BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu (State of ... · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1...
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima buah jurnal Jurnal yang
diperoleh merupakan jurnal yang membahas tentang brand, serta
membandingkannya dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian
ini disertakan jurnal international dan jurnal lokal terdahulu yang berhubungan
dengan konsep penelitian. Dari kelima jurnal yang digunakan, peneliti
membandingkan persamaan dan perbedaan objek serta hasil jurnal dengan
penelitian peneliti yang berjudul “Strategi Public Relations Dalam Membangun
Brand Image PT. Toyota-Astra Motor Indonesia”. Berikut beberapa jurnal dari
penelitian terdahulu:
8
Tabel 2. 1 State of the arts
Peneliti Judul dan Jurnal Metode Hasil Penelitian Perbandingan
Kingsley
Agyapong,
M.K,
Twun-
Ampomah,
Augustine
Acheampon
g
(May 2015)
Using Public
Relations Tools to
Build Image of
Tertiary Institutions
International
Reseearch Jurnal of
Marketing and
Economics, Volumes
2
Kualitatif Public Relations
sangat penting di
institusi Pendidikan.
Pubic relations tools
dapat digunakan untuk
membangun hubungan
yang sehat dengan
public dan membenahi
rumor atau cerita yang
merugikan institusi.
Public relations tools
terbagi atas: Speech,
Sponsorship, Events,
Corporate Advertising,
Press Release,
Websites, Internal
Publications dan
Notice Boards
Pada penilitian ini
memiliki kesamaan
dalam membahas
mengenai brand.
Namun perbedaan dari
penelitian sebelumnya,
menggunakan pr tools
untuk membangun
image institutions,
sedangkan penelitian
ini menggunakan
strategi public
relations dalam rangka
membangun brand
Lenka
Mikacova,
Petra
Gavlakova
(2014)
The Role of Public
Relations in
Branding
Procedia – Journal
Social and
Behavioral Science
110, 832 - 840
Kualitatif Public relations
mempengaruhi hasil
bisnis melalui
komunikasi secara
kredibel.
Meningkatkan
pemahaman kesadaran
dan komitmen
terhadap suatu merek
melalui public
relations ialah
merupakan bagian dari
strategi yang ditujukan
untuk
Penelitian sebelumnya
membahas mengenai
public relations dalam
branding. Namun
penelitian ini
sebelumnya berfokus
pada peran public
relations, sedangkan
penelitian ini berfokus
pada strategi oleh
public relations dalam
membangun brand.
9
9
mempertahankan dan
meningkatkan standar
kinerja dan
kredibilitas.
Silvia Elena
LACOB
(2015)
Promoting
Corporate Image by
Communications and
PR Strategy
Valahian Journal of
Economic Studies
2015
Kualitatif Image merupakan hal
yang tidak mudah
untuk dibangun,
namun mudah untuk
dihancurkan. Public
relations harus dapat
mengatur alur
komunikasi antara
perusahaan dengan
publiknya terutama
public eksternal seperti
media melalui
berbagai strategi yang
direncanakan
Penelitian ini
membahas mengenai
strategi yang dapat
digunakan oleh public
relation dalam
membangun brand
image perusahaan.
Namun penelitian
sebelumnya hanya
berfokus pada strategi
komunikasi terhadap
pemahaman kesadaran
dan komitmen akan
suatu brand.
Sedangkan penelitian
ini berfokus pada
strategi komunikasi
public relation untuk
membangun brand
image
Georgios
Tsimonis
Sergios
Dimitriadis
(2014)
Brand Strategies in
Social Media
Emerald Insight
Journal of Marketing
Inteligence &
Plannin Vol 32
(2014)
Kualitatif Semakin cepatnya
penetrasi social media
pada masyarakat,
perusahaan tentu
memanfaatkannya
sebagai kegiatan
pemasaran dan
membangun brand
nya. Jurnal ini
membahas tentang
langkah eksploratif
Kedua penelitian ini
membahas tentang
branding. Namun
penelitian sebelumnya
membahas mengenai
langkah branding
dengan menggunakan
social media tools,
sedangkan penelitian
ini membahas
mengenai langkah
10
yang digunakan
perusahaan dalam
memanfaatkan media
social mulai dari
membuat kegiatan
yang berinteraksi
dengan konsumen,
mempromosikan
produk hingga
meningkatkan
popularitas brand
perusahan dalam
channel media sosial
membangun brand
dengan menggunakan
strategi public
relations.
Nur
Kholisoh
dan Yenita
(2015)
Strategi Komunikasi
Public Relations dan
Citra Positif
Organisasi (Kasus
Public Relations
Rumah Sakit “X” di
Jakarta)
Kualitatif Melakukan pendekatan
hubungan baik melalui
strategi edukatif-
informatif dalam
menyampaikan berita
dan informasi kepada
masyarakat.
Komunikasi yang
dilakukan dalam
bentuk komunikasi dua
arah dengan
memegang prinsip
keerbukaan serta
memberikan
pemahaman untuk
meningkatkan citra di
depan public internal
dan eksternal.
Hubungan antara
strategi PR dengan
punlik memperlihatkan
bahwa strategi PR
Kedua penelitian ini
sama-sama membahas
mengenai strategi
public relations dalam
membangun brand.
Namun pada penelitian
sebelumnya focus
kepada tujuan
meningkatkan citra di
mata public internal
dan eksternal,
sedangkan pada
penelitian ini lebih
memfokuskan kepada
public eksternal saja
11
11
memiliki hubungan
yang positif dengan
opini publiknya,
dimana terlihat bahwa
PR berhasil dalam
membangun citra
positif dimata public
serta strateginya dalam
menyampaikan
informasi
2.2 Kerangka Teoritis
2.2.1 Konsep Komunikasi
Willliam Albig (Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen
Komunikasi, 2009) mengatakan komunikasi adalah proses sosial, dalam arti
pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan
pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk prilaku manusia dan
adat kebiasaan. Menurut Delton E dan Mc Farland (Suprapto, Pengantar
Teori dan Manajemen Komunikasi, 2009) mengatakan komunikasi adalah
suatu proses interaksi yang mempunyai arti antar sesama manusia.
