BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35619/3/jiptummpp-gdl-ilhamranii-49359... ·...

16
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Karakter Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak. Secara terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Sedangkan Fitri (2012:20) menyatakan bahwa Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Kurniawan (2015:42) berpendapat bahwasannya Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Samani (2012:41) karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Fitri (2012:21) Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti sehingga karakter bangsa sama dengan akhlak bangsa atau budi pekerti. Dari pernyataan diatas karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang terbentuk dalam lingkup keluarga

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35619/3/jiptummpp-gdl-ilhamranii-49359... ·...

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Karakter

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang

berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak.

Secara terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang

bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Sedangkan Fitri (2012:20)

menyatakan bahwa Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,

perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,

budaya, dan adat istiadat. Kurniawan (2015:42) berpendapat bahwasannya

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian seseorang yang

terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan

mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut.

Samani (2012:41) karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku

yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup

keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Fitri (2012:21) Karakter dapat

juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti sehingga karakter bangsa

sama dengan akhlak bangsa atau budi pekerti. Dari pernyataan diatas karakter

merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang terbentuk dalam lingkup keluarga

9

dan masyarakat yang menunjukkan ciri khas kepribadiannya, sehingga karakter-

karakter tersebut dapat dibentuk tetapi tidaklah mudah memerlukan proses yang

sangat panjang melalui pendidikan.

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan usaha dalam mengembangkan nilai-nilai

karakter peserta didik dan menanamkan kebiasaan yang baik sehingga peserta

didik memiliki kepribadian yang baik di sekolah maupun di kehidupan sehari-

hari. Pengertian pendidikan karakter menurut Samani (2012:43) yaitu :

“suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah

untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan

nilai-nilai kinerja, seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, fairness, keuletan

dan ketabahan,tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan orang lain.”

Menurut pendapat Fadlillah (2013:23) pendidikan karakter yaitu suatu ben-

tuk pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai tingkah laku yang

baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan keberagaman. Sedangkan menurut

Kurniawan (2015:42) Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana

untuk membentuk watak atau kepribadian seseorang berdasarkan nilai-nilai

yang ada dalam masyarakat dan lingkungan keluarga. Selain itu berbeda pendapat

pula dengan yang dinyatakan Suyadi (2013:6) pendidikan karakter dapat diartikan

sebagai upaya sadar dan terencana dalam mengetahui kebenaran atau kebaikan,

mencintainya dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu bimbingan

dalam membentuk watak atau sifat manusia agar memiliki tingkah laku yang

positif dan sesuai dengan nilai-nilai moralitas. masyarakat, bangsa, dan negara

yang menunjukkan ciri khas kepribadiannya. Sehingga karakter-karakter tersebut

10

dapat dibentuk tetapi tidaklah mudah memerlukan proses yang sangat panjang

melalui pendidikan.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Berkaitan dengan masalah pendidikan, maka tidak akan lepas dari tujuan

yang akan dicapai. Begitu pula dengan pendidikan karakter, tentunya memiliki tu-

juan tersendiri, tetapi tidak menyimpang dari tujuan pendidikan yang ada. Diha-

rapkan pula pendidikan karakter dapat mendukung dan menyempurnakan tujuan

pendidikan sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai dan mendapat hasil

yang optimal.

Fadlillah (2013:26) tujuan pendidikan karakter ialah untuk mempersiapkan

anak supaya mempunyai karakter yang baik, yang mana nantinya ketika anak de-

wasa sudah menjadi kebiasaan dalam kesehariannya. Selain itu tujuan pendidikan

karakter lebih intensif kepada nilai-nilai yang dapat tertanam dalam kehidupan

sehari-hari peserta didik. Sedangkan menurut Tujuan pendidikan karakter menurut

Fitri (2012:22) adalah membentuk dan membngun pola pikir, sikap, dan perilaku

peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur,

dan bertanggung jawab. Sehingga penanaman pendidikan karakter hendaknya

dilakukan sejak dini agar dapat menumbuhkan karakter pada peserta didik yakni

menjadi anak yang lebih tangguh, kreatif, dan beratnggungjawab serta akhlak

yang leih baik lagi.

Kemendiknas (2011:7) menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter

yaitu : 1) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati ba-

ik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; 2) Membangun bangsa yang berkarakter

11

Pancasila; 3) Mengem-bangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya

diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.

