BAB II

11
BAB II ISI 2.1 Keabnormalan Tanaman Mengenal kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh berbagai pengganggu akan sangat membantu dalam diagnosis. Diagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman. Kegagalan suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian. Sebagai contah klasik dikemukakan oleh Fry (1982) pada pertanaman bit gula dipinggiran kota New York terjadi masalah kekerdilan tanaman. Dugaan awal kekerdilan tersebut disebabkan oleh karena kekurangan hara. Namun ternyata aplikasi pemupukan tidak menyelesaikan masalah. Konsultasi dengan ahli penyakit tanaman menyimpulkan bahwa tanaman terserang oleh nematoda Heterodera schachtii. Dengan demikian diagnosis yang baik harus memiliki efektivitas yang tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus cepat. Keterlambatan hasil diagnosis karena berbagai hal dapat menyebabkan penyakit sudah berkembang pesat, sehingga hasil tidak dapat diselamatkan. Disamping efektif dan cepat, diagnosis juga harus murah. Biaya diagnosis yang mahal tidak akan terjangkau oleh petani kecil, sehingga mereka enggan pergi ke klinik untuk memeriksakan tanaman. Keabnormalan/gangguan merupakan suatu proses interaksi anatara berbagai faktor yang mempengaruhi. Hasil proses interaksi tersebut dapat dilihat dengan adanya kerusakan pada tanaman, Karena tanaman yang terganggu oleh pengganggu tertentu sering menunjukkan kerusakan akan tertentu pula.

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

ISI

2.1 Keabnormalan Tanaman

Mengenal kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh berbagai pengganggu akan

sangat membantu dalam diagnosis. Diagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil

diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman. Kegagalan

suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian. Sebagai contah

klasik dikemukakan oleh Fry (1982) pada pertanaman bit gula dipinggiran kota New York

terjadi masalah kekerdilan tanaman. Dugaan awal kekerdilan tersebut disebabkan oleh karena

kekurangan hara. Namun ternyata aplikasi pemupukan tidak menyelesaikan masalah.

Konsultasi dengan ahli penyakit tanaman menyimpulkan bahwa tanaman terserang oleh

nematoda Heterodera schachtii. Dengan demikian diagnosis yang baik harus memiliki

efektivitas yang tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus cepat. Keterlambatan hasil

diagnosis karena berbagai hal dapat menyebabkan penyakit sudah berkembang pesat,

sehingga hasil tidak dapat diselamatkan. Disamping efektif dan cepat, diagnosis juga harus

murah. Biaya diagnosis yang mahal tidak akan terjangkau oleh petani kecil, sehingga mereka

enggan pergi ke klinik untuk memeriksakan tanaman.

Keabnormalan/gangguan merupakan suatu proses interaksi anatara berbagai faktor

yang mempengaruhi. Hasil proses interaksi tersebut dapat dilihat dengan adanya kerusakan

pada tanaman, Karena tanaman yang terganggu oleh pengganggu tertentu sering

menunjukkan kerusakan akan tertentu pula. Beberapa jenis hama tidak hanya memakan

bagian tubuh tanaman tetapi juga mengeluarkan substansi tertentu yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis hama yang lain akan meninggalkan bebas aktivitas

yang khas. Banyak macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai

arti ekonomi penting. Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam patogen

tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai

berpuluh-puluh tanaman. Sering pula terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu dapat

menyerang satu macam organ tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ

tanaman. Sebagai akibat dari reaksi tersebut maka suatu kerusakan tertentu akan tampak pada

tanaman. Perkembangan selanjutnya, bagian pathogen atau pathogen itu sendiri dapat

menampakkan diri pada permukaan tanaman inang yang abnormal.

Page 2: BAB II

2.2 Gejala-gejala Keabnormalan

Abnormalitas atau perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sakit sebagai

akibat adanya serangan agensia penyakit-penyakit (pathogen) tersebut disebut gejala,

sedangkan pengenal yang ditunjukkan oleh selain reaksi tanaman inang disebut tanda. Contoh

tanda penyakit misalnya miselium jamur, spora atau konidi jamur, badan buah jamur,

mildew, sklerosium, koloni baketri yang berupa lendir, dan sejenisnya.

