BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian...

14
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajar Menurut Abdullah, M.H (2001) belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata. Menurut Klein dalam Slameto (2008) belajar mandiri adalah proses atau tujuan kegiatan sekolah, dan tidak mensyaratkan pengetahuan sebelumnya. Sedangkan Hendra Surya (Novitasari:2008) belajar mandiri adalah proses mengerakkan kekuatan atau dorongan dari dalam diri individu yang belajar untuk mengerakkan potensi dirinya mempelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau pengaruh asing di luar dirinya. Dengan demikian belajar mandiri lebih mengarah pada pembentukan kemandirian dalam cara-cara belajar. Menurut Sumahamijaya et al (2003), Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain, tapi menggunakan kekuatan sendiri. Kemandirian diartikan sebagai suatu hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Kemandirian belajar menurut Wragg E. C (Slameto:2008) kemandirian belajar adalah suatu proses dengan mana siswa mengembangkan ketrampilan- ketrampilan penting yang memungkikannya menjadi pelajar yang mandiri, dimotivasi oleh tujuan sendiri, imbalan dari proses belajar bersifat intrinsik/ nyata bagi siswa dan tidak tergantung pada sistem luar untuk pemberian imbalan jerih payah belajarnya, guru hanya merupakan sumber dalam proses belajar, tetapi bukan pengatur atau pengendali. Menurut Slameto (2008) kemandirian belajar adalah kemampuan belajar mandiri yang terungkap melalui proses intensive yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar atau penguasaan materi pelajaran yang menggunakan berbagai ketrampilan dan teknik yang kreative atas prakarsa

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Kemandirian belajar

Menurut Abdullah, M.H (2001) belajar mandiri dapat diartikan sebagai

usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan

bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi

dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata. Menurut Klein dalam Slameto (2008)

belajar mandiri adalah proses atau tujuan kegiatan sekolah, dan tidak

mensyaratkan pengetahuan sebelumnya. Sedangkan Hendra Surya

(Novitasari:2008) belajar mandiri adalah proses mengerakkan kekuatan atau

dorongan dari dalam diri individu yang belajar untuk mengerakkan potensi dirinya

mempelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau pengaruh asing di luar dirinya.

Dengan demikian belajar mandiri lebih mengarah pada pembentukan kemandirian

dalam cara-cara belajar.

Menurut Sumahamijaya et al (2003), Kemandirian berasal dari kata

mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada

orang lain, tapi menggunakan kekuatan sendiri. Kemandirian diartikan sebagai

suatu hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.

Kemandirian belajar menurut Wragg E. C (Slameto:2008) kemandirian

belajar adalah suatu proses dengan mana siswa mengembangkan ketrampilan-

ketrampilan penting yang memungkikannya menjadi pelajar yang mandiri,

dimotivasi oleh tujuan sendiri, imbalan dari proses belajar bersifat intrinsik/ nyata

bagi siswa dan tidak tergantung pada sistem luar untuk pemberian imbalan jerih

payah belajarnya, guru hanya merupakan sumber dalam proses belajar, tetapi

bukan pengatur atau pengendali. Menurut Slameto (2008) kemandirian belajar

adalah kemampuan belajar mandiri yang terungkap melalui proses intensive yang

dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar atau penguasaan materi pelajaran

yang menggunakan berbagai ketrampilan dan teknik yang kreative atas prakarsa

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

7

(inisiatif dan motivasi) siswa yang bersangkutan dalam penetapan tujuan belajar,

pemilihan materi yang akan dipelajari, intensitas penggunaan ketrampilan belajar,

penerapan teknik-teknik ilmiah dalam fase belajar, penetapan standard

keberhasilan belajar, peningkatan prakarsa siswa yang bersangkutan dibanding

intervensi guru. Sedangkan menurut Hoshi (Slameto:2002) dalam kemandirian

belajar siswa bertanggung jawab atas pembuatan keputusan yang berkaitan

dengan proses belajarnya dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan

keputusan-keputusan tersebut. Kemandirian memerlukan kemampuan untuk

bertindak secara mandiri, tidak tergantung, digabung dengan kemampuan untuk

melaksanakan keputusan-keputusan sendiri.

