BAB I · Web viewLatar Belakang Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam tatanan kehidupan...
Transcript of BAB I · Web viewLatar Belakang Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam tatanan kehidupan...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPendidikan merupakan faktor terpenting dalam tatanan kehidupan
suatu bangsa dan negara. Dengan sistem pendidikan yang baik akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan untuk melahirkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut
banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dan lembaga-lembaga
pendidikan. Usaha-usaha tersebut ditandai dengan adanya perubahan-
perubahan kurikulum dan model-model pembelajaran yang dilakukan
oleh para pengelola pendidikan maupun praktisi pendidikan.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka diperlukan seorang pendidik
(guru) yang professional dan mampu mentransfer ilmu pengetahuannya
kepada peserta didik dengan baik dan benar melalui model, strategi dan
teknik pembelajaran yang inovatif agar dapat mengkontruksi, merefleksi
diri sehingga melahirkan sumber daya yang berkualitas. Dalam hal ini
guru dikatakan profesional apabila telah memiliki kompetensi keguruan
yakni kompetensi pedagogik, profesional, kompetensi personal dan
kompetensi sosial.
Untuk membentuk sumber daya manusia yang profesional
khususnya dalam hal profesi keguruan, UNDIKSHA sebagai lembaga
LPTK memiliki program yang telah disiapkan sejak dini melalui proses
pembelajaran bertahap dan terpadu berupa PPL awal, pengajaran mikro,
rangkaian materi perkuliahan di kampus dan PPL-Real. PPL-Real
merupakan muara seluruh kurikulum pendidikan prajabatan mahasiswa
calon guru yang mencakup latihan mengajar maupun tugas-tugas keguruan
lainnya yang dilaksanakan secara bertahap dan terpadu dalam bentuk
pelatihan terbimbing dan mandiri. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
sistem magang di sekolah mitra untuk memenuhi persyaratan profesi
keguruan. Melalui PPL-Real diharapkan menghasilkan calon guru yang
profesional sesuai dengan standar nasional kompetensi guru.
1
1.2 Tujuan Secara umum tujuan PPL –Real adalah melatih mahasiswa calon
guru agar memiliki kemampuan memperagakan berbagai pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang diperoleh selama di bangku kuliah dalam
situasi nyata baik dalam kegiatan mengajar maupun non mengajar serta
tugas-tugas keguruan lainnya. Secara khusus PPL –Real bertujuan agar
mahasiswa dapat menimba dan menyerap pengalaman secara langsung dan
cermat tentang :
1. Lingkungan fisik, administrasi, akademik dan sosial fsikologis
sekolah.
2. Penguasaan berbagai keterampilan dasar mengajar.
3. Penerapan berbagai kemampuan profesional keguruan secara utuh dan
terpadu dalam situasi nyata.
4. Pengembangan aspek pribadi dan situasi sosial di lingkungan sekolah.
1.3 ManfaatAdapun manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan PPL adalah
sebagai berikut :
1. Pengalaman selama mengikuti PPL –Real dapat digunakan sebagai
modal dasar dalam mengembangkan profesionalitas sebagai seorang
guru kelak di lapangan.
2. Berbagai pengalaman yang didapat dalam PPL-Real sangat berguna
nanti saat mulai mengemban tugas nyata di suatu sekolah.
3. Berbagai pengalaman yang berhasil diserap dalam PPL-Real secara
langsung atau tidak langsung akan bermakna bagi lulusan dalam
mengalami kehidupan di masyarakat.
4. Melalui kegiatan PPL-Real akan diperoleh berbagai keterampilan
mengajar, menambah wawasan untuk mengenal lingkungan
administrasi serta akademik sekolah.
