BAB II (1)
-
Upload
budi-cahyono -
Category
Documents
-
view
235 -
download
0
description
Transcript of BAB II (1)
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Pengertian Lansia
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai
mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai
kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup
berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki
selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal,
siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase
hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya
(Darmojo, 2004).
2. Teori Penuaan
Para perencana dan pengambil keputusan menaruh perhatian pada
aspek lanjut usia yang sehat dan sakit-sakitan mengingat usia yang
panjang, tetapi sakit-sakitan akan menguras banyak sumber daya dan akan
menggangu aktifitas sehari-hari lansia. Dengan indeks aktifitas sehari-hari
menurut Katz, dapat diprediksi berapa usia harapan hidup aktif pada suatu
masyarakat. Dari berbagai studi disimpulkan bahwa dari status fungsional
aktifitas sehari-hari terkait erat bukan hanya dengan usia, tetapi juga
dengan penyakit. Keterbatasan gerak merupakan penyebab utama
gangguan aktifitas hidup keseharian (activity of daily living – ADL) dan
IADL (ADL Instrumen) (Guraalnik, dkk dalam Tamher, 2009).
3. Permasalahan dari Aspek Fisiologis Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Persepsi kesehatan dapat menentukan kualitas hidup. Pemahaman
persepsi lansia tentang status kesehatan esensial untuk pengkajian yang
akurat dan untuk pengembangan intervensi yang relevan secara klinis.
Konsep lansia tentang kesehatan umumnya bergantung pada persepsi
pribadi terhadap kemampuan fungsional. Karna itu, lansia yang terlibat
4
5
dalam aktifitas kehidupan sehari-hari biasanya menganggap dirinya sehat,
sedangkan mereka yang aktifitasnya terbatas karena kerusakan fisik,
emosional atau sosial mungkin merasa dirinya sakit (Potter, 2005).
Perubahan fisiologis bervariasi pada setiap lansia, perubahan fisiologis
umum yang diantisipasi pada lansia. Perubahan fisiologis ini bukan proses
patologi. Perubahan ini terjadi pada semua orang tetapi pada kecepatan
yang berbeda dan bergantung keadaan dalam kehidupan. Terjadinya
perubahan normal pada fisik lansia yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan
sosial, ekonomi dan medik. Perubahan tersebut akan terlihat dalam
jaringan dan organ tubuh seperti kulit menjadi kering dan keriput, rambut
beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian atau menyeluruh,
pendengaran berkurang, indra perasa menurun, daya penciuman
berkurang, tinggi badan menyusut karena proses osteoporosis yang
berakibat badan menjadi bungkuk, tulang keropos, masanya dan
kekuatannya berkurang dan mudah patah, elastisitas paru berkurang, nafas
menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ didalam perut,dinding
pembuluh darah menebal dan menjadi tekanan darah tinggi otot jantung
bekerja tidak efisien, adanya penurunan organ reproduksi, terutama pada
wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria, serta
seksualitas tidak terlalu menurun.
4. Kebutuhan Hidup Lanjut Usia
Seseorang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki
kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup
orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang,
pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi
rumah yang tentram dan aman, kebutuhan–kebutuhan sosial seperti
bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka
mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi
pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik.
Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri.
Kebutuhan manusia meliputi:
6
a. Kebutuhan fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau
biologis seperti pangan, sandang, papan, dan seks.
b. Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa
keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti
kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, dan kemandirian.
c. Kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk
bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui
panuyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, dan kesamaan
hobi.
d. Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri
untuk diakui akan keberadaannya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan
untuk untuk mengungkapkan kemampuan fisik rohani maupun daya
pikir berdasar pengalaman masing-masing bersemangat untuk hidup,
dan berperan dalam kehidupan.
B. Kemampuan Aktifitas Sehari-hari Pada lansia
1. Pengertian Kemampuan Aktifitas
Menurut kamus bahasa Indonesia kemampuan adalah kesanggupan
untuk melakukan sesuatu. Aktifitas adalah suatu usaha energi atau keadaan
bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup, Aktifitas didefinisikan suatu aksi energetic atau keadaan bergerak
semua manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak (Potter, 2005).
Penilaian aktifitas sehari-hari sangat penting dalam menentukan
tingkat bantuan yang diperlukan setiap hari, dan penilaian ini sangat
membantu dalam perencanaan perawatan jangka panjang untuk lansia.
Demikian pula, evaluasi aktifitas sehari-hari penting dalam menentukan
tingkat bantuan yang dibutuhkan oleh orang-orang di independen dari
bantuan yang dibutuhkan oleh orang-orang dalam pengaturan independen
atau semi-independen (Miller, 1995).
7
Aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS) adalah aktifitas yang biasanya
dilakukan dalam sepanjang hari normal. Aktifitas tersebut mencakup
ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi dan berhias (Potter,
2005).
Salah satu tujuan dari penilaian dalam situasi penyalah gunaan adalah
untuk menentukan perlunya intervensi hukum ketika selansia beresiko.
Oleh karena itu, potensi penilaian seorang perawat kepada orang tersebut
berfungsi baik dan sangat penting dalam aktifitas hidup sehari-hari (Miller,
1995).
