BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2....

21
23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja Diakonia merupakan salah satu tugas Gereja untuk melaksanakan karya-karya Kristus di dunia. Selain itu Gereja juga melanjutkan tugas pewartaan (kerygma), dan merayakan misteri kehadiran-Nya (leitour-gia) melalui Sabda dan Liturgi, perseku-tuan (koinonia) dan pelayanan (diakonia) kepada sesama di bawah bimbingan Roh Kudus sebagai kesaksian ( martyria) kepada dunia. Gereja menghadirkan karya Kristus di tengah dunia oleh karena melaksanakan tugas-tugasnya. Maka, Gereja tidak bisa mengabaikan tugas yang satu dan memusatkan perhatian kepada tugas yang lain. Gereja menyatakan identitas dirinya kepada dunia melalui pelaksanaan tugas- tugasnya. 1. Diakonia sebagai Salah Satu Tugas Gereja Yesus Kristus datang ke dunia untuk mewartakan Kabar Gembira yaitu Kerajaan Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Yesus di awal karya- Nya, Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyam-paikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebas-kan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Luk 4:18-19).

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2....

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

23

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Diakonia Gereja

Diakonia merupakan salah satu tugas Gereja untuk melaksanakan

karya-karya Kristus di dunia. Selain itu Gereja juga melanjutkan tugas

pewartaan (kerygma), dan merayakan misteri kehadiran-Nya (leitour-gia)

melalui Sabda dan Liturgi, perseku-tuan (koinonia) dan pelayanan (diakonia)

kepada sesama di bawah bimbingan Roh Kudus sebagai kesaksian (martyria)

kepada dunia. Gereja menghadirkan karya Kristus di tengah dunia oleh karena

melaksanakan tugas-tugasnya. Maka, Gereja tidak bisa mengabaikan tugas

yang satu dan memusatkan perhatian kepada tugas yang lain. Gereja

menyatakan identitas dirinya kepada dunia melalui pelaksanaan tugas-

tugasnya.

1. Diakonia sebagai Salah Satu Tugas Gereja

Yesus Kristus datang ke dunia untuk mewartakan Kabar Gembira

yaitu Kerajaan Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Yesus di awal karya-

Nya,

Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,

untuk menyam-paikan kabar baik kepada orang-orang

miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan

pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan

bagi orang-orang buta, untuk membebas-kan orang-orang

yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan

telah datang (Luk 4:18-19).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

24

Kabar Gembira itu diwartakan kepada mereka yang miskin dan

menderita dalam arti yang sesungguhnya.1 Yesus datang ke dunia, menyapa

dan hadir di tengah-tengah orang yang lemah, menderita, dan tersingkir.

Yesus tidak hanya hadir dan menyapa mereka melalui Sabda-Nya yang

mengagumkan. Yesus hadir di tengah mereka sambil menyembuhkan yang

sakit dan menderita (lih. Mat 4:23; 12:28). Gereja tinggal di dunia

walaupun bukan berasal dari dunia (bdk. Yoh 17:14-16) untuk

melaksanakan karya-karya Kristus bukan karena motivasi duniawi. Gereja

menghadirkan diri sebagai pelaksana karya Kristus atas dorongan Roh

Kudus. Gereja dibentuk dan dianugerahi Roh Kudus untuk melaksanakan

karya Kristus di dunia. Roh Kudus pula memelihara Gereja agar bisa tetap

bertahan dan melaksanakan tugas perutusannya. Gereja menghadirkan

Kristus di dunia melalui karya-karya cinta kasih kepada sesama. John N.

Collins menuliskan:

The Church is not motivated by an earthly ambition but is

interested in one thing only : to carry on the work of Christ

under the guidance of the Holy Spirit, for He came into the

world to bear witness to the truth, to save and not to judge, to

serve and not to be serve.2

Orang-orang yang percaya oleh karena pewartaan membentuk

sebuah persekutuan. Dalam persekutuan muncul kebutuhan untuk

memperhatikan dan melayani sesama yang mengalami persoalan. Sehingga,

diakonia adalah sebuah pelayanan kepada sesama saudara seiman yang

1 Albert Nolan OP, Yesus Sebelum Agama Kristen (Kanisius, Yogyakarta, 1991), 65. 2 John N. Collins, Diakonia. (Oxford University Press: New York, 1990), 16.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

