BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -...

37
21 BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Suatu Perspektif Perbandingan Kebiri Kimia Suatu artikel ilmiah menguraikan, bahwa setiap tahun sekitar 100.000 sampai 500.000 anak-anak dilecehkan secara seksual di Amerika Serikat. 1 Hal ini menyebabkan 10-25% anak-anak dilecehkan secara seksual pada usia delapan belas tahun, dimana 30-40% adalah perempuan dan 10-15% adalah laki-laki. Dengan tingginya angka tersebut pelecehan seksual terhadap anak dapat diklasifikasikan sebagai wabah di seluruh negeri. Para pelaku bisa merupakan teman, anggota keluarga, dan orang asing yang melakukan kejahatan ini. Terdapat orang-orang yang hanya tertarik kepada anak-anak dan tertarik pada orang dewasa namun juga menyerang anak-anak. Sementara sejumlah perlakuan dan hukuman yang tidak bisa mengatasi tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak-anak, masyarakat bertanya-tanya apa yang harus dilakukan, bagaimana cara menghentikan pelanggaran ini, dan bagaimana mereka bisa menjaga agar anak- anak mereka selamat dari para pelaku. Telah diambil langkah untuk mengatasi masalah di atas, termasuk pengebirian secara fisik. Kejahatan memperkosa seorang anak sangat dibenci 1 Artikel ini terdapat dalam Jurnal Chemical Castraction for Child Predators: Practical, Effective, and Constitutional, Chapman Law Review, Volume 13, No. 1, Fall 2009, halaman 191 sampai dengan halaman 220. Dipergunakan sebagai perspektif, disamping Teori Keadilan Bermartabat sebagai perspektif utama pada Bab ini.

Transcript of BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -...

Page 1: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

21

BAB II

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Suatu Perspektif Perbandingan Kebiri Kimia

Suatu artikel ilmiah menguraikan, bahwa setiap tahun sekitar 100.000

sampai 500.000 anak-anak dilecehkan secara seksual di Amerika Serikat.1 Hal ini

menyebabkan 10-25% anak-anak dilecehkan secara seksual pada usia delapan

belas tahun, dimana 30-40% adalah perempuan dan 10-15% adalah laki-laki.

Dengan tingginya angka tersebut pelecehan seksual terhadap anak dapat

diklasifikasikan sebagai wabah di seluruh negeri. Para pelaku bisa merupakan

teman, anggota keluarga, dan orang asing yang melakukan kejahatan ini. Terdapat

orang-orang yang hanya tertarik kepada anak-anak dan tertarik pada orang dewasa

namun juga menyerang anak-anak. Sementara sejumlah perlakuan dan hukuman

yang tidak bisa mengatasi tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak-anak,

masyarakat bertanya-tanya apa yang harus dilakukan, bagaimana cara

menghentikan pelanggaran ini, dan bagaimana mereka bisa menjaga agar anak-

anak mereka selamat dari para pelaku.

Telah diambil langkah untuk mengatasi masalah di atas, termasuk

pengebirian secara fisik. Kejahatan memperkosa seorang anak sangat dibenci

1 Artikel ini terdapat dalam Jurnal Chemical Castraction for Child Predators: Practical,

Effective, and Constitutional, Chapman Law Review, Volume 13, No. 1, Fall 2009, halaman 191

sampai dengan halaman 220. Dipergunakan sebagai perspektif, disamping Teori Keadilan

Bermartabat sebagai perspektif utama pada Bab ini.

Page 2: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

22

sehingga banyak negara mengadopsi undang-undang yang menyerukan hukuman

mati atas tindakan kejahatan tersebut. Namun menjatuhkan hukuman tersebut

kepada pelaku sampai mati tidak lagi bersifat konstitusional dan mereka yang

dilepaskan sering kali kembali melakukan kekerasan seksual kepada anak-anak

dan akhirnya kembali ke penjara. Kenyataannya, tidak pernah ada penegakan

hukum yang dapat digambarkan efektif dan manusiawi dalam merawat pedofil

dan penganiaya anak. Namun sejak pertengahan abad ke-20, penanganan tertentu

telah digunakan dan bersifat manusiawi serta sangat efektif dalam mengobati para

pelaku. Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran seks

sebagai pilihan terbaik untuk setiap anak penganiaya atau pedofil. Penanganan

hukum itu adalah pengebirian kimia.

Pengebirian kimia memang terdengar kejam. Terdapat pandangan bahwa

hal tersebut adalah salah satu bentuk perlakuan yang lebih beradab yang dapat

digunakan kepada pemangsa seksual. Pengebirian kimia hanyalah jenis terapi

hormon yang menghilangkan hasrat seksual pelaku. Ada beberapa efek samping

yang tidak menyenangkan namun secara keseluruhan hanya ada sedikit rasa sakit

dan penderitaan yang terkait dengan prosedur tersebut. Bahkan ada yang

sepenuhnya mendukung prosedur tersebut dan mendirikan lembaga khusus di

Amerika Serikat pada tahun 1985. Para pedofilia menjalani sebuah penanganan

berbentuk kombinasi antara konseling dan pengebirian kimiawi untuk pedofilia.

Selain efektivitas pengebirian kimiawi, secara angka lebih murah daripada biaya

menjaga para pelakumaupun pedofil di penjara dan rumah sakit.

Page 3: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

23

Masalah konstitusional muncul dengan penggunaan prosedur pengebirian

kimia, komentar ini mengusulkan agar pengebirian kimia tidak melanggar

Konstitusi. Negara bagian yang memerlukan pelaku untuk menjalani prosedur

memerhatikan kesehatan dan keselamatan pelaku. Karena pengamanan prosedural

ini, sulit untuk memikirkan prosedur tersebut sebagai tindakan yang kejam. Selain

itu, ada hak mendasar untuk berkembang biak dan juga hak untuk menolak

perlakuan yang harus dipertimbangkan. Namun, pengebirian kimia tidak

melanggar hak karena tidak mengganggu seseorang dari kemampuan reproduksi.

Selanjutnya, menjaga agar anak-anak tetap aman dari predator seksual harus

mendapat perhatian yang cukup besar dari negara. Oleh karena itu, pengebirian

kimiawi dibutuhkan sebagai syarat pembebasan bersyarat atau masa percobaan

untuk pelaku kekerasan seksual terhadap anak.

Bagian selanjutnya adalah menjelaskan siapa sebenarnya seorang

penganiaya seksual anak dan bagaimana dia adalah jenis pelaku seks yang

berbeda. Selain itu akan membahas perlunya melakukan lebih dari sekadar

memenjarakan pelaku karena tingkat residivisme yang sangat tinggi.

1. Pengertian Pelaku Tindak Pidana Seks Anak

Pelecehan anak dan pedofil berbeda dari pelaku seks lainnya. Seorang

pedofil biasanya adalah orang yang lebih tua "yang hasrat dan respons seksualnya

disengaja, setidaknya sebagian, terhadap anak-anak dan remaja yang tidak

dewasa". Sebenarnya, mereka yang melakukan kejahatan seksual terhadap anak-

anak, yang biasa disebut pedofil, dikenali sebagai penyandang cacat.

Page 4: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

24

Edisi terbaru dari Diagnostic and Stastitical Manual of Mental Disorders

IV atau selanjutnya disebut DSM-IV mencirikan seorang pedofil sebagai orang

yang telah menderita khayalan, dorongan seksual, atau perilaku seksual yang

berulang berulang, yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak-anak yang akan

memasuki masa puber. Individu tersebut bertindak berdasarkan dorongan seksual

atau dorongan dan fantasi semacam itu yang menyebabkan kesulitan atau

kesusahan yang luar biasa pada kehidupan mereka. Pedofilia adalah salah satu

paraphilas yang paling umum yang tercantum dalam DSM-IV. Paraphilias

adalah kata biomedis untuk mendefinisikan gairah seksual oleh benda, orang, atau

situasi yang tidak normal. Paraphilias memiliki perasaan senang dengan situasi

yang tidak biasa atau ekstrem. Selain itu, Paraphilias menyukai kenikmatan atau

kepuasan seksual melalui cara-cara adaptasi yang salah dan tidak biasa.2

Terdapat pedofil laki-laki dan perempuan. Namun, tingkat pedofilia wanita

sangat rendah dan hanya sedikit penelitian mengenai masalah ini yang meragukan

keberadaan mereka. Tidak setiap pedofil benar-benar bertindak atas kemauan

mereka, juga tidak setiap orang melakukan penyimpangan semacam itu. Tindakan

seksual memenuhi syarat sebagai pedofil di bawah DSM-IV.3

2 Sayed Hassan Saadat, A Review on Paraphilias, International Journal of Medical

Reviews, Vol. 1, Issue 4, Autumn 2014, hal. 158. 3 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), diterbitkan oleh

American Psychiatric Association (APA), merupakan organisasi psikiater yang membuat kriteria

standar untuk klasifikasi gangguan mental. Buku ini digunakan oleh dokter, peneliti, lembaga

regulasi obat kejiwaan, perusahaan asuransi kesehatan, perusahaan farmasi, sistem hukum, dan

pembuat kebijakan. Diproduksi oleh World Health Organization (WHO). DSM terdapat lima

edisi. Buku ini mengevaluasi pasien pada lima dimensi, terdapat aspek yang luas mengenai

'gangguan jiwa'. Dimensi ini berhubungan dengan aspek biologis, psikologis, sosial dan aspek

lainnya. DSM berevolusi dari sistem mengumpulkan sensus dan statistik rumah sakit jiwa,serta

para pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat. Sejak publikasi pertamanya pada tahun 1952 telah

secara bertahap menambahkan jumlah gangguan mental juga menghapus yang tidak lagi dianggap

sebagai gangguan mental.

