BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian Pembelajaran Tematik
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Dalam kajian teori, akan diuraikan teori-teori dari beberapa ahli yang
mendukung pembahasan penelitian yang diambil dari beberapa buku dan jurnal
relevan. Penjelasan mengenai teori-teori tersebut sebagai berikut.
1. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Menurut (Majid, 2014: 80) “Pembelajaran yang terpadu, pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran yang bermakna, autentik, aktif dalam menggali,
menemukan prinsip keilmuan dan menemukan konsep secara utuh bagi siswa
secara individual ataupun secara kelompok (integrated instruction) disebut
dengan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran
terpadu yang mengabungkan dari beberapa tema menjadi satu dan menjadikan
pembelajaran terpadu yang bermakna. Tema merupakan gagasan ide atau pokok
pikiran. Kurikulum 2013 menggunakan penbelajaran tematik integratif digunakan
mulai dari kelas satu hingga kelas enam. Yang dimaksud pembelajaran tematik
integratif disini yaittu menggabungkan kompetensi dari berbagai mata pelajaran
sehingga menjadi berbagai tema. Sedangkan menurut (Prastowo, 2013)
pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dijadikan satu yang dapat
menemukan konsep atau prinsip bagi siswa.
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran yang terpadu. Pembelajaran ini gabungan dari baberapa
tema yang digabung menjdi satu dan terpadu. Pembelajaran tematik dimulai dari
12
kelas satu hingga kelas enam. Pembelajaran ini sangat bermakna bagi setiap
peserta didik, karena pembelajaran tematik ini dapat menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis, aktif dalam pembelajaran, mengetahui prinsip keilmuan dan
mengetahui konsep secara individu atau berkelompok.
Muatan pelajaran yang diambil untuk pengembangan media ini adalah
mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
b. Tujuan Pembelajaran Tematik
Menurut (Trianto, 2011) pembelajaran tematik yaitu memilih materi dari
beberapa mata pelajaran yang saling berkaitan dengan beberapa pembelajaran
tersebut. Materi yang dipilih tersebut sesuai dengan makna yang berada pada
tema. Pembelajaran tematik memiliki makna penting bagi setiap peserta didik
yang membangun kompetensi peserta didik yaitu antara lain :
1. Pembelajaran tematik lebih berpusat pada peserta didik dalam proses
pembelajaran secara aktif. Siswa dapat memperoleh pengetahuan
langsung dari setiap pembelajaran, memperoleh konsep dan materi
secara langsung dari berbagai ilmu pengetahuan yang telah dipelajari.
Dengan pembelajaran langsung peserta didik memperoleh pengalaman
secara langsung. Pembelajaran ini telah dilaksanakan oleh teori Piaget
dan Gesta.
2. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep secara
langsung dengan menerapakan belajar dengan melakukan sesuatu yang
disebut dengan learning by doing. Pembelajaran tematik sangat
bermakna bagi setiap peserta didik.
13
2. Pembelajaran IPA
a. Pengertian Pembelajaran IPA
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilaksanakan agar peserta
didik mencapai suatu tujuan secara sistematis, efisien dan efektif. Menurut
(Dimyati, 2010) pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang
tersusun secara terprogram agar peserta didik lebih aktif dalam kegiatan belajar.
Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dipersiapkan dengan sebaik
mungkin untuk peserta didik agar mengahasilkan belajar yang berdampak positif
bagi peserta didik.
Pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan
mempelajari tentang ilmu pengetahuan yang ilmiah yang memiliki sifat objektif
dan rasional. Dapat diartikan bahwa IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang
mempelajari tentang semua gejala-gejala alam yang berkaitan dengan benda mati
ataupun benda yang hidup (Wisudawati, 2014).
