BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... -...

33
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum 2.1.1 Konsep Negara Hukum Negara hukum Rechttaat, Negara bertujuan untuk menyelengarakan ketertiban hukum, yakni tata tertib yang umumnya berdasarkan hukum yang terdapat pada rakyat. Negara hukum menjaga ketertiban hukum supaya jangan terganggu dan agar semuanya berjalan menurut hukum. 1 Sedangkan beberapa para ahli mendefenisikan negara hukum berbeda - beda seperti yang di kemukakan D. Muthiras negara hukum adalah negara yang susunan diatur dengan sebaik - baiknya dalam Undang - Undang sehingga segala kekuasaan dari alat pemerintahannya didasarkan oleh hukum. Rakyatnya tidak boleh bertindak sendiri - sendiri menurut semaunya yang bertentangan dengan hukum. Negara hukum itu ialah negara yang diperintah oleh orang orang tetapi oleh Undang - Undang. 2 Sedangkan menurut Seopomo. Negara hukum sebagai negara hukum yang menjamin adanya tertib hukum dalam masyarakat artinya memberi perlindungan 1 Juniarso Ridwan & Ahmad Sodik Sudrajat. Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Public.Bandung : Nuansa, 2009. hlm.24. 2 Ibid. 8

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Negara Hukum

2.1.1 Konsep Negara Hukum

Negara hukum Rechttaat, Negara bertujuan untuk menyelengarakan

ketertiban hukum, yakni tata tertib yang umumnya berdasarkan hukum yang

terdapat pada rakyat. Negara hukum menjaga ketertiban hukum supaya jangan

terganggu dan agar semuanya berjalan menurut hukum.1

Sedangkan beberapa para ahli mendefenisikan negara hukum berbeda -

beda seperti yang di kemukakan D. Muthiras negara hukum adalah negara yang

susunan diatur dengan sebaik - baiknya dalam Undang - Undang sehingga segala

kekuasaan dari alat pemerintahannya didasarkan oleh hukum. Rakyatnya tidak

boleh bertindak sendiri - sendiri menurut semaunya yang bertentangan dengan

hukum. Negara hukum itu ialah negara yang diperintah oleh orang – orang tetapi

oleh Undang - Undang.2

Sedangkan menurut Seopomo. Negara hukum sebagai negara hukum yang

menjamin adanya tertib hukum dalam masyarakat artinya memberi perlindungan

1 Juniarso Ridwan & Ahmad Sodik Sudrajat. Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan

Pelayanan Public.Bandung : Nuansa, 2009. hlm.24.

2 Ibid.

8

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

9

hukum pada masyarakat dimana antara hukum dan kekuasaan ada

hubungan timbal balik.3

Dalam konteks negara hukum Negara Republik Indonesia sebagai negara

yang lahir pada zaman modern, maka Indonesia juga menyatakan diri sebagai

negara hukum.4 Negara Republik Indonesia menurut undang – undang merupakan

negara hukum (rechsstaat).5

Pendapat Marsilam Simanjuntak, telah berkembang dengan terjadinya

amandemen Undang - Undang Dasar Tahun 1945 dan mengkokohkan suatu sikap

sebagai negara hukum, yang hidup ditengah - tengah peradaban yang maju dan

modern. Serta implimentasi demokrasi dan perjuangan hak hak asasi manusia

yang lebih progresif. 6

Menurut Hamid S. Atamimi, bahwa Negara Indonesia sejak didirikan

bertekad menetapkan dirinya sebagai negara yang berdasar atas hukum, sebagi

Reechtstaat. Bahkan Reechtstaat Indonesia itu ialah Reechtstaat yang

“memajukan kesejahteraan umum“, “mencerdaskan kehidupan bangsa “, dan

mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Reechtstaat itu

ialah Reechtstaat yang materil, yang sosialnya, yang oleh bung Hatta disebut

3 Ibid. hlm.25.

4 Syaiful Bakhri. Ilmu Negara dalam Konteks Negara Hukum Modern. Yokyakarta: Total Media,

2010. hlm 159.

5 Prajudi Atmosudirjo. Hukum Administrasi Negara. Jakarta : Ghalia Indonesia, 1994 hlm 9.

6 Ibid. hlm 161.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

10

negara pengurus, suatu terjemahan Verzorgingsstaat.7 Salah satu karakteristik

konsep negara kesejahteraan adalah kewajiban pemerintahan untuk

mengupayakan kesejahteraan umum atau Bestuurszorg. Menurut E. Utrecht,

adanya suatu “Welfare state”.8

Bagir Manan menyebutkan bahwa dimensi sosial ekonomi dari negara

berdasar atas hukum adalah berupa kewajiban negara atau pemerintah untuk

mewujudkan dan menjamin kesejahteraan sosial (kesejahteraan umum) dalam

suasana sebesar besarnya kemakmuran menurut asas keadilan social bagi seluruh

rakyat. Dimensi ini secara spesifik melahirkan paham negara kesejahteraan

(Verzorgingsstaat, Welfare state).9 Jika adanya kewajiban pemerintah untuk

memajukan kesejahteraan umum itu merupakan ciri konsep negara kesejahteraan,

Indonesia tergolong sebagai negara kesejahteraan, karena tugas pemerintah

tidaklah hanya dibidang pemerintahan saja, melainkan harus juga melaksanakan

kesejahteraan sosial dalam rangka mencapai tujuan Negara, yang dijalankan

melalui pembangunan nasional.10

Secara kostitusional, terdapat kewajiban negara dan pemerintah mengatur

dan mengelola perekonomian, cabang – cabang produksi, dan kekayaan alam

dalam rangka mewujudkan “kesejahteraan sosial”, memelihara fakir miskin dan

7 Ibid. hlm 18.

8 Ibid.

9 Ibid. hlm. 19.

10Ibid.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

11

anak – anak terlantar, serta memberikan jaminan sosial dan kesehatan bagi warga

negara, seperti yang ditentukan dalam Bab XIV Pasal 33 dan 34 UUD 1945.

