Bab II Deskripsi Daerah Studi

18
Laporan Pendahuluan (Inception Report) Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI 2.1. KABUPATEN BERAU 2.1.1. Rona Lingkungan Wilayah Studi Luas Wilayah Kabupaten Berau adalah 34.127,47 Km 2 atau 3.412.700 Ha. Secara geografis Kabupaten Berau berada pada koordinat 116 o BT - 119 o BT dan 1 o LT - 2 o 33’ LU. Secara Administratif Wilayah Kabupaten Berau terdiri dari 13 (tiga belas) wilayah Kecamatan, 97 (sembilan puluh tujuh) desa dan 10 (sepuluh) kelurahan. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Gunung Tabur adalah sbb. : Batas-batas wilayah Kabupaten Berau adalah sebagai berikut : a. Sebelah Timur : Laut Sulawesi b. Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Timur c. Sebelah Barat : Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai Kartanegara d. Sebelah Utara : Kabupaten Bulungan CV. PORTAL Consultant II - 1

Transcript of Bab II Deskripsi Daerah Studi

Page 1: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

BAB IIDESKRIPSI DAERAH STUDI

2.1. KABUPATEN BERAU

2.1.1. Rona Lingkungan Wilayah Studi

Luas Wilayah Kabupaten Berau adalah 34.127,47 Km2 atau 3.412.700 Ha.

Secara geografis Kabupaten Berau berada pada koordinat 116o BT - 119o

BT dan 1o LT - 2o33’ LU. Secara Administratif Wilayah Kabupaten Berau

terdiri dari 13 (tiga belas) wilayah Kecamatan, 97 (sembilan puluh tujuh)

desa dan 10 (sepuluh) kelurahan.

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Gunung Tabur adalah sbb. :

Batas-batas wilayah Kabupaten Berau adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Timur : Laut Sulawesi

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Timur

c. Sebelah Barat : Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai

Barat dan Kabupaten Kutai Kartanegara

d. Sebelah Utara : Kabupaten Bulungan

2.1.2. Aksesibilitas

Embung Beriwit berlokasi di SP. 03 Desa Sukan, Kecamatan Sambaliung,

Kabupaten Berau. Untuk mencapai lokasi embung Beriwit yang berjarak 45

Km dari kota Tanjung Redeb dapat ditempuh melalui jalur darat dan jalur

sungai, dengan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan.

2.1.3. Kondisi Topografi

Keadaan topografi Kabupaten Berau bervariasi berdasarkan bentuk relief,

kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Wilayah daratan

tidak terlepas dari gugusan bukit dan perbukitan yang terhampar di seluruh

wilayah kecamatan. Berbagai tipe hutan utama yang biasanya terdapat di

CV. PORTAL Consultant II - 1

Page 2: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

Pulau Kalimantan, terdapat di Kabupaten Berau. Hutan bakau, hutan rawa

dan rawa gambut dijumpai di sepanjang pesisir dan muara sungai Berau.

Hutan dipterokarpa dataran rendah tersebar dan bercampur dengan hutan

kerangas dan hutan kapur dataran rendah. Diatas ketinggian 1.000 m dpl

(diatas permukaan laut) hutan dipterokarpa digantikan oleh hutan

pegunungan rendah dan pada puncak tertinggi gunung Mantan (2.457 m

dpl) terdapat hutan yang selalu diliputi awan. Sumber : Website Kabupaten

Berau, 2011.

Sungai Kelay merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Berau. Mengalir

dari pegunungan sekitar Gunung Mantan, sepanjang 254 kilometer sampai

pada pertemuan dengan Sungai Segah membentuk Sungai Berau di Tanjung

Redeb. Sungai Segah sendiri panjangnya sekitar 152 kilometer. Hulu sungai

berada di sekitar Gunung Kundas. Di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan

hulu-hulu Sungai Kelay terdapat hutan primer dataran rendah yang luas, dan

yang masih tersisa di Kalimantan.

