BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1...

38
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima buah jurnal Jurnal yang diperoleh merupakan jurnal yang membahas tentang brand, serta membandingkannya dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini disertakan jurnal international dan jurnal lokal terdahulu yang berhubungan dengan konsep penelitian. Dari kelima jurnal yang digunakan, peneliti membandingkan persamaan dan perbedaan objek serta hasil jurnal dengan penelitian peneliti yang berjudul “Strategi Public Relations Dalam Membangun Brand Image PT. Toyota-Astra Motor Indonesia”. Berikut beberapa jurnal dari penelitian terdahulu:

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima buah jurnal Jurnal yang

diperoleh merupakan jurnal yang membahas tentang brand, serta

membandingkannya dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian

ini disertakan jurnal international dan jurnal lokal terdahulu yang berhubungan

dengan konsep penelitian. Dari kelima jurnal yang digunakan, peneliti

membandingkan persamaan dan perbedaan objek serta hasil jurnal dengan

penelitian peneliti yang berjudul “Strategi Public Relations Dalam Membangun

Brand Image PT. Toyota-Astra Motor Indonesia”. Berikut beberapa jurnal dari

penelitian terdahulu:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

8

Tabel 2. 1 State of the arts

Peneliti Judul dan Jurnal Metode Hasil Penelitian Perbandingan

Kingsley

Agyapong,

M.K,

Twun-

Ampomah,

Augustine

Acheampon

g

(May 2015)

Using Public

Relations Tools to

Build Image of

Tertiary Institutions

International

Reseearch Jurnal of

Marketing and

Economics, Volumes

2

Kualitatif Public Relations

sangat penting di

institusi Pendidikan.

Pubic relations tools

dapat digunakan untuk

membangun hubungan

yang sehat dengan

public dan membenahi

rumor atau cerita yang

merugikan institusi.

Public relations tools

terbagi atas: Speech,

Sponsorship, Events,

Corporate Advertising,

Press Release,

Websites, Internal

Publications dan

Notice Boards

Pada penilitian ini

memiliki kesamaan

dalam membahas

mengenai brand.

Namun perbedaan dari

penelitian sebelumnya,

menggunakan pr tools

untuk membangun

image institutions,

sedangkan penelitian

ini menggunakan

strategi public

relations dalam rangka

membangun brand

Lenka

Mikacova,

Petra

Gavlakova

(2014)

The Role of Public

Relations in

Branding

Procedia – Journal

Social and

Behavioral Science

110, 832 - 840

Kualitatif Public relations

mempengaruhi hasil

bisnis melalui

komunikasi secara

kredibel.

Meningkatkan

pemahaman kesadaran

dan komitmen

terhadap suatu merek

melalui public

relations ialah

merupakan bagian dari

strategi yang ditujukan

untuk

Penelitian sebelumnya

membahas mengenai

public relations dalam

branding. Namun

penelitian ini

sebelumnya berfokus

pada peran public

relations, sedangkan

penelitian ini berfokus

pada strategi oleh

public relations dalam

membangun brand.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

9

9

mempertahankan dan

meningkatkan standar

kinerja dan

kredibilitas.

Silvia Elena

LACOB

(2015)

Promoting

Corporate Image by

Communications and

PR Strategy

Valahian Journal of

Economic Studies

2015

Kualitatif Image merupakan hal

yang tidak mudah

untuk dibangun,

namun mudah untuk

dihancurkan. Public

relations harus dapat

mengatur alur

komunikasi antara

perusahaan dengan

publiknya terutama

public eksternal seperti

media melalui

berbagai strategi yang

direncanakan

Penelitian ini

membahas mengenai

strategi yang dapat

digunakan oleh public

relation dalam

membangun brand

image perusahaan.

Namun penelitian

sebelumnya hanya

berfokus pada strategi

komunikasi terhadap

pemahaman kesadaran

dan komitmen akan

suatu brand.

Sedangkan penelitian

ini berfokus pada

strategi komunikasi

public relation untuk

membangun brand

image

Georgios

Tsimonis

Sergios

Dimitriadis

(2014)

Brand Strategies in

Social Media

Emerald Insight

Journal of Marketing

Inteligence &

Plannin Vol 32

(2014)

Kualitatif Semakin cepatnya

penetrasi social media

pada masyarakat,

perusahaan tentu

memanfaatkannya

sebagai kegiatan

pemasaran dan

membangun brand

nya. Jurnal ini

membahas tentang

langkah eksploratif

Kedua penelitian ini

membahas tentang

branding. Namun

penelitian sebelumnya

membahas mengenai

langkah branding

dengan menggunakan

social media tools,

sedangkan penelitian

ini membahas

mengenai langkah

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

10

yang digunakan

perusahaan dalam

memanfaatkan media

social mulai dari

membuat kegiatan

yang berinteraksi

dengan konsumen,

mempromosikan

produk hingga

meningkatkan

popularitas brand

perusahan dalam

channel media sosial

membangun brand

dengan menggunakan

strategi public

relations.

Nur

Kholisoh

dan Yenita

(2015)

Strategi Komunikasi

Public Relations dan

Citra Positif

Organisasi (Kasus

Public Relations

Rumah Sakit “X” di

Jakarta)

Kualitatif Melakukan pendekatan

hubungan baik melalui

strategi edukatif-

informatif dalam

menyampaikan berita

dan informasi kepada

masyarakat.

Komunikasi yang

dilakukan dalam

bentuk komunikasi dua

arah dengan

memegang prinsip

keerbukaan serta

memberikan

pemahaman untuk

meningkatkan citra di

depan public internal

dan eksternal.

Hubungan antara

strategi PR dengan

punlik memperlihatkan

bahwa strategi PR

Kedua penelitian ini

sama-sama membahas

mengenai strategi

public relations dalam

membangun brand.