2. Manfaat Kemampuan Aktifitas Sehari-hari Pada Lansia
a. Meningkatkan kemampuan dan kemauan seksual lansia
b. Kulit tidak cepat keriput atau menghambat proses penuaan
c. Meningkatkan keelastisan tulang sehingga tulang tidak mudah patah
b. Menghambat pengecilan otot dan mempertahankan atau mengurangi
kecepatan penurunan kekuatan otot (Darmojo, 1999).
3. Macam-macam Aktifitas Sehari-hari Pada Lansia
Menurut Leukenotte (1998), aktifitas sehari-hari terdiri dari:
a. Mandi (spon, pancuran, atau bak)
Tidak menerima bantuan (masuk dan keluar bak mandi sendiri jika
mandi dengan menjadi kebiasaan), menerima bantuan untuk mandi
hanya satu bagian tubuh (seperti punggung atau kaki), menerima
bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh (atau tidak dimandikan)
b. Berpakaian
Mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan,
mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan
kecuali mengikat sepatu, menerima bantuan dalam memakai baju, atau
membiarkan sebagian tetap tidak berpakaian.
c. Ke kamar kecil
Pergi kekamar kecil membersihkan diri, dan merapikan baju tanpa
bantuan (dapat mengunakan objek untuk menyokong seperti tongkat,
walker, atau kursi roda, dan dapat mengatur bedpan malam hari atau
8
bedpan pengosongan pada pagi hari, menerima bantuan kekamar kecil
membersihkan diri, atau dalam merapikan pakaian setelah eliminasi,
atau mengunakan bedpan atau pispot pada malam hari, tidak ke kamar
kecil untuk proses eliminasi.
d. Berpindah
Berpindah ke dan dari tempat tidur seperti berpindah ke dan dari kursi
tanpa bantuan (mungkin mengunakan alat/objek untuk mendukung
seperti tempat atau alat bantu jalan), berpindah ke dan dari tempat tidur
atau kursi dengan bantuan, bergerak naik atau turun dari tempat tidur.
e. Kontinen
Mengontrol perkemihan dan defekasi dengan komplit oleh diri sendiri,
kadang-kadang mengalami ketidak mampuan untuk mengontrol
perkemihan dan defekasi, pengawasan membantu mempertahankan
control urin atau defekasi, kateter digunakan atau kontnensa.
f. Makan
Makan sendiri tanpa bantuan, Makan sendiri kecuali mendapatkan
bantuan dalam mengambil makanan sendiri, menerima bantuan dalam
makan sebagian atau sepenuhnya dengan menggunakan selang atau
cairan intravena.
Menurut Miller (1995) Aktifitas sehari-sehari terdiri dari:
a. Mandi
5 : Tidak dapat membantu dengan cara apapun
4 : Mampu bekerja sama tetapi tidak dapat membantu
3 : Bisa untuk mencuci tangan, wajah, dan dada dengan pengawasan;
memerlukan bantuan dengan melengkapi kamar mandi
2 : Dapat mencuci muka, dada, lengan, dan kaki bagian atas;
memerlukan bantuan dengan melengkapi kamar mandi
1 : Mandi sendiri tetapi memerlukan perangkat (misalnya spons
panjang) berendam sendiri
0 : Mandi sendiri (tanpa bantuan)
b. Ambulasi
9
5 : Benar-benar tidak bisa berjalan
4 : Berjalan dengan bantuan dari tiga orang
3 : Berjalan dengan bantuan dua orang
2 : Berjalan dengan bantuan satu orang
1 : Berjalan secara independen
0 : Berjalan secara independen dengan perangkat (misalnya walker)
c. Aktivitas Di Tempat Tidur
5 : Tidak bisa bergerak di tempat tidur
4 : Independen bergerak di tempat tidur
3 : Membutuhkan bantuan dari satu orang
2 : Membutuhkan bantuan dari dua orang
1 : Perlu didorong dan diawasi
0 : Bergerak secara mandiri dengan perangkat (misalnya menggunakan
rel samping atau tali)
d. Berpakaian
5 : Kebutuhan total bantuan
4 : Perlu pengawasan total, tetapi mampu berpakaian sendiri jika
pakaian diri diberikan satu per satu atau diatur dalam urutan mereka
dibutuhkan
3 : Mengingatkan kebutuhan dan dorongan dan beberapa bantuan
dengan pemilihan pakaian, tapi bias dengan sedikit pengawasan.
2 : Berpakaian diri dengan menggunakan alat bantu (seperti penarik
ritsleting, bergagang panjang sendok sepatu)
1 : Berapakaian memerlukan bantuan dengan kegiatan yang
memerlukan keterampilan motorik halus (misalnya ritsleting, tali
sepatu)
0 : Berpakaian sendiri tanpa bantuan
e. Perawatan Mulut
5 : Tidak dapat melakukan kebersihan mulut, tetapi mensyaratkan
bahwa hal itu dapat dilakukan oleh orang lain
4 : Perlu pengawasan total; butuh pasta gigi dengan sikat.