2
BAB II
GAMBARAN SINGKAT SD LAB UNDIKSHA
SINGARAJA
2.1 Gambaran Umum dan Sejarah Sekolah Lab UNDIKSHA
Singaraja.Sekolah laboratorium UNDIKSHA Singaraja merupakan salah satu
sekolah kabuapaten Buleleng yang memiliki jenjang pendidikan yang
lengkap dari TK, SD. SMP, SMA. Sekolah ini letaknya sangat strategis
dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Di samping letaknya yang
strategis sekolah lab merupakan sekolah favorit di tengah-tengah kota
pendidikan di Singaraja. Anak –anak yang bersekolah di sini rata-rata
berasal dari keluarga golongan ekonomi menengah ke atas. Mengenai
prestasi SD Lab masih mampu bersaing dengan sekolah negeri dan swasta
lainnya di Bali.
SD Lab UNDIKSHA Singaraja, sebelumnya bernama SD Lab
Widiastana Singaraja, yang diresmikan pada tanggal 31 Januari 1971 oleh
Prof. DR. I Gusti Ngoerah, selaku Rektor UNUD.
Untuk lebih memantapkan kedudukan sekolah lab dengan lembaga,
maka berdasarkan SK Rektor No. 25/SK/PD/ 1976, tanggal 6 November
1976 SD Lab resmi dijadikan Service Departemen UNUD. Berdasarkan
SK tersebut maka Sekolah Lab Widiastana berubah menjadi Sekolah Lab
UNUD Singaraja.
Adanya perubahan institusi dari FKg-FIP menjadi UNUD pada
tahun 1983 tidak mempengaruhi kiprah lembaga atau yayasan dalam
menangani Sekolah Lab. Namun berdasarkan SK Presiden RI No. 8 Tahun
1993 menetapkan FKIP UNUD diintregasikan menjadi STKIP Singaraja
dan terlepas dari UNUD. Berdasarkan rapat senat STKIP Singaraja tanggal
8 Januari 1994 ditetapkan bahwa yayasan FKg-FIP UNUD disesuaikan
dengan perubahan tersebut, yaitu menjadi yayasan STKIP Singaraja
dengan akta No 93 tanggal 14 Juli 1995. Sehingga sejak bulan Mei 2001
3
sekolah ini menjadi Sekolah Lab IKIP Singaraja. Dan saat ini berubah
statusnya menjadi Sekolah Lab UNDIKSHA Singaraja dimulai tahun 2006
hingga sekarang.
2.2 Lingkungan Fisik dan Lingkungan SekolahAdapun kegiatan yang penulis lakukan di luar kelas selama
orientasi adalah observasi berikut ini.
2.2.1. Keadaan Fisik Sekolah
1. Luas Tanah : 3000 m²
2. Jumlah Ruang Kelas : 12 Ruangan
3. Ukuran (rata-rata) ruang kelas : 716,44 m²
4. Bangunan lain yang ada
a. Ruang Kepala Sekolah : Luasnya 23, 04 m²
b. Ruang Guru : Luasnya 67, 2 m²
c. Ruang UKS : Luasnya 7 m²
d. Ruang Tata Usaha : Luasnya 12, 55 m²
e. Ruang Perpustakaan : Luasnya 25,11 m ²
f. Ruang Koperasi : Luasnya 12, 55 m²
g. Dapur : Luasnya 24,48 m²
h. WC/ Kamar Mandi : Luasnya 15, 64 m²
i. Tempat Parkir : Luasnya 48 m ²
j. Padmasana : Luasnya 20m x 10 m
=200 m²
5. Lapangan Olah Raga (Jenis dan Ukuran)
SD Lab UNDIKSHA Singaraja memiliki lapangan olah raga
sendiri seperti lapangan basket dengan ukuran (24 x 15 ) m².
Lapangan tersebut juga digunakan untuk kegiatan senam dan
olahraga lainnya seperti lari dan olah raga atletik lainnya. Selain
lapangan basket juga terdapat lapangan upacara yang letaknya
terpisah.
4
7. Ruang kelas tempat belajar siswa dengan segala
fasilitasnya :
a. Kelengkapan / fasilitas ruang kelas berdasarkan pengamatan
penulis meliputi
Papan tulis.
