BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
-
Upload
prasetyo-ilham -
Category
Documents
-
view
264 -
download
4
Transcript of BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
1/48
BAB II
ISI
2.1 Mesin Milling
2.1.1 Pengertian Dasar Milling
Proses cutting conventional dengan menggunakan mesin milling, dihasilkan
suatu permukaan yang rata atau bentuk bentuk lain yang spesifik ( profil, radius,
silindris, dan lain lain ) dengan ukuran dan kualitas tertentu dan menyisakan chip.
1
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
2/48
Prinsip pengerjaannya yaitu proses pemotongan benda kerja yang diam
dengan meja yang bergerak menuju alat potong yang berputar. Tujuannya yaitu
menghasilan benda kerja dengan permukaan yang rata atau bentuk bentuk lain
yang spesifik ( profil, radius, silindris, dan lain lain ) dengan ukuran dan kualitas
tertentu.
2.1.2 Gerakan Mesin Milling dan Arah Pemakanan
Seperti yang telah dielaskan pada prinsip kerja, pada mesin milling alat
potong bergerak berputar pada sumbunya. Gerakan-gerakannya ada tiga macam,
yaitu:
1. Gerakan utama
Gerakan berputarnya alat potong pada spindle utama. Satuan yang digunakan
adalah rpm ( rotasi per menit ) dan simbolnya n.
2. Gerakan pemakanan ( Feeding )
Gerakan benda kerja pada waktu proses pemotongan. Satuan yang digunakan
adalah mm / menit dan simbolnya s.
3. Gerakan setting ( Depth of Cut )
Gerakan mendekatkan benda kerja pada alat potong. Satuan yang digunakan adalah
mm dan simbolnya a / t.
Dalam proses mesin milling memiliki prinsip pemakanan yang perlu
diperhatikan oleh operator karena sangat mempengaruhi kualitas benda kerja baik
nilai kekasaran atau kualitas cutter.
Prinsip pemotongan pada mesin miling :
1.Pemotongan Face Cutting
Pemotongan benda kerja dengan menggunakan sisi potong bagian depan ( Face )
dari alat potong ( Cutter ).
2.Pemotongan Side Cutting
Pemotongan dengan menggunakan sisi potong bagian samping ( Side ) dari alat
potong ( Cutter ). Pemotongan ini juga dibedakan menjadi :
2
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
3/48
1. Pemotongan climbing
Pemotongan climbing
Pemotongan benda kerja dengan arah
putaran alat potong ( Cutter ) searah
dengan arah gerakan pemakanan
benda kerja ( Feeding ).
2. Pemotongan conventional
Pemotongan conventional
Pemotongan benda kerja dengan arah
putaran alat potong ( Cutter )
berlawanan arah dengan arah geraka
pemakanan benda kerja ( Feeding ).
2.1.3 Bentukan yang bisa dikerjakan
Mesin ini dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan khusus seperti : membuatroda gigi lurus, spiral (roda gigi heliks), rack gear, ulir dan masih banyak lagi.
- Membuat Bentuk Spiral
Sama halnya pada mesin turning, pada mesin milling juga dapat digunakan untuk
mengerjakan bentuk bentuk ulir yang sering dinamakan bentukan spiral, seperti
worm shaft, ulir dengan dua awalan, tiga awalan dan lain sebagainya.
Untuk membuat bentukan tersebut diperlukan dividing head, dividing head
akan dihubungkan dengan pergerakan meja pada mesin milling dengan
3
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
4/48
menggunakan transmisi roda roda gigi ( gear box ), sehingga dapat digunakan
untuk pembuatan spiral tersebut.
Alat potong yang digunakan ada beberapa macam, tergantung dari bentuk alur
yang diinginkan, misalnya single lip, prisma cutter, modul cutter dll.
