BAB II

11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asal Usul Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan sumber minyak nabati yang sangat penting disamping beberapa minyak nabati lain, seperti kelapa dalam, kacang-kacangan dan biji-bijian lain. Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an (Adlin U. Lubis 1992 ). Pembukaan perkebunan kelapa sawit terus meluas seiring dengan meningkatnya permintaan minyak nabati di berbagai belahan dunia. Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, dan lain-lain. Minyak sawit dapat digunakan untuk beragam kegunaan karena keunggulan

description

kelapa sawit

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asal Usul Kelapa Sawit di Indonesia

Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan sumber minyak nabati yang

sangat penting disamping beberapa minyak nabati lain, seperti kelapa dalam, kacang-

kacangan dan biji-bijian lain. Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh Pemerintah

Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor,

sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli,

Sumatera Utara pada tahun 1870-an (Adlin U. Lubis 1992 ). Pembukaan perkebunan

kelapa sawit terus meluas seiring dengan meningkatnya permintaan minyak nabati di

berbagai belahan dunia.

Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun,

kosmetika, dan lain-lain. Minyak sawit dapat digunakan untuk beragam kegunaan

karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi,

mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya,

mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh

dalam bidang kosmetik (Sastrosayono Selardi, 2003) .

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah daging buah

yang banyak menghasilkan minyak sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku

minyak goreng dan berbagai keturunannya. Kelebihan minyak sawit adalah harga

Page 2: BAB II

7

yang murah, rendah kolestrol dan memiliki kandungan karoten tinggi.Kelapa sawit

termasuk tumbuhan pohon dan ketinggiannya dapat mencapai 24 m. Bunga dan

buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil, apabila masak

berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya

mengandung minyak. Agar kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai minyak secara

maksimal, maka perlu dilakukan proses pengolahan kelapa sawit dari TBS (Tandan

Buah Segar) hingga dihasilkan CPO (Crude Palm Oil). Hasil sebagai CPO dapat

dimanfaatkan sebagai minyak goreng, sabun dan lilin.

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan,

karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan

minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Produksi perhektarnya mencapai 6 ton per

tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya

(4,5 ton pertahun), tingkat produksi ini termasuk tinggi.Bagi Indonesia, tanaman

kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain

mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan

masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Indonesia merupakan

salah satu produsen utama minyak sawit.

Page 3: BAB II

8

2.2 Morfologi Buah Kelapa Sawit

Gambar 2.1 Bagian-Bagian Kelapa Sawit

Buah sawit mempunyai warna bervariasi mulai dari hitam, ungu,

hingga merah tergantung pada varietas tanamannya. Buah

bergerombol dalam tandan yang muncul dari setiap ketiak pelepah

daun. Dalam satu tandan, umumnya terdapat sekitar 2.000 buah

sawit dengan tingkat kematangan yang bervariasi.  Tandan yang

dianggap matang atau layak panen adalah tandan yang telah

berwarna merah jingga. Warna tersebut timbul karena

meningkatnya kandungan karotena (pigmen warna merah alami)

yang berada di bagian kulit buah sawit yang matang.

Buah kelapa sawit terdiri dari 4 bagian penting yang diantaranya

adalah:

a. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

Page 4: BAB II

9

b. Mesoskarp, serabut buah yang mengandung banyak minyak.

c. Endoskarp, cangkang pelindung inti.

d. Inti sawit (kernel), sebetulnya adalah biji yang merupakan bagian

dalam perbanyakan generatif tanaman. 

Inti sawit terbagi menjadi 2 komponen, yakni :

1) Endosperm, merupakan jaringan cadangan makanan yang

mengandung karbohidrat, lemak, dan protein difungsikan untuk

mensuplai kebutuhan nutrisi dalam pertumbuhan embrio dan

kecambah muda.

2) Embrio, merupakan adalah suatu tumbuhan kecil (miniature

plant) yang merupakan cikal bakal dari individu sawit baru.

Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit

dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :

a. Dura, memiliki cangkang tebal (3-5 mm), daging buah tipis, dan

rendemen minyak 15-17%.

b. Tenera, memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah

tebal, dan rendemen minyak 21-23%.

c. Pisifera, memiliki cangkang sangat tipis, daging buah tebal,

bijikecil, dan rendemen minyak tinggi (23-25%). Tandan buah

Page 5: BAB II

10

hampir  selalu gugur sebelum masak, sehingga jumlah minyak

yang dihasilkan sedikit.

