BAB II
Transcript of BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Sistem
Sistem dalam suatu institusi pemerintahan sangatlah penting, karena sistem sangatlah
menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi pemerintah, baik yang berskala
kecil maupun besar. Suatu sistem dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama
diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.
Terdapat berbagai pendapat yang mendefinisikan definisi sistem ,seperti dibawah ini :
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan
suatu sasaran yang tertentu”. (Jogiyanto,2005,1).
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa sistem bekerja dalam suatu jaringan kerja dari
suatu prosedur nyang saling berhubungan satu sama lain untuk menyelesainkan
tujuan dan sasaran yang dimaksud. Definisi sistem juga dapat dijelaskan oleh
Jogiyanto dalam bukunya Analisia dan Desain sistem informasi,
menerangkan:“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu”. (Jogiyanto, 2005,2).
Sistem juga dapat dikatakan sebagai sekumpulan elemen yang berinteraksi satu sama
lain,untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga dapat didefinisikan oleh para ahli
dalam berbagai cara yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan cara
pandang dan lingkup sistem yang dituju. Secara umum sistem informasi di
definisikan sebagai berikut: “Sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau
subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan denagn cara-cara tertentu
sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai
suatu tujuan. (Sutana, 2003:4)
Sistem juga diartikan sebagai sekumpulan elemen yang bekerja sama dalam suatu
kesatuan untuk melaksankan suatu fungsi yang berguna. Dalam bukunya Jogiyanto
sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen.
Definisi sistem menurut Abdul Kadir adalah: ”sekelompok elemen-elemen yang
saling terintegrasi dengan maksud dan tujuan yang sama untuk melaksanakan sasaran
yang telah ditentukan”. (Kadir: 1997:13)
Penjelasan sistem informsasi menurut definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu
sistem merupkan sekelompok elemen yang saling berhubungan dengan suatu maksud
dan tujuan yang telah ditentukan. Adapun model umum suatu sistem adalah terdiri
dari masukan (input), proses (process) dan keluaran (output), sebagaimana ditujukan
oleh gambar dibawah ini:
2.2. Definisi Informasi
Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti tertentu bagi
penerimanya. Sumber dari informasi adalah data, sedangkan Data itu sendiri adalah
kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian, sedangkan kejadian itu merupakan
suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu .dalam hal ini informasi dan data
saling berkaitan. Pengertian informasi dalam bukunya Sutanta yang berjudul Sistem
informasi Manajemen informasi diartikan sebagai berikut:
“Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting
bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saaat itu juga atau secara
tidak langsung pada saat mendatang.” (Sutana, 2003:10)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa informasi diperoleh didapatkan
dengan adanya data yang akan diolah dan unit pengolahan data tersebut. Informasi
yang telah melalui dalam pengolahan data mempunyai kegunaan yang dapat
dirasakan dalam suatu kegiatan pada masa akan datang atau sekarang. Definisi
informasi menurut Jogiyanto dalam buku dapat diartikan sebagai data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
(Jogiyanto,2005; 8).
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan sekumpulan data
yang telah diolah menjadi suatu informasi yang dapat berguna dan bermanfaat bagi
yang menerimanya. Menurut McFadden dalam bukunya Abdul Kadir menjelaskan
informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan
pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut” (dalam Kadir, 2003:31)
Penjelasan dapat disimpukan bahwa informasi sebuah data yang diterima oleh
seseorang ataupun kelompok yang berguna bagi masa sekarang atau masa yang akan
datang. Informasi merupakan suatu data yang masih bahan mentah apabila tidak
diolah atau diproses. Data akan menjadi berguna dan menghasilkan suatu informasi
apabila melalui suatu model. Model yang digunakan untuk pengolahan data agar
menjadi suatu informasi bisa disebut siklus pengolahan data seperti berikut ini:
2.3. Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi
yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.
Perkembangan sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup
signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik
pada tingkat perasional. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-
perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut
untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa
setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas,
dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan
teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis.
Definisi sistem informasi juga dapat dijelaskan sebagai berikut: “Sistem informasi
adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi ,bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang diperlukan’.
