BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1....

12
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Matematika di SD Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Hermawan, 2003 : 107). Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Djoko Moesono, 2006 : 125) Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain ( KTSP, 2006 : 15) Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. 5

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1....

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pembelajaran Matematika di SD

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika

di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan

matematika yang kuat sejak dini (Hermawan, 2003 : 107).

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif

(Djoko Moesono, 2006 : 125)

Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini

disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan

tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan

kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan

mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel,

diagram, dan media lain ( KTSP, 2006 : 15)

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran

matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah

terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara

penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu

dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,

menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.

5

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

6

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).

Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap

dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan

keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi

dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut.

1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat, dalam pemecahan masalah

2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika

3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh

4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah

5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek

sebagai berikut: a) Bilangan, b) Geometri dan pengukuran, c)Pengolahan data.

2.1.2. Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya berkaitan pula dengan hasil yang dicapai

dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui dari pendapat

ahli pendidikan. Hasil belajar berasal dari kata hasil dan belajar. Agar tidak

menyimpang dari pengertian sesungguhnya maka perlu dijelaskan secara per

kata terlebih dahulu.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

7

Hasil belajar dari gabungan kata hasil dan kata belajar. Hasil belajar

diartikan sebagai keberhasilan usaha yang dapat dicapai (Winkel,1998:162).

Hasil belajar merupakan keberhasilan yang telah dirumuskan guru berupa

kemampuan akademik. Winarno Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa hasil

belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa

dalam belajar. Hal tersebut berarti hasil belajar merupakan hasil dari proses

belajar. Dalam hasil belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor (Sunaryo,1983:4).

Dari berbagai kajian definisi hasil belajar di atas maka yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika yang berupa kemampuan

akademis siswa dalam mencapai standar tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya dan harus dimiliki siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran. Belajar dipengaruhi pula oleh faktor-faktor baik dari dalam

maupun dari luar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara

lain dibagi menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor

internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut: 1) Kesehatan

anak, 2) Rasa aman, 3) Kemampuan dan minat, 4) Kebutuhan diri anak akan

sesuatu yang akan dipelajari (Rustiyah NK,1995:123).

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.

1) Lingkungan belajar, iklim, dan teman belajar. 2) Motivasi dari luar (Rustiyah

NK,1995:123).

Adapun faktor yang datang dari luar diri anak, yaitu dari sekolah tempat

anak belajar seperti guru, waktu, sarana dan prasarana belajar, kurikulum,

materi, dan suasana belajar. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar, juga siswa mengalami hambatan-hambatan dalam belajar baik itu

bersifat endogen maupun bersifat eksogen. Yang bersifat endogen adalah faktor

biologis dan faktor psikologis siswa. Sedangkan faktor eksogen adalah seperti

sikap orang tua, suasana lingkungan, sosial ekonominya, dan sikap budayanya.

Untuk dapat meningkatkan belajar dengan baik maka guru harus mengenal anak

dengan baik pula karena setiap anak tidak sama persis kesulitan dan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

8

permasalahan yang dihadapinya. Dengan demikian guru harus mampu meneliti

setiap kekurangan-kekurangan dalam hasil belajar siswa.

Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil

akademis yaitu hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar

mengajar yang telah dirumuskan guru baik berupa segi kognitif, afektif maupun

dari segi psikomotornya. Dalam proses belajar dan mengajar seorang guru wajib

menentukan tujuan pembelajaran baik tujuan pembelajaran umum maupun

khusus.

Mengukur keberhasilan belajar siswa atau hasil yang dicapai siswa harus

mampu mengevaluasi belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari

segi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk memudahkan guru dalam

mengukur keberhasilan belajar maka guru harus menentukan tujuan

pembelajaran khusus yang baik. Ada beberapa kriteria dalam pembuatan TPK

(Tujuan Pembelajaran Khusus) yang baik yaitu sebagai berikut.

a) Mengandung satu jenis perbuatan.

b) Dinyatakan dalam kualitas dan kuantitas penguasaan siswa.

c) Kondisi yang bagaimana yang diinginkan guru (Tim MKDK IKIP

Semarang, 1995:28).

