BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS - digilib.itb.ac.id · penerbangan yang menyediakan harga tiket yang...
Transcript of BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS - digilib.itb.ac.id · penerbangan yang menyediakan harga tiket yang...
� ���
�
BAB II
EKSPLORASI ISU BISNIS
2.1. Conceptual Framework
Dalam day to day operations, kebijakan pemasaran harus sejalan dengan tujuan bisnis,
yaitu (1) laba berkesinambungan, (2) penjualan berkesinambungan, (3) loyalitas
pelanggan terhimpun dan terpelihara, (4) kepuasan pelanggan terpelihara, dan (5)
kepentingan pelanggan terpenuhi. Dalam melakukan pemasaran, dibutuhkan suatu
perencanaan, pengaturan, dan kontrol program pemasaran yang dituangkan dalam
manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran tidak hanya bertujuan untuk mencari
customer saja, tetapi manajemen pemasaran juga harus dapat mencari jalan untuk
mengatasi tingkat, waktu, dan sifat permintaan yang selalu berubah-ubah pada suatu
produk. Manajemen pemasaran dapat menciptakan dan meningkatkan permintaan, atau
bahkan merubah serta mengurangi permintaan tersebut dengan cara mempengaruhi
tingkat, waktu, dan sifat dari suatu permintaan. Nilai produk/jasa sesuai dengan
kepentingan pelanggan, kesemuanya dilakukan melalui kegiatan dan strategi
pemasaran yang terpadu.
Memilih strategi pemasaran yang cocok dan sesuai merupakan salah satu faktor utama
dan terpenting dalam keberhasilan program pemasaran suatu perusahaan. Dari sini
perusahaan akan menghadapi sejumlah besar pemilihan strategi dan produk untuk
dianalisis. Dari seluruh alternatif-alternatif yang ada, manajer akan menentukan salah
satu atau beberapa strategi yang bisa digunakan bahkan mungkin dibaurkan.
Untuk membuat strategi yang tepat, perlu dilakukan penelitian terhadap perilaku
konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Faktor-faktor apa saja yang
dipertimbangkan konsumen agar mau menggunakan jasa PT. XYZ. Dari sejumlah
faktor-faktor yang mempengaruhi daya kompetitif perusahaan, dilakukan analisa
secara statistik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang paling relevan dan
menentukan, unutuk kemudian ditentukan bobot penting masing-masing faktor
terpilih. Selajutnya, untuk faktor-faktor terpilih dimensi daya tarik pasar dilakukan
penilaian pasar.
��� �
�
Hasil dari penelitian dikombinasikan dengan hasil analisa kondisi internal (perusahaan)
dan eksternal (pesaing) dengan melihat strenght, weakness, oppurtunity, dan threat
(SWOT) untuk dibuatkan alternatif strategi baru dengan tujuan dan sasaran yang lebih
terarah dan mengena sasaran karena mengacu pada value yang diharapkan konsumen.
Gambar 2.1 Conceptual Framework
Dalam tesis ini penumpang PT. XYZ memberikan feedback dan respon terhadap
layanan yang selama ini telah diberikan. Metode survey yang digunakan adalah
penyebaran kuisioner kepada penumpang PT. XYZ rute Jakarta-Ujung Pandang pada
kondisi low season di bandara internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Kuisioner berisi
pertanyaan yang mengarah pada service quality antara tingkat kepentingan dan tingkat
kepuasan penumpang. Kedua bagian tersebut (kepentingan dan kepuasan) merupakan
fungsi turunan dari marketing mix (7P).
Variabel-variabel pada kuisioner tersebut diperoleh dari hasil deep interview dengan
para ahli dan kelanjutan kuisioner sebelumnya dari perusahaan sejenis/competitor,
Garuda Indonesia Airlines. Pemilihan Garuda dilakukan karena jenis industri yang
sama dan Garuda cukup merepresentasikan operator penerbangan dengan kualitas
lebih baik (berdasarkan persepsi penumpang domestika di lapangan).
Variabel service quality tersebut harus diperhatikan, sebab jika tidak kualitas layanan
menjadi tidak sesuai dengan harapan penumpang. Sehingga akan muncul kesenjangan
(gap) antara persepsi penumpang dan operator (PT. XYZ Airlines), jika dibiarkan
� ���
�
akan muncul kesenjangan terakumulasi dan mengakibatkan hilangnya pelanggan atau
kehilangan potensi keuntungan (oppurtunity loss) yang dapat dicapai PT. XYZ.