Adapun contoh gambar jenis-jenis kelapa sawit dibawah ini :

Gambar 2.2 Jenis-Jenis Kelapa Sawit

2.3 Penggunaan Minyak Kelapa Sawit

Secara umum penggunaan minyak kelapa sawit digunakan untuk

bahan pangan, bahan nonpangan dan bahan bakar alternatif,

berikut penjelasannya :

1.Bahan Pangan

Page 6: BAB II

11

Kenyataan menunjukkan banyak industri dan konsumen

cenderung menyukai dan menggunakan minyak sawit. Dari aspek

ekonomis, harganya relatif murah dibandingkan dengan minyak

nabati lain. Selain itu komponen yang terkandung di dalam

minyak sawit lebih banyak dan beragam sehingga

pemanfaatannya juga beragam. Saat ini telah banyak pabrik

pengolah yang memproduksi minyak goreng dari kelapa sawit

dengan kandungan kolesterol yang rendah. Minyak sawit yang

digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak sawit

maupun minyak inti sawit melalui proses fraksinasi, rafinasi dan

hidrogenesis. Produksi CPO di Indonesia sebagian besar di

fraksinasi sehingga dihasilkan fraksi cair dan fraksi padat.

Sebagai bahan baku untuk minyak makan, minyak sawit antara

lain juga digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarin,

butter, vanaspati, shortening dan bahan untuk membuat kue-kue.

Minyak sawit memiliki beberapa keunggulan dibandingkan

minyak goreng lain, antara lain mengandung karoten yang

diketahui berfungsi sebagai zat anti kanker dan tokoferol sebagai

sumber vitamin E. Di samping itu kandungan asam linoleat dan

linolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari

minyak sawit memiliki kemantapan kalor (heat stability) yang

tinggi dan tidak mudah teroksidasi. Oleh karena itu, minyak sawit

Page 7: BAB II

12

sebagai minyak goreng bersifat lebih awet dan makanan yang

digoreng dengan minyak sawit tidak cepat bau tengik.

2.Bahan Nonpangan

Minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk

digunakan di industri-industri nonpangan, industri farmasi dan

industri kimia (fatty acids, fatty alcohol, dan glycerine). Produk

non pangan yang dihasilkan dari minyak sawit dan minyak inti

sawit diproses melalui proses hidrolisis (splitting) untuk

menghasilkan asam lemak dan gliserin.

3.bahan bakar alternatif (palm biodiesel)

Pengembangan dan penggunaan minyak tumbuhan sebagai

bahan bakar telah dilakukan oleh Amerika Serikat dan beberapa

negara Eropa. Minyak tumbuhan tersebut dikonversi menjadi

bentuk metil ester asam lemak yang disebut biodiesel. Amerika

menggunakan biodiesel dari minyak kedelai sedangkan negara-

negara Eropa menggunakan minyak rapeseed.

Indonesia dan Malaysia adalah negara produsen utama minyak

sawit di dunia juga telah mengembangkan biodiesel dari minyak

sawit (palm diodiesel), tetapi pengembangannya belum

komersial. Di Indonesia, penelitian dilakukan oleh Pusat Penelitian

Kelapa Sawit (PPKS), Medan dan telah berhasil mengembangkan

biodiesel dari minyak sawit mentah (CPO), refined bleached

Page 8: BAB II

13

deodorised palm oil (RBDPO), dan fraksi-fraksinya seperti stearin

dan olein serta minyak inti sawit.

Palm biodiesel mempunyai sifat kimia dan fisika yang sama

dengan minyak bumi (petroleum diesel) sehingga dapat

digunakan langsung untuk mesin diesel atau dicampur dengan

petroleum diesel. Namun, palm biodiesel memiliki keunggulan

lain yaitu mengandung oksigen sehingga flash point-nya lebih

tinggi dan tidak mudah terbakar. Selain itu, palm iodiesel

merupakan bahan bakar yang lebih bersih dan lebih mudah

ditangani karena tidak mengandung sulfur dan senyawa benzene

yang karsinogenik.

Pengembangan palm biodiesel yang berbahan baku minyak

sawit terus dilakukan karena selain untuk mengantisipasi

cadangan minyak bumi yang semakin terbatas, produk biodiesel

temasuk yang bahan bakunya dapat diperbaharui dan ramah

lingkungan. Di samping itu, produksi gas karbon dioksida (CO2)

dari hasil pembakarannya dapat dimanfaatkan kembali oleh

tanaman. Penggunaan palm biodiesel juga dapat mereduksi efek

rumah kaca, polusi tanah, serta melindungi kelestarian perairan

dan sumber air minum. Hal ini berhubungan dengan sifat

biodiesel yang dapat teroksigenasi relatif sempurna atau terbakar

habis, non-toksik dan dapat terurai secara alami (biodegradable).

Page 9: BAB II

14

Palm biodiesel dibuat dengan menggunakan bahan baku minyak

sawit (CPO) maupun produk turunannya atau minyak inti sawit

(PKO).Produksi palm biodiesel dapat dilakukan melalui

transesterifikasi minyak sawit dengan methanol.