Parasit yang menyebabkan penyakit pada tanaman pada umumnya membentuk bagian

vegetatifnya di dalam jaringan tanaman sehingga tidak tampak dari luar. Tetapi walaupun

demikian ia membentuk bagian reproduktifnya pada permukaan tanaman yang diserangnya

atau hanya sebagian tampak pada permukaan tersebut. Selan itu sering pula pembentukan

propagul dalam bentuk istirahat pada permukaan tanaman. Pada beberapa kasus hampir

seluruh bagian dari parasit termasuk, propagul vegetatif dan generatif terdapat pada bagian

luar tanaman sehingga dapat dilihat. Dalam hubungan ini untuk penamaan penyakit dapat

didasarkan pada struktur patogen yang terlihat:

Mildew

Merupakan penyakit tanaman dimana patogen terlihat sebagai pertumbuhan pada

permukaan luar dari bagian tanaman yang terserang. Biasanya tampak dalam bentuk

yang berwarna keputih-putihan pada daun, cabang atau buahnya.

Downy Mildew

Merupakan pertumbuhan yang ditandai dengan lapisan seperti bulu-bulu kapas.

Powdery Mildew

Merupakan bentuk yang terdapat pada permukaan tanaman yang tampak sebagai lapisan

pupur.

Karat

Gejala pada permukaan tanaman seperti karat. Hal ini karena adanya kumpulan spora

yang keluar dari stomata dengan warna seperti karat (merah kecoklat-coklatan).

Smut (Gosong)

Gejala ini menyerupai tepung berwarna kehitam-hitaman dan terdapat pada organ

perbungaan, batang, daun dan sebagainya.

Kudis

Patogen (tubuh buah) yang muncul pada permukaan bagian yang terserang berbentuk

agak kasar seperti kudis.

Page 3: BAB II

Cacar

Bagian tanaman biasanya daun muda yang terserang mengelupuh (seperti cacar) dan

pada bagian yang menonjol terbentuk lapisaan tubuh buah.

Bercak ter (Tarspot)

Bagian yarig terserang agak menonjol dan berwarna hitam. Bagian yang hitam tersebut

terdiri dari tubuh buah cendawan.

Perubahan yang ditunjukkan suatu penyakit dapat hanya setempat atau menyeluruh.

Abnormalitas yang timbul hanya setempat atau hanya terbatas pada daerah tertentu saja di

bagian tubuh tanaman disebut abnormalitas lesional atau local, sedangkan abnormalitas yang

timbul pada seluruh tubuh tanaman disebut abnormalitas sistemik. Abnormalitas yang tampak

sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan sel-sel bagian tanaman yang bersangkutan.

Penyakit dapat dikenal dengan mata telanjang dari gejalanya atau simptomnya. Penyakit

tumbuhan dialam yang belum ada campur tangan manusia adalah hasil interaksi antara

pathogen, inang dan lingkungan. Sedangkan penyakit tanaman yang terjadi setelah campur

tangan manusia adalah hasil interaksi antara pathogen, inang, lingkungan dan manusia.

Tanaman individual dapat menunjukkan gejala: perubahan warna, perubahan bentuk,

kelayuan, dan pertanaman dapat menunjukkan kelompok gejala yang membentuk gambaran

penyakit atau sindrom. Dari gambaran penyakit ini orang menentukan penyebabnya atau

mengadakan diagnosis. Untuk diagnosis biasanya dilakukan dilapangan atau di laboratorium.

Penyakit disebabkan oleh penyebab abiotik dan biotik. Penyebab penyakit abiotik disebut

fisiopath, sedang penyebab penyakit yang biotic disebut pathogen.

Gejala morfologi penyakit tumbuhan dibedakan atas tiga pokok yaitu : nekrosis

(matinya sel, jaringan atau seluruh organ), hipoplasia (terjadinya hambatan pertumbuhan),

dan hyperplasia (terjadinya pertumbuhan yang luar biasa).