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran IPA
merupakan pembelajaran yang di dalamnya terdapat materi tentang ilmu
pengetahuan alam, ilmu yang mempelajari tentang gejalla alam, ilmu yang
mempelajari tentang makhluk hidup ataupun makhluk tak hidup. Pembelajaran
IPA juga mempelajari tentang bagaimana keadaan alam sekitar, kita bisa
mengetahui semua dengan melakukan percobaan, pengamatan, eksperimen ke
alam nyata dengan pengamatan secara langsung.
14
b. Pembelajaran IPA Kelas VI
Pembelajaran IPA kelas VI merupakan pembelajaran IPA untuk sekolah
dasar yang disesuaikan dengan kemampuan kognitif peserta didik. Menurut teori
Piaget setiap individu memiliki intelektual dan mengalami proses peningkatan
perkembangan pada intelektual yaitu sebagai berikut :
a). Sensori Motor (0-2 tahun) : pada tahap ini anak melakukan semua
aktivitas dan perlakuannya dengan
panca inderanya masing-masing.
b). Pra-Operasional (2-7 tahun) : pada tahap ini anak belum mampu
melakukan kekuatan mental oleh
dirinya sendiri
c). Operasi Konkrit (7-11 tahun) : pada tahap ini anak mulai berpikir
rasional, pada tahap ini juga anak
mulai menerima saran dan pendapat
dari orang lain.
d). Operasional Formal (11th keatas) : pada tahap ini anak mampu berpikir
layaknya seperti orang dewasa.
Dapat menyelesaikan masalah dan
menanggapi masalah.
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA untuk
kelas VI SD disesuaikan dengan kemampuan kognitif peserta didik itu sendiri.
Setiap individu memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Menurut teori piaget
kemampuan kognitif individu mengalami proses peningkatan pada intelektual
15
masing-masing individu. Proses peningkatan intelektual tersebut melalui sensori
motor, pra-operasional, operasi konkrit dan operasional formal.
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dimulai dari kelas satu
hingga kelas 6. Biasanya pembelajaran kelas satu dimulai dengan pembelajaran
mengeja bacaan atau membaca dan kemampuan dalam menulis. Sedangkan pada
kelas tinggi pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai dengan cara bagaimana
berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis, dengan formal atau nonformal.
Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek yaitu aspek keterampilan
berbahasa, kebahasaan dan sastra.
Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari empat pendekatan yaitu
pendekatan tujuan, struktural, terpadu dan komunikatif. Pendekatan tujuan ini
yaitu pada proses pembelajaran harus tahu terlebih dahulu tujuan pembelajaran
yang akan kita capai. Pendekatan struktural disini yaitu bagian dari pembelajaran
bahasa kaidahnya yaitu seperangkat pembelajaran bahasa atau tata bahasa.
Sedangkan pendekatan komunikatif disini yaitu pembelajaran bahasa yang
menggunakan kemampuan bahasa dalam komunikasi sehari-hari dengan baik.
Kemampuan berkomunikasi baik menggunakan bahasa formal maupun bahasa
nonformal (Slamet, 2014).
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran bahasa
Indonesia merupakan pembelajaran yang memiliki beberapa aspek dan tujuan.
Pembelajaran ini dimulai dari kelas satu hingga kelas 6. Pembelajaran Bahasa
Indonesia dimulai dari bagaimana menggunakan bahasa yang baik secara lisan
maupun tulis pada saat berkomunikasi.
16
4. Materi
Materi pada pembuatan media ini yang digunakan oleh peneliti sebagai
pembuatan media pop up book tema I subtema 2 materi Perkembangbiakan
Hewan dan Tumbuhan. Perkembangbiakan tumbuhan dapat melalui 2 cara yaitu
dengan cara perkembangbiakan vegetatif dan perkembangbiakan secara generatif.
1. Perkembangbiakan Tumbuhan
a. Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif
Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia perkembangbiakan
generatif disebut dengan reproduksi generatif perkembangbiakan
ini secara kawin membutuhkan sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina. Perkembangbiakan secara generatif ditandai dengan adanya
pembentukan pembuahan oleh sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina yang nantinya akan menghasilkan zigot kemudian muncul
organisme baru. Perkembangbiakan generatif hanya bisa terjadi
pada mahkluk hidup yang mempunyai sel kelamin.