2.1.4. Kondisi Iklim dan Curah Hujan

Letak geografis Kabupaten Berau yang dekat dengan Garis Khatulistiwa

menjadikan daerah ini memiliki iklim tropis, yang akan memiliki curah

hujan tinggi dengan hari hujan merata sepanjang tahun. Intensitas

penyinaran matahari yang tinggi menjadikan suhu udara relatif tinggi

sepanjang tahun dengan kelembaban udara yang tinggi pula.

Kondisi iklim Kabupaten Berau diwakili oleh pencatatan iklim di Berau

yang dilakukan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandara

Kalimarau yang mana hasil pendataan tersebut dapat dijabarkan mengenai

data-data tentang suhu udara, kecepatan angin, curah hujan dan sinar

matahari.

a. Curah Hujan

Berdasarkan catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

dan (BMKG) Bandara Kalimarau pada tahun 1990 - 2008, curah hujan

rata-rata pertahun cenderung tinggi, berkisar antara 144,33 - 256,08

mm3. Untuk tahun 2008 curah hujan bulanan rata-rata terendah terjadi

pada bulan Agustus yaitu sebesar 100,58 mm3 perbulan sedangkan

curah hujan terbesar terjadi pada bulan Pebruari sebesar 576,74 mm3.

CV. PORTAL Consultant II - 2

Page 3: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

Tabel II.1. Data Curah Hujan Bulanan (Tahun 1990 - 2008)

Curah Hujan (mm/bulan)

No. Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 1990 101 122 21 135 179 234 189 64 176 84 330 2112 1991 284 210 176 86 184 93 67 130 64 137 114 1873 1992 142 126 165 438 70 144 78 79 223 136 123 1684 1993 142 97 113 118 150 251 151 71 72 145 188 3305 1994 104 169 276 176 273 73 45 220 67 56 102 2066 1995 309 277 265 217 161 135 98 83 167 240 239 1797 1996 321 336 326 179 175 199 145 156 221 162 178 1868 1997 208 423 281 148 126 36 97 127 2 100 238 3299 1998 225 99 41 150 259 117 127 137 210 364 193 191

10 1999 323 264 271 321 96 300 176 161 146 105 463 17611 2000 193 238 224 191 292 238 145 79 78 265 263 28312 2001 142 188 268 352 345 220 267 60 178 202 250 13213 2002 215 123 188 188 174 174 48 91 127 67 157 19814 2003 237 172 156 132 100 208 101 245 209 198 56 34415 2004 218 91 247 136 135 157 135 115 232 213 166 21816 2005 242 171 178 248 166 123 171 182 71 116 406 27417 2006 166 305 35 163 239 183 155 88 150 179 117 20218 2007 493 171 170 264 248 427 259 141 106 160 236 19019 2008 338 576 245 244 186 253 138 100 340 205 208 240

Sumber : Rancangan Pola Pengelolaan WS. Berau Kelay, PT. Rayakonsult, 2008 (diolah dari data BMKG Kalimarau 2008)

b. Intensitas Penyinaran Matahari

Kondisi cuaca sesaat, suhu udara dan kelembaban udara suatu daerah

salah satunya ditentukan oleh faktor lamanya penyinaran matahari di

daerah tersebut.

Intensitas penyinaran matahari tahun 1999 - 2008 rata-rata pertahun

40,04 %. Intensitas penyinaran matahari terendah terjadi pada bulan

Pebruari 30,90 % pada bulan Agustus (55,90), dengan rata-rata

penyinaran tahunan sebesar 55,90 %.

CV. PORTAL Consultant II - 3

Page 4: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

Tabel II.2. Data Penyinaran

Penyinaran (%)No.

