BAB II (1)

39
BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Lansia 1. Pengertian Lansia Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004). 2. Teori Penuaan Para perencana dan pengambil keputusan menaruh perhatian pada aspek lanjut usia yang sehat dan sakit-sakitan mengingat usia yang panjang, tetapi sakit-sakitan akan menguras banyak sumber daya dan akan menggangu aktifitas sehari- hari lansia. Dengan indeks aktifitas sehari-hari menurut Katz, dapat diprediksi berapa usia harapan hidup aktif pada suatu masyarakat. Dari berbagai 4

description

kesehatan

Transcript of BAB II (1)

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

A. Lansia

1. Pengertian Lansia

Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,

yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai

mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai

kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup

berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki

selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal,

siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase

hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya

(Darmojo, 2004).

2. Teori Penuaan

Para perencana dan pengambil keputusan menaruh perhatian pada

aspek lanjut usia yang sehat dan sakit-sakitan mengingat usia yang

panjang, tetapi sakit-sakitan akan menguras banyak sumber daya dan akan

menggangu aktifitas sehari-hari lansia. Dengan indeks aktifitas sehari-hari

menurut Katz, dapat diprediksi berapa usia harapan hidup aktif pada suatu

masyarakat. Dari berbagai studi disimpulkan bahwa dari status fungsional

aktifitas sehari-hari terkait erat bukan hanya dengan usia, tetapi juga

dengan penyakit. Keterbatasan gerak merupakan penyebab utama

gangguan aktifitas hidup keseharian (activity of daily living – ADL) dan

IADL (ADL Instrumen) (Guraalnik, dkk dalam Tamher, 2009).

3. Permasalahan dari Aspek Fisiologis Yang Terjadi Pada Lanjut Usia

Persepsi kesehatan dapat menentukan kualitas hidup. Pemahaman

persepsi lansia tentang status kesehatan esensial untuk pengkajian yang

akurat dan untuk pengembangan intervensi yang relevan secara klinis.

Konsep lansia tentang kesehatan umumnya bergantung pada persepsi

pribadi terhadap kemampuan fungsional. Karna itu, lansia yang terlibat

4

5

dalam aktifitas kehidupan sehari-hari biasanya menganggap dirinya sehat,

sedangkan mereka yang aktifitasnya terbatas karena kerusakan fisik,

emosional atau sosial mungkin merasa dirinya sakit (Potter, 2005).

Perubahan fisiologis bervariasi pada setiap lansia, perubahan fisiologis

umum yang diantisipasi pada lansia. Perubahan fisiologis ini bukan proses

patologi. Perubahan ini terjadi pada semua orang tetapi pada kecepatan

yang berbeda dan bergantung keadaan dalam kehidupan. Terjadinya

perubahan normal pada fisik lansia yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan

sosial, ekonomi dan medik. Perubahan tersebut akan terlihat dalam

jaringan dan organ tubuh seperti kulit menjadi kering dan keriput, rambut

beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian atau menyeluruh,

pendengaran berkurang, indra perasa menurun, daya penciuman

berkurang, tinggi badan menyusut karena proses osteoporosis yang

berakibat badan menjadi bungkuk, tulang keropos, masanya dan

kekuatannya berkurang dan mudah patah, elastisitas paru berkurang, nafas

menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ didalam perut,dinding

pembuluh darah menebal dan menjadi tekanan darah tinggi otot jantung

bekerja tidak efisien, adanya penurunan organ reproduksi, terutama pada

wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria, serta

seksualitas tidak terlalu menurun.

4. Kebutuhan Hidup Lanjut Usia

Seseorang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki

kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup

orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang,

pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi

rumah yang tentram dan aman, kebutuhan–kebutuhan sosial seperti

bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka

mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi

pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik.

Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri.

Kebutuhan manusia meliputi:

6

a. Kebutuhan fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau

biologis seperti pangan, sandang, papan, dan seks.

b. Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa

keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti

kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, dan kemandirian.

c. Kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk

bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui

panuyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, dan kesamaan

hobi.

d. Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri

untuk diakui akan keberadaannya.

e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan

untuk untuk mengungkapkan kemampuan fisik rohani maupun daya

pikir berdasar pengalaman masing-masing bersemangat untuk hidup,

dan berperan dalam kehidupan.

B. Kemampuan Aktifitas Sehari-hari Pada lansia

1. Pengertian Kemampuan Aktifitas

Menurut kamus bahasa Indonesia kemampuan adalah kesanggupan

untuk melakukan sesuatu. Aktifitas adalah suatu usaha energi atau keadaan

bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidup, Aktifitas didefinisikan suatu aksi energetic atau keadaan bergerak

semua manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak (Potter, 2005).

Penilaian aktifitas sehari-hari sangat penting dalam menentukan

tingkat bantuan yang diperlukan setiap hari, dan penilaian ini sangat

membantu dalam perencanaan perawatan jangka panjang untuk lansia.

Demikian pula, evaluasi aktifitas sehari-hari penting dalam menentukan

tingkat bantuan yang dibutuhkan oleh orang-orang di independen dari

bantuan yang dibutuhkan oleh orang-orang dalam pengaturan independen

atau semi-independen (Miller, 1995).

