bab II

63
Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Bab II Tinjuan Teoritis & Kebijakan 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kawasan Khusus Tujuan Pembentukan Kawasan Khusus : 1. Sebagai pusat pengembangan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut dan sekitarnya 2. Meningkatkan daya saing produk ekspor dan mempermudah akses ekspornya 3. Mempermudah pengelolaan dampak negatif terhadap lingkungan 4. Mendorong terciptanya efisiensi produksi 5. Mendorong berkembangnya industri penunjang 6. Mengantisipasi kebutuhan outsourcing industry antar zona ekonomi khusus. Bentuk-bentuk Kawasan Khusus : 1. Kawasan Berikat : Kawasan Berikat Nusantara (KBN- Jakarta Utara) dan Batam 2. Kawasan Industri : tersebar di Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Sumut dan Sulsel 3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) : 13 KAPET. Laporan Akhir | II-1

description

Master Plan KI Sei Mangkei

Transcript of bab II

Page 1: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Bab IITinjuan Teoritis & Kebijakan 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kawasan Khusus

Tujuan Pembentukan

Kawasan Khusus :

1. Sebagai pusat

pengembangan dan

pertumbuhan ekonomi di

wilayah tersebut dan

sekitarnya

2. Meningkatkan daya saing produk ekspor dan mempermudah

akses ekspornya

3. Mempermudah pengelolaan dampak negatif terhadap lingkungan

4. Mendorong terciptanya efisiensi produksi

5. Mendorong berkembangnya industri penunjang

6. Mengantisipasi kebutuhan outsourcing industry antar zona

ekonomi khusus.

Bentuk-bentuk Kawasan Khusus :

1. Kawasan Berikat : Kawasan Berikat Nusantara (KBN-Jakarta Utara)

dan Batam

2. Kawasan Industri : tersebar di Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Sumut

dan Sulsel

3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) : 13 KAPET.

4. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

5. Kawasan Ekonomi Khusus.

Pengertian Kawasan Berikat :

Kawasan Berikat adalah suatu kawasan dengan batas-batas tertentu

di wilayah pabean Indonesia yang didalamnya diberlakukan

ketentuan khusus di bidang pabean. (Dasar Hukum : Dibentuk

Laporan Akhir | II-1

Page 2: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

berdasarkan PP No. 43 Tahun 1997 tentang Kawasan Berika/Bonded

Zone).

Pengertian Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu :

Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET), merupakan

wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memenuhi

persyaratan : (a) Memiliki potensi untuk cepat berkembang,

dan/atau; (b) Mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan

pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya; dan/atau (c) Memiliki

potensi pengembalian investasi yang besar (Dasar Hukum : Dibentuk

berdasarkan Keppres Nomor 150 Tahun 2000 tentang Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)).

Pengertian Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas :

Kawasan Perdagangan bebas dan pelabuhan bebas adalah suatu

kawasan yang berada dalam wilayah hukum negara kesatuan RI

yang terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan

bea masuk, PPN, Pajak penjualan atas barang mewah dan Cukai

(Dasar Hukum : Dibentuk berdasarkan UU No. 37 Tahun 2000

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

No.2 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas Sabang menjadi Undang-undang).

Insentif fiskal yang diberikan : Pembebasan bea masuk dan PPN atas

pengimporan barang modal dan bahan baku.

Kawasan Industri :

Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan

industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang

yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri

yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri (Dasar Hukum :

Dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2009

tentang Kawasan Industri).

Laporan Akhir | II-2

Page 3: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Kawasan Ekonomi Khusus :

KEK adalah suatu kawasan yang direncanakan khusus bagi

pengembangan investasi yang dilengkapi dengan infrastruktur dan

sarana penunjang serta fasilitas administrasi sebagai kemudahan-

kemudahan dalam melaksanakan investasi, proses produksi maupun

ekspor dan impor.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bukan konsep baru, sudah

dikembangkan dibeberapa Negara di dunia. KEK di internasional

dikenal sebagai SEZ. Variasi-variasi SEZ baru berkembang dan

menjadi varian baru di dalam pengertian KEK. Evolusi dan

perkembangan varian baru berbagai aspek SEZ telah banyak dikupas

di berbagai literatur, tetapi jarang yang menaruh perhatian pada

konsepnya. Berbagai kontroversi SEZ muncul dan dirangsang oleh

ketidakjelasan konsep SEZ itu sendiri.

Berbagai variasi zona baru telah berevolusi dan dimasukkan ke

dalam kategori KEK.

1. KEK berdasar Perdagangan (Trade-base SEZs):

KEK tertua adalah pelabuhan bebas bea, yang asal usulnya bisa

dilacak ke pelabuhan bebas Leghorn 1547 di Genoa, Barat laut

Italia (Meng, 2005). Di awal abad 17 pelabuhan bebas (Free Port,

FP) tumbuh di beberapa kota di Eropa,yang secara bertahap

berubah menjadi Free Trade Zones (FTZs) FTZs adalah kawasan

yang relatif kecil, berpagar dan bebas bea, yang menawarkan

pergudangan, penyimpanan, dan distribusi berbagai fasilitas

perdagangan, perkapalan dan operasi re-export, berlokasi di

hampir semua pelabuhan2 masuk di seluruh dunia.

2. KEK berdasar Manufaktur (Manufacturing-base SEZs) :

Akhir tahun 1920an variasi baru SEZ muncul di Cadiz Spanyol.

SEZ dibuat dengan tujuan meningkatkan eksport melalui

peningkatan nilai tambah pada material baku (raw material) yang

Laporan Akhir | II-3

Page 4: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

tersedia di sebuah negara. SEZ yang berbasis manufaktur

pertama kali muncul di negara berkembang, di Puerto Rico, Laut

Caribia selama 1947-1951. Kelahiran SEZ dengan penekanan

pada aktifitas manufaktur muncul di Shanon EPZ (Export

Processing Zone) di Irlandia tahun 1958.

Pada tahap ini SEZ adalah suatu Industrial Estate yang

menawarkan insentif dan fasilitas khusus untuk kegiatan

manufaktur dan kegiatan terkait, bertujuan kebanyakan terhadap

pasar ekspor, dengan seluruh area di dalam Zone dicadangkan

secara eksklusif untuk usaha-usaha berorientasi ekspor yang

mendapat lisensi dari otoritas SEZ.

Tidak seperti FTZ (Free Trade Zone), SEZ atau EPZ tidak

memerlukan lokasi yang harus terkait ke pelabuhan. Lokasi SEZ

dapat diletakkan di mana saja dengan syarat memiliki

konektivitas yang bagus terhadap transportasi.

India adalah negara pertama yang menciptakan EPZ –nya sendiri

di Kandla tahun 1965. Hal ini kemudian diikuti Taiwan di

Kaohsiung 1966. Sampai dengan tahun 1975 29 negara telah

memiliki 79 SEZ di seluruh dunia. Hanpir seluruh SEZ berada di

dalam pagar Industrial Estate.

SEZ ini tidak statis, mereka berevolusi bersama pertumbuhan

ekonomi dari ekonomi domestik, di dalam terminologi komposisi

aktivitas ekonomi dan kecanggihan teknologi.

SEZ generasi pertama didominasi oleh industri yang padat

karya dengan buruh berupah rendah.

Seiring peningkatan ekonomi, SEZ mulai menarik perhatian pada

comsumer product teknis seperti radio, kalkulator dan arloji. Saat

ekonomi semakin berkembang, SEZ berpindah ke produksi

barang-barang kimia dan engineering yang padat keahlian. Inilah

SEZ generasi kedua.

Laporan Akhir | II-4

Page 5: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Akhirnya SEZ akan berkembang ke tahap final yaitu ke industri

produk-produk berteknologi tinggi. Inilah SEZ generasi ke tiga.

Kontribusi terpenting SEZ generasi pertama adalah pengurangan

pengangguran dan pemasukan devisa, sedangkan kontribusi

terpenting SEZ generasi ke dua adalah peningkatan modal

manusia dan difersifikasi ekspor. SEZ generasi ke tiga terutama

berkontribusi menciptakan, mentransfer serta keunggulan produk

teknologi.Kawasan ini kemudian diikuti dengan zona service.

3. KEK Komprehensif (comprehensive-base SEZs) :

Akhir tahun 1970-an China merancang SEZ menurut modelnya

sendiri. Tidak seperti SEZ konvensional yang berupa Industrial

Estate tertutup, SEZ versi China berupa kota mega industri yang

membentang beberapa kilometer. SEZ ini mencakup konsep yang

lebih luas dan secara tipikal mencakup area yang sangat luas.

Kawasan ini mengakomodasi berbagai aktivitas , termasuk retail

dan turisme, ijin bagi orang-orang untuk tinggal di kawasan, dan

menawarkan seting insentif dan benefit yang jauh lebih luas.