Dengan merujuk pada unsur - unsur negara hukum yang telah

dikemukakan diatas, ditemukan beberapa ketentuan dalam UUD 1945 yang

menunjukan bahwa negara hukum Indonesia yang menganut desentralisasi dan

berorientasi kesejahteraan. Pertama, pengakuan dan perlindungan hak asasi

manusia sebagaimana terdapat dalam Pasal 28 A sampai 28 J UUD 1945.11

Sehingganya kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat

dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, sehingga kemerdekaan

mengeluarkan pikiran dan pendapat sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 UUD

1945 harus dijamin.12

2.1.2 Unsur - Unsur Negara Hukum

Menurut Frederik Julius Stahl, unsur - unsur negara hukum Rechtsstaat

adalah:

a. Perlindungan hak asasi manusia,

b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak - hak itu.

c. Pemerintah berdasarkan peraturan perundang - undangan.

11

Ibid. hlm 20.

12 Idri Shafaat. Kebebasan, Tanggung Jawab, dan Penyimpangan Pers. Jakarta: Prestasi pustaka,

2008. hlm 203.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

12

d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.13

Di dalam negara hukum diperlukan syarat - syarat tertentu atau unsur -

unsurnya, yakni adanya pengakuan terhadap hak asasi manusia. Pemisahan

kekuasaan, pemerintah harus berdasar undang - undang serta adanya peradilan

administrasi.

Pada saat yang hampir bersamaan muncul pula konsep negara hukum rule

of law. Dari A. V. Dicey, yang lahir dalam naungan sistem hukum Anglo Saxon.

Dicey mengemukakan unsur - unsur rule of law sebagai berikut:

a. supremacy of law,

b. aquality before the law,

c. constitution based on human rights,14

Dalam perkembangannya konsep negara hukum, mengalami

penyempurnaan yang secara umum dapat dilihat antara lain :

a. Sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat.

b. Bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus

berdasar atas hukum atau peraturan perundang - undangan.

c. Adanya jaminan terhadap hak - hak asasi manusia.

d. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara.

13

Syaiful Bakhri. Op.cit. hlm 133.

14 Diana Halim Koentjoro, Hukum Administrasi Negara, Bogor; Ghalia Indonesia, 2004, hlm 34.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

13

e. Adanya pengawasan dari badan - badan peradilan yang bebas dan mandiri,

dalam arti lembaga peradilan tersebut benar - benar tidak memihak dan

tidak berada di bawah pengaruh eksekutif.

f. Adanya peran yang nyata dari anggota - anggota masyarakat atau warga

Negara untuk turut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan

kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah.

g. Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pembagian merata

sumber daya yang diperlukan bagi kemakmuran warga negara.15

Menurut J.B.J.M Ten Berge prinsip – prinsip Negara hukum tersebut

sebagai berikut :16

A. Prinsip prinsip Negara hukum ;

1) Asas legalitas. Pembatasan kebebasan warga negara (oleh pemerintah)

harus ditemukan dasarnya dalam Undang – Undang yang merupakan

peraturan umum. Undang - Undang secara umum harus memberikan

jaminan (terhadap warga Negara) dari tindakan (pemerintahan) yang

sewenang - wenang, kolusi, dan berbagai jenis tindakan yang tidak

benar. Pelaksanaan wewenang oleh organ pemerintahan harus

ditemukan dasarnya pada Undang - Undang tertulis (undang- undang

formal).

2) Perlindungan hak-hak asasi.

15

Syaiful Bakhri. Op.cit, hlm 134.

7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta : Rajawali Pers, 2013. hlm 9.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

14

3) Pemerintah terikat pada hukum.

4) Monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin penegakan hukum.

Hukum harus dapat ditegakan, ketika hukum itu dilangar. Pemerintah

harus menjamin bahwa di tengah masyarakat terdapat instrumen

yuridis penegakan hukum. Pemerintah dapat memaksa seorang yang

melangar hukum melalui sistem peradilan Negara. Memaksakan

hukum publik secara prinsip merupakan tugas pemerintah.

5) Pengawasan oleh hakim yang merdeka superioritas hukum tidak dapat

ditampilkan, jika aturan hukum hanya dilaksanakan organ

pemerintahan. Oleh karena itu, negara hukum diperlukan pengawasan

oleh hakim yang merdeka.

Sedangkan dengan rumusan yang hampir sama, H.D. Van Wijk/Wilem

Konijnenbelt menyebutkan prinsip – prinsip rechsstaat berikut ini.

A. Prinsip – prinsip rechsstaat ;

1) Pemerintah berdasar pada Undang – Undang; pemerintah hanya

memiliki kewenagan yang diberikan secara tegas diberikan oleh UUD

atau dengan UU lainya.

2) Hak – hak asasi; terdapat hak – hak manusia yang sangat fundamental

yang harus dihormati oleh pemerintah.

3) Pembagian kekuasaan; kewenangan pemerintah tidak boleh dipusatkan

pada satu lembaga, tetapi harus dibagi – bagi pada organ – organ yang

berbeda agar saling mengawasi yang dimaksudkan untuk menjaga

keseimbangan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

15

4) Pengawasan lembaga kehakiman; pelaksanaan kekuasaan pemerintah

harus dapat dinilai aspek hukumnya oleh hakim yang merdeka.17

2.1.3 Model Konsep Negara Hukum

Kemudian setelah melihat konsep serta unsur – unsur negara hukum di

atas maka konsep negara hukum, pada tataran implementasi ternyata memiliki

karakteristik yang beragam.

