Bab i Zakat Profesi

14
BAB I PENDAHULUAN Barangkali bentuk penghasilan yang paling menyolok pada zaman sekarang ini adalah apa yang diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Pekerjaan yang menghasilkan uang ada dua macam, yaitu pertama adalah pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain, sedangkan yang kedua adalah pekerjaan yang dikerjakan seseorang untuk pihak-pihak lain baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah, yang diberikan dengan tangan, ototot, otak, ataupun kedua-duanya. 1 Wajibkah kedua macam penghasilan tersebut itu mengeluarkan zakat ataukah tidak? Bila wajib berapakah nisobnya, besar zakatnya dan bagaimana tinjauan fikih Islam tentang masalah tersebut. Dari latar belakang tersebut maka penulis akan menjelaskan mengenai zakat profesi atau zakat jasa yang mana sudah penulis rangkum sedemikian rupa agar mudah untuk dimengerti dan mudah untuk dipahami oleh setiap pembaca. 1 Yusuf Qordawi, Hukum Zakat,Jakarta: Litera Antar Nusa, 1986, hal. 459. 1

Transcript of Bab i Zakat Profesi

Page 1: Bab i Zakat Profesi

BAB I

PENDAHULUAN

Barangkali bentuk penghasilan yang paling menyolok pada zaman

sekarang ini adalah apa yang diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Pekerjaan

yang menghasilkan uang ada dua macam, yaitu pertama adalah pekerjaan yang

dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain, sedangkan yang kedua

adalah pekerjaan yang dikerjakan seseorang untuk pihak-pihak lain baik

pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah, yang

diberikan dengan tangan, ototot, otak, ataupun kedua-duanya.1

Wajibkah kedua macam penghasilan tersebut itu mengeluarkan zakat

ataukah tidak? Bila wajib berapakah nisobnya, besar zakatnya dan bagaimana

tinjauan fikih Islam tentang masalah tersebut. Dari latar belakang tersebut maka

penulis akan menjelaskan mengenai zakat profesi atau zakat jasa yang mana sudah

penulis rangkum sedemikian rupa agar mudah untuk dimengerti dan mudah untuk

dipahami oleh setiap pembaca.

1 Yusuf Qordawi, Hukum Zakat,Jakarta: Litera Antar Nusa, 1986, hal. 459.

1

Page 2: Bab i Zakat Profesi

BAB II

PEMBAHASAN

ZAKAT PROFESI ATAU ZAKAT JASA

A. PENGERTIAN ZAKAT PROFESI ATAU ZAKAT JASA

Zakat profesi atau jasa disebut sebagai zakat yang dikeluarkan dari sumber

usaha profesi atau pendapatan jasa. Istilah profesi , disebut sebagai profession

dalam bahasa inggris, yang dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan tetap

dengan keahlian tertentu, yang dapat menghasilkan gaji,honor,upah atau

imbalan.

Ada beberapa macam profesi yang dapat menjadi sumberzakat antara lain:

1. Profesi Dokter yang dikategorikan sebagai,( The Medical Profesion ).

2. Profesi kerja tehnik (insinyur) yang dapat dikategorikan sebagai (The

Engineering Profesion).

3. Profesi Guru,Dosen,Guru Besar atau Tenaga Pendidik yang dapat

dikategorikan sebagai (The Teacing Profesion).

Orang menyandang predikat ini. Ada kemungkinan ia dapat menjadi

subjek zakat profesi yang dapat membantu ekonomi para fakir miskin. Maka

berikutini akan kita lihat ketenan dalam hokum islam.

B. KETENTUAN HUKUMNYA

Zakat profesi hukumnya wajib bagi penghasilan bersih dari seseorang

yang telah Mendapatkan gaji,honor, atau Upah yang telah memenuhi sekurang-

kurangnya satu nishab, berdasarkan maksud perhatikan Ayat Al-Quran berikut

ini:

2

Page 3: Bab i Zakat Profesi

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Al-Baqarah: 267).

Mengenai ketentuan satu nishab penghasilan profesi, menjadi dua

pendapat dari kalangan Ulama Hukum Islam seperti:

1. Prof. Dr. Abdurrahman Hasan,Imam Muhammad Abu Zahrah dan

Imam Abdul Wahab Khffar menggemukakan, bahwa nishabnya

sekurang-kurangnya Lima wasaq atau 300 sha’ yang meliputi 930

liter, sehingga kadar zakatnya juga disamakan (dikiaskan) kepada

zakat pertanian yang mendapatkan pengairan dari petani (bukan tadah

Hujan);yaitu 5%.

2. Pendapat kebanyakan Ulama’ Indonesia mengatakan, bahwa satu

nishab zakat Profesi telah dikeluarkan biaya hidup seseorang. Yang

kelebihan itu di hitung dalam satu tahun lalu dikeluarkan zakatnya

2,5%.

Ini merupakan kias (analogi) dari zakat mata uang yang sudah ada

ketentuannya dalam hadist. Pendapat yang kedua iniilah yang dianggap oleh

penulis sangat cocok diterapkan untuk memasyarakatkan zakat profesi di

Indonesia. Karena obyek zakatnya adalah gaji,honor atau upah, maka kiasan

nyapun harus dianalogikan kepada zakat mata uang.

