BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin...

40
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang terkait dengan kajian teori meliputi Disiplin Belajar, Hasil Belajar dan Kerangka Berfikir: 2.1.1 Disiplin Belajar 2.1.1.1 Pengertian Disiplin Isitilah disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjukkan kegiatan pembelajaran. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah dalam bahasa Inggris disciple yang berarti mengikuti orang untuk belajar dibawah pengawasan seseorang pemimpin (Tu’u, 2004) Disiplin merupakan hal yang penting dalam setiap usaha manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Masalah disiplin lebih terkait dengan tingkah laku dan mental seseorang dalam kemampuannya menyesuaikan dengan tuntutan nilai-nilai yang berlaku didalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dimana mereka tinggal (Rachman, 1999). Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan dapat berlangsung dengan tepat waktu tetapi kadang tidak. Kegiatan yang dilaksanakan secara tepat waktu dan dilaksanakan secara kontinyu sehingga akan menimbulkan suatu kebiasaan. Kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan secara teratur dan tepat waktu itulah yang disebut disiplin

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang terkait dengan kajian

teori meliputi Disiplin Belajar, Hasil Belajar dan Kerangka Berfikir:

2.1.1 Disiplin Belajar

2.1.1.1 Pengertian Disiplin

Isitilah disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang

menunjukkan kegiatan pembelajaran. Istilah tersebut sangat dekat

dengan istilah dalam bahasa Inggris disciple yang berarti mengikuti

orang untuk belajar dibawah pengawasan seseorang pemimpin (Tu’u,

2004)

Disiplin merupakan hal yang penting dalam setiap usaha

manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Masalah disiplin lebih terkait

dengan tingkah laku dan mental seseorang dalam kemampuannya

menyesuaikan dengan tuntutan nilai-nilai yang berlaku didalam

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dimana mereka tinggal

(Rachman, 1999). Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari

aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan dapat berlangsung dengan

tepat waktu tetapi kadang tidak. Kegiatan yang dilaksanakan secara

tepat waktu dan dilaksanakan secara kontinyu sehingga akan

menimbulkan suatu kebiasaan. Kebiasaan dalam melaksanakan

kegiatan secara teratur dan tepat waktu itulah yang disebut disiplin

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

8

dalam kehidupan sehari-hari. Sependapat dengan Loso (2007) disiplin

sangat diperlukan dimanapun, karena dengan disiplin maka

kehidupan akan menjadi teratur dan tertata dengan baik.

Berdasarkan pengertian disiplin dari beberapa pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud disiplin adalah sikap /

tingkah laku seseorang yang patuh terhadap aturan yang berlaku atau

suatu kebiasaan seseorang melakukan kegiatan secara teratur dan tepat

waktu.

Menurut Asy Mas’udi (2000) disiplin adalah kesadaran untuk

melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan

peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa

paksaan dari siapa pun. Sedangkan menurut Prijodarminto (dalam

Tu’u, 2004) disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk

melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai

ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan keterikatan. Sejalan

dengan pernyataan Maman Rachman (dalam Tu’u, 2004) disiplin

sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau

masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap

peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang

muncul dari dalam hatinya.

Berdasarkan pengertian disiplin dari beberapa ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud disiplin adalah perilaku seseorang

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

9

yang sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku yang muncul

dari kesadaran dirinya tanpa ada paksaan dari pihak lain.

Menurut Slameto (1998) disiplin merupakan suatu sikap yang

menunjukkan kesediaan untuk menepati atau memenuhi atau

mendukung ketentuan, tata tertib, peraturan, nilai serta kaidah-kaidah

yang berlaku. Disiplin bukanlah suatu yang dibawa sejak awal, tetapi

merupakan sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor ajar atau pendidikan.

Widi Raharjo (2003) berpendapat apabila individu atau peserta didik

berperilaku disiplin atau bersedia menaati segala peraturan (tata tertib)

yang ada dalam kegiatan belajar, merupakan suatu modal dasar yang

sangat berharga atau bermakna sekali dalam menunjang tercapainya

tujuan kegiatan pembelajaran. Ditambahkan oleh Tu’u (2004) yang

mengatakan bahwa orang yang belajar dengan disiplin akan

mendorong seseorang untuk bertanggung jawab dalam belajar.

Seseorang berusaha menata dirinya terbiasa dengan hidup tertib dan

teratur serta untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Menurut Dolet (2002) disiplin diartikan sebagai konsistensi

dan konsekuensi seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan

yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai dalam waktu dan

proses pelaksanaan suatu kegiatan. Sejalan dengan pengertian tersebut

Maman Rachman (dalam Tu’u, 2004) menyatakan bahwa pada

hakekatnya disiplin adalah pernyataan sikap mental individu maupun

masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

10

didukung oleh kesadaran untuk terjadinya keseimbangan

melaksanakan tugas dan kewajiban dalam rangka mencapai tujuan.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang disiplin maka

dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah tingkah laku yang

menunjukkan kesediaan untuk mematuhi peraturan, konsisten

terhadap apa yang dilakukan untuk tercapainya tujuan yang didukung

oleh kesadaran dalam melaksanakan tugas dan kewajiban secara

seimbang.

