereka ketahui dan prinsip keilmuan

secara menyeluruh dan nyata.

Istilah pembelajaran tematik juga dikenal dengan pembelajaran

terpadu. Meskipun penyebutan istilah pembelajaran tematik berbeda,

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

14

namun memiliki arti yang sama yaitu melibatkan beberapa bidang studi.

Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema,

dalam satu tema terdapat 3 subtema dan pada setiap subtema terdapat 6

pembelajaran. Pembelajaran tematik atau kurikulum 2013 dalam satu

pembelajaran terdapat mata pelajaran berbeda yang dibahas dalam satu

waktu.

Menurut Suprihatiningrum, pembelajaran tematikmerupakan upaya

pembelajaran berdasarkan pada lingkungan. “Lingkungan yang dimaksud

di sini tidak hanya berupa tempat ketika pembelajaran itu berlangsung,

tetapi juga metode, media dan peralatan yang diperlukan untuk

menyampaikan informasi” (Suprihatiningrum, 2016: 75). Pendayagunaan

lingkungan dalam proses pembelajaran yaitu lingkungan tersebut yang

dibawa ke dalam kelas dan siswa yang dibawa secara langsung ke dalam

masyarakat, seperti dengan cara teknik karyawisata.

(2) Ciri Model Pembelajaran Terpadu/Tematik

“Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa

ciri, diantaranya a) berpusat pada anak (student centered), b) proses

pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, c)

pemisahan antarbidang studi tidak terlihat jelas” (Suprihatiningrum, 2016:

252).

Meskipun pada buku tematik diperlihatkan secara jelas mata

pelajaran yang dibahas, namun ketika pembelajaran berlangsung mata

pelajaran tersebut menyatu dengan mata pelajaran lain, sehingga harus

saling berkaitan dan seperti tak tampak berdiri sendiri. Pembelajaran

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

15

tematik juga lebih mengutamakan pemberian pengalaman langsung yang

berarti dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga

pembelajaran lebih bermakna dan mudah diingat.

(3) Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik mempunyai keunggulan dibandingkan

pembelajaran konvensional. Ada enam keunggulan yang dikutip pada

buku Prastowo dan diungkapkan oleh Rusman sebagai berikut : “1)

pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) kegiatan yang

dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan

kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan

bagi siswa, sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) membantu

mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) menyajikan kegiatan

belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering

ditemui siswa dalam lingkungannya; 6) mengembangkan keterampilan

sosial siswa, seperti : kerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap

terhadap gagasan orang lain” (Prastowo, 2014: 69).

Meskipun pembelajaran tematik memiliki keunggulan seperti yang

telah disebutkan di atas, tetap saja akan selalu ada kekurangan atau

keterbatasan karena tidak ada yang sempurna. Dalam buku

Suprihatiningrum menjelaskan bahwa salah satu keterbatasan yang

menonjol adalah pada faktor evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut

evaluasi yang dilakukan tidak hanya pada produk, tetapi juga proses

(Suprihatiningrum, 2016: 253). Selain itu, jika sarana dan sumber belajar

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

16

seperti bahan bacaan atau sumber belajar lainnya yang digunakan guru

sangat kurang, maka penerapan pembelajaran tematik akan terhambat.

(4) Karakteristik Pembelajaran Tematik

Dalam buku Prastowo menyatakan bahwa, ada beberapa macam

karakteristik pembelajaran tematik diantaranya “a) adanya efisiensi, b)

kontekstual, c) student centered, d) autentik, e) pemisahan mata pelajaran

yang kabur, f) holistis, g) fleksibel, h) hasil pembelajaran berkembang

sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, i) kegiatan belajarnya sangat

relevan dengan kebutuhan siswa SD/MI, j) kegiatan yang dipilih bertolak

dari minat dan kebutuhan siswa.” Penjelasan lebih lanjut terkait

karakteristik tersebut yaitu :

a. Adanya efisiensi

Efisiensi yaitu dalam penggunaan, baik itu dalam penggunaan waktu

maupun sumber belajar ketika guru memberikan pengalaman belajar.

b. Konstekstual

Pendekatan pembelajaran konstektual yaitu pada masalah yang nyata.