Hal ini diilhami oleh konsep Becattini (1990) tentang distrik

industrial, yang didefinisikan sebagai entitas socio-territorial

dengan ciri-ciri kehadiran aktif baik komunitas manusia maupun

cluster perusahaan-perusahaan di dalam wilayah yang terbatas.

SEZ versi ini memainkan peran yang penting di dalam menarik

Inverstasi asing langsung (FDI), mempromosikan ekspor dan

menciptakan kota-kota global di China (Zheng 1999, Li 2001)

4. Kawasan dengan Variasi-variasi yang terbaru (Newer

Varieties Zones) :

Konsep SEZ kemudian lebih jauh ditambah dengan hal-hal inovatif

tertentu ke dalam disain awalnya, untuk mengucurkan potensial-

potensialnya dan mendapatkan batas kemampuan kompetitifnya

terhadap pesaing-pesaing internasional. Hal ini menghasilkan

Laporan Akhir | II-5

Page 6: bab II

Tabel : Ukuran Pelabuhan Bebas/ Kawasan Khusus di Beberapa NegaraKawasan/ Negara Km2 Th dibangun

Kaliningrad, Russian Federation 15000.0 1995Howard, Panama 1500.0 2004Hong Kong (China) 1042.0 1841Singapore 693.0 1819Batam, Indonesia* 416.0 1978Aqaba, Jordan 375.0 2000Shenzhen, China 327.0 1980Subic Bay, Philippines 300.0 1992Labuan, Malaysia 92.0 1990Macau 25.0 1887Gibraltar 6.5 1830Iquique, Chile 2.4 1975* The Indonesian government has announced plans to remove Batam’s

bonded zone status in favour of traditional EPZs on the island.Sumber: Lakshmanan, L; FIAS, World Bank Group.

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

zona-zona dengan berbagai variasi, seperti : High tech Park, Zona

khusus perusahaan, zona service serta zona hybrid.

5. Kawasan Trans Nasional (Transnational Zones) :

SEZ lintas batas muncul sebagai strategi pertumbuhan kawasan-

kawasan lintas negara (mencakup beberapa negara). Tujuan

konsep ini adalah mengeksploitasi keuntungan daerah

perbatasan, memperkuat kerjasama ekonomi, perdagangan serta

pembangunan di daerah tersebut.

Tujuan Transnational Zone ini lebih bersifat sosial dan politik

dibandingkan ekonomi.

SEZ lintas batas ini menurunkan keunggulan kompetitifnya dari

faktor-faktor anugrah yang saling melengkapi, servis infrastruktur

lintas batas dan pengurangan hambatan-hambatan di perbatasan.

China telah mempromosikan SEZ lintas batas sepanjang

perbatasannya dengan Cambodia, Laos dan Vietnam.

Tabel 2.1 Ukuran Perdagangan Bebas atau Kawasan Khusus

di berbagai Negara

Laporan Akhir | II-6

Page 7: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Tabel 2.2 Evolusi SEZ di beberapa negara

Country Fist Stage Second Stage Third stage Current Status

China Late 1970s

Large comprehensive SEZs developed by cebtral government

Late 1980s

Economic and hih tech zones at the state and provincial level

1990s EPZ variety zones*: EPZs FTZs, HIIZ BECZ,THZs TIZ, AHIDZ

All varienties of SEZs are operational

Korea 1970 Free export zones of EPZ variety

2000 Duty free zones of FTZs variety

2003 Free economic zones of comprehensive SEZ variety

All varieties operational

Taiwan 1966-1997

EPZs labour intensive

1980s

Science parks 2003 PTZs All varieties operational

Indonesia 1978 Bonded zones and warehouses equivalent to FTZs

2009 Special economic zones of EPZ variety

Large FTZs converted into SEZs

Thailand 1979 EPZs and bonded warehouses

2007 Free zones with enhanced packege and better regional integration

EPZs are upgraded to free zones

Philippines

1969 EPZs 1995 Eco zones of SEZ variety

EPZs converted into SEZs

Vietnam 1991 Export prossing zones and industrial estates both treated at par in terms

2003 Eco zones (Comprehensive SEzs)

All varieties are operational

Jordan 1973 Free port 1983 Free zones of EPZ variety

2001 Spesial economic zone

All varieties operational

UAE 1980 Free zones: all industrial estate with trading, manufacturing and service sector activities

operational

Bangladesh

1972 Traditional EPZs

2001 Private SEZs Planned

Eco zones of comprehensive SEZ variety

All existing varieties are operational

Laporan Akhir | II-7

Page 8: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Country Fist Stage Second Stage Third stage Current Status

Srilanka 1978 EPZs in and around coloumbo

Late 1990s

Country wide locations

Egypt Early 1970s

Free zones of EPZ variety bith public and private

2001 Free port of FTZ variety

2004 Quasi indutrial zones (QIZ) for export to US markets

All varieties are operational

Mauritius 1971 Traditional EPZ

1992 Free port of FTZ variety

Both varieties operational

South Africa

2001 Industrial development zone

Operational

Russia 1991 Free economic zones equivalent to free trade zone

2006 Indutrial development zones, technology-innovative zones, torist and recreatio zones and potr bases zones

All zone are upgraded t SEzs

Poland 1994 Special economic zones: indutrial clusters with special incentives in addition, there are FTZs and bonded warehouses

operational

Czech Republiic

1991 Free zones: equivalent to FTZs

1998 Indutrial zones: industrial clusters of EPZ variety

All varieties are operational

Brazil 1967 Free trade zone

1988 Free trade zone with manufacturing

2007 SEZs of Export processing zone variety

All varieties are operational

Mexico 1967 Maquiladoras of EPZs variety near US border

1994 Locational fexibility granted to maquiladora

2006 An extended version of maquila: maquiladoras and export services companies (IMMEX)

Maquila companies regulated by IMMEX

Sumber : MPRA (Munich Personal RePEc Arhive), Economic impacts of SEZs: Theoretical approaches and analysis of newly notified SEZs in India, Aggrwal, Aradhna. Deparment of Business Economic, University of Delhi, India, 2010

Laporan Akhir | II-8

Page 9: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Belum berkembangnya kawasan khusus untuk proses industri

orientasi ekspor, dan di lain sisi diperlukan percepatan pertumbuhan

ekonomi, modernisasi industri dan perdagangan serta pertumbuhan

ekspor, yang akan memberikan dampak pada penciptaan lapangan

kerja.

Kebijakan kawasan yang beorientasi PMDN belum mampu

mendorong percepatan pertumbuhan lapangan kerja, sehingga perlu

kejelasan regulasi dan kebijakan yang terbuka terhadap PMA.

Berkembangnya pelabuhan bebas yang modern di Aden (Yemen),

Singapura dan Hongkong dan berkembangnya zona ekspor (EPZ)

pertama dunia tahun 1969 di Puerto Rico (USA), pelabuhan Shannon

International di Ireland, Kandla (India) tahun 1965, menginspirasi

China untuk mereplikasikan strategis tersebut ke dalam negeri.

SEZ yang pertama dikembangkan oleh Republik Pemerintah Cina

dibawah Deng Xiaoping pada awal 1980, berisi kawasan khusus yang

berada dalam batas tertentu, dimana contoh SEZ paling berhasil di

Cina adalah Shenzhen.

Pusat kegiatan ekonomi SEZ Shenzen adalah Luohu yakni pusat

perdagangan dan finansial seluas 78,89 Km2. Futian sebagai pusat

pemerintahan tepat ditengah kota SEZ seluas 78,04 Km2. Setelah itu

Nanshan sebagai pusat industri berteknologi tinggi terletak di bagian

barat SEZ Shenzen. Di luar kawasan SEZ seperti Bao’an seluas 712

km2, Longgang seluas 844,07 km2 terletak di bagian Barat Laut dan

Timur Laut dari Shenzen, dan Yantian seluas 75,68 km2 dikenal

sebagai kawasan logistik. Pelabuhan Yantian merupakan pelabuhan

terminal kontainer yang memiliki kedalaman laut terbesar kedua di

china dan terbesar ke 4 di dunia.

Gambaran SEZ Shenzen-China, antara lain:

Total GDP Shenzen 676,54 milyar yuan Tahun 2007, baik dari

14 ,7 % melebihi tahun sebelumnya. Shenzen adalah peringkat

Laporan Akhir | II-9

Page 10: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

teratas diantara kota dataran China dalam konteks kekuatan

ekonomi. Perekonomian Shenzen tumbuh dari 16,3 % dari

tahun 2001 – 2005.

Pada tahun 2001 jumlah pekerja meningkat menjadi 3,3 juta

orang dari tahun sebelumnya.

Kontribusi sektor industri sekunder Shenzen merupakan jumlah

kontribusi terbesar se ‐ China mulai Tahun 2001 sebesar 1,85

juta yuan meningkat 5,5 %,.

Dalam Bursa Saham Shenzen terdapat 35 juta investor yang

teregistrasi.

Dukungan SDM tenaga kerja, terdapat 20 % para PhD China

bekerja di Shenzen (2007).