Berdasarkan analisis tentang konsep dan teori di atas dapat disimpulkan

bahwa kemandirian belajar adalah sebuah proses dimana individu mengambil

inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan orang lain,kebebasan bertindak sesuai

nilai yang diajarkan dan keyakinan dalam setiap kegiatan belajar dan bertanggung

jawab dalam setiap aktivitas belajarnya.

2.1.1.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Menurut Hasan Basri (2000:55) Kemandirian merupakan salah satu tujuan

pendidikan, faktor- faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar yaitu faktor

yang terdapat di dalam dirinya sendiri (faktor endogen) dan faktor yang terdapat

di luar dirinya (faktor eksogen)

1. Faktor eksogen (faktor eksternal)

Semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya atau

lingkungan hidup yang alami individu. seperti keadaan keturunan dan

konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang

melekat padanya. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah merupakan

bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya.

Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan

didalam diri seseorang, seperti bakat, potensi intelektual dan potensi

pertumbuhan tubuhnya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

8

2. Faktor Endogen

Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber dari

dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak

dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya. Segala sesuatu

yang dibawa sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan

perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar dari ayah

dan ibu mungkin akan didapatkan didalam diri seseorang, seperti bakat,

potensi intelektual dan potensi pertumbuhan tubuhnya.

Dengan demikian penulis berpendapat dalam pencapaian kemandirian

seseorang tidak lepas dari faktor-faktor tersebut diatas dan kemandirian siswa

dalam belajar akan terwujud sangat bergantung pada siswa tersebut melihat,

merasakan dan melakukan aktivitas belajar atau kegiatan belajar sehari-hari di

dalam lingkungan sekolah maupun tempat tinggalnya.

2.1.1.2 Aspek-aspek kemandirian belajar

Kemandirian belajar berarti memperhitungkan semua faktor yang relevan

dalam menentukan arah tindakan yang terbaik bagi semua yang berkepentingan

Kemandirian, Sutari Imam Banarbid (2003), kemandirian belajar meliputi “perilaku

mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan / masalah, mempunyai rasa

percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa orang lain”. Pendapat

tersebut juga diperkuat oleh kartini dan dali (2008) yang mengatakan bahwa

kemandirian adalah”hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri”.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian: a)

Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi

kebaikan dirinya. b) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi

masalah yang dihadapi. c) Memeliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-

tugasnya. d) Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan.

Robert havigurst (2002) menambahkan bahwa kemandirian terdiri dari

beberapa aspek, yaitu:a) Emosi, aspek ini ditujukan dengan kemampuan

mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua. b).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

9

Intelektual, aspek ini ditujukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai

masalah yang dihadapi. c) Sosial, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk

mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu

aksi dari orang lain.

2.1.2 Bimbingan Orang Tua

Bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun untuk

sampai kepada pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak setiap bantuan

dapat diartikan bimbingan. Bimbingan adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu

guidance, kata guidance berasal dari kata kerja to guidance artinya menunjukkan,

membimbing, menuntun orang ke jalan yang benar.

Menurut Druxes (2003-105). Bimbingan adalah merupakan bantuan atau tuntunan,

yang mengandung pengertian bahwa pembimbing harus memberikan bantuan kepada

yang dibimbingnya. Keadaan seperti ini terkenal dalam dunia pendidikan "Tut Wuri

Handayani" yaitu bahwa dalam memberi bimbingan, arah diserahkan kepada yang

dibimbing. Bimbingan hendaknya merupakan bantuan yang dapat menyadarkan seorang

itu akan pribadinya sendiri (bakatnya, minatnya, kemampuannya dan sebagainya)

sehingga dengan demikian ia sanggup memecahkan sendiri kesukaran-kesukaran yang

dihadapainya.Bimbingan orang tua dapat membawa pertumbuhan dan perkembangan

yang lebih baik terhadap aktifitas belajar anak, melalui bimbingan orang tua dapat

mengarahkan dan mengetahui segala kesulitan-kesulitan yang dihadapi putra-putrinya.