Selanjutnya, tesis ini akan menganalisa strategi harga yang sesuai dengan positioning
PT. XYZ dan kondisi industri penerbangan saat ini. Tesis ini diharapkan mampu
memberikan solusi yang menyeluruh dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber
daya yang ada serta memenuhi koridor keselamatan sesuai dengan ketentuan peraturan
dari IATA dan INACA.
2.2. Pembatasan Masalah
Proyek akhir ini difokuskan pada penyusunan best practical solution yang sesuai
dengan kondisi internal perusahaan dan kondisi persaingan di rute Jakarta-Ujung
Pandang. Komposisi dan jumlah biaya yang dibutuhkan dalam penyusunan best
practical solution di XYZ tidak dilakukan karena terbatasnya waktu, dana dan
aksesabilitas data. Asumsi yang digunakan dalam proyek akhir ini ialah kestabilan
harga komponen operasi (Total Operating Cost), stabilitas demand-supply (aircraft
utility, passenger growth, crew), dan stabilitas persaingan rute Jakarta-Ujung Pandang.
2.3. Analisa Situasi Bisnis
Persaingan bisnis industri penerbangan domestik di tanah air relatif ketat. Secara
umum, konsumen digiring kepada dua jenis tawaran, Full Service dan Low Cost
Carrier (LCC). Full Service dilakukan maskapai domestik Garuda Indonesia dan PT.
XYZ. Sedangkan Lion Air, Batavia Airlines, Sriwijaya dan lainnya bermain di
segmentasi LCC
Low cost carrier (LCC) sering juga disebut sebagai Budget Airlines atau no frills flight
atau juga Discounter Carrier. LCC merupakan model penerbangan yang unik dengan
strategi penurunan operating cost. Dengan melakukan efisiensi biaya di semua lini,
maskapai melakukan hal-hal di luar kebiasaan maskapai pada umumnya. Pada
umumnya antar maskapai melakukan penambahan layanan yang memiliki value added
dengan penambahan catering, penyediaan koran/majalah, in flight entertainment, in
flight shop, lounge, free taxy after landing, exclusive frequent flier services, dan lain
sebagainya. Namun, LCC melakukan eleminasi layanan maskapai tradisional yaitu
dengan pengurangan catering, mengurangi proses reservasi dengan bantuan teknologi
��� �
�
IT sehingga layanan nampak sederhana dan bisa cepat. Pengurangan pelayanan ini
berakibat dalam penurunan biaya, namun faktor keselamatan tetap harus dijaga untuk
menjamin keselamatan penumpang sampai ke tujuan. LCC adalah redifinisi bisnis
penerbangan yang menyediakan harga tiket yang terjangkau serta layanan terbang
yang minimalis. Intinya produk yang ditawarkan senantiasa berprinsip low cost untuk
menekan operasional cost sehingga bisa menjaring segmen pasar bawah yang lebih
luas.
Awal mula low cost carrier ini dirintis oleh Maskapai Southwest. Efisiensi yang
dilakukan mencakup mulai dari harga (murah), teknologi, struktur biaya, rute hingga
berbagai peralatan operasional yang digunakan.
Umumnya, ciri-ciri maskapai tersebut menerapkan LCC antara lain6:
1. Semua penumpangnya adalah kelas ekonomi, tidak ada penerbangan kelas
premium atau bisnis.
2. Kapasitas penumpangnya lebih banyak daripada kapasitas pesawat dengan layanan
tradisional sehingga terlihat penumpang berdesak-desakkan. Hal ini untuk
menaikkan revenue pesawat mengingat tarif yang sangat murah.
3. Maskapai tersebut memiliki satu tipe pesawat untuk memudahkan training dan
mengurangi biaya maintenance dan penyediaan spare part cadangan. Pesawatnya
umumnya baru/berumur muda sehingga hemat aftur.
4. Maskapai menerapkan pola tarif yang sangat sederhana pada satu tarif atau tarif
sub classis dengan harga mulai dari tarif diskon hingga mencapai 90%.
5. Tidak memberikan layanan catering di pesawat (hanya disuguhkan air mineral).
6. Kursi yang disediakan tidak melalui pemesanan, siapa penumpang yang masuk
lebih dahulu dalam pesawat, dia yang pertama memilih kursi yang dia tempati.