Pendapatan profesi adalah buah dari hasil kerja menguras otak dan

keringat oleh seseorang. Contoh dari pendapatan kerja profesi adalah: gaji,

upah, insentif, dll.

3

Page 4: Bab i Zakat Profesi

Dari uraian diatas dapat di kategorikan sejumlah pendapat yang

termaksuk zakat profesi seperti;

1. Pendapatan dari hasil kerja pada sebuah instalasi. Pendapatan yang

dihasilkan dari pekerjaan seperti ini biasanya bersifat aktif atau adanya

pemasukan pasti dengan jumlah yang relatif sama secara periodik.

2. Pendapatan dari hasil kerja profesional pada bidang pendidikan,

keterampilan dan kejuruan tertentu, dimana si pekerja mengandalkan

kemampuan atau keterampilan pribadinya seperti dokter, pengacara,

tukang cukur, artis, disainer, presenter, dll.

C. BAGAIMANA CARA MENGELUARKAN ZAKAT PROFESI

Ulama-ulama salaf yang berpendapat bahwa harta penghasilan wajib

zakat, diriwayatkan mempunyai dua cara dalam mengeluarkan zakatnya

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Az-Zuhri berpendapat bahwa bila seseorang memperoleh penghasilan

dan ingin membelanjakannya sebelum wajib zakatnya datang, maka

hendaknya ia segera mengeluarkan zakat itu terlebih dahulu dari

membelanjakannya, dan bila tidak ingin membelanjakannya maka

hendaknya ia mengeluarkan zakatnya bersama dengan kekayaannya

yang lain-lain.2

2. Makhul berpendapat bahwa bila seseorang harus mengeluarkan zakat

pada bulan tertentu kemudian memperoleh uang tetapi kemudian

dibelanjakannya, maka uang itu tidak wajib zakat, yang wajib zakat

hanya uang yang sudah datang bulan untukmengeluarkan zakatnya

tersebut. Tetapi bila ia tidak harus mengeluarkan zakat pada bulan

tersebut, kemudian ia memperoleh uang, maka ia harus mengeluarkan

zakatnya pada waktu uan tersebut diperoleh.3

D. NISOB ZAKAT PROFESI

2 Ibnu Abi Syaibah, Al Mushannif, Jilid 4 , hal.30.3 Ibid.

4

Page 5: Bab i Zakat Profesi

Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat

tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan

520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras adalah Rp 4.000/kg maka nisab

zakat profesi adalah 520 dikalikan 4000 menjadi sebesar Rp 2.080.000.

Namun mesti diperhatikan bahwa karena rujukannya pada zakat hasil

pertanian yang dengan frekuensi panen sekali dalam setahun, maka

pendapatan yang dibandingkan dengan nisab tersebut adalah pendapatan

selama setahun.

Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia

berbeda dengan tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh karena

itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat emas dan perak, yaitu

2,5% dari seluruh penghasilan kotor.4

E. PRESENTASE VOLUME ZAKAT PROFESI

Persentase yang dikeluarkan dari pendapatan dari hasil kerja profesi

relatif, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Untuk zakat pendapatan aktif volume persentase zakat yang dikeluarkan

adalah 2,5 % dari sisa aset simpanan dan telah mencapai nisab pada akhir

masa haul.

2. Untuk zakat pendapatan pasif dari hasil kerja profesi persentase zakat yang

dikeluarkan adalah 10 % dari hasil total pendapatan kotor atau 5 % dari

pendapatan bersih setelah dipotong pengeluaran untuk kebutuhan primer

dan operasional.5

F. CARA MENGHITUNG ZAKAT PROFESI

Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan

menurut dua cara:

1. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor seara

langsung, baik dibayarkan bulanan atau tahunan. Metode ini lebih tepat

4 http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Profesi5 Mufraini, M.Arief, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 81.

5

Page 6: Bab i Zakat Profesi

dan adil bagi mereka yang diluaskan rezekinya oleh Allah. Contoh:

Seseorang dengan penghasilan Rp 3.000.000 tiap bulannya, maka wajib

membayar zakat sebesar: 2,5% X 3.000.000=Rp 75.000 per bulan atau Rp

900.000 per tahun.

2. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5% dari gaji

setelah dipotong dengan kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil

diterapkan oleh mereka yang penghasilannya pas-pasan. Contoh:

Seseorang dengan penghasilan Rp 1.500.000,- dengan pengeluaran untuk

kebutuhan pokok Rp 1.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayar

zakat sebesar : 2,5% X (1.500.000-1.000.000)=Rp 12.500 per bulan atau

Rp 150.000,- per tahun.