Dari beberapa penjelasan mengenai tujuan dari pendidikan karakter maka

dapat dipahami mengenai tujuan dari pendidikan karakter itu sendiri adalah

Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai positif agar membentuk akhlak

yang baik serta menanamkan dan memfasilitasi bentuk pendidikan yang baik dan

positif sehingga peserta didik dapat menjadi pribadi yang unggul, bermartabat,

dan berwawasan luas.

c. Manfaat Pendidikan Karakter

Penanaman pendidikan karakter sejak dini sangatlah penting, agar peserta

didik mampu menjadi pribadi yang lebih baik, unggul, dan bermartabat. Peme-

rintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merekomendsikan agar

menyisipkan suatu ajaran dalam membentuk karakter pada setiap kegiatan pem-

belajaran. Diharapkan melalui adanya pendidikan karakter ini dapat mengurangi

degradasi moral yang sedang terjadi serta membentuk peserta didik yang lebih po-

sitif.

Manfaat pendidikan karakter menurut Fadlillah (2013:27) yaitu menjadikan

manusia agar kembali kepada fitrahnya, yaitu selalu menghiasi kehidupannya de-

ngan nilai-nilai kebajikan yang telah digariskan. Pendidikan karakter yang

dilakukan pada usia dini merupakan wujud nyata dalam mempersiapkan generasi

yang berkarakter demi kemajuan dan kemakmuran bangsa. Maka dari itu

Rachmah (2013:9) menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha

menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik

12

mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi

kepribadian baik sebagai warga negara maupun individu.

Selain itu, ada beberapa fungsi dari pendidikan karakter menurut

Kemendiknas (2011:7) yaitu : 1) membangun kehidupan kebangsaan yang

multikultural; 2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur,

dan mampu mengkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia;

3) membangun potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku

baik serta keteladanan baik; 4) membangun sikap warganegara yang cinta damai,

kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu

harmoni. Dari beberapa fungsi dan manfaat pendidikan karakter dapat

disimpulkan bahwa pendidikan karakter dapat membentuk dan mengembangkan

potensi yang dimiliki peserta didik tetapi tetap dibimbing dan diarahkan agar

dapat berkembang dengan optimal dan tidak menyimpang dari nilai-nilai budaya

yang ada.

d. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Melaksanakan pendidikan karakter tidaklah mudah seperti yang bisa diba-

yangkan, karena dalam mengupayakan pendidikan karakter secara maksimal ada

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa

dijadikan pedoman untuk pendidikan karakter (Fadlillah, 2013:30) yaitu : 1)

Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu ya-

kini atau kamu katakan. Maka dari itu sebaiknya pendidikan karakter itu di-

laksanakan tidak hanya secara teori namun, langsung dilaksanakan oleh peserta

didik itu sendiri dengan mengambil contoh di kehidupan sehari-hari; 2) Setiap

keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu.

13

Jadi, setiap peserta didik harus mengambil keputusan akan menjadi seseorang

yang lebih baik sesuai potensi yang dimiliki dengan bantuan bimbingan orang-

orang disekitarnya; 3) Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu

dilakukan dengan cara-cara yang baik., bahkan seandainya pun kamu harus

membayarnya secara mahal disebabkan akan mengandung resiko. Sebaiknya,

peserta didik harus berpikiran secara positif, jika penanaman karakter sebenarnya

mudah dilakukan sehari-hari jika lingkungan disekitarnya sangat mendukung

untuk berbuat yang lebih baik lagi.

Selanjutnya, 4) Jangan pernah mengambil perilaku yang buruk yang

dilakukan oleh orang lain sebagai patokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih

patokan yang lebih bagus dari mereka. Prinsip ini dimaksudkan agar peserta didik

hanya mencontoh perilaku yang baik, dan meninggalkan perilaku yang buruk.

Perilaku yang baik hendaknya dilakukan atau diterapkan oleh peserta didik pada

kehidupan sehari-harinya; 5) Bayaran bagi mereka yang mempunyai karakter baik

adalah kamu menjadi pribadi yang lebih baik. Ini akan membuat dunia menjad

tempat yang lebih baik untuk dihuni. Hendaknya orang berperilaku baik, maka ia

akan lebih mengenal lingkungan sekitarnya dengan orang lebih baik pula.