Perhitungan
Untuk membuat alur yang berbentuk spiral, maka ada kalanya cutter milling
harus dipasang menyudut () terhadap benda kerja
4
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
5/48
Dari gambar diatas dapat diambil rumus untuk mencari sudut kemiringan cutter ()
tan = P2/( x d )
Sedangkan besar sudut spiral (&betha;) adalah :
= 90
= Sudut kemiringan Cutter ( o )
= Sudut spiral ( o )
P2 = Pitch benda kerja yang dikerjakan ( mm )
d = Diameter benda kerja yang dikerjakan ( mm )
5
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
6/48
Menentukan Ratio Roda Gigi Ganti
Gambar diatas menunjukkan bagaimana benda kerja memperoleh dua jenis
gerakan :
1. Gerak lurus : diperoleh dari feeding meja.
2. Gerak rotasi : diperoleh dari putaran dividing head.
Sumber gerakan dari proses ini adalah Lead Screw mesin, bukan dari dividing head
Rumus untuk menentukan besarnya ratio roda gigi ganti adalah :
RRG = (P1/P2) x i
6
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
7/48
P1 = Pitch Lead Screw ( 4 )
P2 = Pitch benda kerja yang dikerjakan
i = Ratio roda gigi cacing ( 40 : 1 )
- Membuat Rack Gear
Metode benda (Ragum) dimiringkan
Setting mesin menggunakan kepala/sumbu vertical mesin.
Miringkan sumbu vertical searah jarum jam sebesar 90
Pasang ragum pada meja mesin kemudian dial
kesejajarannya terhadap meja mesin menggunakan dial indikator.
Kencangkan baut (T-slot) untuk menguatkan ragum terhadap meja
mesin. Miringkan Ragum sebesar 1920 (20)
Setelah sejajar, pasang benda kerja pada ragum dan
kencangkan secukupnya. Dial kerataan benda menggunakan dial
indikator. Kemudian kencangkan lagi.
Dial kesejajaran sumbu vertical mesin 90 terhadap benda
kerja.
Setelah cukup rata, pasang adaptor yang telah dipasangkan
cutter pada kepala mesin.
Setting benda kerja terhadap cutter pada posisi nol.
Penyettingan berlangsung pada saat cutter berputar.
Pasang kepala pembagi
kemudian kencangkan menggunakan
T-slot. Rangkai roda gigi sesuai
perhitungan Pw=Pn (gunakan guard
pelindung Roda gigi).
Bebaskan cutter terhadap benda, kemudian naikkan meja
mesin setinggi h.
Lakukan pemotongan awal sesuai jarak yang telah
diperhitungkan.
7
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
8/48
Pemotongan berikutnya dilakukan setelah cutter dibebaskan
kemudian geser eretan melintang sebesar pitch (jarak tiap puncakblok).
Metode meja dimiringkan
Pada dasarnya proses pemotongan menggunakan metode meja
dimiringkan ada kesamaan dengan metode benda dimiringkan.
Tetapi ada juga perbedaannya sbb;
Kemiringan ragum tetap pada posisi 0 (sejajar denganmeja).
Kemiringan ragum digantikan dengan memiringkan meja
sebesar 1920 atau 20.
Rangkai roda gigi sesuai perhitungan Ps=Pn
2.1.4 Bagian Bagian Utama Mesin Milling dan Fungsinya
8
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
9/48
1. Spindle utama
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam
alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :
a. Vertical spindle
b. Horizontal spindle
c. Universal spindle
2. Meja / table
Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja.
Di bagi menjadi 3 jenis :
a. Fixed table
b. Swivel table
c. Compound table
3. Motor drive
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian bagian mesin
yang lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada
mesin milling sedikitnya terdapat 3 buah motor :
a. Motor spindle utama
b. Motor gerakan pemakanan ( feeding )
c. Motor pendingin ( cooling )
4. Tranmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang
digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu
:
9
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
10/48
a. Transmisi spindle utama
b. Transmisi feeding
Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Transmisi gear box
b. Transmisi v blet
5. KneeMerupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini
terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6. Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian bagian mesin yang
lain.
7. Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang.
Tempat cairan pendingin.