Namun pada penelitian

sebelumnya focus

kepada tujuan

meningkatkan citra di

mata public internal

dan eksternal,

sedangkan pada

penelitian ini lebih

memfokuskan kepada

public eksternal saja

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

11

11

memiliki hubungan

yang positif dengan

opini publiknya,

dimana terlihat bahwa

PR berhasil dalam

membangun citra

positif dimata public

serta strateginya dalam

menyampaikan

informasi

2.2 Kerangka Teoritis

2.2.1 Konsep Komunikasi

Willliam Albig (Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen

Komunikasi, 2009) mengatakan komunikasi adalah proses sosial, dalam arti

pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan

pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk prilaku manusia dan

adat kebiasaan. Menurut Delton E dan Mc Farland (Suprapto, Pengantar

Teori dan Manajemen Komunikasi, 2009) mengatakan komunikasi adalah

suatu proses interaksi yang mempunyai arti antar sesama manusia.

Sedangkan menurut Cooley (Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen

Komunikasi, 2009) komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan

antarmanusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan

membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.

Berdasarkan beberapa teori yang diungkapkan oleh para ahli diatas,

dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses interaksi sosial

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

12

antar manusia melalui penyampaian pesan yang memiliki arti dan

berpengaruh terhadap prilaku manusia.

2.2.2 Public Relations

Menurut Fraser P. Seitel yang dikuti dalam buku “Dasar-dasar

public relations” mengatakan Public Relations merupakan fungsi

manajamen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur

komunikasi, pengertian, dukungan serta kerjasama suatu organisasi/

perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani masalah-

masalah atau isu-isu manajemen. PR membantu manajemen dalam

penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini public. PR secara efektif

membantu manajemen memantau berbagai perubahan. (Soemirat, 2008)

Public Relations ialah interaksi dan menciptakan opini public

sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan

merupakan profesi yang professional dalam bidangnya karena merupakan

faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan cara

tepat dan dengan secara terus menerus karena public relations merupakan

kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Rumanti, 2002).

Sementara dari teori yang juga terdapat dalam buku (Morrisan,

Manajemen Public Relations Strategi menjadi Humas Professional, 2008),

Dominic menjabarkan definisi dari public relations terdapat dalam beberapa

poin. Menurut Dominic, hal-hal yang harus dilakukan public relations

mencakup:

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

13

13

1. Public relations memiliki kaitan erat dengan opini public

Praktisi PR berupaya memengaruhi public untuk memberikan opini

yang positif bagi organisasi atau perusahaan, namun PR juga harus

mengumpulkan informasi dari khalayak, menginterpretasikan dan

melaporkan kepada manajemen jika informasi tersebut berpengaruh

kepada keputusan menajemen

2. Public relations memiliki kaitan erat dengan komunikasi

Praktisi PR memiliki tanggung jawab dalam menjelaskan tindakan

perusahaan kepada khalayak yang berkepentingan dengan organisasi

atau perusahaan. Praktisi PR harus peduli terhadap pikiran dan

perasaan khalayak terhadap organisasi. Public Relations menjadi

penghubung antara organisasi dengan khalayaknya. Organisasi pada

dasarnya berhubungan dengan berbagai macam khalayak.

3. Public relations merupakan fungsi manajemen

Public relations berfungsi untuk membantu manajemen dalam

menetapkan tujuan yang ingin dicapai serta menyesuaikan diri

terhadap perubahan lingkungan. Public relations juga berfungsi

sebagi pemberi saran/masukan kepada manajemen

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan public relations

adalah fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara public dengan

organisasi atau perusahaan melalui komunikasi dua arah. Dimana

tujuannya ialah membantu manajemen untuk mencapai tujuan organisasi,

serta mempengaruhi khalayak.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

14

2.2.1.1 Fungsi Public Relations

Fungsi Public relations ialah sebagai metode berkomunikasi

dan sebagai perwujudan dari suatu kegiatan komunikasi yang berperan

dalam menjaga hubungan baik dengan khalayak luar maupun bagian

internal organisasi/perusahaan. Menurut (Morrisan, Manajemen

Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, 2008) terdapat

ruang lingkup pekerjaan humas yang dibagi menjadi enam bidang

pekerjaan, yaitu:

a. Publisitas

Publisitas merupakan kegiatan yang kerap dilakukan oleh public

relations. Publisitas merupakan upaya orang atau organisasi agar

kegiatannya diberitakan media massa. Publisitas lebih

menekankan pada proses komunikasi satu arah sedangkan public

relations ialah komunikasi dua arah. Publisitas merupakan

metode yang tidak dapat dikontrol public relations dalam hal

penempatan pesan di media massa karena sumber tidak

membayar media untuk memuat berita bersangkutan. Pekerjaan

public relations lainnya terkait dengan publisitas ialah “press

agentry” yaitu suatu kegiatan yang menampilkan peristiwa atau

rencana yang memiliki tujuan untuk menarik perhatian media

massa secara terus menerus kepada seseorang, produk atau

organisasi.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

15

15

b. Pemasaran

Bagian pemasaran membutuhkan publisitas media massa untuk

produknya. Oleh karena itu, pemasaran membutuhkan fungsi

public relations untuk melakukan kegiatan tersebut. Hal itu

karena public relations lebih mengetahui bagaimana teknik

menulis untuk publikasi ke media massa dan lebih tau

bagaimana menangani wartawan dibanding orang pemasaran

sendiri. Selain itu pada bagian pemasaran juga terdapat iklan

sebagai salah satu medua pemasaran. Dimana iklan adalah alat

yang sangat penting dalam pemasaran. Bagian public relations

cukup sering menangani penempatan iklan di media massa.

