BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Definisi Renang
Menurut Haller (1982:8) renang merupakan olahraga yang dapat
dinikmati ketika waktu senggang serta menyehatkan tubuh karena hampir
semua otot tubuh bergerak sehingga seluruh otot berkembang dengan pesat
dan kekuatan perenang bertambah meningkat. Selanjutnya Kurniawan
(2019:6) renang merupakan suatu kegiatan olah raga air yang dilakukan
dengan cara menggerakkan dan mengapungkan badan kepermukaan air
dengan menggunakan gerakan kaki dan tangan.
Menurut Subagyo (2017: 53) berenang adalah aktivitas menggunakan
badan mengapung melintas di air dengan menggunakan kaki dan tangan.
Berenang adalah aktivitas fisik yang dilakukan di air dengan menggunakan
anggota tubuh atau sebagian anggota tubuh, dengan gerakan tubuh di air
seseorang dapat berpindah tempat. Olahraga renang adalah gerak tubuh
manusia di air, perlu diutarakan yang lebih rinci apa itu gerak tubuh dan
bagaimana air apabila dipakai untuk bergerak.
Menurut Abdoelah (1981: 270) mengemukakan bahwa renang adalah
suatu jenis olahraga yang dilakukan di air, baik di air tawar maupuan di air
asin atau laut. Kemudian mengenai pengertian renang yang tampaknya
masih berhubungan, yang dituangkan dalam Modul Teori Renang I,
Badruzaman (2007: 13) mengemukakan bahwa: “Pengertian renang secara
umum adalah the floatation of an object in a liquid due to its buoyancy or
8
lift.” yang artinya renang secara umum adalah upaya mengapungkan atau
mengangkat tubuh ke atas permukaan air.
Selanjutnya Dwijowinoto (1979: 1) olahraga renang merupakan
olahraga yang sangat menyenangkan dan cocok untuk siapa saja tanpa
memandang semua umur. Renang adalah salah satu jenis olahraga yang
populer di masyarakat. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang
dapat diajarkan pada anak- anak dan dewasa, bahkan bayi umur beberapa
bulan sudah dapat mulai diajarkan renang. Renang adalah gerakan sewaktu
bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat
dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga.
Menurut Budiningsih (2010) manfaat dari kegiatan renang ada lima,
yaitu:
a. Sebagai sarana bermain/rekreasi
Kolam renang dapat dijadikan sebagai sarana bermain dan rekreasi.
Anak- anak dan balita akan menyukai permainan air. Bermain air sangat
menyenangkan apabila ditambah mainan seperti bola. Berenang
merupakan hiburan bagi semua kalangan masyarakat.
b. Menyehatkan badan dan dapat merangsang gerakan motorik
Berolahraga renang dapat menyehatkan badan. Bagi balita dan anak-
anak, otot-ototnya akan berkembang, persendian dapat tumbuh optimal,
tubuh menjadi lentur, dan pertumbuhan badan meningkat. Sehingga,
anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan akan
memiliki badan yang sehat, kuat dan kekar
9
c. Dapat menghilangkan rasa takut pada air
Dengan berolahraga renang dapat menghilangkan rasa takut pada air.
Sehingga baiknya, semenjak bayi sudah dibiasakan bermain air dan kelak
jika sudah besar tidak takut pada air.
d. Meningkatkan keberanian, percaya diri dan mengasah kemandirian
Olahraga renang dapat mendorong kita tumbuh menjadi sosok yang
berani, percaya diri tinggi, dan mandiri. Pada saat berenang kita tidak
akan merasa rakut. Sebaliknya, kita dapat berenang dengan bebas
mengelilingi kolam. Hal ini karena adanya keinginan yang kuat agar
dapat berenang.
e. Meningkatkan kemampuan sosial
Olahraga renang yang dilakukan bersama-sama dapat menumbuhkan rasa
kebersamaan. Juga dapat meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi
dan bersosialisasi dengan orang lain. Dengan demikian, akan tercipta
persahabatan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berenang. Satu
sama lain saling mendorong dan meningkatkan semangat untuk tetap
hidup.
Selain memiliki manfaat, kegiatan olahraga renang ternyata juga
memiliki beberapa hambatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Subagyo
(2017:64) bahwa hambatan-hambatan dalam berenang sebagai berikut.
a. Hambatan depan
Hambatan depan yaitu hambatan yang terjadi di depan tubuh, ini terjadi
oleh karena posisi badan yang tidak sejajar dengan permukaan air.
10
Semakin tubuh membuat sudut dengan air semakin besar, maka
hambatan depan yang terjadi semakin besar juga, maka dari itu
permukaan depan dari perahu dibuat sedemikian rupa sekecil mungkin
termasuk permukaan depan mobil balap.
b. Hambatan belakang
Hambatan belakang terjadi hampir sama karena posisi tubuh yang kurang
sejajar dengan permukaan air mengakibatkan hambatan belakang besar.
c. Hambatan gesekan tubuh dengan air
Gesekan ini relatif lebih kecil pengaruhnya, hanya saja penggunaan
pakaian yang bahannya terlalu menyerap dengan air maka akan
mengakibatkan hambatan yang besar pula.
Oleh sebab itu, supaya terhindar dari hambatan-hambatan dalam
kegiatan berenang, maka seorang perenang harus memahami dasar belajar
berenang dengan baik.