Page 5: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

25

Terdapat dua kelompok utama pelaku kekerasan seksual. Penyimpang seks

yang terutama tertarik secara seksual kepada anak-anak dikenal sebagai pelaku

yang biasanya tertarik pada orang dewasa namun juga menyerang anak-anak,

dikenal sebagai kemunduran perilaku. Pelaku lebih cenderung menyalahkan

situasi mereka terhadap anak-anak dengan menggunakan narkoba, alkohol, atau

faktor lainnya. Perilaku mereka impulsif dan setiap serangan biasanya dapat

dikaitkan dengan tingkat stres kehidupan yang signifikan. Pelaku akan melakukan

tindakan seksual dengan anak-anak seolah-olah anak tersebut adalah pengganti

orang dewasa. Terdapat pula pedofil yang menyerang anak-anak dengan

kekerasan karena kebutuhan untuk merasakan kekuatan dan kesenangan.

Beberapa pelaku yang mengalami kemunduran perilaku menyadari bahwa

apa yang mereka lakukan tidak benar dan membenci kecenderungan seksual

mereka terhadap anak-anak. Namun, banyak pelanggar tidak dapat berhenti dan

seolah-olah mereka kecanduan kepada anak-anak. Sebagai alternatif, sejumlah

pelaku tidak melihat ada yang salah dengan apa yang sedang mereka lakukan.

Beberapa orang berpikir bahwa si anakpun menginginkan pengalaman itu,

menikmatinya, dan mendidik anak tersebut. Pelaku tetap sering memandang anak-

anak sebagai orang yang menggoda dan menggodai pelaku. Ada banyak teori

mengapa seseorang mengembangkan ketertarikan seksual terhadap anak-anak,

namun tidak ada yang tahu persis mengapa hal ini terjadi. Hal ini disebabkan oleh

sejumlah faktor. Meliputi: kesulitan dalam membentuk hubungan intim, kelainan

otak, dilecehkan secara seksual saat kecil. Pada akhirnya tidak peduli apapun

Page 6: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

26

kategori yang membuat seseorang menjadi pelaku kekerasan seksual, semua

pelaku sangat membahayakan dalam perspektif hukum.

Pemikiran tentang hukuman kebiri kimia didasari antara lain karena

penjara tidak akan menghentikan serangan para pelaku terhadap anak-anak.

Hukuman rata-rata untuk pelaku kekerasan seksual anak adalah sebelas tahun dan

setelah dilepaskan terdapat tingkat pelanggaran yang sangat tinggi. Penjara tidak

banyak menghalangi pelaku untuk kembali melakukan kekerasan seksual. Karena

banyak dari para pelaku ini kembali ke pola perilaku sebelumnya tanpa perawatan

lebih lanjut. Penjara mungkin menghentikan perilaku pelaku, namun sebagian

besar masih akan mengulangi kesalahannya terlepas dari hukumannya. Karena itu

dalam sejumlah kasus, anak yang dilecehkan secara seksual seringkali merupakan

satu-satunya individu yang mengetahui adanya kejahatan tersebut, risiko untuk

benar-benar tertangkap sangat rendah. Oleh karena itu sekalipun hukuman atas

kejahatan tersebut seringkali cukup keras namun hal itu tidak menghentikan

pelaku kekerasan seksual terhadap anak-anak.

Studi kasus yang dilakukan terhadap pelaku pelecehan seksual anak yang

telah keluar dari penjara ditemukan hasil yang mengerikan, sekitar 50-70% dari

jumlah pelaku yang dikeluarkan pada akhirnya mengulangi kembali

perbuatannya. Sementara beberapa peneliti berpendapat bahwa tingkat kenaikan

ini jauh lebih rendah karena dikaitkan dengan data yang dikumpulkan dari sumber

yang tidak dapat dipercaya. Angka dalam penelitian ini semua didasarkan pada

laporan mandiri dan catatan polisi maupun tahanan, sebagian besar serangan tidak

dilaporkan. Studi di Amerika menemukan bahwa pelaku melakukan kejahatan dua

Page 7: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

27

sampai lima kali lebih banyak daripada penindakan yang mereka dapatkan seperti

ditangkap atau dihukum. Sebelum pelaku dilepaskan, penilaian dilakukan untuk

menentukan apakah pelaku dapat berisiko kuat melakukan kejahatan seksual

kembali. Begitu banyak faktor pelaku dapat mengulangi kejahatan seksual

sehingga tidak mungkin mengetahui pelaku mana yang benar-benar memiliki

risiko melakukan kejahatan seksual kembali, sehingga menjadikan hukuman

penjara seumur hidup adalah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa pelaku

tidak akan melakukan kesalahan kembali.

Hukuman seumur hidup untuk setiap pelaku kejahatan seksual atau bahkan

hanya untuk setiap penganiayaan kepada anak dan pedofil tidak masuk akal dan

tidak realistis. Negara telah mengambil langkah untuk menjaga agar masyarakat

tetap aman dari pelaku kekerasan seksual yang dilepaskan. Pada tahun 1947,

California adalah negara bagian pertama yang memiliki sistem registrasi untuk

pelaku kekerasan seksual kepada anak-anak dan sekarang telah terdaftar pelaku

kekerasan seksual yang lebih banyak daripada negara bagian lainnya. Saat ini

terdapat lebih dari 11.000 pelaku yang terdaftar tinggal di Los Angeles.

Sepanjang akhir abad ke-20, undang-undang mengenai pendaftaran pelaku

kekerasan seksual telah berevolusi. Sebagian besar disebabkan berbagai serangan

terhadap anak-anak. Baru pada tahun 1990an, setelah pemerkosaan brutal dan

pembunuhan Megan Kanka yang berusia tujuh tahun di New Jersey, sebuah

kecaman publik didengar untuk melakukan sesuatu yang lebih demi melindungi

anak-anak bangsa. Tanpa sepengetahuan Megan atau keluarganya, tetangga baru

mereka di seberang jalan adalah seorang pelaku kekerasan seksual yang baru saja

Page 8: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

28

keluar dari penjara. Ketika Megan pergi ke rumah tetangganya untuk melihat anak

anjing, dia akhirnya diperkosa dan dicekik sampai mati dengan sabuk kulit. Tidak

seorang pun di sekitar rumah itu tahu bahwa mereka tinggal di dekat pemangsa

seksual.

Setelah kematian Megan, New Jersey mengeluarkan undang-undang

registrasi pelaku kekerasan seksual. Menjelang akhir 1990-an, menerapkan

undang-undang registrasi pelaku kekerasan seksual bukanlah sesuatu yang baru.

Terdapat 25 negara menerapkan undang-undang tersebut. Namun, terdapat

perbedaan besar antara undang-undang yang diberlakukan di New Jersey setelah

kematian Megan dan yang lainnya di seluruh negara bagian tersebut. New Jersey

menjadi negara bagian pertama yang mewajibkan pemberitahuan publik sebagai

tambahan kepada para pelaku kekerasan seksual yang telah mendaftar. Undang-

undang baru New Jersey menarik perhatian politis karena Federal Omnibus Crime

Bill pada waktu itu dibahas Kongres, untuk menjadi Jacob Wetterling Crimes

Against Childern and Sex Offender Registration Act (“Jacob Wetterling Act”).4

Presiden Clinton mengubah Jacob Wetterling Act dengan menandatangani

Megan’s Law sehingga mewajibkan setiap negara untuk menyusun sebuah daftar

bagi pelaku kekerasan seksual. Negara-negara diminta untuk membuka informasi

yang relevan kepada publik tentang para pelaku yang berada di negara bagian.