10
3 : Melakukan oral higiene sendiri
2 : Harus diingatakan namun harus dilakukan sendiri
1 : Melakukan kebersihan mulut dengan menggunakan alat (misalnya
sikat gigi dengan pegangannya)
0 : Melakukan kebersihan mulut sendiri
f. Perawatan Rambut
5 : Tidak dapat melakukan perawatan rambut, hal itu membutuhkan
bantuan yang dilakukan oleh orang lain
4 : Perlu pengawasan total, perlu pasta gigi ditaruh diatas
3 : Membutuhkan bantuan dalam perawatan sehari-hari
2 : Melakukan perawatan secara mandiri, tetapi membutuhkan bantuan
dengan mencuci rambut
1 : Melakukan semua perawatan rambut (termasuk cuci) sendiri
0 : Melakukan perawatan rambut dengan menggunakan alat (contoh
sisir rambut yang ada pegangannya)
g. Mental Status
5 : Memiliki fungsi memori yang sangat terbatas; tidak dapat
mengikuti petunjuk; memiliki kemampuan minimal untuk
mengidentifikasi dan mengekspresikan kebutuhan; memerlukan
lingkungan yang sama sekali terstruktur
4 : Memiliki penurunan memori jelas yang mengganggu kehidupan
sehari-hari; memiliki pertimbangan buruk dan mungkin menyadari dan
akibatnya defisit menjadi cemas atau tertekan; dapat berpartisipasi
dalam rutinitas seharihari tetapi membutuhkan pengawasan;
3 : Membutuhkan orientasi yang kuat dan program pengingat
2 : Berfluktuasi antara tingkat dua dan empat, dapat diprediksi secara
rutin, membutuhkan pemantauan dan beberapa pengawasan; mungkin
terlibat dalam perilaku berisiko pada waktu
1 : Ada penurunan ingatan, tidak ada kerusakan kognitif atau
psikososial yang mengganggu kegiatan sehari-hari
11
0 : Tergantung pada pengingat diri dimulai dan isyarat untuk kegiatan
sehari-hari minimal memori jangka pendek rugi; tugas sehari-hari yang
paling mampu melakukan dengan hanya sedikit mengingatkan atau
pengawasan; telah baik untuk penilaian yang adil dan kadang-kadang
membutuhkan bantuan, tetapi tidak terlibat dalam perilaku beresiko.
h. BAK dan BAB
Skore
5 : Secara konsisten
4 : Perlu pengawasan dan bantuan secara teratur
3 : Perlu diingatkan secara teratur
2 : Umumnya kontrol eliminasi; tidak lebih dari sekali seminggu
1 : Mempertahankan kontrol eliminasi dengan perangkat
0 : sepenuhnya tanpa bantuan apapun
i. Asupan Makanan
Skore :
5 : Tidak dapat menyiapkan atau mendapatkan makanan; tidak bisa
memberi makan diri; pakan nutrisi diri; persyaratan gizi tidak akan
terpenuhi tanpa bantuan total
4 : Kebutuhan bantuan dalam mendapatkan dan menyiapkan makanan;
perlu pengawasan total dengan makan, tetapi dapat makan sendiri;
persyaratan gizi tidak akan terpenuhi secara memadai tanpa bantuan
3 : Memerlukan bantuan dengan mendapatkan dan menyiapkan
makanan, tetapi makan independen; akan mempertahankan gizi yang
memadai dengan sedikit
dorongan atau bantuan
2 : Kebutuhan perangkat bantu untuk persiapan makanan
dan konsumsi (misalnya sendok piring pisau).; memadai
mempertahankan kebutuhan gizi
1 : Membutuhkan bantuan dalam tugas-tugas yang melibatkan
keterampilan yang kompleks (misalnya memotong daging, membuka
12
paket, penyusunan dan mendapatkan makanan), kebutuhan gizi akan
terpenuhi sebagian tanpa bantuan.
0 : Tidak memerlukan bantuan
j. Aktivitas bergerak
Skore :
5 : Tidak dapat bergerak kecuali dengan dipaksakan
4 : Membutuhkan bantuan dari tiga orang untuk bergerak, atau dua
orang dan perangkat mengangkat
3 : Membutuhkan bantuan dari dua orang
2 : Membutuhkan bantuan dari satu orang
1 : Transfer mandiri dengan perangkat (misalnya sliding board)
0 : Bergerak sendiri tanpa bantuan
k. Menyiapkan makan
Skore :
5 : Tidak dapat menyiapkan makanan
4 : Dapat membantu dengan persiapan makanan
3 : Menyiapkan makan, tetapi tidak dapat memperoleh bahan makanan
2 : Menyiapkan makanan dengan pengawasan
1 : Menyiapkan makanan dan berisi untuk menggunakan sumber-
sumber (misalnya, peralatan khusus)
0 : Independen dalam memperoleh dan menyiapkan makanan
l. Berbelanja
Skore :
5 : Tidak dapat berpartisipasi dalam berbelanja
4 : Bisa ditemani orang lain dan membantu memilihan makanan
3 : Bisa berbelanja dan memilih makanan yang sesuai dengan beberapa
pengawasan
2 : Bisa berbelanja, namun memiliki kesulitan mendapatkan
transportasi
1 : Mampu mengatur bantuan yang diperlukan dengan belanja.