Menurut Rusman (2010: 189) “mengajar bukan transformasi

pengetahuan dari guru kepada siswa dengan menghafal sejumlah

konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata,

akantetapi lebih ditekankan pada upaya menfasilitasi siswa untuk

mencari kemampuan untuk bisa hidup (life skill) dari apa yang

dipelajarinya.”

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

17

c. Student Centered (Berpusat pada Siswa)

Guru tidak diperkenankan memperlakukan siswa sebagai pihak yang

pasif (Prastowo, 2014: 102). Karena di sini siswa harus aktif dalam

proses pembelajaran.

d. Memberikan Pengalaman Langsung (Autentik)

Memberikan siswa pengalaman langsung di sini maksudnya adalah

siswa dituntut agar mengalami dan mendalami materi secara langsung

dengan diri mereka masing-masing.

e. Pemisahan Mata Pelajaran yang Kabur

Pemisahan antarmata pelajaran ini bukan memiliki arti untuk

menghilangkan makna pada mata pelajaran ataupun untuk

mengaburkan atau mentidakjelaskan tujuan pembelajaran.

f. Holistis

Di sini siswa diupayakan agar dalam memahami materi tidak setengah-

setengah sehingga mampu memahami secara utuh.

g. Fleksibel

Guru dalam mengajarkan pembelajaran tematik harus fleksibel yaitu

tidak boleh kaku saat proses belajar dan mengajar.

h. Hasil Pembelajaran Berkembang Sesuai Minat dan Kebutuhan Siswa

Maksudnya, yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar adalah sesuatu

yang memang sangat berguna bagi mereka, sangat dibutuhkan serta

sangat memengaruhi perkembangan intelektual dan kehidupan mereka.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

18

i. Kegiatan Belajarnya Sangat Relevan dengan Kebutuhan Siswa SD/MI

Dalam pembelajaran tematik, kemampuan pemahaman konseptual

siswa terhadap realitas dapat ditingkatkan sesuai dengan tingkat

perkembangan intelektualitasnya. Anak-anak dalam membentuk konsep

melalui pengalaman yang dilakukan secara langsung. Ketika anak

berinteraksi dengan orang lain, secara tidak langsung mereka akan

memperoleh informasi yang relevan, setelah itu mereka akan

memadukan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

j. Kegiatan yang Dipilih Bertolak dari Minat dan Kebutuhan Siswa

Pendekatan pembelajaran tematik bertolak dari suatu tema yang dipilih

dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan

keterkaitannya dengan isi mata pelajaran (Prastowo, 2014: 105).

2. Buku Ajar

1) Definisi Buku Ajar

Buku merupakan salah satu sumber belajar yang diperoleh seseorang

untuk mendapatkan informasi maupun pengetahuan yang dibutuhkan.Pada

jenjang pendidikan dasar maupun jenjang pendidikan menengah, buku yang

dimaksud tersebut adalah buku pelajaran (Febriani, 2013: 1). Buku yang

baik haruslah memiliki informasi yang luas, namun tidak keluar dari

pembahasan dalam judul buku tersebut.

“Buku ajar yaitu buku teks pelajaran merupakan buku acuan wajib

untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka

peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian,

kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

19

kemampuan estetis, potensi fisik kesehatan yang disusun berdasarkan

Standar Nasional Pendidikan (SNP)” (Pasal 1 Permendiknas RI No. 11

Tahun 2005 Tentang Buku Teks Pelajaran). Pengertian buku ajar atau buku

pelajaran yang ada pada buku Arifin, dkk adalah “jenis buku yang

digunakan dalam aktivitas belajar dan mengajar.” Pada dasarnya semua

buku itu dapat digunakan sebagai bahan dalam proses pembelajaranyang

disesuaikan dengan materipembelajaran (Arifin, dkk, 2009: 56). Dalam buku

Wiyanto pengertian “buku ajar adalah buku yang berisi pengetahuan bidang

ilmu atau mata pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi siswa pada jenjang

pendidikan tertentu” (Wiyanto, dkk, 2012: 38). Dari ketiga pengertian buku

ajar di atas dapat ditarik kesimpulan pengertian bahwa buku ajar adalah

buku acuan wajib yang berisi pengetahuan bidang ilmu dan disesuaikan pada

jenjang pendidikan siswa dalam aktivitas belajar mengajar untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam segala bidang.