2.2. Dasar Belajar Berenang
Menurut Haller (1982:12-20) dasar dalam belajar berenang meliputi
pengenalan terhadap air (masuk dan berada dibawah air), naik turun,
mengapung, mendorong diri, meluncur dan berdiri lagi kemudian bergerak
sambil mengapung dengan deskripsi sebagai berikut.
a. Masuk kedalam air
Belajar berenang sebaiknya dilakukan dalam air yang dangkal yaitu
setinggi pinggang. Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah masuk
kedalam air dengan cara berjalan menuruni tangga kolam menuju tempat
11
air paling dangkal. Kemudian lakukan sedikit gerakan seperti berlutut
dan gerakan-gerakan tangan kepermukaan air.
b. Posisi dibawah air
Ketika berada dibawah air, cobalah menyelam dan mengambil sesuatu
dari dasar kolam. Masukkan secara perlahan muka kedalam air dan
cobalah mengatur nafas dengan baik.
c. Naik turun
Setelah mampu menyelam dan mengatur nafas dengan baik, maka
lakukan gerakan naik turun secara berturut-turut setiap kali menarik
napas, masuk kedalam air, menahan napas, muncul lagi dari bawah
permukaan air, mengeluarkan napas dan selama itujuga mata tetap
terbuka. Letakkan kedua tangan diatas anak tangga kolam dengan telapak
tangan menghadap kebawah, dan kepala menghadap dinding kolam.
Kemudian lakukan gerakan naik turun seperti tadi sampai badan benar-
benar bisa mengapung.
d. Mengapung
Ketika sudah merasa nyaman dengan gerakan naik turun, maka langkah
selanjutnya adalah mengapung atau melayang didalam air. Ambil napas
seperti yang dilakukan pada latihan sebelumnya, dan masukkan wajah
kedalam air dengan sedikit menjatuhkan tubuh kedepan dengan mata
tetap terbuka. Cobalah untuk tenang dan biarkan kaki terangkat dari dasar
dan angkat lutut sampai menyentuh dada.
12
e. Mendorong diri, meluncur dan berdiri lagi
Pada tahap ini berdirilah dengan punggung menghadap dinding kolam
dan merapatlah. Turunkan bahu kedalam air dan angkat satu kaki
menekan kedinding. Kemudian tarik napas dan masukkan kepala
kedalam air seperti latihan sebalumnya.
f. Bergerak sambil mengapung
Pada gerakan bergerak dan mengapung ini akan lebih banyak
mempergunakan kedua kaki dan bergerak secara berlahan sesuai dengan
latihan-latihan sebelumnya.
Selanjutnya menurut Subagyo (2017: 65-66) dasar belajar berenang
sebaiknya dimulai dengan mengenalkan terlebih dahulu sifat-sifat air
terhadap tubuh, bahwa air pada prinsipnya mempunyai karakteristik
tersendiri lebih-lebih pada waktu tubuh beraktivitas di air dengan cara
sebagai berikut.
a. Air mempunyai sifat tembus pandang, bahwa dengan membuka mata di
air perenang dapat melihat apa yang ada disekitarnya. Pada waktu
berenang diharapkan dilakukan dengan membuka mata supaya
mengetahui arah dan dengan membuka mata keseimbangan tubuh waktu
beraktivitas di air dapat terjaga. Cara mengenalkan air dengan jalan agar
memasukkan muka ke dalam air untuk memperhatikan apa yang ada
dalam air, bentuk pembelajarannya dengan bentuk permainan mencari
harta karun di dalam air.
13
b. Mengenalkan adanya hambatan bergerak di air, bila bergerak di air maka
akan terjadi adanya hambatan, hambatan yang terjadi adalah hambatan
depan, hambatan belakang dan hambatan gesekan tubuh. Cara
mengenalkannya dengan jalan lomba lari di air, permainan ayam dan
elang.
c. Mengenalkan kedalaman air perlu dilakukan pada tahap belajar tidak
boleh langsung meloncat terjun ke air yang belum tahu kedalamanya.
Aktivitas yang harus dilakukan untuk mengenalkan ini dengan jalan
memasuki air melewati tangga kemudian dilanjutkan berjalan sambil
berpegangan untuk menjajaki kedalaman air.
d. Mengenalkan terhadap air memasuki ruangan, bahwa sifat air akan
memasuki ruangan yang kosong dan pada posisi lebih rendah. Sifat ini
akan terjadi apabila pada saat belajar berenang suatu saat telinga
kemasukan air hal ini sangat mungkin terjadi karena sifat air tersebut,
begitu juga terjadi apabila hidung suatu saat juga kemasukan air saat
beraktivitas di air. Kejadian ini disampaikan kepadanya dengan
pengertian yang jelas dan juga diberitahukan bahwa itu tidak masalah.
Cara mengatasinya sebelumnya supaya tidak terjadi maka harus menutup
lubang telinga terlebih dahulu sebelum berenang. Apabila sudah terlanjur
maka cara mengeluarkannya hanya dengan jalan memasukkan lagi air ke
telinga hingga penuh kemudian ditumpahkan sampai air yang ada dalam
telinga keluar semuanya. Apabila belum juga keluar maka supaya
14
diulangi lagi seperti yang pertama hingga air keluar sampai terasa bahwa
telinga tidak terasa terganggu.
e. Keseimbangan di air, untuk mempertahankan keseimbangan di air perlu
dilakukan, karena bagi yang belum dapat berenang untuk berdiri dari
sikap meluncur di kolam dangkal sering tidak dapat dilakukan. Hal ini
disebabkan kerena belum menguasai keseimbangan waktu beraktivitas di
air.
Selanjutnya menurut Hastuti (2009:20:25) dasar belajar berenang
meliputi:
a. Pengenalan air
Pengenalan air sangat perlu bagi mereka yang baru pertama kali belajar
renang. Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa takut terhadap air
dan mengenal sifat-sifat air seperti basah, dingin, dan sebagainya.
