BAB II
-
Upload
martyson-yudha-prawira -
Category
Documents
-
view
158 -
download
8
Transcript of BAB II
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Awal berdirinya Saptaindra Sejati adalah rental unit yang dahulu
bernama PT. GUMILANG. Rental unitnya pun berkembang pesat hingga
beralih sebagai kontraktor penambangan dan adapun Job Site terbesar adalah
PT. ADARO Tanjung dan untuk Job Site yang lainnya sebagai berikut :
a. Job Site SAMO di Sambarata, Kalimantan Timur
b. Job Site BIMO di Binungan, Kalimantan Timur'
c. Job Site ISMO di Kalimantan Selatan.
d. Job Site BORO di Sungai Danau, Kalimantan Selatan.
e. Job Site SUMO di Tambarangan, Kalimantan Selatan.
Pit Paringguling ini merupakan Wilayah Kuasa Pertambangan PT.
Sumber Kurnia Buana, Desa Salam Barbaris Kecamatan Tapin Selatan
Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan yang dimana PT. Sumber Kurnia Buana
sebagai owner mining dan PT. Saptaindra Sejati sebagai contractor mining.
2.2. Keadaan Umum Daerah
2.2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Wilayah Paringguling 4 PT. Saptaindra Sejati Job Site PT. Sumber
Kurnia Buana secara administrative pemerintahan termasuk dalam
Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan.
Area Paringguling 4 PT. Saptaindra Sejati Job Site PT. Sumber
Kurnia Buana dari Banjarmasin dapat ditempuh dengan melalui jalan
5
darat yaitu jalan provinsi yag menghubungkan Banjarmasin sampai
dengan Balikpapan dan kondisinya sudah beraspal. Dalam menempuh
Area Paringguling 4 akan melalui Jalan Perkebunan Karet (PTP
Nusantara) dan jalan desa yang sudah beraspal. Jarak terdekat dari
masing-masing blok kurang lebih 10 Km. Sarana perhubungan untuk
mencapai daerah tersebut adalah kendaraan roda dua (khusunya sepeada
motor) dan kendaraan roda empat (mobil ataupun bus).
Lokasi kantor PT. Saptaindra Sejati Job Site PT. Sumber Kurnia
Buana yang berada kurang lebih 10 Km dari Km 105 dari Jalan Provinsi
Banjarmasin sampai dengan Balikpapan yang termasuk di daerah Desa
Salam Babaris, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan
Selatan. Wilayah Kuasa Pertambangan mencakup seluruh PT. Sumber
Kurnia Buana (SKB) khususnya yang bertempat tinggal di Paringguling
4, Desa Salam Barbaris, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin,
Kalimantan Selatan. Lokasi dan kesampaian daerah Pit Paringguling
dapat dilihat pada Gambar 2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah Pit
Paringguling (kotak warna hitam).
6
Gambar 2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah Pit Paringguling (kotak
warna hitam).
2.2.2. Iklim dan Cuaca
Iklim adalah kondisi rata-rata dari suatu daerah atau tempat selama
bertahun-tahun, dimana iklim dipengaruhi oleh letak lintang, letak
7
ketinggian, relief terhadap benua dan samudra, kondisi geografis lokal.
Sedangkan cuaca adalah keadaan atmosfir pada waktu tertentu atau
dalam periode yang pendek ditandai dengan fenomena meteorolis
misalnya, tekanan udara, suhu, kelembaban dan curah hujan.
Seperti halnya pada daerah lain di Indonesia, Area Paringguling 4
mempunyai iklim tropis dimana secara umum adanya pergantian musin
penghujan dan musim kemarau. Dalam keadaan normal musim hujan
terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Maret, sedangkan musim
kemarau terjadi pada bulan April sampai dengan September.
2.2.3. Flora dan Fauna
Keadaan Flora yang dominan dijumpai adalah perkebunan karet
dan tanaman lainnya seperti pohon durian, rambutan, mangga, pisang
dll. Pohon yang sebagian kecil di jumpai antara ulin, meranti dan Jati
Mengetahui bahwa keadaan tambang Paringguling 4 berdekatan
dengan penduduk maka fauna yag sering dijumpai antara lain ayam,
bebek, sapi, kerbau dan kambing. Tak hanya itu banyak juga dijumpai
hewan liar lainnya seperti ular, musang, kera dan babi hutan dan
berbagai macam burung yang menghuni hutan.