Perkembangbiakan secara generatif disebut dengan
perkembangbiakan melalui perkawinan. Perkembangbiakan ini
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara penyerbukan dan
pembuahan. Penyerbukan yaitu proses terjadinya jatuhnya serbuk
sari di atas kepala putik sehingga jadilah peristiwa penyerbukan.
Sedangkan pembuahan yaitu proses terjadinya meleburnya sel
sperma dan sel telur itulah yang disebut dengan peristiwa
pembuahan. Perkembangbiakan secara generatif terjadi pada biji
dan bunga. Bagian-bagian bunga terdiri dari mahkota bunga, putik,
17
benang sari, kelopak bunga, biji dan tangkai bunga. Biji terdiri dari
kulit biji, keeping biji, lembaga dan daging biji.
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa,
perkembangbiakan tumbuhan secara generatif hanya dapat
dilakukan pada tumbuhan yang memiliki sel kelamin.
Perkembangbiakan ini melalui perkawinan oleh sel kelamin jantan
dan sel kelamin betina. Perkembangbiakan secara generatif dapat
terjadi dengan penyerbukan dan pembuahan, penyerbukan oleh
serbuk sari yang jatuh ke kepala putih jadilah penyerbukan.
Sedangkan pembuahan bertemunya sel sperma dengan sel telur
sehingga jadilah pembuahan.
b. Perkembangbiakan Tumbuhan secara Vegetatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif dilakukan tanpa
melalui perkawinan. Pada perkembangbiakan ini tidak terjadi
pertemuan antara sel sperma dan sel telur. Perkembangbiakan
secara vegetatif ini ada dua cara yaitu vegetatif alami dan vegetatif
buatan. Perkembangbiakan vegetatif alami ada bermacam-macam
yaitu dengan tunas, umbi akar, umbi batang, umbi lapis, spora,
membelah diri, stolon dan akar tinggal. Sedangkan vegetatif buatan
yaitu dengan cara cangkok, stek, okulasi, merunduk dan
mengenten.
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa,
perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif merupakan
perkembangbiakan tanpa perkawinan. Perkembangbiakan ini ada
18
dua macam yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan vegetatif
buatan.
2. Perkembangbiakan Hewan
Perkembangbiakan hewan juga sama seperti perkembangbiakan
tumbuhan yaitu secara generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan
secara generatif yaitu dengan cara beranak, bertelur. Sedangkan
perkembangbiakan secara vegetatif dengan cara bertelur dan beranak.
Perkembangbiakan Hewan secara Generatif
a. Bertelur (Ovipar)
Perkembangbiakan hewan dengan cara betelur di sebut Ovipar.
Kata ovipar berasal dari kata ovum yaitu (telur). Sel telur betina
dibuahi oleh sel sperma dari hewan jantan sehingga jadilah
pembuahan. Pembuahan ini dapat terjadi di dalam tubuh ataupun
diluar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh yaitu internal dan di luar
tubuh eksternal. Hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur
yaitu ada ayam, ikan, burung dan serangga.
b. Melahirkan (Vivipar)
Perkembangbiakan dengan cara melahirkan disebut dengan vivipar.
Hewan yang berkembangbiak dengan cara melahirkan juga
menghasilkan telur. Namun telur tersebut tidak terdapat cangkang
yang terbungkus dan tidak dikeluarkan melalui tubuh. Hewan yang
berkembangbiak dengan cara melahirkan juga disebut dengan
mamalia.
19
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa,
perkembangbiakan hewan secara generatif melalui perkawinan
sama halnya dengan tumbuhan, perkembangbiakan hewan secara
generatif ini juga melalui perkawinan. Perkembangbiakan hewan
secara generatif ini ada dua macam yaitu bertelur (ovipar) dan
melahirkan (vivipar). Hewan yang berkembangbiak secara bertelur
yaitu ayam, bebek, dll. Sedangkan hewan yang berkembangbiak
secara melahirkan yaitu hewan mamalia.