Sebagian besar anak-anak, bahkan orang dewasa yang belum pernah
masuk kedalam kolam renang biasanya akan menjadi takut atau cemas
ketika akan masuk kedalamnya. Banyak hal yang dapat menyebabkan
seseorang takut untuk masuk kedalam kolam renang, diantaranya adalah
perasaan takut terhadap air atau phobia, takut dengan kedalaman kolam,
pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan atau traumatik dan
merasa terancam keselamatanya. Untuk itu sebaiknya mereka masuk ke
kolam yang dangkal terlebih dahulu. Setelah terbiasa dan keberaniannya
mulai muncul, bisa mulai di ajak ke kolam renang yang sedikit agak lebih
15
dalam. Sebaiknya tetap dalam keadaan bisa menginjakan kakinya ke
lantai kolam renang tanpa tenggelam.
b. Cara Membuang Nafas di Air Bagi mereka yang awam, untuk
mengambil udara di atas permukaan air dan kemudian masuk permukaan
air kemudian membuang sisa-sisa pembakaran melalui mulut dan hidung
memang tidak mudah. Terutama kebiasaan kita sehari-hari sangat
mempengaruhi hal itu. Namun bisa kita berikan latihanlatihan yang
teratur, dalam waktu yang relatif tidak lama hal semacam itu mudah
untuk dikuasai dengan baik. Beberapa bentuk pernafasan dapat di berikan
sebagai berikut:
1) Sebelum masuk air, cobalah di darat dengan melatih irama mengambil
nafas melalui mulut dan mengeluarkan sisa pembakaran melalui
hidung, hingga irama ini bisa di kerjakan secara otomatis. Kemudian
setelah bisa dikerjakan hal di atas, cobalah cara di kerjakan di tempat
atau di kolam dangkal atau kolam renang yang memungkinkan
seseorang dapat berdiri. Ambilah udara melalui mulut kemudian tutup
mulut dan masukan bagian muka ke permukaan air, setelah beberapa
saat secara perlahan buanglah sisa pembakaran itu melalui hidung.
2) Kerjakanlah secara berulang-ulang dan kalau memungkinkan
mencapai 50-100 kali ulangan, dimana dengan jumlah itu di harapkan
gerakannya bisa di kerjakan secara otomatis dan terbiasa. Bagi mereka
yang sulit untuk mengambil udara melalui mulut dan membuang
16
melalui hidung, untuk sementara dapat di kerjakan dengan bantuan
hidung.
3) Namun cara ini bila sudah menguasai irama pernafasan yang
sebenarnya, hendaknya ditinggalkan, oleh karena cara itu sering
berakibat mengisap air melalui hidung.
4) Latihan pernafasan ini dapat ditingkatkan dengan memperlama waktu
ketika bagian muka berada di bawah permukaan air, setelah jarak
waktu di tempuh lanjutkan dengan membuang sisa pembakaran secara
perlahan sebelum naik keatas permukaan air. Misalnya ketika di
bawah permukaan air diharuskan berhitung hingga 10, kemudian
membuang sisa pembakaran dan selanjutkan naik keatas permukaan
air untuk mengambil udara kembali. Cara yang sama dapat dikerjakan
menggunakan papan latihan, dimana dengan sikap membungkuk dan
kedua kaki tetap pada sikap berjalan di dasar kolam, kemudian kedua
tangan memegang papan latihan di kedua ujungya. Lakukan cara-cara
diatas sambil berjalan atau diam ditempat.
c. Melakukan Permainan di Air, lima macam permainan di air antara lain:
Permainan saling membasahi muka, permainan mengambil benda di
dasar kolam, permainan melompati katak menerobos lubang, permainan
bertukar tempat dengan angka dan permainan kucing mengejar ikan.
d. Teknik Dasar Mengapung
Penguasan teknik yang tinggi akan selalu diikuti oleh kecepatan renang
yang tinggi pula. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan
17
adalah penting, oleh karena itu akan menentukan gerak keseluruhan.
Oleh karena itu gerak-gerak dasar dari setiap bentuk teknik yang
diperlukan dalam setiap cabang olahraga dilatih dan dikuasai secara
sempurna. Mengapung adalah teknik yang paling dasar dalam berenang
untuk semua gaya, oleh sebab itu sebelum mempelajari teknik renang
gaya bebas perlu dikuasai bagaimana cara mengapung di air. Posisi
mengapung tidak dapat dilakukan dalam satu sikap saja, tetapi banyak
posisi yang bisa dilakukan supaya tubuh dapat terapung diatas
permukaan air. Lakukan dengan rileks dan melayang tanpa mengeluarkan
tenaga.
e. Teknik Dasar Meluncur
Setiap gaya renang didasarkan pada prinsip meluncur di atas permukaan
air. Dan selain keyakinan yang kuat, untuk dapat belajar berenang
seseorang harus mampu meluncur. Meluncur merupakan dasar dari
gerakan renang dan terapung di air, meluncur menjadi modal awal dalam
belajar renang. Belajar renang dimulai dengan belajar meluncur. Tanpa
dapat meluncur dengan baik, kita tidak dapat belajar dengan baik.
2.3. Gaya Berenang
Gaya renang adalah cara melakukan gerakan lengan dan tungkai
berikut koordinasi dari ke dua gerakan tersebut yang memungkinkan orang
berenang maju di dalam air. Meskipun demikian, orang juga dapat berenang
hanya dengan menggerakan kedua belah kaki sementara lengan tetap diam,
atau hanya dengan kedua belah lengan sementara kaki tetap diam.