7

Aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS) adalah aktifitas yang biasanya

dilakukan dalam sepanjang hari normal. Aktifitas tersebut mencakup

ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi dan berhias (Potter,

2005).

Salah satu tujuan dari penilaian dalam situasi penyalah gunaan adalah

untuk menentukan perlunya intervensi hukum ketika selansia beresiko.

Oleh karena itu, potensi penilaian seorang perawat kepada orang tersebut

berfungsi baik dan sangat penting dalam aktifitas hidup sehari-hari (Miller,

1995).

2. Manfaat Kemampuan Aktifitas Sehari-hari Pada Lansia

a. Meningkatkan kemampuan dan kemauan seksual lansia

b. Kulit tidak cepat keriput atau menghambat proses penuaan

c. Meningkatkan keelastisan tulang sehingga tulang tidak mudah patah

b. Menghambat pengecilan otot dan mempertahankan atau mengurangi

kecepatan penurunan kekuatan otot (Darmojo, 1999).

3. Macam-macam Aktifitas Sehari-hari Pada Lansia

Menurut Leukenotte (1998), aktifitas sehari-hari terdiri dari:

a. Mandi (spon, pancuran, atau bak)

Tidak menerima bantuan (masuk dan keluar bak mandi sendiri jika

mandi dengan menjadi kebiasaan), menerima bantuan untuk mandi

hanya satu bagian tubuh (seperti punggung atau kaki), menerima

bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh (atau tidak dimandikan)

b. Berpakaian

Mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan,

mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan

kecuali mengikat sepatu, menerima bantuan dalam memakai baju, atau

membiarkan sebagian tetap tidak berpakaian.

c. Ke kamar kecil

Pergi kekamar kecil membersihkan diri, dan merapikan baju tanpa

bantuan (dapat mengunakan objek untuk menyokong seperti tongkat,

walker, atau kursi roda, dan dapat mengatur bedpan malam hari atau

8

bedpan pengosongan pada pagi hari, menerima bantuan kekamar kecil

membersihkan diri, atau dalam merapikan pakaian setelah eliminasi,

atau mengunakan bedpan atau pispot pada malam hari, tidak ke kamar

kecil untuk proses eliminasi.

d. Berpindah

Berpindah ke dan dari tempat tidur seperti berpindah ke dan dari kursi

tanpa bantuan (mungkin mengunakan alat/objek untuk mendukung

seperti tempat atau alat bantu jalan), berpindah ke dan dari tempat tidur

atau kursi dengan bantuan, bergerak naik atau turun dari tempat tidur.

e. Kontinen

Mengontrol perkemihan dan defekasi dengan komplit oleh diri sendiri,

kadang-kadang mengalami ketidak mampuan untuk mengontrol

perkemihan dan defekasi, pengawasan membantu mempertahankan

control urin atau defekasi, kateter digunakan atau kontnensa.

f. Makan

Makan sendiri tanpa bantuan, Makan sendiri kecuali mendapatkan

bantuan dalam mengambil makanan sendiri, menerima bantuan dalam

makan sebagian atau sepenuhnya dengan menggunakan selang atau

cairan intravena.

Menurut Miller (1995) Aktifitas sehari-sehari terdiri dari:

a. Mandi

5 : Tidak dapat membantu dengan cara apapun

4 : Mampu bekerja sama tetapi tidak dapat membantu

3 : Bisa untuk mencuci tangan, wajah, dan dada dengan pengawasan;

memerlukan bantuan dengan melengkapi kamar mandi

2 : Dapat mencuci muka, dada, lengan, dan kaki bagian atas;

memerlukan bantuan dengan melengkapi kamar mandi

1 : Mandi sendiri tetapi memerlukan perangkat (misalnya spons

panjang) berendam sendiri

0 : Mandi sendiri (tanpa bantuan)

b. Ambulasi

9

5 : Benar-benar tidak bisa berjalan

4 : Berjalan dengan bantuan dari tiga orang

3 : Berjalan dengan bantuan dua orang

2 : Berjalan dengan bantuan satu orang

1 : Berjalan secara independen

0 : Berjalan secara independen dengan perangkat (misalnya walker)

c. Aktivitas Di Tempat Tidur

5 : Tidak bisa bergerak di tempat tidur

4 : Independen bergerak di tempat tidur

3 : Membutuhkan bantuan dari satu orang

2 : Membutuhkan bantuan dari dua orang

1 : Perlu didorong dan diawasi

0 : Bergerak secara mandiri dengan perangkat (misalnya menggunakan

rel samping atau tali)

d. Berpakaian

5 : Kebutuhan total bantuan

4 : Perlu pengawasan total, tetapi mampu berpakaian sendiri jika

pakaian diri diberikan satu per satu atau diatur dalam urutan mereka

dibutuhkan

3 : Mengingatkan kebutuhan dan dorongan dan beberapa bantuan

dengan pemilihan pakaian, tapi bias dengan sedikit pengawasan.