Perkembangbiakan Hewan secara Vegetatif
a. Bertelur-Melahirkan (Ovovivipar)
Perkembangbiakan secara bertelur melahirkan disebut dengan
ovovivipar. Hewan yang berkembangbiak dengan cara ini juga
menghasilkan telur dari tubuhnya. Namun telur yang sudah keluar
dari tubuh induknya sudah tumbuh menjadi embrio.
Perkembangbiakan secara ovovivipar ini diawali dengan
bertumbuhnya telur di dalam tubuh induk. Hewan yang
berkembangbiak dengan cara ovovivipar yaitu kadal dan reptil.
Dari uraian di atas, peneliti membuat pengembangan media pop up book
materi Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan. Di dalam pop up book tersebut
terdapat informasi mengenai materi perkembangbiakan hewan dan tumbuhan baik
secara generatif maupun vegetatif.
20
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan sarana untuk informasi belajar dan penyalur pesan dari
pengajar yang ingin disampaikan kepada peserta didik ataupun kepada penerima
sasaran yang akan disampaikan tersebut. Kata media berasal dari bahasa latin
yaitu “medius” yang artinya pengantar atau perantara. Penggunaan media
pembelajaran dapat membantu tercapainya pengajaran dalam menyampaikan
suatu informasi mengenai pesan dari sumber pesan kepada peserta didik (Munadi,
2010: 06). Beberapa ahli mengemukakan bahwa media merupakan alat elektronis
atau alat grafis yang berfungsi untuk memproses, dan menangkap kembali
informasi verbal atau visual yang telah di pelajari oleh setiap peserta didik (Ani
Cahyadi, 2019). Media dapat digunakan peserta didik agar lebih mudah dalam
proses pembelajaran di sekolah, dengan adanya media pembelajaran dapat
mempermudah dan agar peserta didik lebih memahami pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan hal diatas media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi
sebagai media saat proses pembelajaran. Alat ini dinamakan alat peraga yang
dapat membantu pembelajaran guru dan peserta didik agar lebih mudah. Dengan
adanya media pembelajaran peserta didik dapat lebih memahami pembelajaran di
sekolah dasar. Peserta didik akan lebih terfokus pada pembelajaran dan media
dapat menarik perhatian siswa saat pembelajaran agar pembelajaran di kelas tidak
monoton dan peserta didik menjadi bosan.
21
b. Fungsi dan Manfaat Media
Menurut beberapa ahli fungsi dan manfaat media memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Menurut Dwi (2015: 49) fungsi dan manfaat media yaitu sebagai
berikut :
1. Peserta didik mendapatkan pengalaman yang lebih banyak.
2. Peserta didik memperoleh gambaran yang jelas secara langsung
dengan mengamati media yang digunakan.
3. Peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan alam
sekitar.
4. Dapat mengamati media secara seksama.
5. Peserta didik dapat menanamkan sikap realistis dan konsep dasar yang
benar.
6. Dengan media peserta didik akan lebih meningkatkan minat mereka.
7. Dengan media peserta didik akan lebih giat dalam belajar.
8. Memberikan suatu penjelasan yang lebih mudah, peserta didik akan
mendapatkan pengalaman dari pemahaman yang lebih susah menjadi
mudah.
9. Memudahkan peserta didik dalam hal pengamatan secra langsung, dan
membandingkan suatu benda.
10. Menarik peserta didik dalam pembelajaran.
Sedangkan menurut (Ani Cahyadi, 2019) fungsi media pembelajaran yaitu
sebagai berikut :
1. Media merupakan alat bantu yang sangat penting untuk pembelajaran
interaktif dan untuk pembelajaran efektif.
