BAB II

24
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DESKRIPSI TEORITIK Permendiknas No 20 tahun 2007 tentang standar penilaian menyatakan bahwa penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek. Berkaitan dengan Permendiknas tersebut maka penilaiaan hasil

description

chapter 2

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 DESKRIPSI TEORITIK

Permendiknas No 20 tahun 2007 tentang standar penilaian

menyatakan bahwa penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan

pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta

didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik

penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan

bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat

perkembangan peserta didik. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes

praktik atau tes kinerja. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama

pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Teknik

penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas

rumah dan/atau proyek. Berkaitan dengan Permendiknas tersebut maka

penilaiaan hasil belajar dapat dilakukan di luar kelas dan pelaksanaannya

diperbolehkan secara sendiri maupun berkelompok. Dengan demikian

perencanaan penilaian yang dikembangkan berupa instrumen self assesment

terbimbing tidak bertentangan dengan Permendiknas No. 20 tahun 2007.

Klenowski’s (1995) dalam Ross (2006) mendefinisikan self-

assessment sebagai bentuk evaluasi atau penilaian dari sebuah keberhasilan

seseorang dalam bentuk identifikasi kekuatan dan kelemahan seseorang

dalam rangka meningkatkan hasil belajarnya. Selanjutnya Aschbacher (1991)

Newman (1997), Wiggins: (1993&1998) dalam Ross (2006) menyatakan

Page 2: BAB II

9

bahwa self assessment adalah bentuk penilaian yang instan dan valid. Ross

(2006) mengemukakan bahwa beberapa hal penting dalam self assessment

diantaranya :

1. Self assessment memperoleh hasil yang konsisten pada item-item soal

yang ada, tugas, dan terjadi dalam waktu yang singkat.

2. Self assessment dapat memberikan informasi pencapaian hasil belajar

siswa sesuai dengan yang dikehendaki guru.

3. Self assessment dapat meningkatkan sikap dan minat siswa lebih

maksimal.

4. Self assessment dapat dilatih melalui latihan siswa dengan bimbingan dan

tindakan guru.

Berawal dari pendapat tersebut self assessment dapat digunakan

sebagai salah satu penilaian alternatif untuk membimbing siswa yang

berkemampuan rendah agar dapat mencapai hasil belajar maksimal. Melalui

self assessment perolehan hasil belajar dapat diperoleh secara bertahap sesuai

dengan kemampuan diri, terbentuknya kedisiplinan diri dalam mengerjakan

tugas-tugas, refleksi diri dan umpan balik secara transparan.

Self assessment berkontribusi dalam pencapaian hasil belajar dan

sikap siswa. Diagram kontribusi self assessment dalam suatu pembelajaran

menurut Ross (2006) sebagai berikut :

Page 3: BAB II

UsahaTujuan

Pencapaian

Self Assessment

Observasi diiri

Keputusan diri

Respon diri

Kemampuan Diri

10

Penyusunan instrumen self assessment bagi siswa perlu

mempertimbangkan tiga proses yang menyatu dalam pribadi siswa dalam

membentuk sikap terhadap self assessment :

1. Obsevasi diri : standar keberhasilan yang ingin dicapai oleh siswa

2. Keputusan diri : proses mengambil keputusan untuk menuju tujuan yang

ingin dicapai oleh siswa.

3. Reaksi diri : interpretasi terhadap pencapaian keberhasilan siswa.

Boud (Zulharman,2007) menyatakan bahwa self assessment adalah

keterlibatan siswa dalam mengidentifikasi kriteria atau standar untuk

diterapkan dalam belajar dan membuat keputusan mengenai pencapaian

kriteria dan standar. Dalam hal ini siswa mempunyai tanggung jawab untuk

menilai hasil belajarnya sendiri. Keterlibatan siswa dalam menentukan

kriteria standart penilaian berdampak pada kesadaran diri untuk melakukan

Page 4: BAB II

11

pencapaian. Dengan mengetahui kemampuan dirinya sendiri, siswa lebih

terbuka berkomunikasi dengan guru untuk meningkatkan kemampuaanya.