Sedangkan menurut Cooley (Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen
Komunikasi, 2009) komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan
antarmanusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan
membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.
Berdasarkan beberapa teori yang diungkapkan oleh para ahli diatas,
dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses interaksi sosial
12
antar manusia melalui penyampaian pesan yang memiliki arti dan
berpengaruh terhadap prilaku manusia.
2.2.2 Public Relations
Menurut Fraser P. Seitel yang dikuti dalam buku “Dasar-dasar
public relations” mengatakan Public Relations merupakan fungsi
manajamen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur
komunikasi, pengertian, dukungan serta kerjasama suatu organisasi/
perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani masalah-
masalah atau isu-isu manajemen. PR membantu manajemen dalam
penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini public. PR secara efektif
membantu manajemen memantau berbagai perubahan. (Soemirat, 2008)
Public Relations ialah interaksi dan menciptakan opini public
sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan
merupakan profesi yang professional dalam bidangnya karena merupakan
faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan cara
tepat dan dengan secara terus menerus karena public relations merupakan
kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Rumanti, 2002).
Sementara dari teori yang juga terdapat dalam buku (Morrisan,
Manajemen Public Relations Strategi menjadi Humas Professional, 2008),
Dominic menjabarkan definisi dari public relations terdapat dalam beberapa
poin. Menurut Dominic, hal-hal yang harus dilakukan public relations
mencakup:
13
13
1. Public relations memiliki kaitan erat dengan opini public
Praktisi PR berupaya memengaruhi public untuk memberikan opini
yang positif bagi organisasi atau perusahaan, namun PR juga harus
mengumpulkan informasi dari khalayak, menginterpretasikan dan
melaporkan kepada manajemen jika informasi tersebut berpengaruh
kepada keputusan menajemen
2. Public relations memiliki kaitan erat dengan komunikasi
Praktisi PR memiliki tanggung jawab dalam menjelaskan tindakan
perusahaan kepada khalayak yang berkepentingan dengan organisasi
atau perusahaan. Praktisi PR harus peduli terhadap pikiran dan
perasaan khalayak terhadap organisasi. Public Relations menjadi
penghubung antara organisasi dengan khalayaknya. Organisasi pada
dasarnya berhubungan dengan berbagai macam khalayak.
3. Public relations merupakan fungsi manajemen
Public relations berfungsi untuk membantu manajemen dalam
menetapkan tujuan yang ingin dicapai serta menyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan. Public relations juga berfungsi
sebagi pemberi saran/masukan kepada manajemen
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan public relations
adalah fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara public dengan
organisasi atau perusahaan melalui komunikasi dua arah. Dimana
tujuannya ialah membantu manajemen untuk mencapai tujuan organisasi,
serta mempengaruhi khalayak.
14
2.2.1.1 Fungsi Public Relations
Fungsi Public relations ialah sebagai metode berkomunikasi
dan sebagai perwujudan dari suatu kegiatan komunikasi yang berperan
dalam menjaga hubungan baik dengan khalayak luar maupun bagian
internal organisasi/perusahaan. Menurut (Morrisan, Manajemen
Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, 2008) terdapat
ruang lingkup pekerjaan humas yang dibagi menjadi enam bidang
pekerjaan, yaitu:
a. Publisitas
Publisitas merupakan kegiatan yang kerap dilakukan oleh public
relations. Publisitas merupakan upaya orang atau organisasi agar
kegiatannya diberitakan media massa. Publisitas lebih
menekankan pada proses komunikasi satu arah sedangkan public
relations ialah komunikasi dua arah. Publisitas merupakan
metode yang tidak dapat dikontrol public relations dalam hal
penempatan pesan di media massa karena sumber tidak
membayar media untuk memuat berita bersangkutan. Pekerjaan
public relations lainnya terkait dengan publisitas ialah “press
agentry” yaitu suatu kegiatan yang menampilkan peristiwa atau
rencana yang memiliki tujuan untuk menarik perhatian media
massa secara terus menerus kepada seseorang, produk atau
organisasi.
15
15
b. Pemasaran
Bagian pemasaran membutuhkan publisitas media massa untuk
produknya. Oleh karena itu, pemasaran membutuhkan fungsi
public relations untuk melakukan kegiatan tersebut. Hal itu
karena public relations lebih mengetahui bagaimana teknik
menulis untuk publikasi ke media massa dan lebih tau
bagaimana menangani wartawan dibanding orang pemasaran
sendiri. Selain itu pada bagian pemasaran juga terdapat iklan
sebagai salah satu medua pemasaran. Dimana iklan adalah alat
yang sangat penting dalam pemasaran. Bagian public relations
cukup sering menangani penempatan iklan di media massa.