22
2. Media merupakan komponen terpenting yang saling berkaitan untuk
tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Penggunaan media harus sesuai dengan materi dan kompetensi dasar
yang ingin dicapai.
4. Fungsi utama media pembelajaran yaitu agar tercapainya suatu
pembelajaran di sekolah dasar.
5. Dengan adanya media pembelajaran dikelas akan lebih mudah untuk
dipahami dan dimengerti.
6. Media pembelajaran ini sangat membawa kegiatan yang positif.
7. Dengan adanya media pembelajaran di kelas tidak lagi menjadi kaku
atau monoton, pembelajaran dikelas akan lebih menyenangkan.
Dengan adanya media pembelajaran tersebut fungsi dan manfaat media
sangat banyak dan sangat berguna bagi seluruh warga sekolah. Manfaat dan
fungsi media bagi guru yaitu media sangat berguna untuk mempermudah guru
dalam hal mengajar media sangat membantu guru saat menyampaikan
pembelajaran sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lancar dan
mencapai tujuan. Bagi peserta didik media pembelajaran sangat membantu dalam
hal proses berfikir. Materi yang sulit menjadi mudah dengan adanya media,
membantu peserta didik agar memahami materi dengan menggunakan media
secara langsung.
23
a. Jenis – Jenis Media
Media dibagi menjadi dua macam, yaitu media jadi dan media rancangan.
Menurut Sukiman (2012), media jadi dan media rancangan yaitu sebagai berikut :
1. Media jadi yaitu media yang pada dasarnya sudah jadi. Media ini sudah
ada di perdagangan, sudah di jual oleh pembuat media. Dengan media
jadi ini kita tidak perlu repot-repot untuk meluangkan waktu membuat
media, menghemat waktu, menghemat tenaga tidak perlu capek-capek
untuk membuat media langsung membeli saja media jadi. Akan tetapi
media jadi ini tidak hanya untuk mencapai tujuan pembelajaran saja.
Media jadi ini juga dibuat untuk umum, jadi siapa saja yang membeli
media jadi ini akan memilikinya juga. Sehingga media jadi ini tidak
hanya satu saja.
2. Media rancangan, media rancangan ini disebut (by design). Media
rancangan ini dibuat khusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Media yang dirancang secara khusus ini mempunyai tujuan agar
tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dipelajari, jadi sebelum
pembelajaran dimulai media ini dirancang terlebih dahulu agar media
tersebut dapat sesuai dengan pembelajaran itu.
24
Media pembelajaran semakin lama semakin berkembang sesuai dengan
cirri khusus media tersebut. Menurut (Ibrahim, 2012: 18) jenis media
pembelajaran terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Media Audio
Media audio ini merupakan media yang hanya bisa di dengar dengan
indera pendengaran yaitu melalui telinga. Contohnya yaitu musik,
radio, lagu dan suara.
2. Media Visual
Media visual merupakan media yang bisa dilihat dan bisa diraba
dengan indera penglihatan dan indera peraba. Media ini mudah di
dapatkan dan media visual ini lebih mudah untuk di lihat melalui mata
dan dipegang dengan jelas. Contohnya yaitu buku, gambar, foto,
komik, poster dan sebagainya.
3. Media Audio-Visual
Media audio-visual merupakan media yang bisa dilihat dan bisa di
dengar. Media audio-visual ini bisa dilihat melalui indera penglihatan
dan bisa didengar melalui indera pendengaran. Media ini langsung di
cerna oleh indera penglihtan dan indera pendengaran secara
bersamaan. Contohnya yaitu drama, televisi, film dan sebagainya..
4. Buku
Buku merupakan alat atau media yang sangat berguna dalam
pembelajaran. Buku mengandung gambaran mengenai suatu objek, mengandung
fakta yang disusun secara rapi untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
dalam pembelajaran disekolah. Buku termasuk media yang akan membantu
25
peserta didik dalam pembelajaran disuatu jenjang pendidikan dan membantu
peserta didik dalam meingkatkan sumber informasi mengenai pembelajaran
(Peng, 2015). Buku juga merupakan media yang sangat penting yang didalamnya
membahasa mengenai gambaran dan fakta mengenai pembelajaran, dengan
adanya media buku akan lebih membantu peserta didik dalam pembelajaran dan
membantu guru dalam pembelajaran dikelas (Narkhalaji, 2012).