2.1.1.2 Pengertian Belajar

Menurut Morgan (dalam Prasetyo, 2010) mengatakan bahwa

belajar adalah tiap perubahan yang relatif menetap dalam perilaku

yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman. Hal ini

ditegaskan oleh Gagne (dalam Hamalik, 2002) yang mengatakan

bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi rangsang/stimulus bersama

dengan isi ingatan mempengaruhi belajar sedemikian rupa sehingga

kinerja / performace berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi

itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Menurut Thorndike

(dalam Prasetyo, 2010) belajar adalah membentuk asosiasi-asosiasi

antara perangsang yang mengenai organisme melalui sistem susunan

saraf dan reaksi yang diberikan oleh organisme itu terhadap

perangsang tadi.

Menurut Skinner yang di kutip oleh Prasetyo (2010) dalam

bukunya yang berjudul belajar dan pembelajaran, bahwa belajar

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

11

merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta

melalui proses tingkah laku. Proses belajar tidak sama dengan

perbuatan (performance) juga tidaklah sama dengan kematangan yaitu

dimana suatu fungsi berada dalam keadaan siap pakai. Tetapi langkah

dalam proses belajar memang membutuhkan kematangan dan usaha

untuk meningkatkan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain.

Dari uraian pengertian belajar menurut para ahli di atas dapat

diperoleh kesimpulan bahwa belajar mengandung unsur-unsur sebagai

berikut : belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku, belajar

merupakan perubahan tingkah laku melalui pelatihan dan pengalaman,

belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan

menjadi bagian diri siswa atau terinternalisasi dalam diri siswa.

Selanjutnya menurut Sudjana (2008), belajar merupakan suatu

proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Menurut Winkel (2004), menjelaskan bahwa belajar adalah suatu

aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan

tersebut bersifat relatif konstan, tetap dan berbekas. Hal ini di pertegas

dengan pernyataan Slameto (2003), belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

12

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari berbagai macam pendapat di atas dapatlah disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang

yang bersifat permanen sebagai hasil pengalaman dalam interaksi

dengan lingkungan yang berupa perubahan dalam pengetahuan,

ketrampilan dan nilai sikap.

Bloom dalam Sardiman A.M (2001) mengatakan belajar

adalah berubah, artinya suatu usaha mengubah tingkah laku, belajar

akan membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.

Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu

pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap,

pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya

menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi

seseorang.

Selanjutnya Bloom dalam Sardiman A.M (2001)

mengklasifikasikan tujuan dari belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik, dengan penjelasan

sebagai berikut :

1. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

meliputi aspek-aspek pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, dan evaluasi disebut kognitif tingkat tinggi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

13

2. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang meliputi aspek-aspek

penerimaan, tanggapan, keyakinan, dan organisasi.

3. Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan ketrampilan dan

kemampuan bertindak meliputi aspek-aspek gerakan reflek,

ketrampilan gerakan dasar, keharmonisan atau ketetapan dan

gerakan ketrampilan komplek.

Purwanto (2003) mengambil pendapat dari Witherington

mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari pada

reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan atau suatu

pengertian. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena

belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik psikis

maupun fisik, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan,

kebiasaan maupun sikap.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang

akibat dari pengalaman baik bersifat kognitif (pengetahuan), afektif

(sikap), dan psikomotorik (ketrampilan).

2.1.1.3 Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin belajar banyak digunakan oleh guru untuk

mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki agar

tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal. Menurut

Yamin (2011) disiplin belajar mencakup setiap macam pengaruh

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

14

yang ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dia dapat

memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya

dan juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang

mungkin ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya.

Lebih lanjut Yamin (2011) menyatakan disiplin belajar

timbul dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa

yang ingin dilakukan oleh individu dan apa yang diinginkan

individu dari orang lain sampai batas-batas tertentu dan memenuhi

tuntutan orang lain dari dirinya sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya.

Menurut Wikipedia (dalam Yamin, 2011) disiplin belajar

merupakan bentuk pelatihan yang menghasilkan suatu karakter atau

perilaku khusus yang menghasilkan perkembangan moral, fisik dan

mental untuk tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat Agus

(dalam Natra Saintifika, 2011) disiplin belajar adalah predisposisi

(kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata

tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri

terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang

mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab

terhadap tugas dan kewajiban. Menurut Kartono (dalam Cicik,

2010) disiplin belajar adalah kepatuhan siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar, ketaatan siswa dalam menaati jam belajar

dengan serangkaian kegiatan misalnya mencatat, memperhatikan,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

15

membaca, membawa buku dan peralatan sekolah, agar senantiasa

dapat mengalami perubahan perilakunya sebagai hasil

pergaulannya setelah berinteraksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian disiplin belajar dari beberapa ahli

di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud disiplin

belajar adalah kepatuhan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran, ketaatan siswa pada tata tertib dan ketaatan siswa

dalam menaati jam belajar yang menunjukkan kesadaran akan

tanggungjawab terhadap tugas dan kewajiban.