2 : Berpakaian diri dengan menggunakan alat bantu (seperti penarik

ritsleting, bergagang panjang sendok sepatu)

1 : Berapakaian memerlukan bantuan dengan kegiatan yang

memerlukan keterampilan motorik halus (misalnya ritsleting, tali

sepatu)

0 : Berpakaian sendiri tanpa bantuan

e. Perawatan Mulut

5 : Tidak dapat melakukan kebersihan mulut, tetapi mensyaratkan

bahwa hal itu dapat dilakukan oleh orang lain

4 : Perlu pengawasan total; butuh pasta gigi dengan sikat.

10

3 : Melakukan oral higiene sendiri

2 : Harus diingatakan namun harus dilakukan sendiri

1 : Melakukan kebersihan mulut dengan menggunakan alat (misalnya

sikat gigi dengan pegangannya)

0 : Melakukan kebersihan mulut sendiri

f. Perawatan Rambut

5 : Tidak dapat melakukan perawatan rambut, hal itu membutuhkan

bantuan yang dilakukan oleh orang lain

4 : Perlu pengawasan total, perlu pasta gigi ditaruh diatas

3 : Membutuhkan bantuan dalam perawatan sehari-hari

2 : Melakukan perawatan secara mandiri, tetapi membutuhkan bantuan

dengan mencuci rambut

1 : Melakukan semua perawatan rambut (termasuk cuci) sendiri

0 : Melakukan perawatan rambut dengan menggunakan alat (contoh

sisir rambut yang ada pegangannya)

g. Mental Status

5 : Memiliki fungsi memori yang sangat terbatas; tidak dapat

mengikuti petunjuk; memiliki kemampuan minimal untuk

mengidentifikasi dan mengekspresikan kebutuhan; memerlukan

lingkungan yang sama sekali terstruktur

4 : Memiliki penurunan memori jelas yang mengganggu kehidupan

sehari-hari; memiliki pertimbangan buruk dan mungkin menyadari dan

akibatnya defisit menjadi cemas atau tertekan; dapat berpartisipasi

dalam rutinitas seharihari tetapi membutuhkan pengawasan;

3 : Membutuhkan orientasi yang kuat dan program pengingat

2 : Berfluktuasi antara tingkat dua dan empat, dapat diprediksi secara

rutin, membutuhkan pemantauan dan beberapa pengawasan; mungkin

terlibat dalam perilaku berisiko pada waktu

1 : Ada penurunan ingatan, tidak ada kerusakan kognitif atau

psikososial yang mengganggu kegiatan sehari-hari

11

0 : Tergantung pada pengingat diri dimulai dan isyarat untuk kegiatan

sehari-hari minimal memori jangka pendek rugi; tugas sehari-hari yang

paling mampu melakukan dengan hanya sedikit mengingatkan atau

pengawasan; telah baik untuk penilaian yang adil dan kadang-kadang

membutuhkan bantuan, tetapi tidak terlibat dalam perilaku beresiko.

h. BAK dan BAB

Skore

5 : Secara konsisten

4 : Perlu pengawasan dan bantuan secara teratur

3 : Perlu diingatkan secara teratur

2 : Umumnya kontrol eliminasi; tidak lebih dari sekali seminggu

1 : Mempertahankan kontrol eliminasi dengan perangkat

0 : sepenuhnya tanpa bantuan apapun

i. Asupan Makanan

Skore :

5 : Tidak dapat menyiapkan atau mendapatkan makanan; tidak bisa

memberi makan diri; pakan nutrisi diri; persyaratan gizi tidak akan

terpenuhi tanpa bantuan total

4 : Kebutuhan bantuan dalam mendapatkan dan menyiapkan makanan;

perlu pengawasan total dengan makan, tetapi dapat makan sendiri;

persyaratan gizi tidak akan terpenuhi secara memadai tanpa bantuan

3 : Memerlukan bantuan dengan mendapatkan dan menyiapkan

makanan, tetapi makan independen; akan mempertahankan gizi yang

memadai dengan sedikit

dorongan atau bantuan

2 : Kebutuhan perangkat bantu untuk persiapan makanan

dan konsumsi (misalnya sendok piring pisau).; memadai

mempertahankan kebutuhan gizi

1 : Membutuhkan bantuan dalam tugas-tugas yang melibatkan

keterampilan yang kompleks (misalnya memotong daging, membuka

12

paket, penyusunan dan mendapatkan makanan), kebutuhan gizi akan

terpenuhi sebagian tanpa bantuan.

0 : Tidak memerlukan bantuan

j. Aktivitas bergerak

Skore :

5 : Tidak dapat bergerak kecuali dengan dipaksakan

4 : Membutuhkan bantuan dari tiga orang untuk bergerak, atau dua

orang dan perangkat mengangkat

3 : Membutuhkan bantuan dari dua orang

2 : Membutuhkan bantuan dari satu orang

1 : Transfer mandiri dengan perangkat (misalnya sliding board)

0 : Bergerak sendiri tanpa bantuan

k. Menyiapkan makan

Skore :

5 : Tidak dapat menyiapkan makanan

4 : Dapat membantu dengan persiapan makanan

3 : Menyiapkan makan, tetapi tidak dapat memperoleh bahan makanan

2 : Menyiapkan makanan dengan pengawasan

1 : Menyiapkan makanan dan berisi untuk menggunakan sumber-

sumber (misalnya, peralatan khusus)

0 : Independen dalam memperoleh dan menyiapkan makanan

l. Berbelanja

Skore :

5 : Tidak dapat berpartisipasi dalam berbelanja

4 : Bisa ditemani orang lain dan membantu memilihan makanan

3 : Bisa berbelanja dan memilih makanan yang sesuai dengan beberapa

pengawasan

2 : Bisa berbelanja, namun memiliki kesulitan mendapatkan

transportasi

1 : Mampu mengatur bantuan yang diperlukan dengan belanja.