Bimbingan orang tua dirumah mutlak diperlukan karena adanya bimbingan, orang

tua dapat mengawasi dan dapat mengetahui segala kekurangan dan kesulitan anak

dalam belajarnya. Gunarso (2003;64) menyatakan sebagai berikut :"Orang tua berperan

besar dalam mengajar, mendidik, memberikan bimbingan, dan menyediakan sarana

belajar serta memberi teladan pada anak sesuai dengan nilai moral yang berlaku atau

tingkah laku yang perlu dihindari". Bimbingan dari orang tua dapat juga berperan sebagai

cara untuk peningkatan disiplin terutama dalam belajarnya. Ahmadi (2001;82)

menyatakan bahwa "Anak belajar memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap

dewasa dan tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak".

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

10

Menurut Jear Book of education (I. Djumhur, 2005:25) mengemukakan bahwa

bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk dan

mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan

kemanfaatan sosial. Menurut Stoops (I. Djumhur, 2005:25), mengemukakan bahwa

bimbingan adalah suatu proses membantu perkembangan individu untuk mencapai

kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebenar-benarnya,

baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Menurut Miller (I, Djumhur, 2005:25)

mengemukakan bimbingan adalah proses terhadap individu untuk mencapai

pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri

secara maksimum kepada sekolah, keluarga, serta masyarakat. Orang tua sebagai

pendidik juga sebagai pembimbing bagi kegiatan belajar anak baik di dalam maupun di

luar rumah dengan harapan anak dapat belajar dengan baik dan berhasil..

Menurut Ashman & Elkins (2008), Lingkungan keluarga atau orang tua

merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam

perkembangan anak. Tujuan pendidikan secara universal adalah agar anak menjadi

mandiri, bukan hanya dapat mencari ilmu sendiri, tapi juga bisa mengarahkan dirinya

pada keputusannya sendiri untuk mengembangkan semua kemampuan fisik, mental,

sosial dan emosional yang dimilikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu

kehidupan yang sehat dan produkif.

2.1.2.1 Bentuk Bimbingan Orang Tua

Bimbingan sebenarnya diberikan di lingkungan keluarga, karena keluarga adalah

lingkungan hidup pertama, dimana anak memperoleh pengalaman–pengalaman

pertama yang telah mempengaruhi jalan hidupnya dan memberi tantangan pada anak

supaya dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lingkungannya. Untuk

mencapai interaksi yang baik antara orang tua dengan anak-anaknya maka dalam

keluarga itu harus menjalankan peranannya sesuai dengan fungsi dan kedudukannya,

baik didalam keluarga itu sendiri maupun dilingkungan masyarakat.

Peranan-peranan Keluarga:

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

11

a. Peranan Ibu

Peranan seorang ibu bagi anak-anaknya sangat besar artinya, karena

anak–anak hubungannya lebih dekat dengan ibu dari pada ayahnya dalam

kehidupan sehari-hari, oleh karena itu seorang ibu harus benar-benar berfungsi

melaksanakan tugasnya antara lain meliputi pemeliharaan pendidikan anak-anak

agar mereka menjadi anak yang berguna.

Peranan ibu dalam pendidikan anak-anak adalah sumber dan pemberi rasa kasih

sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan isi hati, pengatur

kehidupan dalam rumah tangga, dan pendidikan.

b. Peranan Ayah

Di samping ibu, peranan ayah memegang peranan penting ayah sebagai

kepala keluarga merupakan penanggung jawab dalam perkembangan anak-

anaknya, baik secara fisik maupun secara psikis. Ayah juga aktif membina

perkembangan pendidikan anak. Anak memandang ayahnya sebagai orang yang

tertinggi prestasinya berarti ayah merupakan pimpinan yang sangat patut dijadikan

cermin bagi anaknya atau kata lain ayah merupakan figur yang terpandai dan

berwibawa. Dengan demikian, setiap perilaku ayah merupakan contoh dorongan

bagi anak .