1. Gejala nekrosis

Yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau

kerusakan bagian sel atau matinya sel. Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang

disebabkan oleh berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:

- Bercak

Sel-sel yang rnati hanya terjadi pada luasan terbatas dan biasanya bewarna kecoklat-

coklatan. Sebelum terjadi di kematian sel warnanya agak kekuning-kuningan. Bagian

jaringan yang mati seringkali sobek dan terpisah dari jaringan yang ada sekitarnya yang.

masih sehat. Gejala tersebut disebut shot-hole atau tembus peluru. Bentuk, lesio dari bercak

Page 4: BAB II

ini dapat bundar, segi empat bersudut, atau tidak teratur. Sisi bercak berwarna jingga, coklat,

dan sebagainya seringkali pada bercak tersebut terlihat adanya tubuh buah.

- Streak dan shipe

Bagian yang nekrotik memanjang masing-masing sepanjang tulang daun dan di antara tulang

daun

- Kanker

Terjadi kematian sel kulit batang terutama pada tanaman berkayu. Permukaan bercaknya

agak tertekan kebawah atau bagian kulitnya pecah sehingga terlibat bagian kayunya. Pada

bagian yang pecah tersebut dapat terlihat adanya tubuh buah cendawan.

- Blight

Menyerupai bentuk yang terbakar. Gejala ini terjadi jika sel-sel organ tanaman mati secara

cepat (daun, bunga, ranting dan sebagainya). Bagian tanaman tersebut menjadi coklat atau

hitam.

- Damping – off (lodoh). Keadaan di mana batang tanaman diserang permukaan tanah.

Bagian tanaman yang terserang disekitar permukaan tanah tertekan sehingea tidak mampu

untuk menahan beban yang berat dari bagian atas tanaman.

- Terbakar, scald atau scorch

Bagian tanaman yang sukulen mati atau berwarna coklat akibat temperatur tinggi.

- Busuk

Bagian yang terserang mati, terurai dan berwarna coklat. Hal ini disebabkan oleh serangan

cendawan dan bakteri yang menguraikan ikatan antara dinding sel oleh berbagai enzym.

Tergantung dari bagian tanaman yang, terserang maka terdapat berbagai gejala busuk seperti

busuk akar, busuk batang, busuk- pucuk, busuk buah. Tergantung pada tipe pembusukan

maka terdapat busuk basah, busuk lunak, busuk kering.

- Layu. Efek dari gejala layu ini daunnya kehilangan ketegarannya dan layu. Gejala ini

diakibatkan oleh kerusakan bagian perakaran, penyumbatan saluran air atau oleh senyawa

yang beracun yang dikeluarkan oleh patogen yang terbawa oleh aliran air kebagian atas

tanaman.

- Die-back

Terjadi kematian ranting atau cabang dari bagian ujung atasnya dan meluas kebagian sebelah

bawahnya.

- Gugur daun, bunga, buah sebelum waktunya

Hal ini disebabkan oleh gangguan fisiologi atau sebagai akibat tidak langsung oleh gangguan

patogen.

Page 5: BAB II

- Perubahan organ tanaman (transportasi) dari organ tanaman jadi bentuk lain

Bagian tanaman diganti oleh struktur cendawan, seperti bunga yang baru terbuka

mengandung kumpulan. spora (smut) atau perbungaan yang seharusnya dibentuk dirubah

menjadi bentuk daun (filodi).

- Klorosis karena rusaknya klorofil.

2.Gejala Hipoplasia

Yaitu type kerusakan yang disebabkan karena adanya ambatan atau terhentinya

pertumbuhan (underdevelopment) sel atau bagian sel. Terdapat berbagai bentuk gejala

hipoplastik yang disebabkan oleh berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang,

diserangnya:

Etiolasi : tumbuhan menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang

sempit karena mengalami kekurangan cahaya

Kerdil (atrophy) : gejala habital yang disebabkan karena terhambatnya pertumbuhan

sehingga ukurannya menjadi lebih kecil daripada biasanya

Klorosis : terjadinya penghambatan pembentukan klorofil sehingga bagian yang seharusnya

berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau pucat. Bila pada daun hanya bagian sekitar

tulang daun yang berwarna hijaumaka disebut voin banding. Sebaliknnya jika bagian-bagian

daun di sekitar tulang daun yang menguning disebut voin clearing.

Perubahan simetri : hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai dengan

hambatan pada bagian di depannya, sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan bentuk.

Roset : hambatan pertumbuhan ruas-ruas (internodia) batang tetapi pembentukan daun-

daunnya tidak terhambat, sebagai akibatnya daun-daun berdesak-desakan membentuk suatu

karangan.

