BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Kota …eprints.undip.ac.id/61860/3/BAB_II.pdf · adalah...

15
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Kota Semarang 2.1.1 Kondisi Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah yang letaknya strategis karena berada pada posisi tengah-tengah pantai utara Pulau Jawa. Kota Semarang terletak pada koordinat 6°58′0″LU 110°25′0″BT. Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373.70 km 2 . Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah memiliki ketinggian 0,75 - 3,5 meter diatas permukaan laut. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob). Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi yang memiliki ketinggian 90 - 359 meter diatas permukaan laut, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati, Tembalang dan Banyumanik. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lintas ekonomi pulau Jawa dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah. Secara Administratif, Pemerintahan Kota Semarang memiliki 16 Kecamatan dan membawahi 177 Kelurahan. Peta administrasi Kota Semarang dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini

Transcript of BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Kota …eprints.undip.ac.id/61860/3/BAB_II.pdf · adalah...

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Kota Semarang

2.1.1 Kondisi Geografis Kota Semarang

Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah yang letaknya

strategis karena berada pada posisi tengah-tengah pantai utara Pulau Jawa. Kota

Semarang terletak pada koordinat 6°58′0″LU 110°25′0″BT. Kota Semarang

memiliki luas wilayah sebesar 373.70 km2. Daerah dataran rendah di Kota

Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran

rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah memiliki

ketinggian 0,75 - 3,5 meter diatas permukaan laut. Kawasan kota bawah

seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan

air laut (rob). Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi yang memiliki

ketinggian 90 - 359 meter diatas permukaan laut, yang dikenal dengan

sebutan kota atas, di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati,

Tembalang dan Banyumanik. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis

karena berada pada jalur lintas ekonomi pulau Jawa dan merupakan koridor

pembangunan Jawa Tengah. Secara Administratif, Pemerintahan Kota

Semarang memiliki 16 Kecamatan dan membawahi 177 Kelurahan. Peta

administrasi Kota Semarang dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kota Semarang

S

u

m

b

e

r

:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang (2010)

Gambar 2.1 menunjukan bahwa di Kota Semarang terdapat dua

Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen dan

Kecamatan Gunungpati. Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan

yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih

memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang

mempunyai luas tersempit adalah Kecamatan Semarang Selatan diikuti oleh

Kecamatan Semarang Tengah. Kota Semarang terdiri dari dataran tinggi dan

dataran rendah serta memiliki jaringan jalan yang sudah baik. Lebih jelasnya.

luas wilayah setiap kecamatan di Kota Semarang dijelaskan lebih rinci pada

tabel 2.1 berikut ini

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kecamatan di Kota Semarang

Kecamatan 2016

Mijen 57,55

Gunung Pati 54,11

Banyumanik 25,69

Gajah Mungkur 9,07

Semarang Selatan 5,93

Candisari 6,54

Tembalang 44,20

Pedurungan 20,72

Genuk 27,39

Gayamsari 6,18

Semarang Timur 7,70

Semarang Utara 10,97

Semarang Tengah 6,14

Semarang Barat 21,74

Tugu 31,78

Ngaliyan 37,99

Kota Semarang 373,70

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Semarang (2016)

Tabel 2.1 menunjukan bahwa luas keseluruhan wilayah Kota

Semarang adalah 373,70 km2. Dua kecamatan yang terluas di Kota Semarang

adalah Kecamatan Mijen dengan luas wilayah 57,55 km2 dan Kecamatan

Gunung Pati dengan luas 54,11 km2, sedangkan dua wilayah kecamatan terkecil

di Kota Semarang adalah Kecamatan Semarang Selatan dengan luas wilayah

5,93 km2

dan Kecamatan Semarang Tengah dengan luas wilayah 6,14 km2.