7. Penerbangan dilakukan di pagi buta atau malam hari untuk menghindari biaya yang
mahal pada layanan bandara pada saat jam-jam sibuk.
8. Rute yang diterbangi sangat sederhana (point ke point untuk menghindari miss
conection di tempat transit dan dampak delay akibat delay flight sebelumnya).
9. Memberlakukan penanganan gound handling yang cepat dan pesawatnya
mempunyai utilisasi jam terbang yang tinggi.
���������������������������������������� �������������������������6 Wayanbudi, 2008, Adam Air Stop Operasi. Penerbangan di Indonesia, 10 April. Dikutip 21 Mei 2008 dari feed://maskapai.wordpress.com/feed/
� ���
�
10. Maskapai melakukan penjualan langsung (direct sales), biasanya via call center
dan internet untuk mengurangi biaya channel distribusi. LCC tidak dijual melalui
travel agent, dan tidak menggunakan Channel Distribusi GDS (Global Distribution
System) seperti Abacus,Galileo, dan sebagainya.
11. Penjualan tidak menggunakan tiket konvensional, cukup secarik kertas berupa
kupon untuk mereduksi ongkos cetak tiket.
12. Maskapai melakukan ekspansi promosi besar-besaran untuk memperkuat
positioning dan komunikasi karena menerapkan strategi direct sales.
13. Karyawannya melakukan multi role dalam pekerjaannya, seringkali pilot dan
pramugari juga sebagai cleaning services saat ground handling. Disamping itu
LCC menerapkan outsourching dan karyawan kontrak terhadap SDM non vital,
termasuk pekerjaan ground handling pesawat di bandara.
Di Indonesia belum ada yang menerapkan pola bisnis LCC yang sejati, karena
operational cost maskapai yang dianggap LCC di Indonesia seperti Lion Air dan
Wings Air masih di atas rata-rata maskapai LCC pada umumnya. Banyak analis
keuangan masih menyatakan bahwa cost per available seat mil masih berada di atas
ambang standard operating cost dari suatu Low Cost Carrier yang sejati, namun
meskipun price structure-nya sendiri sudah sesuai dengan konsep LCC sehingga
mungkin akan lebih tepat disebut dengan Low Fare Carrier (LFC) karena hanya
menawarkan harga murah tetapi belum sepenuhnya mendukung prinsip-prinsip LCC
dimana struktur biaya dan produktifitas maskapai masih tergolong mahal.
Adanya konsep LFC tentu sangat menguntungkan bagi calon konsumen, karena
konsumen dihadapkan pada pilihan menggunakan transportasi udara yang berbiaya
murah dan cepat. Seringkali harganya jauh lebih murah dari perjalanan darat dengan
bus atau kereta api yang membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh perjalanan
Bus dari Jakarta ke Denpasar selama 24 jam membutuhkan biaya sebesar Rp 350.000
sedangkan dengan pesawat, harga tiketnya ada yang menawarkan harga mulai dari Rp
269.000 dengan waktu tempuh 1,5 jam. Bahkan pada saat-saat tertentu Air Asia
menawarkan kursi gratis ke Bali dengan membayar administrasi saja yang nilainya
hanya Rp 199.000. Fenomena ini membuat “Make People Can Fly” sesuai slogan dari
Lion Air yang menyadarkan kita bahwa sekarang ini semua orang bisa terbang dengan
�� �
�
harga yang terjangkau dan tidak lagi seperti jaman dahulu di mana penggunaan
transportasi udara hanya monopoli orang-orang dari kalangan menengah ke atas.
Perkembangan bisnis penerbangan kedepannya masih menghadapi tantangan yang
berat, mengingat harga fuel (aftur) yang terus meningkat yang merupakan komponen
biaya yang paling besar dalam total operating cost di bisnis penerbangan disamping
maintenance pesawat. Secara kasar, harga aftur memberikan kontribusi sekitas 60%
dari total operating cost setiap masakapai. Otomatis dengan biaya operasi yang makin
meningkat, maskapai terpaksa harus menaikkan tarif. Oleh karena itu, strategi bisnis
LCC yang sejati (aggresif melakukan penghematan terhadap konsumsi aftur) akan
sangat sesuai diterapkan di Indonesia.