c. Publik Affairs

Publik affairs merupakan bidang khusus public relations yang

membangun dan juga mempertahankan hubungan dengan

pemerintah dan komunitas lokal supaya bisa mempengaruhi

kebijakan publik. Dalam definisi tersebut terdapat dua pihak

yang menjadi fokus perhatian public affairs, yaitu pemerintah

dan masyarakat lokal. Terdapat tiga bidang kekhususan dalam

public affairs yaitu:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

16

Community Relations

Bagian ini mengkhususkan khalayak mereka pada masyarakat yang

tinggal atau berada disekitar perusahaan

Government Relations

Government relations terfokus pada hubungan dengan aparat

pemerintahan

Industrial Relations

Bagian ini khusus menangani kelompok buruh atau pekerja

d. Manajemen isu

Manajemen isu merupakan upaya organisasi untuk memberikan

tanggapan atau respon yang baik terkait kecendrungan isu atau

opini public yang muncul ditengah masyarakat. Respon yang baik

dibutuhkan agar isu atau opini publik tersebut tidak berkembang ke

arah negatif ataupun menjadi sebuah konflik yang dapat merugikan

perusahaan. Untuk melihat kecendrungan isu atau opini publik

tersebut, perusahaan melakukan riset atau penelitian terhadap isu

yang muncul. Dengan itu, manajemen isu adalah segala sesuatu

yang berkenaan dengan riset kehumasan

e. Lobi

Lobi adalah bidang khusus public relations yang membangun dan

memelihara hubungan dengan pemerintah utamanya dengan tujuan

untuk memengaruhi peraturan dan perundang-undangan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

17

17

f. Hubungan Investor

Definisi hubungan investor ialah bidang khusus dari humas

korporat yang membangun dan mempertahankan hubungan yang

saling menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak lainnya

dalam masyarakat keuangan untuk memaksimalkan nilai pasar.

Dari penjabaran diatas ruang lingkup public relations diatas yaitu

terdapat beberapa bidang pekerjaan seperti: publisitas, merupakan bidang

yang berupaya agar kegiatannya diberitakan oleh media massa. Lalu yang

kedua adalah pemasaran, bagian ini merupakan teknik public relations

dalam mempromosikan kegiatan/produk, salah satu pemasaran yang

dilakukan ialah melalui iklan. Yang ketiga ialah public affairs, yang

berperan dalam membangun hubungan dengan pemerintahan dengan

komunitas local untuk kebijakan public. Selanjutnya ialah manajemen isu,

dimana berperan dalam menstabilkan opini atau isu negative yang

berkembang. Lalu juga ada ruang lingkup bagian lobi, dimana menjaga

hubungan dengan pemerintah untuk mempengaruhi peraturan dan

perundang-undangan. Ruang lingkup terakhir ialah hubungan investor,

dimana bertugas untuk membangun hubungan saling menguntungkan

dengan pemegang saham.

2.2.3 Strategi Public Relations

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan

manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk

mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

18

hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan

bagaimana taktik operasionalnya.

Menurut (Sartin, 2014) dalam artikelnya yang berjudul a new season

brings new public relations opportunities strategi public relations model

RACE dapat digunakan untuk membantu mengembangkan rencana strategi

public relations. RACE adalah singkatan dari penelitian (research),

perencanaan tindakan (research action), komunikasi (communication) dan

evaluasi (evaluation).

Penelitian (research) adalah langkah penting dalam tahap awal

semua jenis kampanye pemasaran. Beberapa hal baik yang perlu diketahui

pada tahap awal rencana PR termasuk audiens target, demografi, seperti apa

audiens itu, bagaimana mereka suka berkomunikasi, dan ke mana mereka

pergi untuk mendapatkan informasi. Ini bisa berupa TV, koran, majalah,

media sosial, dll. Langkah selanjutnya adalah perencanaan tindakan (action

planning). Di sini, rencana strategis dikembangkan dari penelitian yang

menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan dan cara terbaik

untuk menjangkau khalayak yang diinginkan dengan informasi itu.

Informasi tersebut harus bernilai berita. Perlu untuk dapat menarik perhatian

audiens yang diinginkan dan mengandung konten yang mereka dapat

menemukan nilai. Rencana yang benar-benar strategis menyelaraskan

komunikasi tidak hanya dengan tujuan rencana PR, tetapi juga dengan nilai-

nilai inti, misi, dan visi perusahaan. Langkah ketiga dalam model RACE

adalah komunikasi (communication). Ini melibatkan pengembangan

informasi dan konten dalam rencana aksi ke media yang tepat dan paling

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

19

19

efektif. Kontak media dan daftar kontak dapat menjadi sumber daya yang

sangat berharga dalam langkah ini untuk membantu mendistribusikan

informasi secara efisien. Langkah terakhir adalah evaluasi (evaluation).

Penting untuk melacak hasil kampanye pubic relations dan menganalisis

efektivitasnya. Menentukan ROI adalah cara yang baik untuk mengevaluasi

efektivitas rencana perusahaan. Untuk melakukan ini, tentu harus memantau

semua pers yang dihasilkan oleh kampanye yang dilakukan oleh perusahaan,

memperkirakan nilai pers tersebut, dan membandingkan nilai PR dengan

biaya yang terkait dengan menghasilkan PR tersebut.

Model RACE dapat menjadi panduan bermanfaat untuk

mengembangkan rencana PR strategis. Namun, penting untuk diingat bahwa

PR adalah proses yang dinamis. Itu membutuhkan perhatian dan fokus yang

konstan. Untuk hasil terbaik, keempat langkah dalam model RACE perlu

dijalankan secara terus menerus dan bersamaan.