Berdasarkan hal diatas buku merupakan media yang sangat berguna dalam
proses pembelajaran, di dalam buku terdapat informasi mengenai suatu materi,
terdapat informasi nyata yang sesuai untuk pengetahuan peserta didik di sekolah.
Dengan buku dapat membantu peserta didik untuk mempermudah memahami
materi yang diajarkan oleh guru, peserta didik dapat mengetahui banyak informasi
melalui sebuah buku.
a. Pop Up Book
Pop up book merupakan sebuah buku yang didalamnya terdapat gambar 3
dimensi yang dapat bergerak pada saat membuka halaman pada buku tersebut.
Setiap halaman buku terdapat gambar dan informasi mengenai materi tersebut.
Saat membuka halaman buku seolah-olah gambar tersebut nyata dan gambar
tersebut bisa bergerak (Dzuanda, 2014). Sedangkan menurut Joko Muktiono,
(2014: 14) pop up book merupakan buku yang bisa digerakkan dan bisa
ditegakkan pada saat membuka halaman pada setiap buku, pada saat membuka
halaman buku gambar yang berada didalam sangat indah dan sangat menarik.
Buku tersebut menampilkan gambar yang lebih menarik dengan lipatan, gulungan
kertas pada setiap halaman buku.
26
Menurut kamus Bahasa Inggris pop up berarti muncul sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pop up berarti menampakkan diri. Pop up
book merupakan media pembelajaran yang akan digunakan untuk memperoleh
kebutuhan peserta didik dalam memahami materi perkembangbikan hewan dan
tumbuhan. Pop up book ini di desain hingga menarik mungkin agar peserta didik
lebih focus pada saat pembelajaran di sekolah. Menurut Bluemel dan Taylor
(2012: 22) pop up book merupakan buku yang bergerak pada saat dibuka dan
penggunaannya dari kertas untuk lipatan, gulungan dan berbentuk setiap gambar
di buku tersebut.
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa, pop up book yaitu
sebuah media pembelajaran atau alat peraga berbentuk sebuah buku yang bisa
digerakkan pada saat membuka setiap halaman pada buku tersebut. Di dalam pop
up book terdapat gambar yang berbentuk 2 dimensi atau 3 dimensi pada setiap
halaman buku dan gambar-gambar tersebut bisa digerakkan, timbul seolah gambar
tersebut menjadi nyata. Juga terdapat informasi mengenai materi
perkembangbiakan hewan dan tumbuhan.
b. Jenis – Jenis Pop Up Book
1. Transformation, yaitu bentuk tampilan buku yang terdiri dari potongan
pop up yang telah tersusun rapi.
2. Volvelles, yaitu pada pembuatan ini menggunakan unsur lingkaran.
3. Peepshow, yaitu pembuatan ini menggunakan tampilan yang
menyusun tumpukan kertas menjadi satu.
4. Pull-tabs, yaitu pada tampilan ini bisa di dorong atau ditarik dengan
memperlihatkan gambar baru pada setiap halaman.
27
5. Carousel, yaitu pada tampilan ini terdapat pita yang dapat dibuka dan
dipasang kembali.