Dari aspek demand, diprediksikan kebutuhan masyarakat terhadap moda transportasi
udara nasional akan terus bertambah. Begitu pula pada rute Jakarta-Ujung Pandang.
Jakarta dan Ujung Pandang adalah dua kota penting di Indonesia. Jakarta sebagai
ibukota negara (pusat pemerintahan) dan pusat perekonomian Indonesia bagian barat.
Ujung Pandang adalah pilar terhadap perekonomian Indonesia bagian Timur.
Gambar 2.2 Estimasi Jumlah Penumpang Penerbangan Domestik Nasional (dalam
juta penumpang)
Sumber: SWA 10/XXIV/15-28 Mei 2008
*Proyeksi dengan asumsi pertumbuhan 10% per tahun
�� �����
���
����
��
�� �
�������
���
���
� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � � �
� ���
�
Bila kita mengkaji dari sisi pergerakan penumpang, rute Jakarta – Ujung Pandang
dapat dikatakan sebagai rute yang padat dan sibuk. Frekuensi dan volume pergerakan
pesawat dan penumpang mengikuti dua kondisi utama yaktu kondisi peak season dan
kondisi low season. Kondisi pergerakan tersebut banyak dipengaruhi oleh keadaan
kalender akademis dan jadual liburan keluarga. Apabila dalam kalender masehi banyak
ditemui hari libur nasional volume pergerakan akan naik. Begitu pula dengan kondisi
akhir tahun dan tengah tahun dimana pada saat tersebut banyak penumpang yang
berlibur/berkumpul dengan keluarga atau sanak famili. Hal ini terlihat dari data Perum
Angkasa Pura II pada tahun 2006 berikut ini:
Gambar 2.3 Grafik Pergerakan Penumpang di Bandara Hasanuddin, Ujung Pandang
Sumber: Laporan Perum Angkasa Pura II, 2006
��� �
� �� �
���� �
���� �
���� �
���� �
���� �
���� �
������� ���������
� � �
�
Gambar 2.4 Grafik Pergerakan Pesawat di Bandara Hasunddin, Ujung Pandang
Sumber: Laporan Perum Angkasa Pura II, 2006
Berdasarkan inforamasi di atas terlihat adanya pola yang sama antara pergerakan
penumpang dan pergerakan pesawat di Baandara Hasanuddin. Pada saat penelitian ini
dilakukan (4 Februari 2008 hingga 30 April 2008), kondisi penerbangan Jakarta-Ujung
Pandang relatif sepi atau biasa disebut low season. Periode ini juga merupakan periode
yang terbaik untuk meneliti karakteristik pasar khususnya untuk rute Jakarta-Ujung
Pandang.
2.3.1. Analisa Industri – Porter 5 Forces
Untuk menganalisa kondisi industri penerbangan kita gunakan analisa Porter 5 Forces.
Analisa 5 Forces ini relatif efektif untuk meneliti kondisi perindustrian dimana PT.
XYZ berada. Pada analisa ini, akan dilakukan penelusuran dari 5 arah (analisa
persaingan existing industry, barrier to new entrants, substitute product/services,
supplier power dan buyer power), dan faktor eksternal (politik, ekonomi, sosial dan
teknologi). Secara umum, posisi PT. XYZ di industri penerbangan domestik,
khususnya pada rute Jakarta-Ujung Pandang relatif lemah. Hal tersebut dapat dilihat
pada ilustrasi dan penjelasan berikut ini.
��� �
��� �
��� �
�� �
��� �
�� �
��� �
��� �
������� ���������
� ���
�
Gambar 2.5 Analisa Industri Rute Jakarta-Ujung Pandang (Porter 5 Forces)
��� �
2.3.1.1. Ancaman dari Pesaing
Rute penerbangan Jakarta – Uj
penyebabnya adalah peran Uju
Hingga Mei 2008, tercatat 6 mas
dari Jakarta ke Ujung Pandang.
melakukan penerbangan pada ru
Market demand di rute Jakarta-
tingginya tingkat frekuensi pen
hingga sepuluh kali sehari. Hal t
Tabel 2.1 Operator Penyedia Jas
Sumber: Laporan Perum Angka
g yang Sudah Ada (Rivalry Industry)
ung Pandang merupakan rute yang sibuk. Sal
ung Pandang sebagai sentra Indonesia bagian
skapai penerbangan yang rutin melakukan pener
Maskapai Adam Air sebelum ditutup pemerint
ute ini.