c. Publik Affairs
Publik affairs merupakan bidang khusus public relations yang
membangun dan juga mempertahankan hubungan dengan
pemerintah dan komunitas lokal supaya bisa mempengaruhi
kebijakan publik. Dalam definisi tersebut terdapat dua pihak
yang menjadi fokus perhatian public affairs, yaitu pemerintah
dan masyarakat lokal. Terdapat tiga bidang kekhususan dalam
public affairs yaitu:
16
Community Relations
Bagian ini mengkhususkan khalayak mereka pada masyarakat yang
tinggal atau berada disekitar perusahaan
Government Relations
Government relations terfokus pada hubungan dengan aparat
pemerintahan
Industrial Relations
Bagian ini khusus menangani kelompok buruh atau pekerja
d. Manajemen isu
Manajemen isu merupakan upaya organisasi untuk memberikan
tanggapan atau respon yang baik terkait kecendrungan isu atau
opini public yang muncul ditengah masyarakat. Respon yang baik
dibutuhkan agar isu atau opini publik tersebut tidak berkembang ke
arah negatif ataupun menjadi sebuah konflik yang dapat merugikan
perusahaan. Untuk melihat kecendrungan isu atau opini publik
tersebut, perusahaan melakukan riset atau penelitian terhadap isu
yang muncul. Dengan itu, manajemen isu adalah segala sesuatu
yang berkenaan dengan riset kehumasan
e. Lobi
Lobi adalah bidang khusus public relations yang membangun dan
memelihara hubungan dengan pemerintah utamanya dengan tujuan
untuk memengaruhi peraturan dan perundang-undangan
17
17
f. Hubungan Investor
Definisi hubungan investor ialah bidang khusus dari humas
korporat yang membangun dan mempertahankan hubungan yang
saling menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak lainnya
dalam masyarakat keuangan untuk memaksimalkan nilai pasar.
Dari penjabaran diatas ruang lingkup public relations diatas yaitu
terdapat beberapa bidang pekerjaan seperti: publisitas, merupakan bidang
yang berupaya agar kegiatannya diberitakan oleh media massa. Lalu yang
kedua adalah pemasaran, bagian ini merupakan teknik public relations
dalam mempromosikan kegiatan/produk, salah satu pemasaran yang
dilakukan ialah melalui iklan. Yang ketiga ialah public affairs, yang
berperan dalam membangun hubungan dengan pemerintahan dengan
komunitas local untuk kebijakan public. Selanjutnya ialah manajemen isu,
dimana berperan dalam menstabilkan opini atau isu negative yang
berkembang. Lalu juga ada ruang lingkup bagian lobi, dimana menjaga
hubungan dengan pemerintah untuk mempengaruhi peraturan dan
perundang-undangan. Ruang lingkup terakhir ialah hubungan investor,
dimana bertugas untuk membangun hubungan saling menguntungkan
dengan pemegang saham.
2.2.3 Strategi Public Relations
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk
mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
18
hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan
bagaimana taktik operasionalnya.
Menurut (Sartin, 2014) dalam artikelnya yang berjudul a new season
brings new public relations opportunities strategi public relations model
RACE dapat digunakan untuk membantu mengembangkan rencana strategi
public relations. RACE adalah singkatan dari penelitian (research),
perencanaan tindakan (research action), komunikasi (communication) dan
evaluasi (evaluation).
Penelitian (research) adalah langkah penting dalam tahap awal
semua jenis kampanye pemasaran. Beberapa hal baik yang perlu diketahui
pada tahap awal rencana PR termasuk audiens target, demografi, seperti apa
audiens itu, bagaimana mereka suka berkomunikasi, dan ke mana mereka
pergi untuk mendapatkan informasi. Ini bisa berupa TV, koran, majalah,
media sosial, dll. Langkah selanjutnya adalah perencanaan tindakan (action
planning). Di sini, rencana strategis dikembangkan dari penelitian yang
menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan dan cara terbaik
untuk menjangkau khalayak yang diinginkan dengan informasi itu.
Informasi tersebut harus bernilai berita. Perlu untuk dapat menarik perhatian
audiens yang diinginkan dan mengandung konten yang mereka dapat
menemukan nilai. Rencana yang benar-benar strategis menyelaraskan
komunikasi tidak hanya dengan tujuan rencana PR, tetapi juga dengan nilai-
nilai inti, misi, dan visi perusahaan. Langkah ketiga dalam model RACE
adalah komunikasi (communication). Ini melibatkan pengembangan
informasi dan konten dalam rencana aksi ke media yang tepat dan paling
19
19
efektif. Kontak media dan daftar kontak dapat menjadi sumber daya yang
sangat berharga dalam langkah ini untuk membantu mendistribusikan
informasi secara efisien. Langkah terakhir adalah evaluasi (evaluation).
Penting untuk melacak hasil kampanye pubic relations dan menganalisis
efektivitasnya. Menentukan ROI adalah cara yang baik untuk mengevaluasi
efektivitas rencana perusahaan. Untuk melakukan ini, tentu harus memantau
semua pers yang dihasilkan oleh kampanye yang dilakukan oleh perusahaan,
memperkirakan nilai pers tersebut, dan membandingkan nilai PR dengan
biaya yang terkait dengan menghasilkan PR tersebut.
Model RACE dapat menjadi panduan bermanfaat untuk
mengembangkan rencana PR strategis. Namun, penting untuk diingat bahwa
PR adalah proses yang dinamis. Itu membutuhkan perhatian dan fokus yang
konstan. Untuk hasil terbaik, keempat langkah dalam model RACE perlu
dijalankan secara terus menerus dan bersamaan.
Mengenai public relations dalam penelitian ini juga menemukan
konsep SECTOR yang ditemukan pada peneliti yang dapat digunakan
sebagai strategi strategi public relations yang dapat digunakan oleh lembaga
ataupun perusahaan dalam mengembangkan strategi public relation dengan
komponen-komponen sebagai berikut yakni service, experience,
community, technology, opportunity dan responsibility.