Kota Semarang berbatasan dengan daerah lainnya yang strategis dan merupakan

jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa. Batas wilayah di Kota Semarang dapat

dilihat pada tabel 2.2 berikut ini

Tabel 2.2

Batas Wilayah Kota Semarang

Uraian Batas Wilayah

Letak Lintang Keterengan

Sebelah Utara 6°50’’ LS Laut Jawa

Sebelah Selatan 7°10’’ LS Kabupaten Semarang

Sebelah Barat 109°50’’ BT Kabupaten Kendal

Sebelah Timur 110°35’’ BT Kabupaten Demak

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Semarang (2016)

Tabel 2.2 menunjukan batas wilayah Kota Semarang sebelah utara

adalah Laut Jawa dengan letak lintang 6°50’’ LS, sebelah selatan adalah Kab.

Semarang dengan letak lintang 7°10’’ LS, sebelah barat adalah Kab. Kendal

dengan letak lintang 109°50’’ BT, dan sebelah timur adalah Kab. Demak

dengan letak lintang 110°35’’ BT.

1.1.2 Kondisi Demografi Penduduk Kota Semarang

Kondisi Demografi penduduk Kota Semarang dapat dilihat berdasarkan

perkembangan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk yang ada di seluruh

wilayah Kota Semarang. Perkambangan jumlah penduduk dapat dilihat dari

pertambahan jumlah penduduk yang cenderung meningkat dari tahun ke

tahun. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Kota Semarang, perkembangan jumlah penduduk Kota Semarang yang telah

dikelompokkan dari setiap kecamatan dari tahun ke tahun mulai pada tahun

2012-2016 dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk di Kecamatan Kota Semarang Tahun 2012-2016

Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016

Mijen 56570 57887 56570 61405 63348

Gunung Pati 72027 75885 75027 78641 79984

Banyumanik 128225 130494 128225 132508 133489

GajahMungkur 63450 63599 63430 63707 63766

Semarang

Selatan

82931 82293 82931 79620 79162

Candisari 79706 79706 79902 79258 78863

Tembalang 142941 147564 142941 156868 159066

Pedurungan 175770 177143 175770 180282 181629

Genuk 91527 93439 91527 97545 99508

Gayamsari 73584 73745 73584 74178 74122

Semarang

Timur

78889 78622 78889 77331 76608

Semarang Utara 127921 128026 127921 127752 127132

Semarang

Tengah

71674 71200 71674 70179 69711

Semarang Barat 158981 158668 158981 158131 157554

Tugu 30904 31279 30904 31954 32041

Ngaliyan 120922 122555 120922 125828 126734

Kota Semarang 1559198 1572105 1559187 1595187 1602717

Sumber: Badan Pusat Stastistik Kota Semarang (2016)

Tabel 2.3 menjelaskan bahwa jumlah penduduk dari tahun ketahun

cenderung meningkat. Pada tahun 2015, terdapat 1.595.187 jiwa yang ada di

Kota Semarang. Tahun 2016, terjadi peningkatan penduduk pada angka

1.602.717 jiwa. Hal ini memperjelas bahwa adanya peningkatan kepadatan

penduduk dari tahun 2015 ke 2016 dari angka 4.268,69 menjadi 4289.

Penurunan kepadatan penduduk terjadi diantara tahun 2013 ke 2014 yaitu dari

angka 4206 menjadi 4172. Kepadatan penduduk dapat dilihat pada tabel 2.4

berikut ini

Tabel 2.4

Kepadatan Penduduk Kota Semarang 2012-2016

Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016

Mijen 983 1005 983 1066.99 1101

Gunung Pati 1387 1402 1387 1453.35 1478

Banyumanik 4991 5079 4991 5157.96 5196

GajahMungkur 6993 7012 6993 7023.93 7030

Semarang

Selatan

13990 13882 13990 13431.17 13354

Candisari 12217 12187 12217 12118.96 12059

Tembalang 3234 3338 3234 3549.05 3599

Pedurungan 8483 8549 8483 8700.87 8766

Genuk 3342 3411 3342 3561.34 3633

Gayamsari 11913 11938 11913 12008.74 12000

Semarang

Timur

10245 10210 10245 10042.99 9949

Semarang

Utara

11661 11670 11661 11645.58 11589

Semarang

Tengah

11673 11596 11673 11429.80 11353

Semarang

Barat

7313 7298 7313 7273.74 7247

Tugu 927 984 927 1005.48 1008

Ngaliyan 3183 3226 3183 3312.13 3336

Kota Semarang 4172 4206 4172 4268.69 4289

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Semarang (2016)