0 : Dapat berbelanja sendiri

13

m. Telepon

Skore :

5 : Tidak dapat memanggil atau menjawab panggilan telepon, atau

menggunakan berbicara di telepon,

4 : Tidak dapat berbicara ditelepon tapi tapi dapat memanggil dan

menjawabnya

3 : Tergantung pada perangkat adaptif untuk kegiatan telepon

(misalnya telepon otomatis panggilan pembicara)

2 : Dapat menggunakan telepon dengan bantuan (misalnya membantu

dalam panggilan)

1 : Menggunakan telepon dengan pengawasan

0 : dapat mengunakan telepon berhubungan dengan aktifitasnya

n. Transportasi

Skore :

5 : Tidak meninggalkan rumah, bahkan untuk perawatan medis

4 : Meninggalkan rumah hanya untuk perawatan medis

3 : Mebutuhkan bantuan dalam mengatur transportasi dan kebutuhan

akomodasi khusus (misal, angkat kursi roda)

2 : Membutuhkan bantuan dalam mengatur transportasi tapi bila masuk

dan keluar dari mobil sedikit atau tanpa

1 : Bantuan menyuruh perjalanan sendiri tetapi tergantung perjalanan

yang lain

0 : Dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat lain (misalnya drive

mobil) sendiri

o. Pengobatan

Skore :

5 : Tidak dapat memperoleh atau mengambil obat tanpa bantuan atau

pengawasan lengkap

4 : Tidak dapat memperoleh obat, tetapi dapat membawa mereka

dengan bantuan atau pengawasan

14

3 : Dapat memperoleh dan mengambil obat dengan pengingat dari

selain atau dengan sistem diatur oleh orang lain

2 : Dapat memperoleh dan mengambil obat

1 : Memakai dengan aman dan menyiapkan semua pengobatan

0 : Tidak mengunakan pengobatan

p. Merawat rumah

Skore :

5 : Tidak dapat melakukan tugas-tugas rutin rumah tangga

4 : Dapat membantu dalam tugas rumah tangga

3 : Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga jika diawasi selama

keigiatan

2 : Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga jika diajurkan untuk

melakukannya

1 : Melakukan pekerjaan rumah tanpa bantuan

0 : Dapat melakukan pekerjaan rumah sendiri

q. Mencuci

Skore :

5 : Tidak dapat melakukan tugas-tugas cuci

4 : Dapat membantu dengan melipat pakaian; tidak bisa

3 : Mencuci pakaian atau besi dengan bantuan, melakukan tugas-tugas

cuci memadai

2 : Dapat melakukan tugas-tugas cuci dengan pengawasan dan

mengingatkan

1 : Mengatur untuk cucian yang harus dilakukan

0 : Menyelesaikan semua tugas mandiri cucian

r. Pengelolaan uang

Skore :

5 : Tidak mampu mengelola setiap aspek

4 : Dapat menangani transaksi tunai yang sederhana, tetapi tidak ada

transaksi keuangan lainnya (misalnya cek menulis)

3 : Menjaga buku cek, membayar tagihan secara tepat dan

15

2 : Mengerti pertukaran mata uang tetapi dengan bantuan orang lain

dapat menulis cek dengan pengawasan atau bantuan; tidak dapat

menangani transaksi yang lebih tinggi (misalnya penarikan bank)

1 : Menyuruhnya orang lain untuk menjaga uangnya

0 : Memegang keuangan secara mandiri

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas sehari-hari pada lansia

Kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas seharihari pada

lansia adalah sebagian berikut :

a. Faktor-faktor dari dalam diri sendiri

1) Umur

Kemampuan aktifitas sehari-hari pada lanjut usia dipengaruhi

dengan umur lanjut usia itu sendiri. Semakin tua

ketergantungannya semakin besar. Umur seseorang menunjukkan

tanda kemauan dan kemampuan, ataupun bagaimana seseorang

bereaksi terhadap ketidak mampuan melaksanakan aktifitas sehari-

hari (Potter, 2005).

2) Kesehatan fisiologis

Kesehatan fisiologis seseorang dapat mempengaruhi kemampuan

partisipasi dalam aktifitas sehari-hari, sebagai contoh sistem

nervous menggumpulkan dan menghantarkan, dan mengelola

informasi dari lingkungan. Sistem muskuluskoletal

mengkoordinasikan dengan sistem nervous sehingga seseorang

dapat merespon sensori yang masuk dengan cara melakukan

gerakan. Gangguan pada sistem ini misalnya karena penyakit, atau

trauma injuri dapat mengganggu pemenuhan aktifitas sehari-hari.

3) Fungsi kognitif

Kognitif adalah kemampuan berfikir dan member rasional,

termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan

memperhatikan.