Pendapat lain tentang perhitungan zakat profesi diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Penentuan nisab dan kadar zakat profesi. Mohammad Taufik Ridho di

dalam bukunya Zakat Profesi dan Perusahaan yang diterbitkan oleh

Institut Manajemen Zakat bekerja sama dengan BAMUIS BNI

mengemukakan bahwa ada 4 pendapat dalam mengqiyaskan hukum untuk

menentukan *nisab* dan tarif zakat profesi sebagaimana table berikut:

Kategori Nisob TarifA Zakat Pertanian = 653 kg gabah 5%B Zakat Emas = 96 gram emas 2.5%C Pertanian Konversi = 250 kg beras 2.5%D Pertanian Siap Saji= 653 kg beras 2.5%

2. Cara menghitung zakat profesi apakah dari penghasilan netto atau bruto.

Untuk cara yang pertama, untuk menentukan besarnya zakat profesi yang

dikeluarkan pemilik harta terlebih dahulu mengurangi penghasilan yang

mereka terima dengan kebutuhan pokok minimum pemilik harta tersebut.

Ada beberapa versi dalam menentukan standar hidup minimal. Sekedar

contoh, menurut Bank Dunia standar hidup minimal adalah $2 per jiwa

perhari. Jika menggunakancara yang kedua, begitu menerima penghasilan

6

Page 7: Bab i Zakat Profesi

pemilik harta tersebut segera menentukan zakatnya tanpa menguranginya

dengan kebutuhan pokok minimum.

Mengacu pada dua permasalahan di atas, jika seseorang professional muda

(belum menikah) memiliki total penghasilan Rp. 10.000.000,- per bulan

dengan metode penghitungan pertama yakni penghasilan netto dengan asumsi

kebutuhan pokok minimum professional muda tersebut adalah Rp. 2.500.000

per bulan, maka zakat yang harus dikeluarkan ditunjukkan sebagaimana tabel

berikut:

Penghasilan netto = (Rp. 10.000.000 – Rp. 2.500.000) = Rp. 7.500.000,-

(wajib zakat karena telah melampaui nisab baik zakat pertanian maupun zakat

emas (uang)

Zakat Profesi = Rp. 7.500.00 x 2,5 % = *Rp. 375.000,00*

Dengan cara yang sama, zakat profesi untuk kategori (B) = Rp. 187.500,00,

(C) = Rp. 187.500,00 dan (D) = Rp. 187.500,00

Keberagaman pendapat dalam menentukan zakat profesi yang

dikemukakan oleh kalangan ulama identik dengan selalu adanya pilihan

alternative, keringanan dan kemudahan dalam membayar zakat. Di tambah

dengan berbagai fasilitas yang disediakan oleh Lembaga Pengelola Zakat baik

BAZ maupun LAZ, membayar zakat menjadi mudah, praktis dan

menyenangkan. Itulah kenapa BAZNAS-DD, pada Ramadhan tahun lalu

pernah mengusung tema "Ternyata Zakat Ringan". Dua setengah persen

terlalu kecil nilainya untuk adzab Allah yang sangat pedih sebagai ancaman

bagi orang yang enggan menunaikan kewajiban zakat. Sementara dua

setengah persen sangat besar manfaatnya untuk meringankan beban derita

kaum dhuafa yang tak kunjung reda.6

6 Darul Amna. http://www.pesantrenvirtual.com/index.php/seputar-zakat/1180-zakat-profesi, tanggal 12 April 2013, jam 09.00 wib

7

Page 8: Bab i Zakat Profesi

8

Page 9: Bab i Zakat Profesi

BAB III

KESIMPULAN

Dari berbagai uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwasanya

pendapatan dari hasil profesi termasuk hal yang tidak terbebas dari zakat.

Islam mewajibkan zakat atas harta benda yang mencapai nisab, bersih dari

hutang, serta harta tersebut lebih dari kebutuhan pokok pemiliknya. Karena

zakat hanya dipungut dari orang-orang kaya.

Barangkali bentuk penghasilan yang paling menyolok pada zaman

sekarang ini adalah apa yang diperoleh dari pekerjaan dan profesi. Dengan

demikian apabila seseorang dengan penghasilan profesinya ia menjadi kaya,

maka wajib atas kekayaannya itu zakat, akan tetapi jika hasilnya tidak

mencukupi kebutuhan hidup (dan keluarganya), maka ia menjadi mustahiq

(penerima zakat). Sedang jika hasilnya hanya sekedar untuk menutupi

kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit maka baginya tidak wajib zakat.

Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah kebutuhan pokok, yakni, papan,

sandang, pangan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan profesi

Zakat profesi sejalan dengan tujuan disyariatkannya zakat, seperti untuk

membersihkan dan mengembangkan harta serta menolong para mustahiq. Zakat

rofesi juga mencerminkan rasa keadilan yang merupakan ciri utama ajaran Islam,

yaitu kewajiban zakat pada semua penghasilan dan pendapatan.

9

Page 10: Bab i Zakat Profesi

DAFTAR PUSTAKA

Darul Amna. http://www.pesantrenvirtual.com/index.php/seputar-zakat/1180-zakat-profesi, tanggal 12 April 2013, jam 09.00 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Profesi

Mufraini, M.Arief, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: Kencana, 2006.

Yusuf Qordawi, Hukum Zakat, Jakarta: Litera Antar Nusa, 1986.

10