BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository...

18
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi , keterampilan, dan sikap. Belajar juga merupakan aktivitas yang dilakukan seorang untuk mendapat perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman (Baharudin dan Wahyuni:2007) Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi lingkungannya. Selain itu pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 2.1.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD. Dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi , keterampilan, dan sikap. Belajar juga merupakan aktivitas

yang dilakukan seorang untuk mendapat perubahan dalam dirinya

melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman (Baharudin

dan Wahyuni:2007)

Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi lingkungannya.

Selain itu pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat

terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik.

2.1.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting

yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Tak heran apabila mata

pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD. Dari situ

diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat

mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca,

menyimak, menulis, dan berbicara

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

7

Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah

sejak kelas 1 SD. Mereka memulai dari nol. Pada masa tersebut materi

pelajaran Bahasa Indonesia hanya mencakup membaca, menulis sambung

serta membuat karangan singkat. Baik berupa karangan bebas hingga

mengarang dengan ilustrasi gambar. Sampai ke tingkat-tingkat selanjutnya

pola yang digunakan juga praktis tidak mengalami perubahan yang

signifikan. Pengajaran Bahasa Indonesia yang monoton telah membuat

para siswanya mulai merasakan gejala kejenuhan akan belajar Bahasa

Indonesia. Hal tersebut diperparah dengan adanya buku paket yang

menjadi buku wajib. Sementara isi dari materinya terlalu luas dan juga

cenderung bersifat hafalan yang membosankan. Inilah yang kemudian

akan memupuk sifat menganggap remeh pelajaran Bahasa Indonesia

karena materi yang diajarkan hanya itu-itu saja.

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng,

1997). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat

mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang

dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa,

analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi

pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran,

menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur

pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus

memiliki keterampilan dalam memilih stategi pembelajaran untuk setiap

jenis kegiatan pembelajaran.

2.1.3 Hakekat Model Pembelajaran

Menurut Agus Suprijono (2010) model pembelajaran merupakan

Perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model

pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari

awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.

Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

8

kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran.

Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginsipirasi,

menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis

tertentu. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah,

dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari

pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode

pembelajaran.

Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran

yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Dari metode, teknik pembelajaran

diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran

berlangsung.

Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran

berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor

metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai

teknik pembelajaran. Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan

teknik pembelajaran tersebut dinamakan model pembelajaran.

Menurut Trianto (2009) suatu model pembelajaran adalah

pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan

yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan

pembelajaran. Sinyaks (pola urutan) dari bermacam-macam model

pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama, Contoh,

setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik

perhatian siswa dan memitivasi siswa agar terlibat dalam proses

pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap

menutup pelajaran, di dalamnya meliputi kegiatan merangkum

pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan

bimbingan guru.

Tiap-tiap model, pembelajaran membutuhksan sistem pengelolaan

dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model

pembelajaran Cooperative Script memerlukan lingkungan belajar yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

9

fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada

model pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain.

2.2. Cooperative Script

7.2.1. Landasan Pemikiran

Pembelajaran Cooperative Script bernaung dalam teori konstruktivis.

Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Sebagai guru dan mungkin siswa kita pernah

menggunakannya atau mengalaminya sebagai contoh saat bekerja dalam

laboratorium. Dalam belajar kooperative script, siswa dibentuk dalam

kelompok-kelompok yang terdiri dari 2 orang berpasangan sebangku untuk

bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru (Salvin,1995;

Dalam belajar Cooperative Script siswa belajar bersama sebagai suatu tim

dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan

bersama. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling

membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, setiap

anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk

keberhasilan kelompoknya. Hakikat sosial dan penggunaan kelompok

sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran Cooperative Script.

Di dalam kelas siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok

kecil yang terdiri dari 2 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen,

kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu.

Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan

kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam

proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok,

tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan

oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai

ketuntasan belajar.

Selama belajar secara cooperative siswa tetap tinggal dalam

kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

10

ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di

dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan

penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi, dan

sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi naskah bacaan dan

lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan

untuk diajarkan. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok

adanya mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling

membantu diantara teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan materi.

Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum

menguasai materi pelajaran.

Sebagaimana model-model pembelajaran lain, model pembelajaran

Cooperative Script memiliki tujuan-tujuan, langkah-langkah dan

lingkungan belajar dan sistem pengelolaan yang khas.

7.2.2. Tujuan Pembelajaran Cooperative Script

Di awal telah disebutkan bahwa ide utama dari belajar kooperativ

adalah siswa bekerjasama untuk bekerja dan bertanggung jawab pada

kemajuan belajar temanya sebagai tambahan,belajar cooperative

menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat

dicapai semua anggota kelompok mencapai tujauan atau penguasaan

materi (Salvin, 1995). Tujuan pokok belajar kooperatif adalah

memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan

pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa

bekerja dalam suatu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki

hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan

kemampuan, mengembangkan ketrampilan-ketrampilan proses kelompok

dan pemecahan masalah

Manfaat penerapan belajar Cooperative Script adalah dapat

mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada

level individual. Di samping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan

solidaritas social di kalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

11

kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang

cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.

Pembelajaran Cooperative Script merupakan sebuah kelompok

strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi

untuk mencapai tujuan bersama.. Pembelajaran Cooperative Script disusun

dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi

siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan

dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya. Jadi dalam pembelajaran Cooperative Script siswa berperan

ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara

kolaboratif akan mengembangkan ketrampilan berhubungan dengan

sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar

sekolah.

7.2.3. Unsur dan Prinsip Pembelajaran Cooperatif Script

Menurut Abdul Rahman Saleh), terdapat lima unsur penting dalam

belajar Cooperative Script, yaitu: Pertama, saling ketergantungan yang

bersifat positif antara siswa. Dalam belajar Cooperative Script siswa

merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan

dan terikat satu sama lain. Kedua, Interaksi antara siswa yang semakin

meningkat. Belajar Cooperative Script akan meningkatkan interaksi antara

siswa. Ketiga, tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual

dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a)

membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa tidak dapat

hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan

teman sekelompoknya. Keempat, Ketrampilan interpersonal dan kelompok

kecil. Dalam belajar Cooperative Script, selain dituntut untuk mempelajari

materi yang diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana

berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Kelima, Proses

kelompok. Belajar Cooperative Script tidak akan berlangsung tanpa proses

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

12

kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan

bagaimana mereka kan mencapai tujuan dengan baik dan membuat

hubungan kerja yang baik.

Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran

Cooperative Script, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-

prinsip yang memebdakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep

utama dari belajar Cooperative Script menurut Slavin (1995), adalah

sebagai berikut:

1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai

kriteria yang ditentukan.

2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok

tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung

jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan

memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi

tanpa bantuan lain.

3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah

membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri.

Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang dan

rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa

kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai

7.2.4. Implikasi Model Pembelajaran Cooperative Script

Belajar Cooperative Script dapat mengembangkan tingkah laku dan

hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangkan

kemampuan akademis siswa. Siswa belajar lebih banyak dari teman

mereka dalam belajar kooperatif daripada guru. Interaksi yang terjadi

dalam belajar dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya

perkembangan intelektual siswa.

Implikasi positif dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi

belajar Cooperative Script yaitu sebagai berikut:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

13

1. Kelompok kecil memberikan dukungan social untuk belajar. Kelompok

kecil membentuk suatu forum di mana siswa menanyakan pertanyaan,

mendiskusikan pendapat, belajar member pendapat orang lain,

memberikan kritik yang membangun dan menyimpulkan penemuan

mereka dalam bentuk tulisan.

2. Kelompok kecil menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua

siswa. Interaksi dalam kelompok dirancang untuk semua anggota

mempelajari konsep dan startegi pemecahan masalah.

3. Suatu masalah idealnya cocok untuk didiskusikan secara kelompok,

sebab memiliki solusi yang dapat didemonstrasikan secara objektif.

Seorang siswa dapat mempengaruhi siswa lain dengan argumentasi

yang logis.