Kepatuhan terhadap tindakan tersebut dianggap sangat penting sehingga 10% dari

dana federal negara bagian dibuat bergantung pada hukum undang-undang serupa

di setiap negara bagian. Dikemukakan pula bahwa pelaku kekerasan seksual yang

4 Dilaporkan setahun sebelum Megan dibunuh, Jacob Wetterling diculik. Pelaku

penculikan maupun korban tidak pernah ditemukan.

Page 9: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

29

diwajibkan untuk terdaftar mengecam undang-undang tersebut karena dianggap

sebagai bentuk pelanggaran privasi. Mengingat bahwa tujuan undang-undang

adalah untuk melindungi masyarakat dan menjaga agar anak-anak tetap aman dari

pemangsa seksual, negara-negara bagian berpendapat bahwa peraturan tersebut

sah. Mahkamah Agung Amerika Serikat bahkan memutuskan bahwa undang-

undang yang memerlukan pendaftaran pelaku dan pemberitahuan kepada

masyarakat adalah konstitusional. Pengadilan menyatakan bahwa hanya kejatuhan

reputasi saja yang dapat ditimbulkan undang-undang tersebut. Meskipun undang-

undang ini adalah langkah ke arah yang benar, banyak yang harus dilakukan

untuk menjamin keamanan anak-anak. Bahkan dengan sistem pemberitahuan

publik, predator anak tetap berbahaya.

Sejumlah negara telah menyadari bahwa pelaku penganiayaan anak yang

dihukum tidak akan menjamin keamanan anak-anak. Faktanya mulai tahun 1993

sejumlah negara bagian memberlakukan undang-undang kejahatan memperkosa

anak di bawah usia dua belas tahun. Hampir dua puluh tahun sebelum negara-

negara ini mulai memberlakukan undang-undang perkosaan kepada anak-anak,

Mahkamah Agung Amerika Serikat yang diadakan di Coker v. Georgia5

mengeluarkan hukuman mati pemerkosaan wanita dewasa dinyatakan tidak

konstitusional karena merupakan hukuman yang tidak proporsional untuk

kejahatan yan g tidak memakan korban jiwa. Kennedy v. Louisiana6 pada tahun

2008 Mahkamah Agung Amerika Serikat menerapkan logika yang sama dalam

5Coker v. Georgia, 1977,https://supreme.justia.com/cases/federal/us/433/584/case.html,

diakses pada tanggal 23 September 2017 pukul 08.03. 6 Kennedy v. Louisiana, 2008, https://www.law.cornell.edu/supct/html/07-343.ZO.html,

diakses pada tanggal 23 September pukul 08.37.

Page 10: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

30

menerapkan hukuman mati pada kasus pemerkosaan anak-anak adalah hukuman

yang sangat berlebihan karena melanggar Cruel and Unusual Punishment Clause

of the Eight Amendment. Pada saat keputusan tersebut diturunkan, Louisiana,

Carolina Selatan, Montana, Georgia, dan Oklahoma memiliki undang-undang

yang menganggap pemerkosaan anak menjadi pelanggaran berat.

Negara-negara bagian tersebut mengemukakan bahwa seorang pemerkosa

anak merupakan tindakan yang kejam meskipun pelaku tidak menghilangkan

nyawa seorang anak namun pelaku pantas untuk dihukum mati. Ada pandangan

bahwa keputusan Kennedy sebagai keputusan yang mengerikan. Namun terdapat

pula pandangan bahwa monster tersebut perlu dihentikan, jika ada kejahatan lain

selain mengambil nyawa manusia yang diteriakkan untuk hukuman mati adalah

para penjahat-penjahat yang merugikan anak-anak.

Keputusan Mahkamah Agung pada Kennedy v. Louisiana7 menerapkan

hukuman mati untuk pemerkosaan anak bertentangan dengan Konstitusi.

Kebencian masyarakat terhadap kejahatan semacam ini sudah jelas. Namun

terdapat dilema tentang apa yang harus dilakukan dengan orang-orang yang

melakukan kejahatan seksual terhadap anak-anak. Pemenjaraan membuat pedofil

menjauh dari anak-anak tetapi setelah kembali ke masyarakat pelaku sering

melakukan kejahatan yang sama. Menghukum pelaku tidak cukup, perlu

mengambil semua langkah untuk merehabilitasi mereka.

Pada kenyataannya, pedofil aktif yang telah ditangani dalam beberapa

program perawatan ternyata kurang berisiko daripada mereka yang dipenjara

7 Ibid.

Page 11: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

31

untuk dilepaskan lagi. Para ilmuwan di tahun 1940-an menyadari bahwa

pemenjaraan adalah prosedur yang sia-sia dan tidak berguna untuk pelaku

kejahatan seksual anak. Waktu yang dihabiskan di penjara tidak mengobati

kecenderungan seksual pelaku terhadap anak-anak. Pelaku ini membutuhkan

bantuan serius dalam mengendalikan keinginan seksual mereka dan meninggalkan

anak-anak sendirian. Sejumlah perawatan telah digunakan pada pedofil dan

penganiaya anak, beberapa di antaranya janggal dan tampak tidak masuk akal.

Salah satunya adalah terapi penghambaan yang juga dikenal sebagai asosiasi

terselubung adalah perawatan perilaku kognitif umum yang telah digunakan untuk

mengobati penganiayaan anak. Di sini perilaku seksual atau fantasi yang

menyimpang dikaitkan dengan rangsangan yang tidak menyenangkan sehingga

pelaku mendapatkan rangsangan untuk tidak lagi berkeinginan untuk melakukan

kegiatan seksual kepada anak-anak.

Perawatan lainnya termasuk manajemen kemarahan, resolusi konflik,

pelatihan keterampilan sosial, dan empati korban juga telah diterapkan. Satu studi

kasus bahkan menggunakan terapi musik dan permainan drum untuk mengobati

pelaku penganiayaan anak. Pendukung terapi musik mengatakan bahwa hal itu

memungkinkan agar pelaku dapat mengekspresikan dirinya, mengembangkan

keterampilan mendengar, belajar mengendalikan diri, dan mengurangi perlawanan

pelaku terhadap terapi. Sementara studi kasus menunjukkan bahwa pelaku

menjadi lebih terbuka saat belajar bermain drum, tidak ada yang benar-benar

menunjukkan bahwa pelaku cenderung akan mengorbankan anak secara seksual.

Page 12: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

32

Sayangnya, perawatan psikologis dan perilaku saja tidak efektif dalam

merawat semua pedofil dan predator anak. Sejumlah pedofil yang kembali ke

masyarakat tidak akan mencari pengobatan kecuali jika terdapat desakan yang

menyebabkan mereka sangat tertekan atau pengadilan memaksa mereka untuk

menjalani perawatan. Orang lain yang menginginkan pertolongan mungkin takut

untuk berbicara dengan seseorang tentang apa yang telah mereka lakukan. Pedofil

dan pemangsa seksual yang telah menyerang besar sejumlah anak-anak biasanya

tidak mengungkapkan kejahatan yang telah dilakukan. Mereka telah dilatih untuk

menolak pelanggaran karena dalam sistem hukum Amerika pengungkapan lebih

lanjut atas setiap pelanggaran yang tidak diketahui akan menyebabkan hukuman

penjara yang lebih lama. Kebencian masyarakat terhadap pelaku kejahatan seksual

kepada anak-anak membuat banyak pelanggar takut memberi tahu tentang

kejahatan mereka termasuk kepada terapis. Penelitian mengungkapkan bahwa

untuk sementara beberapa pelaku secara efektif terobati dengan psikoterapi,

namun dengan perawatan yang sama tidak bekerja efektif pada pelaku seksual

lainnya. Pelaku membutuhkan lebih dari sekedar beberapa sesi terapi untuk

mencegah melakukan kejahatan kembali.

Pengebirian fisik dan bedah saraf adalah dua pilihan yang telah

dipertimbangkan untuk pengobatan pelaku kekerasan seksual terhadap anak.

Bedah Saraf dapat mengurangi gairah seksual dan perilaku impulsif. Prosedurnya

lebih umum terjadi di Eropa daripada di Amerika Serikat. Namun, hal itu jarang

dilakukan dan kenyataannya belum pernah digunakan dalam beberapa dasawarsa.

Prosedur tersebut memiliki tingkat kegagalan dan konsekuensi yang tinggi. Selain

Page 13: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

33

itu, melakukan bedah saraf menyimpang dari garis etis dan moral, hal tersebut

tidak bisa dijadikan perawatan yang serius bagi para pedofil dan predator anak

lainnya.

