BAB II

download BAB II

If you can't read please download the document

Transcript of BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketapang (Terminalia catappa)(a) (b) Gambar 2.1. (a) pohon ketapang, (b) buah ketapang dan inti buah ketapang Ketapang (Terminalia catappa) merupakan pohon berukuran moderat, mudah gugur, bentuk seperti pagoda dan terdistribusi secara luas di Indonesia. Di NTB, pohon ketapang banyak terdapat di pinggir jalan, di perkantoran dan di pesisir pantai, pohon ini ditanam untuk perlindungan daerah pantai dan pohon peneduh karena tahan terhadap terpaan angin keras dan memiliki daun yang rindang. Pohon ketapang berbuah tiga kali dalam satu tahun dan pohon ini berbuah tidak berdasarkan musim (Thomson dan Evans, 2006), sehingga ketersediaan akan buahnya tersedia sepanjang tahun. Selama ini, khususnya di NTB buah ketapang tidak termanfaatkan, banyak berserakan di bawah pohonnya dan dibakar sebagai sampah. Bentuk dari buah ketapang ini seperti buah almond. Besar buahnya kira-kira 4 5,5 cm. Buah ketapangberwarna hijau tetapi ketika tua warnanya menjadi merah kecoklatan. Kulit terluar dari bijinya licin dan ditutupi oleh serat yang mengelilingi biji tersebut. Kulit biji dibagi menjadi 2, yaitu lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen) (Thomson dan Evans, 2006). Lapisan kulit luar pada biji ketapang ini keras seperti kayu. Lapisan inilah yang merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalamnya. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengeksplorasi ketapang untuk berbagai keperluan, diantaranya ekstrak daun dari ketapang (Chu dkk., 2006: 1194) yang dapat digunakan sebagai agen anti metastatik pada sel kanker paru-paru, ekstrak metanolnya dapat berfungsi sebagi agen pengkelat (Chyau dkk., 2002: 483), sedangkan ekstrak aqueousnya dapat berfungsi sebagai antioksidan (Chyau dkk., 2005: 1099). 2.2 Biodiesel Secara kimiawi, biodiesel adalah campuran dari ester-ester mono alkil dari asam-asam lemak rantai panjang (fatty acids metyl ester, FAME). Panjang rantai alkil asam lemak dari biodiesel biasanya berkisar antara C14 C24. Sedangkan secara industri, biodiesel merupakan bahan bakar motor diesel yang berupa ester alkil/alkil asam-asam lemak (biasanya ester metil) yang dibuat dari minyak nabati melalui proses transesterifikasi atau esterifikasi. Demirbas (2009) mendefinisikan biodiesel sebagai ester-ester mono alkil dari asam-asam lemak rantai panjang yang berasal dari biofuel. Asam-asam lemak ini membentuk ester dengan alkohol primer rantai pendek,7utamanya adalah metanol atau etanol. Biodiesel mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan minyak diesel yakni dapat diperbaharui (renewable), nontoksik dan dapat terurai secara alami (biodegradable) (Pratama dkk., 2009). Selain itu, penggunaan biodiesel pada mesin diesel juga dapat mengurangi emisi hidrokarbon tak terbakar, karbon monoksida, sulfat, hidrokarbon polisiklis aromatik, nitrat hidrokarbon polisiklis aromatik dan partikel padatan (Utami dkk., 2007). 2.2.1 Sifat-Sifat Biodiesel Sifat-sifat biodiesel secara teknis adalah jernih, sedikit kekuningan, dan mempunyai viskositas yang sama dengan minyak diesel. Biodiesel tidak meledak (non-explosive) karena mempunyai titik api (flash point) yang tinggi yaitu 423 K. Sifat-sifat biodiesel secara lengkap disajikan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1. Sifat biodiesel berdasarkan ASTM D 6751 Common name Biodiesel (bio-diesel) Common chemical name Fatty acid (m)ethyl ester C14-C24 methyl esters Chemical formula range 2/s, at Kinematic viscosity range (mm 3.3 5.2 313 K) Density range (kg/m3, at 288 K) 860 894 Boiling point range (K) >475 Flash point range (K) 420-450 Distillation range (K) 470-600 Vapor pressure (mmHg, at 295 K)