BAB II

15
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bumi Mulia Sejati merupakan perusahaan pertambangan yang melakukan kagiatan jual beli batubara untuk keperluan pembangkit tenaga listrik dan kebutuhan batubara lainnya di India. PT. Bumi Mulia Sejati berkantor pusat di Balikpapan Jalan Mulawarman No. 11 Batakan, Propinsi Kalimantan Timur yang merupakan anak perusahaan CV. Bumi Indah Permai sebagai pemilik (owner) sebagai penyuplai peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan penambangan, pengolahan dan pengangkutan PT. Bumi Mulia Sejati. Wilayah Kuasa Pertambangan PT. Bumi Mulia Sejati terletak di Desa Trinsing Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara dengan luas areal 5454,7 hektar sedangkan daerah KP yang dilakukan kegiatan eksplorasi pada PT. Bumi Mulia 4

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Bumi Mulia Sejati merupakan perusahaan pertambangan yang melakukan

kagiatan jual beli batubara untuk keperluan pembangkit tenaga listrik dan kebutuhan

batubara lainnya di India.

PT. Bumi Mulia Sejati berkantor pusat di Balikpapan Jalan Mulawarman No.

11 Batakan, Propinsi Kalimantan Timur yang merupakan anak perusahaan CV. Bumi

Indah Permai sebagai pemilik (owner) sebagai penyuplai peralatan yang dibutuhkan

untuk kegiatan penambangan, pengolahan dan pengangkutan PT. Bumi Mulia Sejati.

Wilayah Kuasa Pertambangan PT. Bumi Mulia Sejati terletak di Desa Trinsing

Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara dengan luas areal 5454,7 hektar

sedangkan daerah KP yang dilakukan kegiatan eksplorasi pada PT. Bumi Mulia Sejati

seluas 250 hektar untuk mengetahui keterdapatan endapan batubara dan kemudian

melakukan kegiatan pemboran untuk mengetahui ketebalan batubara dan lapisan

tanah penutupnya (OB) serta melakukan perhitungan cadangan batubara.

4

Page 2: BAB II

Gambar 2.1. Hubungan Kerja Antar Perusahaan

2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara geografis wilayah Kuasa Pertambangan PT. Bumi Mulia Sejati

terletak pada titik-titik koordinat sebagaimana tercantum dalam tabel

koordinat berikut :

T abel 2.1Batas – batas Koordinat Wilayah KP PT Bumi Mulia Sejati

5

CV. Bumi Indah PermaiBalikpapan

PT. Bumi Mulia Sejati

Barito Utara

PT. Terminalindo Indah PermaiBarito Utara

PT. Bumi Coal Sejati

Barito Utara

Page 3: BAB II

Sumber: PT. Bumi Mulia Sejati

Wilayah penyelidikan terletak di Kabupaten Muara Teweh desa

Trinsing Kecamatan Teweh Tengah dengan jarak tempuh dari Banjarmasin

menuju Muara Teweh (± 9 jam) dengan menggunakan kendaraan roda empat

dengan kondisi jalan aspal bagus. Perjalanan juga dapat ditempuh dengan

menggunakan pesawat DAS dari Banjarmasin - Muara Teweh dengan jadwal

penerbangan hari Selasa, Kamis dan Sabtu yang dapat ditempuh sekitar 1 jam.

6

NOBUJUR TIMUR LINTANG SELATAN

º ' '' º ' ''

1 115 02 57.5 1 03 24.4

2 115 02 57.5 1 05 02.3

3 115 03 58.1 1 05 02.3

4 115 0358.1

1 05 32.6

5 115 04 57.0 1 05 32.6

6 115 04 57.0 1 06 01.3

7 115 00 03.5 1 06 01.3

8 115 00 03.5 1 07 31.4

9 115 58 06.6 1 07 31.4

10 115 58 06.6 1 03 42,4

11 115 01 48.8 1 03 42.4

12 115 01 48.8 1 03 24.4

Page 4: BAB II

Sumber: PT. Bumi Mulia Sejati

Gambar 2.1 Lokasi Kesampaian Wilayah KP PT Bumi Mulia Sejati

Selanjutnya untuk menuju daerah penyelidikan yang terletak di Desa

Trinsing dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor ataupun

kendaraan roda empat dengan waktu tempuh ± 30 menit dari kota Muara

Teweh dengan kondisi jalan beraspal, tetapi pada waktu memasuki daerah

penyelidikan yang terletak di Dessa Trinsing kondisi jalan tidak beraspal yang

merupakan jalan hauling perusahaan batubara dan perusahaan kelapa sawit.