Penghapus papan.
Meja dan kursi siswa.
Taplak meja dan vas bunga.
Gambar burung Garuda Pancasila.
Gambar Presiden dan Wakil Presiden.
Gambar Pahlawan.
Almari.
Daftar piket
Jadwal pelajaran
Papan absensi siswa.
Slogan-slogan tentang pendidikan.
Papan pajangan.
Meja Guru.
Kursi Guru.
Alat Pembersihan
b. Manfaat dari kelengkapan / fasilitas tersebut adalah :
Papan tulis bermanfaat untuk menulis atau sebagai media
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar pada saat
menjelaskan materi.
Penghapus papan bermanfaat untuk menghapus tulisan di
papan tulis dalam kegiatan belajar mengajar.
Meja dan kursi guru bermanfaat untuk meletakkan
administrasi kelas atau peralatan yang digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
6
Meja dan kursi siswa bermanfaat untuk pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar agar siswa dapat menerima
pelajaran dengan baik.
Taplak meja dan vas bunga bermanfaat agar ruangan kelas
menjadi indah dan nyaman untuk kegiatan belajar
mengajar.
Gambar burung Garuda Pancasila bermanfaat untuk
mengingatkan siswa tentang dasar negara.
Gambar Presiden dan Wakil presiden manfaatnya untuk
mengingatkan siswa tentang siapa kepala negara dan
wakilnya
Gambar pahlawan bermanfaat untuk mengenang jasa para
pahlawan.
Almari manfaatnya untuk menyimpan buku dan alat-alat
pelajaran siswa.
Daftar piket manfaatnya untuk mengatur piket siswa setiap
harinya.
Jadwal pelajaran manfaatnya untuk menentukan mata
pelajaran yang akan didapat pada hari-hari tertentu.
Papan absensi siswa manfaatnya untuk mengabsen atau
mengetahui kehadiran siswa setiap harinya.
Slogan-slogan tentang pendidikan bermanfaat untuk
memacu semangat siswa untuk belajar dan meraih cita-cita.
2.2.2 Keadaan Lingkungan Sekolah
2.2.2.1 Jenis bangunan yang ada di sekitar sekolah adalah :
Sebelah barat : Gedung Kesenian “ Gde Manik”
Sebelah Timur : TK Lab UNDIKSHA
(Jalan Sahadewa)
Sebelah Selatan : SMP, SMA lab UNDIKSHA
Singaraja
Sebelah Utara : Jalan Raya (Jalan Udayana).
7
2.2.2.2 Kondisi Lingkungan
Dilihat dari kebersihan, lingkungan SD Lab
UNDIKSHA Singaraja cukup bersih karena mempunyai
petugas khusus. Selain itu murid-muridnya sangat disiplin.
Misalnya, sebelum pulang sekolah mereka membersihkan
ruangan kelas masing-masing dan membuang sampah ke
tempat yang sudah tersedia. Dan setiap bertemu dengan guru,
siswa selalu memberikan salam kepada guru.
Dilihat dari lokasinya, SD Lab UNDIKSHA Singaraja
memiliki lokasi yang sangat strategis, yaitu dekat dengan jalan
raya sehingga mudah dijangkau kendaraan umum. Mengingat
letaknya dekat dengan jalan raya maka agak bising terutama
kelas yang dekat dengan jalan raya, walaupun demikian proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
2.2.2.3. Fasilitas Sekolah
1. Perpustakaan
Perpustakaan Lab masih bagus yang dikelola oleh petugas
khusus setiap hari, Bapak Putu Wirnata adalah petugas
khusus yang mengelola perpustakaan ini
Fasilitas-fasilitas yang terdapat di perpustakaan SD Lab
UNDIKSHA yaitu :
- Buku-buku non fiksi yang terdiri dari : Koran,
majalah, buku fiksi dan non fiksi yang diatur rapi
dalam rak dan almari dengan menggunakan
pengklasifikasian Dewey.