Mengenai public relations dalam penelitian ini juga menemukan

konsep SECTOR yang ditemukan pada peneliti yang dapat digunakan

sebagai strategi strategi public relations yang dapat digunakan oleh lembaga

ataupun perusahaan dalam mengembangkan strategi public relation dengan

komponen-komponen sebagai berikut yakni service, experience,

community, technology, opportunity dan responsibility.

a) Service

Kegiatan yang diperuntukan untuk memberikan kepuasan melalui

pelayanan yang diberikan secara maksimal

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

20

b) Experience

Ini melibatkan customer dalam aktifitas serta kegiatan yang

dilakukan untuk memberikan pengalaman kepada pelanggan yang

dapat dirasakan dengan harapan pengalaman tersebut bisa

dibagikan serta direkomendasikan kepada orang lain

c) Community

Melibatkan komunitas dalam hal proses pengembangan dalam

upaya membina hubungan harmonis antara perusahaan/organisasi

dengan komunitas untuk meningkatkan kepedulian sosial

d) Technology

Sebuah perangkat teknologi yang memungkinkan setiap individu

mengumpulkan, memproses dan saling tukar menukar informasi

dengan individu lain

e) Opportunity

Merupakan kegiatan yang digunakan oleh perusahaan sebagai

peluang dan meningkatkan daya saing serta untuk menciptakan

innovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan yang berkualitas

f) Responsibility

Suatu kegiatan tanggung jawab sosial terhadap seluruh pemangku

kepentingannya terhadap lingkungan yang ada disekitar perusahaan

Public relations ialah bagian proses perubahan dan pemecahan masalah

di organisasi yang dijalankan secara ilmiah. Menurut (Scott, 2009) praktisi

public relations professional dalam melaksanakan program humas/public

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

21

21

relations dapat melakukan empat langkah kegiatan atau disebut dengan empat

langkah pemecahan masalah public relations

1. Difining Public Relations Problems (Situation Analysis)

2. Planning and Programming (Strategy)

3. Taking Action and Communicating (Implementation)

4. Evaluating The Program (Assessment)

Berikut merupakan penjabaran dari langkah pemecahan masalah public relations,

yaitu:

1. Mendefiniskan problem (defining the problem)

Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan,

opini, sikap, dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan, dan

dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Fungsi ini

menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan

problem dengan menentukan “Apa yang sedang terjadi saat ini?”

2. Perencanaan dan pemrograman (Planing and Programming)

Informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk

membuat keputusan tentang program public, strategi tujuan, tindakan

komunikasi, taktik dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan

temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi.

Langkah kedua ini akan menjawab pertanyaan “Berdasarkan apa kita

tahun tentang situasi, dan apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus

kita ubah dan apa yang harus kita katakan?”

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

22

3. Mengambil tindakan dan berkomunikasi (taking action and

communicating)

Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi dan

komunikasi yang didesain untuk mencapau tujuan spesifik untuk masing-

masing public dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam

langkah ini adalah “Siapa yang harus melakukan dan menyampaikan, dan

kapan, dimana dan bagaimana caranya?”

4. Mengevaluasi program (evaluating the program)

Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas

persiapan, implemantasi dan hasil dari program. Penyesuaian akan

dilakukan sembari program diimplemantasikan, dan didasarkan pada

evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau

tidak. Program akan dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab

pertanyaan “Bagaimana keadaan kita sekarang atau seberapa baik langkah

yang telah kita lakukan?”

Dari penjabaran teori diatas, dapat disimpulkan dalam empat langkah

pemecahan masalah tersebut langkah pertama ialah defining the problem, dimana

fungsi ini merupakan dasar dalam megikuti langkah untuk penyelesaian masalah.

Sehingga harus tahu apa permasalahan yang sedang terjadi. Lalu langkah kedua

ialah planning and programming, dalam langkah ini hal yang dilakukan ialah

merancang langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

Langkah ketiga yakni taking action dan communicating, tahap ini merupakan

implementasi dari strategi atau langkah-langkah yang telah dirancang pada

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

23

23

langkah kedua. Pada tahap akhir ialah evaluating the program, dimana tahap ini

merupakan tahapan penilaian hasil yang menilai berhasil atau tidaknya suatu

program.

Masing-masing langkah yang diterapkan dalam teori tersebut merupakan

hal yang sangat penting untuk dilakukan. Namun semua proses tersebut harus

dimulai dengan pengumpulan data untuk mendiagnosis masalah. Langkah pertama

merupakan permulaan yang akan memandu untuk langkah berikutnya. Pada

praktiknya, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi tidak dapat

dipisahkan. Karena proses ini berkelanjutan dan bersifat siklis, lalu diaplikasikan

dalam pengaturan dinamis. Dalam aktifitas public relations dikenal juga dengan

istilah yang dapat digunakan dan dilakukan untuk mempromosikan perusahaan

ataupun lembaga melalui sebagai berikut:

a. Media Relations

Menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi

melalui berbagai media mengenai kegiatan perusahaan atau

organisasi yang pantas untuk diketahui oleh public. Setelah itu,

menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif

secara lebih luas dari masyarakat

b. Advertorial

Menginformasikan sesuatu kepada public atau menarik perhatian,

sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan citra positif

melalui suatu proses dari yang tidak tahu menjadi tahu, setelah

tahu menjadi suka, dan kemudian diharapkan timbul sesuatu yaitu

berupa citra.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

24

c. Social Media

Menginformasikan sesuatu mengenai perusahaan kepada public

menggunakan situs jejaraing sosial media seperti facebook, twitter,

youtube yang dapat meningkatkan eksposur brand yang ada

d. News

Upaya menciptakan berita melalui press release, news letter dan

bulletin.

e. Brochures and catalogues

Yakni sebuah brosur atau katalog yang dapat digunakan atau

dikirim kepada public yang dapat membantu pelanggan menerima

informasi mengenai produk serta layanan yang diberika oleh brand.

Brosur dan katalog dirancang dengan benar untuk memberikan

kepercayaan kepada pelanggan untuk mengarahkan para pelanggan

ke situs web atau store tentunya.

f. Business Events

Merancang acara tertentu atau peristiwa khusus (special event)

yang dipilih dalam jangka waktu, tempat dan objek tertentu yang

khusus untuk mempengaruhi opini public.

g. Speaking Engagements

Yakni sebagai kegiatan untuk membangun reputasi bisnis dan

menarik pelanggan baru dengan menjadi pembicara misalnya atau

dengan membangun reputasi sebuah brand hanya dengan

memasukan nama brand atau logo pada daftar acara untuk

memberikan peluang jaringan yang lebih luas.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

25

25

h. Sponsorships or partnership

Membantu membangun perasaan itikad baik dal loyaltas terhadap

brand. Kemitraan atau partnership dapat membantu pelanggan

mengidentifikasi merek dengan praktik bisnis serta etika yang baik.

i. Employee relations

Mempromosikan keterlibatan dan menanamkan rasa bangga dalam

perusahaan

j. Community relations

Mengadakan kontak sosial dengan suatu kelompok masyarakat

guna untuk menjaga hubungan baik (community relation and

humanity relation) serta tentu aspek tanggung jawab sosial

perusahaan dan tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi

organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian

terhadap masyarakat untuk mencapai sukses dalam memperoleh

simpati atau empati dari khalayak.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

pertama publications yakni merupakan kegiatan menyebarluaskan

informasi tentang kegiatan perusahaan melalui media relations.