Dari beberapa prinsip yang dikemukakan tersebut bahwa pendidikan

karakter ditekankan pada bagaimana seorang pendidik memberikan pengertian

tentang pendidikan karakter itu sendiri. Maka dari itu, seorang pendidik sebaik-

nya menjadi teladan yang baik bagi peserta didik, agar peserta didik mampu

mencontoh dan menerapkannya dikehidupan sehari-hari.

14

e. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Kementrian Agama, melalui Direktorat Jendral Pendidikan Islam (dalam

Suyadi, 2013:7) menggungkapkan bahwa nilai karakter merujuk pada sifat yang

dimiliki oleh Rasulullah yakni Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh agung yang

paling berkarakter. Ada empat karaker yang paling terkenal dari Beliau yaitu : 1)

Shiddiq (berkata benar); 2) Amanah (dapat dipercaya); 3) Tabligh (menyampai-

kan kebenaran); 4) dan Fathanah (menyatunya kata dan perbuatan). Dari keempat

karakter yang dimiliki Beliau hendaknya dapat dikembangkan menjadi karakter-

karakter lainnya.

Menurut Kemendiknas (2010:9-10) ada 18 nilai-nilai pendidikan karakter,

yaitu sebagai berikut : 1) Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksa-

nakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama

lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain; 2) Jujur, perilaku yang dida-

sarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya

dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; 3) Toleransi, sikap tindakan yang

menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang

lain yang berbeda dari dirinya; 4) Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; 5) Kerja keras, perilaku

yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan

belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; 6) Kreatif,

berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari se-

suatu yang telah dimiliki; 7) Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah ber-

gantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas; 8) Demokratis, cara

berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya

15

dan orang lain; 9) Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar.

Nilai pendidikan karakter selanjutnya yaitu 10) Semangat kebangsaan,

cara berpikir, bertindak dan berwawa-san yang menempatkan kepentingan bangsa

dan negara diatas kepentingan diri sendiri dan kelompoknya; 11) Cinta tanah air

yaitu cara berpikir, bertindak, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa; 12) Menghargai prestasi, sikap dan

tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberha-silan orang lain; 13)

Komunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang ber-bicara, bergaul, dan

bekerja sama dengan orang lain; 14) Cinta damai, sikap, perkatan, dan tindakan

yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya;

15) Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya; 16) Peduli lingkungan, sikap

dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam

sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi; 17) Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membu-tuuhkan; 18)

Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksankan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masya-rakat,

lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

16

Nilai – nilai pendidikan karakter diatas merupakan hasil dari pengemba-

ngan pendidikan karakter di Indonesia dan dianjurkan untuk diterapkan di

berbagai jenjang pendidikan.

f. Nilai Karakter Peduli Lingkungan

Peduli Lingkungan (Fadlillah, 2013:41) merupakan salah satu nilai-nilai

karakter yang diterapkan. Nilai karakter peduli lingkungan ditujukan untuk

mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.. Sedangkan

Khairoh (2014:521) menyatakan bahwa dalam tingkat sekolah peduli lingkungan

dapat diterapkan kepada siswa dapat dibimbing untuk menggunakan barang

secara bertanggung jawab, kritis terhadap persoalan lingkungan sekitar, tidak

menambahkan polusi, dan menggunakan alam sesuai dengan kebutuhan

secara wajar dan seimbang. Maka dari itu nilai karakter peduli lingkungan

sangatlah penting untuk ditanamkan agar siswa lebih kritis lagi dalam menjaga

lingkungan sekitarnya. Salah satu upaya penanaman nilai karakter peduli

lingkungan dengan adanya program green school.

Hendaknya setiap nilai karakter memiliki indikator keberhasilan. Indikator

ini untuk mengetahui apakah nilai peduli lingkungan ini sudah ditanamkan dengan

baik. Indikator nilai peduli lingkungan sebagai berikut.

17

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Nilai Karakter Peduli Lingkungan

Indikator Sekolah Indikator Kelas

1. Pembiasaan memelihara kebersihan

dan kelestarian sekolah

1. Memelihara lingkungan kelas

2. Tersedianya tempat pembuangan

sampah dan tempat cuci tangan

2. Tersedianya tempat pembuangan sampah

di dalam kelas

3. Menyediakan kamar mandi dan air

bersih.