a) Service
Kegiatan yang diperuntukan untuk memberikan kepuasan melalui
pelayanan yang diberikan secara maksimal
20
b) Experience
Ini melibatkan customer dalam aktifitas serta kegiatan yang
dilakukan untuk memberikan pengalaman kepada pelanggan yang
dapat dirasakan dengan harapan pengalaman tersebut bisa
dibagikan serta direkomendasikan kepada orang lain
c) Community
Melibatkan komunitas dalam hal proses pengembangan dalam
upaya membina hubungan harmonis antara perusahaan/organisasi
dengan komunitas untuk meningkatkan kepedulian sosial
d) Technology
Sebuah perangkat teknologi yang memungkinkan setiap individu
mengumpulkan, memproses dan saling tukar menukar informasi
dengan individu lain
e) Opportunity
Merupakan kegiatan yang digunakan oleh perusahaan sebagai
peluang dan meningkatkan daya saing serta untuk menciptakan
innovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan yang berkualitas
f) Responsibility
Suatu kegiatan tanggung jawab sosial terhadap seluruh pemangku
kepentingannya terhadap lingkungan yang ada disekitar perusahaan
Public relations ialah bagian proses perubahan dan pemecahan masalah
di organisasi yang dijalankan secara ilmiah. Menurut (Scott, 2009) praktisi
public relations professional dalam melaksanakan program humas/public
21
21
relations dapat melakukan empat langkah kegiatan atau disebut dengan empat
langkah pemecahan masalah public relations
1. Difining Public Relations Problems (Situation Analysis)
2. Planning and Programming (Strategy)
3. Taking Action and Communicating (Implementation)
4. Evaluating The Program (Assessment)
Berikut merupakan penjabaran dari langkah pemecahan masalah public relations,
yaitu:
1. Mendefiniskan problem (defining the problem)
Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan,
opini, sikap, dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan, dan
dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Fungsi ini
menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan
problem dengan menentukan “Apa yang sedang terjadi saat ini?”
2. Perencanaan dan pemrograman (Planing and Programming)
Informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk
membuat keputusan tentang program public, strategi tujuan, tindakan
komunikasi, taktik dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan
temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi.
Langkah kedua ini akan menjawab pertanyaan “Berdasarkan apa kita
tahun tentang situasi, dan apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus
kita ubah dan apa yang harus kita katakan?”
22
3. Mengambil tindakan dan berkomunikasi (taking action and
communicating)
Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi dan
komunikasi yang didesain untuk mencapau tujuan spesifik untuk masing-
masing public dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam
langkah ini adalah “Siapa yang harus melakukan dan menyampaikan, dan
kapan, dimana dan bagaimana caranya?”
4. Mengevaluasi program (evaluating the program)
Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas
persiapan, implemantasi dan hasil dari program. Penyesuaian akan
dilakukan sembari program diimplemantasikan, dan didasarkan pada
evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau
tidak. Program akan dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab
pertanyaan “Bagaimana keadaan kita sekarang atau seberapa baik langkah
yang telah kita lakukan?”
Dari penjabaran teori diatas, dapat disimpulkan dalam empat langkah
pemecahan masalah tersebut langkah pertama ialah defining the problem, dimana
fungsi ini merupakan dasar dalam megikuti langkah untuk penyelesaian masalah.
Sehingga harus tahu apa permasalahan yang sedang terjadi. Lalu langkah kedua
ialah planning and programming, dalam langkah ini hal yang dilakukan ialah
merancang langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
Langkah ketiga yakni taking action dan communicating, tahap ini merupakan
implementasi dari strategi atau langkah-langkah yang telah dirancang pada
23
23
langkah kedua. Pada tahap akhir ialah evaluating the program, dimana tahap ini
merupakan tahapan penilaian hasil yang menilai berhasil atau tidaknya suatu
program.
Masing-masing langkah yang diterapkan dalam teori tersebut merupakan
hal yang sangat penting untuk dilakukan. Namun semua proses tersebut harus
dimulai dengan pengumpulan data untuk mendiagnosis masalah. Langkah pertama
merupakan permulaan yang akan memandu untuk langkah berikutnya. Pada
praktiknya, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi tidak dapat
dipisahkan. Karena proses ini berkelanjutan dan bersifat siklis, lalu diaplikasikan
dalam pengaturan dinamis. Dalam aktifitas public relations dikenal juga dengan
istilah yang dapat digunakan dan dilakukan untuk mempromosikan perusahaan
ataupun lembaga melalui sebagai berikut:
a. Media Relations
Menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi
melalui berbagai media mengenai kegiatan perusahaan atau
organisasi yang pantas untuk diketahui oleh public. Setelah itu,
menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif
secara lebih luas dari masyarakat
b. Advertorial
Menginformasikan sesuatu kepada public atau menarik perhatian,
sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan citra positif
melalui suatu proses dari yang tidak tahu menjadi tahu, setelah
tahu menjadi suka, dan kemudian diharapkan timbul sesuatu yaitu
berupa citra.
24
c. Social Media
Menginformasikan sesuatu mengenai perusahaan kepada public
menggunakan situs jejaraing sosial media seperti facebook, twitter,
youtube yang dapat meningkatkan eksposur brand yang ada
d. News
Upaya menciptakan berita melalui press release, news letter dan
bulletin.
e. Brochures and catalogues
Yakni sebuah brosur atau katalog yang dapat digunakan atau
dikirim kepada public yang dapat membantu pelanggan menerima
informasi mengenai produk serta layanan yang diberika oleh brand.
Brosur dan katalog dirancang dengan benar untuk memberikan
kepercayaan kepada pelanggan untuk mengarahkan para pelanggan
ke situs web atau store tentunya.
f. Business Events
Merancang acara tertentu atau peristiwa khusus (special event)
yang dipilih dalam jangka waktu, tempat dan objek tertentu yang
khusus untuk mempengaruhi opini public.
g. Speaking Engagements
Yakni sebagai kegiatan untuk membangun reputasi bisnis dan
menarik pelanggan baru dengan menjadi pembicara misalnya atau
dengan membangun reputasi sebuah brand hanya dengan
memasukan nama brand atau logo pada daftar acara untuk
memberikan peluang jaringan yang lebih luas.
25
25
h. Sponsorships or partnership
Membantu membangun perasaan itikad baik dal loyaltas terhadap
brand. Kemitraan atau partnership dapat membantu pelanggan
mengidentifikasi merek dengan praktik bisnis serta etika yang baik.
i. Employee relations
Mempromosikan keterlibatan dan menanamkan rasa bangga dalam
perusahaan
j. Community relations
Mengadakan kontak sosial dengan suatu kelompok masyarakat
guna untuk menjaga hubungan baik (community relation and
humanity relation) serta tentu aspek tanggung jawab sosial
perusahaan dan tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi
organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian
terhadap masyarakat untuk mencapai sukses dalam memperoleh
simpati atau empati dari khalayak.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
pertama publications yakni merupakan kegiatan menyebarluaskan
informasi tentang kegiatan perusahaan melalui media relations.
