BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian...

13
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian IPA Kata-kata IPA merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam”. Kata-kata “Ilmu Pengetahuan Alam”merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut “Science”. Natural artinya alamiah berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa- peristiwa yang terjadi di alam. Untuk selanjutnya IPA juga sering disebut sebagai suatu istilah Webte’s : New collegiate Dictionary (1981) menyatakan “natural science is knowledge concerned with the physical world and its phenomena” yang artinya ilmu pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya sedangkan di dalam Purnell’s “ Concise dictionary of Human knowledge acquired bu systematic, observation and experiment and explained bu means of rules, laws, prinsiples, theories and hyphotheses” artinya ilmu pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik serta dijelaskan dengan bantuan aturan- aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis- hipotesis. Ilmu pengetahuan alam merupakan disiplin ilmu sangat

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kajian Teori

1.Pengertian IPA

Kata-kata IPA merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan

Alam”. Kata-kata “Ilmu Pengetahuan Alam”merupakan terjemahan dari

kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering

disebut “Science”.

Natural artinya alamiah berhubungan dengan alam atau

bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi

ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat

disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-

peristiwa yang terjadi di alam. Untuk selanjutnya IPA juga sering

disebut sebagai suatu istilah Webte’s : New collegiate Dictionary

(1981) menyatakan “natural science is knowledge concerned with the

physical world and its phenomena” yang artinya ilmu pengetahuan

Alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya

sedangkan di dalam Purnell’s “ Concise dictionary of Human

knowledge acquired bu systematic, observation and experiment and

explained bu means of rules, laws, prinsiples, theories and

hyphotheses” artinya ilmu pengetahuan Alam adalah pengetahuan

manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan

eksperimen yang sistematik serta dijelaskan dengan bantuan aturan-

aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-

hipotesis. Ilmu pengetahuan alam merupakan disiplin ilmu sangat

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

7

penting. Oleh karena itu anak-anak perlu diberi kesempatan untuk

berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA sebab diharapkan

mereka dapat berpikir dan memiliki sikap ilmiah. Tetapi untuk

pengajaran IPA dan keterampilan proses IPA dan keterampilan proses

IPA untuk anak-anak hendaknya disesuaikan dengan tahap

perkembangan kognitifnya. IPA untuk anak-anak didefinisikan sebagai

berikut :

1) Mengamati apa yang terjadi

2) Mencoba memahami apa yang diamati

3) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang

akan terjadi.

4) Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat

apakah ramalan tersebut benar.

Dalam IPA anak-anak dan kita harus tetap bersikap skeptis sehingga

kita selalu siap memodifikasi model-model yang kita punyai tentang

alam ini sejalan dengan penemuan-penemuan yang kita dapatkan.

Oleh karena itu materi IPA harus dimodifikasi dan juga ketrampilan-

ketrampilan proses IPA yang akan dilatihkan ke anak harus

disesuaikan dengan perkembangan anak. Sekarang ini pelajaran IPA

tidak hanya mengajarkan fakta-fakta dan jenis-jenis hewan atau

tmbuhan, hukum-hukum ini dan itu, tetapi juga mengajarkan metode-

metode memecahkan masalah yang baik, menganjurkan sikap yang

baik, melatih kemampuan, mengambil kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan, melatih bersifat objektif dan tidak terburu-

buru mengambil kesimpulan, melatih bekerjasama dalam kelompok,

melatih menghargai pendapat orang lain. IPA sekarang bukan lagi

disebut “ pelajaran IPA “ tetapi “ mendidik anak melalui pelajaran IPA “.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

8

IPA ternyata banyak mengandung nilai-nilai pendidikan, apabila

diajarkan menurut cara yang tepat. Tetapi bila diajarkan menurut cara

yang kurang tepat, maka IPA hanya kakn merupakan pelajaran fakta-

fakta yang merupakan pengetahuan jenis-jenis hewan dan tumbuhan,

hukum-hukum ini dan itu, yang sebagian besar bersifat hafalan.

2.Metode Pembelajaran Discovery Inquiry

Metode Discovery Inquiry sebenarnya merupakan dua metode

yang masing-masing berdiri sendiri, namun kalau dilihat dari fungsi

ppelaksanaannya kedua metode tersebut saling mendukung. Schwab

dalam Joyce, Weil dan Calhoun (2000:163-163) mengemukakan

bahwa inti dari metode Dicovery Inquiry adalah pencarian makna

belajar. Individu yang belajar dimotifasi untuk meningkatkan

kompleksitas struktur intelektualnya agar dapat memproses suatu

informasi dan mencari secara kontinu untuk membuat suatu

perencanaan sehingga lebih bermakna. Pembelajaran Discovery (

temuan ) mengacu padasituasi pembelajaran, upaya siswa mencapai

tujuan pengajarandengan bimbingan yang sangat terbatas atau tanpa

bimbingan sama sekali oleh guru.