1.1. Keadaan Geologi
1.1.1. Morfologi
Secara regional daerah penelitian ini merupakan dataran rendah,
dataram rendah pendalaman dan perbukitan rendah yang dicirikan
dengan ketinggian absolut (rata-rata) berkisar antara 26 sampai dengan
170 meter. Dengan kelas relief yang datar - hampir datar, berombak dan
berombak bergelombang.
Di daerah Pit Paringguling kondisi morfologinya terdiri atas
perbukitan rendah berombak-bergelombang dengan dicirikan pada
ketinggian mencapai 130 meter diatas permukaan laut dan perbedaan
8
ketinggian yang mencapai 30 meter dengan kemiringan lereng mencapai
18%. Sungai-sungai didaerah ini sebagian menuju sungai-sungai utama
seperti Sungai Tapin, Sungai Tajau. Sungai Lampirit, Sungai Tarik,
Sungai Bumbu dll dengan membentuk Pola Dendritik
1.1.1. Stratigrafi
Secara regional daerah Pit Paringguling terdiri atas batuan Jura,
Kapuas, Tersier dan Quarter terdiri atas beberapa macam satuan batuan
yang berada di daerah Pit Paringguling yang dimana terdapat berbagai
macam fornasi batuan yang berada di daerah Pit Paringguling dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Satuan batuan Jura terdiri dari :
Batuan Ultramafik (Mub) yaitu hazburgit, wehrlit, websterlite,
piroksenit dan serpentinit.
Batuan Malihan (Mm) yaitu sekis hornblende, sekis muskovit,
sekis klorit dan kuarsit muskovit.
2. Satuan batuan kapur terdiri dari :
Gabro (Mgb) yaitu gabro berwarna kelabu kehijauan, berhablur
penuh, hipidiomorf, berbutir seragam
Diorit(Mdi) berrwarna kelabu, hablur penuh, berbutir seragam.
Grabit (Mgr) berwarna putih kecoklatan, berhablur penuh
hipidiomorf, berbutir seragam.
Diabas (Mdb) berwarna kelabu, berhablur penuh hipidiomorf,
berbutir seragam, butiran 0.5 - 0.15 mm.
Basal (Mba) berwarna kelabu hitam, hablur penuh hipidiomorf,
butiran tidak seragam, berbutir halus-sedang, porforitik dengan
fenokris plagioklas (labradorit) dan piroksen (augit).
Formasi Pitanak (Kvpi) lava andesit berwarna kelabu, coklat bila
lapuk
9
Andesit Porfir (Man) Andesit berwarna kelabu, berhablur penuh,
hipidiomorf, berbutir tak seragam.
Formasi Paau (Kvp) bereksi gunung berapi, berwarna kelabu
kehitaman, berkomponen batu andesit-basalt.
Formasi Batununggal (klb) batugamping klastik berwarna kelabu
hitam, berlapis baik, setempat merupakan breksi batugamping.
Formasi Paniungan (kpn) batulempung berwarna kelabu,
gampingan dan agak rapuh.
Olistosit Kintap, Formasi Pundak (Kok) batugamping klastika
pejal sampai berlapis tebal, berwarna kelabu muda-tua dan putih-
kekuningan. Bagian bawah mengandung batupasir konglomerat
warna kelabu kehitaman, tepilah buruk, bentuk butir menyudut
tanggung, sangat padu.
Anggota Batukora, Formasi Pundak (Kok), andesit piroksen
porfir.
Formasi Pudak (Kap) lava dengan perselingan
konglomerat/breksi vulkanistik dan batupasir kotor dengan
olistolit batugamping, basal porfir, ignimbrit, batuan malihan dan
ultramafik.
Formasi Keramaian (Kak) yaitu perselinga antara batupasir
(vulaknerite) berwarna kelabu kehitaman sangat padat ; dengan
batulanau dan batulempung, setempat sisipan batugamping
konglomeratan, tebal perlapisan 2 sampai dengan 50 cm.
