BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam...

18
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas Layanan Bimbingan dan Konseling 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah puas; merasa senang; prihal (hal bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi produk atau jasa untuk mendapatkan suatu pelayanan dari jasa. Kepuasan adalah tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa oleh Wilkie (Tjipto, 2007). Kepuasan adalah (satisfaction) suatu perasaan senang dan kecewa yang timbul karena membandingkan dari produk ( hasil) terhadap ekpektasi mereka (Kotler, 2009). Jika kinerja gagal memenuhi ekpektasi pelanggan tidak akan puas sebaliknya jika kinerja dapat memenuhi ekpektasi maka pelanggan akan merasa puas dan jika kinerja melebihi ekpektasi maka pelanggan akan merasakan sanggat puas. Jadi tingkat kepuasan merupakan perbedaan fungsi dari kinerja yang dirasakan sama harapan yang ingin dicapai. Bila layanan sesuai yang diharapkan siswa maka siswa akan merasakan kepuasan dan sebaliknya apabila layanan yang diterima siswa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan siswa maka tidak akan merasakan kepuasan.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kepuasan Siswa Atas Layanan Bimbingan dan Konseling

2.1.1. Pengertian Kepuasan

Kepuasan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah puas; merasa

senang; prihal (hal bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan

dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang

dikarenakan mengkonsumsi produk atau jasa untuk mendapatkan suatu pelayanan

dari jasa. Kepuasan adalah tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman

konsumsi suatu produk atau jasa oleh Wilkie (Tjipto, 2007). Kepuasan adalah

(satisfaction) suatu perasaan senang dan kecewa yang timbul karena membandingkan

dari produk ( hasil) terhadap ekpektasi mereka (Kotler, 2009). Jika kinerja gagal

memenuhi ekpektasi pelanggan tidak akan puas sebaliknya jika kinerja dapat

memenuhi ekpektasi maka pelanggan akan merasa puas dan jika kinerja melebihi

ekpektasi maka pelanggan akan merasakan sanggat puas. Jadi tingkat kepuasan

merupakan perbedaan fungsi dari kinerja yang dirasakan sama harapan yang ingin

dicapai. Bila layanan sesuai yang diharapkan siswa maka siswa akan merasakan

kepuasan dan sebaliknya apabila layanan yang diterima siswa tidak sesuai dengan apa

yang diharapkan siswa maka tidak akan merasakan kepuasan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

Kepuasan pelanggan dalam artian di sini adalah peserta didik yang menerima

layanan Bimbingan dan Konseling. Juran dan Arif ( 2007) Kepuasan pelanggan

adalah hasil yang dicapai ketika keistimewaan produk merespon kebutuhan

pelanggan. Band (Nasution, 2005) mengemukakan kepuasan pelanggan adalah

sebagai perbandingan antara kualitas barang atau jasa yang diberikan dengan

keinginan dan kebutuhan pelanggan. Oliver( Nasution, 2005) Kepuasan pelanggan

adalah penilaian terhadap penampilan dan kinerja barang atau jasa apakah dapat

memenuhi tingkat keinginan, hasrat dan keinginan pelanggan. Dengan demikian

kepuasan pelanggan (siswa) adalah tanggapan evaluasi berupa penilaian antara apa

yang menjadi keinginan, harapan dan kemauan terhadap kinerja layanan yang

didapatkannya.

Kualitas layanan sangat erat hubungannya dengan kepuasan pelanggan

apabila layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan sangat berkualitas sudah

pasti kepuasan siswa atas layanan tersebut pun akan didapatkan ini sesuai dengan

pendapat Schannar (Tjipto, 2008) yang menyatakan bahwa startegi kepuasan

pelanggan adalah merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan komitmen,

baik yang menyangkut dana maupun sumber daya manusia. Kolarik (2005)

mengungkapkan kualitas layanan bimbingan dan konseling adalah layanan bimbingan

dan konseling yang mampu memenuhi harapan oleh para pemakai jasa (siswa).

Kotler (2004) menguraikan tentang kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan

(dalam hal ini siswa) kualitas yang tinggi akan memberikan kepuasan yang tinggi

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

pula. Apabila kualitas layanan BK memenuhi harapan siswa maka, siswa akan

merasakan puas atas layanan BK di Sekolah secara langsung akan meningkatkan

kinerja guru bimbingan dan konseling di sekolah.

