BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat...

23
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam bagian kajian teori ini berisi tentang pustaka untuk hasil belajar, pembelajaran IPS, minat belajar, dan metode pembelajaran “Mind Mapping”. 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Definisi hasil belajar menurut Dimyati (2002), merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang biasa diukur melalui tes. Proses belajar mengajar merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa belajar. Hal ini mengandung implikasi bahwa pengajaran merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur dan diamati. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Semakin tinggi proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa (Sudjana, 2010). Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. 8

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

Dalam bagian kajian teori ini berisi tentang pustaka untuk hasil belajar,

pembelajaran IPS, minat belajar, dan metode pembelajaran “Mind Mapping”.

2.1.1 Hakikat Hasil Belajar

Definisi hasil belajar menurut Dimyati (2002), merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar

diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Salah satu upaya mengukur hasil

belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang

dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang

biasa diukur melalui tes.

Proses belajar mengajar merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat

siswa belajar. Hal ini mengandung implikasi bahwa pengajaran merupakan sebuah

proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang

menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh

siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah

laku yang dapat diukur dan diamati. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai

ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah

diajarkan.

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses

belajar yang dilakukan oleh siswa. Semakin tinggi proses belajar yang dilakukan

oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar

merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa (Sudjana, 2010).

Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi

kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya

melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun

dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas

maupun individu.

8

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

9

Menurut Hamalik (2008) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada

individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi

hasil belajar. Sehingga menggambarkan bahwa setiap orang diharapkan akan

menjadi individu yang lebih baik setelah melalui proses belajar. Begitu pula

dengan dalam kegiatan belajardan mengajar, setelah mengalami belajar siswa

beruabah perilakunya disbanding sebelumnya.

Klasifikasi hasil belajar Bloom menurut kajian dari Suprijono (2009)

secara garis besar membagi menjadi 3 ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual 2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap 3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

dan kemampuan bertindak.

Pernyataan tentang tingkat keberhasilan siswa sebagai hasil kegiatan

belajar, biasanya dilihat dari kemampuan kognitif yang berhubungan dengan

pengetahuan dan ingatan yang dimiliki baik yang berasal dari pengalaman

maupun proses pembelajaran yang telah dilakukan, kemampuan psikomotorik

yang berhubungan dengan keterampilan dan bakat yang dimiliki masing-masing

siswa, dan kemampuan afektif yang berhubungan dengan sikap dan perilaku siswa

dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Seluruh kemampuan tersebut

digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi para siswa.

Definisi hasil belajar terkait dengan penelitian ini adalah hasil yang

diperoleh siswa setelah mengalami interaksi proses pembelajaran yang berupa

nilai tes, yang mengukur kemampuan kognitif para siswa. Siswa dapat mencapai

hasil yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta siswa

dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang mereka alami. Khususnya

dalam aspek kognitif yang menuntut pengetahuan yang dimiliki oleh para siswa.

Untuk mengukur hasil belajar teknik yang biasa digunakan oleh guru adalah

teknik tes. Teknik tes dapat berupa tes pilihan ganda, tes tertulis, tes lisan dan tes

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

10

perbuatan. Pada akhirnya guru dapat mengetahui hasil belajar para siswa dari nilai

yang mereka peroleh setelah mengikuti tes.

2.1.2 Pembelajaran IPS

1) Hakikat IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang

ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,

dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan

cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum

sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial

(Diah, 2006).

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu pendekatan yang berkenaan

dengan manusia dan masyarakat disekitarnya. Mempelajari bagaimana manusia

berhubungan santun dengan yang lainnya berdasarkan proses memadukan konsep

dan bahan kajian lama yang bersumber pada nilai-nilai tradisi dengan konsep dan

bahan kajian yang baru.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bersumber dari

kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran (Diah, 2007).

Konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk menelaah

berbagai berbagai masalah sosial yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menggunakan berbagai konsep ilmu sosial untuk memecahkan masalah

sosial, yang pada akhirnya dapat kita gunakan untuk mengambil keputusan

tentang bagaimana hasil penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.

Pembelajaran IPS yang diramu dalam kurikulum harus memiliki peran

penting dalam menyiapkan siswa mengembangkan nilai-nilai kerja keras, hemat,

jujur, disiplin, kecintaan pada diri dan lingkungannya serta memiliki semangat

kewirausahaan (Supriatna, 2007).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

11

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sejumlah konsep mata pelajaran sosial dan

mata pelajaran lainnya yang dipadukan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan

yang bertujuan membahas masalah sosial atau kemasyarakatan untuk mencapai

tujuan-tujuan khusus pendidikan melalui program pengajaran IPS pada tingkat

persekolahan (Sardiman, 2004).