4. Siswa dalam kelompok dapat membantu siswa lain utnuk menguasai

masalah-masalah dasar dan prosedur perhitungan yang perlu dalam

konteks permainan, teka-teki, atau pembahasan masalah-masalah yang

bermanfaat.

5. Ruang lingkup materi dipenuhi oleh ide-ide menarik dan menantang

yang bermanfaat bila didiskusikan.

7.2.5. Model Pembelajaran Cooperative Script

Menurut Schank dan Abelson, (2007) pembelajaran Cooperative Script

adalah pembelajaran yang mengatur interaksi siswa seperti ilustrasi

kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam

keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.

Model pembelajaran Cooperative Script adalah model pembelajaran

berpijak pada faham konstruktivisme, pada pembelajaran ini terjadi

kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi.

Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama, peran guru

hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan

belajar. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan

pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

14

konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar

yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa. Dalam

aktivitas siswa selama pembelajaran Cooperative Script benar-benar

memberdayakan potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan

keterampilannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan

konstruktivis yang dikembangkan saat ini.

Ada suatu hal yang menarik, siswa mendapatkan peningkatan hasil

belajar dari aktivitas model pembelajaran Cooperative Script, peningkatan

yang lebih besar diperoleh untuk bagian materi saat siswa mengajarkan

bagian materi itu kepada pasangannya daripada materi saat siswa berperan

sebagai pendengar.

7.2.6. Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Script

Menurut Agus Suprijono (2009) Cooperative Script merupakan

metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara

lisan mengikhtiarkan, bagian-bagian materi yang dipelajari.

Langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Script sebagai berikut:

1) Guru membagi siswa untuk berkelompok berpasangan sebangku.

2) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasan.

3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar untuk

menegetahu isi materi yang dibagikan kepada siswa.

4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dan sejelas

mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar:

a. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang

lengkap.

b. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

15

5) Bertukar peran, semula siswa yang bertugas sebagai pembicara ditukar

menjadi pendengar untuk mrndengarakan materi yang yang telah

diberikan.

6) Kesimpulan (siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan).

7) Penutup (evaluasi dan refleksi).

Pada tahap penutup, guru memberikan soal evaluasi secara individu

dan melakukan refleksi terhadap pelajaran yang baru dipelajari. Dalam

kegiatan refleksi ini dijadikan media untuk merefleksi (bercermin) pada

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi ini merupakan suatu

cara untuk belajar, menghindari kesalahan di waktu yang akan datang dan

untuk meningkatkan prestasi belajar serta kinerja peneliti.

Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Script

siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,

bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Dengan penerapan model

Cooperative Script maka prestasi belajar siswa meningkat, karena

pembelajaran Cooperative Script berpijak pada faham konstruktivisme,

pada pembelajran ini terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-

aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan

disimpulkan bersama, peran guru hanya sebagai fasilitator yang

mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Pada interaksi siswa

terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok

materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan,

membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar

interaksi dominant siswa dengan siswa. Dalam aktivitas siswa selama

pembelajaran dengan model pembelajaran coorperative script .

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

16

7.2.7. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script

Menurut Dansereau CS (1989) metode belajar dimana siswa

berpasangan, dan secara lisan bergantian mengikhtisarkan bagian-bagian

dari materi yang dipelajari.

Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperative Script dengan menggunakan beberapa

tahap:

1) Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan) adalah sebagai bentuk

penerapan belajar

Pada tahap ini untuk membangkitkan minat siswa, guru mengajak

siswa bernyanyi bersama-sama.Agar tercipta suasana kelas yang

menyenangkan. Kemudian guru menjelaskan materi yang akan di

sampekan setelah itu guru membagi siswa untuk berkelompok.

2) Tahap Penyampaian dan Pelatihan (kegiatan inti) adalah sebagai

bentuk penerapan belajar

Pada tahap ini guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk

dibaca dan membuat ringkasan. Kemudian guru dan siswa menetapkan

siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang

berperan sebagai pendengar. Pembicara membacakan ringkasannya

selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam

ringkasannya.Sementara siswa yang sebagai pendengar

menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang

lengkap kemudian embantu mengingat/menghafal ide-ide pokok yang

kurang lengkap. Selanjutnya bertukar peran, semula sebagai pembicara

ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. melakukan seperti di atas.