25

membutuhkan berupa dukungan materi-fisik sebagaimana digambarkan

dalam Jemaat Perdana.3

Gereja tidak bisa mengutamakan tugas yang satu dan mengabaikan

tugas yang lainnya. Gereja melaksanakan tugas-tugasnya sebagai

perwujudkan dari tugas yang diemban oleh Yesus Kristus. Sebagaimana

dikatakan oleh Gabriel Fackre, “Those who trust the kerygma, truly

celebrate that gospel in the leitourgia, and live out that faith in the love

poured forth in diakonia and koinonia”.4 Orang-orang yang percaya karena

pewartaan akan merayakannya dalam liturgi. Iman tidak hanya dirayakan

melainkan juga dihidupi dalam tindakan cinta kasih yang nyata kepada

sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan.

2. Tujuan Diakonia Gereja

Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

umat manusia. Yesus menyembuhkan banyak orang yang datang dengan

segala macam penyakitnya (lih. Mat 4:23; 12:28). Yesus berbuat sesuatu

bagi mereka yang lapar, haus, tidak punya tempat tinggal, sakit, miskin,

menderita, dipenjara karena Yesus sungguh peduli pada kesejahteraan

mereka. Gabriel Fackre menegaskan bahwa, “Jesus Christ cares about

bodies, and the church is called by Jesus to the care for bodies and given

the power of the Holy Spirit to be instrument of shalom in the things

3 Gabriel Fackre, 2007, The Church: Signs of the Spirit and Signs of the Times. (Wm B.

Eerdmans Publishing Co.: Cambridge, U.K., 2007), 4. 4 Ibid, 11.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

26

physical as well as spiritual”.5 Sebagaimana Yesus peduli kepada mereka

yang miskin dan menderita maka Gereja juga dipanggil untuk peduli pada

kesejahteraan jasmani dan diberi kekuatan untuk menjadi sarana

keselamatan, baik jasmani maupun rohani. Sehingga, Gereja tidak hanya

melayani kebutuhan rohani umat melainkan juga memperhatikan kebutuhan

jasmani umatnya. Kristus mengutus para rasul sebagaimana dahulu Ia diutus

oleh Bapa-Nya (bdk. Yoh 20:21). Para Rasul memilih tujuh diakon untuk

tujuan pelayanan (lih. Kis 6:1). Mereka dipilih oleh para rasul agar semakin

banyak orang bisa terlayani.

Gereja dipanggil untuk menjadi sarana keselamatan, baik secara

jasmani maupun rohani. Bernhard Kieser, menegaskan bahwa, sejak jaman

Leo XIII ditegaskan bahwa Gereja didirikan melulu untuk menghantar

manusia ke dalam kesela-matan kekal (hidup kekal). Sumbangan Gereja

dalam memajukan kesejahteraan umat manusia sekarang ini dilihat sebagai

konsekuensi yang mengalir dari tugas itu.6

Daya kekuatan Roh Kudus memampukan Gereja untuk

menyelamatkan umatnya baik secara jasmani dan rohani. Gereja tidak hanya

sibuk melayani kegiatan-kegiatan rohani, melainkan juga melayani di

bidang pengembangan sosial-ekonomi umat karena pelayanan Gereja adalah

pelayanan kepada manusia. Dengan melayani, Gereja memberi perhatian

pada perkembangan manusia secara utuh.

5 Ibid, 138 6 Bernhard Kieser, Solidaritas: 100 Tahun Ajaran Sosial Gereja. (Kanisius: Yogyakarta,

1992), 87.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

27

Gereja melayani orang lain agar menjadi ‘manusia utuh’ dengan cara

memberdayakan orang lain supaya bisa bangkit dari kelemahannya. Sebab,

Pelayanan Gereja merupakan pelayanan kepada manusia.7 Melayani bukan

hanya melakukan sesuatu untuk orang lain melainkan juga member-dayakan

orang lain agar bisa bangkit dari kelemahannya. Orang lain pun turut

diberdayakan, digerakkan agar mampu bangkit dari kelemahannya.

Sehingga, pelayanan membutuhkan gerakan bersama di mana semua orang

merupakan subjek yang ikut bertanggung jawab. Orang Kristen dipanggil

bukan hanya untuk mengembangkan sikap pelayanannya melainkan juga

mengembangkan orang lain yang dilayaninya, membantu orang supaya

menyadari dan menghayati bahwa kemerdekaan itu sebagai kesempatan

untuk melayani seorang akan yang lain (bdk. Gal 5:13). Orang Kristen tidak

dapat menemukan kepenuhannya di dalam dirinya sendiri, artinya terlepas

dari kenyataan bahwa ia berada “bersama” yang lain dan “untuk” yang lain.