Sesuai dengan uraian diatas bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial sangat erat

kaitannya dengan manusia sebagai anggota masyarakat dan interaksi dengan

sekitarnya. Dengan keterpaduan dari konsep-konsep sosial tersebut, maka

pengertian anak dapat lebih mendalam dan minat anak akan meningkat. Sehingga

dapat menjadi bekal untuk mereka ketika masuk dalam masyarakat sosial dalam

lingkungan di sekitarnya dengan tetap berdasarkan pada prinsip-prinsip yang telah

didapatkannya.

2) Tujuan IPS

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)

Nomor 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar adalah

sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi tujuan

utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi siswa agar

peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental

positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil

mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya

sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai

manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.

Tujuan dari pembelajaran IPS adalah pembelajaran dapat membawa anak

didik kepada kenyataan hidup yang sebenarnya, sehingga pada akhirnya dapat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

12

mengembangkan kepekaan mental, sikap belajar dan keterampilan dalam

menjalani kehidupan ini. Pendidikan IPS dapat digunakan untuk membekali para

siswa supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani kompleksitas

kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang secara tidak terduga dan

dapat membawa berbagai dampak yang luas.

Berdasarkan teori-teori mengenai pembelajaran IPS diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang memiliki pendekatan

dalam hal-hal yang berkenaan dengan hubungan antar manusia tentang proses

yang memfasilitasi dan segala yang diakibatkannya. Digunakan untuk mengenal

fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, dan mempelajari bagaimana manusia

berhubungan dengan santun dengan yang lainnya baik dalam tatanan lokal

maupun dalam konteks global.

2.1.3 Hakikat Minat Belajar

1.) Hakikat Minat Belajar

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2003).

Minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas dapat

kita lihat ketika antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat tinggi.

Baik dalam memberikan pertanyaan ketika penjelasan yang diberikan oleh guru

kurang jelas, aktif dalam aktivitas pembelajaran sesuai dengan instruksi guru.

Minat belajar adalah suatu keinginan seseorang yang kuat untuk

melakukan perubahan tingkah laku guna memperoleh ilmu pengetahuan. Minat

sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan terasa

menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua belajar siswa didorong oleh faktor

minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran

dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya, orang tuanya (Yurmilza, 2011).

Guru harus mempunyai metode belajar yang tepat untuk menarik minat

belajar siswa agar hasil belajar mengajar dapat memuaskan, dengan adanya minat

maka proses belajar mengajar akan berjalan lancar dan tujuan pendidikan akan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

13

tercapai. Guru juga harus mempunyai minat untuk belajar, karena kesiapan

keduanya merupakan menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dalam

usaha meningkatkan minat belajar, selayaknya guru dan siswa dapat menjadi

komponen yang saling mengisi satu sama lain.

2.) Fungsi Minat Belajar

Menurut Yurmilza (2011), fungsi dari minat dalam belajar lebih besar

sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk

belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk

tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran.

mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena

tidak ada pendorongnya.

Untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang peserta didik

harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk

terus belajar. Minat belajar yang tinggi, pasti akan membuat siswa menjadi lebih

bersemangat untuk mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di kelas.

Menurut Slameto (2003) minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena

bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, mereka tidak

akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan

untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran

yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat

menambah kegiatan belajar.

Dari teori diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa fungsi minat

belajar adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang

diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu maka

menjadi kewajiban sekolah dan para guru untuk menyediakan lingkungan yang

dapat merangsang minat belajar siswa dengan kegiatan yang bermanfaat,

khususnya yang berlangsung dalam proses belajar mengajar.

3.) Indikator Minat Belajar

Menurut Harun (2009), ada beberapa indikator minat yang dapat dikenal

atau dapat dilihat melalui proses belajar diantaranya:

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

14

1. Ketertarikan untuk membaca buku

Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki

perasaan ketertarikan terhadap belajar tersebut. Siswa yang berminat terhadap

suatu bidang pelajaran, maka akan merasa tertarik dalam mempelajarinya dan

rajin belajar untuk terus mempelajari semua ilmu yang berhubungan dengan mata

pelajaran tersebut, mengikuti pelajaran dengan penuh antusias tanpa ada beban

pada diri mereka.

2. Perhatian dalam Belajar

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap

pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain.

Jadi, siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jiwa dan pikirannya terfokus

dengan apa yang dipelajarinya.

3. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan secara

sadar untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan perilaku yang terarah

demi pencapaian tujuan yang diharapkan dalam situasi interaksi belajar.