- Meja dan bangku tempat membaca buku.
- Meja dan kursi untuk petugas.
- Daftar tata tertib pengunjung perpustakaan.
- Alat-alat pembersih.
Upaya sekolah untuk menambah koleksi buku-buku yang
ada di perpustakaan adalah :
8
- Pembelian dari sekolah.
- Bantuan dari pusat.
- Bantuan dari kanwil
- Sumbangan dari siswa kelas VI yang akan
meninggalkan sekolah.
Perpustakaan SD Lab Undiksha memiliki buku dengan
jumlah yang cukup banyak. Jumlah buku yang terdapat di
perpustakaan SD Lab Undiksha dilihat dari :
- Judul : 122 Judul
- Eksemplar : 1933 Eksemplar
- Jenis harian : Bali post dan tokoh
- Jenis majalah : Bobo, favorit dan Kids
Struktur Organisasi.
Perpustakaan SD Lab Undiksha memiliki suatu tata
organisasi yang lengkap, pengelola perpustakaan berada di
bawah koordinasi Kepala Sekolah. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada struktur organisasi SD Lab Undiksha
(terlampir).
Selain sebagai tempat membaca / meminjam buku,
perpustakaan ini juga dimanfaatkan sebagai tempat
pembelajaran seperti mata pelajaran agama Islam dan
Budha. Perpustakaan ini juga memiliki tata tertib
pengunjung yang harus ditaati oleh setiap anggota maupun
pengunjung. Sebagai contoh, yang diperkenankan
meminjam buku hanyalah anggota perpustakaan yang telah
memiliki kartu anggota dan buku pinjaman. Ada pula buku-
buku yang tidak boleh pinjam seperti buku referensi dan
kamus. Balikan akan dikenakan sanksi sesuai dengan aturan
yang berlaku. Tata tertib pengunjung dapat dilihat pada
lampiran.
9
2. Laboratorium.
Ruangan lab keadaannya masih baik, sarana lengkap
sebagai tempat dan bahan praktek akan tetapi SD Lab
jarang menggunakannya dan lebih banyak praktek di
lapangan, apabila hendak menggunakan ruang Lab harus
ada kordinasi dengan SMP dan SMA.
3. Ruang BK
SD Lab Undiksha tidak memiliki ruang BK secara khusus.
Kegiatan bimbingan dan konseling terhadap siswa
dilakukan oleh guru yang bersangkutan atau wali kelas,
bersama kepala sekolah. Kegiatan ini biasanya dilakukan di
dalam kelas, di luar kelas, ruang guru atau ruang kepala
sekolah. Dengan kata lain, tugas BK langsung dirangkap
oleh guru wali dan kepala sekolah.
4. Ruang UKS
Keadaan ruang UKS masih bagus yang dimanfaatkan
sebagai tempat istirahat bagi siswa yang sedang sakit,
fasilitas yang ada di tempat tidur, timbangan berat badan,
obat-obatan, almari dan poster-poster tentang kesehatan
serta jadwal kegiatan trias UKS. Di belakang ruangan ini
dibatasi Almari dipakai sebagi tempat menyimpan barang-
barang yang jarang dipakai seperti sound sistem, alat-alat
upacara keagamaan dan komputer yang tidak terpakai.
UKS ini dikelola oleh salah seorang guru yakni Ibu
Wayan Kurniasih dan dibantu oleh beberapa siswa sebagai
dokter kecil. Petugas dan dokter kecil ini juga
melaksanakan Trias UKS yang meliputi : Pembinaan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan
Lingkungan Sekolah Sehat.
10
5. Ruang Komputer
SD Lab Undiksha tidak mempunyai ruang khusus untuk
menyimpan komputer. Fasilitas berupa komputer tersebar
dibeberapa ruangan yaiu : 2 buah di ruang TU, 1 buah di
ruang Kepala Sekolah dan 2 buah berada di ruang guru.