Tabel 2.4 menjelaskan bahwa kepadatan penduduk di Kota Semarang

cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kepadatan penduduk Kota

Semarang dihitung dengan membagi jumlah penduduk per kecamatan dan

luas wilayah per kecamatan tersebut. Data pada tabel 2.4 menunjukkan

bahwa kecamatan yang memiliki kepadatan paling tinggi adalah Kecamatan

Semarang Timur dengan kisaran angka 13.800 jiwa/km2 dan yang terendah

adalah Kecamatan Tugu dengan kisaran angka 970 jiwa/km2

setiap tahunnya.

2.2 Gambaran Umum Organisasi

2.2.1 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika dan Persandian (Dinas

Kominfo) Kota Semarang

Menurut Peraturan Walikota Nomor 76 Tahun 2016, Dinas Komunikasi,

Informatika, Statistika dan Persandian (Dinas Kominfo) Kota Semarang

merupakan OPD yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang bertugas untuk

membantu Walikota melakukan urusan Pemerintahan Bidang Komunikasi dan

Informatika, Statistik, dan Persandian yang menjadi kewenangan daerah dan

tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah. Dalam melaksanakan

tugasnya, Diskomifo menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan Bidang Pengembangan Komunkasi Publik, Bidang

Layanan E-Government, Bidang Pengelolaan Informasi dan Saluran

Komunikasi Publik, Bidang Pengelolaan Infrastruktur, dan Bidang Statistik;

2. Perumusan rencana strategis sesuai dengan visi dan misi Walikota;

3. Pengkoordinasian tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan program dan

kegiatan Kesekertariatan, Bidang Pengembangan Komunikasi Publik,

Bidang Layanan E-Government , Bidang Pengelolaan Infromasi dan Saluran

Komunikasi Publik, Bidang Pengelolaan Infrastruktur, dan Biang Statistik;

4. Penyelenggaraan pembinaan kepada pegawal dalam lingkup tanggung

jawabnya;

5. Penyelenggaraan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;

6. Penyelenggaraan kerjsama Bidang Pengembangan Komunikasi Publik,

Bidang Layanan E-Government , Bidang Pengelolaan Infromasi dan Saluran

Komunikasi Publik, Bidang Pengelolaan Infrastruktur, dan Biang Statistik;

7. Penyelenggaraan Kesekretariatan Dinas Kominfo;

8. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Pengembangan Komunikasi

Publik, Bidang Layanan E-Government, Bidang Pengelolaan Informasi dan

Saluran Komunikasi Publik, Bidang Pengelolaan Infrastruktur dan Bidang

Statistik

9. Penyelenggaraan penilaian kinerja Pegawai

10. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan Bidang

Pengembangan Komunikasi Publik, Bidang Layanan E-Government,

Bidang Pengelolaan Informasi dan Saluran Komunikasi Publik, Bidang

Pengelolaan Infrastruktur dan Bidang Statistik;