Pemahaman ini semata-mata tidak menuntut supaya setiap orang hidup

bersama dengan yang lain dalam berbagai tingkat kehidupan sosial

melainkan berusaha tiada hentinya melibatkan diri bagi kesejahteraan dalam

bentuk-bentuk kehidupan sosial yang ada. Setiap orang seturut

kemampuannya masing-masing, berusaha menggapai dan mengembangkan

kesejahteraan karena kesejahteraan bersifat ‘umum’ atau ‘bersama’.

7 William R. Burrows, New Ministries. (Orbis Books: New York, 1981), 59.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

28

3. Bentuk-Bentuk Diakonia Gereja

Gereja melayani sesama yang miskin dan menderita dengan

meneladan Tuhan Yesus.8 Sebagaimana Yesus hadir di dunia dan

memberikan pelayanan kepada orang lemah, maka Gereja melakukan apa

yang telah diteladankan oleh Yesus. Dengan menjalankan tugas

pelayanannya, Gereja menghadirkan Kristus di dunia. Ada dua bentuk

diakonia Gereja,9 yaitu:

a. Diakonia Karitatif (Victim Care)

Gereja terlibat langsung dalam melakukan pelayanan yang murah

hati dan belas kasih, merawat yang sakit, memberikan sembako murah,

memberi uang kepada orang miskin dan sebagainya. Kelas sosial yang

tercipta dalam masyarakat, kaya-miskin, tidak bisa diubah. Gereja berada

pada pihak “yang membutuhkan bantuan”, yaitu mereka yang lemah dan

miskin supaya sedikit lebih baik dan mengurangi penderitaan mereka.

Kemiskinan tidak dapat dibasmi. Yang bisa terjadi adalah: yang kaya

berperan sebagai pemberi dan yang miskin berperan sebagai penerima.

Model ini adalah model tertua dari bentuk pelayanan Gereja yang

dilakukan, dan sampai saat ini masih juga dilakukan. Pelayanan ini cepat

dirasakan manfaatnya, dan sangat tepat dalam situasi darurat dan sangat

membutuhkan pertolongan yang bersifat segera, misalnya bencana alam.

Bantuan karitatif bersifat sementara dan meringankan beban kaum

miskin. Mereka bisa merasakan secara langsung manfaat dari bantuan

8 Ralph A. Kee, “Diakonia: The Church At Work” (Boston, 2011), 5. 9 Gabriel Fackre, The Church:..... 139

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

29

yaitu untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari dan kebutuhan

lainnya. Bantuan (barang dan dana) yang diberikan kepada umat yang

miskin merupakan wujud kepedulian Gereja terhadap penderi-taan dan

kemalangan umatnya.

b. Diakonia Pemberdayaan (Victim Cause)

Dalam bentuk pelayanan yang kedua, Gereja juga berusaha

melakukan berbagai macam cara untuk mencari akar permasalahannya

dan mengantisipasi atau mencegah terjadinya masalah. Kedua bentuk

pelayanan Gereja didasarkan pada sikap “Orang Samaria yang Baik Hati”

(Luk 10:30-37). Yesus mengisahkan Orang Samaria yang tergerak hatinya

oleh belas kasihan melihat orang yang terluka dan tak berdaya. Orang

Samaria mempunyai tanggungjawab ganda yaitu membalut luka-luka

korban perampokan dan membawa orang itu ke tempat penginapan dan

merawatnya. Selain ia melakukan tindakan belaskasih kepada korban

(victim care), ia juga mengetahui penyebab orang itu terluka (victim

cause). Orang Samaria tidak hanya membalut lukalukanya dan

meninggalkannya, melainkan membawa korban menuju tempat

penginapan supaya terhindar dari ancaman bahaya yang sama.

Dalam perjalanan sejarah Gereja, sudah ada gerakan dari bentuk

pelayanan victim care kepada bentuk pelayanan victim cause. Suatu

tindakan disebut sebagai pelayanan bukan hanya karena sudah memberi

makan kepada orang lapar, melainkan harus sampai pada pertanyaan,

“Mengapa mereka lapar dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

30

itu?”10 Gereja tidak hanya melayani mereka yang terluka, memberi

makan kepada orang lapar, meringankan penderitaan orang miskin

melainkan juga mencari penyebab masalah sosial-ekonomi yang ada. Di

satu sisi, perjuangan Gereja dalam melayani mereka yang lemah dan

miskin masih sangat dibutuhkan. Di sisi lain, Gereja juga tetap berjuang

mencari penyebab dari masalah itu dan melakukan sesuatu untuk

mengatasi masalah itu.