Menurut Arikunto (1990) dalam penelitian mengenai

kedisiplinan membagi tiga macam indikator kedisiplinan, yaitu: 1)

perilaku kedisiplinan di dalam kelas, 2) perilaku kedisiplinan di

luar kelas di lingkungan sekolah, dan 3) perilaku kedsiplinan di

rumah. Tu’u (2004) dalam penelitian mengenai disiplin sekolah

(belajar) mengemukakan bahwa indikator yang menunjukkan

pergeseran/perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi

mengikuti dan menaati peraturan sekolah adalah meliputi: dapat

mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar,

perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri saat

belajar di kelas. Sedangkan menurut Sofchah Sulistyowati dalam

Deni Krisyanto (2010) menyebutkan agar seorang pelajar dapat

belajar dengan baik ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin

dalam hal-hal sebagai berikut: disiplin dalam menepati jadwal

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

16

belajar, disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan

menunda-nunda waktu belajar, disiplin terhadap diri sendiri untuk

dapat menumbuhkan kemauan dan semangat belajar baik di

sekolah seperti menaati tata tertib, maupun disiplin di rumah seperti

teratur dalam belajar, disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar

selalu sehat dan fit dengan cara makan yang teratur dan bergizi

serta berolahraga secara teratur.

Dengan memperhatikan pendapat para ahli diatas maka

dapat disimpulkan bahwa pengertian disiplin belajar adalah

kepatuhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas,

ketaatan siswa pada tata tertib sekolah/kelas dan ketaatan siswa

dalam menaati jam belajar di rumah, dengan serangkaian kegiatan

mencatat, memperhatikan, membaca, membawa buku dan peralatan

sekolah, agar senantiasa dapat mengalami perubahan perilaku

sebagai hasil pengalamannya setelah berinteraksi dengan

lingkungan. Salah satu prinsip yang harus dipenuhi dalam kegiatan

belajar adalah disiplin belajar, baik disiplin yang berlangsung di

rumah, di dalam kelas maupun di luar kelas.

Mengacu pada berbagai pendapat di atas, maka disiplin

belajar siswa dalam penelitian ini mencakup :

a. Perilaku kedisiplinan belajar di dalam kelas, dengan indikator

sebagai berikut :

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

17

1. memperhatikan guru pada saat menjelaskan pelajaran

(mencatat, memperhatikan, membaca buku pelajaran)

2. mengerjakan tugas yang diberikan guru

3. membawa peralatan belajar (buku tulis, alat tulis, buku

paket)

4. absensi (kehadiran di sekolah/kelas)

b. Perilaku kedisiplinan belajar di luar kelas di lingkungan sekolah

dengan indikator : memanfaatkan waktu luang / istirahat untuk

belajar (membaca buku di perpustakaan, berdiskusi/bertanya

dengan teman tentang pelajaran yang kurang dipahami).

c. Perilaku kedisiplinan belajar di rumah, dengan indikator sebagai

berikut :

1. memiliki jadwal belajar

2. mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru

2.1.1.4 Fungsi Disiplin Belajar

Disiplin belajar sangat penting bagi setiap siswa. Disiplin

belajar akan membuat seorang siswa memiliki kecakapan mengenai

cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah

pembentukan watak yang baik. Fungsi disiplin belajar menurut

Tulus Tu’u (2004) adalah :

1. Menciptakan lingkungan yang kondusif

Disiplin berfungsi mendukung terlaksananya proses dan

kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

18

bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang

kondusif bagi kegiatan pembelajaran.

2. Membangun kepribadian

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi

oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-

masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan

kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin

seseorang akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang

berlaku dan kebiasan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya

serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

3. Melatih kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan

berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan

kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan

dilatih.

4. Pemaksaan

Disiplin dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan

tekanan dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang

disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa

harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.

5. Hukuman

Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau

hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

19

6. Menata kehidupan bersama

Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa

dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan

mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan

merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi

baik dan lancar.

Menurut Gie (1995) menyatakan fungsi disiplin belajar

adalah sebagai berikut :

1. Usaha untuk menentukan prioritas garis kebijaksanaan sebagai

pedoman untuk melaksanakan berbagai aktivitas selanjutnya

2. Sebagai usaha untuk penciptaan sistem belajar siswa

3. Penilaian usaha-usaha untuk mengatasi efisien dan afektifitas

kegiatan belajar yang telah ditentukan

Menurut Yamin (2011) menegakkan disiplin belajar tidak

bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan peserta

didik akan tetapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang

lebih besar kepada peserta didik dalam batas-batas kemampuannya.

Apabila kebebasan peserta didik terlampau dikurangi, dikekang

dengan peraturan maka peserta didik akan berontak dan mengalami

prustasi dan kecemasan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

fungsi disiplin belajar adalah menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif, membangun kepribadian, melatih kepribadian,

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

20

pemaksaan, hukuman dan menata kehidupan bersama sehingga

mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran yang efisien dan

efektif.

2.1.1.5 Tujuan Disiplin Belajar

Disiplin belajar dapat dikatakan sebagai sarana yang dapat

digunakan seseorang untuk mengikuti ajaran dari guru/pendidik.