2) Tujuan Pengembangan Buku Ajar

Pengembangan buku ajar memiliki tujuan dan prinsip pengembangan

(Indrianto, 2011: 39). Tujuan pengembangan bahan ajar yang berupa buku

ajar meliputi : “a.diperolehnya bahan ajar (buku ajar) yang sesuai dengan

tujuan intitusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran, b.tersusunnya

bahan ajar (buku ajar) sesuai dengan struktur isi mata pelajaran dengan

karakteristiknya masing-masing, c.tersintesakan dan terurutkannya topik-

topik mata pelajaran secara sistematis dan logis, d.terbukanya peluang

pengembangan bahan ajar (buku ajar) secara kontinyu mengacu pada

perkembangan IPTEKS.”

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

20

3) Karakteristik Pengembangan Buku Ajar

Ada empat karakteristik bahan ajar (buku ajar) tematik, yaitu : aktif,

menarik atau menyenangkan, holistis dan memberikan pengalaman secara

langsungkepada siswa (Prastowo, 2014: 142). Aktif berarti sebagai bahan

ajar atau buku ajar yang dikembangkan dapat memacu keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga dapat memberi semangat

peserta didik untuk rajin belajar. Menarik atau menyenangkan berarti buku

ajar dapat membuat siswa tertarik dan senang belajar menggunakannya.

Holistis berarti materi yang disajikan bersifat membuat siswa memahami

materi tersebut secara menyeluruh atau tidak setengah-setengah. Kemudian

autentik yang berarti dapat membuat atau memberi siswa pengalaman secara

langsung.

4) Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan Buku Ajar

Menyusun buku ajar harus sesuai dengan kompetensi dasar,

pencapaian kompetensi dasar tersebut melalui pendekatan tematik. Oleh

karena itu, materi yang dipaparkan di dalam bahan ajar disusun berdasarkan

tema yang telah ditentukan atau tema yang sedang dipelajari (Prastowo,

2014: 192).

3. Buku Ajar Pendamping Tematik

Buku ajar pendamping tematik berarti buku ajar yang dapat digunakan

sebagai pegangan oleh siswa maupun guru selain buku guru dan buku siswa.

Buku ajar pendamping harus dibuat lebih lengkap namun jelas serta menarik

minta siswa untuk membaca dan belajar. Menyusun buku tematik harus

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

21

didasarkan pada kompetensi dasar, sehingga materi yang disajikan tidak keluar

batas dari kompetensi dasar tersebut.

4. Tinjauan Materi Tema Ekosistem

1) Pengertian Tema Ekosistem

“Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup

dengan lingkungannya.” Oleh karena itu, ekosistem yaitu sistem kehidupan

dalam suatu lingkungan tertentu (Hadiat, dkk, 2004). Ekosistem menjadi

salah satu tema yang dipelajari pada kelas V.

Tema ekosistem terdapat pada tema 5. Pada tema 5 subtema 2 yang

menjadi pembahasan adalah hubungan antar makhluk hidup dalam

ekosistem yang terdiri dari 6 pembelajaran dan dikolaborasi atau diintegrasi

dengan beberapa materi mata pelajaran lain.

2) Mata Pelajaran Subtema 2

Terdiri dari PPKn, Bahasa Indonesia, IPS, SBdP, IPA.Berikut

penjelasan dari masing-masing pelajaran.

(1) Bahasa Indonesia

Berikut adalah kompetensi dasar Bahasa Indonesia yang menjadi dasar

dalam menjabarkan materi kelas V tema ekosistem.