Rolheiser (2006) dalam Ontorio mengemukakan tahapan

pelaksanaan self assessment sebagai berikut :

Kondisi dan kata

kunciPersiapan

Proses

PelaksanaanKonsolidasi

Menetapkan

Kriteria

Siswa

menanggapi

kriteria guru

Siswa memilih

kriteria dari

beberapa yang

disediakan oleh

guru

Guru dan siswa

bernegosiasi

tentang kriteria

terpilih

Siswa mengajuan

cara bergabung

Contoh Kriteria

penerapan yang

disediakan

Deskripsi tentang

bagaimana untuk

menerapkan

kriteria yang

disediakan

Pemodelan:

contoh dan

deskripsi

aplikasi kriteria

yang disediakan

Memberikan

Umpan Balik

terhadap

Penilaian diri

Beberapa

disediakan oleh

guru dan / atau

rekan-rekan

Umpan balik

yang

komprehensif

sangat diberikan

oleh guru dan /

atau rekan-rekan

Komprehensif

secara eksplisit

terkait dengan

kriteria

disediakan oleh

guru dan rekan-

rekan

Page 5: BAB II

12

Umpan balik

diberikan pada

lebih dari satu

dimensi dari

siswa penilaian

diri

Umpan balik

yang spesifik;

kekuatan untuk

pertumbuhan

Beberapa

sumber

diidentifikasi

secara spesifik

terhadap umpan

balik yang

tersedia

Siswa memiliki

kesempatan

untuk

menanggapi

umpan balik

Siswa memiliki

kesempatan

untuk

membenarkan

penilaian diri

kepada guru

dan / atau rekan-

rekan

Guru dan / atau

rekan-rekan

terlibat dalam

dialog tentang

penilaian diri.

Menetapkan

Tujuan

Guru mengatur

tujuan yang tepat

untuk siswa

Guru

menyediakan

menu tujuan

mungkin

(berdasarkan

data) yang sesuai

untuk siswa

siswa konstruksi

gol dari

data, tujuan

yang tepat, baik

untuk

mahasiswa dan

task.engage

dalam dialog

Page 6: BAB II

13

tentang

penilaian diri

Norma Kelas Siswa memiliki

kesempatan

untuk

menanggapi

umpan balik

Siswa menilai

sendiri secara

teratur, biasanya

di awal dan / atau

akhir instruksi

Siswa menilai

sendiri secara

teratu sepanjang

perjalanan

instruksi,

menggunakan

beragam

instrumen

Tahapan pelaksanaan self assessment tersebut dapat digunakan

sebagai dasar pelaksanaan self assessment dan penyusunan instrumen yang

akan digunakan.

Menurut Peaget (Ratna Wilis Dahar :1989) Perkembangan

psikologis anak usianya 12 tahun ke atas, individu sudah dapat berfikir

secara dewasa yaitu dengan istilah perkembangan pikir formal operation.

Dalam perkembangan ini individu sudah dapat memecahkan persoalan secara

logik, berfikir secara alamiah, dapat memecahkan masalah-masalah verbal

kompleks atau secara singkat dapat dikemukakan sudah tercapai kematangan

struktur kognitifnya. Individu sudah mulai mengembangkan pengertian akan

diri (self) atau identitas (identity) yang akan dikonsepsikan terpisah dari dunia

Page 7: BAB II

14

luar di sekitarnya. Perkembangan kognitif menurut Jean Piaget ini

merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi

formal. Pada periode ini remaja sudah mempunyai pola pikir sendiri dalam

usaha mememcahkan masalah kompleks dan abstrak yang dihadapi. Dengan

memperhatikan kondisi perkembangan yang dialami oleh individu pada masa

remaja, penggunaan self assessment dapat diterapkan. Jenjang pendidikan

yang sesuai dimulai dari pendidikan tingkat SMP.