18
Menurut Hastuti (2009:31-47) salah satu sasaran pokok tentang
program berenang adalah menyediakan satu peluang untuk semua perenang
mengembangkan teknik berenang pada empat gaya yaitu:
1. Gaya Bebas
Gaya bebas merupakan suatu gaya yang paling cepat dari semua gaya
renang yang dikompetisikan dan salah satu dari gaya pertama yang harus
diajar kepada perenang pemula. Pelaksanaan renang gaya bebas adalah
dengan melakukan kayuhan lengan agar dapat bergerak maju secara
berurutan diiringi dengan tendangan kaki – kaki secara terus-menerus.
2. Gaya Punggung
Gaya punggung, merupakan kebalikan dari gaya bebas mungkin gaya
yang paling mudah dari semua gaya yang dapat dipelajari dan dilatihkan,
karena posisi kepala yang berlawanan dengan air sehingga memudahkan
untuk mengambil nafas.
3. Gaya Dada
Gaya dada merupakan salah satu dalam gaya renang yang juga
dikompetisikan. Sebutan lain untuk gaya dada adalah gaya penyelamatan
diri. Perenang biasa melakukan gaya dada dengan melakukan gerakan
tungkai dan lengan secara simetris. Pengambilan nafas dilakukan setelah
diawali oleh kayuhan lengan.
4. Gaya Kupu-kupu
Gaya kupu–kupu memerlukan koodinasi gerakan yang baik antara
kayuhan lengan dan tendangan tungkai–kaki. Pola pembelajaran gaya
19
kupu–kupu sebaiknya dilakukan secara bertahap, yaitu : tendangan kaki,
kayuhan lengan dan pernafasan
Selanjutnya Menurut Kurniawan (2019) ada beberapa gaya dalam
renang, antara lain sebagai berikut:
a. Renang Gaya Bebas adalah gerakan yang dilakukan dengan cara
menelungkupkan badan, dimana tangan dan kaki melakukan tarikan dan
tendangan air. Gaya bebas adalah gaya yang paling cepat diantaranya
gaya lainnya. Gaya bebas juga merupakan gaya yang paling populer
dalam pertandingan renang dan rekresi. Pada gaya bebas tubuh berada
pada posisi datar di atas air dan bahu agak ke belakang. Sementara kaki
berada beberapa inci di bawah permukaan air. Selain itu, hal yang perlu
diperhatikan adalah mempertahankan wajah dan pandangan mata ke
depan.
b. Renang Gaya Punggung adalah gaya berenang dengan posisi punggung
menghadap ke air atau posisi tubuh terlentang. Gerakan gaya pungung
sama dengan gerakan gaya bebas. Pada gaya punggung wajah perenang
berada di atas permukaan air, mudah untuk bernafas dan lebih mudah
membuka mata. Namun, pada gaya punggung, akan sulit menetukan arah
gerak karena mata yang menghadap ke atas. Pada gaya punggung kaki
lebih aktif bergerak ke atas. Pergelangan kaki harus diusahakan tetap
lemas. Gaya punggung merupakan gaya kesayangan bagi perenang
pertandingan maupun rekreasi. Gaya punggung ini dibagi ke dalam
20
empat bagian dasar, yaitu tubuh, gerakan kaki, gerakan lengan, bernafas,
dan koordinasi gerak.
c. Renang Gaya Dada disebut juga renang gaya katak, karena gerakannya
mirip katak saat berenang di air. Renang gaya dada adalah gaya renang
dengan posisi tubuh seperti merangkak di permukaan air dikombinasikan
dengan gerakan kaki dan tangan. Tangan dan kaki berada di dalam air
serta kepala bergerak naik turun dari dalam air ke permukaan air.
Perenang dapat melihat ke depan ketika berenang.
d. Renang Gaya Kupu-Kupu merupakan pengembangan dari gaya dada.
Gaya kupu-kupu adalah gaya berenang yang dilakukan dengan kedua
lengan secara bersamaan mengayuh bergerak ke depan. Kedua tangan
membentang kemudian mengepak untuk mengayuh maju ke depan.
Gerakan dua tangan tersebut seperti gerakan sayap kupu-kupu. Untuk
melakukan gaya ini dibutuhkan tenaga yang besar, irama dan koordinasi
gerak yang baik. Gaya ini paling sulit dipelajari dibandingkan gaya
lainnya.
2.4. Renang Gaya Bebas
Renang gaya bebas menyerupai gaya berenang seekor binatang, oleh
sebab itu disebut juga gaya crawl yang berarti merangkak. Dalam istilah
olahraga renang disebut juga gaya bebas (Murni, 2000). Sedangkan Menurut
Budiningsih (2010) “renang gaya bebas adalah gaya berenang dengan posisi
dada menghadap kepermukaan air”. Dalam renang gaya bebas kedua belah
lengan secara bergantian digerakan jauh ke depan dengan gerakan
21
mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukan naik
turun ke atas dan ke bawah. Saat berenang gaya bebas, posisi wajah
menghadap ke permukaan air. Pernafasan dilakukan saat lengan digerakan
ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping.
Sewaktu mengambil nafas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri
atau ke kanan. Dibandingan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan
gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air.
Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke
permukaan air. Kedua belah lengan secara bergantian digerakkan jauh ke
depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara
bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu
berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air.
Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh
menjadi miring dan kepala berpaling ke samping. Sewaktu mengambil
nafas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan.
Dibandingkan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang
yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air. Dalam melakukan
renang gaya bebas, untuk menimbulkan dorongan dan memperkecil tahanan
diperlukan teknik renang yang baik, daya dorong yang dimiliki perenang
merupakan hasil kayuhan lengan dan cambukan kaki, sedangkan untuk
memperkecil tahanan air, posisi tubuh perenang harus sejajar dengan
permukaan air. Menurut Simanjuntak (2009:153) Ada beberapa hal yang
harus dilakukan sebelum belajar renang gaya bebas, antara lain adalah: (1)
22
pengenalan terhadap air, (2) cara membuang nafas di air, (3) melakukan
permainan di air, (4) teknik dasar mengapung, (5) teknik dasar meluncur.