Pengebirian fisik merupakan tindakan yang drastis, meskipun bukan

merupakan suatu hal yang berbahaya, pengebirian fisik pun memiliki kelebihan,

walaupun sejumlah kekurangan tetap ada. Pengebirian fisik atau orchiectomy

adalah prosedur operasi di mana testis pria dikeluarkan. Hal ini menyebabkan

penurunan kadar testosteron dalam tubuh yang akan mengurangi dorongan

seksual pria. Studi telah menunjukkan bahwa pelaku akan merasa lebih tenang,

lebih bahagia, lebih pasif, dan kecil kemungkinannya untuk melakukan kejahatan

kembali. Pelaku lebih mampu menekan dorongan kekerasan dan agresif sehingga

memudahkan untuk tinggal di masyarakat. Sementara tingkat residivis pelaku

seksual yang tidak dikebiri sekitar 50% melakukan kejahatan yang sama, namun

untuk pedofil yang dikebiri biasanya tingkat melakukan kejahatan kembali hanya

1-5%.

Sementara pengebirian fisik terbukti sangat efektif tetapi terdapat sejumlah

masalah etika dan konstitusional yang terkait dengannya. Tidak ada masalah jika

seorang pasien secara sukarela menjalani perawatan tersebut sepenuhnya atas

kehendak bebas mereka sendiri, dilakukan oleh beberapa pasien untuk

menghentikan dorongan seksual mereka yang menyimpang dan untuk menjalani

kehidupan normal. Masalah pengebirian fisik adalah apabila perawatan ini

merupakan perintah dari Konstitusi kepada mereka yang melakukan kejahatan

seksual. Pengebirian fisik adalah prosedur permanen. Pengebirian fisik secara

Page 14: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

34

harfiah adalah hukuman seumur hidup. Oleh karena itu seperti mengeksekusi

orang yang tidak bersalah, tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengembalikan

kondisi seseorang yang ternyata tidak melakukan kejahatan seksual. Selain itu,

terdapat sejumlah efek samping mental dan fisik yang merugikan termasuk

perubahan metabolisme, depresi, dan kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.

Beberapa negara mengizinkan pelaku secara sukarela menjalani pengebirian fisik

untuk menghindari hukuman yang lebih lama atau pengebirian kimia, tidak ada

negara yang mewajibkan pelaku untuk menjalani pengebirian fisik.

2. Kebiri Kimia dalam Pandangan Umum

Solusi yang hampir sempurna untuk menjaga anak-anak dari pedofil yang

melakukan kekerasan seksual kembali adalah perawatan dengan manfaat

pengebirian bedah, namun tanpa dilema etika dan moral. Solusi tersebut adalah

pengebirian kimiawi yang telah diimplementasikan oleh sejumlah negara.

Pengebirian kimia adalah salah satu cara yang paling efektif dan paling membantu

untuk mengobati predator anak dan menjaga agar anak tetap aman.

Pengebirian kimia telah dilakukan sejak tahun 1940-an dengan

penggunaan anti-androgen untuk menurunkan tingkat testosteron pria yang

berbahaya secara seksual. Sekitar dua dekade kemudian Dr. John Money menjadi

orang pertama di Amerika Serikat yang mengelola obat anti-androgen

Medroxyprogesterone Acetate atau selanjutnya disebut MPA terhadap pedofil.

Sementara agen kimia lainnya telah diberikan kepada pelaku kejahatan tersebut di

seluruh dunia, MPA adalah obat yang paling umum diberikan di Amerika Serikat

untuk tujuan pengebirian kimia.

Page 15: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

35

Selain pemberian MPA, pengebirian kimia dapat pula diberikan melalui

suntikan obat Depo Provera yang digunakan oleh banyak wanita sebagai

kontrasepsi hormon. Alasan mengapa efek berbeda didapatkan pada pria yang

menjalani perawatan tersebut adalah bahwa wanita hanya menerima 150 mg obat

setiap 3 bulan. Pelaku seks menerima obat ini setiap minggu, biasanya dalam

dosis yang lebih tinggi. MPA dapat mengurangi tingkat hasrat seksual pelaku.

MPA diberikan melalui suntikan intramuskular mingguan 100 sampai dengan

1.000 miligram obat, tergantung pada kebutuhan pelaku. MPA menghambat

pelepasan hormon perangsang folikel dan hormon lutenizing dari kelenjar

hipofisis anterior otak. Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar yang sangat penting

bagi tubuh manusia, berfungsi sebagai regulator dari pelepasan hormon-hormon.8

Pada dasarnya, obat tersebut menyebabkan otak meyakini bahwa tubuh memiliki

cukup testosteron sehingga tidak memungkinkan testikel diproduksi lagi.

Efeknya adalah pengurangan kadar testosteron dalam darah si pelaku

dalam satu sampai dua minggu, tingkat testosteron yang rendah ini sangat

menurunkan dorongan seksual pelaku. Pelaku kemudian sementara akan

mengalami impoten, ketika obat tersebut dalam efek penuh terjadi penurunan

orgasme, produksi sperma, frustrasi seksual, frekuensi serta kepuasan masturbasi.

Salah satu aspek yang paling menarik dari pengebirian kimia adalah bahwa pelaku

dibuat lebih tenang dan lebih responsif. Suntikan tersebut menekan dorongan

seksual dan hasrat seksual pelaku serta memudahkan pasien untuk berkonsentrasi

pada terapi, mengendalikan perilakunya, dan mencegah kambuh.

8Muhammad Hidayat, Adenoma Hipofisis, Jurnal Fakultas Kesehatan Universitas

Andalas, Vol. 38, No. 2, Agustus 2015, h. 131.

Page 16: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

36

Obat tersebut memiliki efek yang luar biasa untuk menjaga pedofil dari

melakukan kejahatan kembali, namun ilmuwan tidak setuju apabila obat tersebut

diberikan untuk jangka waktu yang lama. Beberapa peneliti telah menyatakan

bahwa terapi hormon harus dilakukan selama beberapa bulan, peneliti lain

berpendapat pemberian obat diberikan sampai lima tahun, dan beberapa peneliti

berpendapat bahwa penggunaan obat-obatan diberikan seumur hidup. Argumen

utama untuk melanjutkan pengobatan bahwa efek obat-obatan terutama MPA

dapat terjadi berulang kali setelah suntikan mingguan berhenti. Dikatakan bahwa

untuk mengobati pelaku dengan benar, mereka harus menjalani terapi perilaku

serta perawatan hormon untuk mengatasi masalah tersebut secara keseluruhan.

Pemberian obat ini efektif dan menjaga para pedofil melakukan kekerasan seksual

kepada anak-anak. Seorang residivis pelaku kekerasan seksual yang telah

mendapat terapi berpendapat bahwa saat dia berjalan di antara masyarakat dan

melihat seorang anak laki-laki dia tidak merasas memiliki hasrat untuk

berhubungan seks dengan anak tersebut.

Sejumlah negara bagian telah memberlakukan undang-undang pengebirian

kimia untuk pelaku kekerasan seksual maupun pedofil. California adalah negara

bagian pertama yang menerapkan undang-undang pengebirian kimia pada tahun

1996, ketika membuat prosedur tersebut merupakan masa percobaan bagi para

pelaku. Saat ini, sejumlah negara bagian mengikuti California termasuk Montana,

Iowa, Wisconsin, Louisiana, Oregon, dan Florida. Sejumlah negara telah

melangkah lebih jauh dari California dalam mengadopsi undang-undang tersebut.

California mewajibkan pelaku untuk menjalani pengebirian kimia jika mereka

Page 17: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

37

melakukan beberapa kali kejahatan seksual terhadap korban di bawah usia tiga

belas tahun.

Louisiana, Wisconsin dan Iowa juga mengharuskan agar pelaku kekerasan

seksual kepada anak mendapat suntikan MPA, namun Florida, Oregon, dan

Montana tidak memiliki persyaratan umur bagi korban. Sementara beberapa

negara menyerahkannya pada keputusan pengadilan, California, Iowa, dan Florida

membuat injeksi MPA sebagai syarat pelepasan wajib bagi mereka residivis

kekerasan seksual. Sebagai tambahan, Iowa, Louisiana, California, dan Florida

mengizinkan pelaku untuk tidak melakukan injeksi MPA apabila mereka secara

sukarela menjalani pengebirian fisik. Sementara pada negara Texas memberi

putusan untuk menjlani pengebirian fisik sebagai syarat pembebasan serta tidak

menawarkan pengebirian kimia sebagai pilihan Negara-negara tersebut telah

menyadari bahwa lebih dari sekadar pemenjaraan diperlukan untuk mencegah

pelaku dan pedofil mengulangi kejahatan kembali, kebanyakan dari mereka

menyadari bahwa pengebirian kimia adalah cara yang paling tepat sebagai jalan

keluar.

