BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 -...

13
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Menurut Syaiful Bahri dan Aswan (2010: 10-11) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Dengan demikian siswa harus aktif untuk mencari tahu informasi, pengalaman, dan ketrampilan tersebut dalam rangka membangun sebuah makna dari hasil proses belajar. Begitu pula dengan pendapat Jamal Ma’mur (2010: 63) mengatakan belajar proses membangun makna atau pemahaman oleh pembelajar terhadap pengalaman dan informasi yang disaring dengan pandangan, pikiran pengetahuan yang dimiliki dan perasaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan yang dapat digunakan untuk diri sendiri maupun lingkungannya. Dalam prosesnya membutuhkan interaksi dari individu yang belajar dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut bisa lingkungan formal dan non formal. Contoh lingkungan formal adalah sekolah dan non formal adalah lingkungan sekitar dan interaksi dengan orang lain. Jika seseorang tidak mengetahui sesuatu dalam prosesnya, maka orang tersebut belum dikatakan belajar. Karena proses belajar juga memiliki banyak faktor, salah satunya psikologis dan lingkungan. 2.1.2 Hasil Belajar Menurut Uno (2008: 191) menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan. Menurut Slameto (2003: 2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 -...

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Belajar

Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Menurut Syaiful

Bahri dan Aswan (2010: 10-11) menyatakan bahwa belajar adalah proses

perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah

perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan,

maupun sikap. Dengan demikian siswa harus aktif untuk mencari tahu informasi,

pengalaman, dan ketrampilan tersebut dalam rangka membangun sebuah makna

dari hasil proses belajar. Begitu pula dengan pendapat Jamal Ma’mur (2010: 63)

mengatakan belajar proses membangun makna atau pemahaman oleh pembelajar

terhadap pengalaman dan informasi yang disaring dengan pandangan, pikiran

pengetahuan yang dimiliki dan perasaan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

usaha yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk menambah pengetahuan

dan ketrampilan yang dapat digunakan untuk diri sendiri maupun lingkungannya.

Dalam prosesnya membutuhkan interaksi dari individu yang belajar dengan

lingkungannya. Lingkungan tersebut bisa lingkungan formal dan non formal.

Contoh lingkungan formal adalah sekolah dan non formal adalah lingkungan

sekitar dan interaksi dengan orang lain. Jika seseorang tidak mengetahui sesuatu

dalam prosesnya, maka orang tersebut belum dikatakan belajar. Karena proses

belajar juga memiliki banyak faktor, salah satunya psikologis dan lingkungan.

2.1.2 Hasil Belajar

Menurut Uno (2008: 191) menyatakan bahwa “belajar adalah proses

interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan”.

Menurut Slameto (2003: 2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

7

lingkungannya.” Menurut Gredler (dalam Syafaruddin dan Irwan Nasution,

2005:59) bahwa belajar merupakan faktor yang luas dibentuk oleh pertumbuhan,

perkembangan tingkah laku itu merupakan hasil dari efek kumulatif dari belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada intinya hasil

belajar merupakan dampak yang telah diperoleh dari belajar atau berinteraksi

dengan lingkungan, dampak tersebut dapat berupa perubahan tingkah laku ke arah

positif. Hasil belajar pada suatu tes biasanya diungkapkan dalam bentuk angka

ataupun huruf yang mempunyai maksud simbol dalam mengartikan tingkat

perubahan pada diri peserta didik. Kelompok belajar menjadi salah satu faktor

pendukung kegiatan belajar seseorang. Dalam penelitian ini penulis mengukur

hasil belajar siswa meliputi ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Lembar

penilaian sikap dan ketrampilan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa di

ranah sikap dan ketrampilan. Aspek yang dinilai adalah aspek komunikatif,

disiplin, dan tanggungjawab siswa. Untuk ranah pengetahuan, dapat

menggunakan lembar evaluasi belajar siswa yang akan memuat hasil analisis nilai

siswa. Di lembar evaluasi belajar siswa ini akan dapat diketahui nilai tuntas dan

tidak tuntas sehingga diperlukan rekapitulasi nilai untuk aktifitas tindak lanjut

hasil belajar apakah perlu diadakan remedial atau pengayaan.