Secara umum wilayah daerah penyelidikan dialiri sungai – sungai

besar maupun kecil yang bermuara ke Sungai Barito salah satunya sunga Inu.

Proses pendataan singkapan/pemetaan dilakukan dengan berjalan kaki melalui

jalan setapak atau menyusuri sungai dan anak sungai (traverse sungai). Serta

melakukan pengukuran pada singkapan – singkapan yang telah ditemukan.

2.3. Iklim dan Cuaca

Secara administratif wilayah daerah penyelidikan merupakan bagian

dari Kabupaten Barito Utara. Iklim wilayah penyelidikan sebagaimana iklim

daerah lainnya di Indonesia, yang mengenal dua musim, yaitu musim kemarau

dan musim hujan.

Sesuai dengan lampiran yang didapat dari data Badan Meteorologi dan

Geofisika Kabupaten Barito Utara Propinsi Kalimantan Tengah bawasannya

rata-rata curah hujan dalam satu tahun adalah 173,99 mm.

7

Page 5: BAB II

Tabel 2.2 Curah Hujan Kabupaten Barito Utara Tahun 2003

No Bulan Hujan Curah Hujan

Rata-RataKeterangan

1 Januari 4 6,55

2 Februari - -Tidak

dipantau

3 Maret 7 10,65

4 April 19 18,41

5 Mei 15 27,74

6 Juni 12 11,01

7 Juli 11 15,54

8 Agustus 8 7,67

9 September 2 2,96

10 Oktober 7 16,76

11 November 10 25,50

12 Desember 20 30,30

Total rata-rata

115 173,99

2.4. Penduduk, Sosial dan Ekonomi

Wilayah daerah penyelidikan berada di Desa Trinsing, Kecamatan

Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara mempuyai penyebaran penduduk

yang tidak merata terkonsentrasi pada DAS Barito serta pemukiman

8

Page 6: BAB II

transmigrasi. Penyebaran penduduk yang tidak merata, terkonsentrasi pada

daerah/desa tertentu yang mempunyai potensi ekonomi, seperti sepanjang ruas

jalan yang dibuka ataupun di tepian sungai, penduduk tinggal secara

berkelompok, dilain pihak penduduk yang tersebar di daerah terpencil juga

cukup banyak. Faktor yang mempengaruhi adalah kesuburan tanah,

kemudahan berusaha, dan kemudahan dari segi transportasi. Data monografi

Daerah Penyelidikan menunjukan kepadatan penduduk 20 jiwa / km2 (Kab.

Barito Utara dalam angka, 1977).

Mata pencaharin penduduk disekitar wilayah daerah penyelidikan

bertumpu pada hasil bumi seperti karet, perkebunan sawit, perladangan baik

sawah ataupun tegalan, kayu, palawija dan sayuran. Ada juga penduduk yang

menjadi buruh pada perusahaan batubara dan perusahaan kayu logging

disekitar wilayah tersebut.

2.5. Agama, Budaya dan Adat

Umumnya agama yang dianut masyarakat di wilayah daerah

penyelidikan adalah agama Islam dan Kristen, yang tercermin dari adanya

tempat peribadatan berupa mushala, masjid dan gereja disetiap desa dengan

berbagai ukuran baik yang dibangun Pemerintah Daerah setempat maupun

swadaya masyarakat, ataupun perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah

tersebut. Sebagian kecil penduduk memeluk agama Hindu-Kaharingan yang

merupakan agama asli Suku Dayak. Suku – suku yang berada di sekitar

wilayah ini terdiri dari suku asli maupun pendatang, yakni Dayak Bakumpai,

9

Page 7: BAB II

Taboyan, Maayan, Banjar, Madura, Jawa. Adanya berbagai suku diwilayah

tersebut mengakibatkan percampuran budaya dan banyak diantara mereka

yang bersatu dalam satu ikatan pernikahan. Bahasa yang sering digunakan

oleh penduduk adalah Bahasa Bakumpai, Banjar, Jawa dan Bahasa Indonesia.

2.6. Fisiografi

Secara umum wilayah daerah penyelidikan berupa dataran rendah,

perbukitan berlereng datar – sedang, lahan karet dan ladang pertanian.

Perbukitan berlereng datar – sedang menempati wilayah sebelah timur daerah

penyelidikan. Ladang pertanian menempati daerah barat dan selatan

merupakan daerah perkebunan kelapa sawit PT. Antang Ganda Utama.