Kompetensi Dasar :

3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks

nonfiksi.

4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi

ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

22

Dari kompetensi dasar Bahasa Indonesia tersebut, ada beberapa

materi yang dibahas yaitu ide pokok pada cerita nonfiksi, cerita nonfiksi,

serta gagasan pokok dan gagasan pendukung yang ada di dalam cerita

nonfiksi. Ide pokok adalah suatu ide atau gagasan yang menjadi pokok

dalam pengembangan paragraf. Adapula materi mengenai cerita nonfiksi

adalah cerita karangan yang dihasilkan dalam bentuk cerita

nyata.Informasi penting dalam bacaan. Gagasan pokok adalah ide utama

pada suatu bacaan yang dibahas, kemudian terdapat uraian atau

tambahan yang mendukung gagasan pokok, uraian itulah yang

dinamakan gagasan pendukung.

(2) IPA

Berikut adalah kompetensi dasar mata pelajaran IPA yang menjadi dasar

dalam menjabarkan materi kelas V tema ekosistem.

Kompetensi Dasar :

3.5 Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-jaring

makanan di lingkungan sekitar.

4.5 Membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu

ekosistem.

Dari kompetensi dasar tersebut materi IPA yaitu ekosistem,

hubungan antar makhluk hidup, jaring-jaring makanan dan rantai

makanan.Berikut paparan singkat dari materi IPA.

Dalam buku Haryanto (2012: 195) menyatakan bahwa ekosistem

merupakan kesatuan komunitas makhluk hidup dengan lingkungan

yang memiliki hubungan timbal balik. “Ekosistem akan baik jika terjadi

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

23

hubungan yang seimbang antar makhluk hidup dan lingkungannya”

(Hermawan, 2011: 112).

Hubungan antar makhluk hidup disebut juga dengan simbiosis,

yang terdiri dari simbiosis mutualisme contoh “jika kupu-kupu hinggap

di sebuah bunga, serbuk sari yang berasal dari bunga sebelumnya akan

menempel pada kepala putik bunga yang dihinggapinya. Melalui cara

tersebut, penyerbukan bunga dapat terjadi”(Rositawaty, 2008: 64).

“Simbiosis Komensalisme contohnya anggrek yang tumbuh di alam

biasanya menempel pada pohon. Dengan demikian, anggrek mendapat

tempat yang sesuai untuk kehidupannya, tetapi tidak mengambil

makanan dari pohon yang ditumpangi.Sementara itu, pohon yang

ditumpanginya tidak mendapat apa-apa, tetapi juga tidak dirugikan”

(Rositawaty, 2008: 65). Simbiosis Parasitisme yaitu hubungan dua

makhluk hidup yang berbeda, satu untung dan satunya dirugikan.

Predasi adalah hubungan antar makhluk hidup di mana hewan yang satu

memakan hewan lain. Simbiosis pertanian adalah hubungan yang ada

pada bidang pertanian.

Rantai makanan adalah gambaran proses makan dan dimakan

dengan garis lurus (Haryanto, 2012: 196). Rantai makanan ada yang

terdapat pada laut, sawah maupun sungai.

(3) SBdP

Berikut adalah kompetensi dasar mata pelajaran SBdP yang menjadi

dasar dalam menjabarkan materi kelas V tema ekosistem.

Kompetensi Dasar :

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

24

3.3 Memahami properti tari daerah.

4.3 Meragakan penggunaan properti tari daerah

Materi SBdP berdasarkan kompetensi tersebut adalah tari daerah

dan properti yang berkaitan dengan alam (ekosistem). Properti

menyesuaikan tarian yang sedang dilakukan tersebut.

(4) PPKn

Berikut adalah kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang menjadi

dasar dalam menjabarkan materi kelas V tema ekosistem.

Kompetensi Dasar :

1.4 Mensyukuri manfaat persatuan dan kesatuan sebagai anugerah

Tuhan Yang Maha Esa.