Menurut Hastuti (2009:31) Gaya bebas merupakan suatu gaya yang
paling cepat dari semua gaya renang yang dikompetisikan dan salah satu
dari gaya pertama yang harus diajar kepada perenang pemula. Pelaksanaan
renang gaya bebas adalah dengan melakukan kayuhan lengan agar dapat
bergerak maju secara berurutan diiringi dengan tendangan kaki–kaki secara
terus-menerus. Posisi tubuh perenang yang horizontal memudahkan
perenang tersebut untuk mengambil nafas ke salah satu sisi sesudah
kayuhan lengan. Pembelajaran dan pengembangan dari gaya bebas dapat
dapat dicapai dengan memecah berbagai kemampuan secara terinci ke
dalam beberapa bagian.
Pada dasarnya tahapan melakukan renang gaya bebas terdiri dari sikap
awal, pelaksanaan dan sikap akhir. Adapun rincian dari masing-masing
tahapan tersebut adalah :
1. Sikap awal
Sebelum melakukan rennag gaya bebas, perenang harus terlebih
dahulu mengambil sikap awal sebagai bentuk ancang-ancang atau
persiapan sebelum berenang. Menurut David (2011:24) sikap awal
sebelum melakukan renang gaya bebas adalah:
a. Posisi tubuh streamline, yaitu sejajar dengan permukaan air dan
posisi kepala normal.
b. Dada sejajar dengan permukaan air
23
c. Kepala berada di posisi normal
2. Pelaksanaan
Setelah melakukan sikap awal, maka tahap selanjutnya adalah
pelaksanaan renang gaya bebas. Menurut David (2004:24) pelaksanaan
renang gaya bebas terdiri dari:
a. Kaki digerakkan naik turun secara bergantian (menggunting air)
dengan sumber gerakan pangkal paha
b. Gerakan tangan berputar kedepan dengan gerakan menarik dan
mendorong kedalam air
c. Kepala keluar kepermukaan air, hirup udara dari mulut dan saat
kepala didalam keluarkan nafas dari mulut
Selanjutnya menurut Menurut Hastuti (2009:32-35) adapun cara
melakukan renang gaya bebas sebagai berikut.
a. Posisi Tubuh
Posisi tubuh pada gaya bebas adalah telungkup. Kayuhan lengan
dan kaki yang konstan membuat gerakan menjadi efisien dan
efektif. Posisi tubuh pada gaya bebas:
1. Posisi tubuh datar, sedikit menyerong dari bagian pinggang ke
bawah.
2. Pandangan mata kedepan dan sedikit mengarah ke bawah.
3. Posisi tubuh yang agak serong memudahkan tendangan ketika di
dalam air.
24
4. Sumber kayuhan lengan berasal dari bahu, memanfaatkan otot-
otot dada yang kuat dan memberikan suatu dorongan yang kuat.
5. Posisi kepala dapat menyebabkan mengubah posisi kayuhan
kaki. Jika kepala lebih tinggi dari air, posisi kaki akan turun.
b. Gerakan Tungkai dan Kaki
Gerakan atau kayuhan tungkai yang dilakukan dengan benar akan
menjaga tubuh tetap dalam posisi horizontal dan seimbang.
Gerakan tungkai dan kaki:
1. Gerakan tungkai bersumbu pada pangkal.
2. Gerakan yang dilakukan adalah bergantian.
3. Ada sedikit tekukan pada lutut.
4. Bagian telapak kaki mengarah ke permukaan dan mengocok air
tanpa deburan.
5. Pergelangan kaki selalu rileks.
6. Banyaknya gerakan kayuhan tungkai dan kaki menendang boleh
bertukar-tukar karena mungkin berbeda dengan kayuhan lengan.
c. Kayuhan Lengan dan Tangan
Kayuhan lengan dan tangan selalu berkelanjutan. Gerakan tersebut
adalah masuk, menyapu ke bawah, menyapu ke dalam, menyapu ke
atas dan kembali lurus ke depan.
1. Gerakan – masuk
a) Tangan diputar dengan posisi telapak tangan separuh keluar
dan posisi telapak tangan masuk pertama kali.
25
b) Tangan masuk diantara garis kepala dan bahu dengan suatu
sedikit tekukan pada siku.
c) Tangan menjangkau jauh ke depan.
2. Gerakan–kayuhan bawah
a) Mengayuh tangan ke arah bawah seolah menangkap sesuatu.
b) Gerakan selanjutnya adalah mengayuh ke bawah dan ke luar.
c) Siku siap menekuk. Adalah penting bahwa siku tetap lebih
tinggi dari tangan.
3. Kayuhan ke dalam
a) Posisi lengan sejajar dengan garis tubuh.
b) Siku menekuk 90 derajat.
c) Mempercepat tangan.
4. Kayuhan ke atas
a) Tangan sudah mencapai garis pusat tubuh.
b) Hal ini memungkinkan akselerasi melalui pinggang.
c) Tangan ke luar dari air diawali kelingking terlebih dulu.
5. Kembali ke posisi semula
a) Gerakan ini santai dan menggunakan momentum dari sapuan
ke atas.
b) Posisi siku yang lebih tinggi dibanding tangan.
c) Tangan lewat sedekat mungkin dengan tubuh. Kondisi ini
tergantung pada fleksibilitas perenang.