Tingkat fungsi kognitif dapat mempengaruhi kemampuan

seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Fungi kognitif

16

menunjukkan proses menerima, mengorganisasikan dan

menginterpestasikan sensor stimulus untuk berfikir dan

menyelesaikan masalah.

Proses mental memberikan kontribusi pada fungsi kognitif yang

meliputi perhatian memori, dan kecerdasan. Gangguan pada aspek-

aspek dari fungsi kognitif dapat mengganggu dalam berfikir logis

dan menghambat kemandirian dalam melaksanakan aktifitas

sehari-hari.

4) Fungsi psikologis

Fungsi psikologis menunjukkan kemampuan seseorang untuk

mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi pada

suatu cara yang realistik. Proses ini meliputi interaksi yang

komplek antara perilaku interpersonal dan interpersonal.

Kebutuhan psikologis berhubungan dengan kehidupan emosional

seseorang. Meskipun seseorang sudah terpenuhi kebutuhan

materialnya, tetapi bila kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi,

maka dapat mengakibatkan dirinya merasa tidak senang dengan

kehidupanya, sehingga kebutuhan psikologi harus terpenuhi agar

kehidupan emosionalnya menjadi stabil (Tamher, 2009).

5) Tingkat stres

Stres merupakan respon fisik non spesifik terhadap berbagai

macam kebutuhan. Faktor yang menyebabkan stress disebut

stressor, dapat timbul dari tubuh atau lingkungan dan dapat

mengganggu keseimbangan tubuh. Stres dibutuhkan dalam

pertumbuhan dan perkembangan. Stres dapat mempunyai efek

negatif atau positif pada kemampuan seseorang memenuhi aktifitas

sehari-hari (Miller, 1995).

b. Faktor-faktor dari luar meliputi :

1) Lingkungan keluarga

Keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling disukai

para lanjut usia. Lanjut usia merupakan kelompok lansia yang

17

rentan masalah, baik masalah ekonomi, sosial, budaya, kesehatan

maupun psikologis, oleh karenanya agar lansia tetap sehat,

sejahtera dan bermanfaat, perlu didukug oleh lingkungan yang

konduktif seperti keluarga.

2) Lingkungan tempat kerja

Kerja sangat mempengaruhi keadaan diri dalam mereka bekerja,

karena setiaap kali seseorang bekerja maka ia memasuki situasi

lingkungan tempat yang ia kerjakan. Tempat yang nyaman akan

membawa seseorang mendorong untuk bekerja dengan senang dan

giat.

3) Ritme biologi

Waktu ritme biologi dikenal sebagai irama biologi, yang

mempengaruhi fungsi hidup manusia. Irama biologi membantu

mahluk hidup mengatur lingkungan fisik disekitarnya. Beberapa

faktor yang ikut berperan pada irama takardia diantaranya faktor

lingkungan seperti hari terang dan gelap. Serta cuaca yang

mempengaruhi aktifitas sehar-hari. Faktor-faktor ini menetapkan

jatah perkiraan untuk makan, bekerja.

5. Langkah-Langkah Mempertahankan Activity Of Daily Living (ADL)

Pada Lansia

a. Latihan kepala dan leher 

1) Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke dada

2) Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri

3) Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu kesebelah kiri.

b. Latihan bahu dan lengan

1) Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga kemudian turunkan

kembali perlahan-lahan

2) Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan kedepan

lurus dengan bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan

bertepuk kemudian angkat lengan keatas kepala.

18

3) Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher kemudian

raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai. Bergantian

tangan kanandan kiri.

4) Letakan tangan di punggung kemudian coba meraih keatas

sedapatnya.

c. Latihan tangan

1) Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-jarinya dan

tekan ke meja

2) Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan

telapak tangan untuk menyentuh jari kelingking. Kemudian tarik

kembali. Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari dengan ibu jari

dan kemudian setelah menyentuh tiap jari.

3) Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari selurus

mungkin.

d. Latihan punggung

1) Dengan tangan disamping bengkokan badan kesatu sisi kemudian

kesisi yang lain.

2) Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki, putar tubuh

dengan melihat bahu kekiri dan kekanan..

3) Tepukan kedua tangan dibelakang dan regangkan kedua bahu ke

belakang.

e. Latihan paha

1) Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak dan memegang

sandaran kursi atau dengan posisi tiduran.

2) Lipat satu lutut sampai pada dada dimana kaki yang lain tetap

lurus, dan tahan beberapa waktu.

3) Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan. Tekankan kedua lutut

pada tempat tidur hingga bagian belakang lutut menyentuh tempat

tidur.

19

4) Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan lutut, kemudian tarik

telapak kaki kearah kita dan regangkan kembali.

5) Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakan lutut.

6) Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam sehingga

permukaannya saling bertemu kemudian kembali lagi.

7) Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada bagian belakang

kursi. Angkat tumit tinggi-tinggi kemudian putarkan.

f. Latihan pernafasan

Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu relaks.

Letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas dalam-

dalam maka terasa dada mengambang. Sekarang keluarkan nafas

perlahan-lahan sedapatnya. Terasa tangan akan menutup kembali.

g. Latihan muka

1) Kerutkan muka sedapatnya kemudian tarik alis keatas

2) Tutup mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar

3) Kembangkan pipi keluar sebisanya. Kemudian isap kedalam

4) Tarik bibir kebelakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul

6. Jenis Olah Raga / Latihan

Beberapa contoh olah raga yang dapat dilakukan oleh usia lanjut dalam

Mempertahankan Activity Of Daily Living (ADL) Pada Lansia, antara

lain:

a. Pekerjaan Rumah dan Berkebun

Kegiatan ini dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk

menjaga kesegaran jasmani, tetapi harus dilakukan secara tepat, agar

nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat dan otot menjadi

lelah. Akan tetapi perlu selalu dikontrol terhadap peningkatan denyut

nadi jangan sampai melebihi batas maksimal.

b. Jalan Kaki

Berjalan baik untuk meregangkan otot – otot kaki dan bila jalannya

makin lama makin cepat, akan bermanfaat bagi daya tahan tubuh. Bila

anda memilih jenis ini sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul

20

5 – 6, dikala udara masih bersih dan segar. Lokasi terbaik adalah

daerah perkebunan atau pegunungan yang jauh dari asap kendaraan

bermotor, pabrik yang menyebabkan polusi udara.

c. Berenang

Berenang akan melatih pergerakan seluruh tubuh. Latihan ini lebih

baik lagi untuk orang – orang yang mengalami kelemahan otot atau

kaku sendi, asalkan dilakukan secara teratur.

d. Lompat Tali

Melompat tali mempunyai beberapa keistimewaan (menggerakkan tali

secara berirama menggerakkan tubuh bagian atas lebih banyak

daripada lari perlahan

7. Teknik dan Cara berlatih

Teknik dan cara berlatih yang dilakukan untuk Mempertahankan Activity

Of Daily Living (ADL) Pada Lansia terbagi dalam tiga segmen seperti

yang dijelaskan di bawah ini:

a. Pemanasan (warming up)

Gerakan umum (yang melibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi)

dilakukan secara lambat dan hati-hati. Pemanasan dilakukan bersama

dengan peregangan (stretching). Lamanya kira-kira 8-10 menit.

Pada 5 menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan

dimaksud untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel   tubuh

agar dapat turut serta dalam proses metabolisme yang meningkat.

b. Latihan inti

Latihan inti bergantung pada komponen/faktor yang dilatih. Gerakan

senam dilakukan berurutan dan dapat diiringi oleh musik yang

disSesuaikan dengan gerakannya. Untuk lansia biasanya dilatih:

1) Daya tahan (endurance);

2) Kardiopulmonal dengan latihan-latihan yang bersifat aerobik;

3) Fleksibilitas dengan peregangan;

4) Kekuatan otot dengan latihan beban;

21

5) Komposisi tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan

latihan aerobik kombinasi dengan latihan beban kekuatan.

c. Pendinginan (cooling down)

Dilakukan secara aktif. Artinya, sehabis latihan inti perlu dilakukan

gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang

ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat.

Pendinginan dilakukan seperti pada pemanasan,yaitu selama 8-10

menit.

8. Olahraga/Latihan Fisik yang Membahayakan bagi Lansia

Olahraga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, namun tidak

semua olahraga baik dilakukan oleh lansia. Ada beberapa macam gerakan

yang dianggap membahayakan saat berolahraga. Gerakan-gerakan tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Sit-up dengan kaki lurus

Cara-cara sit-up yang dilakukan dengan kaki lurus dan lutut dipegang

dapat menyebabkan masalah padapunggung. Oleh karena sit-up  cara

klasik ini menyebabkan otot liopsoas/fleksor pada punggung (otot

yang melekat pada kolumna vertebralis dan femur) menanggung

semua beban. Otot ini merupakan otot terkuat di daerah perut. Jika

fleksor punggung ini digunakan, maka pinggul terangkat ke depan dan

otot-otot kecil pada punggung akan berkontraksi, sehingga punggung

kita akan melengkung. Jadi, latihan seperti ini akan menyebabkan

pemendekan otot punggung bagian bawah dan paha. Akhirnya

menyebabkan pinggul terangkat ke atas secara permanen dan lengkung

lordosis menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada

pinggang.

Tetapi bila kita membengkokkan lutut pada waktu latihan sit-up, otot-

otot fleksor panggul tidak bergerak. Dengan cara demikian, semua

badan bertumpu pada otot perut dan kecil kemungkinan terjadinya

trauma pada pinggang bagian bawah. 

b. Meraih ibu jari kaki

22

Kadang-kadang untuk mengecilkan atau menguatkan perut diadakan

latihan meraih ibu jari kaki. Latihan-latihan ini selain tidak dapat

mencaai ujuan, yaitu mengecilkan perut, juga kurang baik karena dapat

menyebabkan cedera. Sebetulnya latihan-latihan meraih ibu jari kaki

adalah latihan untuk menguatkan otot-otot punggung bagian bawah.

Gerakan ini akan menyebabkan lutut menjadi hiperekstensi. Sebagai

konsekuensinya, tekanan yang cukup berat akan menimpa vertebra

lumbalis yang akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan pada punggung

bagian bawah. Kadang-kadang hal ini dapat menyebabkan gangguan

pada diskus invertebralis.

c. Mengangkat kaki

Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang sampai kaki terangkat ±

15 cm dari lantai, kemudian ditahan beberapa saat selama mungkin.