Yang kedua advertorial yakni menginformasikan sesuatu kepada

public atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan

memperoleh tanggapan citra positif. Yang ketiga social media yaitu

menginformasikan suatu informasi mengenai perusahaan yang

berkaitan kepada public menggunakan situs jejaraing sosial. Yang

keempat adalah news yakni kegiatan untuk menciptakan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

26

pemberitaan seperti press release, news letter dan bulletin. Yang

kelima brochures and catalogues yang dapat digunakan atau

dikirim kepada public yang dapat membantu pelanggan menerima

informasi mengenai produk serta layanan yang diberikan oleh

brand. Yang keenam Business events Merancang acara tertentu

atau peristiwa khusus (special event) yang dipilih dalam jangka

waktu, tempat dan objek tertentu yang khusus untuk

mempengaruhi opini public. Yang ketujuh speaking engagements

dengan kegiatan seperti untuk membangun reputasi bisnis dan

menarik pelanggan baru. Yang kedelapan sponsorships or

partnership untuk membantu membangun perasaan itikad baik dan

loyaltas terhadap suatu brand. Yang kesembilan employee relations

yakni dengan mempromosikan keterlibatan dan menanamkan rasa

bangga dalam perusahaan terhadap karyawan. Serta yang terakhir

yang kesepuluh adalah community relations yakni seperti

mengadakan kontak sosial dengan suatu kelompok masyarakat

guna untuk menjaga hubungan baik (community relation and

humanity relation) serta tentu aspek tanggung jawab sosial

perusahaan dan tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi

organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian

terhadap masyarakat untuk mencapai sukses dalam memperoleh

simpati atau empati dari khalayak juga tentunya.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

27

27

2.2.4 Brand

The American Marketing Association (AMA) mendefinisikan brand

sebagai nama, ekspresi, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari

semuanya, yang digunakan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari

satu atau sekelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari para

pesaingnya (Keller K. L., 2013). Lalu menurut (Aaker, Manajeme Ekuitas

mErek, 1997) brand/merek adalah nama dan/symbol yang bersifat

membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud

mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah

kelompok penjual tertent, dengan demikian membedaknnya dari barang-

barang dan jasa yang dihasilkan para competitor.

2.2.4.1 Brand Image

Menurut (Keller P. K., 2006) brand image adalah “the

perceptions and belief held by customers, as refkected in the

associations held in consumer memory”.

Menurut (Aaker, Managing Brand Equity: Capitalizing On

The Value Of Brand Name, 1991) brand image merupakan

serangkaian asosiasi yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu

brand, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna. Hubungan

terhadap suatu brand akan semakin kuat jika didasarkan pada

pengalaman dan mendapat banyak informasi.

Brand image adalah kesan keseluruhan dalam bentuk

konsumen yang terbentuk dari semua sumber. Konsumen

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

28

mengembankan berbagai asosiasi dengan merek. Berdasarkan asosiasi

ini, mereka membentuk brand image. Ide dibalik brand image adalah

bahwa konsumen tidak hanya membeli produk atau jasa tetapi juga

citra yang terkait dengan produk atau jasa.

Konsumen lebih sering membeli produk dengan brand yang

terkenal karena merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang sudah

dikenal, adanya asumsi bahwa brand terkenal lebih dapat diandalkan,

selalu tersedia dan mudah dicari, dan memiliki kualitas yang tidak

diragukan, sehingga brand lebih dikenal lebih sering dipilih konsumen

dari pada brand yang tidak.

2.2.4.2 Brand Equity

Menurut (Aaker, Manajemen Ekuitas Merek, 1997) Ekuitas

merek adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang berkaian

dengan suatu merek, nama dan simbolnya. Yang menambah atau

mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada

perusahaan atau para pelanggan perusahaan Aset dan liabilitas yang

menjadi dasar ekuitas merek akan berbeda antara satu konteks dengan.

konteks lainnya. Namun, keduanya bisa dikelompokkan ke dalam lima

kategori antara lain kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas,

loyalitas merek dan asset hak milik merek.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

29

29

2.2.4.3 Peningkatan Brand Equity

Secara umum, usaha untuk meningkatkan ekuitas suatu merek

dilakukan melalui pilihan yang positif atas identitas merek (yaitu

pemilihan nama merek atau logo yang baik). Namun usaha yang

paling sering dilakukan adalah melalui program pemasaran dan

komunikasi pemasaran, agar tercipta asosiasi yang mendukung, kuat,

dan unik di benak konsumen antara merek dengan atribut/manfaatnya

(Shimp, 2003: 14)

2.2.5 Definisi dan Konsepsi Pemasaran

Pengertian dari pemasaran menurut (Kotler, 2006) dibagi menjadi

dua aspek yaitu sosial dan manajerial. Definisi sosial lebih diarahkan pada

aturan pemasaran yang digunakan dalam masyarakat, dimana seorang

pemasaran menyebutkan hal itu sebagai sebuah aturan untuk “memberikan

sebuah standar hidup yang lebih tinggi”. Secara lengkap menurut aspek

sosial pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial antara individual

maupun kelompok di dalam mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya

melalui penciptaan (creating), penawaran (offering) dan kebebasan tukar

menukar (freely exchanging) produk dan jasa satu sama lain. Sedangkan

secara manajerialnya pemasaran didefinisikan sebagai “seni menjual

produk”. Namun, kita akan dikejutkan bahwa pada dasarnya bagian

terpenting di dalam pemasaran adalah bukan penjualan itu sendiri.