26
d) Begitu tangan melewati bahu, lengan menjangkau jauh ke
depan.
6. Pernafasan
a) Kepala diputar dengan perlahan pada waktunya secara alami.
b) Kepala diputar, tidak diangkat.
c) Pada posisi mengambil nafas posisi siku di atas.
d) Pengambilan nafas tidak dilakukan ketika lengan masuk ke
air.
e) Kepala kembali ke posisi awal.
f) Buang nafas secara berangsur–angsur.
g) Pengambilan nafas dilakukan tiap 2 atau 3 kali kayuhan
lengan.
7. Pengaturan waktu
Biasanya setiap enam kali stroke kaki diimbangi dengan satu
siklus stroke lengan. Hal ini bervariasi antara perenang satu
dengan perenang lainnya. Pada perenang jarak menengah dan
jauh cenderung untuk melakukan stroke kaki lebih sedikit.
Sedangkan menurut Budiningsih (2010), pelaksanaan dalam renang
gaya bebas terbagi menjadi empat tingkat yaitu:
a. Sikap Tubuh
Dalam gaya bebas, kedudukan tubuh perenang dalam keadaan tengkurap,
sikap melintang, lengan lurus tepat di atas kepala “mengambang seperti
batang kayu”. Garis permukaan air pada kepala berada tepat di atas alis
27
mata. Seluruh tubuh sedatar mungkin dalam air. Bagi setiap orang hal ini
akan berbeda, tergantung pada kemampuan mengapung.
Gambar 1. Posisi Tubuh
b. Gerakan Kaki
Tendangan kaki itu biasanya disebut tendangan mengipas-ngipas, ketika
kaki secara bergantian digerakan ke atas dan ke bawah. Gerakannya
dimulai dari pangkal paha dan meneruskannya hingga kejari kaki. Lutut
dan pergelangan kaki jangan membengkok terlalu besar, ia lebih
merupakan bengkokan santai. Jari-jari kaki harus secara wajar mengarah
ke dalam saling berhadapan. Tendangan mengibas- ngibas membantu
perenang maju ke depan. Namun gerakan itu terutama membantu
keseimbangan dan memantapkan tubuh yang cenderung berputar serta
gerakan ayunan tangan. Sama dengan ayunan tangan yang besar ketika
jalan.
28
Gambar 2. Gerakan Kaki
c. Gerakan Lengan “Menangkap, Meraih, Menarik, Mendorong”
Untuk memulai gerakan lengan, tubuh anda harus dalam keadaan
tengkurap “batang kayu mengambang” dengan kedua lengan menjulur di
atas kepala. Fase/tahap gerak, menarik, dimulai dengan salah satu lengan
melakukan gerakan “menangkap” dan selanjutnya ditarik ke bawah.
Lengan yang lainnya tetap lurus di atas kepala. Ada empat tingkat gerak
menarik lengan yaitu Menangkap, Meraih, Menarik, Mendorong.
Gerakan menangkap dilakukan dengan telapak tangan menghadap ke
arah kaki, kemudian dilanjutkan dengan gerakan menarik ke arah
belakang sepanjang bidang khayal melalui garis pertengahan tubuh,
sambil menjaga siku tetap di atas permukaan air. Apabila meneruskan
gerakan lengan dalam gaya bebas, gaya menarik pada sikap siku bengkok
sampai melewati bahu dilanjutkan dengan gerakan mendorong air ke arah
belakang hingga lengan itu berada dalam posisi tubuh lurus, dengan ibu
jari dalam keadaan menyentuh paha. Gerakan itu terus menerus dengan
melalui masa pemulihan, atau istirahat, dimana tahap ini akan terjadi,
segera setelah lengan berada pada posisi tubuh lurus di sisi badan. Pada
29
saat itu gerakan lengan dimulai kemudian dengan mengangkat siku
keluar dari permukaan air. Pada saat yang sama, lengan lainnya masih
terjulur di atas kepala, mulai dengan tahap gerak “menangkap”. Lengan
yang baru keluar dari permukan air, penting untuk tetap mempertahankan
posisi ketinggian siku, dengan sikap tangan rileks di atas permukaan air.
Tubuh sebelah atas berputar sesuai dengan lengan, sehingga
memungkinkan untuk mengalami masa pemulihan dengan mudah dan
rileks. Lengan yang akan masuk air dimulai dengan lengan bagian bawah
dan langsung membelah air. Pertama, bagian ujung-ujung jari tangan
yang terletak selebar bahu, lalu ditarik lurus, dan siap memulai tarikan
lengan.
Gambar 3. Gerakan Lengan
30
d. Bernafas dan Koordinasi
Gerak Bernafas dilakukan dengan memutarkan badan bukan mengangkat
kepala ke samping cukup untuk membebaskan mulut di atas permukaan
air. Hal ini harus dilakukan tepat pada saat lengan pada posisi siap
mengambil nafas. Setelah mengambil nafas cepat-cepat, kepala berputar
kembali hingga posisi alis mata, pada saat yang sama dengan berakhirnya
sikap pemulihan. Sebelum setiap kali menarik nafas anda harus
mengeluarkan nafas melalui mulut dan hidung anda, sebelum memutar
kepala. Setiap perenang akan memilih cara tersendiri ke sisi mana ia akan
melakukan gerakan mengambil nafas. Gerakan kaki biasanya
menghasilkan tendangan dengan enam hitungan yang berarti dan tiga
gerakan ke bawah untuk satu tarikan lengan. Pergantian dalam pola
menendang dan bernafas diantara para perenang tindakan luar biasa.
Perlu dicatat bahwa seseorang harus membiasakan diri bagaimana terbaik
bagi dirinya sendiri.