Lebih lanjut Dadang Suhardan (2006) menjelaskan bahwa ada tiga konsep

dasar dalam memahami konsep kualitas yaitu:

a. Quality Assurance. merujuk pada ketentuan yang berdasarkan standar persyaratan

dan metode seperti yang telah ditetapkan oleh badan ahli, kualitas harus melalui uji

penilaian yang sesuai dengan persyaratan standart.

b.Contract Comformance. kualitas harus sesuai dengan kontrak atau memenuhi

kesepakatan bersama dimana standar kualitas spesifikasinya ditetapkan berdasarkan

negosiasi ketika kontrak disepakati

c. Cusromer Driven.kualitas harus memenuhi kebutuhan pelanggan(siswa) kualitas

pada definisi ini adalah merujuk pada penilaian siswa atas layanan Bimbingan dan

Konseling yang diterimanya.

2.1.2. Dasar Penyusunan Program Layanan (Wawancara guru BK SMP N 09)

Dalam penyusunan program layanan guru BK berlandaskan berbagai hal

sehingga program kerja yang disusun benar-benar sesuai dengan apa yang benar-

benar dibutuhkan oleh siswa yang disesuaikan dengan program bimbingan dan

konseling yang terdapat di SMP Negeri 09 Salatiga.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen, pasal 35 ayat(2)

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007

tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan

5. SKB Mendiknas dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25

tahun 1993 bahwa Guru Pembimbing Wajib membimbing 150 orang

siswa minimal sampai 225 orang maksimal

6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasioan tentang Pedoman

Penghitungan Beban Kerja Guru.

2.1.3.Komponen Program Bimbingan dan Konseling(rambu-rambu BK 2007)

Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen pelayanan:

1. Pelayanan dasar

Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada

seluruh konseli melalui kegiaatan melalui kegiatan penyiapan pengalaman

terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis

dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan

tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar

kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan

kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

kehidupannya. Pelayanan ini bertujuan untuk membantu semua konseli

agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat,

dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain

membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangan.

Materi pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas dasar standar

kompetensi kemandirian diantaranya: (1) self-esteem, (2) motivasi

berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan, (4) keterampilan

pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar pribadi atau

komunikasi, (6) penyadaran keragaman budaya dan (7) perilaku

bertangung jawab).

2. Pelayanan responsif

Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang

menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan

segera, sebab jika tidak segera dibantu sehingga dapat menimbulkan

gangguan dalam proses pencapaian tugas- tugas perkembangan yang

meliputi konseling individual, konseling krisis konsultasi dengan orang tua,

guru, dan alih tangan kepada ahli adalah ragam bimbingan yang dapat

dilakukan dalam pelayanan responsif. Fokus pelayanan responsif

bergantung kepada masalah atau kebutuhan konseli masalah konseli

berkaitan dengan keinginan untuk memahami sesuatu hal kerena dipandang

penting bagi perkembangan dirinya secara positif.

3. Perencanaan individual

Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar

mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan

perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan

kekuangan dirinya, serta pemahaman akan peluang ketersediaan

dilingkungannya. Tujuan dari perencanaan individual disini untuk

membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang dirinya dan

lingkungannya (2) mampu menentukan tujuan perencanaan, atau

pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek

pribadi, sosial, belajar maupun karier, dapat melakukan berbagai kegiatan

berdasarkan pemahaman, tujuan dan rencana yang telah dirumuskan. Fokus

dari pengembangan perencanaan individual berkaitan erat dengan

pengembangan aspek akademik, karier, dan sosial pribadi.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

4. Dukungan sistem

Merupakan komponen dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur,

dan pengembangan kemajuan profesional konselor secara berkelanjutan,

yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau

memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.

2.1.4 Tujuan Bimbingan dan Konseling(Rambu-rambu BK 2007)

Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat: (1) merencanakan

kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya dimasa yang

akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya

seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,

lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan

kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,

masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan

kesempatan untuk: (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas

perkembangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada

dilingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta

rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan

sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan

lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan

tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan

yang dimilikinya secara optimal.

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli

agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-

sosial, belajar (akademik), dan karir.