6. Box and cylinder, pada tampilan ini terdapat kubus yang bergerak pada
halaman tengah ketika halaman buku dibuka (Dzuanda, 2016).
c. Konsep Media Pop Up Book
Media ini merupakan media visual, karena di dalam media ini terdapat
gambar 3 dimensi dan teks informasi yang bisa digunakan dengan indera
penglihatan dan indera peraba. Media ini dibuat dengan kertas karton, kertas
warna-warni, sterofom, kertas buffalo, kertas gambar A4. Media ini juga dicetak
dan menyajikan materi tentang Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan. Di
dalam pop up book ini akan disajikan bagaimana cara perkembangbiakan hewan
dan cara perkembangbiakan tumbuhan. Di dalam pokok pembahasan peserta didik
akan mempelajari bagaimana cara perkembangbiakan hewan dan
perkembangbiakan tumbuhan secara langsung dan khusus, media pop up book ini
akan membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Media ini
merupakan pengintegrasian dari mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dalam
pembelajaran Tematik pada Tema I (Selamatkan Mahkluk Hidup) Subtema 2
(Hewan Sahabatku).
28
d. Manfaat Media Pop Up Book
Di dalam pembelajaran siswa kesulitan dalam memahami materi
dikarenakan kurangnya media pembelajaran disekolah. Oleh karena itu dengan
menggunakan media pop up book siswa lebih memahami materi pembelajaran
yang akan dipelajari disekolah. Media pop up book ini mempunyai beberapa
manfaat dalam penggunaannya, yaitu sebagai berikut :
1. Memudahkan guru dalam menjelaskan materi melalui media pop up
book ini dan mudah diterima oleh peserta didik.
2. Dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dan dapat memotivasi
peserta didik.
3. Pembelajaran dikelas menjadi tidak membosankan dan lebih
bermakna.
4. Peserta didik dapat lebih berperan aktif pada saat pembelajaran.
29
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
pengembangan ini memiliki beberapa persamaan dan beberapa perbedaan, yaitu
sebagai berikut :
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Ariyani
Budiarti
(2017)
Pengembangan
Media Pop Up Book
Pada Pembelajaran
Subtema Keunikan
Daerah Tempat
Tinggalku Kelas IV
Sekolah Dasar.
a. Peneleti sama-sama
membahas media
pembelajaran visual
yaitu pop up book.
b. Sama-sama
mengembangkan
media pembelajaran
pop up book untuk
sekolah dasar.
c. Sama-sama
menggunakan model
pengembangan
ADDIE
a. Penelitian terdahulu
mengambil subjek pada
kelas IV sedangkan
penelitian ini mengambil
subjek kelas VI SD.
b. Penelitian terdahulu
mengambil subtema
Keunikan Daerah Tempat
Tinggalku, sedangkan
penelitian ini mengambil
subtema Hewan
Sahabatku.
c. Penelitian terdahulu
dilaksanakan di SDN
Mlaten, sedangkan
penelitian ini
dilaksanakan di SDN
Sidomulyo I.
2. Johan
Stefanus
(2019)
Pengembangan
Buku Cerita
Bergambar Pada
Tema I
Perkembangbiakan
Hewan dan
Tumbuhan Subtema
I Perkembangbiakan
Hewan dan Daur
Hidup Hewan Untuk
Kelas III SDN
Padokan
a. Peneliti sama-sama
mengembangkan
media visual.
b. Sama-sama
membahas
perkembangbiakan
hewan dan tumbuhan
a. Penelitian terdahulu
mengambil subjek kelas 3
SDN Padokan sedangkan
penelitian ini pada kelas
6 SDN Sidomulyo I.
b. Peneletian terdahulu
mengambil tema 1
Perkembangbiakan
Hewan dan Tumbuhan
Subtema I
Perkembangbiakan
Hewan dan Daur Hidup
Hewan, sedangkan
penelitian ini mengambil
tema 1 Selamatkan
Makhluk hidup subtema
2 Hewan Sahabatku.
c. Penelitian terdahulu
mengembangkan buku
cerita bergambar,
sedangkan penelitian ini
mengembakan media pop
up book.