8. Control
Merupakan pengatur dari bagian bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem
kontrol yaitu :
a. Mekanik
b. Electric
Dibagi menjadi 2 bagian :
1. Sederhana
2. Komplek ( CNC )
10
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
11/48
Pada mesin milling juga terdapat aksesoris-aksesoris yang akan mendukung
pengerjaan benda kerja yang akan kita kerjakan, agar dapat berjalan dengan baik
dan sesuai keinginan kita. Aksesoris-aksesoris yang terdapat pada mesin milling
antara lain:
NAMA GAMBAR FUNGSI NAMA GAMBAR FUNGSI
Kunci pas
Digunakan untuk
membuka dan
mengencangkan
baut atau mur
Kepala
pembagi
(Dividing
Head)
Mengubah
putaran poros
transporter
menjadi 40:1
terhadap benda
kerja
Cutter
Modul
Alat potong
khusus untuk
pembuatan alur
roda gigi
Kuas
Digunakan untuk
membersihkan
beram
Ragum
sederhan
a
Digunakan untuk
mencekam
benda tanpasudut tertentu
Ragum
sudut
Untuk
mencekam
benda dengan
sudut kearah
horizontal
Adaptor
Digunakan untuk
mencekam
Cutterpada
sumbu vertical
mesin
Palu karet
Untuk
penyettingan
benda pada saat
di dial
Arbor Digunakan untuk
mencekam
Cutterpada
sumbu
Kepala
lepas (Tail
Stock)
Digunakan pada
saat mencekam
benda (Center to
Center)
11
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
12/48
Horizontal mesin
Obeng
minus
Digunakan untuk
membuka dan
mengencangkan
baut kepala
minus
Jangka
sorong
Digunakan untuk
mengukur
dimensi luar dan
dalam benda
kerja
Universal
Key
Untuk membuka
dan
mengencangkan
baut dan mur
dengan ukuran
beragam
Lampu
senter
Untuk
penerangan
pada proses
pencarian titik
nol cutter
terhadap benda
kerja
Kunci L
(Allen
Key)
Digunakan untuk
membuka dan
mengencangkan
baut inbus segi 6
Oli Can
Pelumasan dan
pelindung
permukaan
mesin pada saat
tidak digunakan
lagi
Roda Gigi
Digunakan untuk
mengubah dan
memindahkan
Putaran
Palu
kuningan
Digunakan untuk
memalu benda
kerja pada
penyettingan
terhadap Dial
indikator
Pemegan
g Collet
Vertikal
Digunakan untuk
menahan benda
kerja pada saat
pemotongan
berlangsung
Dial
indicator
dan
stand-nya
Digunakan untuk
memeriksa
kemiringan suatu
bidang
Kongkol
penggore
s
Digunakan untuk
penyettingan
kesejajaran dan
Centerbenda
terhada Cutter
Benda
sebelum
dan
sesudah
proses
pembuata
n Roda
gigi
Objek latihan
(program
praktikum
milling)
12
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
13/48
2.1.5 Jenis - Jenis Mesin Milling
Berdasarkan posisi spindle utama ada 3 jenis, antara lain :
1. Mesin milling vertikal
Mesin milling yang kedudukan spindelnya terpasang tegak pada kepaa mesin.
Spindel ini dapat diputar ke kanan dan ke kiri serta dapat digerakkan naik turun
secara otomatis maupun diputar.
2. Mesin milling horisontal
13
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
14/48
Mesin milling yamg kedudukan spindelnya terpasang mendatar pada kepala mesin.
Mesin ini cocok untuk semua pekerjaan milling dan mempunyai banyak jenis
spindel yang dipasang mendatarTiang mesin menopang : Spindel yang mendatar, gerak pamakanan. Dan gerakan
utama.
3. Mesin milling universal
14
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
15/48
3. Mesin miling Universal.
Mesin miling yang kedudukan spindelnya dapat diatur atau diubah-ubah mendatar
atau tegak pada kepala yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
Berdasarkan fungsi penggunaannya, antara lain :
1. Mesin milling copy
Merupakan mesin milling yang digunakan
untuk mengerjakan bentukan yang rumit. Maka dibuat master / mal yang dipakai
15
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
16/48
sebagai referensi untuk membuat bentukan yang sama.
Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :
a. Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
b. Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan
masternya.
Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan sistem
hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai berikut :
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah
master adalah 1 arah.
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master.
2. Mesin milling hobbing
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear dan
sejenisnya ( sprocket dll ). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu
membentuk profil roda gigi ( Evolvente ) dengan ukuran yang presisi.
16
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
17/48
3. Mesin milling gravier
Merupakan mesin yang digunakan untuk
membuat gambar atau tulisan dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan
dengan skala tertentu.