Hal ini karena adanya pengaruh situasi kesejarahan, sehingga konsep

Negara hukum muncul dalam berbagai model.18

:

1. Negara hukum menurut Al - Qur’an dan sunnah atau nomokrasi islam.

2. Negara hukum berdasarkan konsep dengan eropa continental yang dinamakan

Rechstaat. Model negara hukum ini diterapkan misalnya di belanda, jerman

dan prancis.

3. Konsep Rule of Law yang diterapkan di negara - negara Anglo-Saxon, antara

lain inggris dan amerika serikat.

4. Suatu konsep yang disebut Socialist Legality, yang diterapkan antara lain di Uni

Soviet sebagai negara komunis.

5. Konsep negara hukum pancasila.19

17

Ibid. hlm 10-11.

18 Syaiful Bakhri. Op.cit. hlm 133.

19 Moh Tahir Azhary. Negara Hukum. Jakarta : Prenanda Media 2003.hlm 82-83.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

16

Konsep Negara hukum pancasila dikenal di indonesia perumusan yang

dipakai oleh pembentuk UUD 1945 yaitu “Indonesia adalah negara yang

berdasarkan atas hukum“ dengan rumusan “Rechstaat”.

Menurut Padmo Wahjono menunjukan bahwa pola yang diambil tidak

menyimpang dari konsep negara hukum pada umumnya, namun dikodifikasikan

dengan situasi Indonesia atau digunakan dengan ukuran pandangan hidup atau

pandangan negara kita. 20

Pada simposium di Universitas Indonesia Tahun 1966 mengenai Negara

Indonesia sebagai negara hukum pada kesimpulannya ditemukan bahwa konsep

Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945 ialah negara hukum pancasila yaitu

konsep negara hukum yang satu pihak harus memenuhi kriteria dari konsep

negara hukum pada umunya (yaitu ditopang oleh tiga pilar : pengakuan dan

perlindungan hak asasi manusia, peradilan yang bebas, dan tidak memihak dan

asas legalitas dalam arti formal maupun material), dan di lain pihak, diwarnai oleh

aspirasi – aspirasi ke - indonesiaan yaitu lima nilai fundamental dari Pancasila.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa konsep Negara hukum pancasila

adalah model konsep Negara hukum yang mempunyai ciri khas berparadigma

pancasila.21

Konsep Negara hukum pancasila erat kaitannya dengan pers, karena

pers nasional dibentuk berasaskan konsep Negara hukum Pancasila. Menurut UU

20

Juniarso Ridwan & Ahmad Sodik Sudrajat. Op.cit. hlm 34.

21 Ibid.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

17

No. 40 Tahun 1999. Pasal 2 bahwa pers salah satu wujud kedaulatan rakyat yang

berasaskan prinsip demokrasi keadilan dan supremasi hukum.22

2.1.4 Hubungan Negara Hukum dengan Pers

kebebasan untuk berpendapat erat kaitannya dengan kebebasan pers, pers

adalah wujud dari kedaulatan rakyat, konstitusi dan Undang - Undang melindungi

demokrasi dan kebebasan pers.23

Kebebasan pers adalah jaminan oleh suatu

pemerintahan tentang pers publik yang berkenaan dengan warga negara dan

asosiasi mereka, memperluas keanggotaan dalam organisasi perkumpulan

wartawan dan pers yang diterbitkan mereka.

Kebebasan pers (freedom of the press) merupakan konsep yang benar –

benar problematik bagi negara – negara yang tidak menganut sistem demokrasi

(non – democratic systems of government) dikarenakan adanya kontrol untuk

mengakses informasi yang ketat oleh negara beserta aparatur keamanannya.

Di negara – negara maju kebebasan pers mengandung arti bahwa semua

orang mempunyai hak untuk mengungkapkan pendapat atau kreativitas mereka

dalam bentuk tulisan atau ekspresi lain. Deklarasi hak asasi manusia menyatakan

bahwa setiap orang mempunyai hak kebebasan berpendapat dan berekpresi; hak

ini mencakup kebebasan untuk memegang pendapat tanpa intervensi, dan

informasi terpisah serta ide – ide melalui media apapun tanpa pembatasan

22

Edy Sutanto Dkk. Hukum pers Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta 2010.hlm 38.

23 Sabab Leo Batubara. Menegakan kemerdekaan pers kumpulan makalah 1999-2007. Dewan

pers.2007. hlm. 32.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

18

pembatasan yang menyebabkan keterkungkungan pers dalam menjalankan fungsi,

tugas dan kewajibannya.24

Di Indonesia kebebasan pers, yang disebut dengan kemerdekaan pers itu,

menurut Undang - Undang pers No. 40 tahun 1999. Diatas adalah salasatu wujud

kedaulatan rakyat yang berdasarkan prinsip - prinsip demokrasi, keadilan, dan

supremasi hukum. Pada Pasal 4 dinyatakan :

1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara;

2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyosoran, pemberedelan,

atau penyelengaraan penyiaran;

3. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak

mencari memperoleh dan menyampaikan gagasan dan informasi;

4. Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum,

wartawan mempunyai hak tolak.25

Pada pengantar kode etik jurnalistik Aliansi jurnalis independent

dinyatakan bahwa kemerdekaan berpendapat, berekpresi, dan pers adalah hak

asasi manusia yang dilindungi pancasila, undang – undang dasar 1945, dan

deklarasi Universal hak asasi manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana

24

Idry Shafaat, Op.cit. hlm 77-78.