Yang kedua advertorial yakni menginformasikan sesuatu kepada
public atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan
memperoleh tanggapan citra positif. Yang ketiga social media yaitu
menginformasikan suatu informasi mengenai perusahaan yang
berkaitan kepada public menggunakan situs jejaraing sosial. Yang
keempat adalah news yakni kegiatan untuk menciptakan
26
pemberitaan seperti press release, news letter dan bulletin. Yang
kelima brochures and catalogues yang dapat digunakan atau
dikirim kepada public yang dapat membantu pelanggan menerima
informasi mengenai produk serta layanan yang diberikan oleh
brand. Yang keenam Business events Merancang acara tertentu
atau peristiwa khusus (special event) yang dipilih dalam jangka
waktu, tempat dan objek tertentu yang khusus untuk
mempengaruhi opini public. Yang ketujuh speaking engagements
dengan kegiatan seperti untuk membangun reputasi bisnis dan
menarik pelanggan baru. Yang kedelapan sponsorships or
partnership untuk membantu membangun perasaan itikad baik dan
loyaltas terhadap suatu brand. Yang kesembilan employee relations
yakni dengan mempromosikan keterlibatan dan menanamkan rasa
bangga dalam perusahaan terhadap karyawan. Serta yang terakhir
yang kesepuluh adalah community relations yakni seperti
mengadakan kontak sosial dengan suatu kelompok masyarakat
guna untuk menjaga hubungan baik (community relation and
humanity relation) serta tentu aspek tanggung jawab sosial
perusahaan dan tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi
organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian
terhadap masyarakat untuk mencapai sukses dalam memperoleh
simpati atau empati dari khalayak juga tentunya.
27
27
2.2.4 Brand
The American Marketing Association (AMA) mendefinisikan brand
sebagai nama, ekspresi, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari
semuanya, yang digunakan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari
satu atau sekelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari para
pesaingnya (Keller K. L., 2013). Lalu menurut (Aaker, Manajeme Ekuitas
mErek, 1997) brand/merek adalah nama dan/symbol yang bersifat
membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud
mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah
kelompok penjual tertent, dengan demikian membedaknnya dari barang-
barang dan jasa yang dihasilkan para competitor.
2.2.4.1 Brand Image
Menurut (Keller P. K., 2006) brand image adalah “the
perceptions and belief held by customers, as refkected in the
associations held in consumer memory”.
Menurut (Aaker, Managing Brand Equity: Capitalizing On
The Value Of Brand Name, 1991) brand image merupakan
serangkaian asosiasi yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu
brand, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna. Hubungan
terhadap suatu brand akan semakin kuat jika didasarkan pada
pengalaman dan mendapat banyak informasi.
Brand image adalah kesan keseluruhan dalam bentuk
konsumen yang terbentuk dari semua sumber. Konsumen
28
mengembankan berbagai asosiasi dengan merek. Berdasarkan asosiasi
ini, mereka membentuk brand image. Ide dibalik brand image adalah
bahwa konsumen tidak hanya membeli produk atau jasa tetapi juga
citra yang terkait dengan produk atau jasa.
Konsumen lebih sering membeli produk dengan brand yang
terkenal karena merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang sudah
dikenal, adanya asumsi bahwa brand terkenal lebih dapat diandalkan,
selalu tersedia dan mudah dicari, dan memiliki kualitas yang tidak
diragukan, sehingga brand lebih dikenal lebih sering dipilih konsumen
dari pada brand yang tidak.
2.2.4.2 Brand Equity
Menurut (Aaker, Manajemen Ekuitas Merek, 1997) Ekuitas
merek adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang berkaian
dengan suatu merek, nama dan simbolnya. Yang menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada
perusahaan atau para pelanggan perusahaan Aset dan liabilitas yang
menjadi dasar ekuitas merek akan berbeda antara satu konteks dengan.
konteks lainnya. Namun, keduanya bisa dikelompokkan ke dalam lima
kategori antara lain kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas,
loyalitas merek dan asset hak milik merek.
29
29
2.2.4.3 Peningkatan Brand Equity
Secara umum, usaha untuk meningkatkan ekuitas suatu merek
dilakukan melalui pilihan yang positif atas identitas merek (yaitu
pemilihan nama merek atau logo yang baik). Namun usaha yang
paling sering dilakukan adalah melalui program pemasaran dan
komunikasi pemasaran, agar tercipta asosiasi yang mendukung, kuat,
dan unik di benak konsumen antara merek dengan atribut/manfaatnya
(Shimp, 2003: 14)
2.2.5 Definisi dan Konsepsi Pemasaran
Pengertian dari pemasaran menurut (Kotler, 2006) dibagi menjadi
dua aspek yaitu sosial dan manajerial. Definisi sosial lebih diarahkan pada
aturan pemasaran yang digunakan dalam masyarakat, dimana seorang
pemasaran menyebutkan hal itu sebagai sebuah aturan untuk “memberikan
sebuah standar hidup yang lebih tinggi”. Secara lengkap menurut aspek
sosial pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial antara individual
maupun kelompok di dalam mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya
melalui penciptaan (creating), penawaran (offering) dan kebebasan tukar
menukar (freely exchanging) produk dan jasa satu sama lain. Sedangkan
secara manajerialnya pemasaran didefinisikan sebagai “seni menjual
produk”. Namun, kita akan dikejutkan bahwa pada dasarnya bagian
terpenting di dalam pemasaran adalah bukan penjualan itu sendiri.