Penjualan hanya merupakan sebagian kecil dari pemasaran.

Menurut Cravens (Cravens, Strategic Marketing 8th ed, 2006)

strategi pemasaran adalah sebuah proses pengembangan strategi yang

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

30

ditentukan oleh pasar, memperhatikan keadaan business yang selalu

berubah-ubah dan kebutuhan untuk meningkatkan nilai customer lebih baik

lagi.

2.2.5.1 Definisi Pemasaran

Menurut (Kotler, 2006) ada 10 macam entity dalam

pemasaran, yaitu:

Barang (Goods), barang fisik merupakan bagian utama dari

kebanyakan perusahaan-perusahaan dan pemasaran. Bukan hanya

perusahaan yang memasarkan barangnya, tapi melalui internet,

bahkan sampai masing- masing individu juga bisa secara efektif

memasarkan barangnya.

Jasa (Services), berhubungan dengan kemajuan ekonomi,

pertumbuhan proporsi dari aktivitas manusia berfokus kepada

penyediaan jasa. Penyediaan jasa tersebut termasuk di dalamnya

adalah jasa penerbangan, hotel, rental mobil, pangkas rambut, ahli

kecantikan, perawatan barang, sama juga dengan profesional yang

bekerja di dalam perusahaan seperti akuntan, bankir, pengacara,

mekanik, dokter, programmer, dan konsultan. Banyak pasar yang

menawarkan produk yang terdiri dari campuran barang dan jasa,

contohnya restoran cepat saji.

Acara (Events), para pemasar mempromosikan event yang

berdasarkan waktu, seperti pameran perdagangan terbesar,

penampilan artistik,

atau benefit. Pemasar sosial selalu sibuk mempromosikan sebuah

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

31

31

ide seperti ”Seorang teman tidak akan dan perayaan perusahaan.

Event olah raga dunia seperti Olimpiade dan Piala Dunia juga

dipromosikan dengan agresif baik kepada perusahaan maupun

kepada penggemar.

Pengalaman (Experiences), dengan menggabungkan beberapa

barang dan jasa, sebuah perusahaan dapat membuat, mementaskan,

dan memasarkan pengalaman. Walt Disney World’s Kingdom

menampilkan experiental pemasaran: Konsumen mengunjungi

kerajaan dongeng, kapal bajak laut atau rumah hantu. Begitu juga

Hard Rock Café, dimana konsumen dapat menikmati hidangan

mereka atau melihat konser band yang sedang pentas. Pasar untuk

customize experiences juga ada, contohnya menghabiskan

seminggu di kamping baseball Bersama beberapa mantan pemain

baseball, mendaki pegunungan Himalaya dan lain-lain

Orang (Persons), memasarkan selebriti adalah suatu bisnis besar.

Sekarang ini, setiap artis besar memiliki agennya sendiri, seorang

manajer pribadi, sama dengan public relation agency. Para artis,

pemusik, CEO, dokter, pengacara elit dan ahli keuangan, dan

profesional lainnya juga tertolong oleh pemasaran celebrity.

Menurut konsultan manajemen Tom Peters, dia adalah ahli dalam

self branding, dan menasihatkan setiap orang untuk menjadi

sebuah ”brand”.

Tempat (Places), kota-kota, negara-negara, regional-regional, dan

seluruh negara bertanding secara aktif untuk menarik para turis,

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

32

industri, kantor pusat perusahaan, dan warga. Pemasar tempat

termasuk diantaranya adalah spesialis pembangunan ekonomi, agen

perumahan, bank komersil, advertising dan public relation agency.

Properti (Properties), properti adalah hak intangible dari

kepemilikan baik untuk kepemilikan properti ataupun kepemilikan

harta. Properti itu dibeli dan dijual, dan ini memerlukan pemasaran.

Organisasi (Organizations), organisasi secara aktif bekerja untuk

membangun kekuatan, favorable, dan image yang unik di dalam

pikiran setiap target publik mereka.

Informasi (Information), informasi dapat dihasilkan dan

dipasarkan sebagai produk. Ini yang mendasari apa yang

diproduksi dan didistribusikan oleh sekolah dan universitas dalam

sebuah harga kepada orang tua, murid, dan komunitas.

Ide (Ideas), setiap market juga menawarkan ide dasar. Charles

Revson dari Revlon mengamati “Di dalam pabrik kita membuat

kosmetik, di toko kita menjual harapan”. Barang dan jasa adalah

suatu platform untuk mengirim beberapa ide membiarkan

temannya menyetir sambil mabuk” dan ”Sebuah pikiran adalah

sebuah hal yang sangat parah untuk disia- siakan”.

2.2.5.2 Konsepsi Pemasaran

Konsep pemasaran muncul pada pertengahan 1950.

Bukannya sebagai berpusat pada sebuah produk, filosofi

membuat-dan-menjual, perubahan bisnis kearah customer-

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

33

centered, filosofi indera dan respon. Bukannya memburu,

pemasaran adalah “gardenin”. (Philip Kotler, 2006). Konsep

pemasaran memegang kunci untuk mencapai tujuan organisasi

yang terdiri dari menjadi lebih efektif dari pesaing dalam

membuat, mengantar dan mengkomunikasikan nilai konsumen

yang tinggi dari tujuan pasar yang telah dipilih.