2.1.3 Hasil Belajar

Menuut Dimyati dan Mujiono (Lina , 2009:5), hasil belajar merupakan hal

yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa,

hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebulum belajar. Dari sisi guru, adalah bagaimanan guru

bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya.

Winkel (Lina, 2009:5) mengumukakan bahwa hasil belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan menurut arif Gunarso

(Lina,2009: 5),” hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang

yang telah melaksanakan usaha-usaha belajar”. Jadi hasil belajar adalah hasil

yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

12

Hasil belajar merupakkan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

dengan melakukan usaha secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang

setelah melakukan usaha-usaha belajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam

bentuk nilai. Setelah mengkaji pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran.

Menurut Howard kingsley (2001), hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai

suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami

belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Manurut

Mudjiono (2002), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi

yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siwa hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan

saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2002) hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart

Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar :

(1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap

dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).

Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya

usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan,

pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek

kehidupan sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap

sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

13

kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara

kuantitatif.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia

menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan

pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk penilain memperoleh data

dari nilai try out 1 bahasa Indonesia

2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian

bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara

anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol

vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer .

Menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), bahasa yaitu sebagai kode yang

diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep

melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol

yang diatur oleh ketentuan.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang

sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga

merupakan Bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Meski demikian, ia hanya sebagian kecil dari

penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu

karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih

suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti

bahasa Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan lain-lain. Untuk sebagian

besar lainnya bahasa Indonesia adalah bahasa kedua dan untuk taraf resmi

bahasa Indonesia adalah bahasa pertama. Bahasa Indonesia ialah sebuah dialek

bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia. Bahasa Indonesia

diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa Indonesia

merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

14

baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing.

Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari

bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam

Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "jang dinamakan

'Bahasa Indonesia' yaitu bahasa Melayu yang sungguhpun pokoknja berasal dari

'Melayu Riau', akan tetapi yang sudah ditambah, diubah atau dikurangi menurut

keperluan zaman dan alam baru hingga bahasa itu lalu mudah dipakai oleh rakjat

di seluruh Indonesia; pembaharuan bahasa Melayu hingga menjadi bahasa

Indonesia itu harus dilakukan oleh kaum ahli yang beralam baru, ialah alam

kebangsaan Indonesia". atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa

Indonesia II 1954 di Medan, Sumatra Utara, "...bahwa asal bahasa Indonesia ialah

bahasa Melayu. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melayu yang disesuaikan

dengan pertumbuhannya dalam masyarakat Indonesia".

Secara sejarah, Bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari

Bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama

atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik

dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa Bahasa

Indonesia baru dianggap "lahir" atau diterima keberadaannya pada tanggal 28

Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 Bahasa Indonesia

secara resmi diakui keberadaannya. Fonologi dan tata bahasa dari Bahasa

Indonesia cukuplah mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar

dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia

merupakan bahasa yang digunakan sebagai penghantar pendidikan di perguruan-

perguruan di Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia

mencakup komponen-komponen berbahasa dan kemampuan bersastra yang

meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Mendengarkan, 2) Berbicara, 3)

