BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35619/3/jiptummpp-gdl-ilhamranii-49359... ·...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35619/3/jiptummpp-gdl-ilhamranii-49359... ·...
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Karakter
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang
berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak.
Secara terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang
bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Sedangkan Fitri (2012:20)
menyatakan bahwa Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat. Kurniawan (2015:42) berpendapat bahwasannya
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan
mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut.
Samani (2012:41) karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Fitri (2012:21) Karakter dapat
juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti sehingga karakter bangsa
sama dengan akhlak bangsa atau budi pekerti. Dari pernyataan diatas karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang terbentuk dalam lingkup keluarga
9
dan masyarakat yang menunjukkan ciri khas kepribadiannya, sehingga karakter-
karakter tersebut dapat dibentuk tetapi tidaklah mudah memerlukan proses yang
sangat panjang melalui pendidikan.
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan usaha dalam mengembangkan nilai-nilai
karakter peserta didik dan menanamkan kebiasaan yang baik sehingga peserta
didik memiliki kepribadian yang baik di sekolah maupun di kehidupan sehari-
hari. Pengertian pendidikan karakter menurut Samani (2012:43) yaitu :
“suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah
untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan
nilai-nilai kinerja, seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, fairness, keuletan
dan ketabahan,tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan orang lain.”
Menurut pendapat Fadlillah (2013:23) pendidikan karakter yaitu suatu ben-
tuk pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai tingkah laku yang
baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan keberagaman. Sedangkan menurut
Kurniawan (2015:42) Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana
untuk membentuk watak atau kepribadian seseorang berdasarkan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat dan lingkungan keluarga. Selain itu berbeda pendapat
pula dengan yang dinyatakan Suyadi (2013:6) pendidikan karakter dapat diartikan
sebagai upaya sadar dan terencana dalam mengetahui kebenaran atau kebaikan,
mencintainya dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu bimbingan
dalam membentuk watak atau sifat manusia agar memiliki tingkah laku yang
positif dan sesuai dengan nilai-nilai moralitas. masyarakat, bangsa, dan negara
yang menunjukkan ciri khas kepribadiannya. Sehingga karakter-karakter tersebut
10
dapat dibentuk tetapi tidaklah mudah memerlukan proses yang sangat panjang
melalui pendidikan.
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Berkaitan dengan masalah pendidikan, maka tidak akan lepas dari tujuan
yang akan dicapai. Begitu pula dengan pendidikan karakter, tentunya memiliki tu-
juan tersendiri, tetapi tidak menyimpang dari tujuan pendidikan yang ada. Diha-
rapkan pula pendidikan karakter dapat mendukung dan menyempurnakan tujuan
pendidikan sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai dan mendapat hasil
yang optimal.
Fadlillah (2013:26) tujuan pendidikan karakter ialah untuk mempersiapkan
anak supaya mempunyai karakter yang baik, yang mana nantinya ketika anak de-
wasa sudah menjadi kebiasaan dalam kesehariannya. Selain itu tujuan pendidikan
karakter lebih intensif kepada nilai-nilai yang dapat tertanam dalam kehidupan
sehari-hari peserta didik. Sedangkan menurut Tujuan pendidikan karakter menurut
Fitri (2012:22) adalah membentuk dan membngun pola pikir, sikap, dan perilaku
peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur,
dan bertanggung jawab. Sehingga penanaman pendidikan karakter hendaknya
dilakukan sejak dini agar dapat menumbuhkan karakter pada peserta didik yakni
menjadi anak yang lebih tangguh, kreatif, dan beratnggungjawab serta akhlak
yang leih baik lagi.