B. Pemberdayaan Keluarga

Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa pemberdayaan merupakan

salah satu bentuk diakonia, yaitu diakonia pemberdayaan (Victim Cause).

Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan yang

diinginkan oleh seseorang, agar dapat memiliki kemampuan untuk melakukan

pilihan dan mengontrol lingkungan sehingga dapat memenuhi keinginan-

keinginan, termasuk aksesbilitas terhadap sumber daya yang terkait dengan

pekerjaan, aktivitas sosial, dan lain-lainnya. 11

Dalam bidang ekonomi, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya

pemberian kesempatan atau memfasilitasi kelompok miskin agar mereka

memiliki aksesbilitas terhadap sumberdaya, berupa: modal, teknologi,

informasi, dan jaminan pemasaran, agar mereka mampu memajukan dan

mengembangkan usahanya, sehingga memperoleh perbaikan pendapatan serta

perluasan kesempatan kerja demi perbaikan kehidupan dan kesejahteraan.12

10 Ibid, 138

11Totok Mardikanto, Yesus ..., 9. 12 Ibid, 11

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

31

Pemberdayaan ekonomi harus bisa memberikan kebebasan bagi masyarakat

dalam mengekspresikan potensi mereka dalam memanfaatkan sumber daya

alam untuk peningkatan kesejahteraan. Dalam hal ini, masyarakat

diberdayakan agar terlibat aktif dalam proses pembangunan yang berlangsung.

Tujuan pemberdayaan dalam bidang ekonomi adalah agar kelompok

sasaran dapat mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan membentuk

siklus pemasaran yang relatif stabil.13 Kegiatan pemberdayaan yang ada

diharapkan dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan pendapatan

mereka dalam mensejahterakan kehidupan perekonomian mereka. Kebebasan

yang diberikan kepada warga bukanlah kebebasan yang tanpa batas, namun

kebebasan tersebut masih membutuhkan stimulus dari luar yang disebut stimuli

eksternal. Stimulus ini bersifat mendorong dan merangsang tumbuh dan

berkembangnya potensi serta energi internal.14 Biddle merekomendasi enam

tahap untuk mendorong tumbuhnya kompetensi masyarakat:15

1. Exploratory: tahap ini berisi kegitan-kegiatan untuk memahami kondisi,

situasi dan potensi masyarakatnya. Dalam tahap ini juga diusahakan

memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi

dengan masyarakat pada tahap selanjutnya.

2. Organizational: tahap ini berisi kegiatan untuk menentukan media yang

dapat digunakan sebagai sasaran pertemuan dan diskusi antara petugas

dengan masyarakat ataupun antara sesama warga masyarakat.

13 Michael Todaro, Economic development ...... 22. 14 Soetomo, Pemberdayaan .... 15 Christenson, James A & Jerry Robinson, Community Development in Prespective,

dalam Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2011),

153-155.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

32

3. Discussional (diskusi): tahap ini berisi kegiatan diskusi antarwarga

masyarakat tentang inventarisasi masalah serta kemungkinan

pemecahannya, membuat keputusan mengenai kegiatan bersama yang

akan dilaksanakan dan membuat rencana pelaksanaannya.

4. Action (kegiatan): tahap ini berisi pelaksanaan kegiatan yang sudah

diputuskan bersama, serta melaporkan dan mengevaluasi hasilnya.

5. New Project: tahap ini mengulang kegiatan diskusi untuk menentukan

masalah apa yang sebaiknya digarap pada prioritas berikutnya, kemudian

membuat rencana dan melaksanakannya dengan memerhatikan

pengalaman pelaksanaan sebelumnya.

6. Continuation: dalam tahap ini mekanisme pelaksanaan pembangunan

berdasar prakarsa masyarakat dianggap sudah melembaga. Dengan

demikian, petugas lapangan dapat meninggalkan masyarakat yang

bersangkutan. Walaupun intervensi dari luar sudah dihentikan,

kesinambungan proses pembangunan diharapkan tetap berjalan.