Shenzen merupakan markas beberapa perusahaan

berteknologi tinggi tersukses di China, seperti Huawei,

Tencent, ZTE. Banyak perusahaan asing berteknologi tinggi

memiliki kawasan teknologi dan iptek di Nanshan Distric atau

di luar distrik utama dimana upah tenaga kerja dan lahan lebih

murah.

Dalam sektor perbankan, bank yang terbesar di China juga

terdapat di Shenzen.

Permukiman : saat ini Shenzen memperlihatkan perkembangan

populasi (9 juta penduduk) dan perkembangan aktifitas

pembangunan tercepat selama 30 tahun setelah dibentuk SEZ.

Pengalaman lain terdapat di India, Pengembangan SEZ berawal dari

pengembangan kawasan pengolahan ekspor (EPZ) Tahun 1965 di

Kandla, yang kemudian menjadi SEEPZ (Kawasan bebas khusus

pengolahan ekspor) Tahun 1972. Berikut luas kawasan pengolahan

ekspor.

Beberapa contoh lokasi SEZ di India, antara lain:

Laporan Akhir | II-10

Page 11: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Tabel 2.5 Lokasi, Luas dan Jenis Produk SEZ India

Gambar 2.2 Masterplan SEZ India

2.1.2 Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia

UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah menyebutkan

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Bab XIV dalam Pasal 31. KEK telah

digulirkan jauh sebelumnya sebelum adanya UU No.25 Tahun 2007 ini,

hal ini dapat dilihat pada tanggal 25 Juni 2006, Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono melakukan penandatanganan kerja sama

pembentukan Special Economic Zone (SEZ) bersama Perdana Menteri

Singapura Lee Hsien Loong di Turi Beach Resort. Jadi sebelum

pengaturan KEK tersebut, sebenarnya cikal bakal terbentuknya KEK

sudah dilakukan oleh Pemerintah RI dengan Pemerintah Singapora. Jadi

dengan pengaturan KEK dalam UU No 25 Tahun 2007 merupakan salah

satu justifikasi atau legalitas. Keinginan pemerintah untuk merealisir

KEK juga diungkapkan Wapres Jusuf Kalla, bahwa gagasan memperjelas

KEK di beberapa daerah yang diprediksi potensial menjadi industrial

Laporan Akhir | II-11

Page 12: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

cluster sesuai dengan kapasitas kawasan masing-masing, yakni sesuai

dengan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Upaya pemerintah untuk mengembangkan daerah tertentu sebagai

bagian dari KEK pernah diungkapkan oleh Menteri Perdagangan RI Mari

Pangestu dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI. Pembentukan

KEK merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat peningkatan

ekspor dan investasi diperlukan berbagai kebijakan khusus. Hal ini juga

sebagai upaya untuk menandingi negara pesaing utama seperti RRC,

Vietnam, Malaysia dan Thailand. Kebijakan khusus dimaksud dalam

bentuk fasilitas khusus di bidang perpajakan, kepabeanan, infrastruktur

pendukung, kemudahan perijian, keimigrasian dan ketenagakerjaan.

Maka pada tanggal 14 Oktober 2009, telah ditetapkan Undang-undang

No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus. Pada UU ini

dijelaskan mengenai Kawasan Ekonomi khusus tersebut. Pada Bab I,

pasal 1 dijelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan

dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi

perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.

KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki

keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk

menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi

lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

Bagi pemerintah sendiri keinginan untuk mengembangkan suatu

kawasan ekonomi khusus ada hubungannya dengan kegiatan investasi

pada umumnya, hal ini dapat dilihat dari tujuan pengembangan KEK,

yaitu :

peningkatan investasi;

penyerapan tenaga kerja;

penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor;

Laporan Akhir | II-12

Page 13: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor;

meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan

kapital bagi peningkatan ekspor;

mendorong terjadinya peningkatan kualitas SDM melalui transfer

teknologi.

Maksud pengembangan KEK, antara lain:

Memberi peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan

kawasan yang memiliki keunggulan dan siap menampung

kegiatan industri, ekspor impor serta kegiatan ekonomi yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi;

Meningkatkan pendapatan devisa bagi negara melalui

perdagangan internasional; dan

Meningkatkan kesempatan kerja, kepariwisataan dan investasi.

Selain itu fungsi dari diadakannya KEK, antara lain:

menjadi pusat kegiatan ekonomi dan terkait dengan wilayah

pengembangan lainnya;

harus mampu memberikan manfaat bagi kawasan lain;

KEK bukan merupakan kawasan tertutup sehingga memberikan

efek ganda terhadap perekonomian lokal;

Harus dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung di

sekitar kawasan.

Pada Pasal 3 dijelaskan bahwa KEK terdiri atas satu atau beberapa

zona, dimana pada zona dapat terdiri atas:

a. Pengolahan ekspor : diperuntukkan bagi kegiatan logistik dan

industri yang produksinya ditujukan untuk ekspor.

b. Logistik : diperuntukkan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan,

penyortiran, pengepakan, pendistribusian, perbaikan, dan

perekondisian permesinan dari dalam negeri dan dari luar negeri.

c. Industri : diperuntukkan bagi kegiatan industri yang mengolah

bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau

barang jadi, serta agro industri dengan Nilai yang lebih tinggi

untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan

Laporan Akhir | II-13

Page 14: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

perekayasaan industri yang produksinya untuk ekspor dan/atau

untuk dalam negeri.

d. Pengembangan teknologi : diperuntukkan bagi kegiatan riset

dan teknologi, rancang bangun dan rekayasa, teknologi terapan,

pengembangan perangkat lunak, serta jasa di bidang teknologi

informasi

e. Pariwisata : diperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata

untuk mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi,

pertemuan, pameran, serta kegiatan yang terkait

f. Energi : diperuntukkan untuk kegiatan riset dan pengembangan

di bidang energi serta produksi dari energi alternatif, energi

terbarukan, dan energi primer.

g. Ekonomi lain : diperuntukkan untuk kegiatan lain yang

ditetapkan oleh Dewan Nasional.

Di dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi

pekerja. Dan Di dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk usaha mikro,

kecil, menengah (UMKM), dan koperasi, baik sebagai Pelaku Usaha

maupun sebagai pendukung kegiatan perusahaan yang berada di dalam

KEK.

Lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi KEK harus memenuhi

kriteria:

1. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi

mengganggu kawasan lindung;

2. pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan

mendukung KEK;

3. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan

internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di

Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya

unggulan

4. mempunyai batas yang jelas.

Pembentukan KEK diusulkan kepada Dewan Nasional oleh :

a. Badan Usaha;

b. pemerintah kabupaten/kota; atau

Laporan Akhir | II-14

Page 15: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

c. pemerintah Provinsi.

Badan usaha harus didirikan di Indonesia.

Dalam hal pembentukan KEK diusulkan oleh Badan usaha, usulan

disampaikan melalui pemerintah provinsi setelah memperoleh

persetujuan pemerintah kabupaten/ kota.

Gambar 2.3 Mekanisme Usulan KEK Oleh Dewan Nasional

Sedangkan mekanisme usulan dari pemerintah daerah, adalah:

Gambar 2.4 Mekanisme Usulan KEK Oleh Pemerintah Daerah

Laporan Akhir | II-15

Page 16: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Dalam hal tertentu, Pemerintah dapat menetapkan suatu wilayah

sebagai KEK tanpa melalui proses pengusulan. Hal tersebut dilakukan

berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non

kementerian.

Usulan membentukan KEK pada Pasal 6 dijelaskan paling sedikit harus

dilengkapi:

peta lokasi pengembangan serta luas area yang diusulkan yang

terpisah dari permukiman penduduk;

rencana tata ruang KEK yang diusulkan dilengkapi dengan

peraturan zonasi;

rencana dan sumber pembiayaan;

analisis mengenai dampak lingkungan yang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

hasil studi kelayakan ekonomi dan finansial; dan

jangka waktu suatu KEK dan rencana strategis

Lokasi KEK dapat berupa:

1. Lokasi perluasan KEK

2. Lokasi baru; Area baru merupakan:

Area yang di dalamnya belum terdapat kegiatan pengelolaan

ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata,

energi, dan/atau ekonomi lain dalam satu hamparan

Area yang di dalamnya telah terdapat kegiatan pengelolaan

ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata,

energi, dan/atau ekonomi lain dalam satu hamparan'

2.1.3 Pengembangan Industri

Industri dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang

Perindustrian didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang mengolah

bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan/atau barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya,

Laporan Akhir | II-16

Page 17: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Industri

nasional yang tangguh ditujukan untuk mencakup kemampuan produksi

nasional di semua sektor (Primer, Sekunder, dan Tersier), namun

lingkup kebijakan yang dirumuskan dalam Peraturan Presiden ini

dibatasi untuk sektor Industri Pengolahan /Manufaktur Non-Migas,

beserta sektor Jasa Industri yang sangat erat terkait. Sektor Industri

Migas diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan di bidang

energy dan sumber daya alam, sedangkan sektor Jasa Industri lainnya

diatur tersendiri dalam rezim peraturan perundang-undangan di bidang

sektoral.