(Jogiyanto,2005;11)
2.4 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi dalam mendukung beberapa komponen yang fungsinya sangat vital
di dalam sistem informasi. Komponen-komponen sistem informasi tersebut adalah
Hardware, software, prosedur, pengguna dan data base. Secara rinci komponen-
komponen sistem informasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perangkat keras (Hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti monitor dan
printer.
b. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan intruksi yang
memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data
c. Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data
dan pembamasyarakatn keluaran yang dikendaki.
d. Pengguna: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem
informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran system informasi.
e. Data Base: merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan dengan data
lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untukl
memanipulsinya, diantaranya; data, user dan sistem.
(Kadir, 2003:70)
Sistem informasi akan berjalan baik jika sistem informasi itu telah memiliki 5 (lima)
komponen di atas diantaranya hardware dan software, prosedur, pengguna dan data
base. Hardware atau perangkat keras terdiri dari computer dan printer. Dalam suatu
komputer terdapat unit-unit yang bertujuan untuk memproses sesuatu ataupun data
yang maysarakat inginkan. Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam
suatu sinstem informasi, apabila salah satu komponen tidak ada maka sistem
informasi tidak akan berjalan. Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi
atau sector pemerintahan dapat meningkatkan kinerja dalam pelayanan publik agar
suatu pelayanan dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam prakteknya, tidak semua
sistem informasi mencakup semua komponen yang telah disebutkan di atas.
2.5 Pengertian Database
Database merupakan komponen terpenting dalam pembangunan sistem informasi
karena menjadi tempat untuk menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang
ada dalam sistem sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun informasiinformasi
dalam berbagai bentuk. Database merupakan himpunan kelompok data yang saling
berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa agar tidak terjadi duplikasi
yang tidak perlu sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan mudah
untuk menghasilkan informasi (Sutedjo, 2002).
Sistem database terus dikembangkan oleh para ahli agar dapat diperoleh cara
pengorganisasian data yang efisien dan efektif. Adapun penerapan sistem database ini
antara lain untuk pembangunan sistem informasi, persediaan barang, kepegawaian,
akuntansi, pemasaran, produksi, reservasi, layanan pelanggan yang digunakan dalam
perusahaan retail, perbankan, perhotelan dan pariwisata, rumah sakit, institusi
pendidikan, dan sebagainya (Sutedjo, 2002).
2.6 Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada. Menurut Hoffler dkk dalam Kadir (2002) untuk mengembangkan suatu
sistem informasi, kebanyakan perusahaan menggunakan suatu metodologi yang
disebut metodologi pengembangan sistem. Yang dimaksud dengan metodologi ini
adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh
langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan, dan
memelihara sistem informasi.
Seperti yang berlaku pada kebanyakan proses, pengembangan sistem informasi juga
memiliki daur hidup. Daur hidupnya disebut dengan daur pengembangan sistem
informasi atau secara lebih umum dinamakan SDLC (System Development Life
Cycle) atau daur hidup dengan pengembangan sistem.
System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC merupakan metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan,
memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Metodologi ini mencakup sejumlah
fase atau tahapan (Kadir, 2002)
Metode daur hidup ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu tahap perencanaan,
analisis, perancangan, penerapan, evaluasi, penggunaan dan pemeliharaan. Sementara
itu, dalam setiap tahap dilakukan proses pendokumentasian atas segala yang telah
dilakukan atau disepakati dalam setiap tahap tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi
terdiri dari komponen –komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan
(building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block),blok
keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis (data base
block), dan blok kendali (controls block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai sasarannya.
1. Blok masukan (input block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode- metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen- dokumen dasar.
2. Blok model (model block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan
cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok keluaran (output block)
Prosedur dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok teknologi (technology block)
Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian
utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software),
dan poerangkat keras (hardware). Teknisi dapat orang- orang yang
mengetahui teknologi dan membuatnya dapat beroperasi. Misalnya teknisi
adalah end user, operator komputer, pemrogram, operator pengolah kata,
spesialis telekomunikasi, analisis sistem, penyimpan data dan lain sebagainya.
5. Blok basis (data base block)
Basis data (data base) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer
dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna
untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau
dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut
dengan DBMS (Data Base Management System).
6. Blok kendali (controls block)
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana
alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan- kecurangan, kegagalan-
kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan- kesalahan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
menyakinkan bahwa hal- hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah
ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan- kesalahan dapat langsung cepat
diatasi.