Menurut Thelen dalam Joyce, Weil dan Calhoun (2000:46)

bahwa metode inquiry berkonsentrasi pada upaya menilai dan

mengamati proses pemberian perhatian pada suatu obyek,

berinteraksi dengan apa yang dirancang oleh orang lain baik secara

langsung atau melalui tulisannya, merefleksi dan reorganisasi konsep

dan sikap seperti yang ditunjukkan dalam proses menarik kesimpulan,

mengidentifikasi, pencarian baru, mengambil tindakan dan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

9

mengubahnya agar menghasilkan yang lebih baik. Jadi metode Inquiry

adalah suatu tindakan dalam mencari kebenaran, keterangan atau

pengetahuan tentang suatu hal untuk mendapatkan informasi atau

pemahaman. Ciri utama metode Inquiry ini adalah jumlah bimbingan

yang diberikan oleh guru ada 4 solusi masalah yang ada dalam

berbagai situasi pengajaran, yaitu :

1. Guru memberikan prinsip dan problem solving

2. Guru memberikan prinsip yang digunakan tetapi tidak membarikan

problem solving

3. Guru tidak memberikan prinsip tetapi memberikan problem solving

4. Guru tidak memberi prinsip tidak pula memberi problem solving

Situasi tengah-tengah adalah guru memberikan prinsip tetapi tidak

memberikan problem solving. Dalam konteks ini keaktifan siswa

belajar memang lebih menonjol, sedangkan peran guru mengarahkan,

membimbing, memberi fasilitas yang memungkinkan siswa melakukan

kegiatan penemuan.

Oemar Hamalik (2001:1320) mengemukakan bahwa belajar

penemuan (Discovery Learning) dapat juga disebut proses

pengalaman. Langkah-langkah dalam proses pengalaman ini adalah:

1. Tindakan dalam kondisi tertentu. Siswa melakukan tindakan dan

mengamati pengaruh-pengaruhnya. Pengaruh-pengaruh tersebut

mungkin sebagai ganjaran atau hukuman (operant conditioning),

atau mungkin memberikan keterangan mengenai hubungan sebab

akibat.

2. Pemahaman kasus tertentu. Apabila keadaan yang sama muncul

kembali , maka ia dapat mengantisipasi pengaruh yang bakal

terjadi dan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan dirasakan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

10

3. Generalisasi, siswa membuat kesimpulan atas prinsip-prinsip

umum berdasarkan pemahaman atas kondisi tertentu.

4. Tindakan dalam suasana baru. Siswa menerapkan prinsip dan

mengantisipasi pengaruhnya.

Pendekatan pembelajaran penemuan dikembangkan menjadi metode

Discovery Inquiry. Langkah-langkah pokok metode ini adalah :

1. Menyajikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk

melakukan tindakan atau perbuatan dan mengamati konsekuensi

dari tindakan tersebut.

2. Menguji pemahaman siswa mengenal hubungan sebab akibat dan

cara mempertanyakan atau mengamati reaksi-reaksi siswa,

selanjutnya menyajikan kesempatan-kesempatan lainnya.

3. Mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya, serta

menguji susunan prinsip umum yang mendasari masalah yang

disajikan tersebut.

4. Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang

baru saja dipelajari kedalam situasi atau masalah-masalah yang

nyata.

Joyca,Weil dan Calhoun ( 2000:46 ) mengemukakan bahwa sumber

energi utama inquiry adalah tumbuhnya kesadaran diri siswa dalam

mencari, menemukan, memeriksa, dan merumuskan cara pemecahan

masalah secara mandiri. Lebih lanjut Joyce,Weil dan Calhoun (

2000:61-63 ) mengemukakan bahwa tujuan menggunakan metode

inquiry antara lain untuk mengembangakn ketrampilan kognitif dalam

penyelidikan dan memproses data, mengembangkan logika dan

menyerap konsep=konsep yang berkualitas. Metode discovery adalah

suatu prosedur pembelajaran yang menekankan pada belajar mandiri,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

11

memanipulasi objek, melakukan eksperimen atau penyelidikan dengan

siswa-siswa lain sebelum membuat generalisasi. Metode discovery

memberikan kesempatan secara luas kepada siswa dalam mencari,

menemukan dan merumuskan konsep-konsep dari materi

pembelajaran.