4. Pengetahuan

Selain dari perasaan senang dan perhatian, untuk mengetahui berminat

atau tidaknya seorang siswa terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari

pengetahuan yang dimilikinya. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran,

maka akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang pelajaran serta bagaimana

manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari.

Dari kajian diatas, maka demi kelancaran suatu kegiatan belajar mengajar

seorang guru harus berusaha meningkatkan minat siswa terhadap belajar. Dalam

usaha meningkatkan minat belajar, tidak cukup hanya mengandalkan kesadaran

dari siswa itu sendiri. Melainkan dari usaha seorang guru yang sungguh-sungguh

memiliki keinginan yang kuat untuk meningkatkan minat belajar dengan tujuan

mampu membantu siswa dalam belajar untuk mencapai hasil yang memuaskan.

Karena apabila seorang siswa memiliki minat yang tinggi untuk mengikuti

pembelajaran maka hasil pembelajaran yang akan diperoleh akan lebih maksimal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

15

rasa senang, penuh perhatian, dan bersikap aktif. Siswa yang mempunyai minat

belajar yang tinggi tentunya mempunyai perasaan senang ketika mengikuti proses

pembelajaran, selalu memperhatikan setiap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan, dan aktif dalam pembelajaran. Aspek dan indikator minat belajar siswa

yang akan diukur dalam penelitian ini meliputi:

a. Rasa senang

Didalamnya meliputi, siswa dapat memahami bahan belajar dengan rasa senang,

siswa belajar tanpa adanya paksaan, siswa mempunyai keinginan untuk dapat

mengakses sumber yang lebih banyak dan siswa mampu menyelesaikan tugas

dengan rasa senang.

b. Ketertarikan

Didalamnya meliputi, siswa memiliki antusias dalam mengikuti pembelajaran,

siswa tertarik untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran, siswa antusias untuk

mengulang pelajaran di rumah, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

c. Perhatian

Didalamnya meliputi, siswa memiliki perhatian untuk tahu terhadap bahan

pelajaran, siswa memperhatikan penjelasan dari guru selama proses

pembelajaran, siswa mempunyai perhatian untuk menyelesaikan soal-soal

pelajaran.

2.1.4 Hakikat Metode Pembelajaran “Mind Mapping”

a) Hakikat metode

Menurut Djamarah (2002): Pemilihan metode merupakan hal yang sangat

penting perlu diperhatikan karena metode adalah salah satu alat untuk mencapai

tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai

tujuan pembelajaran.

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap,

kecakapan, dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan.

Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri (Slameto, 2003).

Uraian ini membahas kebiasaan belajar yang mempengaruhi belajar

seorang anak. Apabila siswa tersebut telah menemukan suatu cara yang

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

16

membuatnya nyaman dan sesuai dengan kebutuhan belajarnya, maka anak

tersebut dapat dengan mudah memahami materi yang dipelajari dan dapat

mengatasi permasalahan belajar yang dialami oleh kebanyakan anak.

Selanjutnya dalam Djamarah (2002), pemilihan dan penentuan metode

dalam pembelajaran harus memiliki:

(1) Nilai strategi dan metode

Didalam proses pembelajaran sering terjadi interaksi edukatif antara anak didik

dan guru. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pembelajaran salah satunya

disebabkan oleh pemilikan metode yang kurang tepat. Oleh karena itu metode

adalah salah satu cara yang memilliki nilai strategis dalam kegiatan belajar

mengajar. Nilai strategis dari metode adalah dapat mempengaruhi jalannya

pembelajaran.

(2) Efektivitas penggunaan metode

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan

menjadikan kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan, karena itu

efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuain metode dengan

semua komponen pembelajaran yang telah diprogramkan.

(3) Pentingnya pemilihan dan penentuan metode

Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap pembelajaran adalah tercapainya

tujuan

pembelajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pembelajaran dituntut

secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujaun guru sebagai salah satu sumber

belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan

belajar anak didik dikelas.

b) Hakikat pembelajaran

Menurut Sagala (2006), pembelajaran ialah membelajarkan siswa dengan

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama

keberhasilan pendidikan. Sedangkan Riyanto (2002) berpendapat bahwa

pembelajaran adalah suatu proses eksperimantasi. Selalu harus ada yang dipelajari

dan karena adanya pengalaman-pengalaman baru.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

17

Dari kedua pendapat diatas mengenai hakikat pembelajaran, dapat

dikatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan untuk belajar, baik dari teori-

teori yang telah dipelajari maupun hasil dari pengalaman ketika melakukan suatu

aktifitas yang masih berhubungan dengan aspek pendidikan.