Membaca, 4) Menulis. Kompetensi Dasar bahasa Indonesia kelas VI semester I

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

15

Tabel 2.1

Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia kelas VI semester I

No. Kompetensi Dasar

1.1 Menulis hal-hal penting / pokok dari suatu teks yang dibacakan.

1.2 Mengidentifikasi tokoh, latar, tema, atau amanat dari cerita anak yang dibacakan

2.1 Menyampaikan pesan/ informasi yang diperoleh dari berbagai media dengan bahasa yang runtut

2.2 Menyampaikan pesan / informasi yang diperoleh dari berbagai media dengan bahasa yang runtut, baik, dan benar

3.1 Mendeskripsikan isi dan teknik penyajian suatu laporan hasil pengamatan/kunjungan

3.2 Menanggapi informasi dari kolom/rubric khusus ( majalah anak, koran, dan lain-lain).

3.3 Menemukan makna tersirat suatu teks melalui membaca intensif.

4.1 Mengisi formulir (pendaftaran, kartu anggota, wesel pos, kartu pos, DRH ) dengan benar.

4.2 Membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar

4.3 Menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan

4.4 Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dengan memperhatikan makna puisi

5.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio.

5.2 Menceritakan isi drama pendek yang disampaikan secara lisan

6.1 Berpidato atau presentasi untuk berbagai keperluan (perpisahan, perayaan ulang tahun) dengan lafal intonasi dan sikap yang tepat.

6.2

Melaporkan isi buku yang dibaca (judul, pengarang, jumlah halaman, dan isi) dengan kalimat yang runtut.

6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang tepat.

7.1 Menemukan makna tersirat suatu teks melalui membaca intensif.

7.2 Mengidentifikasi berbagai unsur (tokoh, sifat, latar, tema, jalan cerita, amanat ) teks drama anak

8.1 Menyusun naskah pidato / sambutan (perpisahan, ulang tahun, perayaan sekolah) dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.

8.2 Menulis surat resmi dengan memperhatikan pilihan kata sesuai dengan orang yang dituju.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

16

2.2 Kajian yang Relevan

Widya Novitasari (2008) penelitian yang berjudul “Adakah hubungan antara

kemandirian belajar siswa dan bimbingan orang tua dengan hasil belajar mata

pelajaran PPKn siswa kelas IV dan V semester I tahun pelajaran 2007/2008 SD

Negeri Keboireng III Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung”. ada hubungan

yang signifikan Dengan pembuktian derajat kebebasan N = 46 dan sesuai dengan

tabel taraf signifikansi 5 % diperoleh nilai 1,291 sedangkan r hitung 0,342 yang berarti

t hitung lebih besar dari t-tabel atau 1,342 > 0,05 . Kesimpulan yang diperoleh adalah

tidak ada hubungan yang signifikan antara bimbingan orang tua dengan hasil belajar

PPKn siswa kelas IV dan V semester I tahun pelajaran 2007/2008 SD Negeri

Keboireng III Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung .

Amalia, Fitriani 2011 penelitian yang berjudul “Pengaruh perhatian orang tua,

konsep diri, dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi

siswa kelas XII IPS SMA Se-Kecamatan Limpung”.. sampel penelitian sebanyak 70

siswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian orang tua, konsep

diri, dan kemandirian belajar berpengaruh terhadap hasil belajar ekonomi kelas XII

IPS SMA Se-Kecamatan Limpung baik secara parsial maupun simultan, dibuktikan

dari hasil uji t dan f memperoleh signifikansi di bawah 0,05. Secara simultan perhatian

orang tua, konsep diri, dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar ekonomi adalah

sebesar 0,66% dan sisanya sebesar 0,134% dipengeruhi oleh variabel lain. Secara

parsial perhatian orang tua 0,128%, konsep diri 0,91%, dan kemandirian belajar

0,418% artinya tidak ada hubungannya. Namun dalam analisis data secara

keseluruhan belum melihat aspek-aspek dalam kemandirian belajar dan bimbingan

orang tua yang berhubungan dengan hasil belajar.