3.Prestasi Belajar Siswa

Menurut Dimyanti dan Mudjiono, prestasi adalah segala jenis

pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu menunjukkan kecakapan

suatu bangsa. Kalau menurut W.J.S Winkel Purwadarminto, “prestasi

adalah hasil yang dicapai”.

Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai

menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan

perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang

diperlukan dan belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat

dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri.

Faktor internal ada 3 bagian yaitu :

1. Faktor Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di

sekolah yang didiamnya berpikir perasaan.

2. Faktor Minat

Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk

merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

12

berminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam

belajar.

3. Faktor Keadaan Fisik dan Psikis

Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan,

kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain

sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas

/ labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat

sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar

dan sebaliknya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri siswa yang

mempengaruhi prestasi belajar antara lain :

1. Faktor guru

Guru harus dapat menunjukkan Fleksibilitas yang yaitu dengan

pendekatan didaktis dan gaya memimpin kelas yang selalu

disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi

pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat prestasi siswa

semaksimal mungkin.

2. Faktor Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga juga mempengaruhi prestasi siswa

bahkan merupakan faktor yang sangat penting, karena

sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga

kurang mendukung situasi belajar, seperti kericuhan keluarga,

kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan

mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.

3. Faktor sumber-sumber belajar

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

13

Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses

belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai.

Sumber belajar dapat berupa media / alat batu belajar serta

bahan buku penunjang. Dengan menggunakan alat bantu

belajar maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi kontrekt,

mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang

lebih bermakna. Dengan penggunaan batu belajar maka

prestasi semua siswa akan baik dan meningkat.

2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

1.HARTINI TRI (2011), PENINGKATAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY INQUIRY MELALUI

MEDIA GAMBAR

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika

siswa kelas III semester II SDN 03 Kaling Tasikmadu dengan metode

discovery Inquiry melalui media gambar. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Januari-April 2011. Adapun subjek dari penelitian ini

adalah siswa kelas III SDN 03 Kaling Tasikmadu sejumlah 25 anak.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas dengan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dengan cara tes,

observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data

dilakukan secara deskriftif kualitatif dengan metode alur yang terdiri

dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian ini

adalahsebagai berikut ;

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

14

1. Rata-rata nilai anak sebelum dilakukan tindakan adalah 61 setelah

dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata anak 65 dan nilai

rata-rata pada siklus II 84,2

2. Ketuntasan minimal sebelum dilakukan tindakan adalah dari 25

siswa masih terdapat 12 siswa atau 48% yang belum tuntas, Siklus

I yang belum tuntas menurun tinggal 9 siswa atau 36 %, siklus II

yang belum tuntas tinggal 2 siswa atau 8 % dan 92% sudah tuntas.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan metode Discovery

inquiry melalui media gambar dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada siswa kelas III semester II di SDN 03 Kaling

Tasikmadu Karanganyar.

2.PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI METODE INQUIRY DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN

IPA KELAS V SD

Penelitian ini dilakukan merupakansalah satu upaya guna mengatasi

kesulitan siswa dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini dibagi dalam 3

siklus, tiap siklus membutuhkan 2 jam dan setiap akhir siklus dilakukan

tes untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada setiap materi

yang disampaikan.

Hipotesis tindakan yang dikemukakan adalah dengan menggunakan

metode inquiry discovery dalam pembelajaran aktif, kreatif dan

menyenangkan ( PAKEM ) dengan tujuan meningkatkan aktivitas

belajar siswa dalam mata pelajaran IPA tentang pokok bahasan gaya

magnet agar setiap kesulitan siswa dapat diatasi. Berdasarkan hasil

penelitian model belajar mengajar dengan Inquiry Discovery dalam

pembelajaran aktf, kreatif dan menyenangkan ( PAKEM ) sangat baik

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

15

digunakan karena dapat menumbuhkan motivasi, kreativitas, serta

dapat mengatasi kesulitan dalam proses belajar mengajar siswa pada

mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan tentang gaya magnet.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian terhadap tingkat kesulitan siswa

menunjukan perubahan sebesar 86,66%. Pada siklus I kesulitan yang

dihadapi oleh siswa kelas V dalam pembelajaran IPA sebesar 96,66%,

tetapi setelah mengalami siklus IIIdalam selang waktu 3 minggu

kesulitan yang dihadapi siswa menurun sampai pada tingkat 3,34%.

Dengan dasar tesebut diatas maka model Inquiry Discovery dalam

pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan ( PAKEM ) cukup layak

untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah dasar khususnya

pelajaran IPA.