Industri Pengolahan/Manufaktur adalah semua kegiatan ekonomi yang

menghasilkan barang dan jasa yang bukan tergolong produk primer.

Yang dimaksudkan adalah dengan produk primer adalah produk-produk

yang tergolong bahan mentah, yang dihasilkan oleh kegiatan eksploitasi

sumber daya alam hasil pertanian, kehutanan, kelautan dan

pertambangan, dengan kemungkinan mencakup produk pengolahan

awal sampai dengan bentuk dan spesifikasi teknis yang standar dan

lazim diperdagangkan sebagai produk primer.

Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sangat potensial untuk

menumbuh-kembangkan industri berbasis sumber daya alam. Sumber

daya alam dimaksud antara lain berupa cadangan hutan produksi yang

beragam, serta hutan tanaman keras (tanaman perkebunan); potensi

sumber daya kelautan dan perikanan; potensi sumber daya migas

sebagai bahan baku industry petrokimia dan industri lainnya; sumber

daya mineral dan batubara, dan sebagainya. Selain sumber daya alam,

letak Indonesia yang sangat strategis dan berada di posisi silang antara

dua samudera dan dua benua dapat mengakomodasi

kepentingan berbagai negara serta kerja sama yang saling

menguntungkan dengan negara-negara di sekelilingnya. Geografi

Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau yang tersebar lokasinya, dan

penduduknya yang besar merupakan pasar “captive” bagi berbagai

Laporan Akhir | II-17

Page 18: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

industri seperti industri sandang, industri pangan, industri perkapalan,

industri kedirgantaraan, industry kendaraan angkut darat, dan

sebagainya.

Proses pembangunan industri akan diarahkan untuk menerapkan

prinsip-prinsip pembangunan industri yang berkelanjutan yang

didasarkan pada beberapa aspek diantaranya aspek pembangunan

lingkungan hidup dan pengembangan teknologi.

Berdasarkan kebijakan industry nasional yang ditunangkan pada UU

N.28 Tahun 2008 tentang Industri Nasional dimana sampai tahun 2025,

industri nasional diharapkan mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

a) Industri Manufaktur sudah Masuk Kelas Dunia (World Class);

b) Potensi Pertumbuhan dan Struktur yang Kuat, dan Prime Mover

Ekonomi;

c) Kemampuan yang Seimbang dan Merata antar Skala Usaha;

d) Peranan dan kontribusinya tinggi terhadap Ekonomi Nasional;

e) Struktur Industri dari berbagai aspek untuk mendukung

pembangunan yang berkelanjutan.

Penentuan Bangun Industri pada tahun 2025 dilakukan melalui

beberapa

analisis pendekatan sebagai berikut :

1) Memilih industri yang memiliki daya saing tinggi, yang diukur

berdasarkan analisis daya saing internasional, untuk didorong

agar tumbuh dan berkembang menjadi tulang punggung sektor

ekonomi di masa akan datang;

2) Memilih produk-produk unggulan daerah

(provinsi,kabupaten/kota) untuk diolah dan didorong agar tumbuh

dan berkembang menjadi kompetensi inti industri daerah, dan

menjadi tulang punggung perekonomian regional;

3) Memilih dan mendorong tumbuhnya industri yang akan menjadi

industri andalan masa depan.

Laporan Akhir | II-18

Page 19: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Bangun industri masa depan dikembangkan terpadu dengan

pengembangan sektor pertanian, kelautan, kehutanan, pertambangan,

sumber daya manusia industrial serta pengembangan kemampuan

penelitian dan pengembangan, termasuk pengembangan jasa

pendukung, rancang bangun dan perekayasaan industri. Bangun

Industri Nasional tahun 2025 tersusun dari basis industri manufaktur

dan industri andalan masa depan.

Basis Industri Manufaktur, yaitu suatu spektrum industri yang sudah

berkembang saat ini dan telah menjadi tulang punggung sektor industri.

Kelompok industri ini keberadaannya masih sangat tergantung pada

sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) tidak

terampil, ke depan perlu direstrukturisasi dan diperkuat agar mampu

menjadi Industri Kelas Dunia.

Industri - Industri Andalan Masa Depan, meliputi:

Industri Agro, (industri pengolahan kelapa sawit; pengolahan hasil

laut; pengolahan karet; pengolahan kayu, pengolahan tembakau;

pengolahan kakao dan coklat, pengolahan buah, pengolahan

kelapa, pengolahan kopi; Pulp dan Kertas);

Industri Alat Angkut, (industri otomotif, perkapalan,

kedirgantaraan, dan perkeretaapian);

Industri Telematika, (industri perangkat/devices,

infrastruktur/jaringan dan

aplikasi/content);

Terkait dengan industry, teori yang mendukung pengembangan

industry antara lain teori yang dikeluarkan oleh Alfred Weber yang

memiliki teori berkaitan dengan least cost location. Teori tersebut

menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknya diletakkan di tempat

yang memiliki biaya sewa lahan paling minimal. Tempat yang memiliki

Laporan Akhir | II-19

Page 20: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimal dan cenderung

identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal.

Weber mengemukakan enam teori sebagai berikut:

Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan

penduduknya.

Sumber daya dan bahan mentah. Tidak semua jenis sumber daya

alam terdapat di setiap tempat.

Upah tenaga kerja. Ada upah yang baku yang telah ditetapkan

sehingga jumlahnya sama di setiap tempat, tetapi ada pula upah

yang merupakan hasil persaingan antar penduduk.

Biaya transportasi. Besarnya biaya transportasi tergantung pada

massa bahan baku serta jarak dari asal bahan baku ke lokasi

pabrik.

Terdapat kompetisi antarindustri. Setiap industri pasti melakukan

persaingan untuk memperoleh pasar dan keuntungan yang lebih

besar.

Manusia selalu berfikir rasional untuk pengembangan industri.

Dengan mengguanakan asumsi diatas maka biaya transportasi akan

tergantung pada bobot barang dan jarak pengangkutan. Pada

prinsipnya yang harus diketahui adalah unit yang merupakan hubungan

fungsional dengan biaya serta jarak yang harus ditempuh dalam

pengangkutan itu memiliki biaya yang sama. Disini dapat diasumsikan

bahwa harga satuan angkutan kemana-mana sama, sehingga

perbedaan biaya angkutan hanya disebabkan oleh bobot barang dan

jarak yang ditempuh.

Faktor-faktor teori Weber yang mempengaruhi penempatan lokasi

industri:

Bahan Baku

Berdasarkan teori segitiga Weber, seorang produsen akan

menentukan letak pabriknya di lokasi yang dapat memberikan

Laporan Akhir | II-20

Page 21: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

keuntungan optimal. Contohnya pada industri semen, bahan baku

semen mempunyai massa yang lebih besar apabila dibandingkan

dengan hasil produksinya. Hal inilah yang menyebabkan para

produsen semen menempatkan pabriknya di daerah yang dekat

dengan sumber bahan baku.

Tenaga Kerja

Pada umumnya produsen lebih menyukai tenaga kerja yang

berasal dari sekitar daerah lokasi industri. Karena biaya

transportasi yang dikeluarkan untuk tenaga kerja di pabrik

tersebut lebih murah, sehingga para buruh tidak menuntut upah

yang terlalu tinggi

Aksesibilitas

Aksesibilitas dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai

ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan

pembangunan. Semakin kecil biaya transportasi antara lokasi

bahan baku menuju pabrik dan lokasi pemasaran maka total

biayanya juga semakin kecil.

Weber juga mengelompokkan industri menjadi dua. Yang pertama

adalah industri weight losing yaitu industri yang hasil produksinya

memiliki berat yang lebih ringan daripada bahan bakunya, misalnya

industri kertas. Oleh karena itu maka seharusnya lokasi pabrik

diletakkan didekat sumber bahan baku. Yang kedua adalah weight

gaining, untuk yang kedua ini sebaiknya diletakkan dekat dengan pasar.

Penggunaan kedua prinsip ini akan mengalami kesulitan apabila berat

benda yang masuk dalam perhitungan tidak jauh berbeda.

Perkembangan suatu kawasan bermula dari satu titik, yaitu pusat kota

yang kemudian dalam perkembangannya bersifat

menyebar.perkembangan yang terjadi di suatu kawasan, terutama yang

berkaitan dengan sektor industri, akan memberikan pengaruh yang

cukup besar dan mendorong perkembangan pada sektor-sektor lainnya.