Alasan lain kelebihan pengebirian kimia adalah pelaku dapat berjalan di

tengah masyarakat dengan normal dan menghemat biaya hidup pelaku di dalam

penjara. Pada tahun 1985 pemerintah negara bagian menghabiskan $ 9 miliar

untuk biaya penahanan. Pada tahun 1993 pemerintah negara bagian, lokal, dan

federal gabungan menghabiskan hampir $ 100 miliar untuk sistem peradilan dan

pada tahun 1996 negara telah menghabiskan sekitar $ 27 miliar untuk melakukan

penahanan. Biaya rata-rata perumahan dan merawat narapidana sekitar $ 20.000

Page 18: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

38

per narapidana per tahun. Jumlah sebenarnya yang dikeluarkan untuk biaya

penahanan jauh lebih tinggi karena proyek seperti membangun penjara baru tidak

dimasukkan ke dalam anggaran. Dengan angka sebesar itu pada 1980 dan 1994

populasi pelaku atau pedofil yang dipenjara tumbuh sekitar 330%.

Bahkan ketika pelaku dilepaskan dari penjara banyak dari mereka harus

menjalankan perawatan di rumah sakit dan terus membebani uang negara. Sejak

tahun 1930an terdapat undang-undang yang berkaitan dengan psikopat seksual

atau pemangsa kekerasan seksual yang mengharuskan pelaku mengikuti lembaga

perawatan setelah menjalani masa hukuman di penjara. Ketika seorang pelaku

ditempatkan di salah satu institusi tersebut mereka dapat mengajukan permohonan

untuk dibebaskan dari perawatan. Namun pelaku harus mendapat persetujuan dari

psikolog maupun pegadilan yang telah menyatakan bahwa pelaku dapat secara

aman untuk dikembalikan ke masyarakat. Saat ini terdapat tujuh belas negara

bagian yang mendanai komitmen sukarela dari individu tersebut. Biaya program

bervariasi antara negara bagian dan biaya tahunan berkisar antara $ 500.000 - $ 45

juta.

Pada tahun 2002, suntikan MPA mingguan seharga $ 160 per bulan,

sementara biaya rata-rata satu penahanan narapidana lebih dari $ 1.600 per bulan.

Sebagai tambahan, Iowa dan Louisiana mewajibkan pelaku untuk membayar

perawatannya sendiri. Melaksanakan pengebirian kimia sebagai syarat

pembebasan dapat memungkinkan tahanan untuk keluar dari penjara lebih cepat,

membantu mereka mengendalikan gairah seksual mereka, mendapatkan

pekerjaan, dan mengurangi kepadatan dan pengeluaran penjara. Faktanya terdapat

Page 19: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

39

0,5% sampai 0,7% produk domestik bruto hilang karena pelaku tidak bekerja

namun mereka masuk ke dalam penjara.

Ada pandangan bahwa alasan bagus untuk memberikan masa percobaan

bagi pelaku karena untuk mengurangi kepadatan penduduk di penjara, sementara

negara dapat memberikan cara lai selain penahanan. Pengebirian kimia diberikan

untuk pedofil adalah pilihan yang paling logis untuk menurunkan biaya dan

tingkat residivisme dalam hal kekerasan seksual pada anak-anak serta membantu

beberapa orang keluar dari penjara untuk menjadi anggota masyarakat

sepenuhnya.

3. Justifikasi Konstitusi atas Kebiri Kimia

Mahkamah Agung Amerika Serikat tidak pernah secara langsung menilai

konstitusional pengebirian kimiawi. Terdapat anggapan bahwa daftar pemberian

suntukan MPA kepada pelaku dipertanyakan. Pengebirian kimiawi tidak cukup

keras untuk diklasifikasikan sebagai hukuman yang kejam dan tidak manusiawi,

karena pengebirian kimia efek hasrat melakukan aktivitas seksual kepada anak-

anak dapat kembali serta berkaitan dengan keselamatan anak-anak.

Menurut Amandemen Kedelapan Konstitusi Amerika Serikat, pemerintah

federal melarang hukuman yang dapat dikategorikan sebagai hukuman kejam dan

tidak manusiawi. Pada tahun 1972 di Furman v. Georgia, Mahkamah Agung

Amerika Serikat menyatakan bahwa hukuman yang berlebihan sangat tidak

Page 20: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

40

proporsional dengan kejahatan yang dituduhkan.9 Oleh karena itu, pengenaan

hukuman yang terlalu berlebihan dilarang.

Satu-satunya pengadilan dalam sejarah yang menemukan pengebirian

kimia menjadi kalimat yang tidak proporsional adalah Mahkamah Agung

Michigan di People v. Gauntlett pada tahun 1984.10

Di Gauntlett MPA akan

diinjeksikan kepada Depo-Provera, seseorang yang dihukum karena memperkosa

anak tirinya yang berusia empat belas tahun dan menganiaya anak tiri lelakinya

yang berusia dua belas tahun. Pengadilan percaya bahwa pemberian suntikan ini

adalah ”masa percobaan yang tidak sah”. Hal ini karena Food and Drug

Administration (FDA) tidak menyetujui obat tersebut karena pada tahun 1984

suntikan MPA belum mendapatkan penerimaan pada komunitas medis sebgai

tindakan medis yang aman. Namun pada saat ini argumen tersebut tidak lagi

berlaku karena penggunaan suntikan MPA dianggap aman dan telah disetujui oleh

FDA pada bulan Oktober 1992.

Meskipun obat tersebut aman, tetapi terdapat beberapa efek samping dari

pengebirian kimia. Antara lain adalah hilangnya kepadatan tulang, bertambahnya

berat badan, kerontokan rambut, depresi, dan kelelahan tubuh. Ini termasuk,

namun tidak terbatas pada, kehilangan kepadatan tulang, penambahan berat

badan, kehilangan rambut, depresi, dan kelelahan tubuh. Mayoritas efek samping

ini dapat terus kembali dan yang paling arah jarang dialami.

9 Furman v. Georgia, 1972,

https://supreme.justia.com/cases/federal/us/408/238/case.html, diakses pada tanggal 23 September

2017 pukul 11.24. 10

People v. Gauntlett, 1986, https://law.justia.com/cases/federal/district-

courts/FSupp/658/1483/2362335/, diakses pada tanggal 23 September 2017 pukul 11.31.

Page 21: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

41

Inilah salah satu alasan bahwa dosis MPA yang diberikan kepada pelaku

harus serendah mungkin. Meskipun perlu untuk menghentikan perilaku seksual

yang menyimpang, namun keselamatan pelaku tidak dikesampingkan. Beberapa

pelaku mungkin dapat menerima suntikan MPA selama sisa hidup mereka,

dosisnya pun dapat diturunkan dari waktu ke waktu jika dianggap perlu atau jika

pelaku menunjukkan perbaikan. Pengadilan mempertimbangkan efek samping ini

untuk memerintahkan individu menjalani terapi kimia tersebut. Jika pengadilan

hanya memaksa individu untuk menjalani atau melanjutkan perawatan yang akan

mengakibatkan bahaya serius, maka prosedur tersebut dapat dianggap sebagai

hukuman yang kejam dan tidak biasa.

Mereka yang menentang pengobatan MPA berpendapat bahwa hal tersebut

tidak sepenuhnya efektif. Meskipun temuan sejauh ini mengesankan, belum ada

penelitian dengan hasil yang menunjukkan bahwa 100% dari mereka yang

menjalani prosedur tersebut tidak melakukan kejahatan kembali. Beberapa orang

yang menerima suntikan MPA tidak akan terpengaruh. Namun, obatnya sangat

efektif sehingga sebagian besar orang yang menerima suntikan akan diuntungkan.

Seperti yang dinyatakan oleh satu pelaku, “satu-satunya cara untuk kembali ke

masyarakat adalah dengan memberi saya suntikan MPA dimana saya bisa

mengontrol nafsu dan menghilangkannya”. Jika pelaku tertentu tidak menanggapi

pengobatan secara positif masih terdapat pengobatan yang bekerja untuk sebagian

besar pelaku. Pengobatan MPA dapat menyelamatkan banyak anak dari kengerian

kekerasan seksual.

Page 22: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

42

Sebagai tambahan, mayoritas yurisdiksi yang menggunakan suntikan MPA

mengharuskan pelanggar untuk menerima obat tersebut sampai dianggap tidak

perlu. Apabila pelaku masih terdapat ketertarikan seksual kepada anak-anak

setelah pengobatan tersebut dihentikan, maka kemungkinan pelaku akan diberi

injeksi MPA selama sisa hidupnya. Seseorang yang salah dan telah dihukum harus

menjalani suntikan MPA sebagai bagian dari pembebasan bersyarat atau masa

percobaannya yang diambil dari penjara. Pelaku mungkin akan menerima

suntikan untuk sementara waktu, namun akan dihentikan jika diketahui bahwa

pelaku tidak lagi memerlukannya. Fungsi seksualnya akan kembali normal dan

efek samping lainnya akan membalikkan diri dari waktu ke waktu. Hal ini

bertentangan langsung dengan individu yang salah dihukum yang menerima

hukuman seumur hidup atau hukuman mati. Di sebagian besar yurisdiksi yang

mengelola suntikan MPA, pedofil yang salah dihukum keluar dari penjara dan

akan menjalani suntikan sampai pada akhirnya dia dikeluarkan.