Latihan ini tidak baik, karena dapat menyebabkan rasa sakit pada

punggung bagian bawah (low back pain) dan menyebabkan terjadinya

lordosis yang dapat menyebabkan gangguan pada punggung.

Bahaya yang ditimbulkan ialah otot-otot perut tidak cukup kuat untuk

menahan kaki setinggi 15 cm dari lantai dalam waktu yang cukup lama

dan kaki tidak dapat menahan punggung bagian bawah. Akibatnya

terjadi rotasi pelvis ke depan. Rotasi ini menyebabkan gangguan dari

punggung bagian bawah.

d. Melengkungkan punggung

Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan dengan tujuan

meregangkan otot perut agar otot perut menjadi lebih kuat. Hal ini

kurang benar, karena dengan melengkungkan punggung tidak akan

menguatkan otot perut, melainkan melemahkan persendian tulang

punggung

9. Tingkat aktifitas sehari-hari pada lanjut usia

Menurut leukenotte (1998) tingkatan aktifitas shari-hari

Tingkatan 1 : Mandiri, berarti tanpa pengawasan , pengarahan, atau

bantuan pribadi secara aktif kecuali jika disebutkan secara spesifik

23

sebelumnya. Seseorang yang menolak untuk melaksanakan suatu fungsi

dicatat sebagai tidak melakukan fungsi tersebut walaupun dianggap

mampu.

Tingkatan 2 : Memerlukan bantuan ketergantungan terhadap lebih dari

satu bagian tubuhnya.

Dari kemampuan melaksanakan 18 aktifitas dasar tersebut, kemudian

diklasifikasikan menjadi 6 tahapan menurut Miller, (1995) adalah sebagai

berikut:

Skor 0: Aktivitas Mandiri

Skor 1: Aktivitas dengan menggunakan bantuan alat

Skor 2: Aktivitas dengan bantuan sebagian

Skor 3: Aktivitas dengan bantuan 1 orang

Skor 4: Aktivitas dengan bantuan 2 orang

Skor 5: Aktivitas dengan bantuan total

C. Dukungan Keluarga

1. Pengertian keluarga

Keluarga termasuk dalam program kesehatan masyarakat yang

berperan dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan seseorang,

dimana dukungan keluarga dalam bentuk perhatian, waktu, empati sangat

berpengaruh dalam menentukan status kesehatan seseorang yang sedang

mengalami masalah, upaya dukungan keluarga muncul dalam beragam

dukungan, misalnya dari suami, orang tua, teman, anak, lingkungan tempat

tinggal. Dukungan keluarga merupakan suatu strategi interven premitif

yang paling baik dalam membantu anggota keluarga mengakses dukungan

sosial yang belum digali untuk suatu strategi bantuan yang bertujuan untuk

meningkatkan dukungan kelurga yang adekuat. Dukungan keluarga

mengacu pada dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai

suatu yang dapat diakses misalnya dukungan bisa atau tidak digunakan,

tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung

selalu siap memberikan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998)

24

Keluarga merupakan tempat yang paling nyaman bagi para lansia.

Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu

individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri

akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan

meningkat (Tamher, 2009).

Bagi keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem

pendukung bagi anggotanya. Keluarga merupakan pelaku aktif dalam

berkomunikasi hubungan personal untuk mencapai suatu keadaan yang

lebih baik, berbagai bentuk kehidupan keluarga sekarang menunjukkan

berbagai kemampuan untuk menyediakan dukungan yang diperlukan

selama masa-masa dimana permintaanya besar (Friedman, 1998).

2. Pengertian Dukungan

Dukungan bagi lansia sangat diperlukan selama lansia sendiri masih

mampu memahami makna dukungan tersebut sebagai penyokong atau

penopang kehidupannya. Namun dalam kehidupan lansia seringkali

ditemui bahwa tidak semua lansia mampu memahami adanya dukungan

dari orang lain, sehingga walaupun ia telah menerima dukungan tetapi

masih saja menunjukkan adanya ketidak puasan, yang ditampilkan dengan

cara menggerutu, kecewa, kesal dan sebagainya (Kuntjoro, 2002).

3. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga merupakan salah satu jenis dari dukungan sosial.

Interaksi timbal balik antara individu atau anggota keluarga dapat

menimbulkan hubungan ketergantungan satu sama lain. Dukungan

keluarga dapat berupa informasi atau nasehat verbal dan nonverbal,

bantuan nyata, tindakan yang diberikan oleh keakrapan sosial atau adanya

perasaan bahwa kehadiran orang lain mempunyai manfaat emosional atau

mempunyai peran terhadap perilaku bagi pihak penerima dukungan sosial.

Pemberian bantuan berupa tingkah laku atau materi atau hubungan sosial

yang akrab sehingga individu merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai.