Maka dapat dikatakan bahwa perkembangan suatu kawasan

Laporan Akhir | II-21

Page 22: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

mempunyai dampak terhadap perkembangan kawasan yang berada

disekitarnya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan industri adalah

adanya transportasi yang memadai. Peranan sarana transportasi ini

untuk menyediakan aksesbilitas bagi masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, serta untuk meningkatkan kehidupan sosial

ekonomi. Semakin kecil biaya transportasi dari lokasi bahan baku ke

tempat produksi maka jumlah biaya yang digunakan untuk mengangkut

bahan baku maupun hasil produksi akan semakin kecil pula.

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan

kegiatan industri. Berdasarkan lokasi unit usahanya, industri dapat

dibedakan menjadi :

a) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu

industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented

industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah

pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak

angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry),

yaitu industri yang didirikan dekat atau di tempat pengolahan.

Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan

batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan

sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan

Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang

didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri

konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan

ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula

berdekatan lahan tebu.

e) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose

industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-

Laporan Akhir | II-22

Page 23: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena

bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat

ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri

otomotif, dan industri transportasi.

2.2 Kebijakan Nasional

Pada tanggal 27 Mei 2011 telah dikeluarkan rancangan Masterplan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, 2011-

2025. Pada penyusunan masterplan ini didasarkan pada pendekatan

pembangunan koridor ekonomi (PKE), dimana Masterplan Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) memberikan

tema baru bagi pembangunan ekonomi wilayah1:

1. MP3EI tidak diarahkan pada kegiatan eksploitasi dan ekspor

sumber daya alam, namun lebih pada penciptaan nilai tambah.

2. MP3EI tidak diarahkan untuk menciptakan konsentrasi ekonomi

pada daerah tertentu namun lebih pada pembangunan ekonomi

yang beragam dan inklusif. Hal ini memungkinkan semua wilayah

di Indonesia untuk dapat berkembang sesuai dengan potensinya

masing-masing.

3. MP3EI tidak menekankan pada pembangunan ekonomi yang

dikendalikan oleh pusat, namun pada sinergi pembangunan

sektoral dan daerah untuk menjaga keuntungan kompetitif

nasional.

4. MP3EI tidak menekankan pembangunan transportasi darat saja,

namun pada pembangunan transportasi yang seimbang antara

darat, laut, dan udara.

5. MP3EI tidak menekankan pada pembangunan infrastruktur yang

mengandalkan anggaran pemerintah semata, namun juga

pembangunan infrastruktur yang menekankan kerjasama

pemerintah dengan swasta (KPS).

1 Bahan Paparan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, 2011-2025, Istana Bogor, 21 Februari 2011

Laporan Akhir | II-23

Page 24: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Penentuan Koridor Ekonomi dilakukan 4 tahap2, yaitu:

1. Menentukan Pusat Ekonomi;

o Ibukota provinsi di Indonesia diposisikan sebagai pusat ekonomi

o Selain itu, kota-kota yang memiliki aktivitas ekonomi penting

(seperti Pusat Kegiatan Nasional), kawasan industri, FTZ,

bonded zone, dan kawasan strategis ekonomi lainnya juga bisa

menjadi pusat ekonomi

2. Menentukan kebutuhan konektivitas antara pusat ekonomi

o Berdasarkan analisa transportasi (inter-regional O-D matrix

analysis)

o Memperhitungkan moda transportasi laut, darat, dan udara

o Mendorong terjadinya dampak positif aglomerasi dengan

mempertimbangkan konektivitas ke pusat ekonomi utama

2 Idem Laporan Akhir | II-24

Page 25: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

3. Validasi dengan rencana pembangunan nasional

o Mempertimbangkan struktur ruang RTRWN

o Mempertimbangkan arahan pola pemanfaatan ruang yang

digambarkan dalam RTRWN

4. Menentukan konektivitas lokasi sektor fokus ke sarana pendukung

o Menentukan sektor fokus di dalam Koridor Ekonomi

o Menentukan sarana penghubung untuk mendukung sektor

fokus, termasuk industri hulu dan hilirnya

o Menentukan konektivitas pendukung yang menghubungkan

antara lokasi sektor fokus dan sarana pendukung

Maka dari keputusan Pemerintah disusunlah koridor ekonomi di

Indonesia, yaitu terlihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Lokasi 6 Koridor Ekonomi Prioritas: Berbasis

komoditi/sector unggulan wilayah

Tema tiap koridor ekonomi terlihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Tema Pengembangan Koridor Ekonomi

Untuk pengembangan Sei Mangkei , masuk didalam koridor Sumatera

dan sudah tercatat sebagai calon lokasi KEK diarahkan menjadi

pengembangan sentra produksi dan pengolahan kelapa sawit dan

produk turunannya . Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Laporan Akhir | II-25

Gambar 2.7 Koridor Ekonomi Sumatera

Page 26: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

2.3 Landasan Perundang-undangan

a. Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain.

Salah satu tugas pemerintah adalah mengatur penyediaan, peruntukan,

penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup, dan pemanfaatan kembali

sumber daya alam, termasuk sumber daya genetika. Pemerintah juga

menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan lingkungan

hidup dan penataan ruang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai

Laporan Akhir | II-26

Page 27: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan

penataan ruang, perlindungan sumber daya alam nonhayati,

perlindungan sumber daya buatan, konservasi sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan

perubahan iklim.

Dalam menerbitkan izin melakukan usaha/ kegiatan, wajib

dieprhatikan :

1. Rencana tata ruang.

2. Pendapat masyarakat.

3. Pertimbangan dan rekomendasi pejabat yang berwenang yang

berkaitan dengan usaha dan kegiatan tersebut.

Karena setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup

yang baik dan sehat, informasi lingkungan hidup yang berkaitan

dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan untuk

berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dan setiap orang

berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta

mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan

hidup dari setiap orang yang melakukan usaha/ kegiatan berkewajiban

memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan

lingkungan hidup.

Untuk mewujudkan kota yang berkelanjutan, maka tentunya faktor-

faktor lingkungan hidup tidak dapat dibiarkan begitu saja. Peraturan

mengenai lingkungan hidup harus mempertimbangkan sebagai faktor

kontrol pertumbuhan ekonomi dan perkembangan kawasan.

b. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan

Sumber Daya Air

Laporan Akhir | II-27

Page 28: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Peraturan perundang-undangan ini menetapkan kebijakan pengelolaan

sumber daya air di wilayahnya berdasarkan kebijakan nasional sumber

daya air dan kebijakan pengelolaan sumber daya air provinsi dengan

memperhatikan kepentingan kabupaten/ kota sekitarnya, mengatur,

menetapkan dan memberi izin penyediaan, peruntukan, penggunaan

dan pengusahaan air tanah di wilayahnya serta sumber daya air pada

wilayah sungai dalam satu Kabupaten/ Kota.

Konservasi sumber daya air dilakukan melalui kegiatan perlindungan

dan pelestarian sumber air, pengawetan air, serta pengelolaan kualitas

air dan pengendalian pencemaran air dengan mengacu pada pola

pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiap wilayah

sungai. Ketentuan tentang konservasi sumber daya air menjadi salah

satu acuan dalam perencanaan tata ruang.

Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau, waduk,

rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air,

kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan hutan dan

kawasan pantai. Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui

kegiatan penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan

pengusahaan sumber daya air dengan mengacu pada pola pengelolaan

sumber daya air yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai.

Pendayagunaan sumber daya air dilakukan dengan mengutamakan

fungsi sosial untuk mewujudkan keadilan dengan memperhatikan

prinsip pemanfaatan air, membayar biaya jasa pengelolaan sumber

daya air, dan dengan melibatkan peran masyarakat.

Pengembangan sumber daya air diselenggarakan berdasarkan rencana

pengelolaan sumber daya air dan rencana tata ruang wilayah yang

telah ditetapkan dengan mempertimbangkan (Pasal 34) :

Daya dukung sumber daya air.

Kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat.

Kemampuan pembiayaan.

Laporan Akhir | II-28

Page 29: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Dan kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air.

Pengembangan sumber daya air, meliputi (pasal 35) :

Air permukaan pada sungai, danau, rawa dan sumber air

permukaan lainnya.

Air tanah pada cekungan air tanah.

Air hujan.

Air laut yang berada di darat.

Khusus, air tanah yang merupakan salah satu sumber daya air yang

keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan

dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan. Pengembangan

air tanah pada cekungan air tanah dilakukan secara terpadu dalam

pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai dengan upaya

pencegahan terhadap kerusakan air tanah

Penetapan zona pemanfaatan sumber daya air dilakukan dengan :

Mengalokasikan zona untuk fungsi lindung dan budidaya.

Menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secara

teknis hidrologis.

Memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi oleh garis

sempadan sumber air.

Memperhatikan kepentingan berbagai jenis pemanfaatan.

Melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yang

berkepentingan.

Memperhatikan fungsi kawasan.

Penentuan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga

dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum,

sedangkan pemenuhan kebutuhan air baku untuk pertanian dilakukan

pengembangan sistem irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung

jawab pemerintah dan pemerintah daerah dengan ketentuan sebagai

berikut :

Laporan Akhir | II-29

Page 30: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder lintas provinsi

menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah.

Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder lintas

kabupaten/ kota menjadi wewenang dan tanggung jawab

pemerintah provinsi.

Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder utuh pada

satu kabupaten/ kota menjadi wewenang dan tanggung jawab

pemerintah kabupaten/ kota yang bersangkutan.

c. Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan

Jalan sesuai dengan peruntukkanya berdiri atas jalan umum dan jalan

khusus. Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status dan

kelas. Menurut sistemnya dibagi atas sistem jaringan jalan primer dan

sistem jaringan jalan sekunder. Menurut fungsinya dikelompokkan ke

dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan.

Jalan arteri merupakan jalan umum yang fungsinya melayani

angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan

rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya

guna.

Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak

sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk

dibatasi.

Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan

rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat dan

kecepatan rata-rata rendah.

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional,

jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa.

Laporan Akhir | II-30

Page 31: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam

sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota

provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan

jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan

ibukota kabupaten/ kota atau antar ibukota kabupaten/ kota dan

jalan strategis provinsi.

Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan

primer yang tidak termasuk pada ayat (2) dan ayat (3), yang

menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,

ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat

kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan

sekunder dalam wilayah kabupaten dan jalan strategis kabupaten.

Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan

sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam

kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil,

menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat

permukiman yang berada di dalam kota.

Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan

kawasan atau antar permukiman di dalam desa, serta jalan

lingkungan.

Untuk pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas, jalan

dibagi dalam beberapa kelas jalan. Pengaturan kelas jalan berdasarkan

spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas jalan bebas

hambatan, jalan raya, jalan sedang dan jalan kecil.

Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan

ruang pengawasan jalan. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan,

saluran tepi jalan, dan ambang pengamanannya. Ruang milik jalan

meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang

manfaat jalan. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu

di luar ruang pembangunan jalan bagi kepentingan umum dilaksanakan

Laporan Akhir | II-31

Page 32: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/ kota.

Pembangunan jalan disosialisasikan kepada masyarakat, terutama yang

tanahnya diperlukan untuk pembangunan jalan.

Berdasarkan PP (pasal 9) tentang terminal, Pengertian terminal pada

hakikatnya merupakan simpul dalam sistem jaringan transportasi jalan

yang berfungsi pokok sebagai pelayanan umum antara lain berupa

tempat untuk naik turun penumpang dan/ atau bongkar muat barang,

untuk pengendalian lalu lintas dan angkutan kendaraan umum serta

sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Sesuai

dengan fungsi tersebut, maka dalam pembangunan terminal perlu

mempertimbangkan antara lain lokasi, tata ruang, kapasitas, kepadatan

lalu lintas dan keterpaduan dengan moda transportasi lain.

d.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan

Ruang

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang

udara, termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,

tempat manusia dan mahluk hidup lain hidup, melakukan kegiatan dan

memelihara kelangsungan hidupnya

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang, struktur ruang

adalah susunan pusa-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana

dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi

masyarakat yan secara hirarki memiliki hubungan fungsional. Pola ruang

adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi

peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk

fungsi budi daya.

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Laporan Akhir | II-32

Page 33: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Penataan ruang diklarifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama

kawasan, wilayah administrasi, kegiatan kawasan dan nilai strategis

kawasan.

Dalam Undang-undang ini diwajibkan setiap pemerintah baik pusat,

daerah (Kota maupun Kabupaten) berwewenang menyelenggarakan

penataan ruang. Dalam perencanaan tata ruang yang dilakukan

menghasilkan; rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.

Rencana umum Tata Ruang mempunyai hirarki:

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

2. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi

3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota

Sedangkan Rencana Rinci Tata Ruang, terdiri dari:

1. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang

kawasan strategis nasional

2. Rencana tata ruang kawasan strategis propinsi

3. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang

kawasan strategis kabupaten/kota

Rencana Tata ruang Wilayah Nasional menjadi pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di

wilayah nasional

d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan

perkembangan antar wilayah propinsi serta keserasian antar

sektor

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi

f. Penataan ruang kawasan strategis nasional

g. Penataan wilayah propinsi dan kabupaten/kota

Laporan Akhir | II-33

Page 34: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota menjadi pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di

wilayah kabupaten/kota

d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan serta

keserasian antar sektor

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi

f. Penataan ruang kawasan strategis nasional

Di dalam undang-undang ini juga dibahas mengenai pemanfaatan

ruang yang dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang

beserta pembiayaannya. Pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi

ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang dilaksanakan dengan

mengembangkan penataangunaan tanah, penataangunaan air,

penataagunaan udara dan penataagunaan sumber daya alam lainnya.

Dalam pemanfaatan ruang wilayah nasional, propinsi dan

kabupaten/kota dilakukan:

a. Perumusan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata

ruang wilayah dan rencana tata guna kawasan strategis

b. Perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan

struktur ruang dan pola ruang wilayah dan kawasan strategis

c. Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program

pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis

Dibahas juga pada undang-undang ini adalah pengendalian

pemanfaatan yang berisi penetapan peraturan zonasi, perizinan,

pemberian insentif dan disisentif serta pengenaan sanksi.

Dalam hal penyusunan master plan Kawasan industri di Sei Mangkei ,

sebagai kawasan strategis , Sei Mangkei perlu sesuai dengan rencana

tata ruang yang ada guna pemanfaatan ruang yang selama ini

Laporan Akhir | II-34

Page 35: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

dijalankan oleh Kabupaten Simalungun dapat keterpaduan, keterkaitan

dan keseimbangan serta keserasian antar sektor.

e. Undang-Undang No.30 Tahun 2009 tentang Kelistrikan

Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin

ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang

baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan

pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam Bab III pasal 3 dijelaskan bahwa Penyediaan tenaga listrik

dikuasai oleh negara yang penyelenggaraannya dilakukan oleh

Pemerintah dan pemerintah daerah berlandaskan prinsip otonomi

daerah.

Untuk penyelenggaraan penyediaan tenaga listrik oleh Pemerintah dan

pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan

kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan melaksanakan usaha

penyediaan tenaga listrik.

Dalam UU ini pengusahaan pelaksanaan usaha penyediaan tenaga

listrik oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dilakukan oleh badan

usaha milik negara dan badan usaha milik daerah dan Badan usaha

swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat dapat berpartisipasi dalam

usaha penyediaan tenaga listrik.

Penyediaan tenaga listrik pada UU ini di tentukan bahwa pemerintah

dan pemerintah daerah menyediakan dana untuk:

a. kelompok masyarakat tidak mampu;

b. pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang

belum berkembang;

c. pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan;

dan

Laporan Akhir | II-35

Page 36: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

d. pembangunan listrik perdesaan.

Pada Undang-undang ini, di perbolehkan pihak lain selain pemerintah

untuk menyediakan listrik dengan syarat pihak ini harus ada izin usaha

penyediaan tenaga listrik atau Izin Operasi yang ditetapkan oleh

pemerintah provinsi;

f. Undang-Undang Nomor:39 Tahun 2009 Tentang Kawasan

Ekonomi Khusus

Pada UU ini disebutkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan

dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang

ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan

memperoleh fasilitas tertentu.

KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki

keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk

menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi

lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona:

1. pengolahan ekspor;

2. logistik;

3. industri;

4. pengembangan teknologi;

5. pariwisata;

6. energi; dan/atau

7. ekonomi lain.

Di dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi

pekerja.

Laporan Akhir | II-36

Page 37: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Di dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk usaha mikro, kecil,

menengah (UMKM), dan koperasi, baik sebagai Pelaku Usaha maupun

sebagai pendukung kegiatan perusahaan yang berada di dalam KEK.

Lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi KEK harus memenuhi

kriteria:

1. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi

mengganggu kawasan lindung;

2. pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan

mendukung KEK;

3. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan

internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di

Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya

unggulan; dan

4. mempunyai batas yang jelas.

Pembentukan KEK diusulkan kepada Dewan Nasional oleh:

a. Badan Usaha;

b. pemerintah kabupaten/kota; atau

c. pemerintah provinsi.

Pengembangan KEK dapat dikaitkan dengan kemudahan fasilitas seperti

bidang

perizinan usaha, kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan,

kepelabuhan, dan keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis, serta

diberikan fasilitas keamanan.

g. Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan

Industri Nasional

Dalam peraturan presiden ini menteri perindustian merancang bangun

industri nasional berdasarkan kompetensi daerah, dimana pada pasal 1

dikatakan Menteri yang bertugas dan bertanggungjawab di bidang

perindustrian menyusun dan menetapkan peta panduan (Road Map)

Laporan Akhir | II-37

Page 38: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri

manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri

elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan

industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu.