Rustaman (2007) menyatakan terjadi tren perubahan penilaian

Pembelajaran IPA masa depan. Fokus standar penilaian, peranan, pelaksanaan

penilaian dipertimbangkan dalam perubahan penilaian pembelajaran IPA.

Dalam jurnal P4TK IPA Rustaman (2007) menuliskan :

1. Perubahan fokus standar penilaian

No

.

Hal yang dikurangi Hal diutamakan

1 Menilai hal yang mudah diukur Menilai yang paling berharga

2 Menilai pengetahuan yang

mempunyai ciri-ciri yang jelas

Menilai pengetahuan yang

kaya dan berstruktur baik

3 Menilai pengetahuan yang

bersifat ilmiah

Menilai pemahaman dan

pemikiran ilmiah

4 Menilai untuk mempelajari apa

yang tidak dipahami siswa

Menilai untuk mempelajari apa

yang dipahami siswa

5 Hanya melakukan penilaian atas

pencapaian

Menilai pencapaian dan

peluang untuk belaja

Page 8: BAB II

15

6 Penilaian akhir oleh guru Siswa terlibat dalam penilaian

yang sedang berlangsung atas

hasil kerjanya dan hasil

temannya

7 Pengembangan penilaian

eksternal hanya oleh ahli

Guru terlibat dalam

pengembangan penilaian

eksternal

2. Perubahan peranan dan pelaksanaan penilaian

No Peranan Dulu Sekarang

1 Guru Mengajar Mendefinisikan hasil pembelajaran,

mengajar,melaksanakan penilaian

utama

2 Siswa Dinilai Menilai diri sendiri dan teman

3 Kepala

Sekolah

Menginter

pretasi

hasil ujian

terstandart

Meniangintrepretasi hasil ujian dan

menyediakan dukungan terhadap

penilaian kelas

No. Pelaksa

naan

Dulu Sekarang

1 Tujuan Akuntabilitas Akuntabilitas

pembelajaran

Page 9: BAB II

16

2 Penggu

naan

Penyaringan hasil

pengujian dari atas

ke bawah

Penyaringan hasil

pengujian dari atas ke

bawah dan dari kelas ke

atas

3 Sasaran Bersifat umum tidak

terbuka

Sangat terarah dan terbuka

4 Metode Terutama berupa

respon terpilih

Terutama berupapenilaian

kinerja dan essai dengan

beberapa respon terpilih

Dengan perubahan tersebut terlihat jelas bahwa dalam

melaksanakan penilaian seharusnya siswa terlibat dalam penilaian hasil

belajarnya. Pelaksanaannya terkendala dengan kemampuan siswa yang

berbeda satu dengan yang lain. Bagi siswa yang kemampuannya tinggi bukan

menjadi suatu masalah untuk menilai diri sendiri tetapi bagi siswa yang

kemampuannya rendah akan merasa kesulitan. Pelaksanaan self assessment

bagi siswa berkemampuan rendah sangat dipengaruhi oleh instrumen yang

digunakan. Instrumen hendaknya memudahkan siswa untuk menggunakannya

sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan kriteria yang telah disepakati

siswa sebelum pelaksanaan penilaian.

2.2. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UPI dengan judul

Pengembangan self assessment dalam materi Gerak edar Bumi, Bulan, satelit

Page 10: BAB II

17

serta pengaruh interaksinya, bahwa tanggapan guru dan siswa terhadap self

assessment cukup baik. Kendala yang terjadi pada pelaksanaan self

assessment adalah kurangnya latihan, kejujuran, lamanya siswa mengisi

instrument, kurang senangnya siswa terhadap self assessment.

Self assessment dapat digunakan sebagai alat untuk

menguangkapkan sebuah konsep yang dimiliki siswa. Namun perlu persiapan

dan perencanaan yang baik agar pelaksanaan sesuai dengan harapan, norma

penilaian dan kisi-kisi perlu dikomunikasikan dengan baik, penyediaan waktu

yang memadai, paradigma yang dimilki siswa untuk diubah yang semula

hanya mencari nilai semata diubah melatih kejujuran dan tanggung jawab.