2.4 Menampilkan sikap jujur pada penerapan nilai-nilai persatuan dan

kesatuan untuk membangun krukunan di bidang sosial budaya.

3.4 Memahami manfaat persatuan dan kesatuan untuk membangun

kerukunan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4.4 Menceritakan manfaat persatuan dan kesatuan untuk membangun

kerukunan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Materi yang dibahas yaitu Peristiwa Proklamasi yang menjadi

sejarah dalam mencatat puncak perjuangan bangsa Indonesia sebagai

detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Agustus 1945 (Mulyaningsih, 2009: 104). Selain itu materi yang

dibahas adalah kerukunan, persatuan dan kesatuan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

25

(5) IPS

Berikut adalah kompetensi dasar mata pelajaran IPS yang menjadi dasar

dalam menjabarkan materi kelas V tema ekosistem.

Kompetensi Dasar :

3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis Indonesia sebagai negara

kepulauan/maritim dan agraris serta pengaruhnya terhadap

kehidupan ekonomi, sosial, budaya, komunikasi serta transportasi.

4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik geografis Indonesia

sebagai negara kepulauan/maritim dan agraris serta pengaruhnya

terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya, komunikasi serta

transportasi.

Materi yang dibahas yaitu kondisi atau kenampakan alam yang

berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakatnya.

5. Karakteristik Siswa Kelas V

Pendidikan merupakan proses pendidik mengantarkan anak didik untuk

diarahkan kepada pengetahuan yang relevan dan pengetahuan yang luas. Oleh

karena itu, agar pengetahuan yang relevan dapat diarahkan sebagai pendidik

haruslah mengetahui dan memahami karakteristik peserta didik. Dalam buku

Meichati (1976) yang dikutip dalam buku Binti Maunah, anak didik memiliki

beberapa karakteristik, diantaranya :

1. Peserta didik pada dasarnya belum memiliki pribadi yang dewasa, sehingga

perlu bimbingan pendidik.

2. Masih berusaha untuk menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

26

3. Sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan

secara terpadu, baik itu kebutuhan biologisnya, rohaninya, sosialnya,

intelegensi atau pengetahuannya, emosinya, kemampuan berbicaranya,

perbedaan individual dan sebagainya (Maunah, 2009: 82).

Karakteristik peserta didik yang duduk di sekolah dasar terletak pada

perkembangannya yang bersifat holistik. Perkembangan fisik anak tidak dapat

dipisahkan baik dengan perkembangan mental, sosial maupun emosional.

“Anak-anak usia sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-

anak yang usianya lebih muda” (Supriadi, 2013: 80).

Peserta didik kelas V adalah anak yang berusia sekitar 10 tahun. Pada

saat anak memasukiusia 6-12 tahun, anak tersebut termasuk masa kanak-kanak

akhir. “Masa kanak-kanak akhir ini disebut pula sebagai masa bermain, dengan

ciri-ciri memiliki dorongan untuk keluar rumah dan memasuki kelompok

sebaya, keadaan psikis yang memungkinkan anak memasuki dunia permainan

dan memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol

dan sebagainya” (Poerwanti, dkk, 2002: 44).

“Pada usia sekolah (khususnya di kelas-kelas tinggi kelas 4, 5, dan 6),

anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah

diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai

belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya.Kemampuan

mengontrol emosi tersebut diperoleh anak melalui peniruan dan latihan

(pembiasaan)” (Yusuf, dkk, 2011. 63). Dari pernyataan-pernyataan di atas

dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik siswa kelas V yaitu :

1. Mulai memasuki dunia konsep, logika dan simbol.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

27

2. Mulai belajar dalam mengendalikan atau mengatur ekspresi emosinya.

3. Aktivitas motorik terlihat lincah.

6. Model Penelitian dan Pengembangan ADDIE

Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu model ADDIE yang terdiri darilima langkah yaitu tahap analisis, tahap

perancangan, tahap pengembangan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi.