2.1.3 Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan memberi berbagai pengalaman

pada anak yang mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang

relevan, KTSP (2006).

Menurut teori perkembangan kognitif Piaget (dalam Trianto, 2010:70)

bahwa anak membangun sendiri skemanya serta membangun konsep-konsep

melalui pengalaman-pengalamannya. Piaget membedakan perkembangan kognitif

seorang anak menjadi empat taraf, yaitu 1) taraf sensorimotor (0-2 th), (2)

taraf pra-operasional (2-7 th), (3) taraf operasional konkret (7-11 th), dan (4)

taraf operasional formal (11-15 th). Walaupun ada perbedaan individual

dalam hal kemajuan perkembangan, tetapi teori Piaget mengasumsikan bahwa

seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun

8

pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Perkembangan

kognitif sebagian besar bergantung seberapa jauh anak memanipulasi dan aktif

berinteraksi dengan lingkungan.

Dari uraian di atas, satu prinsip paling penting dalam pendidikan

adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan

kepada siswa agar secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk

belajar. Menurut Usman (2010: 67) guru dapat memberikan kepada siswa atau

peserta didik pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendirilah

yang harus membangun pengetahuan mereka sendiri. Tugas guru bukan lagi

sebagai pentransfer pengetahuan dari otaknya kepada otak siswa. Tugas guru

berubah menjadi lebih sebagai fasilitator yang membantu agar siswa

sendiri belajar dan menekuni bahan yaitu dengan menggunakan

ketrampilan proses.

2.1.4 Sumber Belajar

AECT atau Asociation for Educational Communication and Technology

(dalam Azhar Arsyad, 2011: 56) mengemukakan bahwa sumber belajar adalah

semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat

digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara

terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.

Sumber belajar tersebut dapat dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu pesan

(message), orang (people), bahan (equipment), alat (tool and equipment), teknik

(technique), dan lingkungan (setting). Pesan adalah segala informasi dalam bentuk

ide/gagasan, fakta, data, yang disampaikan kepada siswa, biasanya pesan-pesan

ini sudah tertuang dalam kurikulum yang berlaku. Orang adalah manusia yang

berperan sebagai pengolah dan penyaji pesan, seperti guru, pembimbing, dan

narasumber lain (resource person) yang dilibatkan dalam kegiatan

pambelajaran. Bahan berkaitan dengan software atau perangkat lunak yang

berisi pesan-pesan pembelajaran, seperti buku teks, modul, majalah, paket

belajar, termasuk juga film, program televisi, dan kaset audio. Alat adalah

perangkat keras (hard ware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan

9

pembelajaran, seperti proyektor OHP, televisi, proyektor slide, slide dan

pesawat radio. Teknik adalah prosedur yang digunakan untuk menyajikan

pesan/bahan ajar, seperti simulasi, diskusi, demonstrasi, pemecahan masalah.

Sumber belajar yang terakhir, yaitu lingkungan yang dapat dimanfaatkan dalam

kegiatan belajar-mengajar.

2.1.5 Lingkungan

Menurut Oemar Hamalik (2011: 45-48) bahwa lingkungan adalah sesuatu

yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan atau pengaruh tertentu kepada

individu. Dalam Kamus Umum Indonesia (KUBI), lingkungan diartikan sebagai

bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya, lingkungan adalah

sekalian yang terlingkup di suatu daerah. Dalam literature lain, disebutkan bahwa

lingkungan ini merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan

makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta

makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur dari biotik

(makhluk hidup), abiotik (benda mati), dan budaya manusia.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan

adalah suatu lingkupan yang didalamnya mencakup semua benda dan

keadaan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya serta makhluk

hidup lainya yang ada di sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu

kepada individu.

2.1.5.1 Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar IPA

Menurut Oemar Hamalik (1980: 67) bahwa lingkungan belajar/

pembelajaran/ pendidikan terdiri dari:

1) Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang

dapat diberdayakan sebagai sumber belajar, misalnya perubahan

kenampakan alam (keadaan tanah setelah gunung meletus, banjir dan

tsunami).