Kemendiknas (2011:7) menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter
yaitu : 1) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati ba-
ik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; 2) Membangun bangsa yang berkarakter
11
Pancasila; 3) Mengem-bangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya
diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
Dari beberapa penjelasan mengenai tujuan dari pendidikan karakter maka
dapat dipahami mengenai tujuan dari pendidikan karakter itu sendiri adalah
Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai positif agar membentuk akhlak
yang baik serta menanamkan dan memfasilitasi bentuk pendidikan yang baik dan
positif sehingga peserta didik dapat menjadi pribadi yang unggul, bermartabat,
dan berwawasan luas.
c. Manfaat Pendidikan Karakter
Penanaman pendidikan karakter sejak dini sangatlah penting, agar peserta
didik mampu menjadi pribadi yang lebih baik, unggul, dan bermartabat. Peme-
rintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merekomendsikan agar
menyisipkan suatu ajaran dalam membentuk karakter pada setiap kegiatan pem-
belajaran. Diharapkan melalui adanya pendidikan karakter ini dapat mengurangi
degradasi moral yang sedang terjadi serta membentuk peserta didik yang lebih po-
sitif.
Manfaat pendidikan karakter menurut Fadlillah (2013:27) yaitu menjadikan
manusia agar kembali kepada fitrahnya, yaitu selalu menghiasi kehidupannya de-
ngan nilai-nilai kebajikan yang telah digariskan. Pendidikan karakter yang
dilakukan pada usia dini merupakan wujud nyata dalam mempersiapkan generasi
yang berkarakter demi kemajuan dan kemakmuran bangsa. Maka dari itu
Rachmah (2013:9) menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha
menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik
12
mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi
kepribadian baik sebagai warga negara maupun individu.
Selain itu, ada beberapa fungsi dari pendidikan karakter menurut
Kemendiknas (2011:7) yaitu : 1) membangun kehidupan kebangsaan yang
multikultural; 2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur,
dan mampu mengkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia;
3) membangun potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku
baik serta keteladanan baik; 4) membangun sikap warganegara yang cinta damai,
kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu
harmoni. Dari beberapa fungsi dan manfaat pendidikan karakter dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter dapat membentuk dan mengembangkan
potensi yang dimiliki peserta didik tetapi tetap dibimbing dan diarahkan agar
dapat berkembang dengan optimal dan tidak menyimpang dari nilai-nilai budaya
yang ada.
d. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter
Melaksanakan pendidikan karakter tidaklah mudah seperti yang bisa diba-
yangkan, karena dalam mengupayakan pendidikan karakter secara maksimal ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa
dijadikan pedoman untuk pendidikan karakter (Fadlillah, 2013:30) yaitu : 1)
Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu ya-
kini atau kamu katakan. Maka dari itu sebaiknya pendidikan karakter itu di-
laksanakan tidak hanya secara teori namun, langsung dilaksanakan oleh peserta
didik itu sendiri dengan mengambil contoh di kehidupan sehari-hari; 2) Setiap
keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu.
13
Jadi, setiap peserta didik harus mengambil keputusan akan menjadi seseorang
yang lebih baik sesuai potensi yang dimiliki dengan bantuan bimbingan orang-
orang disekitarnya; 3) Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu
dilakukan dengan cara-cara yang baik., bahkan seandainya pun kamu harus
membayarnya secara mahal disebabkan akan mengandung resiko. Sebaiknya,
peserta didik harus berpikiran secara positif, jika penanaman karakter sebenarnya
mudah dilakukan sehari-hari jika lingkungan disekitarnya sangat mendukung
untuk berbuat yang lebih baik lagi.
Selanjutnya, 4) Jangan pernah mengambil perilaku yang buruk yang
dilakukan oleh orang lain sebagai patokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih
patokan yang lebih bagus dari mereka. Prinsip ini dimaksudkan agar peserta didik
hanya mencontoh perilaku yang baik, dan meninggalkan perilaku yang buruk.
Perilaku yang baik hendaknya dilakukan atau diterapkan oleh peserta didik pada
kehidupan sehari-harinya; 5) Bayaran bagi mereka yang mempunyai karakter baik
adalah kamu menjadi pribadi yang lebih baik. Ini akan membuat dunia menjad
tempat yang lebih baik untuk dihuni. Hendaknya orang berperilaku baik, maka ia
akan lebih mengenal lingkungan sekitarnya dengan orang lebih baik pula.