Tahapan tersebut harus dilakukan secara sistematis atau secara urut, tidak

diperbolehkan diurutkan secara acak. Model ADDIE ini memiliki

langkah/tahapan yang sederhana dibandingkan dengan model desain yang

lainnya.

Langkah-langkah model ADDIE yaitu sebagai berikut (Tegeh, dkk, 2014:

42)yaitu : 1) tahap analisis, 2) tahap perancangan, 3) tahap pengembangan, 4)

tahap implementasi, 5) tahap evaluasi. Paparan lebih detail terkait langkah-

langkah model ADDIE dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tahap Analisis (Analyze)

Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu

a. Menganalisis kompetensi dasar.

b. Menganalisis karakteristik peserta didik.

c. Menganalisis materi berdasarkan kompetensi dasar.

2. Perancangan (Design)

Pada tahap ini dilakukan dengan kerangka acuan yaitu

a. Pembelajaran dirancang untuk peserta didik

b. Kompetensi yang harus dicapai oleh siswa

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

28

c. Menggunakan strategi pembelajaran yang menjadikan pembelajaran

dapat berjalan dengan baik

d. Menggunakan evaluasi dalam mengukur tingkat pencapaian siswa.

3. Tahap Pengembangan (Development)

Pada tahap pengembangan yaitu melakukan kegiatan yang telah

didesain ke dalam bentuk fisik atau produk. Kegiatan tahap pengembangan

yaitu dengan melakukan pengumpulan segala sumber atau referensi yang

digunakan untuk menjabarkan pengembangan materi sampai dengan

penyusunan instrumen evaluasi.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Setelah melakukan pengembangan hasil pengembangan tersebut diterapkan

dalam pembelajaran untuk mengetahui pengaruhnya yang meliputi

keefektifan produk dan efisiensi pembelajaran.

5. Tahap evaluasi (Evaluation)

Pada tahap ini melakukan dua evaluasi yaitu evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif. Evaluasi formatif ini bertujuan untuk mengumpulkan data

yang ada pada setiap tahapan model ADDIE yang digunakan sebagai proses

penyempurnaan dan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruhnya baik terhadap hasil belajar peserta didik.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Terkait dengan penelitian terdahulu, peneliti telah mencari dan

menemukan terkait buku ajar yang sesuai. Berikut akan dijelaskan pada tabel

di bawah ini.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

29

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Wahyu Irmawati Pengembangan Buku Ajar

Pendamping Tematik Terpadu

Berbasis Gambar Tema Ekosistem

pada Kelas V SDN Merjosari 2

Malang

Bahan ajar pendamping tematik terpadu

IPA berbasis gambar tema ekosistem

memiliki kelebihan dibandingkan

dengan bahan ajar yang dipakai di

sekolah, karena dalam bahan ajar ini

terdapat perluasan materi, gambar dan

kegiatan pengamatan yang dapat

membantu siswa untuk memahami hal

yang abstrak menjadi hal yang konkrit

(2015: 5).

2. Yuli Sri Indah

Lestari

Pengembangan Buku Ajar Tematik

Kelas IV Berbasis Integrasi Islam

pada Tema 3 Subtema 1 (Hewan

Dan Tumbuhan di Lingkungan

Rumahku) Di Sekolah Dasar

Negeri Tunggulwulung 2 Kota

Malang

Buku ajar tematik berbasis integrasi

Islam ini mampu secara efektif dalam

meningkatkan pemahaman dan hasil

belajar pada pelajaran tematik pokok

bahasan Hewan dan Tumbuhan di

Lingkungan Rumahku Tema 3 Subtema

1 (2015: 129).

3. Arshy Al

Maidah

Pengembangan Modul Tematik

Sebagai Penunjang Bahan Ajar

Siswa Kelas I Sekolah Dasar

Negeri Patuk I Gunungkidul

Dalam pelaksanaan pembelajaran

tematik guru menggunakan beberapa

sumber belajar. Namun guru menilai

bahwa buku pegangan tematik yang

digunakan memiliki beberapa kelemahan

(2015: 125). Produk modul tematik yang

dikembangkan telah layak dan dapat

digunakan sebagai penunjang bahan ajar

siswa kelas I SDN Patuk I Gunungkidul

(2015: 196).