Pengebirian kimia bukanlah hukuman yang proporsional untuk kejahatan

memperkosa atau menganiaya anak. Perlakuan tersebut sama sekali tidak sekejam

membunuh seseorang karena pemerkosaan anak yang mengharuskan seseorang

untuk menjalani pengebirian fisik. Memberikan suntikan mingguan untuk

mengurangi dorongan seks seseorang yang lebih manusiawi. Selain itu, salah satu

alasan utama Mahkamah Agung Amerika Serikat berpendapat bahwa hukuman

mati adalah hukuman yang berlebihan untuk kejahatan pemerkosaan anak-anak

karena kejahatan tersebut tidak melibatkan pengambilan nyawa. Satu-satunya hal

yang diambil dari pengebirian kimia adalah hasrat seksualnya. Oleh karena itu,

Page 23: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

43

pengebriain kimia adalah hukuman yang sangat proporsional karena hasrat

seksual pelaku yang menyebabkan pelaku seksual menyerang anak-anak yang

tidak bersalah.

Pengebirian kimia adalah jawaban atas pertanyaan tentang apa yang harus

dilakukan dengan para pedofil.Tidak konstitusional jika mengeksekusi para

pedofil dan juga akan sangat memakan biaya untuk memenjarakan selama sisa

hidup mereka. Terdapat risiko yang sangat tinggi bahwa pelaku kejahatan seksual

akan kembali dipenjara, dan banyak perawatan yang telah dilakukan tidak

memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Di masyarakat dewasa ini,

undang-undang dan perlakuan yang gagal telah membawa kita pada pengebirian

kimia. Oleh karena itu, pengebirian kimiawi adalah jawabannya.

Amandemen Keempat belas menjamin bahwa negara tidak akan

"mencabut hak hidup, kebebasan atau hak milik seseorang tanpa proses hukum”.

Selain itu, Mahkamah Agung telah menafsirkan Amandemen Keempat Belas

untuk memasukkan hak kebebasan individu. Hal ini memberi sedikit masalah saat

akan menjatuhkan putusan individu untuk menjalani pengebirian kimia. Prosedur

tersebut melanggar hak fundamental mereka untuk memiliki anak, dan juga hak

untuk menolak perawatan medis, yang keduanya dilindungi berdasarkan hak

Amandemen Keempat belas untuk privasi. Namun karena pengebirian kimiawi

merupakan syarat wajib masa percobaan atau pembebasan bersyarat maka putusan

tersebut tidak membebani hak pelau. Negara memiliki kepentingan yang sah

dalam keselamatan anak-anaknya dan pengebirian kimia adalah cara yang paling

benar untuk membatasi ketertarikan seksual pelaku kepada anak-anak.

Page 24: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

44

Pada Washington v. Harper, Mahkamah Agung secara resmi menyatakan

bahwa hak untuk menolak perlakuan medis adalah hak kebebasan yang dilindungi

hak privasi melalui Due Process Clause dari Amandemen Keempat belas.11

Mahkamah Agung menyatakan bahwa dalam menentukan apakah seseorang yang

dipenjara dapat diberi obat secara paksa perlu membuat peraturan tersebut

menjadi cukup relevan dengan penological interest. Penological Interest adalah

hubungan yang terkait dengan perlakuan (termasuk hukuman, penghindaran,

rehabilitasi, dan lainnya) terhadap orang-orang yang dihukum karena kejahatan.12

Di Skinner v. Oklahoma, Mahkamah Agung pertama-tama menyadari

bahwa setiap orang memiliki hak untuk memiliki anak. Pengadilan menyatakan

bahwa memiliki keturunan adalah salah satu hak sipil manusia yang paling

mendasar bagi eksistensi dan kelangsungan ras manusia. Beberapa tahun

kemudian di Griswold v. Connecticut, Pengadilan menyatakan bahwa terdapat hak

privasi bagi individu yang telah menikah yang dilindungi dalam Amandemen

Keempat Belas.13

Hak atas privasi ini diberikan kepada semua orang di Eisenstadt

v. Baird.14

Di Eisenstadt, Pengadilan memutuskan bahwa undang-undang negara

bagian mengizinkan distribusi kontrasepsi bagi pasangan suami istri untuk

mencegah kehamilan, namun tidak kepada individu yang belum menikah karena

11

Washington v. Harper, 1990,

https://supreme.justia.com/cases/federal/us/494/210/case.html, diakses pada tanggal 23 September

2017 pukul 11.40. 12

Bull v. City & County of San Fransisco, 2010, http://caselaw.findlaw.com/us-9th-

circuit/1336306.html, diakses pada tanggal 23 September 2017 pukul 14.27. 13

Griswold v. Connecticut, 1965,

https://supreme.justia.com/cases/federal/us/381/479/case.html, diakses pada tanggal 23 September

2017 pukul 14.33. 14

Eisenstadt v. Baird, 1972, https://supreme.justia.com/cases/federal/us/405/438/case.html, diakses pada tanggal 23 September

2017 pukul 14.49.

Page 25: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

45

alasan yang sama telah melanggar Equal Protection Clause dari Amandemen

Keempat belas. Pengadilan menyatakan bahwa pasangan suami-istri bukan

merupakan entitas tersendiri, namun merupakan “asosiasi dua orang”. Pengadilan

menyatakan bahwa “menikah ataupun melaang adalah hak individu, mereka

terbebas dari gangguan Pemerintah yang tidak beralasan sehingga tidak

memengaruhi seseorang untuk memiliki keputusan akan mempunyai anak atau

tidak.

Hak privasi ini kembali berlaku pada tahun 1973 pada Roe v. Wade.15

Di

Roe, Pengadilan memutuskan bahwa hak dasar privasi cukup luas mencakup

keputusan seorang wanita untuk menghentikan kehamilannya atau tidak.

Sementara seorang wanita memiliki hak dasar atas privasi termasuk hak untuk

memilih, negara dapat membatasi hak tersebut selama memiliki dasar yang cukup

kuat. Namun Pengadilan juga berpendapat bahwa perlu adanya aturan tentang hak

mengaborsi.

Beberapa dekade kemudian, Pengadilan menggunakan alasan yang sama

pada Gonzales v. Carhart dalam menegakkan larangan Kongres pada tahun 2003

tentang aborsi.16

Keputusan ini secara efektif melarang perempuan melakukan

aborsi pada trimester ketiga kehamilan mereka. Pengadilan sangat

mempertimbangkan kesehatan dan kehidupan anak yang belum lahir. Dalam

menerapkan larangan tersebut, Kongres menemukan bahwa sebagian aborsi

menjadi prosedur yang mengerikan dan tidak manusiawi sehingga harus dilarang.

15

Roe v. Wade, 1973, 70-18, http://caselaw.findlaw.com/us-supreme-

court/410/113.html, dikunjungi pada tanggal 24 September 2017 pukul 08.58. 16

Gonzales v. Carhart, 2007, 05-380, http://caselaw.findlaw.com/us-supreme-

court/550/124.html, dikunjungi pada tanggal 24 September pukul 09.23.

Page 26: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

46

Pengadilan menemukan bahwa aborsi merupakan sebuah prosedur yang

memiliki kekuatan untuk menurunkan kehidupan manusia dan memerlukan

peraturan khusus karena masalah moral dan etika yang membenarkan ketentuan

tambahan tersebut. Pengadilan mendukung Kongres membuat aturan tentang

pengaborsian. Seorang wanita tetap memiliki hak kuntuk melakukan aborsi,

namun terkadang tidak sebanding dengan kehidupan anak yang belum

dilahirkannya. Dalam menghadapi aborsi pada trimester ketiga, keputusan

tersebut bukan lagi mengenai individu ibu atau haknya untuk memutuskan apakah

akan melahirkan anak atau tidak. Keputusan ini adalah tentang kehidupan anak

yang belum lahir.

Le Roy Carhart berpendapat bahwa pemberian suntikan MPA untuk

menghukum penganiaya anak dan pedofil sudah benar. Dalam menangani

perlakuan terhadap predator seksual anak, kita tidak begitu peduli dengan hak-hak

atau otonomi tubuh pelaku. Meskipun hak dan kebutuhan pelaku harus

dipertimbangkan, poin utama untuk mengobati pelaku ini adalah mengakhiri

ketertarikan seksual terhadap anak-anak. Pengebirian kimia sangat penting untuk

keselamatan anak-anak.

Seorang wanita berhak melakukan aborsi pada tahap awal kehamilannya.