Yuyun (2008) penelitian yang berjudul ” Pengaruh kemandirian belajar siswa dan

bimbingan orang tua terhadap hasil belajar matematika kelas XI SMA Negeri 02

Singaraja” menunjukkan bahwa variabel kemandirian belajar dan bimbingan orang tua

menunjukkan nilai 0,93 dan 0,697> 0,05.Variabel kemandirian siswa menunjukkan

tidak ada pengaruh yang siknifikan, variabel kemandirian siswa menunjukkan nilai

signifikan 0,013<0,05 berarti ada pengaruh yang siknifikan. Namun ketika

dikomparasikan kemandirian siswa dan bimbingan orang tua menunjukkan nilai

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

17

siknifikan 0,00< 0,05 berarti ada pengaruh yang siknifikan, dan jika ketiga variabel

tersebut dikomparasikan menunjukkan nilai siknifikan 0,999> 0,05 berarti tidak ada

pengaruh yang siknifikan antara kemandirian belajar dan bimbingan orang tua

terhadap hasil belajar.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori diatas Penyampaian mata pelajaran yang di-UN-kan

menuntut cara belajar siswa aktif, mengharuskan partisipasi aktif peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif tersebut akan dapat terlaksana

apabila ditunjang oleh kemandirian belajar peserta didik secara sosial psikologis

adalah penting karena individu pada hakekatnya selalu berusaha menyesuaikan

diri secara aktif dengan lingkungannya.

Menurut Haris Mujiman (2005: 1) belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif,

yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna

mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau

kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara

pencapaiannya, baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar,

tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar dilakukan oleh siswa sendiri.

Di sini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan

kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu.

Kemandirian belajar adalah aktifitas belajar yang didorong oleh kemauan

sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta

mampu mempertanggung jawabkan tindakannya. Oleh karena itu kemandirian

belajar dan bimbingan orang tua sangat penting bagi peserta didik sebab

kemandirian merupakan modal dasar dan utama bagi peserta didik dalam

menentukan sikap dan tindakan terhadap proses belajarnya sedangkan dorongan

orang tua sangat berpengaruh dalam memberi dorongan dan motifasi belajar baik

belajar dirumah atau belajar disekolah. Karena belajar merupakan proses psikis,

maka keberhasilan belajar banyak ditentukan oleh individu itu sendiri. Kemandirian

belajar seseorang mendorong untuk berprestsi, berinisiatif dan berkreasi. Dengan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

18

itu kemandirian dapat mengantar seseorang menjadi produktif, serta

mendorongnya menuju ke arah kemajuan dan selalu ingin maju lagi. Sedang

ketidak mandirian belajar merupakan batu penyandung untuk mencapai hasil yang

maksimal karena cara belajar yang belum menunjukkan kemandirian akan

berlanjut terus kejenjang yang lebih tinggi. Akan sia-sia peningkatan mutu

kelulusan dengan menaikkan nilai karena siswa tidak melakukan usaha

kemandirian belajar anak untuk menambah ilmu dan ketrampilan-ketrampilannya

tanpa bimbingan orang tua individu sulit belajar.

Dengan adanya kemandirian belajar dan bimbingan orang tua diharapkan

dapat memperoleh hasil lebih baik. Sehingga kemandirian belajar siswa yang

tinggi dan bimbingan orang tua akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil

belajar mata pelajaran bahasa Indonesia yang di-UN-kan dapat diambil dari

perolehan dari nilai try out 1 tahun pelajaran 2011/2012 siswa SD Negeri Gondang

mata pelajaran bahasa Indonesia. Bagan kerangka berfikir dapat dilihat pada

gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bagan kemandirian belajar siswa dan bimbingan orang tua

terhadap hasil belajar

Kemandirian

belajar

Bimbingan

orang tua

Hasil Belajar

(nilai try out 1 Bahasa

Indonesia)

Hasil Belajar

(nilai try out 1 Bahasa

Indonesia)

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemandirian belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1060/3/T1_292010624_BAB II.pdf · keluarga itu harus menjalankan peranannya

19

2.4 Hipotesis Penelitian

Bedasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran

Bahasa Indonesia yang di-UN-kan siswa kelas VI SD N Gondang Kecamatan

Watumalang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012”.

b. Terdapat pengaruh bimbingan orang tua dapat memberikan hasil belajar mata

pelajaran Bahasa Indonesia yang di-UN-kan siswa kelas VI SD N Gondang

Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012”.