25 Ibid, hlm 86.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

19

masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi guna memenuhi

kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.26

Untuk mencari dan memeroleh informasi tersebut, lebih lanjut dijamin

dengan munculnya sunshine laws (produk - produk hukum yang menjamin

keterbukaan informasi dan transparansi). Salah satu sunshine laws tersebut adalah

Undang - Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU

KIP). Undang - Undang KIP menjamin setiap orang, untuk mendapat informasi

publik.

Hak atas informasi bukan hanya hak yang diatur melalui Undang -

Undang, namun juga merupakan hak konstitusional warga negara. Pasal 28 F

Undang - Undang Dasar 1945 menyatakan,

“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi

untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk

mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan

informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.

Sebagai hak kostitusional, maka hak tersebut tidak dapat dikuragi oleh

peraturan yang lebih rendah. Dengan kata lain, tidak boleh ada produk hukum

yang dapat membatasi ketentuan Undang - Undang Dasar 1945 tersebut.27

26

Ibid, hlm 87.

27 http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=en&id=977&type=5

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

20

2.1.5 Hubungan Negara Hukum dengan H.A.M

Adanya keterkaitan yang jelas antara negara hukum dengan hak asasi

manusia adalah seperti yang dikemukakan oleh Prof Paul Scholten, anasir atau

elemen pertama suatu negara disebut negara hukum berarti adanya pembatasan

kekuasaan yang berlandaskan hukum. Dengan demikian berarti terdapatnya asas

legalitas dari negara hukum. Pelangaran terhadap hak – hak individu hanya dapat

dilakukan, apabila diperkenankan oleh peraturan peraturan hukum. Tiap tindakan

negara harus selalu berdasarkan hukum peraturan perundang – undangan yang

telah ada terlebih dahulu merupakan batas kekuasaan bertindak negara.

Hak hak individu terhadap negara sebagai mana tercermin keseluruhan

dalam hak – hak asasi manusia yang telah diumumkan secara resmi dalam

pernyataan sedunia tentang hak hak asasi manuasia tanggal 10 desember 1948 di

istana Chailot, Paris, merupakan gambaran cerah terselengaranya jaminan

perlindungan bagi hak – hak warga negara yang diakui negara.28

Hak tersebut berarti : hak yang melekat pada martabat manusia yang

melekat padanya sebagai insan ciptaan Allah Yang Maha Esa. Atau hak – hak

dasar yang prinsip sebagai anugrah ilahi. Berarti hak asasi manusia merupakan

hak – hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya, yang tidak dapat dipisahkan

dari hakekatnya. Karena itu hak – hak asasi manusia bersifat luhur dan suci.29

28

Ramdlo Naning. Cita dan Citra Hak – Hak Asasi Manusia di Indonesia. Jakarta: Lembaga

Kriminologi Universitas Indonesia.1983.hlm 26.

29 Ibid. hlm 8.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

21

2.2 Negara Demokrasi

2.2.1 Konsep Negara Demokrasi

Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dalam suatu negara dimana

semua warga negara secara memiliki hak, kewajiban, kedudukan dan kekuasaan

yang baik dalam menjalankan kehidupannya maupun dalam berpartisipasi

terhadap kekuasaan negara atau mengawasi jalannya kekuasaan negara, baik

secara langsung sehingga sistem pemerintahan dalam negara tersebut berasal dari

rakyat, dijalankan oleh rakyat, untuk kepentingan rakyat.30

Sedangkan menurut beberapa para ahli berpendapat bahwa demokrasi

menurut Joseph Schmeter adalah perencanaan institutional untuk mencapai suatu

putusan politik dimana para individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan

cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat. 31

Sedangkan menurut Sidney Hook yang dimaksud dengan demokrasi

adalah suatu bentuk pemerintahan di mana putusan putusan pemerintah yang

penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan

mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.32

30

Munir Fuady. Konsep Negara Demokrasi. Bandung : Refika Aditama, 2010. Hlm 2.

31 Ibid.

32 Ibid.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

22

2.2.2 Nilai – Nilai dalam Negara Demokrasi

Dalam konsep Negara demokrasi sedikitnya mengandung nilai – nilai

sebagai berikut:

1. Nilai kesetaraan (Egalitarialisme)

2. Nilai penghargaan terhadap hak – hak asasi.

3. Nilai perlindungan (Protection)

4. Nilai keberagaman (Pluralism)

5. Nilai keadilan.

6. Nilai toleransi.

7. Nilai kemanusiaan.

8. Nilai ketertiban.

9. Nilai penghormatan terhadap orang lain.

10. Nilai kebebasan.

11. Nilai penghargaan terhadap kepemilikan.

12. Nilai tanggung jawab.

13. Nilai kebersamaan.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

23

14. Nilai kemakmuran.33

Berdasarkan pada nilai – nilai yang harus dimiliki oleh demokrasi, maka

sebuah demokrasi minimal haruslah mengandung unsur – unsur sebagai berikut:

1. kedaulatan secara inklusif hanya ada pada rakyat.

2. Adanya ruang tempat dimana rakyat dapat berpartisipasi secara aktif, di

samping partisipasi dari parlemen yang juga merupakan wakil – wakil dari

rakyat.

3. Adanya perlindungan yang maksimal terhadap hak asasi manusia.

4. Adanya sistem trias politika.

5. Adanya check end balance, antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.

6. Adanya pengakuan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia.

7. Adanya pemahaman yang sama (common understanding) diantara rakyat

diantara kebijakan – kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

8. Adanya pemilihan umum yang bebas, rahasia, jujur dan adil.

9. Adanya hak untuk memilih yang merata, dan hak utuk dipilih juga yang

merata untuk menetukan wakil – wakilnya dan untuk mengisi berbagai

jabatan publik.