Jadi hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai

siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar dan mengajar, baik yang

menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil yang

dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini, berupa hasil belajar yang

berupa hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam

jangka waktu tertentu. Hasil akademik ini berupa angka kuantitas yang dituliskan

dalam buku raport. Sedangkan dalam kaitannya dengan penelitian ini, hasil

belajar adalah peningkatan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang ditetapkan guru.

Hasil belajar yang dicapai siswa berkaitan erat dengan kesulitan belajar

dan keberhasilan belajar. Kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran

matematika dapat diketahui dari ciri-cirinya. Kesulitan belajar yaitu di mana anak

didik atau siswa tidak mampu belajar sehingga hasil di bawah potensi

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

9

intelektualnya (Alan O Ross, 1974:103). Menurut Lerner (1931:367) dalam

buku pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, (Dr. Mulyono Abdurrahman,

1999:262) adalah kekurang pahaman tentang simbol, nilai tempat, perhitungan

dan penggunaan proses yang keliru dan tulisan yang tidak terbaca.

Menurut Mulyono Abdurrahman (1996:6) bahwa kesulitan belajar adalah

terjemahan dari learning disability. Terjemahan tersebut diartikan sebagai

ketidakmampuan belajar. Menurut Kuffman dan Lloyd (1985:14) dikutip oleh

Mulyono Abdurrahman (1996:6) bahwa kesulitan belajar adalah gangguan dalam

satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan

penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut memungkinkan

menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara,

membaca, menulis, mengeja atau berhitung. Learner berpendapat, ada beberapa

karakteristik anak berkesulitan belajar, yaitu :

a. Adanya gangguan dalam hubungan keruangan.

b. Abnormalitas persepsi visual.

c. Assosiasi visual motorik.

d. Perverasi.

e. Kesulitan mengenal dan memahami simbol.

f. Gangguan penghayatan tubuh.

g. Kesulitan dalam bahasa dan membaca

h. Performance IQ jauh lebih rendah daripada sektor verbal IQ (Mulyono

Abdurrahman, 1999:259).

Jadi kesulitan belajar matematika disebabkan rendahnya kemampuan

intelegensi, banyaknya terkait dengan kesulitan memahami konsep visual dan

adanya gangguan assosiasi visual motorik.

Gejala adanya kesulitan belajar meliputi :

a. Hasil yang rendah di bawah rata-rata kelompok kelas.

b. Hasil yang dicapai dengan usaha tidak seimbang.

c. Lambat dalam melakukan tugas belajar.

d. Menunjukkan sikap kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura

dusta dan lain-lain.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

10

e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan (Widodo Supriyono, 1991:89).

Jenis kesulitan belajar menurut Erman Amti, (1992:67) masalah belajar

pada dasarnya digolongkan atas: (a) sangat cepat dalam belajar, b) keterlambatan

akademik, (c) lambat belajar, (d) penempatan kelas, (e) kurang motivasi dalam

belajar, (f) sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belajar dan kehadiran di

sekolah sering tidak masuk. Dengan demikian bahwa anak yang perlu mendapat

bantuan dari guru dalam hal ini adalah layanan bimbingan belajar, agar peserta

didik dapat melaksanakan kegiatan belajar secara baik dan terarah.

2.1.3. Media pembelajaran

Mengingat anak SD berada dalam taraf berpikir konkrit , sehingga

dalam setiap pembelajaran perlu secara kontinyu menggunakan media yang

mampu mengkonkritkan sesuatu yang abtrak .”Media” menurut Heinich

(1982) berasal dari bahasa latin , bentuk jamak dari “ Medium “ yang berarti

perantara ( between ) , yaitu perantara sumber pesan ( source ) dengan

penerima pesan ( receiver ).

Arti media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran ( Schramm , 1997 )

2. Sarana fisik untuk menyampaikan isi / materi pelajaran seperti buku ,

film , vidio , slide dan sebagainya ( Briggs , 1977)

3. Sarana Komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang , dengar

termasuk teknologi perangkat kerasnya ( Nea , 1969 )

Jadi alat peraga adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari

guru ke siswa atau sebaliknya.

Jenis - jenis alat peraga :

1. Alat peraga barang cetak .

Yaitu alat peraga berupa barang cetakan .

2. Alat peraga elektronik .

Yaitu alat peraga yang berupa media audio visual dan media audio.