Formasi Manunggal (Km) Konglomerat aneka bahan, berwarna
kelabu, kemerahan dengan komponen batuan mafik, ultramafik,
rijang, kuarsit, sekis dan batuan sedimen.
10
3. Satuan batuan tersier terdiri yaitu :
Formasi Tanjung (Tet) yaitu batupasir kuarsa berbutir halus
sampai kasar dengan tebal perlapisan 50 sampai dengan 150 cm,
berstruktur sedimen perairan halus dan perlapisan silang-siur,
sisipan batulempung berwarna kelabu setempat menyerpih,
ketebalan perlapisan 30 sampai dengan 150 cm, dijumpai pada
bagian atas formasi; sisipan batubara (coal) berwarna hitam,
mengkilat, pejal, dijumpai pada bagian bawah formasi dengan
tebal lapisan 50 sampai dengan 150 cm, setempat dijumpai lensa
batugamping warna kelabu kecoklatan.
Formasi Berai (Tomb) batugamping berwarna putih kelabu,
berlapis baik dengan ketebalan 20 sampai dengan 200 cm,
setempat kaya akan koral,foraminifera dan ganggang, bersisipan
napal berwarna napal berwarna kelabu muda padat dan berlapis
baik (10-15 cm), mengandung foraminifera plankton, dan
batulempung berwarna kelabu setempat tersepihkan dengan
ketebalan 25 sampai dengan 75 cm.
Formasi Warukin (Tmw) yaitu perselingan batupasir kuarsa
halus-kasar setempat konglomeratan (5-30 cm) dan batulempung
(3-100 cm), dengan sisipan batulempung pasiran dan batubara
(20-50 cm) yang terendapkan dalam lingkungan paralik dengan
ketebalan diperkirakan 1250 m.
4. Satuan batuan antara tersier dan quarter terdiri dari ;
Formasi Dahor (Tqd) yaitu batupasir kuarsa kurang padu,
konglomerat dan batulempung lunak, dengan sisipan lignit(5-10
cm), kaolin (30-100 cm) dan limonit.
5. Satuan batuan tersier dari :
Alluvial (Qa) yang terdiri dari kerikil, pasir, lanau, lempung dan
lumpur. Formasi Tanjung di daerah Binuang yang terletak di tepi
11
timur Cekungan Barito dibatasi oleh batuan pratersier berupa
batu malihan, beku, vulkanik dan sedimen. Formasi Tanjung ini
tersusun oleh batupasir kasar dan konglomerat di bagian bawah,
batulempung dengan sisipan batubara dan batupasir halus di
bagian tengah dan perselingan batulanau dan batupasir halus
dengan struktur sedimen laminasi sejajar, serta lapisan wavy-
lenticular dan flaser bersisipan batupasir sedang sampai kasar di
bagian atas. Seluruh runtunan batuan tersebut ditindih oleh
Anggota batulempung Formasi Tanjung.
1.1.2. Struktur Geologi
Struktur geologi yang menonjol di daerah ini secara umum berupa
struktur homoklin dimana lapisan batuan miring seragam ke arah barat
laut dengan antiklin dan sinklin yang membentuk antiklomorium pada
sayap pengunungan meratus. Terindikasi perlipatan secara umum untuk
mempunyai pola arah sumbu lipatan timutlaut - baratdaya dan umumnya
sejajar dengan arah sesar normal.
Sesar turun pada umumnya dijumpai dalam bentuk sesar-sesar
minor dengan pergerakan sebesar 2 sampai 4 meter dengan arah
memanjang searah jurus (strike) perlapisan batuan. Di beberapa lokasi
sesar naik ini menyebabkan perlapisan batuan terpotong dan terbelokkan
dan bahkan ada yang menghancurkan batubara.
2.4. Cadangan dan Produksi Batubara
Cadangan Batubara untuk wilayah Paringguling 4 selama yaitu kurang lebih
38.5 kton dan Produksi batubara kurang lebih dalam beberapa tahun dapat
dilihat pada Tabel 2.1. Produksi Batubara PT. Saptaindra Sejati Job Site PT.