Mengingat self assessment dapat digunakan untuk menilai dengan

validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungkawabkan maka penulis

perlu mempertimbangkan pembimbingan bagi siswa yang kemampuaanya

rendah.

Pada penelitian tentang penerapan self assessment dalam menilai

kinerja siswa SMA dalam praktik penjernihan air siswa pelaksanaanya hanya

membandingkan pelaksanaan penilaian dengan self assessment dan tidak

menggunakan self assessment.

Oleh karena itu dalam penelitian ini dikembangkan instrumen self

assessment yang dapat digunakan untuk siswa dengan kemampuan rendah.

Pengembangan self assessment dalam hal rasionalisasi tujuan pelaksanaan

self assessment dengan siswa kemampuan rendah, adanya kesepakatan

prosedur pelaksanaan self assessment dengan siswa. Instrument juga

Page 11: BAB II

18

dilengkapi dengan lembar evaluasi yang memuat : Tujuan evaluasi, peta

konsep atau langkah-langkah perolehan sebuah konsep, petunjuk penilaian,

lembar evaluasi yang berisi langkah-langkah mengerjakan soal, yang berisi :

Konsep dan rumusan matematik yang digunakan dalam soal. Untuk

mengungkap konsep yang dimilki siswa secara matematis, maka pada

instrument self assessment dilengkapi dengan identifikasi pertanyaan dan

penyelesaian soal yang dilengkapi dengan rincian perolehan jawaban serta

petunjuk penilaian. Disamping itu lembar perolehan hasil penilaian diri yang

menggambarkan perkembangan hasil belajar setiap tahapnya. Bimbingan

yang diberikan guru dalam penelitian ini berupa bimbingan dalam

memperoleh pengalaman belajar melalui perangkat penilaian yang

membimbing kerangka berfikir siswa. Jika penilaian dilaksanakan secara

sistematis secara tidak langsung mengkondisikan siswa untuk mendiagnosis

kesulitan belajarnya sendiri secara mandiri dan berkelanjuatan.

2.3. PENEGASAN ISTILAH

2.3.1. Self Assessment Terbimbing

Self Assessment terbimbing didefinisikan sebagai pemberian penilaian

diri yang dilakukan oleh siswa secara mandiri dengan bimbingan guru.

Instrumen self assessment yang dimaksud dirancang oleh guru dengan

struktur isi dan bentuk yang memudahkan siswa berkemampuan

rendah dalam menggunakan instrumen tersebut secara mandiri. Siswa

dapat menggunakan instrumen tersebut secara mandiri karena dalam

Page 12: BAB II

19

instrument telah dilengkapi dengan bimbingan dalam mengerjakan

instrumen tersebut. Dalam proses pelaksanaan self assessment

terbimbing siswa dipacu dengan pertanyaan-pertanyaan yang

mengarah pada jawaban dari permasalahan yang dihadapi, sehingga

siswa dengan mandiri menyimpulkan dan menemukan konsep-konsep

pada kompetensi 6.3. Siswa mengetahui kelemahan dan kekuatannya

secara bertahap dalam memperoleh hasil belajarnya sendiri. Instrumen

penilaian yang digunakan disusun oleh guru dengan bentuk dan isinya

mempertimbangkan kemampuan siswa berkemampuan rendah.

Frekuensi pemberian dikontrol oleh guru berdasarkan kemajuan

belajar masing-masing siswa.

2.3.2. Siswa berkemampuan rendah

Kemampuan awal siswa sangat berpengaruh pada proses

pembelajaran dan penilaian. Guru perlu memperhatikan kemampuan

awal siswa dalam merencanakan pembelajaran dan penilaian.

Pengalaman belajar yang akan diperoleh dalam suatu pembelajaran

dipengruhi oleh pengetahuan sebelumnya. Dalam penelitian ini yang

dimaksud dengan siswa berkemampuan rendah yaitu siswa yang nilai

ulangan harian rata-ratanya kurang dari KKM yang telah ditetapkan

pada ulangan harian sebelum kompetensi dasar 6.3.