Terdapat beberapa teori dalam pemberdayaan, di antaranya teori

Harrod-Domar (1984). Teori ini berasumsi bahwa setiap perekonomian pada

dasarnya harus senantiasa mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari

pendapatannya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal

yang telah susut atau rusak, namun untuk memacu pertumbuhan ekonomi,

dibutuhkan investasi atau stok modal.16 Menurut teori ini keterbelakangan

16 Ibid, 129

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

33

ekonomi terjadi karena adanya masalah kekurangan modal karena itu

dibutuhkan tabungan dan investasi yang tinggi.17

Teori kedua, yaitu manusia modern yang dipopulerkan oleh Inkeles dan

Smith (1974) melalui penelitian empiris. Pendekatan ini berbicara tentang

faktor manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan.

Pembangunan bukan sekedar perkara pemasokan modal dan teknologi saja,

tetapi juga dibutuhkan manusia yang dapat mengembangkan sarana material

tersebut supaya menjadi produktif. Untuk itu, dibutuhkan apa yang disebut

sebagai manusia modern. Ciri-ciri manusia modern antara lain: keterbukaan

terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang dan masa

depan, punya kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa

menguasai alam, dan sebagainya.18 Inkeles dan Smith (1974) mengatakan:

“Kami beranggapan bahwa, bagaimanapun juga, manusia bisa

diubah secara mendasar setelah dia menjadi dewasa, dan karena itu

tak ada manusia yang tetap menjadi manusia tradisional dalam

pandangan dan kepribadiannya hanya karena dibesarkan dalam

sebuah masyarakat tradisional.”

Artinya, dengan memberikan lingkungan yang tepat, setiap orang bisa diubah

menjadi manusia modern setelah dia mencapai usia dewasa. Dari hasil

penelitian Inkeles dan Smith, mereka menjumpai bahwa memang pendidikian

adalah yang paling efektif untuk mengubah manusia. Dampak pendidikan tiga

kali lebih kuat dibandingkan dengan usaha-usaha lainnya. Kemudian

17 Arief Budiman, Teori Pembangunan Dunia ketiga, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama, 1995), 19. 18 Ibid, 34

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

34

pengalaman kerja dan pengenalan terhadap media massa merupakan cara

kedua yang efektif.19

Teori Weber (1958) tentang Etika Protestan. Teori ini ingin

mengemukakan tentang pentingnya peran agama dalam peningkatan ekonomi

suatu masayarakat. Teori Weber mempersoalkan masalah manusia yang

dibentuk oleh nilai-nilai budaya di sekitarnya, khususnya nilai-nilai agama.

Dalam tulisan Weber (1905) yang berjudul The Protestant Ethnic and the

Spirit of Capitalism. Ia membahas tentang peran agama sebagai faktor yang

menyebabkan munculnya kapitalisme di Eropa Barat dan Amerika Serikat

yang kemudian disebutnya dengan sebutan Etika Protestan. Etika Protestan

lahir dari Eropa melalui agama yang dikembangkan oleh Calvin. Muncul

ajaran yang mengatakan bahwa seseorang sudah ditakdirkan sebelumnya untuk

masuk ke surga atau neraka, tetapi orang yang bersangkutan tentu saja tidak

mengetahuinya. Karena itu, salah satu cara untuk mengetahui apakah mereka

akan masuk surga atau neraka adalah keberhasilan kerjanya di dunia yang

sekarang ini. Oleh sebab itu mereka mencari kesuksesan bukan untuk mengejar

hal materi melainkan untuk mengatasi kecemasan. Inilah yang disebut sebagai

etika protestan oleh Weber, yakni cara bekerja yang keras dan sunguh-sunguh,

lepas dari imbalan materialnya.20

Hal yang menjadi perhatian dalam pemberdayaan ekonomi adalah

penggunaan sumber-sumber alam untuk kesejahteraan. Berbicara tentang

kegunaan alam dari sudut pemberdayaan tentu tidak akan jauh dari

19 Ibid, 35 20 Ibid, 20-21

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

35

pembicaraan tentang peranan tanah sebagai dasar untuk hasil bumi dan juga

sumber-sumber yang ada di dalamnya. Peranan tanah terlihat ketika

menghasilkan bahan makanan, bahan mentah, perikanan, peternakkan,

kehutanan. Peran sumber-sumber di bawah tanah sangat penting bagi

perkembangan pembangunan terutama untuk masyarakat-masyarakat modern.