Theodore Levitt dari Harvard menggambarkan sebuah

perspektif perbedaan antara konsep menjual dan konsep

pemasaran. Menurutnya dalam konsep menjual lebih fokus kepada

kebutuhan dari penjual sedangkan konsep pemasaran lebih fokus

kepada kebutuhan dari pembeli. Konsep menjual lebih

dikhususkan kepada kebutuhan penjual untuk merubah produknya

menjadi uang, sedangkan konsep pemasaran lebih kepada ide

untuk memuaskan kebutuhan konsumen melalui produk dan

seluruh bagiannya yang diasosiasikan dengan menciptakan,

mengirim, dan akhirnya mengkonsumsi produk tersebut. (Levitt,

1981)

Menurut Cravens (Cravens, Strategic Marketing, 2006)

konsep pemasaran telah mengajukan customer focus untuk

setengah abad. Ada beberapa persamaan antara konsep pemasaran

dan konsep berorientasi pada pasar, meskipun pendahulunya

menyatakan penekanan fungsi pemasaran. Perbedaan terpenting

adalah market orientation lebih dari sebuah filosofi sejak market

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

34

orientation terdiri dari proses pengiriman nilai-nilai customers.

Konsep pemasaran dimulai dari keinginan customer, menentukan

mana yang perlu dipenuhi, dan melibatkan seluruh organisasi di

dalam proses untuk memenuhi kebutuhan customers.

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka akan

dijelaskan lebih lanjut mengenai konsep strategi marketing

komunikasi yang terdapat pada Integrated Marketing

Communication yakni Personal Selling, Publicity, Advertising,

Sales Promotion, Sponsorship Marketing, Point-of-purchase

Communication dalam membangun ekuitas brand

Kata Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu

“stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti

memimpin. Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah

memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya

pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep

militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal (The

Art of General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk

memenangkan peperangan. Dalam strategi ada prinsip yang harus

dicamkan, yakni “Tidak ada sesuatu yang berarti dari segalanya

kecuali mengetahui apa yang akan dikerjakan oleh musuh, sebelum

mereka mengerjakannya.”

Penjelasan mengenai strategi menurut Onong Uchjana

berpendapat bahwa “Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan

dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

35

Telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam komunikasi

terdapat beberapa komponen yang mendukung berjalannya proses

komunikasi. Berbagai literatur menyatakan bahwa terdapat sebuah

paradigma atau formula yang sering digunakan untuk mengetahui

komponen-komponen komunikasi. Paradigma atau formula itu

adalah paradigma atau formula yang dikemukakan oleh Harold D.

Lasswell. Melalui paradigma atau formula yang telah

dirumuskannya, Harold D. Lasswell mencoba untuk memberikan

penjelasan kepada kita bahwa untuk mengetahui apa saja yang

menjadi komponen-komponen komunikasi maka harus menjawab

beberapa pertanyaan seperti Who Says What In What Channel To

Whom With What Effect.

Jika kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu maka dapat

kita ketahui komponen-komponen komunikasi yaitu komunikator,

pesan, media atau saluran komunikasi, khalayak, dan efek.

Penjelasan secara lebih detil tentang paradigma atau formula

Lasswell ini pun telah digambarkan ke dalam sebuah model

komunikasi yaitu model komunikasi Lasswell.

Formula Lasswell ini tidak luput dari kritik yang salah

satunya datang dari Gerhard Maletzke. Maletzke menyatakan

bahwa paradigma atau formula yang dikemukakan oleh Lasswell

tidak mempertimbangkan hal yang sangat penting yakni tujuan

yang akan dicapai oleh komunikator. Tidak sedikit ahli yang

menyatakan bahwa tujuan komunikasi hendaknya dinyatakan

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

36

secara eksplisit karena tujuan komunikasi berkaitan erat dengan

khalayak sasaran dalam strategi komunikasi.

2.2.6 Strategi Komunikasi Pemasaran

Strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan

mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Strategi

didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap

lingkungannya sepanjang waktu (Tjiptono, 2008)

2.2.6.1 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi adalah proses dimana pemikian dan pemahaman

disampaikan antar individu atau antara organisasi dengan individu

(Shimp, 2003). Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan

menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran.

Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman

disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan individu.

Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan

organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai antara mereka dengan

pelanggannya (Terence A. Shimp, 2001). Tentu saja, pemasaran lebih

umum pengertiannya dari pada komunikasi pemasaran, namun

kegiatan pemasara banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika

digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan

semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

37

terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang

disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya

2.2.6.2 Integrated Marketing Communication (IMC)

Komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing

Communication (IMC) adalah proses pengembangan dan

implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasive kepada

pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan IMC

adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada prilaku

khalayak sasaran yang dimilikinya (Shimp: 2003)

2.2.6.3 Bentuk Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

1. Penjualan Perorangan (Personal Selling)

(Terence A. Shimp 2004) dalam bukunya menjelaskan bahwa,

“Penjualan perorangan (personal selling) adalah suatu bentuk

komunikasi orang per orang dimana seorang wiraniaga

berhubungan dengan calon pembeli dan berusaha

mempengaruhi agar mereka membeli produk atau jasa

perusahaannya”.

2. Publisitas (Publicity)

Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar

yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai

berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode

yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

38

tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi

tersebut (Cutlip 2011)

3. Periklanan (Advertising)

Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpribadi dan promosi

ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu (Kotler &

Armstrong, 2006)

4. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau

penjualan sebuah produk atau jasa (Kotler & Armstrong, 2006)

5. Pemasaran Sponsorship (Sponsorship Marketing)

Adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek

dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu dari merek

dengan kegiatan tertentu (Shimp, 2003)

6. Komunikasi Tempat Pembelian (Point-of-Purchase

Communication)

Komunikasi di tempat pembelian (point-of-purchase

communication) adalah komunikasi yang melibatkan peraga,

poster, tanda, dan berbagai materi lain yang didesain untuk

mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat

pembelian (Shimp, 2003)

2.2.7 Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antarbudaya mengacu pada komunikasi antar orang-

orang dari kultur yang berbeda, antar orang-orang yang memiliki

kepercayaan, nilai atau cara berprilaku kultur yang berbeda. Menurut

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

39

(Samovar, Komunikasi Lintas Budaya, 2010) komunikasi antarbudaya

terjadi bila pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima

pesannya adalah anggota dari suatu budaya lain. Komunikasi antarbudaya

terjadi ketika anggota dari budaya tertentu memberikan pesan kepada

anggota dari budaya lain, lebih tepatnya komunikasi antarbudaya

melibatkan interaksi antara orang-orang yang persepsi budaya dan

simbolnya berbeda dalam suatu komunikasi.