6. Ruang Serba Guna (Ruang Dapur)
Ruang yang terletak di sebelah timur ruang kepala sekolah
ini digunakan untuk menyiapkan minuman dan snack yang
akan diberikan kepada siswa, guru dan pegawai. Pemberian
minuman kepada siswa setiap hari Senin sampai Sabtu
merupakan warisan tradisi dari awal berdirinya sekolah
(sejak tahun 1971) sampai saat ini. Tradisi ini dimaksudkan
untuk memupuk rasa persaudaraan dan budi pekerti murid.
Dana untuk pengelolaan dapur ini diperoleh dari iuran
siswa sebesar Rp. 17.000,00 setiap bulannya dan langsung
dibayar pada saat pembayaraan SPP. Dengan biaya tersebut
anak akan memperoleh minum satu kali sehari dari hari
Senin sampai Sabtu dan snack tiga kali seminggu.
Minuman yang diberikan kepada siswa langsung diantar ke
dalam kelas menjelang jam istiraht pertama (untuk kelas I
dan II) sedangkan untuk kelas III, IV, V, VI dibawakan
menjelang jam istirahat kedua. Kegiatan minum ini
diawasi langsung oleh guru yang sedang mengajar pada
saat itu. Ruang minum atau dapur ini dikoordinir oleh dua
orang yaitu Ibu Luh Pateni, S.Pd dan Ibu I.G.A.N Usayani
serta dibantu oleh dua orang petugas pelaksana yaitu Ibu
Ketut Mahyuni dan Ibu Komang Yuli Asrini. Fasilitas yang
ada di ruangan ini adalah kompor gas, meja permanent,
lemari (tempat penyimpanan perlengekapan dapur), rak
gelas, gelas, tutup gelas, rak piring, panic, tempat mencuci,
dll.
11
7. Ruang Tata Usaha.
SD Lab Undiksha memiliki sebuah ruang Tata Usaha yang
dikelola oleh 3 orang pegawai yakni :
Ibu Luh Supayani Aryani bertugas sebagai staf
bidang keuangan
Ketut Suarsa bertugas sebagai staf bidang
administrasi
Ibu Mirna Suarni bertugas sebagai staf bidang
administrasi
Fasilitas yang terdapat di ruangan ini adalah 2 buah meja
pegawai, 6 buah kursi, 1 unit komputer, 2 buah lemari
tempat menyimpan arsip, 1 buah kalender, 1 buah galon
tempat air, 1 buah kipas, 1 buah jam dinding, 1 buah
telepon, sapu bulu, daftar nama siswa (lembar absensi),
papan bank data siswa, data tenaga non guru, data guru dan
siswa, perlengkapan tulis-menulis dan perlengkapan
kepegawaian lainnya (cap sekolah).
8. Ruang Koperasi
SD Lab Undiksha memiliki sebuah kantin / koperasi yang
menjual berbagai jenis makanan dan minuman. Di samping
itu, dijual pula buku tulis, alat-alat pelajaran, serta
perlengkapan seragam sekolah
9. Ruang Guru.
Ruangan ini dimanfaatkan sebagai tempat guru ketika jam
istirahat. Fasilitas yang ada adalah meja, dan kursi guru
sebanyak 24 buah, televisi, aquarium, telpon, jam dinding,
gambar pancasila, gambar Presiden, gambar Wakil
Presiden, jadwal pelajaran, jadwal piket harian dan piket
Pembina upacara bendera, tape, almari, alat-alat praktek
IPA seperti torso, gambar rangka manusia dan alat peraga
untuk IPS seperti peta, globe dan yang lain. Selain itu ada
juga kelender pendidikan, kalender masehi, kipas angin,
12
lampu, data guru dan pegawai, struktur organisasi dan
sebagainya. Semua fasilitas tersebut masih dimanfaatkan
sebagaimana mestinya dalam menunjang proses
pembelajaran.
10. Ruang Kelas.
SD Lab Undiksha memiliki ruang kelas sebanyak 12 buah.