1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial

konseli adalah sebagai berikut.

1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan

dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan

pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah,

tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling

menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif

antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan

(musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan

ajaran agama yang dianut.

4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,

baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik

maupun psikis.

5. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.

6. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat

7. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang

lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.

8. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen

terhadap tugas atau kewajibannya.

9. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang

diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau

silaturahim dengan sesama manusia.

10. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik

bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.

11.Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)

adalah sebagai berikut.

1. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan

memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses

belajar yang dialaminya.

2. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan

membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap

semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang

diprogramkan.

3. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

4. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti

keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran,

dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.

5. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan

pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,

memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha

memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka

mengembangkan wawasan yang lebih luas.

6. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karier adalah

sebagai berikut.

1. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang

terkait dengan pekerjaan.

2. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang

menunjang kematangan kompetensi karir.

3. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja

dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna

bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

4. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai

pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang

pekerjaan yang menjadi cita-cita kariernya masa depan.

5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan cara

mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,

lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan

kerja.

6. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang

kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai

dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

7. Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.

Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia

senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang

relevan dengan karir keguruan tersebut.

8. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau

kenyamanan dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan dan

minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami

kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan

apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.

9. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan

karir.

2.1.5 Fungsi Bimbingan dan Konseling(Rambu-rambu BK pendidikan formal

2007)

1. Fungsi Pemahaman,

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki

pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,

pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

2. Fungsi Fasilitasi,

Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek

dalam diri konseli.

3. Fungsi Penyesuaian,

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat

menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan

konstruktif.

4. Fungsi Penyaluran,

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih

kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan

penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan

ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu

bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun diluar lembaga

pendidikan.

5. Fungsi Adaptasi,

Yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah

dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan

terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan

konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli,

pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan

konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi

Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun

menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

6. Fungsi Pencegahan (Preventif),

Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa

mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk

mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor

memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari

perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang

dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli

dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan,

diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-

obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).

7. Fungsi Perbaikan,

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga

dapat memperbaiki kekliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak

(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan)

terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan

memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada

tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

8. Fungsi Penyembuhan,

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini

berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah

mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun

karier. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

9. Fungsi Pemeliharaan,

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat

menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam

dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi

yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini

diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif

(pilihan) sesuai dengan minat konseli.

10. Fungsi Pengembangan,

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari

fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.

Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai

teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan

program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya

membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik

bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial,

diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan

karyawisata.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

2.1.2. Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling atau yang bisa disebut layanan BK

adalah layanaan bantuan yang dilakukan oleh guru pembimbing bagi peserta didik

(siswa) melalui kegiatan-kegiatan kelas/diluar kelas yang disajikan secara sistematis

dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal (Yusuf

dan Nurihsan, 2008). Biasanya bimbingan dan konseling disebut bersama sehingga

tercipta istilah majemuk bimbingan dan konseling (Guidance and Counseling). Hal

ini sebenarnya tidak perlu, karena konseling merupakan salah satu layanan

bimbingan disamping layanan yang lain, seperti mengumpulkan data dan

penyebaran informasi, dengan demikian, pelayanan bimbingan dengan sendirinya

mencakup pula layanan konseling. Namun layanan konseling sungguh merealisasi

tujuan bimbingan dan merupakan layanan inti (Winkel dan Hastuti, 2005).

Lingkup layanan bimbingan konseling dalam menunjang pelayanan

bimbingan dan konseling untuk mencapai kompetensi menurut Depdikbud ( dalam

surya 2008) adalah;

a. Bimbingan pribadi

Untuk mencapai kompetensi; (a). Pemantauan sikap dan kebiasaan bermoral,

(b) Pemahaman kekuatan dan kelemahan diri, (c). Upaya pengenalan

kelemahan dan kelebihan diri, (d).Pemahaman bakat dn minat pribadi, (e)

Pemahaman dan pengalaman hidup sehat.