Pasal selanjutnya peraturan presiden ini menekankan pada

pengembangan kompetensi inti industri daerah dengan menugaskan:

a. Pemerintah Provinsi menyusun peta panduan pengembangan

industri unggulan provinsi; dan

b. Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun peta panduan

pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten/Kota.

Peraturan presiden ini dibangun industri nasional yang harus

mempunyai dampak bagi nasional, antara lain:

a) Mampu memberikan sumbangan nyata dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat;

b) Membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap

proses industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern,

dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa;

c) Menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi dan

wirausaha bangsa di bidang teknologi industri dan manajemen,

sebagai ujung tombak pembentukan daya saing industri

nasional menghadapi era globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia;

d) Mampu ikut menunjang pembentukan kemampuan bangsa

dalam pertahanan diri dalam menjaga eksistensi dan

keselamatan bangsa, serta ikut menunjang penciptaan rasa

aman dan tenteram bagi masyarakat.

Tujuan pembangunan industri jangka panjang adalah membangun

industri dengan konsep pembangunan yang berkelanjutan, yang

didasarkan pada tiga aspek yang tidak terpisahkan yaitu pembangunan

ekonomi, pembangunan sosial dan lingkungan hidup. Sedangkan tujuan

Laporan Akhir | II-38

Page 39: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

pembangunan sektor industri jangka menengah ditetapkan bahwa

industri:

a) Harus tumbuh dan berkembang sehingga mampu memberikan

sumbangan nilai tambah yang berarti bagi perekonomian dan

menyerap tenaga kerja secara berarti;

b) Mampu menguasai pasar dalam negeri dan meningkatkan ekspor;

c) Mampu mendukung perkembangan sektor infrastruktur;

d) Mampu memberikan sumbangan terhadap penguasaan teknologi

nasional;

e) Mampu meningkatkan pendalaman struktur industri dan

mendiversifikasi jenis-jenis produksinya;

f) tumbuh menyebar ke luar Pulau Jawa.

Sasaran Pembangunan Industri Nasional terdiri dari sasaran jangka

panjang dan sasaran jangka menengah. Sasaran jangka panjang

adalah:

a) Industri manufaktur telah mencapai taraf Industri Kelas Dunia,

yang didukung oleh sumber daya produktif, daya kreatif serta

kemampuan kompetensi inti industri daerah;

b) Seimbangnya sumbangan IKM terhadap PDB dibandingkan

sumbangan industri besar;

c) Kuatnya jaringan kerjasama (networking) antara IKM dan industri

besar, serta industri di dunia.

Dari sasaran jangka panjang tersebut, keluaran yang diharapkan adalah

Indonesia menjadi Negara Industri Maju Baru, dimana industri akan

tunduk pada kaidah ekonomi, juga sadar lingkungan, dan peduli

lingkungan sosial.

Berdasarkan sasaran jangka panjang tersebut disusunlah sasaran

jangka menengah yaitu:

Laporan Akhir | II-39

Page 40: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

a. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, dan

rampungnya program revitalisasi, konsolidasi dan restrukturisasi

industri yang terkena dampak krisis dan bencana;

b) Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan lapangan kerja

yang besar;

c) Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi produk

olahan;

d) Semakin meningkatnya daya saing industri untuk pemenuhan

kebutuhan dalam negeri dan ekspor;

e) Tumbuhnya industri-industri potensial yang akan menjadi

kekuatan penggerak pertumbuhan industri di masa depan;

f) Tumbuh berkembangnya IKM, khususnya industri menengah

sekitar tiga kali lebih cepat daripada industri kecil.

Dalam jangka panjang pembangunan industri diarahkan pada

penguatan, pendalaman dan penumbuhan klaster kelompok industri

prioritas sebagai berikut :

A. Basis Industri Manufaktur yang terdiri atas kelompok-kelompok

industri:

(1) Industri Material Dasar; yang terdiri dari:

(a) Industri Besi dan Baja,

(b) Industri Semen,

(c) Industri Petrokimia,

(d) Industri Keramik;

(2) Industri Permesinan; yang meliputi:

(a) Industri Peralatan Listrik dan Mesin Listrik,

(b) Industri Mesin dan Peralatan Umum;

(3) Industri Manufaktur Padat Tenaga Kerja; merupakan penghasil

produk sandang, pangan, bahan bangunan, kesehatan dan obat,

dan

sebagainya, yang meliputi antara lain:

(a) Industri Tekstil dan Produk Tekstil

(b) Industri Alas Kaki

Laporan Akhir | II-40

Page 41: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

(c) Industri Farmasi dengan Bahan Baku dalam Negeri.

B. Kelompok Industri Agro yang meliputi cabang-cabang industri

pengolahan:

(a) Industri Kelapa Sawit;

(b) Industri Karet dan Barang Karet;

(c) Industri Kakao dan Coklat;

(d) Industri Kelapa;

(e) Industri Kopi;

(f) Industri Gula;

(g) Industri Tembakau;

(h) Industri Buah-buahan;

(i) Industri Kayu dan Barang Kayu;

(j) Industri Hasil Perikanan dan Laut;

(k) Industri Pulp dan Kertas;

(l) Industri Pengolahan Susu;

C. Kelompok Industri Alat Angkut; yang meliputi industri-industri:

(a) Industri Kendaraan Bermotor,

(b) Industri Perkapalan,

(c) Industri Kedirgantaraan,

(d) Industri Perkereta-apian;

D. Kelompok Industri Elektronika dan Telematika; meliputi Industri

Elektronika, Industri Perangkat Keras Telekomunikasi dan

Pendukungnya, Industri Perangkat Penyiaran dan Pendukungnya,

Industri Komputer dan Peralatannya, Industri Perangkat Lunak

dan Content Multimedia, Industri Kreatif Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK).

E. Kelompok Industri Penunjang Industri Kreatif dan Industri Kreatif

Tertentu; yang meliputi industri perangkat lunak dan content

multimedia, fashion, dan kerajinan dan barang seni. Industri

Kreatif adalah proses peningkatan nilai tambah hasil dari

eksploitasi kekayaan intelektual berupa kreatifitas, keahlian dan

Laporan Akhir | II-41

Page 42: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

bakat individu menjadi suatu produk yang dapat dijual sehingga

meningkatkan kesejahteraan bagi pelaksana dan orang-orang

yang terlibat.

F. Industri Kecil dan Menengah Tertentu; yang meliputi industri-

industri pengolahan: Industri Batu Mulia dan Perhiasan, Industri

Garam Rakyat, Industri Gerabah dan Keramik Hias, Industri

Minyak Atsiri dan Industri Makanan Ringan.

h. Peraturan Pemerintah (PP) No. 69 Tahun 2001 tentang

Kepelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di

sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat

kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/ atau bongkar

muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayanan

dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan

intra dan antar moda transportasi (pasal 1).

Pelabuhan menurut kegiatannya terdiri dari pelabuhan yang

melayani kegiatan:

1. Angkutan laut ang selanjutnya disebut pelabuhan laut.

2. Angkutan sungai dna danau yang selanjutnya disebut pelabuhan

sungai dan danau.

3. Angkutan penyeberangan yang selanjutnya disebut pelabuhan

penyeberangan.

Pelabuhan menurut perannya :

1. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hirarkinya.

2. Pintu gerbang kegiatan perekonomian daerah, nasional dan

internasional.

3. Tempat kegiatan alih moda transportasi.

4. Penunjang kegiatan industri dan perdagangan.

5. Tempat distribusi, konsolidasi dan produksi.

Laporan Akhir | II-42

Page 43: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Pelabuhan menurut fungsinya :

1. Kegiatan pemerintahan.

2. Kegiatan jasa pelabuhan.

3. Kegiatan jasa kawasan.

4. Kegiatan penunjang kepelabuhan.

Sedangkan pelabuhan menurut klasifikasinya ditetapkan dengan

memperhatikan fasilitas pelabuhan, operasional pelabuhan serta peran

dan fungsi pelabuhan.

Pelabuhan menurut jenisnya, terdiri dari :

Pelabuhan umum yang digunakan untuk melayani kepentingan

umum.

Pelabuhan khusus yang digunakan untuk kepentingan sendiri

guna menunjang kegiatan tertentu. Sedangkan menurut hirarki

peran dan fungsi pelabuha laut terdiri dari :

1. Pelabuhan internasional hub merupakan pelabuhan utama primer.

2. Pelabuhan internasional merupakan pelabuhan utama sekunder.

3. Pelabuhan nasional merupakan pelabuhan utama tersier.

4. Pelabuhan regional merupakan pelabuhan pengumpan primer.

5. Pelabuhan lokal merupakan pelabuhan pengumpan sekunder.

Pelabuhan nasional yang merupakan pelabuhan utama tersier

ditetapkan dengan memperhatikan :

1. Kebijakan pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan

nasional dan meningkatkan pertumbuhan wilayah.

2. sebagai tempat alih muat penumpang dan barang nasional dan

bisa menangani semi kontainer.

3. Mempunyai jarak tertentu dengan pelabuhan nasional dan

lainnya.