-Ujung Pandang relatif tinggi. Hal ini terlihat
nerbangan pada beberapa maskapai. Lion Air t
tersebut terlihat dari informasi berikut ini.
sa Transportasi Udara. Rute Jakarta – Ujung Pan
asa Pura II, 2006 (diolah)
ah satu
Timur.
rbangan
tah juga
dengan
terbang
ndang.
Tabel 2.2 Market Share
Pandang
Sumber: Laporan Perum A
Akibat persaingan di bisn
berdasar seleksi alam, satu
karena mengalami keba
kebangkrutan, dan sekara
pemerintah. Sebelum ijin
mundurnya konsorsium PT
Investama yang memiliki 5
Air berencana stop opera
tanggal 18 Maret 2008 pe
mencabut specification op
tanggal 19 maret 2008. De
Certificate) 121-036 itu
pencabutan ijin terbang
AU/1724/DSKU/0862/200
terancam dicabut apabila d
Keputusan terhadap Adam
triwulanan. Dari hasil au
penyimpangan dalam pen���������������������������������������� ���������������7 Wayanbudi, 2008, Adam Air Sfeed://maskapai.wordpress.com/fee
�
Angkutan Udara Niaga Berjadwal. Rute Jaka
Angkasa Pura II, 2006 (diolah)
nis penerbangan di Indonesia yang sangat ke
u persatu maskapai berjatuhan. Setelah Bouraq
angkrutan, disusul Indonesia Airlines juga
ang Adam Air pun tumbang karena ijinnya
n dicabut, manajemen Adam Air dililit hu
T Global Transport Service yang terafiliasi Grou
50% saham Adam Air. Konflik tersebut menyeb
asi sementara pada tanggal 21 Maret 2008. N
emerintah mengumumkan melalui Departemen
peration maskapai Adam Air mulai Rabu, pada
engan demikian, Adam yang memegang AOC (
dilarang melakukan pengoperasian pesawat
g tersebut. Keputusan tertuang dalam sura
08. Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certific
dalam 3 bulan mendatang tidak ada perbaikan.7
m Air itu merupakan hasil audit aspek keselama
udit, DEPHUB menyatakan bahwa Adam Ai
ngoperasian yang berpotensi membahayakan ���������
Stop Operasi. Penerbangan di Indonesia, 10 April. Dikutip 2ed/
���
arta – Ujung
etat, akhirnya
q stop operasi
a mengalami
dicabut oleh
utang akibat
up PT Bhakti
babkan Adam
Namun pada
Perhubungan
a pukul 00.00
(Air Operator
udara sejak
at bernomor
cate)nya juga
atan maskapai
ir melakukan
keselamatan
21 Mei 2008 dari
��� �
�
penerbangan. Penyimpangan yang dilakukan Adam meliputi aspek pengoperasian dan
perawatan pesawat serta pelatihan sumber daya manusia. Dimana dijelaskan bahwa,
pengoperasian pesawat tidak berjalan sesuai Company Operation Manual, pelatihan
SDM tidak sesuai Company Training Manual, dan perawatan pesawat tidak sesuai
Company Maintenance Manual, serta penggunaan suku cadang yang tidak memiliki
dokumen layak terbang.
Lion Airlines mulai beroperasi 30 Juni 2000, namun prestasi di industri penerbangan
Indonesia cukup mencengangkan. Strategi bisnis menjadi Low Cost Carrier direspon
positif oleh penumpang. Lion membaca potensi pasar yang besar atas kebutuhan
masyarakat terhadap angkutan udara yang murah. Hingga 2006, market share Lion Air
adalah terbesar untuk rute Jakarta-Ujung Pandang.
2.3.1.2. Ancaman dari Pendatang Baru ( Barrier to New Entrants)
1. Izin membuat maskapai penerbangan di Indonesia relatif mudah. Pemberian izin
yang sekaligus regulator udara niaga cenderung kurang serius. Banyak orang yang
berlomba-lomba mengantungi izin dari Departemen Perhubungan untuk dapat
beroperasi di bisnis airlines. Di lapangan, banyak perusahaan yang sudah memiliki
izin usaha dari Departemen Perhubungan namun belum mengoperasikan
perusahaannya.