Penjualan hanya merupakan sebagian kecil dari pemasaran.
Menurut Cravens (Cravens, Strategic Marketing 8th ed, 2006)
strategi pemasaran adalah sebuah proses pengembangan strategi yang
30
ditentukan oleh pasar, memperhatikan keadaan business yang selalu
berubah-ubah dan kebutuhan untuk meningkatkan nilai customer lebih baik
lagi.
2.2.5.1 Definisi Pemasaran
Menurut (Kotler, 2006) ada 10 macam entity dalam
pemasaran, yaitu:
Barang (Goods), barang fisik merupakan bagian utama dari
kebanyakan perusahaan-perusahaan dan pemasaran. Bukan hanya
perusahaan yang memasarkan barangnya, tapi melalui internet,
bahkan sampai masing- masing individu juga bisa secara efektif
memasarkan barangnya.
Jasa (Services), berhubungan dengan kemajuan ekonomi,
pertumbuhan proporsi dari aktivitas manusia berfokus kepada
penyediaan jasa. Penyediaan jasa tersebut termasuk di dalamnya
adalah jasa penerbangan, hotel, rental mobil, pangkas rambut, ahli
kecantikan, perawatan barang, sama juga dengan profesional yang
bekerja di dalam perusahaan seperti akuntan, bankir, pengacara,
mekanik, dokter, programmer, dan konsultan. Banyak pasar yang
menawarkan produk yang terdiri dari campuran barang dan jasa,
contohnya restoran cepat saji.
Acara (Events), para pemasar mempromosikan event yang
berdasarkan waktu, seperti pameran perdagangan terbesar,
penampilan artistik,
atau benefit. Pemasar sosial selalu sibuk mempromosikan sebuah
31
31
ide seperti ”Seorang teman tidak akan dan perayaan perusahaan.
Event olah raga dunia seperti Olimpiade dan Piala Dunia juga
dipromosikan dengan agresif baik kepada perusahaan maupun
kepada penggemar.
Pengalaman (Experiences), dengan menggabungkan beberapa
barang dan jasa, sebuah perusahaan dapat membuat, mementaskan,
dan memasarkan pengalaman. Walt Disney World’s Kingdom
menampilkan experiental pemasaran: Konsumen mengunjungi
kerajaan dongeng, kapal bajak laut atau rumah hantu. Begitu juga
Hard Rock Café, dimana konsumen dapat menikmati hidangan
mereka atau melihat konser band yang sedang pentas. Pasar untuk
customize experiences juga ada, contohnya menghabiskan
seminggu di kamping baseball Bersama beberapa mantan pemain
baseball, mendaki pegunungan Himalaya dan lain-lain
Orang (Persons), memasarkan selebriti adalah suatu bisnis besar.
Sekarang ini, setiap artis besar memiliki agennya sendiri, seorang
manajer pribadi, sama dengan public relation agency. Para artis,
pemusik, CEO, dokter, pengacara elit dan ahli keuangan, dan
profesional lainnya juga tertolong oleh pemasaran celebrity.
Menurut konsultan manajemen Tom Peters, dia adalah ahli dalam
self branding, dan menasihatkan setiap orang untuk menjadi
sebuah ”brand”.
Tempat (Places), kota-kota, negara-negara, regional-regional, dan
seluruh negara bertanding secara aktif untuk menarik para turis,
32
industri, kantor pusat perusahaan, dan warga. Pemasar tempat
termasuk diantaranya adalah spesialis pembangunan ekonomi, agen
perumahan, bank komersil, advertising dan public relation agency.
Properti (Properties), properti adalah hak intangible dari
kepemilikan baik untuk kepemilikan properti ataupun kepemilikan
harta. Properti itu dibeli dan dijual, dan ini memerlukan pemasaran.
Organisasi (Organizations), organisasi secara aktif bekerja untuk
membangun kekuatan, favorable, dan image yang unik di dalam
pikiran setiap target publik mereka.
Informasi (Information), informasi dapat dihasilkan dan
dipasarkan sebagai produk. Ini yang mendasari apa yang
diproduksi dan didistribusikan oleh sekolah dan universitas dalam
sebuah harga kepada orang tua, murid, dan komunitas.
Ide (Ideas), setiap market juga menawarkan ide dasar. Charles
Revson dari Revlon mengamati “Di dalam pabrik kita membuat
kosmetik, di toko kita menjual harapan”. Barang dan jasa adalah
suatu platform untuk mengirim beberapa ide membiarkan
temannya menyetir sambil mabuk” dan ”Sebuah pikiran adalah
sebuah hal yang sangat parah untuk disia- siakan”.
2.2.5.2 Konsepsi Pemasaran
Konsep pemasaran muncul pada pertengahan 1950.
Bukannya sebagai berpusat pada sebuah produk, filosofi
membuat-dan-menjual, perubahan bisnis kearah customer-
33
centered, filosofi indera dan respon. Bukannya memburu,
pemasaran adalah “gardenin”. (Philip Kotler, 2006). Konsep
pemasaran memegang kunci untuk mencapai tujuan organisasi
yang terdiri dari menjadi lebih efektif dari pesaing dalam
membuat, mengantar dan mengkomunikasikan nilai konsumen
yang tinggi dari tujuan pasar yang telah dipilih.
Theodore Levitt dari Harvard menggambarkan sebuah
perspektif perbedaan antara konsep menjual dan konsep
pemasaran. Menurutnya dalam konsep menjual lebih fokus kepada
kebutuhan dari penjual sedangkan konsep pemasaran lebih fokus
kepada kebutuhan dari pembeli. Konsep menjual lebih
dikhususkan kepada kebutuhan penjual untuk merubah produknya
menjadi uang, sedangkan konsep pemasaran lebih kepada ide
untuk memuaskan kebutuhan konsumen melalui produk dan
seluruh bagiannya yang diasosiasikan dengan menciptakan,
mengirim, dan akhirnya mengkonsumsi produk tersebut. (Levitt,
1981)
Menurut Cravens (Cravens, Strategic Marketing, 2006)
konsep pemasaran telah mengajukan customer focus untuk
setengah abad. Ada beberapa persamaan antara konsep pemasaran
dan konsep berorientasi pada pasar, meskipun pendahulunya
menyatakan penekanan fungsi pemasaran. Perbedaan terpenting
adalah market orientation lebih dari sebuah filosofi sejak market
34
orientation terdiri dari proses pengiriman nilai-nilai customers.