Menurut Sagala (2006), Pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam

memilih kegiatan pembelajaran, hal tersebut dibuat karena adanya kebutuhan

untuk menyakinkan tentang adanya alasan untuk belajar, dan siswa belum

mengetahui apa yang akan diajarkan, oleh karena itu guru menetapkan hasil-hasil

belajar dan tujuan yang akan dicapai.

Dari pendapat diatas, dalam pembelajaran guru harus mampu memilih

suatu cara untuk merancang kegiatan pembelajaran sehingga membuat para siswa

mempunyai alasan untuk belajar dan mengetahui apa yang akan diperoleh setelah

mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Mulyana (2005), Dalam pembelajaran guru yang utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi

siswa, dan umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal yaitu pretes,

proses dan posttes.

Sesuai dengan uraian diatas, maka sudah jelas bahwa tugas utama dari

seorang guru adalah membuat lingkungan tempat belajar para siswa nyaman

untuk digunakan pada saat proses belajar dan mengajar yang pada akhirnya timbul

perubahan yang lebih baik dari para siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Dari kedua pengertian diatas mengenai metode dan pembelajaran, maka

dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan

oleh guru dalam proses pelajaran, maka dengan metode pembelajaran yang sesuai

siswa akan bersemangat dan suasana kelas akan lebih hidup, sehingga prestasi

yang dicapai lebih maksimal.

1) Hakikat Mind Mapping

Metode ini dikembangkan oleh seorang bernama Tony Buzan. Metode ini

dapat digunakan dalam pembelajaran IPS dan bidang keilmuan lainnya. Mind

Map adalah suatu teknis grafis yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi

seluruh kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar. Pembuatan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

18

Mind Map didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan

percikan-percikan kreatifitas dalam otak karena melibatkan kedua belah otak kita

(Windura, 2010).

Penggunaan metode Mind Map dapat mengatasi permasalahan-

permasalahan yang pada dasarnya adalah bersumber dari tidak adanya

penggunaan kedua belah otak secara sinergis dan efek yang sering dirasakan oleh

siswa biasanya merasa bosan pada saat mengikuti proses pembelajaran dan

mencoba menemukan kegiatan lain untuk mengalihkan perhatiannya yang

tentunya tidak berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.

Menurut Buzan (2007), Mind Map adalah cara berpikir kreatif dan efektif

dengan cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap

berbagai pikiran dalam berbagai sudut yang dapat digunakan sebagai ganti catatan

tertulis dan hasilnya lebih cepat untuk diingat. Dan memudahkan untuk

menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika

dibutuhkan.

Mind Map merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan

memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran, dengan demikian cara kerja

alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih

mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat

tradisional. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang

kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran.

Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat

mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Mind

Mapping.

Mind Mapping merupakan metode pemetaan otak terhadap semua

informasi. Metode ini membuka pikiran manusia agar mampu mengembangkan

pendekatan berpikir yang lebih kreatif dan inovatif (Khan, 2010).

Dalam Mind Map, yang biasa dilakukan adalah dengan membuat

pemetaan satu pokok bahasan tiap orang memiliki kebebasan untuk membuat peta

pikirannya sendiri. Yang terpenting pembelajar memahami secara keseluruhan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

19

materi pokok dan penjabarannya. Sehingga data memunculkan keunikan-keunikan

secara bebas mengalir dan menyenangkan.

2) Kegunaan Mind Mapping

Kegunaan dari Mind Map menurut Buzan (2007), antara lain:

a) Memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas; b) Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan - pilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan di mana kita berada; c) Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat; d) Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru; e) Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.

Mind Map merupakan peta yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita

untuk menyusun alternatif jawaban dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara

kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Kita dapat menyimpan informasi yang

ingin disimpan sesuai dengan kebutuhan, karena setiap mind map yang dibuat

pasti berbeda-beda, oleh karena itu hanya khusus untuk pembuatnya sendiri.

Menurut Yahya (2010) kegunaan dari Mind Map yaitu untuk membuat

catatan yang memberdayakan diri. Metode pencatatan Mind Map yang

menggabungkan teks dan gambar ini akan membantu seseorang dalam mengelola

informasi, menambhkan kaitan dan asosiasi, serta menjadikan informasi lebih

bertahan lama dalam ingatan.

Dalam pembuatan Mind Map, semuanya menggunakan garis lengkung,

simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang

sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan Mind

Map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi catatan yang

berwarna-warni, dan mudah diingat yang bekerjanya sama dengan cara kerja

alami otak dalam melakukan bebagai hal.