2.7. Flora dan Fauna

Kondisi geografis wilayah daerah penyelidikan yang sebagian adalah

hutan primer, cagar alam dan sebagaian lagi merupakan lahan perkebunan,

persawahan dan ladang. Hutan primer di wilayah ini ditumbuhi oleh jenis

tumbuhan yang menghasilkan kayu olahan (kayu log) berupa meranti, ulin

yang dalam beberapa bulan bulan ini telah dieksploitasi oleh perusahaan

pemegang HPH. Lahan perkebunan dan ladang ditumbuhi tanaman karet,

rotan, durian, cempedak, sayur-sayuran, palawija dll. Sedangakan lahan

persawahan di tanami padi.

Sedangkan Fauna yang dijumpai adalah babi hutan, kancil, ular,

monyet dan beberapa jenis burung. Sungai Barito dan anak sungainya kaya

10

Page 8: BAB II

sekali dengan berbagai macam jenis ikan sungai diantaranya ikan pepuyu dan

lain ikan gabus.

2.8. Keadaan Topografi dan morfologi

Morfologi Lokasi pengamatan dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:

Satuan Morfologi Dataran Rendah

Satuan ini menempati sebagian besar wilayah utara dan selatan lokasi.

Terbentuk oleh proses pengendapan sedimen yang relatif muda, dicirikan

kemiringan lereng yang hanya berkisar 0o - 5o di daerah sepanjang aliran

sungai dengan ketinggian rata-rata 25 mdpal.

Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Lemah – Sedang.

Satuan ini menempati wilayah barat dan timur, dicirikan sudut kemiringan

lereng berkisar antara 6o – 15o. Perbukitan yang agak curam – sedang

seringkali terdapat alur sungai. Titik ketinggian maksimal berada di 50

mdpal. Morfologi ini umumnya diisi oleh batuan sedimen pasiran dan

lempung dari Formasi Warukin.

Sumber: PT. Bumi Mulia Sejati

11

Page 9: BAB II

Gambar 2.2 Formasi Pembentuk Batubara Wilayah KP PT Bumi Mulia Sejati

2.9. Keadaan Geologi

2.9.1. Struktur Geologi Daerah Penyelidikan

Secara umum, struktur geologi pada lokasi pengamatan memiliki pola

kemiringan yang berbeda, pada bagian barat kemiringan perlapisan batuan

rata-rata ditemukan mencapai 7o - 12o dan pada bagian timur kemiringan rata-

rata yang diperoleh maksimal mencapai 10 - 21o. arah jurus lapisan batuan

relatif Barat – Timur dengan kemiringan relatif ke arah Selatan.

2.9.2. Stratigrafi

Batuan yang menyusun di lokasi kuasa pertambangan adalah sebagai berikut:

1. Soil, tebal antara 0,1 – 0,3 m, berwarna kekuning – kuningan.

2. Sandstone tebal antara 0.2 – 2.36 m, berwarna putih, kekuning, butiran

kasar dan high porosty.

3. Claystone, tebal 0,3 – 1,88 m antara berwarna abu – abu kehijauan, low

porosity, dan masive.

4. Lempung karbon, berwarna kehitaman, butiran halus dengan ketebalan

antara 0,15 – 1,5 m

5. Batubara, ketebalan 0,10 – 3.6 m, berwarna hitam buram sampai

mengkilap.

12

Page 10: BAB II

2.9.3. Geologi Batubara

Berdasarkan data stratigrafi, urutan stratigrafi di lokasi pengamatan dari yang

berumur paling tua sampai dengan yang paling muda adalah sebagai berikut:

Formasi Kampungbaru (Tmkb)

Tersusun oleh batulempung, batubara, batulempung pasiran, batu pasir

ketebalan maksimum 10 m.

Endapan Alluvium (Qa)

Tersusun oleh krakal, krikil, pasir, lempung dan lumpur sebagai endapan

sungai, rawa, pantai.

2.10. Pemanfaatan Lahan

Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Kabupaten Barito Utara pengamatan

merupakan Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) dan Hak Guna Usaha

(HGU) PT Antang Ganda Utama.

Flora yang tumbuh seperti pohon kruing, galam, sengon, ulin, meranti, kayu

kapur, bakau, pisang hutan, salak hutan, rotan, semak belukar dan buah-buahan

seperti jambu dan pisang. Sedangkan flora yang dapat dijumpai seperti pelanduk,

kancil, babi dan jenis-jenius burung dan ikan.

13

Page 11: BAB II

14