Supaya alam dapat betul-betul berfaedah bagi masyarakat, perlu diperhatikan

satu syarat yaitu supaya penggunaannya tepat pada waktunya. Bisa terjadi alam

yang penuh dengan berbagai kekayaan, menjadi kehilangan faedahnya, karena

waktu penggunaan yang kurang tepat. Dalam negara-negara sedang

berkembang, umumnya sumber-sumber alam belum banyak digunakan, karena

kurangnya kemampuan baik modal maupun teknik. Supaya sumber-sumber

alam dapat dimanfaatkan, faktor-faktor ini dapat diperoleh dan dipelajari dari

negara-negara yang sudah maju, baik dalam bentuk pinjaman ataupun melalui

usaha pendidikan. Seringkali terjadi pemborosan, penggunaan yang tidak

terencana, serta diolah tidak tepat pada waktunya sehingga pada akhirnya alam

tidak berperan dalam pembangunan. Karena itu perlu diadakan penelitian,

inventarisasi dari sumber alam yang dimiliki, serta pendidikan dari tenaga-

tenaga ahli yang dibutuhkan, supaya sumber-sumber alam dapat dipakai secara

terencana dan tepat pada waktunya.21

Terdapat beberapa peran yang harus dijalankan oleh pemberdaya yaitu:

1. Peran sebagai konsultan, mencakup upaya untuk membangun hubungan

antara klien dengan sumber yang tersedia agar mereka mampu

21 Siagian, Pembangunan Ekonomi dalam Cita-Cita dan Realita,(Bandung, Penerbit

Alumni, 1978), 194.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

36

meningkatkan rasa percaya diri dan memiliki keterampilan untuk

menyelesaikan masalah, tantangan yang ada. Upaya ini juga bertujuan

untuk meningkatkan kemandirian klien sehingga memiliki kontrol atas

kehidupan.

2. Peran sebagai pemberdaya yang memiliki kepekaan, mencakup upaya

untuk membantu klien dalam memperoleh pengetahuan yang diperlukan

dalam mengontrol kehidupan mereka sendiri. Tindakan ini juga berkaitan

erat dengan upaya memberdayakan setiap orang untuk mengakui dan

mengidentifikasi kekuatan mereka sendiri dan kekuatan orang lain.

3. Peran sebagai guru, pelatih di mana dapat bertindak sebagai petugas

lapangan maupun bertindak sebagai pekerja sosial yang mengatur proses

belajar klien untuk menemukan solusi atas permasalahan mereka.

Petugas lapangan bertugas untuk mengajarkan komunitas untuk berjuang

dalam menghadapi segala rintangan dan ketidakmampuan yang mereka

hadapi.

4. Peran sebagai penghubung atau jaringan kerja. Hal ini mengacu pada

pemahaman bahwa klien adalah seseorang yang memiliki keinginan kuat

dalam mencapai suatu tujuan dalam kegiatan pemberdayaan. Oleh karena

itu, pihak pemberdaya harus mampu menghubungkan orangorang yang

diberdayakan dengan pihak lain yang mampu berbagi sejarah, masalah-

masalah maupun rintangan-rintangan yang sama, sehingga menjadi

referensi bagi komunitas yang sedang diberdayakan.22

22 J.A.B, Lee, The Empowerment Approach to Social Work Practise: Building a Beloved

Community, ( New York, Columbia University Press, 2001), 54

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

37

Dalam menjalankan peran-perannya itu pemberdaya harus mampu

melihat beberapa hal yang dapat diberdayakan. Hal pertama yang harus

diberdayakan adalah keluarga. Jika keluarga kuat atau sejahtera, maka

masyarakat tentu kuat atau sejahtera, tetapi setiap keluarga di suatu kelompok

masyarakat belum tentu sejahtera meskipun secara keseluruhan masyarakat

tersebut tergolong sejahtera. Di zaman Orde Baru angka pertumbuhan ekonomi

selalu di atas 6% tiap tahun, tetapi jumlah penduduk miskin masih sangat

banyak. Hal ini menunjukkan pemberdayaan ekonomi keluarga masih kurang.

Selain keluarga, hal yang perlu mendapat perhatian dalam

pemberdayaan adalah kelembagaan masyarakat. Pemberdayaan ekonomi

keluarga akan lebih efektif jika klembagaan masyarakat yang terkait dengan

keluarga tersebut diberdayakan. Misalnya saja Gereja, lembaga keuangan, baik

bank maupun non bank termasuk koperasi, dan lembaga swadaya masyarakat

(LSM).