33

Ibid. hlm 16-17.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

24

10. Adanya sumber – sumber informasi alternatif kepada rakyat disamping

informasi resmi dari pemerintah yang berkuasa.

11. Adanya sistem yang menjamin bahwa pelaksanaan kekuasaan negara

dapat mewujudkan semaksimal mungkin hasil suara dan aspirasi

masyarakat yang tercermin dalam suatu pemilihan umum.

12. Adanya perlakuan yang sama terhadap semua kelompok dan golongan

dalam masyarakat.

13. Adanya perlindungan terhadap perlindungan minoritas dan golongan

rentan.

14. Pengambilan putusan dengan sistem one man on fote.

15. Adanya oposisi yang kuat.

16. Adanya penghaargaan terhadap perbedaan pendapat.

17. Sistem rekrutmen terhadap kekuasan - kekuasaan dan jabatan Negara yang

dilakukan secara terbuka dan fair.

18. Adanya suatu sistem yang dapat menjamin terlaksananya sistem

kekuasaan yang teratur, damai, alami.

19. Adanya akses mudah dan cepat kepada masyarakat luas terhadap setiap

informasi tentang kebijakan pemerintah.

20. Adanya sistem akomodatif terhadap suara / pendapat / kepentingan yang

ada dalam masyarakat.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

25

21. Pelaksanaan sistem pemerintahan yang sesuai dengan prinsip – prinsip

Good Governance.

22. Perwujudan prinsip supremasi hukum dan rule of law.

23. Terwujudnya sistem kemasyrakatan yang berbasis masyarakat madani

(civil society).34

Diantara nilai – nilai demokrasi di atas sempat menyinggung tentang

pelaksanaan sistem Good Governance, alangkah baiknya jika harus menjelaskan

tentang Good Governance.

Secara umum penyelengaraan pemerintah yang dimaksud dalam Good

Governance itu berkaitan dengan isu transparansi, akuntantabilitasi publik dan

sebagainya. Untuk memahami dan mewujudkan pemahaman tentang Good

Governance sebenarnya cukup pelik dan kompleks, tidak hanya menyangkut

transparasi dan akuntabilitasi. 35

Secara konseptual dapat dipahami bahwa Good Governace menunjukan

suatu proses yang memposisikan rakyat dapat mengatur ekonominya. Institusi

serta sumber sosial dan politiknya tidak hanya sekedar dipergunakan untuk

pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan integrasi bagi kesejahteraan

rakyat.36

34

Ibid. hlm 17-18.

35 Juniarso Ridwan & Ahmad Sodik Sudrajat. Op.cit. hlm.81.

36 Ibid.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

26

Good Governance juga dipahami sebagai suatu penyelengaraan

menejemen pemerintahan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan

prinsip – prinsip demokrasi dan pasar, pemerintah yang efisien, serta

pemerintahan yang bebas dan bersih dari kegiatan korupsi kolusi dan nepotisme

(KKN).37

Bappenas dalam modulnya penerapan prinsip – prinsip tata kelola

kepemerintahan yang baik. Mengemukakan bahwa konsep Good Governance dan

Good Government. Menurutnya Good Governance secara umum merupakan

seluruh rangkaian proses pembuatan keputusan / kebijakan dan seluruh rangkaian

proses dimana keputusan itu di implementasikan dan tidak di implementasikan. 38

Sedangkan Good Government lebih mudah di pahami sebagai

“pemerintah” yaitu lembaga beserta aparaturnya mempunyai tanggung jawab

untuk mengurus Negara dan menjalankan kehendak rakyat. Menurut UNDP Good

Governance sebagai sinergis dan konstruktif diantara pemerintah, sektor swasta

dan masyarakat.39

Atas dasar inilah maka disusunlah Sembilan karakteristik Good

Governance, yaitu :

37

Ibid.hlm.82

38 Arifin Tahir, Kebijakan Publik Teori dan Aplikasi.Yogyakarta : Deeppublish, 2013. hlm 117.

39 Ibid.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

27

1. Partisipation. Setiap warga Negara mempunyai suara dalam

pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui inter -

mediasi institusi legitimasi yang mewakilkan kepentingannya.

2. Rule of law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa

pandang bulu, terutama hukum dan hak asasi manusia.

3. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus

informasi yang berkaitan dengan kepentingan public secara langsung

dapat diperoleh masyarakat yang membutuhkan.

4. Responsiveness. Lembaga – lembaga dan proses - proses harus

mencoba untuk melayani setiap stakeholders.

5. Concensus Orientation. Good Governance menjadi perantara

kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi

kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakan maupun

prosedur – prosedur.

6. Equity. Semua warga Negara, baik laki- laki maupun perempuan,

mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga

kesejahteraan mereka.

7. Effectiveness and efficiency. Proses – proses dan lembaga – lembaga

menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan

mengunakan sumber – sumber yang tersedia sebaik mungkin.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

28

8. Accountabity. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor

swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada public

dan lembaga – lembaga stekholders.

9. Strategic vision. Para pemimpin dan publikharus mempunyai

prespektif Good Governance dan pengembang manusia luas dan jauh

kedepan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan

semacam ini.40

2.2.3 Prinsip – Prinsip Demokrasi

Menurut J.B.J.M Ten Berge menyebutkan prinsip – prinsip demokrasi

tersebut sebagai berikut :41

1) Perwakilan politik. Kekuasaan politik tertinggi dalam suatu negara dan

dalam masyarakat diputuskan oleh badan perwakilan, yang dipilih

melalui pemilihan umum.