3.NOVITA CHUSNIAWATI, UPAYA PENINGKATAN EFEKTIFITAS

PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN DISCOVERY

INQUIRY

Kenyataan di lapangan banyak dijumpai metode mengajar yang belum

maksimal khususnya dalam pembelajaran PAI, sehingga proses

pembelajaran PAI tidak efektif. PTK kolaboratif ini bertujuan agar guru

PAI kelas V SDN Wonorejo 3 Demak :

1. Memiliki gambaran tentang pembelajaran PAI yang efektif

2. Dapat mengidentifikasi masalah yang timbul di kelas

3. Dapat menyusun tahapan pendekatan dan penggunaan metode

yang sesuai dengan kondisi siswa

4. Dapat menyusun program peningkatan efektifitas pembelajaran

PAI

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

16

5. Dapat melaksanakan perencanaan peningkatan pembelajaran PAI

melalui pendekatan discovery inquiry

Subjek pelaku pembelajaran adalah peneliti yang berkolaborasi

dengan guru PAI kelas V, dan subjek penerima tindakan adalah siswa

kelas V semester I tahun pelajaran 2007/2008 SDN Wonorejo 3

Demak. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Analisis

data kuantitatif dihitung dengan rumus prosentase sedangkan analisis

diskriptif kualitatif melalui beberapa siklus yang terdiri dari siklus I,

siklus II, dan siklus III.

Hasil PTK ini, pertama kerja kolaboratif dapat mengembangkan guru

PAI memahami macam-macam metode dengan pendekatan discovery

inquiry sehingga pembelajaran PAI dapat berlangsung secara efektif.

Kedua, subjek pelaku tindakan kelas berhasil melaksanakan langkah-

langkah pendekatan discovery inquiry dalam upaya peningkatan

efektivitas pembelajaran PAI. Dalam hal ini peneliti menggunakan

pendekatan discovery inquiry terpimpin dengan sistem dua arah,

karena yang menjadi subjek tindakan adalah siswa kelas V, jika

menggunakan pendekatan discovery inquiry bebas atau bebas yang

dimodifikasi dikhawatirkan siswa mengalami kesulitan dalam

pemahaman atau proses pembelajaran PAI yang berlangsung.

Sehingga upaya peningkatan efektifitas pembelajaran PAI melalui

pendekatan discovery inquiry pada siswa kelas V SDN Wonorejo 3

Demak,meningkat secara signifikan, disini terbukti bahwa dari 12

siswa bermasalah yang dijadikan subjek tindakan dalam upaya

peningkatan efektivitas pembelajaran PAI melalui pendekata discovery

inquiry terpimpin dapat teratasi semua.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

17

2.3. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori dari pakar dan

beberapa penelitian yang pernah dilakukan peneliti, dapatlah dibuat

kerangka berpikir sebagai berikut : aspek pengusaan konsep

merupakan salah satu hal penting yang harus dikuasai oleh siswa dari

segi knowledgenya. Meskipun aspek yang lain (sikap sosial dan

keterampilan sosial) juga harus dikuasai dari segi valuenya. Dalam

penelitian ini tidak mengesampingkan value, namun knowledge

mendapat porsi yang lebih banyak.

Pembelajaran di kelas memerlukan strategi dan metode yang bisa

menarik minat siswa sehingga siswa akan aktif dan tertarik dalam

pembelajaran. Maka dari itu fungsi metode pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran harus digunakan untuk menarik perhatian

siswa. Dengan begitu proses pembelajaran akan berhasil dengan baik

dan mendapat prestasi belajar yang baik pula. Uraian diatas , dapat

disusun kerangka berpikir sebagai berikut :

Kondisi

Awal

Kondisi

Tindakan

Kondisi

Akhir

Guru belum

menggunakan

metode Discovery

Inquiry

Guru sudah

menggunakan

metode Dicovery

Inquiry

Siswa kurang

memperhatikan

pembelajaran sehingga

hasil belajar siswa

masih rendah

Siklus I

Siswa sudah tertarik

pada pembelajaran

sehingga hasil belajar

meningkat

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2149/3/T1_262010839_BAB II.pdfexplained bu means of rules, laws, ... berbagai situasi

18

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

2.4. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dengan rumusan penggunaan metode Discovery Inquiry dalam

pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD

Negeri Proyonanggan 08 Kabupaten Batang semester II tahun

2011/2012.

Diduga ada

peningkatan hasil

belajar siswa 80%

Siklus II

Siswa sangat tertarik

pada pembelajaran

sehingga hasil belajar

siswa ≥ KKM