10

2) Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar

atau kelompok kecil, misalnya kebudayaan, adat dan kebiasaan,

organisasi sosial.

3) Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi

berpengaruh terhadap individu lainnya misalnya hubungan antar

anggota keluarga.

4) Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang

dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor

pendukung pengajaran, misalnya nilai, norma dan adat istiadat.

Menurut Nana Sudjana (2010: 208) mengemukakan bahwa untuk

memanfaatkan lingkungan alam sekitar harus memenuhi beberapa syarat

tertentu diantaranya:

a) Dapat menarik perhatian siswa

b) Harus sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran

c) Dapat mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan,

berhubungan erat dengan lingkungan siswa, dan dapat mengembangkan

pengalaman dan pengetahuan siswa.

Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan memiliki

manfaat yang besar dalam pembelajaran khususnya IPA. Lingkungan yang

merupakan salah satu objek kajian IPA akan memudahkan siswa dalam

memahami materi pelajaran.

Pemanfaatan lingkungan alam sekitar seperti ikan cupang, air ledeng, tanaman

kecambah, air hujan, air limbah, lapangan sekolah, dan tanah merupakan sumber

belajar yang diarahkan agar siswa dapat mengembangkan dan memadukan antara

teori-teori yang mereka terima di kelas dengan pengamatan langsung di alam.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan media lingkungan alam, alasan peneliti

menggunakan lingkungan jenis lingkungan alam adalah sesuai pokok bahasan

yang dipilih peneliti yaitu daur air dan peristiwa alam.

Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan siswa dapat lebih memahami

materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk

menjaga dan melestarikan lingkungan, turut serta dalam menanggulangi

11

kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga kelestarian

kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.

2.1.6 Teknik Menggunakan Lingkungan

Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan

sumber belajar (Nana Sudjana, 2010: 208):

a) Survey, yaitu siswa mengamati lingkungan alam sekitar seperti sumber daya

alam (air, tanah dan batuan) untuk mempelajari manfaatnya sebagai energi

alternatif bagi kehidupan manusia.

b) Camping atau berkemah, kemah memerlukan waktu yang cukup sebab siswa

harus dapat menghayati bagaiman kehidupan alam seperti iklim, suasana dll.

c) Karyawisata, kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu

sebagai bagian yang utama dari kegiatan pembelajaran di sekolah.

d) Praktik lapangan, praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk

memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus.

e) Proyek lapangan dan pengabdian pada masyarakat, cara ini dilakukan apabila

sekolah, guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan

memberikan bantuan kepada masyarakat, seperti penyuluhan.

f) Mengundang narasumber, mengundang tokoh masyarakat untuk memberikan

penjelasan mengenai keahliannya dihadapan para siswa, seperti mengundang

dokter untuk menjelaskan berbagai penyakit.

2.1.7 Langkah dan Prosedur Penggunaan Lingkungan sebagai Sumber

Belajar

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan

lingkungan sebagai media dan sumber belajar (Nana Sudjana, 2010:215) yaitu:

1) Langkah persiapan, antara lain:

a) Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang berkaitan dengan

penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.

b) Tentukan objek yang akan dipelajari atau dikunjungi.

c) Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan.

12

d) Mempersiapkan perizinan jika diperlukan.

e) Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.

2) Langkah pelaksanaan

Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan

sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan.