4. Mesin milling planer
Merupakan mesin yang digunakan
untuk memotong permukkan ( face cutting ) dengan benda kerja yang besar dan
berat.
5. Mesin milling CNC
17
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
18/48
Merupakan mesin yang digunakan
untuk mengerjakan benda kerja dengan bentukan bentukan yang lebih komplek.
Meruapakan penggangi mesin milling copy dan gravier. Semua control
menggunakan sistem electronic yang komplek ( rumit ). Dibutuhkan operator yang
ahli dalam menjalankan mesin ini. Harga mesin CNC ini sangat mahal.
2.2 Alat Potong
2.2.1 Berdasarkan material alat potong
Bahan cutter Bahan cutter sangat berpengaruh terhadap kemampuan cutter
dalam menyayat benda kerja. Cutter mesin frais dibuat dari berbagai jenis bahan
antara lain :
1. Unalloyed tool steel Adalah baja perkakas bukan paduan dengan kadar
karbon 0,5 1,5% kekerasannya akan hilang jika suhu kerja mencapai 2500 C, oleh
karena itu material ini tidak cocok untuk kecepatan potong tinggi.
2. Alloy tool steel Adalah mengandung baja karbon perkakas kromium,
paduan vanadium yang dan molybdenum. Baja ini terdiri dari baja paduan tinggi
dan paduan rendah. HSS (High Speed Steel) adalah baja paduan tinggi yang tahan
terhadap keausan sampai suhu 6000C.
3. Cemented Carbide Susunan bahan ini terdiri dari tungsten atau
molybdenum, cobalt serta carbon. Cemented Carbide biasanya dibuat dalam bentuk
tip yang pemasangannya dibaut pada holdernya (pemegang cutter). Pada suhu
9000C bahan ini masih mampu memotong dengan baik, cemented carbide sangat
cocok untuk proses pengefraisan dengan kecepatan tinggi. Dengan demikian waktu
18
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
19/48
pemotongan dapat dipersingkat dan putaran yang tinggi dapat menghasilkan
kualitas permukaan yang halus.
4. Alumina based ceramic
Diperkenalkan pada awal tahun 1950-an. Unsur utamanya aluminum oxide, dapat
ditambahkan unsur titanium carbide dan zirconium oxide untuk meningkatkan
keuletan dan thermal shock.Memiliki ketahanan abrasi dan panas yang tinggi,
kecepatan potong tinggi. Rentan terhadap beban kejut, vibrasi dan thermal shock.
Memiliki sifat kimiawi yang stabil. Sangat getas dan mahal. Tahan panas hingga
1300 c lebih tahan aus daripada carbide dan sangat sensitive dengan kejutan.
5. Diamond
Dikenal sebagai diamond indusri / sintetik.Merupakan material paling keras, tahan
aus, mampu menjaga ketajaman mata potongnya, kecepatan potong tinggi dan
kontinyu. Digunakan untuk proses finishing dengan tuntutan kualitas
permukaan dan akurasi ukuran yang tinggi.
6. High Speed Steel/HSS
Diproduksi pertamakali tahun 1900-an, dapat dikeraskan dengan ketebalan yg
bervariasi tahan aus dan keuletan cukup baik, harga relatif murah. Tahan panas
sampai dengan 600 c serta bias digunakan untuk beben normal, berat dan sangat
berat.
2.2.2 Jenis Cutter Milling dan Fungsinya
1. Berdasarkan fungsi dan bentuknya
1. Cutter face cutting
1. End Mill Cutter
Merupakan cutter dengan sisi potong pada ujung muka dan pada sisi spiralnya, End
Mill dibuat dari diameter 0.5 50 mm dengan tipe tangkai yang bermacam
macam, ada yang bertangkai lurus dan ada yang konus.
19
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
20/48
2. Shell End Mill Cutter
Cutter type ini memiliki lubang berpasak pada bagian tengah cutter yang berfungsi
untuk pemasangan pada arbor, dibuat dengan diameter antara 30 200 mm. Pada
cutter ini terdapat sisi potong pada ujung muka dan pada sisi spiralnya.
2. Cutter side cutting
1. Plain Mill Cutter
Cutter ini digunakan untuk pengefraisan horisontal dari permukaan yang datar.