2.3.3. Siswa yang dikategorikan sedang dan tinggi

Kategori siswa berkemampuan sedang jika nilai rata-rata ulangan

hariannya sama dengan KKM, sedangkan siswa yang kemampuan

Page 13: BAB II

20

tinggi jika nilai rata-rata ulangan hariannya di atas KKM. Dalam

proses belajar, kemampuan awal merupakan dasar bagi siswa untuk

mencerna informasi baru dan mencari tujuan dan makna tentang apa

yang sedang dipelajarinya. Dengan mengetahui kemamuaan awal

siswa guru dapat merancang instrumen yang dapat digunakan untuk

mengatasi kesulitan belajar siswa agar hasil belajar pada pembelajaran

selanjutnya meningkat. Rancangan dapat dilaksanakan pada proses

pembelajarannya maupun pada penilaian pembelajarannya.

2.3.4. Instrumen self assessment terbimbing

Instrumen yang dimaksud berupa lembar penilaian yang bentuk dan

isinya antara lain :

2.3.4.1. Rasionalisasi tujuan pelaksanaan self assessment dengan

siswa kemampuan rendah.

2.3.4.2. Kesepakatan prosedur pelaksanaan self assessment dengan

siswa

2.3.4.3. Lembar evaluasi yang memuat : Tujuan evaluasi, peta konsep

atau langkah-langkah perolehan sebuah konsep, petunjuk

penilaian.

2.3.4.4. Lembar evaluasi yang berisi langkah-langkah mengerjakan

soal, yang berisi : Konsep yang digunakan dalam soal,

Perumusan konsep secara matematis, mengidentifikasi

pertanyaan, penyelesaian soal yang dilengkapi dengan rincian

perolehan jawaban, petunjuk penilaian.

Page 14: BAB II

21

2.3.4.5. Lembar perolehan hasil penilaian diri yang menggambarkan

perkembangan hasil belajar setiap tahapnya.

Bimbingan yang diberikan guru dalam penelitian ini berupa

bimbingan dalam memperoleh pengalaman belajar melalui

perangkat penilaian yang membimbing kerangka berfikir

siswa. Jika penilaian dilaksanakan secara sistematis secara

tidak langsung mengkondisikan siswa untuk mendiagnosis

kesulitan belajarnya sendiri secara mandiri dan

berkelanjuatan.

2.3.4.6. Ulangan harian

Ulangan yang dilakukan setelah pembelajaran kompetensi 6.3

selesai. Soal yang digunakan soal standart yang teruji

validitas dan reliabilitasnya.

2.3.4.7. Angket efektifitas untuk siswa dan guru serumpun (angket1)

Angket untuk mengetahui efektifitas instrument self

assessment yang dikembangkan.

2.3.4.8. Angket kepraktisan untuk siswa dan guru serumpun (angket

2)

Angket untuk mengetahui kepraktisan instrument self

assessment yang dikembangkan.

Page 15: BAB II

Masalah utama :Ketika UH jumlah siswa yang dibawah KKM >50%

Instrumen penilaian pada ulangan harian umumnya mengabaikan siswa berkemampuan rendah

Kesulitan siswa berkemampuan rendah dalam melakukan pengecekan hasil belajar secara mandiri dan berkelanjutan

Harapan kurikulum berbasis kompetensi :Siswa yang tidak tuntas KKM mengikuti remidial sebelum melanjutkan kompetensi berikutnya.

Kesulitan guru dalam melaksanakan remidi secara terus menerus

Siswa kemampuan rendah

Guru merancang instrument penilaian

Siswa kemampuan tinggi/sedang

Instrumen self assessment Instrumen penilaian biasa

ULANGAN HARIAN

Masalah teratasi :Ketika UH semua siswa tuntas KKM tanpa melalui remidi

Penilaian bertahap secara mandiri dan berkelanjutanSiswa berkemampuan rendah sangat mudah mencapai KKM

22

2.4. KERANGKA BERFIKIR

Page 16: BAB II

23