Dari beberapa prinsip yang dikemukakan tersebut bahwa pendidikan
karakter ditekankan pada bagaimana seorang pendidik memberikan pengertian
tentang pendidikan karakter itu sendiri. Maka dari itu, seorang pendidik sebaik-
nya menjadi teladan yang baik bagi peserta didik, agar peserta didik mampu
mencontoh dan menerapkannya dikehidupan sehari-hari.
14
e. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Kementrian Agama, melalui Direktorat Jendral Pendidikan Islam (dalam
Suyadi, 2013:7) menggungkapkan bahwa nilai karakter merujuk pada sifat yang
dimiliki oleh Rasulullah yakni Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh agung yang
paling berkarakter. Ada empat karaker yang paling terkenal dari Beliau yaitu : 1)
Shiddiq (berkata benar); 2) Amanah (dapat dipercaya); 3) Tabligh (menyampai-
kan kebenaran); 4) dan Fathanah (menyatunya kata dan perbuatan). Dari keempat
karakter yang dimiliki Beliau hendaknya dapat dikembangkan menjadi karakter-
karakter lainnya.
Menurut Kemendiknas (2010:9-10) ada 18 nilai-nilai pendidikan karakter,
yaitu sebagai berikut : 1) Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksa-
nakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain; 2) Jujur, perilaku yang dida-
sarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; 3) Toleransi, sikap tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya; 4) Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; 5) Kerja keras, perilaku
yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; 6) Kreatif,
berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari se-
suatu yang telah dimiliki; 7) Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah ber-
gantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas; 8) Demokratis, cara
berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya
15
dan orang lain; 9) Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,
dan didengar.
Nilai pendidikan karakter selanjutnya yaitu 10) Semangat kebangsaan,
cara berpikir, bertindak dan berwawa-san yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara diatas kepentingan diri sendiri dan kelompoknya; 11) Cinta tanah air
yaitu cara berpikir, bertindak, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa; 12) Menghargai prestasi, sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberha-silan orang lain; 13)
Komunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang ber-bicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain; 14) Cinta damai, sikap, perkatan, dan tindakan
yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya;
15) Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya; 16) Peduli lingkungan, sikap
dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi; 17) Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membu-tuuhkan; 18)
Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksankan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masya-rakat,
lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
16
Nilai – nilai pendidikan karakter diatas merupakan hasil dari pengemba-
ngan pendidikan karakter di Indonesia dan dianjurkan untuk diterapkan di
berbagai jenjang pendidikan.
f. Nilai Karakter Peduli Lingkungan
Peduli Lingkungan (Fadlillah, 2013:41) merupakan salah satu nilai-nilai
karakter yang diterapkan. Nilai karakter peduli lingkungan ditujukan untuk
mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.. Sedangkan
Khairoh (2014:521) menyatakan bahwa dalam tingkat sekolah peduli lingkungan
dapat diterapkan kepada siswa dapat dibimbing untuk menggunakan barang
secara bertanggung jawab, kritis terhadap persoalan lingkungan sekitar, tidak
menambahkan polusi, dan menggunakan alam sesuai dengan kebutuhan
secara wajar dan seimbang. Maka dari itu nilai karakter peduli lingkungan
sangatlah penting untuk ditanamkan agar siswa lebih kritis lagi dalam menjaga
lingkungan sekitarnya. Salah satu upaya penanaman nilai karakter peduli
lingkungan dengan adanya program green school.
Hendaknya setiap nilai karakter memiliki indikator keberhasilan. Indikator
ini untuk mengetahui apakah nilai peduli lingkungan ini sudah ditanamkan dengan
baik. Indikator nilai peduli lingkungan sebagai berikut.
17
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Nilai Karakter Peduli Lingkungan
Indikator Sekolah Indikator Kelas
1. Pembiasaan memelihara kebersihan
dan kelestarian sekolah
1. Memelihara lingkungan kelas
2. Tersedianya tempat pembuangan
sampah dan tempat cuci tangan
2. Tersedianya tempat pembuangan sampah
di dalam kelas
3. Menyediakan kamar mandi dan air
bersih.
3. Pembiasaan hemat energi
4. Pembiasaan hemat energi
5. Membuat biopori di area sekolah
6. Membangun saluran pembuangan air
limbah dengan baik
7. Melakukan pembiasaan memisahkan
jenis sampah organik dan anorganik
8. Penugasan pembuatan kompos dari
sampah organik.