2) Pertangungjawaban politik. Organ - organ pemerintahan dalam

menjalankan fungsi sedikit banyak tergantung secara politik, yaitu

kepada lembaga perwakilan.

3) Pemencaran kewenangan. Konsentrasi kekuasaan dalam masyarakat

dalam suatu organ pemerintahan adalah kesewenang - wenagan. Oleh

karena itu, kewenangan pada badan - badan publik itu harus

dipencarkan pada organ - organ yang berbeda.

40

Ibid. hlm 116.

27 Ridwan H.R Op.cit. hlm 10.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

29

4) Pengawasan dan kontrol (penyelengaraan) pemerintahan harus dapat

dikontrol.

5) Kejujuran dan keterbukaan pemerintahan untuk umum.

6) Rakyat diberi kemungkinan untuk mengajukan keberatan.

Sedangkan dengan rumusan yang hampir sama, H.D. Van Wijk/Wilem

Konijnenbelt menyebutkan prinsip – prinsip demokrasi berikut ini.

1) Keputusan penting yaitu Undang – Undang. Diambil bersama- sama

dengan perwakilan rakyat yang dipilih berdasarkan pemilihan umum

yang bebas dan rahasia.

2) Hasil dari pemilihan umum diarahkan untuk mengisi dewan perwakilan

rakyat dan untuk pengisian pejabat – pejabat pemerintahan.

3) Keterbukaan pemerintahan.

4) Siapapun memiliki kepentingan yang (dilanggar) oleh tindakan

penguasa, (harus) diberi kesempatan untuk membela kepentinganya.

5) Setiap keputusan harus melindungi berbagai kepentingan minoritas,

dan harus seminimal mungkin menghindari ketidakbenaran dan

kekeliruan.42

2.2.4 Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi

Terdapat korelasi yang jelas antara negara hukum, yang bertumpu pada

konstitusi dan peraturan perundang - undangan, dengan kedaulatan rakyat, yang

dijalankan melalui sistem demokrasi. Korelasi ini tampak dari kemunculan istilah

42

Ibid. hlm 11.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

30

demokrasi konstitusional, sebagaimana yang disebutkan di atas. Dalam sistem

demokrasi, penyelengaraan negara itu harus bertumpu pada partisipasi dan

kepentingan rakyat. Implementasi negara hukum itu harus ditopang dengan sistem

demokrasi. Hubungan antara negara hukum dan demokrasi tidak dapat dipisahkan.

Demokrasi tanpa pengaturan hukum akan kehilangan makna. 43

Menurut Franz Magnis Suseno, “Demokrasi yang bukan negara hukum

bukan negara hukum yang sesunguhnya. Demokrasi merupakan cara paling aman

untuk mempertahankan Kontrol atas negara hukum”. Dengan demikian, negara

hukum yang bertopang pada sistem demokrasi dapat disebut sebagai negara

hukum demokratis (democratische rechtsstaat).44

2.2.5 Kebebasan Pers dalam Negara Demokrasi

Memang dalam suatu negara demokrasi, kepada warga negara dijamin

kebebasan berbicara dan kepada pers dijamin kebebasan pers. Tetapi kepada yang

bersangkutan juga dibebankan tanggung jawab kalau terjadi penyalahgunaan

(abuse) terhadap kebebasan berbicara atau kebebasan pers tersebut. Jadi

kebebasan pers tidak bersifat absolut, melainkan ada batas – batasnya. Tetapi

pembatasan tersebut haruslah secukupnya saja, tidak boleh berlebihan.

43

Ibid. hlm 8.

44 Ibid.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

31

Tindakan pembatasan terhadap kebebasan pers yang sebenarnya anti

demokrasi tersebut misalnya adalah pengekangan pers (restraint), pemberedelan

pers (breide), sensor (censor) atau pelarangan sebelum terbit (prior restraint).45

Sebaliknya secara teoritis dalam bidang kebebasan pers, penyalahgunaan

kebebasan pers terjadi dalam bentuk – bentuk sebagai berikut :

1. Jika terjadi ketidaklayakan (improper)

2. Jika terjadi kenakalan (mischievous)

3. Jika terjadi pelanggaran hukum (illegal)

4. Jika ucapanya bukan yang benar (truth)

5. Jika dilakukan bukan motif yang bagus (good motive)

6. Jika tujuannya tidak dapat dibenarkan (justifiable ends)

7. Jika terjadi informasi yang menyesatkan (misleading information)

Karena itu dengan kemerdekaan mengeluarkan pendapat atau kebebasan

pers tidak berarti boleh dilanggar prinsip – prinsip hukum dan moral. Dilain

pihak, secara hukum, kebebasan berbicara maupun kebebasan pers cukup kuat

berlakunya, hampir – hampir tanpa komromi. Bahkan dalam sistem hukum

dinegara – negara maju sekalipun, sebenarnya sulit sekali menentukan batas –

batas pada saat mana suatu kebebasan berbicara dilindungi oleh hukum,46

Secara umum meskipun dalam pelaksanaan kehidupan berdemokrasi itu

berbeda beda di berbagai negara tetapi demokrasi memiliki syarat – syarat

45

Munir Fuady. Op.cit.hlm 243

46 Ibid. hlm 244.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

32

fundamental agar pola yang dianutnya itu dapat disebut demokrasi antara lain

cirinya itu : diakuinya hak – hak mengeluarkan pendapat, hak berserikat, hak

menetapkan bentuk dan corak pemerintahan dalam pola keterbukaan serta

diakuinya hak dari yang lemah untuk memperoleh perlindungan dari Negara agar

ia tetap dalam kedudukannya untuk mengunakan hak – hak tersebut.47

2.3 Urgensi Pers

2.3.1 Sejarah Pers

Sejarah awal munculnya pers sebagaimana yang dikatakan oleh Wina

Armada, pers cetak mulai berkembang pesat pada Tahun 1468. Johan Gutenburg

menemukan mesin cetak logam yang dapat dipindah pindahkan. Sebelum mesin

itu ditemukan, orang cinalah yang mula – mula mengembangkan tulisan yang

dibawa kemana – mana yakni pada lempengan kayu. Sementara bangsa india

memberikan sumbangan penemuan jenis – jenis angka internasional yang kita

kenal sekarang. Sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak, dan pusat teknologi