11. Penyelenggaraan laporan pelaksanaan program dan kegiatan; dan

12. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas

dan fungsinya

Dinas Kominfo Kota Semarang memiliki struktur organisasi yang digunakan

dalam menjalankan tugasnya. Struktur Organisasi Dinas Kominfo dalam

menjalankan tugasnya dalam bidangnya masing-masing dapat dilihat pada tabel

2.5 berikut ini

Tabel 2.5

Struktur Organisasi Dinas Kominfo Kota Semarang

Sumber: Peraturan Walikota Semarang No. 76 Tahun 2016

Tabel 2.5 menjelaskan bahwa Dinas Kominfo Kota Semarang dipimpin

oleh seorang Kepala Dinas yang membawahi empat bidang, yaitu Bidang

Pengembangan Komunikasi Publik, Bidang Layanan E-Government, Bidang

Pengelolaan Informasi dan Saluran Komunikasi Publik, Bidang Pengelolaan

Infrastruktur, dan Bidang Statistik. Masing-masing bagian tersebut dibantu oleh

beberapa seksi yang menunjang tugas dari masing-masing bidang tersebut.

2.2.2 Pusat Informasi Publik (PIP)

Pusat Informasi Publik (PIP) yang dibangun di Komplek Balaikota Semarang,

Jl. Pemuda No. 148 Semarang ini merupakan salah satu bentuk inovasi

pelayanan publik yang dibentuk oleh Walikota Semarang bersama Pemerintah

Kota Semarang. Bedasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor 41 Tahun

2014, Pusat Informasi Publik merupakan salah satu bentuk inovasi yang

mengusung pelayanan 3 in 1 (tiga jenis pelayanan pada satu atap) meliputi

pelayanan informasi dan dokumentasi (PPID), pelayanan pengaduan (P3M) dan

pelayanan fasilitas TIK yang dapat digunakan secara gratis bagi seluruh

penggunanya khususnya untuk masyarakat Kota Semarang. Fasilitas layanan

dibagi menjadi 3 zona, yaitu Zona I lantai 1 (lobby/customer service dan

layanan umum), Zona II di lantai 2 (data center, monitoring, desk kegiatan),

dan Zona III di lantai 3 (genset dan parkir). PIP juga menyediakan fasilitas

tempat yang dapat dipinjam melalui telepon atau email. Strategi PIP terdiri atas

informasi publik, sinergi antar pemangku kepentingan, perguruan tinggi, dan

lembaga permasyarakatan, peningkatan fasilitas berbasis teknologi informasi,

dan optimalisasi kegiatan berstandar internasional.

2.2.3 Inovasi Pusat Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (P3M)

PIP memiliki fasilitas pengaduan yang dapat digunakan oleh masyarakat salah

satunya yaitu fasilitas Pusat Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (P3M) yang

merupakan sistem pengaduan berbasis SP4N. P3M sendiri memiliki bagan

organisasi sebagai berikut

1. Walikota dan Wakil Walikota Semarang sebagai Pembina.

2. Sekretaris Daerah Kota Semarang sebagai Penanggungjawab.

3. Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kota

Semarang sebagai Ketua.

4. Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Saluran Komunikasi Publik Pada

Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kota Semarang

sebagai Wakil Ketua.

5. Kepala Seksi Pengelolaan Aspirasi dan Informasi Pada Dinas Komunikasi

Informatika Statistik dan Persandian Kota Semarang sebagai Sekertaris.

(Bidang Pengelolaan Pengaduan dan Aspirasi dan Bidang Pelaporan,

Monitoring dan Evaluasi)

Dalam pelaksanaannya, P3M memiliki Visi dan Misi. Motto Pelayanan

serta Maklumat Pelayanan. Visi dari P3M adalah “PRIMA DALAM

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT”. Misi dari P3M

mencakup tiga hal, yaitu:

1. Menyediakan sarana pengaduan yang responsive bagi masyarakat

2. Menyelenggarakan pengelolaan pengaduan yang terintegrasi

3. Transparansi dalam penyelesaian pengaduan

Motto pelayanan dari P3M adalah “Melayani dengan ikhlas untuk

memberikan pelayanan pengaduan yang terbaik”. Sedangkan Maklumat

Pelayanan dari P3M adalah “Dengan ini, kami menyatakan sanggup

menyelenggarakan pelayanan pengaduan masyarakat sesuai dengan standar

pelayanan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan”

P3M memiliki tugas menerima, mengelola, mengklarifikasi, monitoring,

dan mengevaluasi serta mengkonfirmasi pengaduan masyarakat. Sedangkan

beberapa fungsi yang dijalankan oleh P3M adalah

1. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran pengelolaan

pengaduan masyarakat.