0 : Dapat berbelanja sendiri
13
m. Telepon
Skore :
5 : Tidak dapat memanggil atau menjawab panggilan telepon, atau
menggunakan berbicara di telepon,
4 : Tidak dapat berbicara ditelepon tapi tapi dapat memanggil dan
menjawabnya
3 : Tergantung pada perangkat adaptif untuk kegiatan telepon
(misalnya telepon otomatis panggilan pembicara)
2 : Dapat menggunakan telepon dengan bantuan (misalnya membantu
dalam panggilan)
1 : Menggunakan telepon dengan pengawasan
0 : dapat mengunakan telepon berhubungan dengan aktifitasnya
n. Transportasi
Skore :
5 : Tidak meninggalkan rumah, bahkan untuk perawatan medis
4 : Meninggalkan rumah hanya untuk perawatan medis
3 : Mebutuhkan bantuan dalam mengatur transportasi dan kebutuhan
akomodasi khusus (misal, angkat kursi roda)
2 : Membutuhkan bantuan dalam mengatur transportasi tapi bila masuk
dan keluar dari mobil sedikit atau tanpa
1 : Bantuan menyuruh perjalanan sendiri tetapi tergantung perjalanan
yang lain
0 : Dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat lain (misalnya drive
mobil) sendiri
o. Pengobatan
Skore :
5 : Tidak dapat memperoleh atau mengambil obat tanpa bantuan atau
pengawasan lengkap
4 : Tidak dapat memperoleh obat, tetapi dapat membawa mereka
dengan bantuan atau pengawasan
14
3 : Dapat memperoleh dan mengambil obat dengan pengingat dari
selain atau dengan sistem diatur oleh orang lain
2 : Dapat memperoleh dan mengambil obat
1 : Memakai dengan aman dan menyiapkan semua pengobatan
0 : Tidak mengunakan pengobatan
p. Merawat rumah
Skore :
5 : Tidak dapat melakukan tugas-tugas rutin rumah tangga
4 : Dapat membantu dalam tugas rumah tangga
3 : Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga jika diawasi selama
keigiatan
2 : Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga jika diajurkan untuk
melakukannya
1 : Melakukan pekerjaan rumah tanpa bantuan
0 : Dapat melakukan pekerjaan rumah sendiri
q. Mencuci
Skore :
5 : Tidak dapat melakukan tugas-tugas cuci
4 : Dapat membantu dengan melipat pakaian; tidak bisa
3 : Mencuci pakaian atau besi dengan bantuan, melakukan tugas-tugas
cuci memadai
2 : Dapat melakukan tugas-tugas cuci dengan pengawasan dan
mengingatkan
1 : Mengatur untuk cucian yang harus dilakukan
0 : Menyelesaikan semua tugas mandiri cucian
r. Pengelolaan uang
Skore :
5 : Tidak mampu mengelola setiap aspek
4 : Dapat menangani transaksi tunai yang sederhana, tetapi tidak ada
transaksi keuangan lainnya (misalnya cek menulis)
3 : Menjaga buku cek, membayar tagihan secara tepat dan
15
2 : Mengerti pertukaran mata uang tetapi dengan bantuan orang lain
dapat menulis cek dengan pengawasan atau bantuan; tidak dapat
menangani transaksi yang lebih tinggi (misalnya penarikan bank)
1 : Menyuruhnya orang lain untuk menjaga uangnya
0 : Memegang keuangan secara mandiri
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas sehari-hari pada lansia
Kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas seharihari pada
lansia adalah sebagian berikut :
a. Faktor-faktor dari dalam diri sendiri
1) Umur
Kemampuan aktifitas sehari-hari pada lanjut usia dipengaruhi
dengan umur lanjut usia itu sendiri. Semakin tua
ketergantungannya semakin besar. Umur seseorang menunjukkan
tanda kemauan dan kemampuan, ataupun bagaimana seseorang
bereaksi terhadap ketidak mampuan melaksanakan aktifitas sehari-
hari (Potter, 2005).
2) Kesehatan fisiologis
Kesehatan fisiologis seseorang dapat mempengaruhi kemampuan
partisipasi dalam aktifitas sehari-hari, sebagai contoh sistem
nervous menggumpulkan dan menghantarkan, dan mengelola
informasi dari lingkungan. Sistem muskuluskoletal
mengkoordinasikan dengan sistem nervous sehingga seseorang
dapat merespon sensori yang masuk dengan cara melakukan
gerakan. Gangguan pada sistem ini misalnya karena penyakit, atau
trauma injuri dapat mengganggu pemenuhan aktifitas sehari-hari.
3) Fungsi kognitif
Kognitif adalah kemampuan berfikir dan member rasional,
termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan
memperhatikan.
Tingkat fungsi kognitif dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Fungi kognitif
16
menunjukkan proses menerima, mengorganisasikan dan
menginterpestasikan sensor stimulus untuk berfikir dan
menyelesaikan masalah.