beralih dari asia ke eropa serta amerika, seluruh penemuan sebelumnya mulai

dimanfaatkan lebih efektif.48

Kemudian sebagai Negara yang relatif terbilang

muda dibanding dengan banyak negara maju lainnya, pers Indonesia mau tidak

mau dalam sejarah perjalannya juga menerima pengaruh dari negara – negara

yang lebih dahulu mengenal budaya pers.49

Dalam pertumbuhan pers di Indonesia,

47

Ramdlon Naning. Op.cit. hlm 44.

48 Edy Sutanto Dkk.Op.cit. hlm 7-8.

49 Ibid. hlm 9.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

33

pada awalnya, batas antara surat kabar yang dikelola orang belanda, cina atau

Indonesia belum kelihatan begitu jelas baru pada abad dua puluh hal itu terlihat

agak nyata. Namun sesudah kemerdekaan, batas itu hilang lagi karena surat kabar

kelolaan orang cina dan belanda sudah dilarang secara resmi, sehingga dalam

kenyataannya secara informal terjadi “pertemuan” ketigannya dalam pers

Indonesia.

Menurut Haryadi Suadi berbicara perihal pers Indonesia tentunya tidak

bisa dipisahkan dari hadirnya bangsa barat di tanah air kita. Memang tidak bisa

dimungkiri bahwa orang eropalah, khususnya bangsa belanda, yang telah berjasa

mempelopori hadirnya dunia pers dan persuratkabaran di Indonesia.50

Tentang awal mula dimulainya dunia persuratkabaran di tanah air kita ini,

De Haan dalam bukunya, “Oud Batavia” (G. kolf Batavia 1923) mengungkap

secara sekilas bahwa sejak abad ke - 17 di Batavia sudah terbit sejumlah berkala

dan surat kabar.51

2.3.2 Landasan Hukum Pers

Sesuai dengan paradigma demokrasi landasan yuridis tentang pers dalam

amandemen ke II UUD 1945, Pasal 28 E ayat 2 dan 3 dan Pasal 28 F yang

berbunyi :

50

Ibid. hlm 11.

51 Ibid.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

34

Pasal 28 E

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan

pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul mengeluarkan

pendapat.

Pasal 28 F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi

untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk

mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan

informasi dengan mengunakan segala jenis saluran yang tersedia.52

Maka dengan atas dasar tersebut di undangkanlah UU No. 40 Tahun 1999

tentang pers yang menyatakan sebagai berikut :

1. Intervensi pemerintah terhadap pers tidak boleh ada.

2. Pers dan publiklah yang mengontrol pemerintah, bukan sebaliknya.

3. Departemen penerangan tidak diperlukan.

4. Reformasi pers dari pemerintah sebagai pembina, penentu kebijakan,

pegaturan, pengawasan dan pengendalian penyiaran menjadi masing –

masing medianya lah yang membina dan mengendalikan medianya.

52

Sabab Leo Batubara. Menegakan kemerdekaan pers kumpulan makalah 1999-2007. Jakarta :

Dewan pers, 2007. hlm 12.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

35

5. Pelangaran oleh pers :

= bila melangar kode etik pers dilakukan ethics enforcement.

= bila melangar hukum dilakukan law enforcement.53

2.3.2 Manfaat / Urgensi

Pasal 3 UU No. 40 tahun 1999 menentukan bahwa fungsi pers ialah

sebagai berikut;

1) Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,

hiburan dan control social.

2) Di samping fungsi – fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat

berfungsi sebagai lembaga ekonomi.54

Menurut Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat

menyebutkan 8 fungsi pers yang bertanggung jawab ialah sebagai berikut:

- Fungsi pertama pers yang bertanggug jawab ialah fungsi informatif, yaitu

memberikan informasi dan berita kepada khalayak ramai dengan teratur.

Pers menghimpun berita diangap berguna dan penting bagi orang banyak

dan kemudian di tuliskan dalam kata – kata.

53

Ibid

54Ibid. hlm 39.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

36

- Fungsi kedua pers yang bertanggug jawab ialah fungsi kontrol yaitu masuk

ke balik panggung kejadian untuk menyelidiki pekerjaan pemerintahatau

perusahaan. Pers harus memberitakan mana yang berjalan baik dan mana

yang tidak berjalan baik.

- Fungsi ketiga pers yang bertanggug jawab ialah fungsi interpretatif dan

direktif yaitu memberikan interprestasi dan bimbingan. Pers harus

menceritakan arti sebuah kejadian.

- Fungsi keempat pers yang bertanggug jawab ialah fungsi menghibur, yaitu

para wartawan menuturkan kisah – kisah dunia dengan hidup dan menarik.

Mereka menceritakan humor, drama dan musik.