Begitu memasuki bulan-bulan terakhir kehamilannya, negara telah mengambil

haknya untuk memilih memiliki anak atau tidak. Pada saat itulah kehidupan anak

menjadi prioritas utama. Demikian pulapedofil memiliki hak untuk berfantasi

tentang anak-anak. Tidak sampai benar-benar bertindak untuk menyerang anak-

Page 27: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

47

anak. Pada saat itulah Pemerintah berkeyakinan untuk mengubah haknya karena

kehidupan, keselamatan seksual, dan otonomi tubuh seorang anak.

Pemberian suntikan MPA adalah tindakan paling ketat yang tersedia dari

negara untuk melindungi anak-anak. Suntikan MPA tidak mencabut hak individu

untuk memutuskan apakah akan memiliki anak atau tidak. Pengebirian Kimia

hanya akan mengurangi keinginan seksual pelaku. Jika telah diputuskan bahwa

pelaku dapat berhenti untuk melakukan perawatan, maka kadar testosteronnya

akan kembali. Untuk sementara ini masih mungkin bagi seseorang yang menjalani

perawatan MPA dapat mengalami ereksi dan bahkan melakukan ejakulasi dengan

bantuan pasangan. Dengan penyesuaian dosis dapat menghindari impotensi total

dan melawan efek samping yang tidak menyenangkan. Bahkan jika pelaku tidak

dapat melakukan aktivitas seksual, ia dapat memiliki sampel sperma yang

dibekukan sehingga ia masih bisa memiliki anak. Hanya karena pelaku menjalani

perawatan MPA sehingga mengalami kadar testosteron yang rendah dan memiliki

rasa apatis terhadap sensasi seksual tidak berarti mereka tidak lagi memiliki

kemampuan atau pilihan untuk memiliki anak.

Suntikan MPA benar-benar memungkinkan pelaku dilepaskan dari

penahanan dan bahkan menjadi anggota masyarakat. Seorang pelaku yang

menjalani suntikan MPA menyatakan bahwa dia tidak lagi memiliki dorongan

seks dalam dirinya. Pelaku sekarang mencoba untuk mengambil bagian dalam

banyak hal karena dia memiliki lebih banyak harapan bahwa pelaku tidak akan

masuk ke dalam masalah maupun kejahatan. Ketika membandingkan suntikan

MPA dengan semua perlakuan lain yang dilaksanakan atau eksperimen yang

Page 28: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

48

dilakukan kepada pelaku, pengebirian kimiawi jelas merupakan cara yang paling

tidak membatasi untuk mencapai kepentingan negara yaitu melindungi anak-anak

dari serangan seksual. Oleh karena itu, peraturan yang mewajibkan penganiaya

anak yang dihukum dan pedofil untuk menjalani pengebirian kimia tidak

melanggar Amandemen Keempat belas.

Singkatnya, pengebirian kimiawi adalah langkah selanjutnya bagi bangsa

dalam menangani pedofilia dan pelecehan anak melalui tindakan menghukum dan

rehabilitasi. Prosedurnya adalah belajar mengendalikan dan mengatasi hasrat

seksual mereka yang menyimpang. Perundang-undangan baru-baru ini

membuktikan ketakutan masyarakat terhadap predator seksual, terutama mereka

yang mengejar anak-anak. Penahanan dan bentuk pengobatan lainnya tidak

banyak membantu dalam memecahkan masalah. Pengebirian kimiawi di sisi lain

adalah cara palin efektif, aman, dan manusiawi.

Pengebirian kimia juga sangat hemat biaya. Biaya perawatannya sangat

kecil bila dibandingkan dengan biaya penahanan atau perawatan di rumah sakit

negara. Terakhir dan yang terpenting, pengebirian kimia bersifat konstitusional.

Pengebrian kimia bukanlah hukuman yang terlalu berlebihan atas kejahatan yang

dituduhkan, terutama jika dibandingkan dengan hukuman dan perlakuan lain yang

telah digunakan untuk pelaku. Prosedur tersebut tidak melanggar hak untuk

memiliki anak atau hak untuk menolak perawatan karena kepentingan negara.

Pengebirian kimiawi adalah perawatan yang telah dilakukan setelah puluhan

tahun mengalami perawatan yang gagal untuk penganiaya anak dan pedofil.

Page 29: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

49

Suntikan MPA dapat memberi pelaku kesempatan kedua dalam hidup, dan

memberi anak-anak perlindungan.

B. Perppu Kebiri Kimia Nomor 1 Tahun 2016

Dengan pertimbangan bahwa kekerasan seksual terhadap anak semakin

meningkat secara signifikan yang mengancam dan membahayakan jiwa anak,

merusak kehidupan pribadi dan tumbuh kembang anak, serta mengganggu rasa

kenyamanan, ketenteraman, keamanan, dan ketertiban masyarakat, pemerintah

memandang sanksi pidana yang dijatuhkan bagi pelaku kekerasan seksual

terhadap anak belum memberikan efek jera dan belum mampu mencegah secara

komprehensif terjadinya kekerasan seksual terhadap anak.17

Pemerintah memandang perlu segera mengubah Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Di bawah ini gambaran hasil penelitian, yaitu Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak yang saat ini telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak.

17

Humas Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, http://setkab.go.id/inilah-materi-

pokok-perppu-nomor-1-tahun-2016-yang-sering-disebut-perppu-kebiri/, dikunjungi pada tanggal

24 September 2017 pukul 21:02.

Page 30: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

50

Perppu ini sebagaimana dikemukakan dalam Pasal I mengubah beberapa

ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5606).

Ketentuan Pasal 81 diubah menjadi “Pasal 81 (1) Setiap orang yang

melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D dipidana dengan

pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling

banyak Rp5.000.000.000,00. Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) berlaku pula bagi setiap Orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat,

serangkaian kebohongan, atau membujuk Anak melakukan persetubuhan

dengannya atau dengan orang lain. Dalam hal tindak pidana sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh orang tua, wali, orang-orang yang

mempunyai hubungan keluarga, pengasuh anak, pendidik, tenaga kependidikan,

aparat yang menangani perlindungan anak, atau dilakukan oleh lebih dari satu

orang secara bersama-sama, pidananya ditambah 1/3 dari ancaman pidana

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Selain terhadap pelaku sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penambahan

1/3 dari ancaman pidana juga dikenakan kepada pelaku yang pernah dipidana

karena melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D. Dalam

Page 31: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

51

hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D menimbulkan korban

lebih dari 1 orang, mengakibatkan luka berat, gangguan jiwa, penyakit menular,

terganggu atau hilangnya fungsi reproduksi, dan/atau korban meninggal dunia,

pelaku dipidana mati, seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 10 tahun

dan paling lama 20 tahun.

Selain dikenai pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), ayat

(4), dan ayat (5), pelaku dapat dikenai pidana tambahan berupa pengumuman

identitas pelaku. Terhadap pelaku sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat

(5) dapat dikenai tindakan berupa kebiri kimia dan pemasangan alat pendeteksi

elektronik. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diputuskan

bersamasama dengan pidana pokok dengan memuat jangka waktu pelaksanaan

tindakan. Pidana tambahan dan tindakan dikecualikan bagi pelaku Anak.”.

Di antara Pasal 81 dan Pasal 82 disisipkan 1 pasal yakni Pasal 81A yang

berisi rumusan: “Tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (7)

dikenakan untuk jangka waktu paling lama 2 tahun dan dilaksanakan setelah

terpidana menjalani pidana pokok. Pelaksanaan tindakan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) di bawah pengawasan secara berkala oleh kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum, sosial, dan kesehatan.

Pelaksanaan kebiri kimia disertai dengan rehabilitasi. Ketentuan lebih lanjut

mengenai tata cara pelaksanaan tindakan dan rehabilitasi diatur dengan Peraturan

Pemerintah.”

Ketentuan Pasal 82 diubah sehingga berisi rumusan: “Setiap orang yang

melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E dipidana dengan

Page 32: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

52

pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling

banyak Rp5.000.000.000,00. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan oleh orang tua, wali, orang-orang yang mempunyai

hubungan keluarga, pengasuh anak, pendidik, tenaga kependidikan, aparat yang

menangani perlindungan anak, atau dilakukan oleh lebih dari satu orang secara

bersama-sama, pidananya ditambah 1/3 dari ancaman pidana sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

Selain terhadap pelaku sebagaimana dimaksud pada ayat (2), penambahan

1/3 dari ancaman pidana juga dikenakan kepada pelaku yang pernah dipidana

karena melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E.

Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E

menimbulkan korban lebih dari 1 orang, mengakibatkan luka berat, gangguan

jiwa, penyakit menular, terganggu atau hilangnya fungsi reproduksi, dan/atau

korban meninggal dunia, pidananya ditambah 1/3 dari ancaman pidana

sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Selain dikenai pidana sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4), pelaku dapat dikenai pidana

tambahan berupa pengumuman identitas pelaku. Terhadap pelaku sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat (4) dapat dikenai tindakan berupa

rehabilitasi dan pemasangan alat pendeteksi elektronik. Tindakan sebagaimana

dimaksud pada ayat (6) diputuskan bersamasama dengan pidana pokok dengan

memuat jangka waktu pelaksanaan tindakan. Pidana tambahan dikecualikan bagi

pelaku Anak.”

Page 33: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

53

Di antara Pasal 82 dan Pasal 83 disisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal 82A

yang berisi rumusan: “Tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (6)

dilaksanakan selama dan/atau setelah terpidana menjalani pidana pokok.

Pelaksanaan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di bawah pengawasan

secara berkala oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang hukum, sosial, dan kesehatan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

pelaksanaan tindakan diatur dengan Peraturan Pemerintah”.

Pasal II Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini mulai

berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang

ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

C. Analisis

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak telah mengatur sanksi pidana bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak

namun penjatuhan pidana tersebut belum memberikan efek jera dan belum

mampu mencegah secara komprehensif terjadinya kekerasan seksual terhadap

anak. Untuk mengatasi fenomena kekerasan seksual terhadap anak, memberi efek

jera terhadap pelaku, dan mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap anak,

Pemerintah perlu menambah pidana pokok berupa pidana mati dan pidana seumur

hidup, serta pidana tambahan berupa pengumuman identitas pelaku. Selain itu,

Page 34: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

54

perlu menambahkan ketentuan mengenai tindakan berupa kebiri kimia,

pemasangan alat pendeteksi elektronik, dan rehabilitasi.

Berdasarkan pertimbangan di atas, Pemerintah perlu segera menetapkan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Dalam perspektif Teori Keadilan Bermartabat yang mengatakan bahwa

hukum hanya ditemukan di jiwa bangsa. Teori keadilan bermartabat digali dari

dalam bumi Indonesia, yaitu dari dalam Pancasila, sebagai sumber dari segala

sumber hukum. Hukum dibangun dari filsafat yang mana dalam filsafat tersebut

terdapat nilai-nilai luhur suatu bangsa yang diyakini kebenarannya. Sehingga

keadilan dalam hukum tersebut juga didasari oleh falsafah tersebut. Dapat

disimpulkan konsep keadilan di Indonesia dilandasi oleh dua sila Pancasila yaitu

sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab serta sila kelima, yaitu keadilan

sosial.

Sistem Teori Keadilan Bermartabat memanifestasikan diri dalam bentuk

Perppu Nomor 1 Tahun 2016. Memanifestasikan diri disini adalah Teori Keadilan

Bermartabat yang tujuannya adalah memanusiakan manusia, menghargai hak-hak

manusia, selain memberikan hukuman juga memberikan suatu terapi kepada

pelaku agar tidak mengulangi kekerasan seksual pada anak untuk seterusnya.

Terapi yang dimaksudkan adalah kebiri kimia.

Penulis menemukan sanksi hukum baru yang terdapat pada Pasal 81 ayat

(7), sebelumnya tidak terdapat dalam hukum pidana yang lama yaitu pada pasal

10 KUHP. Dalam hukum pidana lama sanksi pidana terdiri atas pidana pokok

Page 35: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

55

yaitu pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan, pidana denda. Sementara

pidana tambahan terdiri atas pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-

barang tertentu, serta pengumuman putusan hakim.

Dalam jenis sanksi pidana dalam pasal tersebut tidak dijumpai sanksi

pidana kebiri kimia, tetapi dengan arahan teori keadilan bermartabat yang

mengatakan bahwa untuk mencari dalam jiwa bangsa yakni salah satunya terdapat

dalam peraturan undang-undang yang belaku yaitu Perppu Nomor 1 Tahun 2016

yang terdapat sanksi pidana baru yakni sanksi kebiri kimia utuk residivis pelaku

kekerasan seksual kepada anak-anak.

Tujuan Teori Keadilan Bermartabat adlah tidam dipertentangkan dengan

kemanfaatan dan kepastian hukum. Hukum bagi Teori Keadilan Bermatabat selalu

adil, selalu bermanfaat, dan selalu pasti, serta sesuai dengan Pancasila. Di dalam

Pancasila haurs terdapat keseimbangan antara kepentingan umum dan

kepentingan pribadi.

Pengebirian kimia adalah pemberian injeksi berisi obat

Medroxyprogesterone Acetate (MPA) yang dapat mengurangi tingkat hasrat

seksual pelaku. MPA diberikan melalui suntikan intramuskular mingguan 100

sampai dengan 1.000 miligram obat, tergantung pada kebutuhan pelaku. MPA

menghambat pelepasan hormon perangsang folikel dan hormon lutenizing dari

kelenjar hipofisis anterior otak. Pada dasarnya, obat tersebut menyebabkan otak

meyakini bahwa tubuh memiliki cukup testosteron sehingga tidak memungkinkan

testikel diproduksi lagi.

Page 36: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

56

Efeknya adalah pengurangan kadar testosteron dalam darah si pelaku

dalam satu sampai dua minggu, tingkat testosteron yang rendah ini sangat

menurunkan dorongan seksual pelaku. Pelaku kemudian sementara akan

mengalami impoten, ketika obat tersebut dalam efek penuh terjadi penurunan

orgasme, produksi sperma, frustrasi seksual, frekuensi serta kepuasan masturbasi.

Salah satu aspek yang paling menarik dari pengebirian kimia adalah bahwa pelaku

dibuat lebih tenang dan lebih responsif. Suntikan tersebut menekan dorongan

seksual dan hasrat seksual pelaku serta memudahkan pasien untuk berkonsentrasi

pada terapi, mengendalikan perilakunya, dan mencegah kambuh.

Obat tersebut memiliki efek yang luar biasa untuk menjaga pedofil dari

melakukan kejahatan kembali, namun ilmuwan tidak setuju apabila obat tersebut

diberikan untuk jangka waktu yang lama. Beberapa peneliti telah menyatakan

bahwa terapi hormon harus dilakukan selama beberapa bulan, peneliti lain

berpendapat pemberian obat diberikan sampai lima tahun, dan beberapa peneliti

berpendapat bahwa penggunaan obat-obatan diberikan seumur hidup. Argumen

utama untuk melanjutkan pengobatan bahwa efek obat-obatan terutama MPA

dapat terjadi berulang kali setelah suntikan mingguan berhenti. Dikatakan bahwa

untuk mengobati pelaku dengan benar, mereka harus menjalani terapi perilaku

serta perawatan hormon untuk mengatasi masalah tersebut secara keseluruhan.

Pemberian obat ini efektif dan menjaga para pedofil melakukan kekerasan seksual

kepada anak-anak. Seorang residivis pelaku kekerasan seksual yang telah

mendapat terapi berpendapat bahwa dia berjalan dan melihat seorang anak laki-

laki tanpa memiliki hasrat untuk berhubungan seks dengan anak tersebut.

Page 37: BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16327/2/T1_312014111_BAB II... · Langkah yang diambil adalah perawatan dalam terapi pelanggaran

57

Menurut Pasal 81 A ayat (4) menyebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut

mengenai tata cara pelaksanaan tindakan kebiri kimia diatur dengan Peraturan

Pemerintah, melalui putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum

tetap dilakukan oleh jaksa sesuai dengan Pasal 270 KUHAP. Jaksa akan meminta

bantuan dokter untuk melaksanakan putusan kebiri kimia, namun pada sampai

saat ini belum terdapat regulasi yang mengatur mengenai siapa dokter yang akan

ditunjuk, rumah sakit mana yang akan menyimpan obat kebiri kimia, dan berapa

besar anggaran untuk membeli obat-obatan tersebut

Selama ini para Dokter menggunakan Pasal 2 dan 3 KODEKI untuk

“menolak” sanksi kebiri kimia yang diatur dalam Pasal 81 ayat (7) Perppu Nomor

1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2002 Tentang Perlindungan Anak yang telah disahkan menjadi Undang-Undang.

Karena telah menjadi Undang-Undang, maka hal tersebut mengikat termasuk

menuntut para Dokter untuk patuh dan tuduk melaksanakan Putusan Hakim dalam

bentuk sanksi kebiri kimia, para Dokter merasa profesi mereka diintervensi oleh

Pemerintah. Apabila pandangan para Dokter seperti itu tidak apa-apa tetapi

menurut pendapat Penulis, profesional adalah profesi apapun yang ada di dunia ini

adalah profesi yang tunduk dengan peraturan yang berlaku, di manapun

profesinya, mengkritik boleh berkeberatan boleh namun apabila peraturan tersebut

sudah disahkan maka Peraturan Perundang-Undangan tersebut harus ditaati.