Memiliki bentuk hampir sama dengan SEMC tetapi cutter ini hanya memiliki sisi
potong spiral pada bagian meingkarnya, dan memiliki lubang berpasak untuk
pemasangan pada arbor.
2. Disk Cutter
20
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
21/48
Cutter ini memiliki bentuk pipih dan dapat digunakan pada pembuatan slot maupun
slitting, sisi potong dari cutter jenis ini ada yang rata, dan ada juga yang zig-zag.
3. Cutter profil
1. Dove Tail Cutter
Dove Tail Cutter digunakan untuk menghasilkan profil dove tail (ekor burung) pada
benda kerja. Sisi potongnya berbentuk sudut 45o,60o atau 90o
2. T-slot Cutter
21
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
22/48
T-slot Cutter digunakan untuk membuat alur berbentuk T. memiliki sisi potong di
bagian yang melingkar, dengan sudut helix yang saling berlawanan. T-slot Cutter
ada 2 jenis, yaitu T-slot dengan shank rata dan T-slot dengan shank berulir.
3. Prisma Cutter
Cutter yang digunakan untuk menghasilkan profil V pada benda kerja, dengan sudut
potong 45o, 600 dan 90o
4. Hobbing Cutter
22
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
23/48
Cutter yang digunakan pada mesin milling hobbing, untuk menghasilkan profil
berbentuk roda gigi (gear)
5. Modul Cutter
Cutter ini digunakan untuk membuat roda gigi dengan modul tertentu, dan
menggunakan mesin milling konvensional dalam pengerjaannya, bentuknya hampirsama dengan cutter hobbing tetapi pipih.
2. Berdasarkan fungsi pengerjaannya
1. Cutter roughing
Cutter yang digunakan untuk proses roughing pada benda kerja, dimana proses
pengerjaan dilakukan dengan depth of cut yang besar.
23
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
24/48
2. Cutter finishing
Cutter yang digunakan untuk proses finishing, dengan depth of cut yang lebihsedikit dibandingkan proses roughing, dan biasanya menghasilkan permukaan yang
lebih halus
3. Berdasarkan arah putarannya
1. Cutter putaran kiriApabila putaran cutter berlawanan arah dengan
arah putaran jarum jam.
2. Cutter putaran kananApabila putaran cutter searah dengan arah
putaran jarum jam.
3. Alat Potong Selain Cutter
1. Alat potong twist drill
24
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
25/48
Alat potong yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja,
tangkainya ada yang silindris dan ada yang konus.
2. Alat potong reamer
Alat potong yang digunakan untuk memperbesar sebuah lubang, dan
biasanya lubang yang dihasilkan berukuran presisi (ISO).
3. Alat potong thread ( Tap / Sney )
Alat potong yang digunakan untuk membuat ulir dalam / luar pada benda
kerja. Ukurannya ada yang metric (mm) ada yang Whitworth (inchi)
25
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
26/48
4. Alat potong boring
Alat potong yang digunakan untuk memperbesar lubang, atau membuat
lubang khusus yang tidak bisa dikerjakan dengan Twist Drill ataupun
Reamer.
2.3 Sistem Pencekaman
Banyak alat-alat yang digunakan pada permesinan mesin milling / frais
diantaranya adalah :
2.3.1 Pencekam benda kerja
a. Ragum sederhana
Benda kerja yang akan dicekam
menggunakan ragum sederhana adalah
benda benda yang tidak membutuhkan
kemiringan tertentu.
b. Ragum sudut
26
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
27/48
Benda kerja yang dicekam menggunakan ragum sudut
membutuhkan pengerjaan dengan kemiringan tertentu pada
bidang horizontal.
c. Ragum universal
Benda kerja yang akan dicekam mrnggunakan ragum
universal adalah benda benda yang membutuhkan
pengerjaan dengan kemiringan tertentu pada bidang
horizontal dan vertical.
d. Klem
Alat pencekam sederhana yang digunakan untuk mencekam material di
meja milling, dimana clamp digunakan sebagai pencekam sedangkan T-
slot Bolt sebagai pengencangnya.