2. Untuk dapat membuat operator transportasi udara baru, operator minimum harus
memiliki 5 unit pesawat udara. Untuk dapat menjadi operator udara baru
diperlukan dana minimal 25 milyar rupiah. Angka tersebut termasuk deposit uang
untuk sewa 2 pesawat jet selama tiga bulan (3 pesawat lainnya untuk memenuhi
ketentuan pemerintah dapat dicicil hingga dua atau tiga tahun selanjutnya), check
and delivery pesawat, pembayaran uang muka aftur di Pertamina selama 1 minggu
ke depan, back-up spare part dengan cara membeli (± US$ 200,000 - US$
300,000), promosi serta biaya pembuatan organisasi (± 5 milyar rupiah).8
3. Peraturan Pemerintah (PP) No. 40 Tahun 1999 mengatur tentang perizinan yang
seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin terjun di industri penerbangan. PP
tersebut juga memberi izin kepada maskapai penerbangan baru untuk menerbangi
rute-rute (umumnya rute gemuk) yang selama ini dikuasai pemain lama seperti
Garuda Indonesia dan PT. XYZ. ���������������������������������������� �������������������������8 Yunus, Wawancara pribadi oleh Akhmad, Corporate Planing Division PT. XYZ, Jakarta: 17 April 2008
4. Keppres No. 3 Tahun
yang memberi kelelua
pesawat yang akan d
pesawat tidak diteta
mengoperasikan pesaw
peraturan kelaikan uda
5. Keputusan Menteri P
Penyelenggaraan Angk
dan umur pesawat ya
Secara umum, ketent
menguasai dua pesawa
menyewa dua pesawat
Kepmenhub No. 11 T
yang sudah memilik
mengoperasikan dua u
ternyata perusahaan y
ditinjau kembali.9
Tabel 2.3 Pertumbuhan Ju
Sumber: SWA 10/XXIV/15
���������������������������������������� ���������������9Hermanto. “Mencegah Bangkrut M2008: hal 24
�
n 2000 yang sekaligus mencabut Inpres No. 1
asan bagi perusahaan penerbangan untuk men
ioperasikan sesuai dengan kemampuan perusa
apkan secara eksplisit. Syarat agar mas
wat udara ialah pesawat tersebut memenuhi per
ara dari Dinas Sertifikasi Kelaikan Udara.
Perhubungan (Kepmenhub) No. 11 Tahun 2
kutan Udara, Pemerintah RI menetapkan aturan
ang akan dioperasikan perusahaan penerbang
tuannya tidaklah terlalu berat, suatu perusa
at layak terbang (bukan memiliki). Artinya, ma
dua pesawat bekas untuk dapat menjadi perusah
Tahun 2001 juga menetapkan bagi perusahaan
ki izin, diberikan kelonggaran waktu satu
unit pesawat. Jika sampai pada batas waktu yan
yang bersangkutan tidak dapat beroperasi, izin
umlah Maskapai Nasional
5-28 Mei 2008
���������Masaal di Udara”. Dikutip 25 Mei 2008 dari SWA Edisi 10/X
���
Tahun 1980
nentukan tipe
ahaan. Umur
skapai dapat
rsyaratan dan
2001 tentang
tentang jenis
gan nasional.
ahaan cukup
askapai cukup
haan airlines.
penerbangan
tahun untuk
ng ditentukan
masih dapat
XIV/15 – 28 Mei
��� �
�
Menurut hasil interview didapat informasi bahwa belum ada ketentuan baku dari
Dephubud yang mengatur masuknya operator udara baru di Indonesia. Ketentuan
yang ada sebatas anjuran agar operator baru tersebut dapat menjalankan rutinitas
perusahaan dengan sehat. Ketentuan baku yang mengatur pendatang baru di
industri penerbangan tanah air saat ini masih dirumuskan Departemen Perwakilan
Rakyat (DPR) untuk selanjutnya disahkan menjadi undang-undang.
6. Manajemen PT. XYZ berencana mengembalikan seluruh armada Boeing 737-200
karena boros bahan bakar dan memiliki daya tampung yang sedikit. Pemulangan
pesawat ini akan mempengaruhi ketersediaan pesawat untuk mengangkut
penumpang PT. XYZ rute Jakarta-Ujung Pandang.