2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas P3M.

3. Pelaksanaan penerimaan dan pengolahan pengaduan masyarakat.

4. Pelaksanaan penyampaian pengaduan kepada pengelola pengaduan OPD

dan/ atau melalui pejabat penghubung P3M.

5. Penyelenggaraan pemberian rekomendasi / disposisi kepada OPD dan/ atau

BUMD yang berkaitan pengaduan masyarakat.

6. Pelaksanaan verifikasi pengaduan masyarakat.

7. Pelaksanaan klarifikasi penyelesaian pengaduan masyarakat.

8. Pelaksanaan konfirmasi penyelesaian pengadu kepada pengadu.

9. Pelaksanaan informasi pengaduan masyarakat kepada perangkat daerah.

10. Pelaksanaan rekapitulasi penanganan pengaduan masyarakat oleh

perangkat daerah.

11. Pelaksanaan pemantauan atas tindak lanjut dan penyelasaian pengaduan

pada OPD dan/ atau BUMD.

12. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan pengaduan masyarakat.

13. Pelaksanaan pelaporan tugas P3M; dan.

14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

bidang tugasnya.

Dasar hukum yang digunakan untuk pelaksanaan P3M dalam rangka

penyampaian pengaduan atau keluhan terkait kinerja Perangkat Daerah adalah:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

2. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan

Pelayanan Publik

4. Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Unit Kerja di Lingkungan

Pemerintah Kota Semarang

5. Peraturan Walikota Semarang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Pusat

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Kota Semarang

Adapun jenis pengaduan yang diterima oleh pihak P3M adalah

pengaduan langsung dan tidak langsung. Pengaduan langsung dilakukan oleh

pengadu yang datang langsung ke kantor P3M dan mengisi formulir pengaduan

yang telah disediakan. Pengaduan tidak langsung dilakukan oleh pengadu yang

melakukan pengaduannya melalui beberapa media yang disediakan oleh pihak

P3M, diantaranya media sosial, email, website, telepon atau fax, kotak

pengaduan dan media cetak.

Laporan pengaduan berbasis SP4N yang diterapkan di P3M didasari

oleh Permenpan RB No. 24 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik secara Nasional. SP4N dibentuk

untuk mengimplementasikan konsep kebijakan no wrongdoor policy, yang

menjamin hak masyarakat agar pengaduan dari manapun dan jenis apapun akan

disalurkan kepada penyelenggara pelayanan publik yang berwenang menangani.

SP4N bertujuan agar penyelenggara pelayanan publik dapat mengelola

pengaduan dari msyarakat secara sederhana, cepat, tepat, tuntas terkoordinasi

dengan baik dan memberikan akses untuk partisipasi masyarakat dalam

menyampaikan pengaduan.

Mekanisme dari pengelolaan pengaduan secara langsung maupun tidak

langsung yang dilakukan di P3M dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini

Gambar 2.2

Mekanisme Pengelolaan Pengaduan di P3M Balai Kota Semarang

Sumber: http://p3m.semarangkota.go.id/alurpengaduan.html

Gambar 2.2 menjelaskan alur dari pengelolaan pengaduan yang dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat. Pengadu menyampaikan

permasalahan atau pengaduannya kepada pihak P3M. Setelah pengaduan di terima,

P3M mengelola pengaduan untuk disampaikan kepada Perangkat Daerah. Perangkat

daerah akan menjawab pengaduan atau keluhan yang disampaikan oleh masyarakat

dengan tembusan kepada P3M. apabila pengaduan untuk kasus tertentu, dilaksanakan

rapat korrdinasi dan peninjauan lapangan dan selanjutnya diteruskan melalui P3M

untuk disampaikan kepada pengadu.