C. Strategi Adaptasi

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa strategi adaptasi menurut

Smith & Seymour (1990) dalam Kamus Besar Antropologi adalah suatu

rencana tindakan selama rentang waktu tertentu oleh sekelompok atau

sekumpulan orang tertentu untuk menyesuaikan diri dalam mengatasi tekanan

yang bersifat internal atau eksternal. 23

23Nurlaili, “Strategi Adaptasi ...602

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

38

Barlett dalam Kusnadi (1998)24 menyebutkan bahwa strategi adaptasi

merupakan pilihan tindakan yang bersifat rasional dan efektif sesuai konteks

lingkungan sosial, politik, ekonomi, dan ekologi dimana penduduk itu hidup.

Pilihan tindakan yang bersifat kontekstual tersebut dimaksudkan untuk

mengalokasikan sumber daya yang tersedia di lingkungannya dalam

mengatasi tekanan-tekanan sosial ekonomi. Dalam kaitan tersebut,

kebudayaan merupakan instrumen yang paling penting dalam adaptasi

manusia.

Adaptasi menurut Parsudi Suparlan dalam Suprapti (1989)25 yaitu

proses mengatasi keadaan biologi, alam, dan lingkungan sosial tertentu untuk

memenuhi syarat-syarat tertentu yang diperlukan untuk melangsungkan

kehidupannya. Manusia dalam beradaptasi berusaha memahami ciri-ciri

penting dari lingkungannya, kemudian mereka menciptakan dan

mengembangkan cara mengatasi lingkungan tersebut. Selanjutnya, melalui

keberhasilan dan kegagalan manusia berusaha menangkap umpan balik dari

tindakannya. Akhirnya manusia berusaha mengabstraksi pengalamannya dan

memasyarakatkan cara-cara yang paling tepat dalam mengatasi berbagai

tantangan lingkungan.

Merujuk konsep strategi adaptasi dari berbagai tokoh di atas maka

dapat dibuat intisari bahwa strategi adaptasi yaitu sebuah tindakan yang

dilakukan oleh satu komunitas tertentu sebagai bentuk respon dari berbagai

bentuk tekanan pada aspek ekonomi, sosial, lingkungan baik internal maupun

24 Ibid 25 Ibid

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

39

eksternal. Bentuk strategi adaptasi yang dilakukan pada tiap komunitas akan

berbeda tergantung pada kondisi lingkungan alam dan sosial budaya

masyarakatnya.

Dalam studi etnosains, strategi adaptasi terhadap lingkungan bagi suatu

masyarakat dipengaruhi oleh kebudayaan. Kebudayaan merupakan sistem ide

dan pengetahuan yang dimiliki suatu masyarakat mempengaruhi pola

tindakan mereka. Haviland menyatakan bahwa manusia beradaptasi melalui

medium kebudayaan ketika mereka mengembangkan cara-cara untuk

mengerjakan sesuatu sesuai dengan sumber daya yang dimiliki dan juga

dalam batas-batas lingkungan tempat mereka hidup.26

Pengetahuan mengolah lingkungan, termasuk mengolah tambak udang

merupakan wujud dari kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat. Budaya

berbeda yang dimiliki akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dan

melahirkan pola tindakan yang berbeda pula dalam mempersepsikan

lingkungan tempat tinggal mereka. Dengan kata lain hubungan antara

manusia, kebudayaan, dan lingkungan sangat erat.

Teori etnosains diperkenalkan pertama kali oleh Conklin dan didukung

oleh Franke. Asumsi dasarnya adalah “lingkungan efektif” (effective

environment) bersifat kultural sebab lingkungan dipahami (perceived) secara

berlainan oleh masyarakat yang berbeda latar belakang kebudayaannya.27

26 William A. Haviland. Antropologi... 27Heddy Shri Ahimsa-Putra. “Antropologi Ekologi: Beberapa Teori dan Perkem-

bangannya”. Jurnal Antropologi edisi I. No 1 Juli-Desember 1998. (Laboratorium Antropologi

FISIP Universitas Andalas), 7.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

40

Titik tolak etnosains adalah melukiskan lingkungan sebagaimana dilihat

oleh masyarakat yang diteliti dengan menggunakan konsep-konsep bahasa

masyarakat setempat, yakni dengan cara mengungkapkan taksonomi-

taksonomi dan klasifikasi-klasifikasi yang ada dalam istilah lokal,

bagaimanapun dalam bahasa atau kata-kata yang mereka ucapkan terdapat

makna pengetahuan warga tentang lingkungannya. Dengan begitu, dapat

diketahui hubungan masyarakat dan lingkungan benar-benar dipersepsikan

oleh suatu kelompok manusia dengan “pengetahuan” yang mereka miliki.