Tahun

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

1 1997 31 31 43 50 49 47 50 56 46 48 47 392 1998 31 31 43 50 49 47 50 56 46 48 47 393 1999 31 31 43 50 49 47 50 56 46 48 47 394 2000 31 31 43 50 49 47 50 56 46 48 47 395 2001 26 26 26 26 27 26 25 27 26 27 26 266 2002 18 26 41 56 31 36 68 50 38 46 52 367 2003 34 21 35 63 57 54 57 66 43 48 48 318 2004 31 23 41 53 41 61 54 72 57 45 54 399 2005 42 49 50 39 44 45 50 56 56 56 56 5610 2006 31 31 43 50 49 47 50 56 56 56 56 4711 2007 20 31 61 64 70 56 47 65 58 57 39 4312 2008 48 40 44 52 71 53 51 55 56 66 60 51

Sumber : Rancangan Pola Pengelolaan WS. Berau Kelay, PT. Rayakonsult, 2008 (diolah dari data BMKG Kalimarau 2008)

c. Temperatur Udara

Diberau suhu rata-rata berkisar antara 26,11 sampai dengan 27,44 oC.

Temperatur udara tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar

27,44oC. Sedangkan suhu terendah terjadi pada bulan Februari dan

Pebruari sebesar 26,11oC.

Tabel II.3. Data Temperatur Rata - Rata

Temperatur oCNo. Tahun Jan

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

                         1 1999 27 26 27 27 27 27 27 27 27 27 27 272 2000 26 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 273 2001 26 26 27 27 28 27 27 28 27 28 27 274 2002 26 26 27 27 27 27 27 28 27 27 27 275 2003 26 26 27 27 28 27 27 28 27 27 27 266 2004 26 26 26 27 28 27 27 27 27 27 26 277 2005 27 26 27 26 27 27 27 27 28 27 28 278 2006 27 26 27 27 26 27 28 26 27 27 27 279 2007 27 27 27 26 28 26 26 27 26 28 27 27

10 2008 26 25 26 26 28 26 27 26 27 27 27 27                         

Sumber : Rancangan Pola Pengelolaan WS. Berau Kelay, PT. Rayakonsult, 2008 (diolah dari data BMKG Kalimarau 2008)

CV. PORTAL Consultant II - 4

Page 5: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

d. Kelembaban Udara

Kelembaban dipengaruhi oleh keadaan topografi wilayah studi, suhu udara dan penyinaran matahari. Topografi wilayah studi merupakan daerah datar, berombak hingga bergelombang.

Kelembaban udara di Kabupaten Berau selama tahun 1997-2008

berkisar 86,30 %. Rata-rat kelembaban udara terendah terjadi pada

bulan September 82,83 %. Sedangkan tingkat kelembaban tertinggi

terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 88,58 %.

Tabel II.4. Data Kelembaban Udara Rata - Rata

Kelembaban Udara Rata-Rata / Average Air Dampness (%)No. Thn Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 1997 90 91 91 90 87 82 85 76 83 85 88 892 1998 85 86 87 86 83 83 86 88 85 88 87 863 1999 86 88 87 86 85 89 93 87 87 86 88 884 2000 85 84 87 85 84 84 87 84 87 88 88 915 2001 87 88 87 87 81 83 83 80 85 85 86 866 2002 91 86 87 86 86 84 84 84 85 86 88 887 2003 89 89 89 86 85 85 83 83 82 85 86 898 2004 90 89 87 88 87 85 87 81 86 86 85 899 2005 89 86 87 89 88 88 86 85 84 87 81 88

10 2006 89 90 89 84 82 88 85 84 86 87 89 8911 2007 90 90 89 88 87 89 89 84 58 84 86 9012 2008 89 89 90 88 84 87 88 87 86 84 86 90

Sumber : Rancangan Pola Pengelolaan WS. Berau Kelay, PT. Rayakonsult, 2008 (diolah dari data BMKG Kalimarau 2008)

e. Kecepatan Angin dan Arah Angin

Berdasarkan data seri waktu selama 10 tahun yang dicatat stasiun

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandara Kalimarau Berau

1999 – 2008, kecepatan angin rata – rata 5,20 knot. Kecepatan angin

tertinggi pada bulan Oktober yaitu 5,44 knot dan kecepatan angin

terendah pada bulan September yaitu 4,80 knot.