3. Alat peraga benda hidup dan benda mati

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

11

Alat peraga yang berupa tumbuhan , hewan , tanah , batuan dan

Lain.

Adapun fungsi media adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi

memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujutkan situasi

belajar – mengajar yang lebih efektif.

2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses

pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran

sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling

berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi

belajar yang diharapkan.

3. Media penbelajaran dalam penggunaan harus relevan dengan tujuan dan isi

pembelajaran. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media

dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada tujuan dan bahan ajar.

4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai hiburan, dengan demikian tidak

diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau

emacing perhatian siswa saja.

5. Media pemebalajran berfungsi mempercepat proses belajar. Fungsi ini

mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap

tujuan dan bahan ajr lebih mudah dan lebih cepat.

6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar

mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media

pembalajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajara

memiliki nilai yang tinggi.

7. Media pembelajaran meletakkan dasar – dasar kongret untuk berfikir, oleh

karena itu dapat mengurangi terjadinya penkit verbalisme.

Memperhatikan pentingnya media pembelajaran seperti diungkapkan di atas,

maka sebenarnya tidak ada alasan lagi apabila kita menginginkan proses belajar

yang berhasil selain menggunakan media pembelajaran pada setiap proses belajar

mengajar tersebut. Untuk memberikan penelanan terhadap pernyataan tersebut,

coba perhatikan juga nilai – nilai yang dimiliki media pembelajaran di baeah ini:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

12

a) Membuat kongret konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem

peredaran darah, arus litrik dan sebagainya,

b) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan

belajar seperti binatang – binatang buas, pinguin dari kutup utara dan

sebagainya,

c) Menampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya kapal laut, pesawat udara,

pasar, candi borobudur, dan sebagainya,

d) Menampilkan obyek yang telalu kecil yang tak dapat diamati dengan mata

telanjang, seperti bakteri, molekul, atom, amuba, virus, dan sebagainya,

e) Memperhatikan gerakan yang terlalu cepat, misalnya lintasan peluru, ledakan

dengan slow motion, atau terlalu lambat misalnya pertumbuhan kecambah,

mekarnya bunga, dan sebagainya,

f) Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya,

g) Memungkinkan keseragaman pengamatan atau pesepsi belajar siswa,

h) Membangkitkan motivasi belajar,

i) Memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota kelompok belajar,

j) Menyajikan informasi belajar secara kosisten dan dapat diulang maupun

disimpan menurut kebutuhan,

k) Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak mengatasi waktu

dan ruang,

l) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

2.1.4. Media Visual dalam pembelajaran Matematika

Sesuai dengan namanya, media visual adalah media yang hanya dapat

dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Jenis media inilah yang sering

digunakan oleh guru – guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi

pelajaran. Media visual ini terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan (

non-projected visuals ) dan media yang dapat diproyeksikan ( projected visuals )

atau bergerak ( motion picture ). Marilah kita rinci satu persatu dan jenis media

visual tersebut.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

13

1. Media visual tidak diproyeksikan

a. Gambar diam / mati ( still picture )

gambar diam / mati ini adalah gambar – gambar yang disajikan secara

fotografik misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau obyek

lain yang ada kaitannya dengan bahan / isi pelajaran yang akan disampaikan

kepada siswa. gambar diam ini ada yang tunggal dan ada yang berseri, yaitu

sekumpulan gambar diam yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya. Keuntungan yang didapa dengan menggunakan media gambar diam

ini yaitu:

1) Media ini dapat menerjemahkan ide / gagasan yang sifatnya abstrak

menjadi lebih relistik

2) Banyak tersedia dalam buku – buku ( termasuk buku teks ), majalah, suat

kabar, kalender, dan sebagainya

3) Mudah menggunakan dan tidak memerlukan peralatan lain

4) Tidak mahal, bahkan mungkin tidak menggeluarkan biaya untuk

pengadaannya

5) Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua

pelajaran/disiplin ilmu

Selain beberapa keuntungan, terdapat juga sedikit keterbatasan dari media

gambar ini yaitu:

1) terkadang ukuran gambar – gambarnya terlalu kecil jika digunakan pada

suatu kelas

2) gambar diam merupakan media dua dimensi

3) tidak bisa menimbulkan kesan gerak

b. Media visual yang diproyeksikan

Media yang diproyeksikan pada dasarnya adalah media yang

menggunakan alat proyeksi ( proyektor ) sehingga gambar atau tulisan

nampak pada layar (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media

proyeksi diam dan media proyeksi gerak. Alat proyeksi yang digunakan tentu

membutuhkan aliran listrik dan juga mebutuhkan ruangan tertentu yang

cukup memadai. Pada sekolah – sekolah yang ada di daerah perkotaan, yang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

14

memiliki kemampuan untuk mengadakan media proyeksi ini tentu sangat

menguntungkan sebab bisa ditata lebih menarik perhatian dibandingkan

dengan media yang tidak diproyeksikan. Namun pada umumnya sekolah -

sekolah ( SD ) di Indonesia belum memungkinkan untuk mengadakan media

proyeksi ini sebab masih dianggap sangat mahal harganya, disamping itu

diperlukan juga kemampuan yang memadai dari para guru untuk

menggunakan dan memelihara alat proyeksi tersebut. Jenis media proyeksi

yang bisa digunakan diantaranya: 1) Proyeksi opak( Opaque Projection ), 2)

Proyeksi lintas kepala ( Overhead projection ), 3) Slide, 4) Filmstrip

2.2. Penelitian yang Relevan

Puspitasari, Indah ( 2009 ) dalam penelitiannya yang berjudul

Penggunaan Media Gambar Meningkatkan Hasil belajar Siswa Pada

Pembelajaran Berhitung di Kelas I SDN Sumberpucung 06 Kabupaten Malang

menunjukkan bahwa pada siklus I nilai hasil evaluasi menunjukkan tingkat

penguasaan rata-rata mencapai 76. Diketahui siswa yang tuntas dalam belajar

meningkat dari pretes sebelumnya berjumlah 9 siswa (45 %) menjadi 14 siswa

atau menjadi 70 % pada siklus I. Selanjutnya dari tindakan siklus I ke siklus II

juga mengalami peningkatan penguasaan rata-rata dari 76 pada siklus I menjadi

82.3. Diketahui pula siswa yang tuntas dalam belajar meningkat dari siklus I

berjumlah 14 siswa menjadi 19 siswa atau 95 % pada siklus II.

( http://karya.ilmiah.um.ac.id/index.php/ksdp/article/view/4479).

Masrikan ( 2009 ) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan

Media kongkret pada pembelajaran Matematika pada SD Tengguli 1 Jepara

menunjukkan bahwa hasil penelitian ini didapatkan bahwa kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran Media kongkret dikatakan “sangat baik” Hasil

penelitian menunjukkan persentase ketuntasan belajar membaca dengan alat

peraga kongkret siswa sebelum tindakan sebesar 32,25%, siklus 1 61, 29%, dan

siklus 2 sebesar 83.87%. Siswa juga lebih antusias dan aktif saat pelaksanaan

pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran membaca dengan menggunakan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

15

alat peraga kongkret siswa kelas III SDN Tengguli 1 Jepara tahun pelajaran

2008/2009 hasil belajarnya meningkat.

Berdasarkan dari beberapa penelitian diatas, dengan vareasi media

membuktikan bahwa aktivitas siswa, pemahaman materi dan hasil belajar siswa

meningkat. Oleh karena itu, media visual sangat tepat diterapkan dalam

penelitian tindakan kelas ini, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa di

kelas I SDN Bodeh Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.

2.3. Kerangka Berfikir

Kondisi akhir Kondisi awal

Proses pembelajaran masih berpusat pada guru

Hasil belajar meningkat

Pemahaman materi meningkat Komunikasi siswa tidak

terjadi

Aktivitas siswa meningkat

Sugiyono, 2010

Aktivitas siswa rendah

Pemahaman materi rendah

Hasil belajar rendah

Komunikasi siswa terjadi

Pelaksanaan siklus I dan siklus II

Penggunaan media visual

Tindakan

Aktivitas guru dalam pembelajaran kurang

Aktivitas guru dalam pembelajaran meningkat

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/679/3/T1_262010652_BAB II.… · menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil

16

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah: penggunaan media visual dapat

meningkatkan hasil belajar tentang pengenalan konsep waktu bagi siswa kelas I

SDN Bodeh Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Semester I tahun

2011/2012.