Kemudian siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah dipelajari.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

17

3) Tahap penampilan hasil, kesimpulan dan refleksi (kegiatan penutup)

adalah sebagai bentuk belajar)

Pada tahap terakhir, guru memberikan soal latihan/evaluasi secara

individu dan melakukan refleksi terhadap pelajaran yang baru

dipelajari. Dalam kegiatan refleksi ini dijadikan media untuk merefleksi

(bercermin) pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi

ini merupakan suatu cara untuk belajar, menghindari kesalahan di

waktu yang akan datang dan untuk meningkatkan prestasi belajar serta

kinerja peneliti.

7.3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2008:22). Setiap guru pasti

memiliki keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang

dibimbingnya. Karena itu guru harus memiliki hubungan dengan siswa yang

dapat terjadi melalui proses belajar mengajar. Setiap proses belajar mengajar

keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan

Hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan

dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada

saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar

merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom dalam Agus Suprijono

(2009) secara garis besar membagi menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif,

ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual.

2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap.

3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

18

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditegaskan bahwa salah satu

fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat mencapai prestasi

yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta siswa

dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang mereka alami.

Aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses

belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka proses belajar mengajar

tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa

rendah. Untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa

digunakan alat penilaian untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah

ditetapkan tercapai atau tidak. Hasil belajar yang berupa aspek kognitif,

aspek afektif, dan aspek psikomotorik menggunakan alat penilaian yang

berbeda-beda. Untuk aspek kognitif digunakan alat penilaian yang berupa

tes, sedangkan untuk aspek afektif digunakan alat penilaian yaitu skala sikap

(ceklist) untuk mengetahui sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan

aspek psikomotorik digunakan lembar observasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan hasil

akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam

mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk

mencapai kompetensi yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan

menggunakan suatu alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang

dinyatakan dalam bentuk nilai, aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa

dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik yang menunjukkan

keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti

pembelajaran.

7.4. Kajian Penelitian yang Relevan

Admin, 2011 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII

SMP Negeri 2 Banyuasin I Dalam Pembelajaran Menyimak Berita Melalui

Model Pembelajaran Cooperatif Script

Berdasarkan judul di atas dapat diketahui bahwa dalam peningkatan

hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Banyuasin I dapat meningkat

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

19

dikarenakan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Cooperative Script. Penelitian tersebut dilakukan oleh Admin, Subjek

penelitian berjumlah 30 orang. Pengumpulan data menggunakan tes dan

pengamatan. Data dianalisis dengan melihat ketuntasan belajar siswa secara

klasikal yaitu 85% siswa mendapat skor ≥ 65. Berdasarkan hasil penelitian

di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Script

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimak

berita. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan rata-rata hasil tes siklus 1

diketahui 73,17 dan hasil tes siklus 2 rata-rata 76,83. Ditinjau dari

pencapaian ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 diperoleh 80% dan siklus

2 diperoleh 90%. Dengan demikian, ketuntasan belajar siswa mengalami

peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 10%.berdasarkan penelitian

tersebut maka terbukti bahwa peningkatan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran menyimak dikarenakan dalam pembelajaran peneliti

menggunakan model pembelajaran Cooperative Script. Maka dapat

disimpulkan melalui pembelajaran cooperatif script dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Delita (2011) menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar ips

melalui model pembelajaran Cooperatif Script dengan media gambar pada

siswa kelas IV SDN Mangunsari 01 Salatiga. Berdasarkan judul di atas

dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran IPS peningkatan hasil belajar

siswa kelas IV SDN Mangunsari 01 Salatiga dapat meningkat dikarenakan

dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Script.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Delita, subjek penelitiannya berjumlah 40

orang. Pengumpulan data menggunakan tes dan pengamatan. Data

dianalisis dengan melihat ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu 80%

siswa mendapat skor ≥ 70. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Script dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimak berita. Hal

ini terbukti dari adanya peningkatan rata-rata hasil tes siklus 1 diketahui

75,10 dan hasil tes siklus 2 rata-rata 78,65. Ditinjau dari pencapaian

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

20

ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 diperoleh 85% dan siklus 2 diperoleh