3. Sikap Akhir
Setelah melakukan renang gaya bebas, maka perenang akan
mengambil posisi pada sikap akhir. Menurut David (2011:24) sikap akhir
dilakukan dengan cara posisi tubuh kembali streamline yaitu sejajar
dengan permukaan air dan posisi kepala normal.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa renang gaya bebas adalah teknik renang dengan dada menghadap
kepermukaan air, tangan bergerak secara bergantian dan kaki digerakkan
31
seperti gerakan menggunting air secara bergantian, wajah menghadap
kepermukaan air dan pengambilan nafas dilakukan ketika perenang
menoleh kekiri atau kekanan.
2.5. Alat Bantu Papan Luncur
Alat bantu adalah benda yang dapat membantu sesuatu, sehingga
tujuannya dapat dicapai dengan lebih mudah dan gampang, dengan
demikian alat bantu pendidikan adalah benda atau alat yang dapat di
gunakan untuk membantu pendidik dalam memenuhi segala tujuan
pembelajaran (Hamid, 2011: 149). Benda yang digunakan sebagai alat bantu
pembelajaran renang crawl stroke adalah papan luncur (Apriliyanto dan
Hartoto, 2017). Alat bantu papan seluncur dapat digunakan dengan cara
dipegang ditangan untuk memudahkan siswa untuk melakukan meluncur
dalam posisi yang steam line, dan memudahkan pengambilan pernapasan
serta gerakan kaki (Listiono, 2013:16).
Papan luncur merupakan alat bantu yang digunakan untuk
mempermudah siswa dalam pembelajaran renang crawl stroke (Megasari,
2012). Papan luncur terbuat dari plastik atau spon. Alat ini biasanya
digunakan saat belajar meluncur sehingga terapung di air, dapat juga dengan
sirip kaki katak (Ade Husnul, 2008:24).
32
Gambar 4. Papan Luncur (Swimming Board)
Menurut Permana (2016) swimming board berbentuk persegi dan
terbuat dari karet ataupun bahan plastik, pada bagian atas terdapat
pegangan. fungsi dari swimming board ialah:
a. Jika digunakan dibadan atau dada berfungsi untuk menopang berat
tubuh seseorang ketika belajar gerakan renang sehingga dapat
mengurangi berat tubuh.
b. Berfungsi bagi tangan sebagai pegangan untuk memudahkan seseorang
dalam melakukan gerakan gaya bebas agar pelampung tidak terlepas.
c. Berfungsi bagi perenang untuk melatih gerakan kaki dalam renang gaya
bebas.
d. Sebagai alat bantu penyeimbang badan ketika berada dipermukaan air.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
papan seluncur adalah:
a. Fungsi bagi kaki sebagai alat untuk membantu perenang dalam
menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di air.
b. Fungsi bagi badan untuk melatih perenang agar seimbang dan
mengurangi berat tubuh ketika berada didalam air.
33
c. Fungsi bagi tangan sebagai pegangan bagi perenang agar tidak mudah
tenggelam dalam air sehingga mampu melakukan gerakan renang dengan
leluasa.
Selanjutnya Permana (2016) menjelaskan mengenai kelebihan
menggunakan papan luncur ini adalah:
a. Frekuensi latihan lebih banyak karena setiap perenang satu pelampung.
b. Perenang lebih senang karena lebih cepat mengetahui hasil yang didapat
dengan gerakan yang berpindah tempat.
c. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu
perenang pemula untuk membuat posisi streamling.
d. Akan cepat mengusai bagian-bagian dari renang.
Selain memiliki kelebihan, penggunaan swimming board ternyata juga
memiliki kekurangan. Menurut Permana (2016) kekurangan dari
penggunaan swimming board adalah :
a. Perenang akan merasa kurang berani karena harus melakukan sendiri
dalam tahap pemula.
b. Perbaikan tidak dapat dilakukan langsung.
c. Perenang harus punya keahlian dalam mengendalikan pelampung.
d. Harus menyediakan alat bantu pelampung.
Dari pendapat diatas jelas bahwa papan luncur memberikan
kemudahan untuk mengapung karena berat tubuh ditopang oleh
pelampung dan untuk belajar gerakan tungkai dan lengan gaya dada
akan lebih ringan.
34
2.6. Penelitian Relevan
1. Rico Bagus Apriliyanto dan Setiyo Hartoto (2017) dengan judul
“Pengaruh Penerapan Alat Bantu Pull Buoy Dan Papan Luncur Terhadap
Hasil Belajar Renang Gaya Bebas (Crawl Stroke) (Studi pada Siswa
Kelas VII SMP Pahlawan Mojosari, Kab. Mojokerto). Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan alat bantu
pull buoy dan papan luncur terhadap hasil belajar renang crawl stroke
dan seberapa besar pengaruh penerapan alat bantu pull buoy dan papan
luncur terhadap hasil belajar renang crawl stroke pada siswa kelas VII
SMP Pahlawan Mojosari, Kab. Mojokerto. Penelitian ini termasuk dalam
jenis penelitian eksperimen semu dengan menggunakan one group
pretest-posttest design. Teknik analisis data yang digunakan berupa rata-
rata, standar deviasi, varian, uji normalitas, uji t, dan peningkatan. Hasil
analisis data menunjukan bahwa ada pengaruh penerapan alat bantu pull
buoy dan papan luncur terhadap hasil belajar renang dengan peningkatan
hasil belajar sebesar 44,58% pada aspek keterampilan dan 41,03 % pada
aspek pengetahuan. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai t-hitung
sebesar 9,812 dengan signifikasi 0,00. Nilai t-tabel, pada taraf
signifikansi α = 0,05 df 21 adalah 2.080 sedangkan data prettest
pengetahuan adalah 50,9 dengan rata-rata posttest pengetahuan adalah
71,1 dan nilai t-hitung sebesar 4,699 dengan signifikasi 0.00. Nilai t-
tabel, pada taraf signifikansi α = 0,05 df 22 adalah 2,074. Berdasarkan
data tersebut diketahui bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel
35
(thitung > t-tabel ) keterampilan (9,812 > 2,079) dan pengetahuan (4,699
> 2,0738), maka hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh penerapan
pull buoy dan papan luncur terhadap hasil belajar renang crawl stroke
pada siswa kelas VII SMP Pahlawan Mojosari, Kab. Mojokerto
dinyatakan diterima. Berdasarkan hasil penelitian pull buoy dan papan
luncur dapat digunakan untuk membantu penyampaian pembelajaran
renang crawl stroke supaya meningkatkan hasil belajar renang siswa
SMP.