9. Menyediakan peralatan kebersihan.
10. Membuat tandon penyimpanan air.
11. Memprogramkan peduli bersih
lingkungan.
2. Green School
Green School merupakan salah satu program dari Pemerintah dalam
menanamkan nilai karakter peduli lingkungan. Program ini adalah program dalam
rangka persiapan untuk sekolah Adiwiyata. Adiwiyata merupakan salah satu
program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong tercipta-
nya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian ling-
kungan hidup.
Windawati (2015:17) menyatakan bahwa Green school merupakan
sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan
program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam
seluruh aktivitas sekolah. Sedangkan menurut Hafidhoh (2015:17) Sekolah hijau
(Green School) sebagai bagian dari sekolah yang berwawasan lingkungan,
merupakan suatu program pendidikan lingkungan. Jadi dapat ditarik kesimpulan
18
bahwasannya Green School merupakan salah satu program yang diterapkan di
sekolah untuk menanamkan nilai karakter peduli lingkungan pada siswa, agar
siswa mampu menjaga lingkungan dan memanfaatkan lingkungan dengan baik.
Dari pengertian Adiwiyata dan green school diatas perbedaannya yaitu
green school merupakan suatu program yang dibentuk untuk mempersiapkan
sekolah menjadi sekolah Adiwiyata.
a. Tujuan dan Manfaat Green School
Menurut Materi Sosialisasi Radar (2016:2) tujuan dari Green School yaitu
1) Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan sejak dini; 2) Melesta-
rikan lingkungan hidup; 3) Memulai penyelamatan lingkungan dan alam yang di-
mulai dari lingkungan terkecil; 4) Menjadikan siswa dan guru sebagai agen terde-
pan dalam pelaksanaan Participatory Eco-Education Appraisal sehingga menjadi
contoh utama nantinya dalam pelestarian lingkungan pada masyarakat yang lebih
luas lagi; 5) Untuk memperoleh dan memberikan informasi kepada masyarakat a-
kan pentingnya menjaga lingkungan sekitar baik dari tempat tinggal, kantor peme-
rintahan, sampai sekolah; 6) Untuk memperoleh gambaran secara umum tentang
pendidikan hijau disekolah yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan per-
timbangan atas pengembangan, pembinaan dan peningkatan mutu lingkungan se-
kolah hijau; dan 7) Sebagai bahan masukan pada pihak yang memerlukan bahan
pertimbangaan dalam usaha pembinaan lingkungan hijau di sekolah. Dari be-
berapa tujuan dapat disimpulkan bahwa tujuan dari green school adalah mewu-
judkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik.
19
Suatu program yang diterapkan tentu memiliki manfaat yang sangat pen-
ting. Begitupulah Green School mampu meningkatkan kualitas lingkungan hijau
disekitar sekolah dan menumbuhkan Pembiasaan Budi Pekerti (PBP) pada aspek
lingkungan hijau melalui pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan
di lingkungan sekolah.
b. Landasan Hukum Green School
Landasan Hukum dari program Green School menurut Tim Jawa Pos
(2016:4) selaku penyelenggara “Green School Festival” di kota Malang adalah
sebagai berikut :
1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2) Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah
mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan; bahwa
pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim
sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu perlu
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2016 tentang
program pembiasaan budi pekerti (PBP)
Tujuannya adalah untuk menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan
bagi seluruh warga sekolah dan menumbuhkan budi pekerti anak bangsa, salah
20
satu aspeknya adalah tentang pembiasaan cinta pada lingkungan hidup melalui
pembelajaran kreatif, inovatif dan menyenangkan di lingkungan sekolah.
4) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 05 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
Permendikbud Nomor 05 Tahun 2013 sesuai pasal 1 menyatakan bahwa
(1) Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan,
(2) Program Adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang
peduli dan berbudaya lingkungan.
5) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Landasan hukum ini digunakan untuk pembiasaan terhadap siswa dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat.
6) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1429/ Menkes/SK/XH/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
Landasan hukum tersebut digunakan untuk landasan pembentukan
lingkungan sekolah bersih dan sehat.