3. Pembiasaan hemat energi

4. Pembiasaan hemat energi

5. Membuat biopori di area sekolah

6. Membangun saluran pembuangan air

limbah dengan baik

7. Melakukan pembiasaan memisahkan

jenis sampah organik dan anorganik

8. Penugasan pembuatan kompos dari

sampah organik.

9. Menyediakan peralatan kebersihan.

10. Membuat tandon penyimpanan air.

11. Memprogramkan peduli bersih

lingkungan.

2. Green School

Green School merupakan salah satu program dari Pemerintah dalam

menanamkan nilai karakter peduli lingkungan. Program ini adalah program dalam

rangka persiapan untuk sekolah Adiwiyata. Adiwiyata merupakan salah satu

program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong tercipta-

nya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian ling-

kungan hidup.

Windawati (2015:17) menyatakan bahwa Green school merupakan

sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan

program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam

seluruh aktivitas sekolah. Sedangkan menurut Hafidhoh (2015:17) Sekolah hijau

(Green School) sebagai bagian dari sekolah yang berwawasan lingkungan,

merupakan suatu program pendidikan lingkungan. Jadi dapat ditarik kesimpulan

18

bahwasannya Green School merupakan salah satu program yang diterapkan di

sekolah untuk menanamkan nilai karakter peduli lingkungan pada siswa, agar

siswa mampu menjaga lingkungan dan memanfaatkan lingkungan dengan baik.

Dari pengertian Adiwiyata dan green school diatas perbedaannya yaitu

green school merupakan suatu program yang dibentuk untuk mempersiapkan

sekolah menjadi sekolah Adiwiyata.

a. Tujuan dan Manfaat Green School

Menurut Materi Sosialisasi Radar (2016:2) tujuan dari Green School yaitu

1) Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan sejak dini; 2) Melesta-

rikan lingkungan hidup; 3) Memulai penyelamatan lingkungan dan alam yang di-

mulai dari lingkungan terkecil; 4) Menjadikan siswa dan guru sebagai agen terde-

pan dalam pelaksanaan Participatory Eco-Education Appraisal sehingga menjadi

contoh utama nantinya dalam pelestarian lingkungan pada masyarakat yang lebih

luas lagi; 5) Untuk memperoleh dan memberikan informasi kepada masyarakat a-

kan pentingnya menjaga lingkungan sekitar baik dari tempat tinggal, kantor peme-

rintahan, sampai sekolah; 6) Untuk memperoleh gambaran secara umum tentang

pendidikan hijau disekolah yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan per-

timbangan atas pengembangan, pembinaan dan peningkatan mutu lingkungan se-

kolah hijau; dan 7) Sebagai bahan masukan pada pihak yang memerlukan bahan

pertimbangaan dalam usaha pembinaan lingkungan hijau di sekolah. Dari be-

berapa tujuan dapat disimpulkan bahwa tujuan dari green school adalah mewu-

judkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik.

19

Suatu program yang diterapkan tentu memiliki manfaat yang sangat pen-

ting. Begitupulah Green School mampu meningkatkan kualitas lingkungan hijau

disekitar sekolah dan menumbuhkan Pembiasaan Budi Pekerti (PBP) pada aspek

lingkungan hijau melalui pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan

di lingkungan sekolah.

b. Landasan Hukum Green School

Landasan Hukum dari program Green School menurut Tim Jawa Pos

(2016:4) selaku penyelenggara “Green School Festival” di kota Malang adalah

sebagai berikut :

1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2) Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah

mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya

sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan; bahwa

pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim

sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu perlu

dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2016 tentang

program pembiasaan budi pekerti (PBP)

Tujuannya adalah untuk menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan

bagi seluruh warga sekolah dan menumbuhkan budi pekerti anak bangsa, salah

20

satu aspeknya adalah tentang pembiasaan cinta pada lingkungan hidup melalui

pembelajaran kreatif, inovatif dan menyenangkan di lingkungan sekolah.

4) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 05 Tahun 2013 tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata

Permendikbud Nomor 05 Tahun 2013 sesuai pasal 1 menyatakan bahwa

(1) Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan,

(2) Program Adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang

peduli dan berbudaya lingkungan.

5) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Landasan hukum ini digunakan untuk pembiasaan terhadap siswa dalam

berperilaku hidup bersih dan sehat.

6) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1429/ Menkes/SK/XH/2006 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.

Landasan hukum tersebut digunakan untuk landasan pembentukan

lingkungan sekolah bersih dan sehat.

7) Keputusan bersama Tanggal 3 Juni 2005 antara KNLH dan Departemen

Pendidikan Nasional Nomor: KEP. 07/MENLH/06/2005 dan Nomor:

05/VI/KB/2005 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan

Lingkungan Hidup.

c. Pendidikan Lingkungan Hidup

Program green school merupakan salah satu upaya penanaman nilai ka-

rakter peduli lingkungan yakni menanamkan pendidikan lingkungan hidup pada

siswa. Menurut Nurani (2014:54) Pendidikan lingkungan perlu diajarkan karena

21

bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menambah pengeta-

huan dan menumbuhkan kepedulian dalam upaya memperbaiki kualitas hidup

yang bersahabat dengan alam serta ramah terhadap lingkungan. Menurut

Adam (2014:166) Pendidikan lingkungan hidup diperlukan upaya penyadaran ma-

syarakat akan kepedulian ter-hadap kelestarian lingkungan, menanamkan penger-

tian masyarakat terhadap permasalahannya, menumbuhkan rasa partisipasi da-

lam memelihara sumber daya alam sekitar agar tetap terlihat indah dan sehat.

Menurut Alpusari (2013:11) Konsep pendidikan lingkungan hidup bagi siswa

diarahkan untuk menciptakan pengetahuan, sikap dan prilaku seseorang agar me-

miliki wawasan konservasi yang bermuara pada peningkatan kualitas hidup pa-

da siswa itu sendiri.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kajian

hasil penelitian yang sesuai dengan apa yang akan peneliti lakukan diantaranya

yaitu:

1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ary Windawati dan Dewi Liesnoor Setya-

wati (2015) dengan judul “Evaluasi Program Sekolah Hijau (Green School) di

SMA Negeri 7 Purworejo sebagai persiapan menuju rintisan SWALIBA (Seko-

lah Berwawasan Lingkungan dan Mitigasi Bencana)”. Perbedaan penelitian

yang dilakukan terletak pada mengevaluasi program green school. Penelitian

yang akan dilakukan hanya sebatas program green school dalam menanamkan

nilai karakter peduli lingkungan. Keunggulan dari penelitian yang akan

dilakukan yaitu penelitian yang dilakukan akan mengetahui penerapan green

22

school dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan pada siswa sekolah

dasar.

2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Lutfiana Khairoh Dkk (2014) dengan

judul “Pengembangan buku cerita IPA Terpadu bermuatan Pendidikan

Karakter Pe-duli Lingkungan pada Tema Pencemaran Lingkungan”. Perbedaan

penelitian yang dilakukan yakni terletak pada penanaman nilai karakter peduli

lingku-ngan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Lutfiana Khairoh yakni

tentang pe-ngembangan buku cerita dengan bernuatan pendidikan karakter.

Penelitian ini jelas berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan.

Keunggulan penelitian yang akan dilakukan yakni penanaman nilai karakter

peduli lingkungan dengan penerapan program green school.

C. Kerangka Pikir

SDN Purwantoro 4 Malang merupakn salah satu sekolah yang pernah

mengikuti program Green School Festival kota malang. Green School dilakukan

untuk menanamkan karakter peduli lingkungan pada siswa-siswi untuk lebih

peduli terhadap lingkungan. Berikut kerangka pikiran penelitian yang akan

dilakukan.

23

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

SDN Purwantoro 4

Sekolah yang melaksanakan

program green school

Kondisi Fakta :

Masih ada siswa yang belum

mampu menjaga lingkungan

dengan baik.

Kondisi Ideal :

Siswa seharusnya mampu

menjaga lingkungan dengan baik

agar sekolah terlihat bersih dan

nyaman untuk belajar

Pelaksanaan program Green

School

Kendala yang dihadapi dalam

pelaksaan green school

Upaya yang dilakukan dalam

mengatasi kendala pada

pelaksanaan green school

Penanaman nilai karakter

peduli lingkungan

Penerapan Program Green School dalam Menanamkan Nilai

Karakter Peduli Lingkungan di SDN Purwantoro 4 Malang