3) Tindak Lanjut

Tindak lanjut yang diambil adalah dengan membahas dan mendiskusikan

hasil belajar dari lingkungan. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasilnya

untuk dibahas bersama. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber pembelajaran ini

lebih bermakna, disebabkan siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan

keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga kegiatan belajar mengajar lebih

nyata, lebih faktual dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas, dapat dilihat prosedur

pelaksanaannya sebagai berikut:

No Tahap

Pelaksanaan Kegiatan

1. Perencanaan Guru merumuskan dan mengembangkan

indikator yang akan dicapai

Guru menyajikan pengalaman belajar yang

bersifat memotivasi, seperti siswa diminta

praktek pentingnya air bersih dengan

menggunakan ikan cupang

Guru mempersiapkan perlengkapan belajar

Guru membagi kelompok belajar siswa

2. Pelaksanaan Guru menjelaskan bagaimana

memanfaatkan lingkungan alam sebagai

sumber belajar

Guru mengajak siswa untuk pergi ke

halaman sekolah untuk mengamati keadaan

13

air di lingkungan sekolah yang meliputi air

ledeng, air sumur, air selokan, air hujan

Siswa diajak mengamati pengaruh sinar

matahari terhadap kertas tisu basah dan

kain yang basah

Siswa mengamati tanah yang yang kering

dan basah dan bagaimana pengaruhnya

terhadap air

Siswa mengamati air panas yang berada di

dalam panci

Siswa melakukan pengamatan lingkungan

berkaitan materi

Guru dan siswa melakukan tanya jawab

Guru memberikan lembar kerja berdasarkan

materi yang ada pada lingkungan

3 Tindak lanjut Siswa mendiskusikan lembar kerja dalam

kelompok

2.1.8 Keuntungan Penggunaan Lingkungan dalam Proses Belajar

Keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan

dalam proses belajar antara lain (Nana Sudjana, 2010: 208):

a) Kegiatan belajar lebih menarik

b) Hakikat belajar lebih bermakna

c) Bahan yang dipelajari lebih faktual

d) Kegiatan belajar lebih komprehensi

e) Sumber belajar menjadi lebih kaya

f) Siswa dapat menghayati aspek-aspek kehidupan

14

2.1.9 Kelemahan Penggunaan Lingkungan dalam Proses Belajar

Kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaannya dalam penggunaan

lingkungan dalam proses belajar ( Nana Sudjana, 2010: 208):

a) Kegiatan terkesan main-main karena kurang dipersiapkan

b) Memerlukan waktu yang lama

c) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya dilakukan di

dalam kelas

Hal hal di atas dapat terjadi saat pembelajaran berlangsung jika guru tidak

mempersiapkanya dengan baik, maka dari itu untuk mengatasi permasalahan

tersebut adalah dengan guru merancang rencana pelaksanaan pembelajaran

dengan sebaik mungkin, kegiatan pembelajaran di buat dalam kegiatan yang

berhubungan dengan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Tentunya guru

mengalokasikan waktu seefisien mungkin dengan kegiatan-kegiatan yang dibuat,

agar waktu cukup dan tujuan pembelajaran tercapai dengan waktu yang telah

ditentukan.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Paulus Hendro Wibowo (2009) dalam skripsinya “Peningkatan ketuntasan

hasil belajar mata pelajaran IPA melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah

sebagai sumber belajar siswa kelas VI SDN 01 Sugihan kecamatan Tengaran

tahun ajaran 2009/2010 “ menegaskan lingkungan merupakan salah satu sumber

belajar yang amat penting dan memiliki nilai- nilai yang sangat berharga dalam

proses pembelajaran siswa, pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai

sumber belajar sangat sederhana karena hanya membutuhkan lingkungan sekitar

sekolah saja.

Ika Erviana dalam skripsinya (2011) “Upaya peningkatan hasil belajar ipa

melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar siswa kelas V SD

Nglangitan 1 Kabupaten Blora semester 2 tahun 2010/2011 dengan menggunakan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA kelas V pada sub pokok bahasan energi dan

perpindahannnya”. Hal ini terbukti siswa mampu menjelaskan perpindahan panas

15

secara konduksi melalui ujung sendok dipanaskan dan ujung lainya ikut panas,

tidak hanya itu hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus 1. Hal ini

bisa dijadikan sebuah penelitian lebih lanjut tentunya berinovasi dengan

menggunakan lingkungan alam sebagai sumber belajar.