2.3.1.3. Ancaman dari Produk Pengganti (Substitute Product Threat)
Dari aspek transportasi, barang substitusi untuk moda tansportasi udara ialah moda
darat dan moda laut. Namun, mengingat rute Jakarta-Ujung Pandang terpisahkan oleh
laut, maka penumpang di Jakarta harus menggunakan moda laut (kapal fery) untuk
dapat mencapai pelabuhan Ujung Pandang. Penggunaan moda laut ini relatif memakan
waktu yang lama (sekitar 2 hari). Kini, biaya perjalanan laut tidak akan jauh berbeda
dengan harga tiket pesawat LCC. Hal ini adalah bagian dari rencana bisnis maskapai
penerbangan LCC yakni agar masyarakat terbiasa dengan pesawat udara dan
teredukasi dengan baik sehingga di masa yang akan datang lebih memilih pesawat
udara di banding kapal laut. Maskapai LCC mengambil margin yang kecil untuk setiap
penumpang. Umumnya, dalam sekali perjalanan dari Jakarta menuju Ujung Pandang,
income maskapai penerbangan LCC relatif besar karena frekuensi yang tinggi dan
kapasitas penumpang pesawat yang dibesar (jarak antar kursi dipersempit). Alasan lain
maskapai LCC menaikkan frekuensi penerbangannya karena biaya pesawat saat di
darat jauh lebih tinggi dibandingkan saat di udara.
2.3.1.4. Ancaman dari Daya Tawar Pembeli/Konsumen (Buyer Power)
1. Indonesia dalam kondisi bearish, perekonomian sedang lesu. Daya beli masyarakat
relatif melemah mengingat kondisi berikut. Bank Indonesia baru saja menaikkan
Sertifikat Bank Indonesia (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 8.25%10. Koreksi ini
dilakukan untuk mengendalikan inflasi yang semakin tinggi. Tekanan inflasi bulan
���������������������������������������� �������������������������10 Detikfinance.com, 2008, Dikutip 7 Mei, 2008 dari http://detikfinance.com
� ���
�
April masih akan bersumber dari bahan makanan sekalipun ada panen padi di
beberapa sentra pertanian, tetapi harga non beras seperti bumbu-bumbuan terus
naik. Selain itu harga makanan olahan juga masih terus meningkat. Tekanan inflasi
pada bulan April ini cenderung lebih stabil dibandingkan kenaikan di bulan Maret
lalu, walaupun harga-harga bahan makanan tetap naik, tetapi kenaikannya
cenderung lambat tetapi pasti. Kepastian negara akan menaikkan harga bahan
bakar minyak (BBM) bersubsidi menjadi 30% pada awal Juni 2008 pun akan
memberikan efek tidak langsung pada masyarakat. Kenaikan BBM akan
menurunkan kemampuan daya beli masyarakat beberapa bulan ke depan.
2. Tekanan terhadap rupiah tampaknya meningkat seiring dengan beberapa faktor
yang muncul pada akhir bulan April ini terutama akibat ketidakpastian dalam
negeri terkait dengan kemungkinan kenaikan harga BBM dalam negeri. Selain
harga minyak mentah dunia yang terus naik, harga-harga komoditas global lainnya
seperti gandum, kedelei, dan jagung juga terus merangkak naik. Indonesia masih
mengimpor komoditas-komoditas tersebut, akibatnya permintaan USD dari
importer komoditas juga meningkat. Sementara itu dari sisi penawaran (suplai) dari
USD dikawatirkan akan mengalami penyusutan akibat kemungkinan keluarnya
asing dari pasar keuangan Indonesia. Kenaikan harga minyak mentah internasional
telah membuat harga BBM industri juga mengalami kenaikan yang berlanjut, yang
artinya biaya energi perusahaan meningkat, membuat kenaikan biaya produksi
yang berdampak pada kenaikan harga barangnya. Simpang siur nya pernyataan
pemerintah tidak mempengaruhi ekspektasi masyarakat yang sudah berspekulasi
bahwa harga BBM subsidi akan dinaikkan cepat atau lambat. Akibat spekulasi ini,
harga barang-barang sudah pada naik, selain juga akibat kenaikan biaya produksi
perusahaan. Perusahaan telah menggunakan harga BBM sesuai pasar. Jika
pemerintah tidak sanggup memberikan sinyal positif yang kuat kepada publik,
maka tekanan pasar akan meningkat, terutama spekulasi terhadap nilai tukar rupiah
yang cenderung akan semakin melemah.