2. Dea Mayang Ramadhan dan Setiyo Hartoto (2018) dengan judul
“Pengaruh Alat Bantu Swim Board Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya
Dada (Studi pada Siswa Kelas X SMAN 4 Sidoarjo)”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat bantu
swim board terhadap hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas X
SMAN 4 Sidoarjo dan untuk mengetahui besarnya pengaruh alat bantu
swim board terhadap hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas X
SMAN 4 Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan kategori penelitian
eksperimen dengan jenis penelitian eksperimen semu dengan pendekatan
kuantitatif. Desain penelitian ini menggunakan One Group Pretest-
Posttest Design. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian alat bantu swim
board berpengaruh terhadap hasil belajar renang gaya dada, hal ini
dibuktikan dari hasil rata-rata pretest keterampilan yaitu 46,32 dan
posttest keterampilan adalah 77,72. Sedangkan rata-rata pretest
pengetahuan adalah 45,29 dan posttest pengetahuan adalah 66,32. Hasil
36
uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung pada aspek keterampilan sebesar
14,27 dan nilai thitung pada aspek pengetauan sebesar 7,64, dimana nilai
ttabel sebesar 2,03. Sehingga nilai t-hitung > t-tabel dengan signifikansi
0,00 dan alpha 0,05. Oleh karena itu hipotesis yang berbunyi terdapat
pengaruh alat bantu swim board terhadap hasil belajar renang gaya dada
pada siswa kelas X SMAN 4 Sidoarjo dapat diterima. Berdasarkan hasil
penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari alat bantu swim board terhadap hasil belajar renang gaya
dada yang diterapkan pada siswa kelas X MIPA-3 SMAN 4 Sidoarjo.
3. Bayu Dwi Febrianto (2016) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Hand
Paddle Dan Fins Swimming Terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas
Pada Atlet Renang Club Tirta Bima Majalengka”. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan hand paddel dan fins
swimming terhadap kecepatan renang gaya bebas pada atlit renang Club
Tirta Bima Majalengka. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen. Pengumpulan data dilakukan
dengan metode observasi sistematis dengan bantuan instrumen atau alat
ukur yang telah dijelaskan di atas. Pengumpulan data dilakukan dua kali
yaitu pada tes awal dan tes akhir. Rancangan penelitian yang penulis
gunakan adalah rancangan atau design penelitian eksperimen dalam
bentuk one group pre test - post test design. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh data secara keseluruhan kecepatan renang gaya
bebas rata-rata tes awal 2,06 menit dan tes akhir 1,20 terjadi peningkatan
37
skor sebesar 0,86 dengan nilai t hitung 15.5726. Oleh karena nilai t
hitung lebih besar dari t tabel (15.5726 > 2,2622) dari data tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa hipotesis terdapat pengaruh yang signifikan
penggunaan hand paddel dan fins swimming terhadap kecepatan renang
gaya bebas pada atlit renang Club Tirta Bima Majalengka dapat diterima.
2.7. Kerangka Pemikiran
Renang gaya bebas (Crawl strok)e adalah gaya renang yang paling
cepat dibandingkan dengan gaya yang lain. Hasil belajar renang crawl
stroke adalah peningkatan keterampilan teknik dasar renang gaya bebas
mulai dari posisi tubuh, gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan napas,
dan koordinasi gerakan.
Akan tetapi, gerakan renang gaya bebas ini tidak mudah untuk
dilakukan. Masih banyak perenmang terutama mereka yang pemula belum
mampu untuk melakukan gerakan renang gaya bebas dengan baik, sehingga
perlu diberi alat bantu agar dapat melakukan gerakan renang gaya bebas
dengan baik. Alat bantu adalah benda yang dapat membantu sesuatu,
sehingga tujuannya dapat dicapai dengan lebih mudah dan gampang, dengan
demikian alat bantu pendidikan adalah benda atau alat yang dapat di
gunakan untuk membantu pendidik dalam memenuhi segala tujuan
pembelajaran (Hamid, 2011: 149). Benda yang digunakan sebagai alat bantu
dalam latihan renang gaya bebas adalah papan luncur. Papan luncur
merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam
pembelajaran renang gaya bebas.
38
2.8. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto (1991:62) hipotesis adalah jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Pengertian lain menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih
Sulistyastuti (2007:137), Hipotesis adalah pernyataan atau tuduhan bahwa
sementara masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu
benar) sehingga harus diuji secara empiris.
Berdasarkan kajian teori, penelitian relevan dan kerangka berpikir,
maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “penggunaan
papan luncur memiliki peran penting dalam latihan renang gaya bebas
teknik pemula”.
Penggunaan Papan Luncur
Keterampilan Renang Gaya
Bebas