27
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
28/48
e. Pemegang collet vertical
Pemegang coleet ini tidak hanya
berfungsi sebagai penahan collet
tetapi juga dapat digunakan sebagai
penahan benda kerja pada proses pemotongan
f. Kepala pembagi dengan poros mandril terhadap tail stock
(kepala lepas).
System ini biasanya digunakan untuk benda yang memiliki
lubang yang suaian terhadap poros mandril yang digunakan.
g. Kepala pembagi dengan tail stock (kepala lepas) dengan
system center to center menggunakan bantuan lathe dog.
System ini digunakan
pada benda kerja
yang berbentuk poros
dengan lubang center pada
kedua ujung poros.
h. Angle Plate
Ketika permukaan benda kerja yang akan di milling memiliki atau ingin
dibuat sudut tertentu, maka dapat dibuat dengan menggunakan angle plate.
Benda kerja yang dipasang pada angle plate, biasanya dicekam dengan
menggunakan clamp.
28
Kepala lepas
Kepala
pembagi
Lathe dog
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
29/48
i. V-Blocks
V-blocks sangat baik digunakan untuk pencekaman batang poros yang akan
di proses milling, batang poros yang pendek biasanya ditempatkan pada
sebuah V-blocks saja, jika batang porosnya panjang, dua buah V-blocks
atau lebih dipasang pada meja mesin, dengan jarak yang sesuai dengan
panjang batang poros. V-blocks dan benda kerja dicekam pada meja mesin
dengan menggunakan clamp.
j. Compound Vice
Clamping device ini sama dengan Swivel Vice, tetapi memiliki lebih dari
satu sudut putar, sehingga bisa digunakan untuk pembuatan sudut / profil
yang lebih rumit.
29
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
30/48
h. Rotary Table
Salah satu asesoris mesin milling yang biasa digunakan untuk membuat
radius luar pada mesin Milling, pada saat proses penggerjaan biasanya
ditambahkan clamp + center pin untuk mencekam benda kerja.
2.3.2 Pencekam alat potong
Untuk menggunakan alat potong pada mesin milling perlu digunakan
pencekam agar alat potong tersebut dapat digunakan dengan baik.
1. Berdasarkan Tangkainya :
1. Arbor ISO 30
2. Arbor ISO 40
3. Arbor ISO 45
4. Arbor ISO 50
5. Arbor ISO 55
30
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
31/48
6. Arbor ISO 60
Nr. D1 d1 L1 L2 y D2
30 31.75 17.4 50 70 1.6 50
40 44.45 25.3 67 95 1.6 63
45 57.15 32.4 86 110 3.2 80
50 69.85 39.6 105 130 3.2 100
55 88.9 50.4 130 168 3.2 130
60 107.95 60.2 165 210 3.2 160
2. Berdasrkan Fungsinya :
1. Drill Chuck Arbor
Alat ini dipakai untuk mencekam mata bor, tool lain yang
berdiameter kecil dan memiliki bentuk tangkai silindris.
2. Sleeve Arbor
31
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
32/48
1. Sleeve Arbor for Cutter
Digunakan untuk mencekam End Mill Cutter yang memiliki
bentuk tangkai taper atau konus.
2. Sleeve Arbor for Twist Drill
Digunakan untuk mencekam Twist Drill yang memiliki
bentuk tangkai taper atau konus.
3. Collet Arbor
Digunakan untuk mencekam alat dengan tangkai silindris, dan
didesain untuk mengambil sebuah diameter yang spesifik, dari
32
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
33/48
alasan diatas maka standard collet (1 set) di langkahkan dengan
penambahan 0,5 mm.
4. Stub Arbor
Biasanya digunakan untuk mencekam Shell End Mill Cutter, dan
beberapa tools lain yang memilikii lubang silindris ditengah, dan
tanpa perlu menambahkan ring untuk membantu pencekaman.
5. Short Arbor
Clamping Tools ini digunakan untuk mencekam Shell End Mill
Cutter dan beberapa tools lain yang memilikii lubang silindris
ditengah, biasanya perlu ditambahkan ring untuk membantu proses
pencekaman.
33
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
34/48
6. Long Arbor
Clamping Tools ini digunakan untuk mencekam Shell End Mill
Cutter dan alat potong lain yang memiliki lubang silindris ditengah.