Kusrini (2010) Guru SD Gandu Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora,

dengan judul penelitian “Upaya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA

dengan penggunaan alam sekitar siswa kelas IV mengemukakan pemanfaatan

lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV. Pemanfaatan lingkungan alam

bisa disajikan sebagai cara alternatif bagi guru untuk mendidik siswa. Hal ini akan

mengurangi rasa kejenuhan belajar di kelas yang proses pembelajarannya hanya

mengacu pada teori-teori dengan materi pelajaran dan metode ceramah.

“Peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dengan

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran remedial di

SDN Sendangdalem Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen semester 2 tahun

pelajaran 2010/2011” oleh Sardiyono (2011) menjelaskan pembelajaran IPA

menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar siswa pada pembelajaran

remedial sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep

sifat-sifat cahaya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, hal ini

terbukti dengan peningkatan hasil belajar pada kondisi awal siswa yang tuntas

mencapai KKM hanya 25% , siklus 1 hanya 53,12 % yang tuntas mencapai KKM,

pada siklus 2 terjadi peningkatan 100% siswa tuntas mencapai KKM, KKM= 68.

Peningkatan hasil belajar ini juga diikuti dengan peningkatan keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran.

Penelitian di atas menunjukkan bahwa lingkungan sekitar dapat dijadikan

sebagai media sumber belajar dan terbukti mempengaruhi dan meningkatkan hasil

belajar peserta didik. Berdasarkan penelitian di atas, penulis melakukan penelitian

dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, penelitian ini memiliki

tujuan yang sama yaitu meningkatkan hasil belajar siswa. Perbedaannya adalah

peneliti lebih menekankan aktivitas pembelajaran menjadi berpusat kepada siswa,

16

suasana kondusif diciptakan oleh siswa, dan siswa tidak hanya mengamati

lingkungan tetapi juga menganalisisnya melalui sebuah percobaan.

2.3 Kerangka Pikir

Banyak cara yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswanya,

diantaranya adalah memilih strategi, pendekatan dan model belajar yang cocok

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran dalam suatu silabus mata pelajaran IPA.

Pada penelitian ini “Upaya peningkatan hasil belajar bagi siswa kelas V SD

Negeri Kutowinangun 09 Kota Salatiga pada mata pelajaran IPA pokok bahasan

“Daur Air dan Peristiwa Alam” semester II tahun 2015/2016”, dilakukan guru

melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, hal ini dilakukan karena

pembelajaran sebelumnya guru hanya terpaku dengan buku paket dan LKS saja,

untuk itu siswa diajak menemukan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber

belajar baru, hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari

uraian tersebut dan mendasarkan beberapa kajian teori dan hasil penelitian yang

relevan maka penulis memiliki pendapat atau gagasan. Gagasan penulis

disampaikan berbentuk bagan alur pikir sebagai berikut:

17

Gambar 2.3.1

Bagan Kerangka Pikir

Mulanya tingkat pemahaman siswa masih rendah dalam pelajaran IPA,

khususnya pokok bahasan “daur air”. Hal yang dialami peserta didik di SD Negeri

Kutowinangun 09 Kota Salatiga, pada saat pelajaran IPA berlangsung guru hanya

menjelaskan materi tanpa adanya kegiatan sehingga siswa hanya berimajinasi dan

tidak tahu bagaimana proses yang sebenarnya terjadi, kemudian diadakan

tindakan yaitu penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, dengan siswa

Kondisi awal

Pemberian

tindakan

Kondisi akhir

Guru masih

menggunakan

metode ceramah

tanpa menggunakan

media pembelajaran

Hasil belajar

masih rendah

dengan rata-rata

67.

Penggunaan media

lingkungan sekitar

Air ledeng

Air sumur

Air limbah

Air hujan

Tanah

Ikan cupang

Botol bekas

Tisu dan kain

Sinar

matahari

Prestasi

meningkat

18

mengalami secara konkrit memperoleh pengetahuan diyakini mereka akan lebih

memahami dan dapat meningkatkan hasil belajar.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah

’’Melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA pokok bahasan

“Daur Air dan Peristiwa Alam” di SD Negeri Kutowinangun 09 Kecamatan

Tingkir Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”.