Sumber Kurnia Buana.
12
Tabel 2.1. Produksi Batubara PT. Saptaindra Sejati Job Site PT. Sumber Kurnia
Buana.
2.5. Kegiatan Penambangan
2.5.1. Pembukaan Lahan (Land Clearing)
Seperti umumnya pembukaan lahan atau dikenal dengan istilah
Land Clearing mengggunakan Dozer ataupun Bulldozer atau juga
menggunakan PC 400 KOMATSU. Dozer Komatsu 7G dan Bulldozer
Komatsu 375A.
2.5.2. Pembebasan Top Soil/Tanah Pucuk (Top Soil Removal)
Setelah pembukaan dan pembersihan lahan, Kegiatan selajutnya
adalah pengupasan lapisan tanah pucuk atau top soil yang sagat kaya
akan unsur hara . Biasanya ketebalan tanah pucuk adalah 0.5 -1.0 m
Pengupasan tanah pucuk ini bertujuan untuk menemukan lapisan
penutup batubara dan menyimpan tanah subur (top soil).
2.5.3. Pengupasan dan Penimbunan Lapisan Tanah Penutup (Overburden
Removal)
Pengupasan tanah penutup harus sesuai dengan Design yang sudah
direcanakan oleh perusahaan, biasanya pengupasan tanah penutup dibuat
jenjang per jenjang dengan tinggi rata-rata 10 meter, lebar 5 meter,
13
TAHUN OB COAL SR
2008 6,182,250.43 305,582.66 20.23
2009 5,749,698.44 478,753.55 12.01
2010 6,545,403.27 352,119.28 18.59
2011 5,146,674.28 501,201.86 10.27
TOTAL 23,624,026.42 1,637,657.35 14.43
dengan kemiringan untuk high wall biasanya lebih curam yaitu antara
50° sampai 60° . Pengupasan tanah penutup dilakukan dengan tiga cara,
yaitu :
a. Direct-Digging
Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan deangan
penggalian langsung oleh 6 buah unit 2 unit Komatsu PC750SE-7 ,
2 unit Komatsu PC 400, 1 unit Komatsu PC 800 dan 1 unit Komatsu
PC 200 yang digunakan untuk menggali lapisan tanah penutup atau
dikenal dengan istilah overburden dan alat muatnya berupa Dump
Truck P380 Scania dan A40E dan A40F Volvo.
b. Riping dan Dozing
1 unit Bulldozer Komatsu 375A dan 1 unit Dozer Komatsu 7 G
digunakan untuk riping dan dozing menuju loading point.
c. Drilling dan Blasting
Dalam pengupasan tanah penutup kadang didapat material
yang keras misalnya batupasir halus dan batulempung yang
kompak sehingga harus diadakannya pemboran dan peledakan untuk
new expose (Lapisan batubara yang fresh yang terbuka oleh adanya
pengupasan ob di atasatau di samping lapisan batuan tersebut)
dengan subcontractor drill oleh PT. MARTON dan subcontractor
blast oleh PT. DAHANA.
Penimbunan tanah penutup atau overburden itu digali oleh 2
buah unit Komatsu PC750SE-7, 1 buah unit Komatsu PC 800, 2
buah unit Komatsu PC 400 dan untuk Hauler OB menggunakan unit
Dump Truck P380 Scania yang dimana dibantu oleh A40E Volvo
dan A40F Volvo.
2.5.4. Coal Mining
Kegiatan Coal mining pada PT. SaptaIndra Sejati Job Site PT.
Sumber Kurnia Buana dilakukan setelah pengupasan Overburden
14
selesai. Dengan menggunakan 2 buah unit Komatsu PC 400 dan 1 buah
unit Komatsu PC 200 dengan Coal Hauler berupa P380 COAL Scania.
2.5.5. Coal Hauling
Kegiatan Coal Hauling pada PT. Saptaindra Sejati Job Site PT.
Sumber Kurnia Buana menggunakan Coal Hauler P380 COAL Scania
dengan jarak dari Pit ke StockPile sejauh 16 km.
15