Menurut Davis (1995), komponen system informasi terdiri dari:
a. Software
b. Hardware
c. Database
d. Prosedur
e. Petugas operasional
Menurut Stairs (1992), komponen system informasi terdiri dari:
a. Software
b. Hardware: terdiri dari output, input, alat komunikasi, data, serta alat
penyimpan data
c. Telekomunikasi
d. Manusia: yang terdiri dari orang- orang yang terlibat dalam system informasi
3.2 Peran Analis Sistem
Pada dasarnya seorang analis sistem melakukan hal-hal berikut:
a. Berinteraksi dengan pelanggan untuk memahami kebutuhan mereka
b. Berinteraksi dengan desainer untuk mengemukakan antarmuka yang
diinginkan atas suatu perangkat lunak
c. Berinteraksi ataupun memandu programer dalam proses pengembangan
sistem agar tetap berada pada jalurnya
d. Melakukan pengujian sistem baik dengan data sampel atau data
sesungguhnya untuk membantu para penguji
e. Mengimplementasikan sistem baru
f. Menyiapkan dokumentasi berkualitas
g. Bertugas dan bertanggung jawab terhadap system secara keseluruhan,
tidak hanya pada teknologi computer tetapi juga pada aplikasinya
h. Peran analis tidak hanya berhubungan dengan programmer, tapi juga
dengan end user
i. Memanajer pengembangan system informasi
3.3 Tujuan dan Manfaat Pengembangan Sistem Informasi serta Aplikasi dalam
Bidang KG
3.3.1 Tujuan Pengembangan Sistem Informasi
a. Mengatasi masalah kesehatan dan upaya untuk menanggulangi masalah
kesehatan tersebut
b. Sebagai info update untuk memudahkan pengambilan keputusan
c. Meningkatkan peran masyarakat dan kemampuan untuk sadar akan arti
kesehatan itu sendiri
d. Meningkatkan penyebaran ilmu pengetahuan di bidang kesehatan
e. Mengumpulkan data tiap puskesmas
3.3.2 Manfaat Pengembangan Sistem Informasi
a. Pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data atau informasi, tenaga
professional yang terampil
b. Menghasilkan data secara teratur, tepat waktu, dan sesuai kebutuhan atau
permintaan pengguna
c. Memudahkan pencarian informasi obat
d. Memonitoring status pasien
e. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, cepat, dan minim
kesalahan
f. Pemutakhiran iptek dan menunjang pelaksanaan praktek berbasis iptek
g. Meningkatkan pelayanan kesehatan
3.3.3 Aplikasi Alat berbasis Teknologi Informasi dalam Bidang Kedokteran Gigi
1. CEREC 3D
CEREC 3D (Chairside Economical Restoration of Esthetic Ceramic)
merupakan alat yang dapat digunakan oleh dokter gigi untuk membuat restorasi yang
hanya menggunakan bahan ceramic yang berkualitas tinggi serta warna gigi yang
dapat disesuaikan secara natural. Alat ini menggunakan teknologi komputer yang
kompleks dan detail bentuk gigi pasien bisa di rencanakan dengan menggunakan alat
kedokteran gigi ini.
Cara kerja CEREC 3D yaitu alat ini menggunakan CAD atau CAM
(Computer Aided Design atau Computer Aided Manufacturing), yaitu alat yang
terintegrasi menggunakan kamera, komputer, dan mesin pembuat onlay. Dokter gigi
menggunakan kamera khusus untuk mengambil gambar gigi yang rusak, kemudian
gambar di tampilkan di layar. Dokter gigi mendesain bentuk restorasi di layar dengan
CAD sedangkan alat kemudian secara otomatis membuat restorasi di saat pasien
menunggu. Dalam waktu singkat restorasi selesai, dokter gigi bisa langsung
menginsersi restorasi tersebut. Semua proses ini hanya membutuhkan waktu 1 jam
saja, jauh lebih singkat bila kita mengirim ke lab.
2. SIDPLite
SIDPLite (Sistem Informasi Dokter Praktek - Lite Edition) merupakan sebuah
aplikasi yang dibuat khusus untuk membantu para tenaga dokter gigi untuk
menyimpan dan mengolah data rekam medis pasien-pasiennya.