3) Bahan Mind Mapping

Karena Mind Map begitu mudah dan alami, maka bahan-bahan yang

diperlukan dalam pembuatan Mind Map sangat sedikit (Windura, 2010), antara

lain:

a) Kertas kosong tak bergaris;

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

20

b) Pena dan pensil berwarna; c) Imajinasi; d) Otak.

Dalam pembuatan Mind Map tidak perlu mempersiapkan berbagai macam

peralatan. Karena pada dasarnya alat-alat yang digunakan sangat sedikit dan

banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Yang terpenting adalah imajinasi

yang akan dituangkan dalam Mind Map tersebut, hal inilah yang membuat Mind

map menjadi unik dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

4) Langkah-langkah Membuat Mind Mapping

Dalam buku pintar Buzan (2007), ada tujuh langkah dalam pembuatan

Mind Map, antara lain sebagai berikut:

a) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan

mendatar, karena mulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk

menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas

dan alami.

b) Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral, karena sebuah gambar

bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi.Sebuah gambar

sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita

berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.

c) Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar.

Warna membuat Mind Map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran

kreatif, dan menyenangkan

d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) dan hubungkan

cabang ketingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua, seterusnya. Karena otak

bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal

sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang ,akan lebih mudah mengerti

dan mengingat.

e) Buatlah garis melengkung, bukan lurus, karena garis lurus akan membosankan

otak.

f) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi

banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Map.Setiap kata tunggal atau gambar

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

21

adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi, lebih bebas dan bisa

memicu ide dan pikiran baru.

g) Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar bermakna seribu

kata.

Berdasarkan kajian teori tentang cara pembuatan Mind Mapping di atas,

maka dapat dijabarkan untuk pembuatan Mind Mapping dalam pembelajaran

untuk para siswa sebagai berikut:

a) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong dengan posisi mendatar, kemudian

buatlah gambar atau simbol sesuai dengan imajinasi siswa sebagai pusat dengan

menulis topik pembelajaran;

b) Dari topik pembelajaran kemudian membuat cabang-cabang utama sesuai

dengan sub topik pembelajaran yang akan dibahas dengan menggunakan simbol

gambar atau kata kunci yang dipahami oleh siswa;

c) Hubungkan cabang-cabang utama dengan cabang-cabang baru yang semakin

spesifik, dari sub topik pembelajaran tingkat dua, tiga ke tingkat selanjutnya;

d) Buatlah garis melengkung dengan warna tebal dari cabang utama ke sub-sub

topik pembelajaran selanjutnya yang semakin tipis;

e) Simbol gambar atau kata kunci yang dibuat sesuai dengan ide kreatif siswa.

Semua Mind Map mempunyai kesamaan, dimulai dari cabang utama yang

dijabarkan dengan cabang-cabang yang baru. Diantaranya dapat diberi warna

yang bervariasi yang masih dalam satu kesatuan. Untuk lebih terperinci dapat

disisipkan gambar sebagai mengganti teks atau dapat juga disertai dengan teks.

5) Cara Kerja Mind Mapping

Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam

kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf

yang bercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-

cabang pohon.

Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan

informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

22

dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin mudah

(Anton, 2008). Berikut tabel dari fungsi mental yang dimiliki oleh otak kita:

Tabel 2.1

Fungsi Mental Otak

Otak Kiri Otak Kanan Kata

Angka Analisa Logika Urutan

Hitungan Detil

Gambar Warna Irama

Gestalt Dimensi Imajinasi Melamun

Berikut contoh sederhana: Coba bayangkan kata “apel”. Ketika Anda

membayangkan sebuah jeruk, maka Anda melihat buah yang berwarna kuning,

rasa yang kadang manis sebuah jeruk, dan kadang sedikit asam, atau segelas jus

jeruk yang menyegarkan.

Pernahkah ketika mendengar kata jeruk yang terbayang di benak Anda

adalah huruf A-P-E-L? Kecil kemungkinan hal itu yang Anda bayangkan.

Demikianlah dalam Mind Mapping, Anda cukup menuliskan kata kunci yang

mewakili dan gambar yang paling sesuai dengan asosiasi dan preferensi Anda.

Dalam membuat Mind Mapping, juga disarankan menggunakan warna.

Cara ini dapat mempermudah Anda untuk menyusun pokok pikiran yang berbeda

serta memperkuat efek asosiasi yang dibentuk oleh kata kunci - gambar - warna

(Muhammad, 2009).