Klorosis karena terhambatnya pembentukan klorofil.

3. Gejala Hiperplasia

Yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel atau bagian sel

atau bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada pertumbuhan biasa. Terdapat

berbagai bentuk gejala hipoplastik yang disebabkan oleh berbagai patogen yang berbeda pada

bagian tanaman yang, diserangnya:

Erinosa : terbentuknya banyak trikom (trichomata) yang luar biasa sehingga pada

permukaan alat itu (biasanya daun) terdapat bagian yang seperti beledu.

Fasiasi (Fasciasi, Fasciation) : suatu organ yang seharusnya bulat dan lurus berubah

menjadi pipih, lebar dan membelok, bahkan ada yang membentuk seperti spiral.

Intumesensia (intumesoensia) : sekumpulan sel pada daerah yang agak luas pada daun atau

Page 6: BAB II

batang memanjang sehingga bagian itu nampak membengkak, karena itu gejala ini disebut

gejala busung (cedema).

Kudis (scab) : bercak atau noda kasar, terbatas dan agak menonjol. Kadang-kadang pecah-

pecah. Di bagian tersebut terdapat sel-sel yang berubah menjadi sel-sel gabus. Gejala ini

dapat dijumpai pada daun, batang, buah atau umbi.

Menggulung atau mengeriting : gejala ini disebabkan karena pertumbuhan yang tidak

seimbang dari bagian-bagian daun. Gejala menggulung terjadi apabila salah satu sisi

pertumbuhannya selalu lebih cepat dari yang lain, sedang gejala mengeriting terjadi apabila

sisi yang pertumbuhannya lebih cepat bergantian.

Pembentukan alat yang luar biasa terdiri atas Antolisis (antholysis) : perubahan dari bunga

menjadi daun-daun kecil dan Enasi : pembentukan anak daun yang sangat kecil pada sisi

bawah tulang daun.

Perubahan Warna : perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang bukan klorosis

yang terjadi pada suatu organ (alat tanam).

Prolepsis : berkembangnya tunas-tunas tidur atau istirahat (dormant) yang berada dekat di

bawah bagian yang sakit, berkembang menjadi ranting-ranting segar yang tumbuh vertikal

dengan cepat yang juga dikenal dengan tunas air.

Rontoknya alat-alat : rontoknya daun, bunga atau buah yang terjadi sebelum waktunya dan

dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya. Rontoknya alat tersebut karena terbentuknya

lapisan pemisah (abcission layar) yang terdiri dari sel-sel yang berbentuk bulat dan satu sama

lain terlepas.

Sapu (witches broom) : berkembangnya tunas-tunas ketiak atau samping yang biasanya

tidur (latent) menjadi seberkas ranting-ranting rapat. Gejala ini umumnya disertai dengan

terhambatnya perkembangan ruas-ruas (internodia) batang, daun pada tunas baru.

Sesidia (cecidia) atau tumor : pembenkakan setempat pada jaringan tumbuhan sehingga

terbentuk bintil-bintil atau bisul-bisul. Bintil ini dapat terdiri dari jaringan tanaman dengan

atau tanpa koloni patogennya.

Klorosis karena pigmen maupun klorofil yang berlebihan.

4. Gejala Injury

Yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya aktivitas hama tertentu atau setiap

bentuk penyimpangan fisiologis tanaman sebagai akibat aktivitas atau serangan OPT.

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: BAB II

Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha Nasional.

Surabaya.

Hari.2008.Capung Langka.

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHa300.dir/doc.pdf//

hansamunahito.multiply.com/journal/item/1/Capunge_Langka

Purnomo,B. 2009. Penuntun Praktikum Daslintan. Ps agroekotek. Faperta Unib; Bengkulu

Sudarmo, subiyakto. 1995. Pengendalian Hama dan Gulma Pada Tanaman Perkebunan.

Kanius.Yogyakarta.

Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta

Wagiman, F.X. 2003. Hama Tanaman : Cemiri Morfologi, Biologi dan Gejala Serangan.

Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Yogayakarta.

Wiyono, Suryo. 2007. Perubahan Iklim dan Ledakan Hama dan Penyakit Tanaman. IPB;