Proses mental memberikan kontribusi pada fungsi kognitif yang
meliputi perhatian memori, dan kecerdasan. Gangguan pada aspek-
aspek dari fungsi kognitif dapat mengganggu dalam berfikir logis
dan menghambat kemandirian dalam melaksanakan aktifitas
sehari-hari.
4) Fungsi psikologis
Fungsi psikologis menunjukkan kemampuan seseorang untuk
mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi pada
suatu cara yang realistik. Proses ini meliputi interaksi yang
komplek antara perilaku interpersonal dan interpersonal.
Kebutuhan psikologis berhubungan dengan kehidupan emosional
seseorang. Meskipun seseorang sudah terpenuhi kebutuhan
materialnya, tetapi bila kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi,
maka dapat mengakibatkan dirinya merasa tidak senang dengan
kehidupanya, sehingga kebutuhan psikologi harus terpenuhi agar
kehidupan emosionalnya menjadi stabil (Tamher, 2009).
5) Tingkat stres
Stres merupakan respon fisik non spesifik terhadap berbagai
macam kebutuhan. Faktor yang menyebabkan stress disebut
stressor, dapat timbul dari tubuh atau lingkungan dan dapat
mengganggu keseimbangan tubuh. Stres dibutuhkan dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Stres dapat mempunyai efek
negatif atau positif pada kemampuan seseorang memenuhi aktifitas
sehari-hari (Miller, 1995).
b. Faktor-faktor dari luar meliputi :
1) Lingkungan keluarga
Keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling disukai
para lanjut usia. Lanjut usia merupakan kelompok lansia yang
17
rentan masalah, baik masalah ekonomi, sosial, budaya, kesehatan
maupun psikologis, oleh karenanya agar lansia tetap sehat,
sejahtera dan bermanfaat, perlu didukug oleh lingkungan yang
konduktif seperti keluarga.
2) Lingkungan tempat kerja
Kerja sangat mempengaruhi keadaan diri dalam mereka bekerja,
karena setiaap kali seseorang bekerja maka ia memasuki situasi
lingkungan tempat yang ia kerjakan. Tempat yang nyaman akan
membawa seseorang mendorong untuk bekerja dengan senang dan
giat.
3) Ritme biologi
Waktu ritme biologi dikenal sebagai irama biologi, yang
mempengaruhi fungsi hidup manusia. Irama biologi membantu
mahluk hidup mengatur lingkungan fisik disekitarnya. Beberapa
faktor yang ikut berperan pada irama takardia diantaranya faktor
lingkungan seperti hari terang dan gelap. Serta cuaca yang
mempengaruhi aktifitas sehar-hari. Faktor-faktor ini menetapkan
jatah perkiraan untuk makan, bekerja.
5. Langkah-Langkah Mempertahankan Activity Of Daily Living (ADL)
Pada Lansia
a. Latihan kepala dan leher
1) Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke dada
2) Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri
3) Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu kesebelah kiri.
b. Latihan bahu dan lengan
1) Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga kemudian turunkan
kembali perlahan-lahan
2) Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan kedepan
lurus dengan bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan
bertepuk kemudian angkat lengan keatas kepala.
18
3) Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher kemudian
raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai. Bergantian
tangan kanandan kiri.
4) Letakan tangan di punggung kemudian coba meraih keatas
sedapatnya.
c. Latihan tangan
1) Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-jarinya dan
tekan ke meja
2) Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan
telapak tangan untuk menyentuh jari kelingking. Kemudian tarik
kembali. Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari dengan ibu jari
dan kemudian setelah menyentuh tiap jari.
3) Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari selurus
mungkin.
d. Latihan punggung
1) Dengan tangan disamping bengkokan badan kesatu sisi kemudian
kesisi yang lain.
2) Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki, putar tubuh
dengan melihat bahu kekiri dan kekanan..
3) Tepukan kedua tangan dibelakang dan regangkan kedua bahu ke
belakang.
e. Latihan paha
1) Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak dan memegang
sandaran kursi atau dengan posisi tiduran.
2) Lipat satu lutut sampai pada dada dimana kaki yang lain tetap
lurus, dan tahan beberapa waktu.
3) Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan. Tekankan kedua lutut
pada tempat tidur hingga bagian belakang lutut menyentuh tempat
tidur.
19
4) Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan lutut, kemudian tarik
telapak kaki kearah kita dan regangkan kembali.
5) Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakan lutut.
6) Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam sehingga
permukaannya saling bertemu kemudian kembali lagi.
7) Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada bagian belakang
kursi. Angkat tumit tinggi-tinggi kemudian putarkan.
f. Latihan pernafasan
Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu relaks.
Letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas dalam-
dalam maka terasa dada mengambang. Sekarang keluarkan nafas
perlahan-lahan sedapatnya. Terasa tangan akan menutup kembali.
g. Latihan muka
1) Kerutkan muka sedapatnya kemudian tarik alis keatas
2) Tutup mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar
3) Kembangkan pipi keluar sebisanya. Kemudian isap kedalam
4) Tarik bibir kebelakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul
6. Jenis Olah Raga / Latihan
Beberapa contoh olah raga yang dapat dilakukan oleh usia lanjut dalam
Mempertahankan Activity Of Daily Living (ADL) Pada Lansia, antara
lain:
a. Pekerjaan Rumah dan Berkebun
Kegiatan ini dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk
menjaga kesegaran jasmani, tetapi harus dilakukan secara tepat, agar
nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat dan otot menjadi
lelah. Akan tetapi perlu selalu dikontrol terhadap peningkatan denyut
nadi jangan sampai melebihi batas maksimal.
b. Jalan Kaki
Berjalan baik untuk meregangkan otot – otot kaki dan bila jalannya
makin lama makin cepat, akan bermanfaat bagi daya tahan tubuh. Bila
anda memilih jenis ini sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul
20
5 – 6, dikala udara masih bersih dan segar. Lokasi terbaik adalah
daerah perkebunan atau pegunungan yang jauh dari asap kendaraan
bermotor, pabrik yang menyebabkan polusi udara.
c. Berenang
Berenang akan melatih pergerakan seluruh tubuh. Latihan ini lebih
baik lagi untuk orang – orang yang mengalami kelemahan otot atau
kaku sendi, asalkan dilakukan secara teratur.
d. Lompat Tali
Melompat tali mempunyai beberapa keistimewaan (menggerakkan tali
secara berirama menggerakkan tubuh bagian atas lebih banyak
daripada lari perlahan
7. Teknik dan Cara berlatih
Teknik dan cara berlatih yang dilakukan untuk Mempertahankan Activity
Of Daily Living (ADL) Pada Lansia terbagi dalam tiga segmen seperti
yang dijelaskan di bawah ini:
a. Pemanasan (warming up)
Gerakan umum (yang melibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi)
dilakukan secara lambat dan hati-hati. Pemanasan dilakukan bersama
dengan peregangan (stretching). Lamanya kira-kira 8-10 menit.
Pada 5 menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan
dimaksud untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel tubuh
agar dapat turut serta dalam proses metabolisme yang meningkat.
b. Latihan inti
Latihan inti bergantung pada komponen/faktor yang dilatih. Gerakan
senam dilakukan berurutan dan dapat diiringi oleh musik yang
disSesuaikan dengan gerakannya. Untuk lansia biasanya dilatih:
1) Daya tahan (endurance);
2) Kardiopulmonal dengan latihan-latihan yang bersifat aerobik;
3) Fleksibilitas dengan peregangan;
4) Kekuatan otot dengan latihan beban;
21
5) Komposisi tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan
latihan aerobik kombinasi dengan latihan beban kekuatan.
c. Pendinginan (cooling down)
Dilakukan secara aktif. Artinya, sehabis latihan inti perlu dilakukan
gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang
ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat.
Pendinginan dilakukan seperti pada pemanasan,yaitu selama 8-10
menit.
8. Olahraga/Latihan Fisik yang Membahayakan bagi Lansia
Olahraga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, namun tidak
semua olahraga baik dilakukan oleh lansia. Ada beberapa macam gerakan
yang dianggap membahayakan saat berolahraga. Gerakan-gerakan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Sit-up dengan kaki lurus
Cara-cara sit-up yang dilakukan dengan kaki lurus dan lutut dipegang
dapat menyebabkan masalah padapunggung. Oleh karena sit-up cara
klasik ini menyebabkan otot liopsoas/fleksor pada punggung (otot
yang melekat pada kolumna vertebralis dan femur) menanggung
semua beban. Otot ini merupakan otot terkuat di daerah perut. Jika
fleksor punggung ini digunakan, maka pinggul terangkat ke depan dan
otot-otot kecil pada punggung akan berkontraksi, sehingga punggung
kita akan melengkung. Jadi, latihan seperti ini akan menyebabkan
pemendekan otot punggung bagian bawah dan paha. Akhirnya
menyebabkan pinggul terangkat ke atas secara permanen dan lengkung
lordosis menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada
pinggang.
Tetapi bila kita membengkokkan lutut pada waktu latihan sit-up, otot-
otot fleksor panggul tidak bergerak. Dengan cara demikian, semua
badan bertumpu pada otot perut dan kecil kemungkinan terjadinya
trauma pada pinggang bagian bawah.
b. Meraih ibu jari kaki
22
Kadang-kadang untuk mengecilkan atau menguatkan perut diadakan
latihan meraih ibu jari kaki. Latihan-latihan ini selain tidak dapat
mencaai ujuan, yaitu mengecilkan perut, juga kurang baik karena dapat
menyebabkan cedera. Sebetulnya latihan-latihan meraih ibu jari kaki
adalah latihan untuk menguatkan otot-otot punggung bagian bawah.
Gerakan ini akan menyebabkan lutut menjadi hiperekstensi. Sebagai
konsekuensinya, tekanan yang cukup berat akan menimpa vertebra
lumbalis yang akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan pada punggung
bagian bawah. Kadang-kadang hal ini dapat menyebabkan gangguan
pada diskus invertebralis.
c. Mengangkat kaki
Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang sampai kaki terangkat ±
15 cm dari lantai, kemudian ditahan beberapa saat selama mungkin.