93%. Dengan demikian, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan

dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 8%. Berdasarkan penelitian tersebut maka

terbukti bahwa peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS

dikarenakan dalam pembelajaran peneliti menggunakan model pembelajaran

Cooperative Script. Berdasarkan penelitian tersebut maka terbukti bahwa

peningkatan hasil belajar siswa dikarenakan dalam pembelajaran peneliti

menggunakan model pembelajaran Cooperative Script. Maka dapat

disimpulkan melalui pembelajaran cooperatif script dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Penerapan model pembelajaran Cooperative Script untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI-

IPA SMA Taman Madya Malang. Setelah dilakukan analisa data dengan

perhitungan koefisien korelasi, didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar

0,410 yang termasuk ke dalam kategori cukup kuat, koefisien determinasi

sebesar 16,5%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa hanya

dipengaruhi oleh faktor penggunaan model pembelajaran Cooperative Script

sebesar 16,5%, sedangkan sisanya 83,5% dipengaruhi oleh faktor lain

misalnya minat, motivasi, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, serta

lingkungan masyarakat, Melalui pengujian uju t statisrik didapatkan hasil

terhitung sebesar 2,243, karena terhitung (2,243) tabel (1,699) dengan taraf

signifikan 0,05, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran Cooperative Script berpengaruh positif terhadap ptestasi

belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya

yaitu: Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Script Berpengaruh

Positif Terhadap Prestasi Belajar Siswa terbukti kebenarannya.

Berdasarkan judul di atas dapat diketahui bahwa dalam

pembelajaran Biologi peningkatan hasil belajar siswa kelas Kelas XI-IPA

SMA Taman Madya Malang dapat meningkat dikarenakan dalam

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Script.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

21

Penelitian tersebut dilakukan oleh Kusumawati, berdasarkan penelitian

tersebut maka terbukti bahwa peningkatan hasil belajar siswa dikarenakan

dalam pembelajaran peneliti menggunakan model pembelajaran

Cooperative Script.

7.5. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi

sebagai masalah yang penting.

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari

faktor model pembelajaran yang digunakan yang berpengaruh terhadap

hasil belajar anak karena model pembelajaran sangat penting dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar. Pada pembelajaran Cooperative

Script terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam

berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan

bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarah-kan siswa

untuk mencapai tujuan belajar

Model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dan siswa. akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena

model pembelajaran ini sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Script dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

22

Gambar 2.1

Alur kerangka berfikir

Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan pembelajaran

konvensional yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan

evaluasi dengan penggunaan model pembelajaran Cooperative Script.

Dalam metode Cooperative Script guru melakukan penyajian materi,

kemudian siswa diminta untuk membuat kelompok, selanjutnya diberikan

tugas untuk didiskusikan. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan tes

individu, selanjutnya dilakukan pemberian skor terhadap hasil tes siswa.

Dalam alat ukur hasil evaluasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah sama. Untuk pretest diambil dari alat evaluasi pada kelas uji coba

dan hasil pretest kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

Kegiatan

Belajar

Mengajar

Kelas IV

Pembelajaran

coopertive

script

Pembelajaran

konvensional

1. Penyajian materi

2. Kerja Kelompok

3. Tes Individu

4. Pemberian Skor Individu

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Evaluasi

Hasil Belajar

Pembelajaran

coopertive

script

Hasil Belajar

Pembelajaran

Konvensional

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2204/3/T1_292008530_BAB II.pdf · Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di

23

7.6. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dipaparkan

diatas, maka dapat dirumuskan:

H0: Penggunaan metode Cooperative Script tidak berpengaruh secara

efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

H1: Penggunaan metode Cooperative Script berpengaruh secara efektif

terhadap peningkatan hasil belajar siswa.