Tujuan disiplin belajar adalah untuk mengembangkan kontrol diri

dan pengarahan diri sehingga siswa dapat mengarahkan diri tanpa

terpengaruh dari orang lain (Charles Schaefer dalam Ari, 2010).

Menurut Mulyasa (2003) disiplin belajar bertujuan untuk

membantu peserta didik menemukan dirinya, dan mengatasi serta

mencegah timbulnya problem-problem disiplin dan berusaha

menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan

pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang

telah ditetapkan. Selanjutnya Gie (1995) menyatakan bahwa

dengan adanya disiplin belajar, seorang siswa dapat menciptakan

kemampuan untuk bekerja sama dan belajar secara teratur, serta

dapat membentuk mental dan watak, karena dengan mental dan

watak yang baik akan dihasilkan pribadi yang tekun. Selain itu

Hasanah (dalam Aning, 2009) juga menyatakan bahwa disiplin

belajar bertujuan untuk mengontrol dan memperbaiki sikap diri

dalam melakukan kegiatan belajar, melatih siswa agar mampu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

21

mandiri dan bertanggungjawab, serta dapat meletakkan dasar

mental yang kuat dalam kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan disiplin belajar adalah untuk memperbaiki sikap diri

dalam melakukan kegiatan belajar yang mandiri dan

bertanggungjawab, serta dapat meletakkan dasar mental yang kuat

dalam kegiatan belajar, mengembangkan kontrol dan mengarahkan

diri tanpa terpengaruh dari orang lain.

2.1.1.6 Faktor-faktor yang Membentuk Disiplin Belajar

Menurut Rachman (1999) perilaku disiplin tidak akan

tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri,

latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Bagi siswa disiplin

belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak mempunyai

kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam belajar apabila siswa

sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya. Penanaman

disiplin perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam lingkungan

keluarga. Mulai dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur, dan

mandi harus dilakukan secara tepat waktu sehingga anak akan

terbiasa melakukan kegiatan itu secara kontinyu. Hukuman sebagai

upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah

sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.

Hukuman juga mempunyai fungsi untuk menghalangi pengulangan

dari tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat, mendidik

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

22

anak, dan memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak

diterima masyarakat (Hurlok, 1999).

Menurut Tu’u (2004) ada empat faktor dominan yang

membentuk disiplin belajar yaitu:

a) Kesadaran diri

Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin belajar penting

bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri

menjadi motif sangat kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin

belajar yang terbentuk atas kesadaran diri akan kuat

pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan

disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.

b) Pengikutan dan ketaatan

Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-

peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai

kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh

kemampuan dan kemauan diri yang kuat.

c) Alat pendidikan

Untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan

membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang

ditentukan atau diajarkan.

d) Hukuman

Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan

karena dua hal, yang pertama karena adanya kesadarn diri,

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

23

kemudian yang kedua karena adanya hukuman. Hukuman akan

menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang salah, sehingga

orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.

Lebih lanjut Tu’u (2004) menambahkan faktor-faktor lain

dalam membentuk disiplin belajar yaitu:

a. Teladan

Teladan adalah contoh yang baik yang seharusnya ditiru

oleh orang lain. Dalam hal ini siswa lebih mudah meniru apa

yang mereka lihat sebagai teladan (orang yang dianggap baik

dan patut ditiru) dari pada dengan apa yang mereka dengar.

Karena itu contoh dan teladan disiplin dari kepala sekolah, guru-

guru serta penata usaha sangat berpengaruh terhadap disiplin

para siswa.

b. Lingkungan berdisiplin

Lingkungan berdisiplin kuat pengaruhnya dalam

pembentukan disiplin dibandingkan dengan lingkungan yang

belum menerapkan disiplin. Bila berada di lingkungan yang

berdisiplin, seseorang akan terbawa oleh lingkungan tersebut.

c. Latihan berdisiplin

Disiplin dapat tercapai dan dibentuk melalui latihan dan

kebiasaan artinya melakukan disiplin secara berulang-ulang dan

membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin sehari-hari.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

24

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

disiplin belajar tidak terbentuk secara mudah / instan melainkan

banyak faktor-faktor yang membentuk disiplin belajar terutama

dari lingkungan sekitar dan di dukung oleh kemauan dari diri

sendiri untuk latihan disiplin untuk mencapai hasil belajar yang

optimal.

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Djamarah (2000), hasil belajar adalah prestasi

dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik

secara individu maupun kelompok. Hasil belajar tidak akan

pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk

menghasilkan sebuah hasil dibutuhkan perjuangan dan

pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan,

sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme

dirilah yang mampu untuk mencapainya.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi hasil

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,

hasil belajar merupakan puncak proses belajar yang merupakan

bukti dari usaha yang telah dilakukan (Dimyati dan Mujiono,

2006). Lebih lanjut Hamalik (2002) menyatakan bahwa hasil

belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada

diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

25

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Perubahan dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) dampak

pembelajaran adalah hasil belajar yang dapat diukur seperti

tertuang dalam raport, angka dalam ijazah atau kemampuan

meloncat setelah latihan. Hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar sering digunakan dalam arti yang sangat luas yakni

untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai

oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan

rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung,

tes akhir semester dan sebagainya.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat dikatakan

bahwa hasil belajar merupakan prestasi dari suatu kegiatan yang

dikerjakan oleh individu yang berupa perubahan pengetahuan,

sikap, dan ketrampilan yang dapat diamati dan diukur.