4. Mempunyai jarak tertentu terhadao jalur/ rute lintas pelayaran

nasional.

Laporan Akhir | II-43

Page 44: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

5. Memiliki kondisi teknis pelabuhan yang terlindung dari gelombang

dengan luas daratan dan perairan tertentu.

6. kedekatan dengan jalur/ lalu lintas pelayaran antar pulau.

7. berada (dekat) dengan pusat pertumbuhan wilayah ibu kota

kabupaten/ kota dan kawasan pertumbuhan nasional.

8. volume kegiatan bongkar muat.

Pelabuhan regional yang merupakan pelabuhan pengumpan primer

ditetapkan dengan memperhatikan :

1. Kebijakan pemerintah yang menunjang pusat pertumbuhan

ekonomi.

2. propinsi dan pemerataan pembangunan antar propinsi.

3. berfungsi sebagai tempat pelayanan penumpang dan barang

inter Kabupaten/ kota.

4. memiliki jarak tertentu dengan pelabuhan regional lainnya.

5. Memiliki kondisi teknis pelabuhan yang terlindung dari gelombang

dengan luas daratan dan perairan tertentu.

6. volume kegiatan bongkar muat.

Pelabuhan lokal yang merupakan pelabuhan pengumpan sekunder

ditetapkan dengan memperhatikan :

1. kebijakan pemerintah untuk menunjang pusat pertumbuhan

ekonomi.

2. kabupaten/ kota dan pemerataan serta meningkatkan

pembangunan kabupaten/ kota.

3. berfungsi untuk melayani penumpang dan barang antar

kecamatan dalam kabupaten/ kota terhadap kebutuhan moda

transportasi laut dan/ atau perairan.

4. memiliki kondisi teknis pelabuhan yang terlindung dari

gelombang dengan luas daratan dan perairan tertentu.

5. volume kegiatan bongkar muat.

Laporan Akhir | II-44

Page 45: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Pelabuhan khusus nasional/ internasional ditetapkan beberapa kriteria,

yaitu:

1. bobot kapal 3000 DWT atau lebih.

2. panjang dermaga 70 M atau lebih.

3. kedalaman di depan dermaga 5 M LWS atau lebih.

4. menanganai pelayanan barang-barang berbahaya dan beracun

(B3).

5. Melayani kegiatan pelayanan lintas Propinsi dan Internasional.

Pelabuhan khusus regional ditetapkan dengan kriteria :

1. bobot kapal lebih dari 1000 DWT dan kurang dari 3000 DWT.

2. panjang dermaga kurang dari 70 M, konstruksi beton/ baja.

3. kedalaman depan dermaga kurang dari – 5 M LWS.

4. tidak menangani pelayanan barang-barang berbahaya dan

beracun (B3).

5. melayani kegiatan pelayanan lintas kabupaten/ kota dalam satu

propinsi.

Pelabuhan khusus ditetapkan dengan kriteria :

1. bobot kapal kurang dari 1000 DWT.

2. panjang dermaga kurang dari 50 M dengan konstruksi kayu.

3. kedalaman di depan dermaga kurang dari – 4 M LWS.

4. tidak menangani pelayanan barang berbahaya dan beracum (B3).

5. melayani kegiatan pelayanan lintas dalam satu kabupaten/ kota.

i. Peraturan Pemerintah Nomor: 26 Tahun 2008 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah arahan kebijakan dan

strategi

pemanfaatan ruang wilayah negara. RTRWN menyusun pola dan

struktur ruang dengan skala nasional.

RTRWN menjadi pedoman untuk:

Laporan Akhir | II-45

Page 46: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;

b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;

c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di

wilayah nasional

d. pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan

perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian

antarsektor;

e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;

f. penataan ruang kawasan strategis nasional; dan

g. penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Di dalam RTRWN ini dijabarkan fungsi-fungsi dari tiap-tiap provinsi

maupun kabupaten/kota di Indonesia yang dijelaskan selanjutnya

pada tiap lampirannya. Tiap lampiran tersebut antara lain:

1. Lampiran I: menetapkan struktur ruang

2. Lampiran II: Menetapkan system perkotaan nasional

3. Lampiran III: Menetapkan Jalan bebas hambatan

4. Lampiran IV: menetapkan pelabuhan

5. Lampiran V: menetapkan Bandar udara

6. Lampiran VI: menetapkan wilayah sungai

7. Lampiran VII: menetapkan pola ruang

8. Lampiran VIII: Menetapklan kawasan lindung

9. Lampiran IX: menetapkan kawasan andalan

10. Lampiran X: menetapkan strategi nasional

11. Lampiran XI: menetapkan indikasi Program

Kaitanya dengan penyusunan masterplan Kawasan industri Sei

Mangkei , antara lain kebijakan nasional mengenai;

Pola ruang dimana kawasan industri Sei Mangkei diperuntukkan

sebagian besar kawasan industri khusus kelapa sawit dan produk

turunannya

j. Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 2009 tentang

Kawasan Industri

Laporan Akhir | II-46

Page 47: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

1. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan

Industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang

yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan

Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.

2. Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan yang

mengusahakan pengembangan dan pengelolaan Kawasan

Industri.

Di dalam PP ini akan dibahas mengenai aturan atau prosedur proses

perencanaan kawasan industri.

Proses-proses perencanaan kawasan industri mencakup izin-izin yang

harus di miliki oleh kawasan industri tersebut. Di dalam proses ini juga

dibahas kewajiban dan hak kawasan industri.

PP ini juga menginformasikan sanksi-sanksi yang akan diberikan ketika

kawasan industri melakukan pelanggaran

k. Peraturan Menteri (Permen) PU no. 63/PRT/1993 tentang

Garis Sempadan dan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah

Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai

Sungai adalah tempat-tempat dan wadah serta jaringan pengairan air

mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya

sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Bekas sungai adalah

sungai yang tidak berfungsi lagi. Garis sempadan sungai adalah garis

batas luar pengamanan pantai.

Di dalam wilayah perkotaan ada dua jenis sungai, yaitu sungai

bertanggul dan sungai tidak bertanggul yang masing-masing

mempunyai perbedaan dalam penanganannya. Garis sempadan sungai

bertanggul dalam kawasan perkotaan, ditetapkan sekurang-kurangnya

3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

Laporan Akhir | II-47

Page 48: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Sedangkan penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam

kawasan perkotaan didasarkan pada kriteria :

a. sungai mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga)

meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10

(sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

b. Sungai mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter

sampai dengan 20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetapkan

sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi

sungai pada waktu ditetapkan.

c. Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari

20 (dua puluh) meter, garis sempadan sungai sekurang-

kurangnya 30 (tiga puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada

waktu ditetapkan.

Penetapan garis sempadan danau, waduk, mata air, dan sungai yang

berpengaruh pasang surut air mengikuti kriteria yang telah ditetapkan

dalam Keputusan Presiden RI No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan

Kawasan Lindung, sebagai berikut :

a. untuk danau dan waduk, garis sempadan ditetapkan sekurang-

kurangnya 50 (lima puluh) meter dari titik pasang tertinggi ke

arah darat.

b. Untuk mata air, garis sempadan ditetapkan sekurang-

kurangnya 200 (dua ratus) meter di sekitar mata air.

c. Untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air laut, garis

sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus)

meter dari tepi sungai, dan berfungsi sebagai jalur hijau.

Pemanfaatan lahan di daerah sempadan dapat dilakukan oleh

masyarakat untuk kegiatan tertentu sebagai berikut :

a. untuk budidaya pertanian, dengan jenis tanaman yang

diizinkan.

b. Untuk kegiatan niaga, penggalian dan penimbunan.

Laporan Akhir | II-48

Page 49: bab II

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

c. Untuk pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan

peringatan, serta rambu-rambu pekerjaan.

d. Untuk pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan

pipa air minum.

e. Untuk pemancingan tiang atau pondasi prasarana jalan/

jembatan baik umum maupun kereta api.

f. Untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan bersifat sosial dan

kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan

bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai.

g. Untuk pembangunan prasarana lalu lintas air dan bangunan

pengambilan dan pembuangan air.

Pada daerah sempadan dilarang :

a. Membuang sampah, limbah padat atau cair.

b. Mendirikan bangunan permanen untuk hunian dan tempat usaha.

Lahan bekas sungai merupakan inventaris kekayaan milik negara yang

berada di bawah pembinaan Direktur Jenderal atas nama Menteri.

Permohonan pemanfaatan lahan bekas sungai diajukan kepada Direktur

Jenderal. Pemanfaatan lahan bekas sungai diprioritaskan untuk :

a. Mengganti lahan yang terkena alur sungai baru.

b. Keperluan pembangunan prasarana pengairan.

c. Keperluan pembangunan lainnya dengan cara tukar bangun.

d. Keperluan budidaya dengan syarat tertentu.

Laporan Akhir | II-49