Setelah mengetahui hasil penelitian terdahulu, maka dapat ditemukan

persamaan dan perbedaan terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Berikut adalah tabel persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dan

penelitian yang sedang dilakukan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

30

Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan yang

Akan Dilakukan

No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Pengembangan Buku Ajar

Pendamping Tematik

Terpadu Berbasis Gambar

Tema Ekosistem pada

Kelas V SDN Merjosari 2

Malang

Memiliki persamaan yaitu

pada pengembangan buku

ajar pendamping tematik

tema Ekosistem Kelas V.

Penelitian milik Wahyu Irmawati

dikhususkan pada mata pelajaran

IPA dan lebih berbasis pada

gambar, sedangkan saya akan

mengembangkan buku ajar tematik

dengan mata pelajaran sesuai

dengan yang ada pada silabus dan

kemungkinan juga ada beberapa

gambar yang mendukung materi.

Metode penelitian yang digunakan

juga berbeda.

2. Pengembangan Buku Ajar

Tematik Kelas IV Berbasis

Integrasi Islam pada Tema

3 Subtema 1 (Hewan Dan

Tumbuhan di Lingkungan

Rumahku) Di Sekolah

Dasar Negeri

Tunggulwulung 2 Kota

Malang

Persamaannya adalah sama-

sama mengembangkan buku

ajar tematik.

Adanya perbedaan pada kelas yang

menjadi sasaran pengembangan

buku ajar yaitu kelas IV tema 3

subtema 1 Selain itu penelitian

lebih berbasis integrasi Islam.

Sedangkan saya akan

mengembangkan buku ajar tema 5

subtema 2 kelas V. Metode yang

digunakan juga berbeda.

3. Pengembangan Modul

Tematik Sebagai

Penunjang Bahan Ajar

Siswa Kelas I Sekolah

Dasar Negeri Patuk I

Gunungkidul

Persamaannya adalah yang

dikembangkan bahan ajar

tematik.

Perbedaan yaitu Pengembangan

modul kelas I, sedangkan yang

akan saya kembangkan adalah

pengembangan buku ajar tematik

kelas V. Metode yang digunakan

juga berbeda.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

31

C. Kerangka Pikir

Teori

Penekanan

Kondisi ideal Fakta

Pembelajaran Tematik

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005

1. “Buku ajar yang digunakan di sekolah memuat materi pembelajaran dalam rangka

peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi

fisik kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP).”

2. Buku ajar pendamping lebih diperlengkap dengan materi yang harus dikuasai oleh siswa.

1. Materi pada buku ajar sesuai dengan silabus.

2. Buku ajar harus dapat menstimulasi siswa

yang menggunakannya.

3. Peserta didik mudah memahami materi pada

tema ekosistem subtema 2.

4. Peserta didik mendapatkan hasil lebih baik

dari KKM.

i.

1. Terkadang materi masih ada beberapa yang

kurang sesuai dengan silabus.

2. Buku ajar kurang menstimulasi siswa untuk

belajar.

3. Peserta didik kurang dapat menjelaskan tentang

tema ekosistem subtema 2.

4. Belum semua peserta didik yang mendapat nilai

sesuai dengan KKM.

Kesenjangan kondisi ideal dengan kondisi lapangan

Mengembangkan buku ajar dengan memperlengkap dan menjadikan buku ajar pendamping buku siswa dan buku guru kelas V tema ekosistem subtema 2.

Pengembangan Buku Ajar Pendamping Tematik Tema Ekosistem Kelas V Sekolah Dasar

Menggunakan tahapan model ADDIE yaitu tahap analisis, tahap perencanaan, tahap pengembangan, tahap implementasi, tahap evaluasi.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/38257/3/BAB II.pdf · Kurikulum 2013 ini menyederhanakan pembelajaran menjadi satu tema, dalam satu tema terdapat 3 subtema

32