Jumlah rata-rata siswa per kelas adalah 30-40 orang siswa.
Fasilitas yang tersedia di ruang kelas beserta manfaatnya
adalah sebagai berikut :
Papan tulis hitam dan putih, kapur, spidol dan
penghapus dimanfaatkan oleh guru sebagai media
dalam memperlancar kegiatan pembelajaran.
Papan absensi dimanfaatkan untuk mendata siswa yang
tidak hadir pada hari bersangkutan.
Papan pengumuman dimanfaatkan untuk mencatat
pengumuman.
Pelangkiran dimanfaatkan untuk menghaturkan canang.
Meja dan kursi siswa serta guru, dimanfaatkan sebagai
tempat untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Taplak meja dan vas bunga dimanfaatkan untuk
memperindah meja guru.
Gambar burung garuda, foto Presiden dan Wakil
Presiden bermanfaat untuk membangkitkan kesadaran
siswa untuk cinta tanah air dan gambar-gambar lainnya
yang menunjang proses pembelajaran.
Jam dinding sebagai penunjuk waktu.
Alat-alat pembersih (sapu ijuk, sapu lidi, tempat
sampah, sapu bulu dan keset)
Di teras depan masing-masing ruang kelas diletakkan
sebuah baskom berisi air yang berfungsi untuk mencuci
tangan dan sebuah lap untuk mengeringkan tangan.
13
Selain hal-hal di atas, ruang kelas juga dilengkapi
dengan sarana administrasi seperti : jurnal KBM, daftar
hadir siswa, daftar tata tertib siswa, daftar piket, daftar
12 langkah wali kelas yang selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran
Untuk ruang kelas I, II, III, terdapat fasilitas lebih
berupa AC.
Khusus untuk ruang kelas III A dilengkapi LCD dan
TV.
11. Parhayangan / Padmasana
Padmasana atau parhayangan SD Lab Undiksha menjadi
satu dengan SMP dan SMA Lab Undiksha. Padmasana ini
terletak di sebelah timur lapangan upacara SMA lab
Undiksha. Parahyangan ini bernama Pura Widya Bhuana.
Khusus di SD Lab terdapat 2 buah pelinggih yang terletak
di belakang ruang guru dan di belakang ruang kelas VI B.
12. Ruang Kepala Sekolah.
Ruangan ini dikhususkan untuk kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah dan juga untuk menerima tamu. Fasilitas
yang ada seperti meja dan kursi kepala sekolah, meja dan
kursi wakil kepala sekolah, almari, piala, piagam, meja dan
kursi untuk tamu, data statistik sekolah komputer, gambar-
gambar dan lain-lain.
2.2.2.4. Penggunaan Sekolah
Jumlah sekolah yang menggunakan bangunan ini hanya
satu yaitu SD LAB UNDIKSHA Singaraja, karena TK, SMP, dan
SMA Lab telah memiliki bangunan sendiri, sehingga jumlah shift
tiap harinya hanya ada satu.
14
2.2.2.5 Guru dan Siswa
1. Jumlah guru yang ada di sekolah ini adalah 21 orang yang
terdiri dari guru pegawai negeri sipil, guru tetap yayasan
dan guru honorer. Secara lebih jelasnya mengenai keadaan
guru dapat dilihat pada lampiran laporan ini.
2. Tenaga administrasi yang ada di SD Lab Undiksha adalah
sebanyak 7 orang dengan rincian sebagai berikut :
Luh Suparyani Aryani sebagai staf bidang
keuangan.
Ketut Suarsa sebagai staf administrasi.
Putu Mirna Suryani sebagi staf bidang administrasi.
Nengah Rening sebagai staf bidang kebun.
Gede Kastamayasa sebagai staf bidang kebun.
Ketut Mahyuni sebagai staf bidang DPK.