- Fungsi kelima pers yang bertanggug jawab ialah fungsi regeneratif yaitu

menceritakan bagaimana suatu itu dimasa lampau, bagaimana dunia ini

dijalankan sekarang, dan bagaimana sesuatu diselesaikan, dan apa yang di

anggap dunia itu salah.

- Fungsi keenam pers yang bertanggug jawab ialah fungsi pengawalan hak –

hak warga Negara, yaitu mengawal dan mengamankan hak – hak pribadi.

- Fungsi ketujuh pers yang bertanggug jawab ialah fungsi ekonomi , yaitu

melayani sistem ekonomi melalui iklan. Tanpa radio, televisi, majalah dan

suratkabar, maka beratlah untuk mengembangkan perekonomian secara

pesat.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

37

- Fungsi kedelapan pers yang bertanggug jawab ialah fungsi swadaya, yaitu

bahwa pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuannya agar

ia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh – pengaruh serta tekanan

dalam bidang keuangan.55

2.3.4 Peranan Pers

Pasal 6 UU No. 40 tentang pers menyatakan pers nasional melaksanakan

peranannya sebagai berikut :

a) Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.

b) Menegakan nilai ilai demokrasi, mendorong terwujudnya suremasi hukum

dan hak asasi manusia serta menghormasi kebinekaan.

c) Mengembangkan pendapat umum berdasar informasi yang tepat akurat

dan benar.

d) Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal – hal yang

berkaitan dengan kepentingan umum.

e) Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.56

2.3.5 Hubungan Pers dengan Demokrasi

Maka pers sebagai bagian penting untuk berdemokrasi. Sebuah negara

demokratis menghendaki sebuah sistem media yang dapat memberikan kepada

masyarakat ruang gerak yang luas bagi penyaluran pendapat dan analisis serta

55

Ibid. hlm 41.

56 Ibid. hlm 54.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

38

debat mengenai isu – isu penting. Dengan demikian, pers merupakan media yang

vital bagi demokrasi.57

Memang dalam suatu negara demokrasi, kepada warga negara dijamin

kebebasan berbicara, dan kepada pers akan dijamin kebebasan pers. Tetapi kepada

yang bersangkutan juga dibebankan tanggung jawab kalau terjadi penyalahgunaan

(abuse) terhadap kebebasan berbicara atau kebebasan pers tersebut.

Jadi kebebasan pers tidaklah bersifat absolute, melainkan ada batas –

batasnya tetapi pembatasannya tersebut haruslah secukupnya saja, tidak boleh

berlebihan. Sebab, bagaimanapun juga, dialam demokrasi yang sudah maju seperti

yang terjadi dikebanyakan negara demokrasi dewasa ini, maka berbagai bentuk

tindakan yang menjurus kepada pembatasan terhadap kebebasan pers yang

sebenarnya anti demokrasi tersebut misalnya adalah pengekangan pers (restraint),

pemberedelan pers (breide), sensor (censor), atau pelarangan sebelum terbit (prior

restraint).58

2.4 Kekerasan Terhadap Jurnalis

2.4.1 Kekerasan Terhadap Jurnalis

Di era demokrasi sekarang ini persoalan kekerasan terhadap jurnalis masih

sering terjadi dalam masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Menurut catatan

Aliansi Jurnalis Independent (AJI) pada tahun pertama berlakunya UU No.40

Tahun 1999 tentang pers. Pada Tahun 1999 ada 74 kasus kemudian pada tahun

57

Idri Shafaat, Op.cit. hlm 15.

58 Munir Fuady. Op.cit. hlm 245

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

39

2000 meningkat ada 115 kasus, 2001 menurun ada 95 kasus, 2002 ada 70 kasus,

kemudian 2003 ada 59 kasus59

Dan 2008 ada 57 Kasus.

Diantara berbagai kasus yang terjadi pada tahun 2008 salah satunya adalah

kasus yang dialami oleh korban jurnalis Gorontalo (media public) pada 19 Maret

2008. yang menjadi sasaran serangan dan ancaman oleh ratusan massa salah satu

pendukung bakal calon walikota, mereka berusaha merampas kamera saku yang

dibawa korban, karena korban hendak melawan lantas massa menyerang korban.

Salah satunya adalah kasus yang dialami oleh korban jurnalis Gorontalo (Media

Public) pada 19 Maret 2008. yang menjadi sasaran serangan dan ancaman oleh

ratusan massa salahsatu pendukung bakal calon walikota, mereka berusaha

merampas kamera saku yang dibawa korban, karena korban hendak melawan

lantas massa menyerang korban.60

Di lihat dari data tersebut kekerasan terhadap

jurnalis masih marak terjadi di indonesia walaupun Undang – Undang No. 40

Tahun 1999 tentang pers sudah diberlakukan.

2.4.2 Jurnalis

Di jelaskan dalam Undang – Undang No. 40 Tahun 1999 tentang pers,

Jurnalis adalah orang yang secara teratur melakukan kegiatan junalistik (Pasal 1

poin 4) atau (journalist) yang lebih dikenal dengan sebutan wartawan merupakan

orang - orang yang terlibat dalam pencarian, pengelolahan dan penulisan berita

59

Edy Sutanto Dkk. Op.cit. hlm 60.

60 Jurnal “Laporan pertangung jawaban AJI 2008-2011. hlm 41.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negara Hukum ... - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/466/6/2013-2-74201-271409020-bab2-10012014080433.pdf · 7 Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta

40

opini yang dimuat di media massa, mulai dari pemimpin redaksi hingga

koresponden yang terhimpun dalam bagian redaksi.61

61

Dikutip dari Asep Syamsu M. Romli. Junalis Terapan Pedoman Kewartawanan,(Bandung Batic

Press,2005). hlm 7.