Latihan ini tidak baik, karena dapat menyebabkan rasa sakit pada
punggung bagian bawah (low back pain) dan menyebabkan terjadinya
lordosis yang dapat menyebabkan gangguan pada punggung.
Bahaya yang ditimbulkan ialah otot-otot perut tidak cukup kuat untuk
menahan kaki setinggi 15 cm dari lantai dalam waktu yang cukup lama
dan kaki tidak dapat menahan punggung bagian bawah. Akibatnya
terjadi rotasi pelvis ke depan. Rotasi ini menyebabkan gangguan dari
punggung bagian bawah.
d. Melengkungkan punggung
Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan dengan tujuan
meregangkan otot perut agar otot perut menjadi lebih kuat. Hal ini
kurang benar, karena dengan melengkungkan punggung tidak akan
menguatkan otot perut, melainkan melemahkan persendian tulang
punggung
9. Tingkat aktifitas sehari-hari pada lanjut usia
Menurut leukenotte (1998) tingkatan aktifitas shari-hari
Tingkatan 1 : Mandiri, berarti tanpa pengawasan , pengarahan, atau
bantuan pribadi secara aktif kecuali jika disebutkan secara spesifik
23
sebelumnya. Seseorang yang menolak untuk melaksanakan suatu fungsi
dicatat sebagai tidak melakukan fungsi tersebut walaupun dianggap
mampu.
Tingkatan 2 : Memerlukan bantuan ketergantungan terhadap lebih dari
satu bagian tubuhnya.
Dari kemampuan melaksanakan 18 aktifitas dasar tersebut, kemudian
diklasifikasikan menjadi 6 tahapan menurut Miller, (1995) adalah sebagai
berikut:
Skor 0: Aktivitas Mandiri
Skor 1: Aktivitas dengan menggunakan bantuan alat
Skor 2: Aktivitas dengan bantuan sebagian
Skor 3: Aktivitas dengan bantuan 1 orang
Skor 4: Aktivitas dengan bantuan 2 orang
Skor 5: Aktivitas dengan bantuan total
C. Dukungan Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga termasuk dalam program kesehatan masyarakat yang
berperan dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan seseorang,
dimana dukungan keluarga dalam bentuk perhatian, waktu, empati sangat
berpengaruh dalam menentukan status kesehatan seseorang yang sedang
mengalami masalah, upaya dukungan keluarga muncul dalam beragam
dukungan, misalnya dari suami, orang tua, teman, anak, lingkungan tempat
tinggal. Dukungan keluarga merupakan suatu strategi interven premitif
yang paling baik dalam membantu anggota keluarga mengakses dukungan
sosial yang belum digali untuk suatu strategi bantuan yang bertujuan untuk
meningkatkan dukungan kelurga yang adekuat. Dukungan keluarga
mengacu pada dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai
suatu yang dapat diakses misalnya dukungan bisa atau tidak digunakan,
tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
selalu siap memberikan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998)
24
Keluarga merupakan tempat yang paling nyaman bagi para lansia.
Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu
individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri
akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan
meningkat (Tamher, 2009).
Bagi keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem
pendukung bagi anggotanya. Keluarga merupakan pelaku aktif dalam
berkomunikasi hubungan personal untuk mencapai suatu keadaan yang
lebih baik, berbagai bentuk kehidupan keluarga sekarang menunjukkan
berbagai kemampuan untuk menyediakan dukungan yang diperlukan
selama masa-masa dimana permintaanya besar (Friedman, 1998).
2. Pengertian Dukungan
Dukungan bagi lansia sangat diperlukan selama lansia sendiri masih
mampu memahami makna dukungan tersebut sebagai penyokong atau
penopang kehidupannya. Namun dalam kehidupan lansia seringkali
ditemui bahwa tidak semua lansia mampu memahami adanya dukungan
dari orang lain, sehingga walaupun ia telah menerima dukungan tetapi
masih saja menunjukkan adanya ketidak puasan, yang ditampilkan dengan
cara menggerutu, kecewa, kesal dan sebagainya (Kuntjoro, 2002).
3. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan salah satu jenis dari dukungan sosial.
Interaksi timbal balik antara individu atau anggota keluarga dapat
menimbulkan hubungan ketergantungan satu sama lain. Dukungan
keluarga dapat berupa informasi atau nasehat verbal dan nonverbal,
bantuan nyata, tindakan yang diberikan oleh keakrapan sosial atau adanya
perasaan bahwa kehadiran orang lain mempunyai manfaat emosional atau
mempunyai peran terhadap perilaku bagi pihak penerima dukungan sosial.
Pemberian bantuan berupa tingkah laku atau materi atau hubungan sosial
yang akrab sehingga individu merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai.
(Friedman,1998)
25
Dukungan keluarga merupakan bantuan atau dukungan yang diterima
individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupanya dan berada dalam
lingkungan keluarga tertentu yang dapat membuat penerima merasa
diperhatikan, dihargai, dan dicintai. Dukungan keluarga meliputi tingkatan
kepuasan akan dukungan sosial yang diterima individu bahkan kehidupan
akan terpenuhi. Dukungan keluarga merupakan dukungan natural yang
memiliki makna penting dalam kehidupan seseorang sehingga individu
tersebut dapat menerima dukungan sesuai dengan situasi dan keinginan
khusus yang tidak didapatkan dari lingkungan luar.