Komang Yuli Asrini sebagai staf bidang DPK
Pembagian tugas guru dan pegawai diatur oleh
Kepala Sekolah berdasarkan kualifikasi yang dimiliki dan
perimbangan jumlah jam. Hal ini diputuskan melalui rapat
dewan guru. Beban mengajar guru sesuai dengan jam wajib
seperti yang dinyatakan dalam Permen No 18 yaitu 24 tatap
muka atau 24 jam dalam satu minggu. Selain tugas
mengajar, ada pula beberapa guru yang mendapat tugas
tambahan seperti menjadi wali kelas, koordinator upacara
bendera, bendahara Pembina ekstrakurikuler, serta jabatan
lainnya.
3. Jumlah kelas ada 12 kelas, karena kelas parallel. Untuk
jumlah siswa perkelas rata-rata 30 orang sampai 43 orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran laporan
ini
15
2.2.2.6 Interaksi Sosial.
Berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan
PPL dapat diketahui sebagai berikut
1. Hubungan antara guru dengan guru yang ada di SD Lab
UNDIKSHA Singaraja sangat akrab dan harmonis. Hal ini
dapat dilihat dalam aktivitas sehari-hari terjadi komunikasi
yang baik dan kerjasama yang baik pula.
2. Hubungan antara guru dengan siswa di sekolah ini cukup
dekat. Semua itu dapat diketahui bahwa keberanian siswa
untuk berkomunikasi dengan guru ketika jam istirahat
bahkan ada siswa yang duduk di pangkuan gurunya.
3. Hubungan antara siswa dengan siswa juga menunjukkan
hubungan yang baik. Siswa tidak hanya bergaul dengan
teman sekelasnya saja melainkan juga dengan kakak/ adik
kelasnya.
4. Hubungan antar semua personal menunjukan interaksi
yang baik dan harmonis, sehingga terjalin rasa
kekeluargaan yang baik. Dengan demikian setiap aktivitas
yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2.2.2.7 Keberadaan dan Pelaksanaan Tata Tertib
SD Lab UNDIKSHA Singaraja memiliki tata tertib untuk
siswa dan guru. Tata tertib tersebut dijadikan sebagai pedoman
dalam tingkah laku dan untuk membatasi perilaku-perilaku yang
menimbulkan dampak negatif. Pelaksanaan tata tertib tersebut
bersifat tegas namun fleksibel. Artinya tata tertib tersebut benar-
benar diberlakukan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur,
namun ada suatu kebijakan-kebijakan dengan mempertimbangkan
kehidupan sosial masyarakat. Adapun tata tertib tersebut terdapat
dalam lampiran.
16
2.2.2.8 Kesan Umum
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka kesan
penulis terhadap SD Lab UNDIKSHA Singaraja adalah sebagai
berikut.
Dilihat dari pengaturan tata ruangan SD Lab cukup baik
dan rapi. Lingkungan cukup bersih, nyaman dan
rindang karena ada petugas khusus kebersihan sekolah.
Untuk masing-masing kelas dibersihkan oleh petugas
bersangkutan melalui tugas piket.
Sarana dan prasarana di SD Lab cukup memadai
sehingga sangat menunjang proses pembelajaran
dengan suasana yang kondusif.
Dilihat dari segi disiplin baik guru dan siswa sangat taat
terhadap tata tertib yang ada, sehingga semua kegiatan
sekolah dapat berjalan dengan lancar.
Hubungan antar personal di SD Lab menunjukkan
interaksi yang baik sehingga menimbulkan rasa
kekeluargaan yang harmonis. Semua hal tersebut
menyebabkan penulis betah untuk melaksanakan PPL-
Real di SD Lab UNDIKSHA Singaraja.
Kesan lain yang penulis rasakan selama menjalani PPL-
Real di SD Lab Undiksha adalah keantusiasan para
siswa dalam menyambut mahasiswa PPL. Setiap pagi
ketika penulis tiba di sekolah, penulis langsung
disambut oleh anak-anak dengan ucapan selamat pagi,
dilanjutkan dengan mencium tangan penulis. Rasa
hormat dan keakraban yang ditunjukan oleh para siswa
menyebabkan penulis betah dan merasa bangga dapat
melakukan kegiatan PPL-Real di SD Lab Undiksha ini.