CV. PORTAL Consultant II - 5

Page 6: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

Tabel II.5. Data Kecepatan Angin

Kecepatan (m/dtk)No. Tahun Jan Feb Mar Apr

Mei Jun Jul Agt Sep

Okt Nov Des

                         1 1999 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 22 2000 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 23 2001 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 24 2002 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 35 2003 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 26 2004 0 0 3 1 2 2 2 2 2 2 2 27 2005 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 28 2006 3 3 3 3 4 3 4 5 3 3 3 39 2007 2 4 1 1 0 0 1 4 4 3 2 110 2008 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3                         

Sumber : Rancangan Pola Pengelolaan WS. Berau Kelay, PT. Rayakonsult, 2008 (diolah dari data BMKG Kalimarau 2008)

2.1.5. Kondisi Geologi Regional

a. Geomorfologi Regional

CV. PORTAL Consultant II - 6

Page 7: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

Stratigrafi Anak Cekungan Berau tersusun oleh empat formasi utama

dengan urutan tua ke muda yaitu Formasi Birang (Formasi

Globigerina Marl), Formasi Latih (Formasi Batubara Berau), Formasi

Labanan (Formasi Domaring) dan Formasi Sinjin.

Formasi Birang (Tomb) tersusun oleh perselingan napal,

batugamping dan tufaa hablur di bagian atas dan perselingan napal,

rijang, konglomerat, batupasir kwarsa dan batugamping di bagian

bawah. Formasi ini menunjukkan umur Oligosen-Miosen dan

diendapkan di lingkungan laut dangkal.

Formasi Latih (Tml) terdiri dari perselingan batupasir kwarsa,

batulempung, batulanau, dan batubara di bagian atas dan pada bagian

bawah bersisipan dengan serpih pasiran dan batugamping. Formasi ini

berumur Miosen Tengah dan diendapkan pada lingkungan delta,

estuarin dan laut dangkal. Formasi ini menjemari dengan Formasi

Birang.

Formasi Labanan (Tmpl) (Formasi Domaring) tersusun dari

perselingan konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung dan

sisipan batugamping dan batubara, berumur Miosen Akhir dan

lingkungan pengendapan fluviatil, secara tidak selaras terletak diatas

Formasi Latih.

Formasi Sinjin (Tps) tersusun dari perselingan tufa, aglomerat, tufa

lapili, lava andesit piroksen, tufa terkersikan, batulempung tufaaan

dan kaolin. Formasi ini diduga berumur Pliosen.

Menurut Situmorang dan Burhan (1992), bahwa daerah Berau

mempunyai struktur utama sesar normal, sesar geser dan sesar naik

dengan arah umum barat laut-tenggara dan barat daya-timur laut.

CV. PORTAL Consultant II - 7

Page 8: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

Periode tektonik pertama yang terjadi mulai pada Kapur Akhir - Eosen

Awal, menyebabkan terjadinya perlipatan dan pensesaran serta

metamorfosa berderajat rendah pada Formasi Bongara. Tektonik

kedua terjadi pada Eosen Awal sehingga terbentuk Formasi

Sembakung yang terlipat, tersesarkan serta mengalami metamorfosa

berderajat rendah dan diikuti terobosan batuan beku andesit berumur

Oligosen Awal. Bersamaan dengan pengendapan Formasi Birang

diikuti oleh Formasi Latih pada awal Miosen, pada Miosen Akhir

sampai Pliosen terbentuk Formasi Labanan. Pada periode tektonik

ketiga terbentuk lipatan dan sesar diikuti terobosan andesit yang

mengalami alterasi dan mineralisasi. Pada periode keempat

menghasilkan morfologi yang terlihat sekarang setelah pembentukan

Formasi Sinjin yang berumur Plio-Plistosen.

b. Geologi Regional

Berdasarkan peta geologi lembar Berau Kalimantan, skala 1:250.000

oleh S. Hidayat, Amiruddin dan D. Satrianas (1995, P3G), geologi

regional sekitar Embung Beriwit dapat dibagi menjadi satuan berikut :