b. Bimbingan sosial

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

Untuk mencapai kompetensi (a). Pemahaman dan pengalaman disiplin

peraturan sekolah, (b). pengembangan hubungan yang harmonis dengan

teman sebaya, (c). Pengembangan hubungan harmonis dengan anggota

keluarga, (d) Pengembangan kemempuan berhubungan sosial dengan

menjunjung tinggi nilai dan norma agama, adat istiadat serta peraturan

hukum, (e). Pengembangan komunikasi secara lisan dan tulisan, (f)

pengembangan kemampuan menyelesaikan konflik.

c. Bimbingan belajar

Untuk mencapai kompetensi: (a) pengembangan sikap dan kebiasaan

belajar yang baik, (b). menumbuhkan motivasi belajar yang mandiri dan

berkelompok, (c).Pengembangan penguasaaan materi pembelajaran untuk

pencapaian tujuan belajar, (d). Pemanfaatan kondisi lingkungan sekolah untuk

mengembangkan pengetahauan, keterampialan dan kepribadian, (e). Orientasi

belajar dijenjang pendidikan selanjutnya.

d. Bimbingan karier

Untuk mencapai kompetensi: (a) .Pemahaman informasi pendidikan,

(b). pengenalan dunia kerja, (c). Orientasi dan informasi jabatan dan usaha,

(d). Pengenalan konsep diri berkaitan dengan bakat dan kecenderungan

pilihan jabatan serta arah pengembangan karier.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

2.2 Gaya Kepemimpinan Guru Bimbingan dan Konseling

2.2.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan (Bahasa Inggris : Leadership Style) diartikan sebagai

pola tindak seseorang dari seorang pemimpin sebagai ciri kepemimpinannya. Gaya

kepemimpinan adalah pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang

dipersepsikan orang-orang yang dipimpinnya (Davis & Newstorm, 1995). Hal ini

sejalan dengan pendapat Hersey & Blanchard (Ignatius Onduko. 1994) yang

menyatakan bahwa : Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang ditampilkan

ketika mencoba mempengaruhi tingkah laku orang lain seperti yang dipersepsikan

oleh orang yang akan kita pengaruhi tersebut.

Menurut Hersey & Kenneth H. Blanchard (Ignatius Onduko. 1994) pada

dasarnya gaya kepemimpinan seseorang terbagi pada dua kecenderungan, yaitu :

1. Berorientasi pada tugas (task behavior)

Gaya ini ditandai dengan adanya beberapa hal seperti : pemimpin

memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan, selalu mengadakan

pengawasan secara ketat, menyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas

harus dapat dilaksanakan sesuai dengan keinginan pemimpin dan pemimpin

lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan

pengembangan bawahan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

2. Berorientasi pada hubungan (relationship behavior)

Sedangkan gaya kepemimpinan ini, sebaliknya ditandai dengan beberapa

gejala seperti berikut : pemimpin lebih memberikan motivasi daripada

memberikan pengawasan terhadap bawahan, pemimpin melibatkan bawahan

dalam pengambilan keputusan, pemimpin lebih bersikap penuh

kekeluargaan, percaya, hubungan kerjasama yang saling hormat

menghormati diantara sesama anggota kelompok.

2.2.2 Macam-macam gaya kepemimpinan

Hersey dan Blanchard (1982) membedakan dua kecenderungan tersebut ke

dalam empat gaya kepemimpinan, yaitu : Telling, Selling, Participating dan

Delegating.

1.Gaya kepemimpinan Telling

Gaya kepemimpinan Telling adalah gaya kepemimpinan yang ditandai

perilaku pemimpin yang tidak mempercayai bawahannya dan banyak

memberikan instruksi kepada bawahan untuk melakukan segala sesuatu yang

harus dilakukan tanpa memperhatikan kualitas hubungan antar pribadi dengan

bawahannya. Gaya kepemimpinan ini pemimpin hanya memberikan instruksi

dan pengarahan yang jelas tentang sebuah tugas. Ciri dari gaya ini adalah :

pemimpin memberikan perintah khusus, pengawasan dilakukan secara ketat,

pemimpin menerangkan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan, bagaimana

mengerjakan, kapan harus dilaksanakan pekerjaan itu, dan dimana pekerjaan itu

harus dilakukan.