Biasanya Arbor ini digunakan untuk Mesin Horisontal, dan juga
ditambahkan ring untuk membantu pencekaman.
7. Side Lock Arbor
Salah satu jenis Arbor yang digunakan untuk mencekam Cutter
dengan tangkai silindris, dimana prinsip pencekamannya cukup
sederhana dengan mengencangkan screw yang ada pada arbor,
sehingga screw tersebut menekan cutter dan mengikatnya, untuk itu
34
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
35/48
perlu ada bidang rata pada sisi tangkai cutter, agar bisa tercekam
dengan baik.
8. Boring Head Arbor
Digunakan untuk mencekam boring tools, dimana dalam boring
head biasanya disertai skala yang cukup teliti untuk pembuatan
lubang yang memiliki ukuran presisi.
2.4 Perhitungan Putaran Mesin
2.4.1 Tabel Rpm Alat Potong dan Cara Bacanya
35
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
36/48
36
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
37/48
2.4.2 Tabel Kecepatan Potong dan Cara Bacanya
Pada saat proses pengefraisan berlangsung, cutter berputar memotong bendakerja yang diam dan menghasilkan potongan atau sayatan yang menyerupai chip,
serpihan-serpihan tersebut dapat juga berbentuk seperti serbuk (tergantung dari
bahan). Kemampuan mesin menghasilkan panjang sayatan tiap menit disebut
kecepatan potong (sayat), yang diberi symbol Cs (Cutting Speed). Jika cutter
mempunyai ukuran diameter (mm) spindle dengan putaran (RPM), maka kecepatan
pemotonganya dapat dihitung dengan rumus :
37
n = 1000 . CS .D
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
38/48
Keterangan :
n : Kecepatan putaran (Rpm)
Cs : Cutting Speed atau kecepatan potong (m/mnt)
: Konstanta 3,14
D : Diameter dari alat potong yang digunakan
Pada prinsipnya kecepatan pemotongan suatu material tidak dapat dihitung
secara matetatis. Karena setiap material memiliki kecepatan potong sendiri-sendiri
berdasarkan karakteristiknya dan harga kecepatan potong dari tiap material ini
dapat dilihat didalam tabel yang terdapat didalam buku atau referensi. Sehingga
rumus diatas hanya digunakan untuk menghitung kecepatan putar spindle utama
mesin frais. Untuk lebih jelasnya mengenai harga kecepatan potong dari tiap
material dapat anda lihat pada table dibawah ini :
Bahan Cutter HSS
Cutter Carbida
Halus Kasar Halus Kasar
Baja Perkakas75 - 100 25 - 45 185 - 230 110 - 140
Baja Karbon Rendah 70 - 90 25 - 40 170 - 215 90 - 120
Baja karbon
Menengah
60 - 85 20 - 40 140 - 185 75 - 110
Besi Cor Kelabu 40 - 45 25 - 30 110 - 140 60 - 75
Kuningan 85 - 110 45 - 70 185 - 215 120 - 150
Alumunium 70 - 110 30 - 45 140 - 215 60 - 90
38
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
39/48
Tabel 2. Kecepatan Potong Untuk Beberapa Jenis Bahan.
39
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
40/48
40
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
41/48
3 Alat Potong
Agar dapat melakukan pemakanan mesin miling harus mempunyai alat
potong. Alat potong pada mesin milling disebut cutter. Sebagai alat potong,
cutter harus lebih kuat dari benda kerja. Dan harus mempunyai standart kriteria
tertentu, hal ini dikarenakan jenis benda kerja yang dikerjakan. Material alat
potong harus memiliki sifat-sifat tertentu.
3.3 Kriteria Alat Potong
Alat potong harus memiliki beberapa sifat yaitu :
41
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
42/48
42
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
43/48
43
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
44/48
44
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
45/48
2.5 SOP ( Standar Operational Production )
Sebelum melakukan penkerjaan dengan menggunakan mesin milling ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk mendapatkan hasil
produk yang sesuai yang diinginkan dengan hasil yang maksimal dan juga untuk
menjaga mesin dari kerusakan. Langkah-langkah tersebut terdiri dari :
2.5.1 Inventaris
Inventaris adalah sebuah langkah untuk memperhatikan keberadaan alat-
alat pendukung yang dibutuhkan pada proses milling yaitu dengan cara
mengecek dan membuat laporan pengecekan pada kertas yang telah diberikan.