Menurut Sudjana (2008) hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan

psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pembelajaran,

sedangkan menurut Dede Rosyada (2004) hasil belajar adalah

mengembangkan berbagai metode untuk mencatat dan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

26

memperoleh informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-

informasi tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam proses

penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi

yang diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan dikaji

bersama. Sejalan dengan pendapat diatas hasil belajar

merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia

melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia

menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat

(Tabrani, 2000).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dalam

bentuk kognitif setelah melalui proses mengkaji dan membahas

pelajaran yang diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil

yang dicapai oleh siswa dalam aspek kognitif setelah melakukan

kegiatan belajar mengajar yang ditunjukkan oleh nilai ulangan

mid semester ganjil siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga Tahun

Ajaran 2012/2013.

2.1.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Dalyono dalam Deni (2010) berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu :

a. Faktor Intern (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar)

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

27

1. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak

selalu sehat, sakit kepala, demam, pilek batuk dan

sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk

belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa)

kurang baik.

2. Intelegensi dan Bakat

Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai

intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar

dan hasilnyapun cenderung baik. Bakat juga besar

pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika

seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya

ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajar akan

lebih mudah dibandingkan orang yang hanya memilki

intelegensi tinggi saja atau bakat saja.

3. Minat dan Motivasi

Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan

juga datang dari sanubari. Timbulnya minat belajar

disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang

kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan

yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia. Begitu

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

28

pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat,

akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-

sungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi berbeda

dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau

pendorong.

4. Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil

belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor

fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memeproleh

hasil yang kurang.

b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri orang belajar)

1. Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya tehadap

keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya

pendidikan, besar kecilnya penghasilan dan perhatian.

2. Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat

keberhasilan anak. Kualitas guru, metode mengajarnya,

kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan

fasilitas atau perlengkapan di sekolah dan sebagainya,

semua ini mempengaruhi keberhasilan belajar.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

29

3. Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila

sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari

orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya,

rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan

mendorong anak giat belajar.

4. Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat

mempengaruhi hasil belajar. Keadaan lingkungan,

bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan

sebagainya semua ini akan mempengaruhi kegairahan

belajar.

Menurut Suryabrata (1984) hasil belajar yang dicapai oleh

siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berasal dari

dalam diri siswa maupun luar diri siswa. Ada tiga faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1. Faktor psikis

a. Kecerdasan

Siswa yang memiliki kecerdasan tinggi cenderung memiliki

prestasi yang tinggi, maka hasil belajarpun akan tinggi pula

b. Motivasi belajar

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi

cenderung ingin mendapat prestasi/hasil yang tinggi

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

30

dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki motivasi

belajar

c. Disiplin belajar

Siswa yang memiliki disiplin diri dalam belajar memiliki

hasil belajar yang baik dibandingkan siswa yang tidak

mendisiplinkan dirinya dalam belajar

d. Konsentrasi

Siswa yang memiliki konsentrasi belajar yang baik memilik

prestasi tinggi maka hasil belajarpun akan tinggi pula

dibanding siswa yang tidak konsentrasi dalam belajar

e. Bakat dan minat

Siswa yang memiliki minat yang tinggi pada pelajaran

tertentu memiliki nilai yang tinggi dipelajaran yang mereka

sukai

f. Percaya diri

Siswa yang percaya diri akan kemampuan dirinya memilik

hasil belajar yang baik dibandingkan dengan siswa yang

tidak percaya diri

2. Faktor fisik

a. Panca indera yang baik

Panca indera yang baik terutama pada mata dan telinga

merupakan gerbang masuknya pengaruh dalam individu

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

31

b. Kesehatan

Siswa yang kesehatannya baik dapat menangkap pelajaran

dengan baik pula dibandingkan siswa yang mengalami tidak

enak badan

3. Faktor lingkungan

a. Alat-alat untuk belajar

Siswa yang terpenuhi perlengkapan belajarnya memiliki

prestasi yang baik, dibanding siswa yang tidak terpenuhi

alat belajarnya

b. Suasana

Suasana yang mendukung dalam belajar, membuat siswa

dapat berkosentrasi dengan baik, dibanding ada

gangguannya

c. Waktu

Waktu untuk belajar tidak ditentukan pagi, sktu untuk

belajar tiang maupun malam. Waktu untuk belajar

tergantung pada kemampuan anak untuk memahami materi

yang dipelajarinya

Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar digolongkan menjadi dua. Dua faktor tersebut

dijelaskan sebagai berikut :

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

32

a) Faktor-faktor intern

Faktor intern adalah yang berasal dari diri siswa. Faktor

intern ini terbagi menjadi tiga faktor yaitu : faktor jasmani,

faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1. Faktor jasmaniah

Pertama adalah faktor kesehatan. Sehat berarti

dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-

bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Proses

belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu.