2. Gaya kepemimpinan Selling

Gaya kepemimpinan Selling adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin

menekankan dua arah serta membantu meningkatkan motivasi dan kepercayaan

diri anggota, tetapi pemimpin tetap memegang tanggung jawab dan

mengendalikan pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan

tingginya tuntutan menyelesaikan tugas tetapi pemimpin juga sangat

memperhatikan kualitas hubungan dengan bawahannya. Ciri dari gaya selling ini

adalah : tinggi tugas dan tinggi hubungan, pemimpin menerangkan keputusan,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

pemimpin memberikan kesempatan untuk penjelasan, pemimpin masih banyak

melakukan banyak pengarahan, pemimpin melakukan komunikasi dua arah.

3. Gaya kepemimpinan Participating

Gaya kepemimpinan Participating, adalah gaya kepemimpinan dimana

pemimpin dan anggota berbagi pengambilan keputusan dan pemimpin tidak

banyak atau hanya memberikan perintah secara langsung. Gaya ini ditandai

dengan perilaku pemimpin yang lebih banyak memfokuskan perhatian pada

kualitas hubungan dan kurang memperhatikan penyelesaian tugas-tugas. Gaya

ini ditandai dengan ciri tinggi hubungan dan rendah tugas, dimana pemimpin dan

bawahan saling memberikan gagasan dan membuat keputusan.

4. Gaya Kepemimpinan Delegating

Gaya kepemimpinan Delegating adalah gaya kepemimpinan dimana

pemimpin tidak memperhatikan tugas dan hubungan dengan bawahan. Gaya

kepemimpinan ini ditandai dengan tingkat kepercayaan yang tinggi dari

pemimpin kepada bawahan untuk melakukan tugas sendiri dengan sedikit

pengarahan dan sedikit sekali kualitas hubungan antar personalnya. Ciri dari

gaya ini adalah mempunyai hubungan dan tugas rendah, pemimpin melimpahkan

pembuatan keputusan dan pelaksanaan kepada bawahan, dimana seorang

pemimpin membutuhkan visi dan target yang jelas dari apa yang didelegasikan.

Kurang intensifnya delegating bisa membuat penafsiran dan pelaksanaan

berbeda dari apa yang diinginkan. Karena itu, jika ingin memakai gaya seperti

ini, seorang pemimpin harus bisa mengkomukasikan visi dan targetnya secara

jelas, sehingga para bawahannya bisa melihat dari hasil kerjanya.

Menurut Hersey & Blanchard Gaya kepemimpinan Selling dan Participating,

adalah gaya kepemimpinan yang secara teoritis mampu mengembangkan kreativitas

bawahan, karena gaya kepemimpinan tersebut lebih berorientasi pada

hubungan.Guru BK yang cenderung menggunakan gaya tersebut akan berusaha

memberikan rasa aman secara psikologis kepada siswa, memperhatikan perasaan

dan kebutuhan siswa.

Gaya kepemimpinan Telling yang dengan ciri banyak memberikan instruksi

dan tidak memperhatikan kualitas hubungan kepada orang-orang yang dipimpin

secara teoritis akan menghambat perkembangan kreativitas. Demikian juga dengan

gaya kepemimpinan Delegating yang digunakan guru BK secara teoritis berhubungan

secara negatif, karena mempunyai ciri rendah hubungan dan rendah tugas, artinya

dalam menerapkan gaya kepemimpinan Delegating guru BK sedikit sekali

memberikan tuntunan dan arahan kepada siswa demikian juga dengan perhatian

kepada hubungan antar pribadi tidak terlalu menjadi perhatian.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

2.2.3 Kriteria Keberhasilan Pemimpin

Untuk mengetahui apakah seorang pemimpin berhasil dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya dengan baik, Mulyasa (2004) mengemukakan beberapa kriteria,

yaitu:

1.Dinamika organisasi.

2.Pengaruh atau kewibawaan pemimpin.

3.Sikap bawahan terhadap atasan.

Dari ketiga hal tersebut penulis uraikan sebagai berikut:

1. Dinamika Organisasi

Organisasi berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dalam kaitan

dengan kepemimpinan seseorang dalam memimpin organisasi dapat dilihat dari

berbagai indikasi sebagai berikut (Mulyana, 2004):

1. Penampilan Kelompok.

2. Pencapaian Tujuan Kelompok.

3. Berlangsungnya Hidup Kelompok.

4. Pertumbuhan Kelompok.

5. Kesiagaan Kelompok.

6. Kemampuan Menyelesaikan Krisis.

2. Pengaruh Pemimpin

Pengaruh atau kewibawaan pemimpin sangat menentukan keberhasilan.