Dengan bimbingan dari guru, siswa akan tertarik untuk membuat Mind

Map -nya sendiri. Metode yang menggabungkan kerja otak kanan dan otak kiri

yang masing-masing memiliki kelebihan dan memiliki tingkat kecerdasan yang

berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap hasilnya dapat berbeda-beda sesuai dengan

representasi dari setiap siswa dan mereka dapat menyimpan informasi yang

memang mereka butuhkan dengan kreatifitas yang dimiliki masing-masing siswa.

Serta dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah.

6) Kekurangan Membuat Catatan Linier dan Kelebihan Menggunakan Mind

Mapping

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

23

Menurut Yuliatul (2009) dalam, terdapat beberapa kelebihan yang dari

Mind Map daripada catatan linier. Kekurangan dari catatan linier, diantaranya:

a. Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak memiliki hubungan dengan ingatan; b. Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak perlu (kurang lebih 90%); c. Waktu terbuang untuk cari kata kunci pengingat; d. Hubungan kata kunci pengingat terputus oleh kata-kata yang memisahkan; e. Kata kunci pengingat terpisah oleh jarak.

Sedangkan kelebihan dari Mind Map, diantaranya: a. Mudah melihat gambaran keseluruhan; b. Membantu otak untuk: mengatur, mengingat, membandingkan, dan membuat hubungan; c. Memudahkan penambahan informasi baru; d. Pengkajian ulang bisa lebih cepat; e. Setiap peta bersifat unik.

Metode pembelajaran Mind Mapping tentunya dapat membantu guru

untuk mengatur waktu pembelajaran yang efisien, tanpa mengabaikan

kepentingan siswa untuk dapat memperoleh pembelajaran yang optimal pada saat

mengikuti kegiatan belajar dan mengajar sekolah. Dapat membantu siswa dalam

mengatasi kesulitan memahami sutu materi khususnya mata pelajaran IPS. siswa

dapat menghasilkan beberapa peta pikiran, saat topik-topik utama yang mungkin

berkembang menjadi subyek baru, dengan penjelasan yang lebih spesifik.

7) Langkah-langkah Metode Pembelajaran Mind Mapping

Secara garis besar menurut Amri (2010), langkah-langkah pembelajaran

yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran Mind

Mapping adalah sebagai berikut:

1) Menyampaikan kompetensi 2) Mengemukakan masalah 3) Membagi Kelompok 4) Mencatat alternatif jawaban 5) Presentasi kelompok 6) Guru dan siswa membuat kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran Mind Mapping ini terdapat beberapa langkah yang harus

diperhatikan diantaranya cara pembuatan Mind Mapping untuk para siswa dan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

24

proses pengarahan terhadap siswa ketika melakukan pembahasan topik

pembelajaran. Berdasarkan kajian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

metode Mind Mapping dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran

sebagai berikut:

- Memberikan topik pembelajaran

- Membagi siswa dalam beberapa kelompok

- Menentukan kata kunci dari topik pembelajaran

- Menambahkan informasi dari setiap kata kunci

- Mempresentasikan hasil diskusi

- Memberikan konfirmasi dari hasil diskusi

- Memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran

Metode Mind Map ini dapat membuat suasana pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan dan tentunya dapat mambangkitkan minat belajar peserta dalam

mengikuti pembelajaran IPS. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran IPS

dibutuhkan tingkat penguasaan materi yang luas, sehingga dibutuhkan suatu

metode yang dapat digunakan oleh siswa secara efektif untuk membantu mereka

agar lebih mudah dalam menyerap materi yang diberikan. Dalam penerapan

metode ini, siswa didorong untuk menggunakan kemampuan kedua belah otaknya

untuk membuat Mind Map yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh setiap

siswa, membuat mereka tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Dan yang

terpenting adalah mereka dapat meningkatkan daya ingatnya pada materi yang

telah dipelajari dan dapat memahami materi dengan lebih menyeluruh.

2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang telah dilakukan berikut ini dikemukakan beberapa

penelitian yang ada kaitannya dengan variabel-variabel penelitian yang dilakukan:

Penelitian pertama yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan Kurniawati (2010), yang berjudul “Pengaruh Metode Mind

Mapping dan Keaktifan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial pada Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 5 Surakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010”. Hasil penelitian menghasilkan temuan sebagai

berikut: Hasil uji regresi membentuk suatu persamaan garis regresi linier Y =

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

25

34,405 + 0,407X1 + 0,654X2. Nilai Fhitung dari hasil analisis data sebesar 54,355

dan taraf signifikan 0,05 diperoleh Fhitung sebesar 3,20 diketahui bahwa Fhitung

lebih besar dari Ftabel (54,355 > 3,20), maka dapat diketahui bahwa secara

bersama-sama metode mind mapping (X1) dan keaktifan belajar IPS (X2)

berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS (Y) pada siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta. Secara individu metode mind mapping (X1)

berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS (Y), karena nilai thitung = 3,642 >

ttabel = 2,01 (3,642 > 2,01) sedangkan keaktifan belajar IPS menunjukkan

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar IPS, yaitu ditunjukkan bahwa

nilai thitung = 7,544 > ttabel = 2,01 (7,544 > 2,01). Pengujian koefisien

determinasi diperoleh nilai R2 sebesar 0,698, yang artinya bahwa metode mind

mapping (X1) dan keaktifan belajar IPS (X2) berpengaruh terhadap prestasi

belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta (Y) sebesar

69,8% sedangkan sisanya sebesar 30,2% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar

model.

Penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini adalah Tugiyati

(2010), yang berjudul “Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Penguasaan Materi IPS di SMP Muhammadiyah 1 Kalibawang Tahun Ajaran

2009/2010”. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa metode

pembelajaran Mind Mapping, berhasil meningkatkan partisipasi belajar siswa dan

penguasaan materi IPS. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas siswa.

Siswa memiliki keberanian untuk bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi dan

bekerjasama dengan sesama anggota kelompok untuk membuat Mind Mapping.

Peningkatan penguasaan materi IPS dapat dilihat dari perolehan nilai siswa

sebelum diberikan tindakan, yakni rata-rata 65 pada siklus I. Pada siklus II nilai

rata-rata meningkat menjadi 70. Metode Mind Mapping yang divariasi dengan

metode lain mampu meningkatkan penguasaan materi IPS di kelas VII A SMP

Muahammadiyah I Kalibawang, karena pembelajaran dengan metode Mind

Mapping dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan

menyenangkan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

26

Penelitian berikutnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah

Sulistiyaningsih (2011), yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi

dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas V SD Negeri

Karangasem III Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”. Variabel yang menjadi

sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis narasi,

sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

peta pikiran (mind mapping). Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas berlangsung 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa

kelas V SD Negeri Karangasem III Surakarta yang berjumlah 25 siswa. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan tes.

Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dan triangulasi metode.

Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang

mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang

pertama bahwa ada peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis narasi

setelah diadakan tindakan kelas dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping). Hal

itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kegiatan guru pada

siklus I nilainya 2,56 dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II nilainya

menjadi 3,67 dengan kriteria sangat baik. Nilai rata-rata kegiatan siswa pada

siklus I nilainya 2,67 dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II nilainya

menjadi 3,75 dengan kriteria sangat baik. Kedua ada peningkatan kemampuan

menulis narasi setelah diadakan tindakan kelas dengan Metode Peta Pikiran (Mind

Mapping). Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan menulis

narasi siswa sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus I ada peningkatan

kemampuan menulis narasi dari rata-rata 61,2 menjadi 65,8 dengan ketuntasan

klasikal 68% dan pada siklus II ada peningkatan kemampuan menulis narasi dari

rata-rata 65,8 menjadi 73,4 dengan ketuntasan kalsikal 84%. Dengan demikian,

dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan menulis narasi.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

27

Penelitian selanjutnya merupakan penelitian yang berkaitan dengan minat

belajar. Kurniawati (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan

minat belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Sudirman Banyubiru

melalui bimbingan kelompok tahun ajaran 2009/2010”. Penelitian ini dilakukan

dalam bentuk eksperimen. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling yaitu berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat tertentu yang dapat

diperkirakan mempunyai sangkut paut dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada

dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam eksperimen ini

menggunakan model penelitian Quasi Eksperimen yaitu jenis penelitian yang

menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dan menggunakan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Islam Sudirman Banyubiru yang

berjumlah 28 orang. Sampel penelitian diambil dari siswa yang mempunyai minat

belajar matematika rendah dan sedang sebanyak 14 orang. Keempat belas inilah

yang menjadi sampel penelitian yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok

yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tujuh siswa untuk

kelompok eksperimen dan tujuh siswa lainnya untuk kelompok kontrol. Analisis

data yang digunakan adalah Mann-Whitney dengan bantuan SPSS For Windows,

dari hasil analisis yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan belajar

kelompok dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa pada aspek

ketertarikan kelas VIII SMP Islam Sudirman Banyubiru, karena hasil dari data

posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh 0,007 dengan P=

0,007 < 0,050, artinya ada peningkatan minat belajar matematika siswa pada

aspek ketertarikan yang sangat signifikan dilihat dari hasil pengukuran pretest dan

posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Penelitian berikutnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah

Nabunome (2010) yang berjudul “Hubungan antara minat belajar dengan prestasi

belajar PKN siswa kelas IV SD Gugus Kartini Kecamatan Bringin Kabupaten

Semarang”. Variabel dalam penelitian ini adalah minat belajar dan prestasi belajar

PKN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di Gugus

Kartini Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang berjumlah 85 siswa.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

28

Teknik sampel yang digunakan adalah teknik saturated sampling (sampling total).