Konsep pemasaran dimulai dari keinginan customer, menentukan
mana yang perlu dipenuhi, dan melibatkan seluruh organisasi di
dalam proses untuk memenuhi kebutuhan customers.
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai konsep strategi marketing
komunikasi yang terdapat pada Integrated Marketing
Communication yakni Personal Selling, Publicity, Advertising,
Sales Promotion, Sponsorship Marketing, Point-of-purchase
Communication dalam membangun ekuitas brand
Kata Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu
“stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti
memimpin. Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah
memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya
pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep
militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal (The
Art of General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk
memenangkan peperangan. Dalam strategi ada prinsip yang harus
dicamkan, yakni “Tidak ada sesuatu yang berarti dari segalanya
kecuali mengetahui apa yang akan dikerjakan oleh musuh, sebelum
mereka mengerjakannya.”
Penjelasan mengenai strategi menurut Onong Uchjana
berpendapat bahwa “Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan
dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.
35
Telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam komunikasi
terdapat beberapa komponen yang mendukung berjalannya proses
komunikasi. Berbagai literatur menyatakan bahwa terdapat sebuah
paradigma atau formula yang sering digunakan untuk mengetahui
komponen-komponen komunikasi. Paradigma atau formula itu
adalah paradigma atau formula yang dikemukakan oleh Harold D.
Lasswell. Melalui paradigma atau formula yang telah
dirumuskannya, Harold D. Lasswell mencoba untuk memberikan
penjelasan kepada kita bahwa untuk mengetahui apa saja yang
menjadi komponen-komponen komunikasi maka harus menjawab
beberapa pertanyaan seperti Who Says What In What Channel To
Whom With What Effect.
Jika kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu maka dapat
kita ketahui komponen-komponen komunikasi yaitu komunikator,
pesan, media atau saluran komunikasi, khalayak, dan efek.
Penjelasan secara lebih detil tentang paradigma atau formula
Lasswell ini pun telah digambarkan ke dalam sebuah model
komunikasi yaitu model komunikasi Lasswell.
Formula Lasswell ini tidak luput dari kritik yang salah
satunya datang dari Gerhard Maletzke. Maletzke menyatakan
bahwa paradigma atau formula yang dikemukakan oleh Lasswell
tidak mempertimbangkan hal yang sangat penting yakni tujuan
yang akan dicapai oleh komunikator. Tidak sedikit ahli yang
menyatakan bahwa tujuan komunikasi hendaknya dinyatakan
36
secara eksplisit karena tujuan komunikasi berkaitan erat dengan
khalayak sasaran dalam strategi komunikasi.
2.2.6 Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Strategi
didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap
lingkungannya sepanjang waktu (Tjiptono, 2008)
2.2.6.1 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi adalah proses dimana pemikian dan pemahaman
disampaikan antar individu atau antara organisasi dengan individu
(Shimp, 2003). Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan
menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran.
Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman
disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan individu.
Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan
organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai antara mereka dengan
pelanggannya (Terence A. Shimp, 2001). Tentu saja, pemasaran lebih
umum pengertiannya dari pada komunikasi pemasaran, namun
kegiatan pemasara banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika
digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan
semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi
37
terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang
disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya
2.2.6.2 Integrated Marketing Communication (IMC)
Komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing
Communication (IMC) adalah proses pengembangan dan
implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasive kepada
pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan IMC
adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada prilaku
khalayak sasaran yang dimilikinya (Shimp: 2003)
2.2.6.3 Bentuk Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)
1. Penjualan Perorangan (Personal Selling)
(Terence A. Shimp 2004) dalam bukunya menjelaskan bahwa,
“Penjualan perorangan (personal selling) adalah suatu bentuk
komunikasi orang per orang dimana seorang wiraniaga
berhubungan dengan calon pembeli dan berusaha
mempengaruhi agar mereka membeli produk atau jasa
perusahaannya”.
2. Publisitas (Publicity)
Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar
yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai
berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode
yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi
38
tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi
tersebut (Cutlip 2011)
3. Periklanan (Advertising)
Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpribadi dan promosi
ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu (Kotler &
Armstrong, 2006)
4. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau
penjualan sebuah produk atau jasa (Kotler & Armstrong, 2006)
5. Pemasaran Sponsorship (Sponsorship Marketing)
Adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek
dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu dari merek
dengan kegiatan tertentu (Shimp, 2003)
6. Komunikasi Tempat Pembelian (Point-of-Purchase
Communication)
Komunikasi di tempat pembelian (point-of-purchase
communication) adalah komunikasi yang melibatkan peraga,
poster, tanda, dan berbagai materi lain yang didesain untuk
mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat
pembelian (Shimp, 2003)
2.2.7 Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antarbudaya mengacu pada komunikasi antar orang-
orang dari kultur yang berbeda, antar orang-orang yang memiliki
kepercayaan, nilai atau cara berprilaku kultur yang berbeda. Menurut
39
(Samovar, Komunikasi Lintas Budaya, 2010) komunikasi antarbudaya
terjadi bila pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima
pesannya adalah anggota dari suatu budaya lain. Komunikasi antarbudaya
terjadi ketika anggota dari budaya tertentu memberikan pesan kepada
anggota dari budaya lain, lebih tepatnya komunikasi antarbudaya
melibatkan interaksi antara orang-orang yang persepsi budaya dan
simbolnya berbeda dalam suatu komunikasi.