Seorang pemimpin yang berhasil, dapat dilihat melalui berbagai kriteria

(Mulyasa 2004), yaitu:

1. Apakah pemimpin mampu meningkatkan rasa kebersamaan kelompok, kerja

sama antar anggota, motivasi bawahan, pemecahan masalah, pengambilan

keputusan dan pemecahan konflik di antara bawahan.

2. Apakah pemimpin menaruh perhatian terhadap efisiensi tenaga ahli yang

tersedia, pengaturan kegiatan, akumulasi dari berbagai sumber dan kesediaan

kelompok untuk menghadapi perubahan dan krisis.

3. Apakah pemimpin mampu meningkatkan kualitas kerja, menciptakan rasa

percaya diri bawahan dan menghasilkan kecakapan bawahan dan memberi

sumbangan terhadap pertumbuhan kejiwaan dan perkembangan bawahan.

3. Sikap Bawahan Terhadap Atasan

Bawahan dalam kehidupan organisasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

seorang pemimpin. Sebab kepemimpinan itu sendiri merupakan proses interaksi

antara pemimpin dan bawahan dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu keberhasilan

seorang pemimpin dapat diukur dari sikap bawahan terhadap pemimpin itu sendiri,

melalui indikasi berikut (Mulyasa, 2004):

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

1. Apakah bawahan merasa puas terhadap pemimpin dalam rangka pemenuhan

kebutuhan dan hal-hal yang diharapkan bawahan.

2. Apakah bawahan merasa senang terhadap atasan, menghormati dan kagum

padanya.

3. Apakah bawahan mempunyai rasa tanggung jawab besar untuk melaksanakan

perintah atau sebaliknya melawan, atau bawahan tidak memperhatikan/menyabot

perintah atasan.

Ada beberapa gejala sikap bawahan terhadap kepemimpinan atasan, yaitu:

1) Ketidak hadiran atau absensi.

2) Perbuatan semaunya.

3) Kesedihan.

4) Keluhan terhadap atasan.

5) Permintaan pindah.

6) Pemogokan.

7) Sikap lambat.

8) Kejadian yang sengaja menyabot peralatan dan fasilitas

pelayanan.

9) Sikap permusuhan terhadap atasan.

2.4. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian ini penulis melakukan pengkajian terhadap

hasil penelitian pendahulu yang relevan sebagai berikut:

Novita Wulan Sari dan S. Hafsah Budi A.2011. tentang Persepsi Siswa

Terhadap Guru Bimbingan Konseling, Kepuasan Layanan Bimbingan Konseling di

SMA Negeri 1 Sragi Pekalongan yang menyatakan bahwa Hasil penelitian

menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar (rxy) = 0,335 dan probabilitas p =

0,000 (p<0,01) antara persepsi siswa terhadap guru bimbingan konseling dengan

kepuasan layanan bimbingan konseling, artinya terdapat korelasi positif yang sangat

signifikan antara variabel persepsi siswa terhadap guru bimbingan konseling dengan

variabel kepuasan layanan bimbingan konseling.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas ......ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun

Silla, Onensius (2005) Penelitiannya yang berjudul hubungan gaya

kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru pada SMP N sekota Soe

Kabupaten timur tengah selatan menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru.

2.5. Kerangka Berfikir

Berlandaskan landasan teori dan kajian berbagai penelitian yang telah

diuraikan pada bagian sebelumnya penulis cenderung berpendapat bahwa gaya

kepemimpinan guru BK berpengaruh signifikan terhadap kepuasan atas layanan BK

artinya gaya kepemimpinan guru Bimbingan dan Konseling memberi sumbangan

efektif terhadap kepuasan siswa atas layanan BK, apabila gaya kepemimpinan yang

diterapkan guru BK ini tepat maka kepuasan siswa atas layanan BK nya pun akan

tercapai.

2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Ada pengaruh yang

signifikan gaya kepemimpinan guru Bimbingan dan Konseling terhadap kepuasan

atas layanan bimbingan dan konseling SMP Negeri 09 Salatiga.