Kedua cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang

menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna

mengenai tubuh. Cacat ini dapat berupa : buta, tuli, patah

kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Jika ini terjadi

maka belajar akan terganggu, hendaknya apabila cacat ia

disekolahkan di sekolah khusus atau diusahakan alat

bantu agar dapat mengurangi pengaruh kecacatan itu.

2. Faktor psikologis

Sekurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke

dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.

Faktor-faktor itu adalah: Pertama inteligensi yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

33

dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Kedua perhatian yaitu keaktifan jiwa yang dipertinggi,

jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau

sekumpulan objek. Ketiga minat adalah kecenderungan

yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Keempat bakat yaitu kemampuan

untuk belajar. Kemampuan ini akan baru terealisasi

menjadi kecakapan nyata sesudah belajar atau berlatih.

Kelima motif harus diperhatikan agar dapat belajar

dengan baik harus memiliki motif atau dorongan untuk

berfikir dan memusatkan perhatian saat belajar. Keenam

kematangan adalah suatu tingkat pertumbuhan

seseorang. Ketujuh kesiapan adalah kesediaan untuk

memberi respon atau bereaksi. Dari faktor-faktor tersebut

sangat jelas mempengaruhi belajar, dan apabila belajar

terganggu maka hasil belajar tidak akan baik.

3. Faktor kelelahan

Kelelahan seseorang walaupun sulit untuk

dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat

praktis).

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

34

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya

tubuh dan timbul untuk membaringkan tubuh. Kelelahan

jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa

pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak lancar

pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

kelesuan dan kebosanan, sehingga minat untuk

menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa

pada bagian kepala sehingga sulit untuk berkosentrasi,

seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.

Kelelahan rohani dapat menjadi terus-menerus karena

memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat,

menghadapi suatu hal yang selalu sama atau tanpa ada

variasi dalam mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan

tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya.

b) Faktor-faktor eksteren

Faktor eksteren adalah faktor yang berasal dari luar

siswa. Faktor ini meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah,

dan faktor masyarakat, yaitu dengan penjelasan sebagai

berikut:

1. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

35

anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan

ekonomi keluarga. Sebagian waktu seorang siswa berada

dirumah. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu

yang berperan pada hasil belajar. Oleh sebab itu orang

tua harus mendorong, memberi semangat, membimbing,

memberi teladan yang baik, menjalin hubungan yang

baik, memberikan suasana yang mendukung belajar, dan

dukungan material yang cukup.

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,

keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar

memberi pengaruh pada hasil belajar siswa. Sekolah

harus menciptakan suasana yang kondusif bagi

pembelajaran, hubungan dan komunikasi perorang di

sekolah berjalan dengan baik, kurikulum yang sesuai,

kedisiplinan sekolah, gedung yang nyaman, metode

pembelajaran yang sesuai, pemberian tugas rumah, dan

sarana penunjang cukup memadai seperti perpustakaan

sekolah dan sarana yang lainnya.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

36

3. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksteren yang juga

berpengaruh tehadap hasil belajar siswa. Pengaruh ini

karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa ini meliputi: pertama

kegiatan siswa dalam masyarakat yaitu misalnya siswa

ikut dalam organisasi masyarakat, kegiatan-kegiatan

sosial, keagamaan dan lain-lain, belajar akan terganggu,

lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur

waktunya. Kedua multi media misalnya: TV, radio,

bioskop, surat kabar, buku-buku, komik dan lain-lain.

Semua itu ada dan beredar di masyarakat. Ketiga teman

bergaul, teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam

jiwanya dari pada yang kita duga. Teman bergaul yang

baik akan memberi pengaruh yang baik terhadap diri

siswa begitu sebaliknya. Contoh teman bergaul yang

tidak baik misalnya suka begadang, pecandu rokok,

keluyuran minum-minum, lebih-lebih pemabuk, dan lain-

lain. Keempat bentuk kehidupan masyarakat. Kehidupan

masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh pada hasil

belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang

yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri, dan

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

37

mempunyai kebiasaan yang baik akan berpengaruh jelek

kepada siswa yang tinggal disitu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa ada dua faktor yaitu faktor intern dan eksteren

yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor intern meliputi:

faktor jasmaniah, psikologis, dan kelelahan, dan faktor

eksteren meliputi: faktor keluarga, sekolah, dan

masyarakat.

Salah satu faktor psikologis/psikis yang

mempengaruhi hasil belajar adalah disiplin belajar. Oleh

karena itu untuk meningkatkan hasil belajar maka siswa

dituntut untuk memiliki kedisiplinan belajar yang baik.

Siswa yang memiliki disiplin belajar yang baik/tinggi

akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula.