Aluvium (Qa); terdiri dari Lumpur, lanau, pasir, kerikil dan koral,

merupakan endapan pantai, sungai dan rawa. Formasi Sajau (TQps);

umumnya terdiri dari batupasir kwarsa, batulempung, batulanau,

batubara, lignit dan konglomerat. Ditemukan struktur sedimen

perlapisan silang siur planar dan mangkok, bioturbasi, perarian sejajar,

bintil besi, mengandung fosil kayu, umumnya karbonan. Formasi ini

berumur Plio - Plistosen berdasarkan fosil molusca (Beets, 1959) dan

diendapkan pada lingkungan pluvial sampai delta dan tebal antara 600

- 2.000 m. Sumber Data : Website Resmi Kab. Berau 2009.

2.2. DATA TEKNIS EMBUNG BERIWIT

Pembangunan Embung DI. Beriwit dikerjakan bertahap tiap tahun anggaran. Tahap

pertama di mulai tahun 2003. Daerah irigasi embung beriwit memiliki luas daerah

irigasi pertanian 3.600 Ha, luas genangan 350 Ha, meliputi lahan genangan air,

sungai, dan hutan pagar hijau disekitar genangan. Berikut disajikan Data Teknis

Embung Beriwit (Sumber : worldprojectdam.Indonesia) :

a. Tubuh Bendung

CV. PORTAL Consultant II - 8

Page 9: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

1). Muka air banjir = Ev.+18.922). Muka air normal = Ev.+16.923). Debit banjir (Q.100) = 22.84). Luas daerah irigasi = 3,600 Ha5). Kapasitas tampungan normal = 1.452 juta m3

6). Volume mati = 0.361 juta m3

7). Volume efektif = 1.091 juta m3

b. Bangunan Spillway

1). Elevasi mercu = Ev.+16.922). Elevasi lantai = Ev.+14.923). Elevasi lantai kolam olak = Ev.+7.924). Lebar spillway = 21.50 m.

c. Bangunan Intake

1). Elevasi lantai (inlet) = Ev.+13.002). Elevasi lantai (outlet) = Ev.+12.873). Debit air normal = 1.422 m3/dt.

d. Bangunan Pengelak

1). Elevasi lantai (inlet) = Ev.+8.002). Elevasi lantai (outlet) = Ev.+07.55.

e. Tanggul Timbunan

1). Elevasi puncak = Ev.+20.512). Lebar tanggul atas = 12.00 m3). Lebar tanggul bawah = 93.86 m4). Tinggi tanggul = 17.00 m5). Panjang tanggul = 400.00 m6). Sungai = Sei Beriwit.

CV. PORTAL Consultant II - 9

Page 10: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

Gambar II.1. Kondisi Embung Beriwit

CV. PORTAL Consultant II - 10

Page 11: Bab II Deskripsi Daerah Studi

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit – Kabupaten Berau

DAFTAR ISIBAB II..........................................................................................................................1

DESKRIPSI DAERAH STUDI.............................................................................1

2.1. KABUPATEN BERAU..........................................................................................12.1.1. Rona Lingkungan Wilayah Studi.........................................................................12.1.2. Aksesibilitas.........................................................................................................12.1.3. Kondisi Topografi................................................................................................12.1.4. Kondisi Iklim dan Curah Hujan...........................................................................22.1.5. Kondisi Geologi Regional...................................................................................62.2. DATA TEKNIS EMBUNG BERIWIT.................................................................8

TABEL

Tabel II.1. Data Curah Hujan Bulanan (Tahun 1990 - 2008)..........................................3Tabel II.2. Data Penyinaran................................................................................................4Tabel II.3. Data Temperatur Rata - Rata..........................................................................4Tabel II.4. Data Kelembaban Udara Rata - Rata.............................................................5Tabel II.5. Data Kecepatan Angin......................................................................................6

GAMBAR

Gambar II.1. Kondisi Embung Beriwit..............................................................................9

CV. PORTAL Consultant II - 11