Saat ini jumlah pengguna SIDPLite sudah lebih dari 50 dokter dan dokter gigi
yang tersebar di berbagai kota, Yogya, Cirebon, Cilacap, Palangkaraya, dan beberapa
kota lain. Kelebihan SIDPLite :
Dengan harga yang relatif terjangkau, tidak terdapat pembatasan
jumlah pasien atau jumlah data rekam medis yang dapat disimpan.
Penggunaan ruang harddisk yang relatif kecil.
Kebiasaan-kebiasaan pengguna komputer sangat diperhatikan dan
kemudian dimanfaatkan.
Dapat diperoleh dengan didownload.
3.4 Tahapan, dan Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi
3.4.1 Tahapan Pengembangan Sistem Informasi
3.4.1.1 Pemeriksaan Sistem
Tahap pemeriksaan sistem merupakan langkah pertama dalam proses
perkembangan sistem. Tahap ini termasuk menampilkan, memilih, dan studi awal
dalam usulan pemecahan sistem informasi untuk masalah pekerjaan. Pemeriksaan
sistem tertentu meliputi langkah - langkah yang dapat dilihat dalam bagan dimana
sistem informasi besar diusulkan untuk perkembangan.
Pemilihan dan Perencanaan
Sistem
Peninjauan organisasi untuk menggambarkan dan memilih proyek pengembangan sistem yang potensional, termasuk pembangkit tersebut oleh proses perencanaan sistem informasi yang sesungguhnya.
Studi Kelayakan
Membuat laporan pengukuran kebutuhan informasi pengguna akhir. Mengukur kelayakan dari pengembangan baru atau sistem informasi berkembang untuk pemuasan kebutuhan. Rencana proyek berkembang.
Laporan Kelayakan
Penyimpanan dan penghubungan akibat dari studi kelayakan pada pengguna akhir dan pengatur (manajemen)
3.4.1.1.1 Perencanaan Sistem Informasi
Proses perencanaan sistem informasi yang sesungguhnya merupakan bagian
kecil dari proses perencanaan pekerjaan yang diinginkan dalam organisasi. Ada
banyak kesempatan untuk penggunaan sistem informasi untuk mendukung organisasi
pengguna terakhir dan operasi bisnisnya, manajemen pembuat keputusan dan sasaran
strategis. Bagaimanapun, dalam dunia nyata, pengguna akhir, departemen dan
organisasi itu sendiri mempunyai batasan pada manusia dan sumber keuangan yang
akan dialokasikan untuk perkembangan sistem informasi yang baru, tidak perduli
dengan yang mereka inginkan. Oleh karena itu, pekerjaan dan perencanaan sistem
informasi membantu untuk menghasilkan, menampilkan, dan memilih sistem
informasi yang potensial untuk dikembangkan.
3.4.1.1.2 Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah studi awal untuk memeriksa kebutuhan informasi
calon pengguna akhir dan tujuannya, batasan, kebutuhan sumber daya, biaya,
manfaat, dan kelayakan dari proyek yang diusulkan. Metode yang sama dalam
pengumpulan informasi merekomendasikan yang mudah dalam pendekatan sistem
(wawancara, observasi, dan sebagainya) yang digunakan untuk mengumpulkan data
untuk studi kelayakan.
3.4.1.1.3 Kelayakan Suatu Sistem
Kelayakan dari sistem yang diusulkan dapat dievaluasi berkaitan dengan
empat kategori utama, yang telah diringkas dan yang digambarkan dalam gambar
dibawah ini.Kelayakan Organisasi
Bagaimana sistem itu mendukung rencana strategis organisasi.
Kelayakan TeknisKemampuan, keandalan, dan kesediaan perangkat keras dan perangkat lunak.
Kelayakan Ekonomi Ongkos penyimpanan.
Peningkatan pendapatan.
Penurunan investasi
Peningkatan profit.
Kelayakan Operasi Penerimaan pengguna.
Dukungan manajemen.
Kebutuhan pembeli, pemasok dan pemerintah
Faktor Kelayakan Dari Organisasi, Ekonomi, Teknis dan Operasi. Catatan Ini Berisi Kelayakan Mulai Dari Ongkos Penyimpanan atau Kemampuan Dari Perangkat Lunak dan Perangkat Keras.
3.4.1.2. Analisis Sistem
Dalam fase ini :
• Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan
hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah,
tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya,
keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
• Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan
analisis sistem.
• Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk
suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
• Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan
untuk mengembangkan suatu sistem baru.
• Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional system
mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk
mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
• Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui
secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan
berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
• Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan
ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim
proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila
laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan
sampai semua peserta setuju.
3.4.1.3 Desain Sistem
Desain sistem (sintesis sistem) adalah kelanjutan dari teknik pemecahan
masalah yang merangkai kembali komponen-komponen sistem menjadi satu kesatuan
sistem yang utuh dengan harapan telah terbentuk perbaikan sistem. Manfaat desain
sistem adalah memberikan gambaran rancang bangun (blue print) yang lengkap,
sebagai penuntun (guideline) bagi programmer dalam membuat aplikasi. Sistem
informasi yang terkomputerisasi setidaknya terdiri dari:
• Hardware: terdiri dari komponen input, proses, output, dan jaringan
• Software: terdiri dari sistem operasi, utilitas, dan aplikasi
• Data: mencakup struktur data, keamanan dan integritas data
• Prosedur: seperti dokumentasi, prosedur sistem, buku petunjuk operasional
dan teknis
• Manusia: pihak yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi
Beberapa hal yang dilakukan dalam desain sistem adalah:
1. Pemodelan sistem
2. Desain Basis data
3. Desain Aplikasi
4. Desain Perangkat Keras/Jaringan
5. Desain Jabatan/Deskripsi Pengguna
3.4.1.4 Pembuatan Sistem
Buatlah aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat Selain aplikasi, buatlah
juga buku panduan penggunaan aplikasi agar mudah saat melakukan training pada
saat implementasi. Lakukan testing aplikasi, diantaranya:
* Testing performa
* Testing program logic / sintaks
* Testing implementasi bisnis rules
* Testing faktor manusia
* Testing bisnis proses / prosedur
* Testing efisiensi input
* Testing ouput
Data untuk testing dapat menggunakan data buatan (tahap awal) dan data asli.
3.4.1.5 Implementasi Sistem
Sebelum implementasi, lakukanlah persiapan secara matang mengenai perangkat
keras, perangkat lunak, ruangan dan fasilitas pendukung lainnya.
Beberapa hal yang juga penting diperhatikan dalam implementasi sistem adalah:
1. Konversi
Biasanya diperlukan konversi dari sistem lama ke sistem baru, apalagi jika
sebelumnya juga telah menggunakan aplikasi terkomputerisasi
2. Pelatihan
Lakukan pelatihan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang menggunakan. Jangan
lupa lakukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam sistem namun tidak
menggunakan aplikasi sistem secara langsung.
3. Testing Penerimaan
Lakukan testing selama periode tertentu sebagai proses belajar
3.4.1.6 Pemeliharaan Sistem
Tahapan pemeliharaan sistem mencakup seluruh proses yang diperlukan untuk
menjamin kelangsungan, kelancaran, dan penyempurnaan sistem yang telah
dioperasikan.
Beberapa hal yang harus dilakukan:
1. Pemantauan pengoperasian
Libatkan tim pengembang untuk memantau secara langsung pada waktuwaktu
tertentu mengenai bagaimana pihak-pihak pengguna mengoperasikan sistem yang
dibuat.
2. Antisipasi gangguan kecil (bug)
Biasanya selalu ada gangguan kecil dalam suatu aplikasi yang baru dikembangkan.
3. Lakukan penyempurnaan
4. Antisipasi faktor-faktor luar
Virus, kerusakan/kehilangan data, atau sistem diakses oleh pihak luar
KESIMPULAN
Sistem Informasi manajemen Kesehatan merupakan tatanan berbagai
komponen data dan informasi kesehatan yang saling terkait satu dengan yang lainnya
untuk menghasilkan data dan informasi tentang kondisi kesehatan dan kinerja
kesehatan di suatu wilayah. Komponen system informasi terdiri dari hardware,
software, prosedur, pengguna dan data base. Analis system memiliki peran yang
menyeluruh. Langkah- langkah dalam pengembangan informasi yaitu pemeriksaan
system, analisis system, desain system, pembuatan system, implementasi system,
serta pemeliharaan system.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Abdul (2003), “Konsep Dan Tuntunan Praktis Basis Data”, Yogyakarta
Andi. Sutedjo, Budi (2002), “Perancangan Dan Pembangunan Sistem I nformasi”,
Yogyakarta,
Jogiyanto, Hartono, 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan.
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Yogyakarta.