2.1.2.2 Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar

Menurut Slameto dalam jurnal pengembangan

pendidikan yang berjudul “Disiplin Dalam Pendidikan” (1998)

menyatakan bahwa betapa pentingnya disiplin belajar dalam

pendidikan. Di satu pihak sebagai salah satu tujuan pendidikan, di

lain pihak juga sekaligus sebagai perilaku yang menjadi syarat

berhasilnya pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri. Disiplin

bukan pembawaan dari lahir, tetapi hasil didikan termasuk di

sekolah. Bagaimana terbentuknya disiplin di pengaruhi oleh

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

38

banyak faktor tetapi guru merupakan faktor penentu baik disiplin

kelompok/kelas maupun disiplin dari siswa. Dalam mengajar guru

menerapkan prinsip-prinsip disiplin demi keberhasilan pengajaran

dan siswa bertanggungjawab untuk menjalankan kewajibannya.

Pada umumnya, para siswa yang hasil belajar di kelasnya

baik itu karena waktu dalam kehidupan sehari-harinya

tertata/terjadwal, dan mereka menghargai waktu untuk belajar.

Bermain untuk mereka itu adalah hal yang penting, akan tetapi

belajar itu juga perlu. Mereka dapat mengontrol waktu atau paling

tidak ada orang yang membantu mengontrol waktu anak untuk

bermain.

Pada saat pelajaran di kelas, anak-anak yang disiplinlah

yang memperoleh nilai tinggi saat ulangan. Mereka

memperhatikan penjelasan guru, dan mengikuti pelajaran dengan

konsentrasi tinggi sehingga apa yang disampaikan dapat terekam

diotaknya. Berbeda dengan anak yang tidak disiplin, yaitu yang

tidak memperhatikan saat pelajaran berlangsung, mereka

cenderung mendapat nilai rendah saat ulangan.

Belajar harus dengan disiplin, karena disiplin adalah

kunci sukses. Siswa yang ingin hasil belajarnya tinggi harus

mempunyai disiplin belajar yang tinggi, karena ini merupakan

sikap yang membuat siswa senantiasa mempunyai kedisiplinan,

kegairahan, dan tanggung jawab dalam belajar, tanpa sikap seperti

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

39

ini siswa tidak mampu mengatasi berbagai hambatan dan

kesulitan (Ardani, 2006).

Disiplin belajar yang efisien harus memperhatikan

hukum-hukum yang berlaku dalam belajar. Peningkatan mutu

akademik khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya

menjadi tuntutan masyarakat masa kini dan yang akan datang.

Salah satu faktor yang menentukan meningkatnya mutu akademik

atau hasil belajar adalah upaya menegakkan disiplin belajar

(Leny, 2011).

Dengan disiplin belajar, rasa malas dapat teratasi

sehingga siswa akan belajar sesuai harapan-harapan yang

terbentuk dari masyarakat. Kedisiplinan belajar pada siswa ikut

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar yang dicapainya.

Siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi akan dapat

belajar dengan baik, terarah dan teratur sehingga dimungkinkan

akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula.

Apabila individu atau peserta didik bertingkah laku

disiplin atau bersedia menaati segala peraturan atau tata tertib

dalam kegiatan belajar, maka ini merupakan suatu modal dasar

yang sangat berharga atau bermakna dalam menunjang

tercapainya kegiatan pembelajaran. Siswa yang memiliki disiplin

belajar yang tinggi akan dapat belajar dengan baik, terarah dan

teratur sehingga dimungkinkan akan mendapatkan hasil belajar

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

40

yang baik pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Walgito (dalam

Leny, 2011) sekalipun mempunyai rencana belajar yang baik,

akan tetapi tinggal rencana kalau tidak ada disiplin belajar maka

tidak akan berpengaruh terhadap prestasinya.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas maka

dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar merupakan jembatan

untuk menuju kesuksesan terutama di sekolah. Disiplin belajar

akan menghasilkan prestasi yang baik dengan bentuk hasil

penilaian tertinggi yang merupakan kebanggaan bagi setiap anak

didik di sekolah.

2.1.3 Pengertian PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)

Menurut KTSP PKn 2006 dalam Ine (2010) pendidikan

kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warganegara yang mampu melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang

cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila

dan UUD 1945. Sedangkan menurut Haris Bakti (dalam Nita,

2012 ) pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang

digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya

Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk

perilaku dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, baik sebagai

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

41

individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang penting

bagi kehidupan bangsa dan negara ini. PKn penting karena dapat

digunakan untuk membina generasi penerus bangsa/anak-anak

bangsa sehingga mereka sadar terhadap hak dan kewajiban dalam

hidup berbangsa agar dapat menjadi warganegara yang dapat

diandalkan senantiasa oleh negara. Demikian juga bagi negara

Indonesia pada masa lalu dan sekarang, PKn menjadi sarana

untuk menanamkan hal yang terkait dengan ideologi negara baik

melalui jalur formal (sekolah) ataupun nonformal (Rahardja,

2002).

Dalam konteks pendidikan formal di sekolah, PKn

memiliki peran untuk membangun watak dan sikap untuk

terwujudnya tujuan bangsa dan negara. Dewasa ini pendidikan

menghadapi berbagai masalah yang amat komplek, salah satu

diantaranya menurunnya tatakrama kehidupan dalam praktek

kehidupan di sekolah yang menimbulkan kerisauan masyarakat.