3. Wiwit
Rahmawati
(2016)
Pengembangan
Media Pop Up Book
Pada Tema Air,
a. Peneleti sama-sama
membahas media
pembelajaran visual
a. Penelitian terdahulu
mengambil subjek kelas 2
SDN Tanggarang,
30
Bumi dan Matahari
Kelas II Sekolah
Dasar
yaitu pop up book.
b. Sama-sama
mengembangkan
media pembelajaran
pop up book untuk
sekolah dasar.
c. Peneliti sama
menggunakan
pembelajaran tematik
sedangkan penelitian ini
mengambil subjek kelas 6
SDN Sidomulyo I.
b. Penelitian terdahulu
mengambil tema air,
bumi dan matahari,
sedangkan penelitian ini
mengambil tema
selamatkan makhluk
hidup.
4. Lufita
Elfiani
(2018)
Pengembangan
Media Pembelajaran
Pop Up Book
Berbasis Audio
Pada Materi Bangun
Datar Segiempat Di
SMP.
a. Peneleti sama-sama
mengembangkan
media pembelajaran
pop up book.
b. Sama-sama
menggunakan
metode R&D.
a. Peneliti terdahulu
mengembakan pop up
book untuk SMP,
sedangkan penelitian ini
untuk SD.
b. Penelitian terdahulu
mengembangkan pop up
book berbasis audio,
penelitian ini
mengembangkan pop up
book visual.
c. Subjek penelitian
terdahulu untuk siswa
SMP kelas VII Malang,
sedangkan penelitian ini
menggunakan subjek
kelas VI SDN Sidomulyo
I.
d. Materi penelitian
terdahulu yaitu bangun
data segiempat,
sedangkan penelitian ini
materi perkembangbiakan
hewan dan tumbuhan.
5. Emil Diana
Nurcholidah
(2018)
Pengembangan
Media Pop Up Book
Untuk Keterampilan
Membaca
Permulaan Peserta
Didik Kelas I
Sekolah Dasar
a. Peneleti sama-sama
membahas media
pembelajaran visual
yaitu pop up book.
b. Sama-sama
mengembangkan
media pembelajaran
pop up book untuk
sekolah dasar.
c. Sama-sama
menggunakan model
pengembangan
ADDIE.
a. Penelitian terdahulu
menggunakan subjek
kelas 1 SDN Toronrejo
Batu, sedangkan
penelitian ini
menggunakan subjek
kelas 6 SDN Sidomulyo
I.
b. Materi penelitian
terdahulu yaitu
permulaan keterampilan
membaca, sedangkan
penelitian ini
menggunakan materi
perkembangbiakan
hewan dan tumbuhan.
31
C. Kerangka Pikir
``````
Analisis Kebutuhan
Kondisi lapangan : media pembelajaran belum ada, peserta didik membutuhkan
media pembelajaran guru lebih dominan menggunakan metode ceramah.
Kondisi ideal : pengembangan media pop up book sangat menunjang pembelajaran
disekolah, mudah digunakan oleh guru dan peserta didik, peserta didik dapat lebih
memahami materi dengan lebih mudah.
Media
Dari analisis kebutuhan peneliti mengembangkan sebuah media pembelajaran yang
dapat digunakan guru untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi
pembelajaran dan membantu pembelajaran peserta didik agar lebih efektif.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah Pengembangan Media
Pop Up Book Tema I Subtema 2 Materi
Perkembangbiakan Hewan dan
Tumbuhan Kelas VI SDN Sidomulyo I?
Rumusan Masalah Bagaimanakah Keefektifan
Pembelajaran Siswa Pada Saat
Menggunakan Media Pop Up Book
Tema I Subtema 2 Materi
Perkembangbiakan Hewan dan
Tumbuhan Kelas VI SDN Sidomulyo
I?
Metode Penelitian
1. Dalam mengembangkan media peneliti menggunakan model ADDIE.
2. Lokasi uji coba dilaksanakan di SDN Sidomulyo I.
3. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, angket dan
dokumentasi.
4. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendeketan
kualitatif.
Hasil
Pop Up Book Tema 1 Subtema 2 Materi Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan
Kelas VI SD.