4. Bentuk dukungan keluarga
Dukungan keluarga terdiri dari empat dimensi dukungan menurut
Friedman (1998) antara lain :
a. Dukungan emosional
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat
dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi yang
meliputi ungkapan empati kepedulian, perhatian terhadap anggota
keluarga yang sakit misalnya umpan balik atau penegasan.
b. Dukungan penghargaan
Penilaian positif atau pemberian penghargaan atas usaha yang telah
dilakukan, memperkuat dan meninggikan, perasaan, harga diri dan
kepercayaan akan kemampuan individu. Seseorang yang diberikan
dukungan jenis ini, cenderung mempunyai harga diri dan mempunyai
kecemasan yang rendah.
c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan kongkrit.
Mencangkup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan,
waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan
waktu saat mengalami setres.
d. Dukungan informative
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan desiminator
(penyebar) informasi tentang dunia yang mencakup dengan member
26
nasehat, petunjuk, sarana-sarana atau umpan balik. Bentuk dukungan
yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat pemberian
nasehat atau mengawasi tentang aktifitas sehari-hari yang dilakukan.
Dukugan keluarga juga merupakan perasaan individu yang mendapat
perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat.
5. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kemampuan
Aktifitas Sehari-Hari Pada Lanjut Usia
Lansia adalah akhir dari penuaan, tahap yang mengalami banyak
perubahan baik secara fisik maupun mental. Dengan perubahan fisik lansia
mengalami penurunan pendengaran dan penglihatan, lansia yang sehat
secara mental yaitu lansia yang menyenangi aktifitas sehari-hari, punya
arti dalam hidup seperti melakukan aktifitas sehari-hari. Apabila
kebutuhan tersebut bisa terpenuhi, maka timbulah angan-angan untuk
berfikir dan berusaha untuk mencapai bagaimana bisa terpenuhi kebutuhan
tersebut misalnya makan, pakaian, tempat tinggal dan kesehatan. Lansia
bukanlah untuk mengembalikan peran mereka sebagai pencari nafkah,
melainkan bagaimana mempersiapkan mereka untuk dapat menikmati ruas
akhir dari kehidupannya dengan kemandirian yang maksimal. Bila
kemandirian menolong diri sendiri tanpa bantuan telah tercapai, maka
masih banyak lahan kegiatan untuk para usia lanjut yang masih dapat
digali dan dimunculkan. Eratnya ikatan kekeluargaan diantara anggota
keluarga dan lingkungan sosial disekitarnya, memungkinkan seseorang
usia lanjut selalu sibuk. Mulai dari menjaga cucu, mengikuti kegiatan
keagamaan, mengembangkan hobi, aktif kegiatan sosial dan rumah tangga
hingga usaha berdagang ataupun usaha lain menghasilkan tambahan
penghasilan (Soejono, 2000).
Di Negara-negara maju penyakit jantung dan pembuluh darah
merupakan penyebab kematian utama, sedangkan negara yang
berkembang angka kematian terutama karena penyakit infeksi. Menurut
survey kesehatan rumah tangga (SKRT) 1992,ditemukan urutan sebagai
berikut: TBC, penyakit yang tidak jelas, trauama, penyakit infeksi lainnya
27
serta bronkitis, episema dan asma (Sumantri et al, 1992). Meskipun
penyakit infeki juga masih menonjol pada pola penyakit lansia di
Indonesia, namun penyakit berbeda dengan dinegara belanda. Misalnya,
TBC yang ternyata pada urutan teratas diindonesia, tidak terdapat dinegeri
belanda, hal tersebut dapat diasumsikan berkaitan dengan status sosial
ekonomi dan lingkungan fisik maupun biologik. Dari berbagai penelitian
yang telah dilakukan dirumah sakit maupun dimasyarakat, ternyata pola
penyakit lansia dirumah sakit sedikit berbeda dengan apa yang ditemukan
pada penelitian dimasyarakat seperti yang dilakukan boedi darmojo et al
(1991), kartini (1993), dan kamso et al (1993), (Nugroho, 2002)
Dukungan keluarga merupakan bantuan atau dukungan yang diterima
individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupanya dan berada dalam
lingungan keluarga tertentu yang dapat membuat penerima merasa
diperhatikan dan dihargai. Lansia dalam melakukan aktifitas sehari-hari
merupakan suatu dorongan diri untuk mendapatkan kepuasan. Lansia yang
melakukan kegiatan yang tujuannya untuk mendapatkan kepuasan dalam
dirinya. Faktor-faktor yang mendorong lansia dalam melakukan aktifitas
yaitu didalam diri sendiri seperti kebanggaan akan dirinya dapat
melakukan sesuatu pekerjaan dan minat yang besar terhadap pekerjaan
yang dilakukan selama ini dan yang mendorong dari luar yaitu mereka
mendapatkan keuntungan diwaktu senggangnya.