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah skala minat dan

dokumentasi. Skala minat digunakan untuk memperoleh data mengenai minat

siswa terhadap pelajaran PKN. Metode dokumentasi digunakan digunakan untuk

memperoleh data melalui nilai UTS. Dari hasil analisis yang diperoleh angka

koefisien korelasi minat belajar dan prestasi belajar PKN sebesar 0,106 dan P=

0,332. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif namun tidak signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar PKN.

Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah

Kamidin (2011) dengan judul “Pembelajaran dengan penggunaan Peta Konsep

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk meningkatkan minat belajar

siswa kelas V SDN Watukelir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen Semester

II tahun ajaran 2010/2011”. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas.

Subyek penelitian terdiri dari 32 siswa SDN Watukelir. Hasil penelitian

penggunaan Peta Konsep dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya peningkatan prosentase dari tidak berminat menjadi

cukup berminat saat pembelajaran IPS. Dari prosentase siklus 1 tidak berminat

66% sedangkan pada siklus 2 prosentase tidak berminat turun menjadi 22%.

Sedangkan prosentase siklus 1 cukup berminat 34% sedangkan pada siklus 2

prosentase naik menjadi 78% dari gambaran tersebut berarti dari tidak berminat

menjadi cukup berminat.

Penelitian yang dilakukan Kurniawati (2010), Tugiyati (2010) dan

Sulistiyaningsih (2011) terdapat persamaan yaitu terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Penelitian tersebut

menunjukkan metode Mind Mapping dapat diterapkan di daerahnya masing-

masing. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2009) dan

Kamidin (2011) menunjukkan minat belajar dapat ditingkatkan dengan pemberian

metode belajar yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya penelitian

yang dilakukan oleh Nabunome (2010) menunjukkan hubungan positif antara

minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Dengan penjelasan tersebut d apat

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

29

dilihat bahwa semua minat belajar tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan

penerapannya yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Dari hasil-hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa metode peta

pikiran (Mind Mapping) sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran siswa.

Hal itu tentunya juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa untuk mengikuti

kegiatan belajar di sekolah dan pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajar

para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis merasa perlu untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran

“MIND MAPPING” terhadap Hasil Belajar dan Minat Belajar IPS Siswa Kelas

IV Sekolah Dasar”.

2.3 Kerangka Pikir

Pada pembelajaran IPS sering ditemukan permasalahan tentang kurangnya

minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Karena kebanyakan

dari siswa menganggap bahwa mata pelajaran IPS membosankan karena

membutuhkan hafalan-hafalan materi yang perlu dikuasai oleh para siswa unutk

menguasai materi. Hal ini salah satunya disebabkan oleh guru kurang kreatif

dalam mengembangkan metode pembelajaran, dan dalam proses pembelajaran

cenderung guru yang lebih aktif dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat

penjelasan guru. Pembelajaran dengan metode konvensional seperti itu membuat

siswa kurang tertarik dan kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari,

sehingga hasil belajar yang dicapai menjadi rendah. Salah satu faktor yang

berpengaruh dalam menumbuhkan minat belajar dan hasil belajar adalah metode

pembelajaran yang digunakan yang berpengaruh terhadap hasil belajar anak

karena model pembelajaran sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam

belajar.

Penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran akan

mempengaruhi minat belajar dan hasil belajar siswa untuk mengikuti

pembelajaran karena metode ini membuat suasana pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan dan siswa dapat memahami secara keseluruhan materi yang

dipelajari melalui Mind Map yang dibuatnya sendiri. Dengan minat belajar yang

tinggi, tentunya akan berpengaruh dengan hasil belajar yang diperoleh, karena

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1009/3/T1_292008513_BAB II.pdf · merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

30

ketertarikan untuk mempelajari materi yang diberikan. Adapun alur kerangka

pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tidak

menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka kerangka pemikiran

dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar penelitian mempunyai gambaran

yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema itu adalah sebagai berikut:

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis / dugaan sementara sebagai berikut :

1. Diduga metode pembelajaran “Mind Mapping” berpengaruh terhadap

minat belajar Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 01 Semester Genap Tahun

Pelajaran 2011/2012?

2. Diduga metode pembelajaran “Mind Mapping” berpengaruh terhadap

hasil belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 01 Semester Genap Tahun

Pelajaran 2011/2012?