Alat-alat tersebut terdapat dalam lemari inventaris mesin. Tujuan inventaris
adalah untuk mendata alat-alat yang berada di lemari inventaris mesin sesudah
45
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
46/48
dan sebelum proses milling dilakukan, agar jumlah dan keberadaan alat itu sama
sesudah dan sebelum proses milling dikerjakan.
2.5.2 Langkah SOP ( Standar Operational Production )
Setelah proses inventaris selesai maka harus dilakukan proses SOP dari
penggunaan mesin milling tersebut, SOP yang digunakan biasanya ditulis
dengan menggunakan tabel dan dipasang mesin di samping mesin dengan
menggunakan stand sendiri. Tabel SOP mesin milling yaitu sebagai berikut :
N
No
U
rutan kerja Standard Siklus
Keterangan
1
Bersihkan mesindari olie, debu, dan
chip.
Meja, handel,handwheel bersih
Saat pagi sebelummulai kerja
Memakai kain lap /majun
2 Per
iksa ketinggianlevel olie. (2
tempat)
Diatas lower level (olieeretan)
Diatas garis merah (olie
head)
Saat pagi sebelummulai kerja
Jenis olie: turafik 52
Jenis olie tonna 68 /tellus 46
3 Per
iksa ketinggianpermukaan coolant
Diatas lower level Saat pagi sebelummulai kerja
Gunakan coolant yang
tersedia
4 Gunakan clampingsystem yang baik
Memakai vice /pencekam yang sesuai
dengan benda kerja
Sebelum mulai pengerjaan
Bila perlu memakaiperarell block
5 Ber
sihkan vice, arbor,dan alat potong
Bersih dari debu atauchip
Sebel
um mulai pengerjaan
Memakai kain lap danrabaan jari
6 Per
iksa kondisi alatpotong
Alat potong tajam danbebas retakan
Sebel
um dan sesudahdipasang arbor
Diperiksa secara visual
7 Per iksa material benda
kerja
Sesuai dengan tuntutan
gambar kerja
Sebelum mulai pengerjaan
Check ukuran dan jenis
material
8 Gu
nakan rpm danfederate yang benar
Sesuai dengan jenismaterial benda kerja danalat potong
Pada saat pemotonganmaterial
Dilihat pada table cs(kecepatan potong)
9 Per
gantian rpm
Ubah kedudukan beltdengan mengendurkan
belt disamping mesinsesuai table
Spindle harus berhenti
Bila perlu pada saatproses
Rpm I < 500Rpm II > 400
46
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
47/48
Belt harus sejajar atas
bawah
1
0
Per
awatan alat dankerapihan
Alat ukur harus bersihdanterpisah dari benda
lain
Seti
apsaat
-Alat ukur tidak ditumpuk
-Pisahkan alat ukur &alat potong
1
1 Ukur hasil proses
milling
Ukuran sesuai tuntutan
Selama proses milling Pengukuran dilakukan
pada saat mesin diam
1
2
Kes
elamatan kerja
Terhindar darikecelakaan kerja
Sela
ma proses milling
Memakai kaca mata dansafety shoes
Jangan memegang
benda kerja selamaproses berlangsung
1
3
Cle
aning mesin
Mesin MTC danlingkungan bersih dari
chip dan tumpahanbenda lain (olie/coolant)
Sesud
ah selesai memakaimesin
-Gunakan kuas untukmembersihkan chip
-Bersihkan dengan lap /
majun
-Berikan lapisan minakpada bagian yang tidakdi cat
Berdasarkan SOP dari mesin milling yang penulis gunakan, sebelum
melakukan proses milling sebaiknya membersihkan areal kerja dari
minyak,oli dan scrub-scrub yang tersisa. Dan melakukan pengecekan oli,
coolen apabila sudah tidak memadai laporkan pada instruktur agar oli diisi
lagi.
2.5.3 Cleaning Mesin
2.6 Safety Prosedure
2.7 Laporan Kerja
47
-
8/14/2019 BAB II ISI 2.1 Mesin Milling
48/48