2.2.7.1 Pengertian Budaya
Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan
pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna,
hierarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam
semesta, objek-objek materi, dam milik yang diperoleh
sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha
individu dan kelompok.
Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan karena
budaya tidak hanya menentukan siapa berbicara kepada siapa,
tentang apa, dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia
miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya untuk pengirim,
memperhatikan dan menafsirkan pesan. Budaya merupakan
sekumpulan elemen subjektif dan objektif yang dibuat oleh
manusia yang di masa lampau telah meningkatkan kemungkinan
untuk bertahan hidup (Rika, 2018)
40
2.2.7.2 Perspektif Etika Dalam Budaya
Etika antarbudaya merujuk kepada penilaian yang berfokus
kepada “Tingkat kebenaran dan kesalahan, kebaikan dan kejahatan,
dan kewajiban dalam perilaku manusia”. Etika berusaha untuk
“menyediakan alat untuk membuat keputusan moral yang sulit
dalam kehidupan pribadi maupun profesi kita”. Pilihan-pilihan
tersebut menjadi sulit ketika etika bertabrakan, seperti yang biasa
terjadi dalam interaksi antarbudaya (Samovar, Komunikasi Lintas
Budaya, 2010).
2.2.7.3 Individualisme dan Kolektivisme dalam Komunikasi
Antarbudaya
Individualisme: Tujuan pribadi seseorang menjadi prioritas
dibandingkan kesetiaan terhadap kelompok, seperti keluarga atau
majikan. Kesetiaan seorang individualis terhadap suatu kelompok
sangat kecil, mereka kadang merasa menjadi bagian dari banyak
kelompok dan cenderung mengganti keanggotaan mereka jika hal itu
cocok bagi mereka, seperti contohnya meninggalkan suatu jenis
pekerjaan untuk yang lainnya.
Kolektivisme: Penekanan terhadap (a) pandangan, kebutuhan,
dan tujuan kelompok-dalam dibandingkan diri sendiri (b) norma dan
kewajiban sosial yang ditentukan oleh kelompok-dalam dibandingkan
untuk bersenang-senang (c) kepercayaan yang dianut dalam
41
kelompok-dalam yang membedakan pribadi dalam kelompok-dalam
(d) kesediaan untuk bekerja sama dengan anggota kelompok-dalam
2.2.7.4 Karakteristik Budaya
(Samovar, Komunikasi Lintas Budaya, 2010) menuliskan terdapat
beberaoa karakteristik budaya yaitu sebagai berikut:
1. Budaya itu dipelajari: Setiap individu mempelajari budaya
sejak ia lahir, budaya yang ia pelajari dalat berasal dari
Pendidikan keluarga, organisasi, sekolah, media massa dan
sebagainya.
2. Budaya itu dibagi: Cara penyebaran budaya dapat melalui
cerita, karya seni, teman dan sebagainya. Konsep dan ide
seseorang dibagikan dalam antar anggota budaya.
3. Budaya itu diturunkan dari generasi ke generasi: Budaya
adalah warisan sosial yang mengandung pandangan yang
sudah dikembangkan jauh sebelum kita lahir. Masyarakat kita
misalnya memiliki sejarah yang melampaui kehidupan
seseorang, pandangan yang berkembang sepanjang waktu
yang diajarkan kepada setiap generasi dan “kebenaran”
dilabuhkan dalam interaksi manusia jauh sebelum mereka
meninggal.
4. Budaya didasarkan pada symbol: Simbol budaya dapat dalam
bentuk pakaian, objek, ikon, keagamaan dan sebagainya
42
5. Budaya itu dinamis: Walaupun budaya itu kuat dan stabil,
namun budaya tidak pernag statis. Hal ini dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi, migrasi, peperangan dan
sebagainya
6. Budaya itu system yang terintegrasi: Feraro mengemukan
bahwa, budaya harus di ajarkan sebagai suatu kesatuan utuh,
bagian yang sampai dengan taraf tertentu, hubungan satu
sama lainnya. Ketika kita memandang budaya sebagai suatu
system yang terintegrasi kita dapat melihat bagaimana suatu
budaya tertentu cocok terkait dengan seluruh system.
2.2.7.5 Asumsi Komunikasi Antarbudaya
Menurut (Darmastuti, 2013) terdapat beberapa asumsi dasar
komunikasi antarbudaya, sebagai berikut:
1. Sebagai mahluk sosial, setiap individu akan bersosialisasi dengan
individu yang lainnya.
2. Perbedaan latar belakang budaya juga menimbulkan ketidakpastian
dalam proses komunikasi antar komunikator dan komunikan.
3. Latar belakang budaya yang dimiliki oleh setiap individu akan
mempengaruhi ndividu tersebut dalam berkomunikasi.
4. Pemahaman terhadap budaya lain menjadi satu hal yang penting
dalam membangun komunikasi yang efektif.
43
2.2.7.6 Hambatan Komunikasi Antarbudaya
Terdapat tiga hal yang menghambat komunikasi
antarbudaya, yaitu:
1. Kendala Bahasa
Perbedaan bahasa disebabkan oleh perbedaaan makna dan
setiap symbol yang digunakan dalam bahasa, baik dalam
bahasa verbal dan bahasa non-verbal
2. Perbedaan Nilai
Perbedaan nilai disebabkan oleh perbedaan ideologi dan
idealism yang dimiliki oleh setiap budaya, yang kemudian
tertanam oleh setiap individu tersebut.
3. Perbedaan Pola Perilaku Budaya
Perbedaan pola perilaku disebabkan oleh ketidakmampuan
masyarakat memahami dan menerjemahkan pola perilaku
masyarakat lain ataupun kebiasaan-kebiasaan yang berbeda
dengan pola perilaku mereka
44