3. Bank Indonesia mengkalkulasi, kenaikan harga bahan bakar minyak rata-rata 30%
akan membuat laju inflasi selama 2008 dapat melampaui 12 persen. Ini berarti laju
inflasi 2008 melonjak dua kali lipat dibandingkan dengan dua tahun sbelumnya
yang berkisar di level 6 persen.
�� �
�
Menurut deputi Gubernur Bank Indonesia, Hartadi A Sarwono: 11
Tanpa adanya kenaikan BBM, inflasi tahun ini diprediksikan melampaui 9 persen. Kenaikan BBM rata-rata 30 persen akan menyumbang inflasi sekitar 3 persen sehingga inflasi sepanjang 2008 bisa mencapai 12 persen-an.
Prediksi terbaru tentang inflasi tersebut jauh di atas target semula, yakni sekitar 5 ±
1 persen. Target awal jauh meleset karena di luar dugaan harga minyak dan pangan
internasional meroket tak terkendali dan memicu inflasi domestik melalui barang-
barang import.
Pada saat bersamaan, ekspektasi masyarakat terhadap inflasi teramat tinggi akibat
masih berlangsungnya ketidakpastian di pasar keuangan dan kondisi anggaran
pemerintah yang rentan.
4. Inflasi tinggi yang berlangsung berkepanjangan akan membahayakan
perekonomian Indonesia. Awalnya inflasi akan menurunkan daya beli masyarakat,
terutama kaum miskin. Selanjutnya, investor dan pelaku usaha akan mengurangi
laju ekspansi usahanya di Indonesia karena permintaan atas barang dan jasa
menurun (GDP Indonesia menurun). Keuntungan korporasi dan karyawan akan
berkurang. Dampak yang lebih luas ialah anjoknya perekonomian Indonesia secara
umum.
Inflasi yang tinggi akan membuat investor asing dan domestik melepas rupiah
karena kenaikan inflasi membuart suku bunga riil aset rupiah menjadi negatif.
Uang yang diinvestasikan di dunia perbankan akan menurun nilainya karena
tergerus oleh besarnya angka inflasi. Kondisi ini akan bertambah sulit apabila
sektor perbankan mengkoreksi suku bunga kreditnya lebih tinggi dari tahun-tahun
sebelumnya.
2.3.1.5. Ancaman dari Daya Tawar Penyuplai (Supplier Power)
1. PT. XYZ relatif memiliki daya tawar yang lemah kepada penyuplai. Hal ini
disebabkan besarnya hutang pada pihak supplier atas pengadaan barang
sebelumnya. Menurut data dari Accounting Division, perusahaan memiliki
performa keuangan yang relatif mengecewakan. Mengacu pada data yang disajikan
pada laporan tahunan perusahaan, secara finansial perusahaan relatif tidak
memiliki pondasi yang kuat. Beban hutang terlalu besar (Debt to Equity Rasio2007
yang mencapai 218.55% dan ROE2007 yang nol). Hutang lancar yang akan jatuh ���������������������������������������� �������������������������11Perekonomian. 2008. BI: Inflasi Bakal Melampaui 12 Persen. Dikutip dari Kompas, 23 Mei 2008: 1
� ���
�
tempo pada tahun 2008 ini pun sangat besar, yakni 1.67 triliyun rupiah. Hutang
jangka panjang perusahaan sebesar 444 milyar rupiah. PT. XYZ senantiasa merugi
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, PT. XYZ menanggung kerugian sebesar
Rp.153,77M (relatif lebih baik dari tahun 2006 sebesar Rp.283,43M). Ada
kemungkinan perusahaan melakukan retrukturisasi hutang untuk dapat melunasi
tanggung jawabnya karena kerugian yang selalu ditanggung perusahaan.
Tabel 2.4 Rasio Keuangan PT. XYZ
Sumber: Annual Report 2007 PT. XYZ, dokumen yang tidak dipublikasikan
� � �
Tabel 2.5 Hutang dan Ekuitas P
Sumber: Annual Report 2007 PT
erusahaan
T. XYZ, dokumen yang tidak dipublikasikan
Tabel 2.6 Laporan Rugi L
Sumber: Annual Report 20
�
aba 2007
007 PT. XYZ, dokumen yang tidak dipublikasika
���
an