D. Ketahanan Keluarga

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa ketahanan keluarga adalah kondisi

keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung

kemampuan fisik materiil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan

keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan dan

kebahagiaan lahir dan batin.28 Ketahanan keluarga (family strengths atau

family resilience) merupakan suatu konsep holistik yang merangkai alur

pemikiran suatu sistem, mulai dari kualitas ketahanan sumberdaya, strategi

coping dan appraisal. Ketahanan keluarga (Family Resilience) merupakan

proses dinamis dalam keluarga untuk melakukan adaptasi positif terhadap

bahaya dari luar dan dari dalam keluarga.29

28 Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga 29 McCubbin et.al. 1988 dalam Puspitawati. “Pengertian ...

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

41

Berdasarkan beberapa konsep ketahanan keluarga di atas dapat diuraikan

bahwa ketahanan keluarga merupakan kemampuan keluarga dalam mengelola

sumber daya yang dimiliki serta menanggulangi masalah yang dihadapi baik dari

dalam keluarga maupun dari luar, untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik maupun

psikososial keluarga. Kebutuhan pisik meliputi kebutuhan pokok, yakni sandang,

papan, dan pangan serta kebutuhan pendidikan dan kesehatan.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik

Indonesia mendeskripsikan 30 indikator ketahanan keluarga,30 yaitu:

1) Legalitas perkawinan suami-istri yang ditunjukkan dengan buku nikah.

2) Legalitas anak yang ditunjukkan dengan akte kelahiran.

3) Keutuhan keluarga yang ditunjukkan dengan tinggal bersama dalam ikatan

keluarga.

4) Makan lengkap minimal dua kali sehari untuk semua anggota keluarga.

5) Anggota keluarga yang menderita penyakit akut/kronis atau cacat.

6) Anggota keluarga yang menderita masalah gizi.

7) Rumah yang ditempati memiliki ruang tidur terpisah/ada sekat antara

orangtua dan anak.

8) Keluarga punya kepemilikan rumah.

9) Suami dan/atau istri mempunyai penghasilan tetap per bulan minimal

UMR.

30 dalam Herien Puspitawati, dkk. “Telaah Pengintegrasian Perspektif Gender Dalam

Keluarga Untuk Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender dan Ketahanan Keluarga di

Propinsi Jawa Timur dan Sumatera Utara. Kerjasama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Republik Indonesia dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, November 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

42

10) Suami dan/atau istri memiliki pekerjaan tetap dengan pendapatan berapa

saja.

11) Suami dan/atau istri mempunyai tabungan dalam bentuk uang minimal

sebesar 3 kali UMR.

12) Minimal satu anggota keluarga memiliki asuransi kesehatan.

13) Keluarga mampu membayar pengeluaran untuk kebutuhan listrik.

14) Keluarga mampu membayar pengeluaran untuk pendidikan anak minimal

hingga tingkat SMP.

15) Anak yang Drop Out dari sekolah.

16) Anggota keluarga yang berusia 15 tahun ke atas minimal berpendidikan

SMP.

17) Kekerasan antar suami-istri.

18) Kekerasan antar orangtua-anak.

19) Anggota keluarga yang terlibat masalah pelanggaran hokum.

20) Anak diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat.

21) Suami-istri saling menghargai dan menyayangi.

22) Anggota keluarga berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

23) Anggota keluarga merawat/peduli kepada orangtua lansia.

24) Anggota keluarga berkomunikasi dengan baik, termasuk dengan keluarga

besarnya.

25) Suami dan/atau istri melakukan kegiatan agama secara rutin.

26) Ayah mengalokasikan waktu bersama anak.

27) Ibu mengalokasikan waktu bersama anak.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diakonia Gereja...sesama dalam semangat pelayanan dan persekutuan. 2. Tujuan Diakonia Gereja Sikap pelayanan Yesus tampak dalam cara Ia hadir di tengah-tengah

43

28) Ayah dan Ibu berbagi peran dengan baik.

29) Pengelolaan keuangan dilakukan bersama suami dan istri secara

transparan.

30) Suami dan istri merencanakan bersama jumlah anak yang diinginkan atau

alat kontrasepsi yang dipakai.