Hal itu antara lain semakin maraknya penyimpangan norma sosial

kemasyarakatan yang terwujud dalam bentuk perlakuan siswa

yang kurang hormat kepada guru dan staf sekolah, kurang disiplin

dan tidak taat pada tata tertib yang ada.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

42

2.1.3.1 Tujuan PKn

Tujuan PKn untuk setiap jenjang pendidikan yaitu

mengembangkan kecerdasan warga negara yang diwujudkan

melalui pemahaman, keterampilan sosial dan intelektual, serta

berprestasi dalam memecahkan masalah di lingkungannya

(Depdiknas dalam Ine, 2010).

Virene Irida dalam seminar dan lokakarya “Pembaharuan

Kurikulum Program Studi S1 PPKn” (dalam Rusti, 2012)

mengungkapkan mata pelajaran PKn memiliki tujuan untuk

mengembangkan kompetensi berikut:

1. Memiliki kemampuan berfikir secara rasional, kritis, dan kreatif,

sehingga mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan.

2. Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan

berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab.

3. Memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan

norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.

Sedangkan berdasarkan Kurikulum tahun 2006 (BNSP,

2006), mata pelajaran kewarganegaraan mempunyai tujuan

sebagai berikut:

1. Memiliki kemampuan berfikir secara rasional, kritis, dan

kreatif, sehingga mampu memahami berbagai wacana

kewarganegaraan.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

43

2. Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan

berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab,

bertindak tegas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara serta anti korupsi.

3. Memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan

norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat

dan bernegara.

4. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk

diri berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia.

5. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.

Dari uraian diatas maka PKn dalam konteks pendidikan

formal di sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan

kemampuan intelektual, mengembangkan watak dan

kepribadian yang baik serta ketrampilan berpartisipasi dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dari peserta

didik demi terwujudnya tujuan bangsa dan negara.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian Benu Feby Yessica (2010) tentang

“Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi belajar

siswa kelas IV SD Negeri 12 Salatiga semester II tahun pelajaran

2009/2010 “menyimpulkan bahwa: ada hubungan yang positif dan

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

44

signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar artinya

semakin tinggi disiplin belajar siswa maka akan semakin tinggi

pula prestasi belajarnya, yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi

sebesar 0,253 dan taraf signifikan 0,000.

Hasil penelitian Ari Kiswanto (2011) tentang “Hubungan

antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI

SMA Kristen Satya Wacana Semester I Tahun 2011/2012”

menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan

antara disiplin belajar dengan prestasi belajar, yang ditunjukkan

oleh koefisien korelasi sebesar 0,532 dan taraf signifikan 0,000.

Hasil penelitian Aning Ervitasari (2009) tentang

“Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar

Siswa SD Kutilang Semarang semester I Tahun 2008/2009”

menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

disiplin belajar dengan prestasi belajar, yang ditunjukkan oleh

koefisien korelasi sebesar 0,124 dan taraf signifikan 0,000.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

tersebut ditemukan bahwa ada hubungan antara disiplin belajar

dengan prestasi belajar siswa khususnya untuk siswa SD dan SMA.

Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan subyek siswa SMK

PGRI 2 Salatiga khususnya untuk mata pelajaran PKn apakah ada

hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar siswa.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

45

2.3 Kerangka Berpikir

Disiplin belajar sangat penting bagi setiap siswa.

Berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki kecakapan

mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke

arah pembentukan watak yang baik serta pencapaian hasil belajar

yang baik. Apabila disiplin belajar sudah dimiliki oleh setiap siswa

maka tidak akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran,

karena dengan disiplin belajar siswa memiliki persiapan saat akan

mengikuti proses pembelajaran. Lain halnya jika siswa tidak

memiliki disiplin belajar, seperti tidak belajar ketika akan

menghadapi ulangan, lalai mengerjakan PR akan kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang

tinggi / optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik intern

maupun eksteren. Salah satu faktor intern adalah disiplin belajar

Disiplin belajar adalah sikap siswa dalam kegiatan belajar

yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan dan keteraturan dalam

menaati peraturan baik di dalam kelas, di luar kelas di lingkungan

sekolah maupun di rumah. Dengan disiplin belajar, rasa malas

dapat teratasi sehingga siswa akan belajar sesuai dengan yang

diharapkan. Kedisiplinan belajar akan berpengaruh terhadap hasil

belajar yang dicapainya diantaranya dalam ranah kognitif. Siswa

yang memiliki disiplin belajar yang tinggi akan dapat belajar

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1... · Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari ... dapat menumbuhkan

46

dengan baik, terarah dan teratur sehingga dimungkinkan akan

memperoleh hasil belajar yang baik/tinggi pula.

Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik suatu kerangka

berpikir, dengan bagan sebagai berikut :

Gambar 4.1

2.4 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran diatas

dirumuskan hipotesis sebagai berikut “Ada hubungan yang positif

signifikan antara disiplin belajar dengan hasil belajar pada mata

pelajaran PKn siswa kelas X di SMK PGRI 2 Salatiga semester

ganjil tahun ajaran 2012/2013.

Disiplin Belajar (X)

1. Disiplin di dalam kelas

2. Disiplin diluar kelas di

lingkungan sekolah

3. Disiplin di rumah

Hasil Belajar (Y)

Kognitif