(Friedman,1998)

25

Dukungan keluarga merupakan bantuan atau dukungan yang diterima

individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupanya dan berada dalam

lingkungan keluarga tertentu yang dapat membuat penerima merasa

diperhatikan, dihargai, dan dicintai. Dukungan keluarga meliputi tingkatan

kepuasan akan dukungan sosial yang diterima individu bahkan kehidupan

akan terpenuhi. Dukungan keluarga merupakan dukungan natural yang

memiliki makna penting dalam kehidupan seseorang sehingga individu

tersebut dapat menerima dukungan sesuai dengan situasi dan keinginan

khusus yang tidak didapatkan dari lingkungan luar.

4. Bentuk dukungan keluarga

Dukungan keluarga terdiri dari empat dimensi dukungan menurut

Friedman (1998) antara lain :

a. Dukungan emosional

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat

dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi yang

meliputi ungkapan empati kepedulian, perhatian terhadap anggota

keluarga yang sakit misalnya umpan balik atau penegasan.

b. Dukungan penghargaan

Penilaian positif atau pemberian penghargaan atas usaha yang telah

dilakukan, memperkuat dan meninggikan, perasaan, harga diri dan

kepercayaan akan kemampuan individu. Seseorang yang diberikan

dukungan jenis ini, cenderung mempunyai harga diri dan mempunyai

kecemasan yang rendah.

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan kongkrit.

Mencangkup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan,

waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan

waktu saat mengalami setres.

d. Dukungan informative

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan desiminator

(penyebar) informasi tentang dunia yang mencakup dengan member

26

nasehat, petunjuk, sarana-sarana atau umpan balik. Bentuk dukungan

yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat pemberian

nasehat atau mengawasi tentang aktifitas sehari-hari yang dilakukan.

Dukugan keluarga juga merupakan perasaan individu yang mendapat

perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat.

5. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kemampuan

Aktifitas Sehari-Hari Pada Lanjut Usia

Lansia adalah akhir dari penuaan, tahap yang mengalami banyak

perubahan baik secara fisik maupun mental. Dengan perubahan fisik lansia

mengalami penurunan pendengaran dan penglihatan, lansia yang sehat

secara mental yaitu lansia yang menyenangi aktifitas sehari-hari, punya

arti dalam hidup seperti melakukan aktifitas sehari-hari. Apabila

kebutuhan tersebut bisa terpenuhi, maka timbulah angan-angan untuk

berfikir dan berusaha untuk mencapai bagaimana bisa terpenuhi kebutuhan

tersebut misalnya makan, pakaian, tempat tinggal dan kesehatan. Lansia

bukanlah untuk mengembalikan peran mereka sebagai pencari nafkah,

melainkan bagaimana mempersiapkan mereka untuk dapat menikmati ruas

akhir dari kehidupannya dengan kemandirian yang maksimal. Bila

kemandirian menolong diri sendiri tanpa bantuan telah tercapai, maka

masih banyak lahan kegiatan untuk para usia lanjut yang masih dapat

digali dan dimunculkan. Eratnya ikatan kekeluargaan diantara anggota

keluarga dan lingkungan sosial disekitarnya, memungkinkan seseorang

usia lanjut selalu sibuk. Mulai dari menjaga cucu, mengikuti kegiatan

keagamaan, mengembangkan hobi, aktif kegiatan sosial dan rumah tangga

hingga usaha berdagang ataupun usaha lain menghasilkan tambahan

penghasilan (Soejono, 2000).

Di Negara-negara maju penyakit jantung dan pembuluh darah

merupakan penyebab kematian utama, sedangkan negara yang

berkembang angka kematian terutama karena penyakit infeksi. Menurut

survey kesehatan rumah tangga (SKRT) 1992,ditemukan urutan sebagai

berikut: TBC, penyakit yang tidak jelas, trauama, penyakit infeksi lainnya

27

serta bronkitis, episema dan asma (Sumantri et al, 1992). Meskipun

penyakit infeki juga masih menonjol pada pola penyakit lansia di

Indonesia, namun penyakit berbeda dengan dinegara belanda. Misalnya,

TBC yang ternyata pada urutan teratas diindonesia, tidak terdapat dinegeri

belanda, hal tersebut dapat diasumsikan berkaitan dengan status sosial

ekonomi dan lingkungan fisik maupun biologik. Dari berbagai penelitian

yang telah dilakukan dirumah sakit maupun dimasyarakat, ternyata pola

penyakit lansia dirumah sakit sedikit berbeda dengan apa yang ditemukan

pada penelitian dimasyarakat seperti yang dilakukan boedi darmojo et al

(1991), kartini (1993), dan kamso et al (1993), (Nugroho, 2002)

Dukungan keluarga merupakan bantuan atau dukungan yang diterima

individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupanya dan berada dalam

lingungan keluarga tertentu yang dapat membuat penerima merasa

diperhatikan dan dihargai. Lansia dalam melakukan aktifitas sehari-hari

merupakan suatu dorongan diri untuk mendapatkan kepuasan. Lansia yang

melakukan kegiatan yang tujuannya untuk mendapatkan kepuasan dalam

dirinya. Faktor-faktor yang mendorong lansia dalam melakukan aktifitas

yaitu didalam diri sendiri seperti kebanggaan akan dirinya dapat

melakukan sesuatu pekerjaan dan minat yang besar terhadap pekerjaan

yang dilakukan selama ini dan yang mendorong dari luar yaitu mereka

mendapatkan keuntungan diwaktu senggangnya.