2.2.7.1 Pengertian Budaya

Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan

pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna,

hierarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam

semesta, objek-objek materi, dam milik yang diperoleh

sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha

individu dan kelompok.

Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan karena

budaya tidak hanya menentukan siapa berbicara kepada siapa,

tentang apa, dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia

miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya untuk pengirim,

memperhatikan dan menafsirkan pesan. Budaya merupakan

sekumpulan elemen subjektif dan objektif yang dibuat oleh

manusia yang di masa lampau telah meningkatkan kemungkinan

untuk bertahan hidup (Rika, 2018)

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

40

2.2.7.2 Perspektif Etika Dalam Budaya

Etika antarbudaya merujuk kepada penilaian yang berfokus

kepada “Tingkat kebenaran dan kesalahan, kebaikan dan kejahatan,

dan kewajiban dalam perilaku manusia”. Etika berusaha untuk

“menyediakan alat untuk membuat keputusan moral yang sulit

dalam kehidupan pribadi maupun profesi kita”. Pilihan-pilihan

tersebut menjadi sulit ketika etika bertabrakan, seperti yang biasa

terjadi dalam interaksi antarbudaya (Samovar, Komunikasi Lintas

Budaya, 2010).

2.2.7.3 Individualisme dan Kolektivisme dalam Komunikasi

Antarbudaya

Individualisme: Tujuan pribadi seseorang menjadi prioritas

dibandingkan kesetiaan terhadap kelompok, seperti keluarga atau

majikan. Kesetiaan seorang individualis terhadap suatu kelompok

sangat kecil, mereka kadang merasa menjadi bagian dari banyak

kelompok dan cenderung mengganti keanggotaan mereka jika hal itu

cocok bagi mereka, seperti contohnya meninggalkan suatu jenis

pekerjaan untuk yang lainnya.

Kolektivisme: Penekanan terhadap (a) pandangan, kebutuhan,

dan tujuan kelompok-dalam dibandingkan diri sendiri (b) norma dan

kewajiban sosial yang ditentukan oleh kelompok-dalam dibandingkan

untuk bersenang-senang (c) kepercayaan yang dianut dalam

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

41

kelompok-dalam yang membedakan pribadi dalam kelompok-dalam

(d) kesediaan untuk bekerja sama dengan anggota kelompok-dalam

2.2.7.4 Karakteristik Budaya

(Samovar, Komunikasi Lintas Budaya, 2010) menuliskan terdapat

beberaoa karakteristik budaya yaitu sebagai berikut:

1. Budaya itu dipelajari: Setiap individu mempelajari budaya

sejak ia lahir, budaya yang ia pelajari dalat berasal dari

Pendidikan keluarga, organisasi, sekolah, media massa dan

sebagainya.

2. Budaya itu dibagi: Cara penyebaran budaya dapat melalui

cerita, karya seni, teman dan sebagainya. Konsep dan ide

seseorang dibagikan dalam antar anggota budaya.

3. Budaya itu diturunkan dari generasi ke generasi: Budaya

adalah warisan sosial yang mengandung pandangan yang

sudah dikembangkan jauh sebelum kita lahir. Masyarakat kita

misalnya memiliki sejarah yang melampaui kehidupan

seseorang, pandangan yang berkembang sepanjang waktu

yang diajarkan kepada setiap generasi dan “kebenaran”

dilabuhkan dalam interaksi manusia jauh sebelum mereka

meninggal.

4. Budaya didasarkan pada symbol: Simbol budaya dapat dalam

bentuk pakaian, objek, ikon, keagamaan dan sebagainya

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

42

5. Budaya itu dinamis: Walaupun budaya itu kuat dan stabil,

namun budaya tidak pernag statis. Hal ini dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi, migrasi, peperangan dan

sebagainya

6. Budaya itu system yang terintegrasi: Feraro mengemukan

bahwa, budaya harus di ajarkan sebagai suatu kesatuan utuh,

bagian yang sampai dengan taraf tertentu, hubungan satu

sama lainnya. Ketika kita memandang budaya sebagai suatu

system yang terintegrasi kita dapat melihat bagaimana suatu

budaya tertentu cocok terkait dengan seluruh system.

2.2.7.5 Asumsi Komunikasi Antarbudaya

Menurut (Darmastuti, 2013) terdapat beberapa asumsi dasar

komunikasi antarbudaya, sebagai berikut:

1. Sebagai mahluk sosial, setiap individu akan bersosialisasi dengan

individu yang lainnya.

2. Perbedaan latar belakang budaya juga menimbulkan ketidakpastian

dalam proses komunikasi antar komunikator dan komunikan.

3. Latar belakang budaya yang dimiliki oleh setiap individu akan

mempengaruhi ndividu tersebut dalam berkomunikasi.

4. Pemahaman terhadap budaya lain menjadi satu hal yang penting

dalam membangun komunikasi yang efektif.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

43

2.2.7.6 Hambatan Komunikasi Antarbudaya

Terdapat tiga hal yang menghambat komunikasi

antarbudaya, yaitu:

1. Kendala Bahasa

Perbedaan bahasa disebabkan oleh perbedaaan makna dan

setiap symbol yang digunakan dalam bahasa, baik dalam

bahasa verbal dan bahasa non-verbal

2. Perbedaan Nilai

Perbedaan nilai disebabkan oleh perbedaan ideologi dan

idealism yang dimiliki oleh setiap budaya, yang kemudian

tertanam oleh setiap individu tersebut.

3. Perbedaan Pola Perilaku Budaya

Perbedaan pola perilaku disebabkan oleh ketidakmampuan

masyarakat memahami dan menerjemahkan pola perilaku

masyarakat lain ataupun kebiasaan-kebiasaan yang berbeda

dengan pola perilaku mereka

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima

44