7) Keputusan bersama Tanggal 3 Juni 2005 antara KNLH dan Departemen
Pendidikan Nasional Nomor: KEP. 07/MENLH/06/2005 dan Nomor:
05/VI/KB/2005 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan
Lingkungan Hidup.
c. Pendidikan Lingkungan Hidup
Program green school merupakan salah satu upaya penanaman nilai ka-
rakter peduli lingkungan yakni menanamkan pendidikan lingkungan hidup pada
siswa. Menurut Nurani (2014:54) Pendidikan lingkungan perlu diajarkan karena
21
bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menambah pengeta-
huan dan menumbuhkan kepedulian dalam upaya memperbaiki kualitas hidup
yang bersahabat dengan alam serta ramah terhadap lingkungan. Menurut
Adam (2014:166) Pendidikan lingkungan hidup diperlukan upaya penyadaran ma-
syarakat akan kepedulian ter-hadap kelestarian lingkungan, menanamkan penger-
tian masyarakat terhadap permasalahannya, menumbuhkan rasa partisipasi da-
lam memelihara sumber daya alam sekitar agar tetap terlihat indah dan sehat.
Menurut Alpusari (2013:11) Konsep pendidikan lingkungan hidup bagi siswa
diarahkan untuk menciptakan pengetahuan, sikap dan prilaku seseorang agar me-
miliki wawasan konservasi yang bermuara pada peningkatan kualitas hidup pa-
da siswa itu sendiri.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kajian
hasil penelitian yang sesuai dengan apa yang akan peneliti lakukan diantaranya
yaitu:
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ary Windawati dan Dewi Liesnoor Setya-
wati (2015) dengan judul “Evaluasi Program Sekolah Hijau (Green School) di
SMA Negeri 7 Purworejo sebagai persiapan menuju rintisan SWALIBA (Seko-
lah Berwawasan Lingkungan dan Mitigasi Bencana)”. Perbedaan penelitian
yang dilakukan terletak pada mengevaluasi program green school. Penelitian
yang akan dilakukan hanya sebatas program green school dalam menanamkan
nilai karakter peduli lingkungan. Keunggulan dari penelitian yang akan
dilakukan yaitu penelitian yang dilakukan akan mengetahui penerapan green
22
school dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan pada siswa sekolah
dasar.
2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Lutfiana Khairoh Dkk (2014) dengan
judul “Pengembangan buku cerita IPA Terpadu bermuatan Pendidikan
Karakter Pe-duli Lingkungan pada Tema Pencemaran Lingkungan”. Perbedaan
penelitian yang dilakukan yakni terletak pada penanaman nilai karakter peduli
lingku-ngan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Lutfiana Khairoh yakni
tentang pe-ngembangan buku cerita dengan bernuatan pendidikan karakter.
Penelitian ini jelas berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan.
Keunggulan penelitian yang akan dilakukan yakni penanaman nilai karakter
peduli lingkungan dengan penerapan program green school.
C. Kerangka Pikir
SDN Purwantoro 4 Malang merupakn salah satu sekolah yang pernah
mengikuti program Green School Festival kota malang. Green School dilakukan
untuk menanamkan karakter peduli lingkungan pada siswa-siswi untuk lebih
peduli terhadap lingkungan. Berikut kerangka pikiran penelitian yang akan
dilakukan.
23
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
SDN Purwantoro 4
Sekolah yang melaksanakan
program green school
Kondisi Fakta :
Masih ada siswa yang belum
mampu menjaga lingkungan
dengan baik.
Kondisi Ideal :
Siswa seharusnya mampu
menjaga lingkungan dengan baik
agar sekolah terlihat bersih dan
nyaman untuk belajar
Pelaksanaan program Green
School
Kendala yang dihadapi dalam
pelaksaan green school
Upaya yang dilakukan dalam
mengatasi kendala pada
pelaksanaan green school
Penanaman nilai karakter
peduli lingkungan
Penerapan Program Green School dalam Menanamkan Nilai
Karakter Peduli Lingkungan di SDN Purwantoro 4 Malang