Demikian pula dengan kepala sekolah dan guru. Kepala
sekolah menyambut baik para mahasiswa PPL, bahkan
senantiasa memberikan arahan / petunjuk selama
17
periode PPL-Real. Para guru juga komunikatif dengan
mahasiswa PPL, termasuk membimbing mahasiswa
PPL dengan baik, serta tidak segan-segan membagi
ilmu dan pengalaman yang tentunya sangat bermanfaat
bagi penulis. Personal sekolah yang lain seperti para
pegawai juga telah banyak membantu para mahasiswa
PPL sehingga kegiatan PPL-Real ini dapat berjalan
dengan lancar.
2.3 Observasi Guru Model
Observasi guru model dilaksanakan pada saat kegiatan observasi-
orientasi PPL-Real. Kegiatan ini dilakukan sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan mengajar nantinya. Oleh karena itu penulis
melakukan observasi terhadap 3 guru model berikut.
No Nama Guru Bidang studi yang
di ajarkan
Kelas
1
2
3.
Nyoman Sariani
Luh Pateni, S.Pd.Drs. Putu Tryasa
Matematika
Bahasa Bali
Bahasa Indonesia
II
II, III
V,VI
Berdasarkan pengamatan penulis kegiatan yang dilakukan guru
pada saat pembelajaran pada umumnya adalah sebagai berikut.
2.3.1. Pembukaan
1. Ketika masuk kelas yang dilakukan oleh guru adalah :
Menjawab salam yang diberikan oleh siswa.
Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas.
Mengecek kehadiran siswa.
2. Guru membuka pelajaran dengan cara mengadakan tanya jawab
dengan siswa dengan menggali pengetahuan atau pengalaman awal
yang dimiliki siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran
yang akan disajikan.
18
3. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih sepuluh menit.
4. Secara umum siswa cukup antusias akan menerima pelajaran.
2.3.2. Inti Pembelajaran.
1. Penyajian materi dilihat dari strategi, metode dan teknik
pembelajaran bergantung pada pokok bahasan.
2. Selama pembelajaran berlangsung guru mengajukan pertanyaan
lebih dari 5 kali. Setiap pertanyaan guru memberikan kesempatan
kepada beberapa siswa untuk menjawab. Dengan melakukan
kegiatan tersebut hampir seluruh siswa mendapat kesempatan untuk
menjawab pertanyaan guru.
3. Selama pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang berani
bertanya. Selain itu ada juga siswa yang pasif serta mengalami
kesulitan belajar. Untuk membantu anak mengalami kesulitan belajar
guru memberikan bimbingan, motivasi dan penjelasan seperlunya
baik dilakukan secara individu maupun secara kelompok.
4. Secara umum perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang
disajikan guru cukup baik dan penuh antusias. Tetapi ada juga
beberapa siswa yang mengganggu kelas. Usaha guru dalam
mengatasi siswa yang mengganggu kelas antara lain memberikan
teguran langsung, memberikan pertanyaan –pertanyaan yang lebih
banyak dan bahkan memberikan sanksi yang edukatif.
2.3.3 Penutup.
1. Untuk mengakhiri pelajaran kegiatan yang dilakukan guru antara lain
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Siswa bersama guru merangkum materi pelajaran melalui
tanya jawab.
Guru memberikan soal-soal latihan yang relevan kepada
siswa.
2. Cara guru menilai hasil siswa adalah melalui
Memberikan soal-soal latihan.
19
Tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.
Memberikan tugas-tugas yang relevan.
3. Sebelum mengakhiri pelajaran untuk pindah ke pelajaran yang lain
atau istirahat, guru memberikan tugas-tugas yang relevan, maupun
saran-saran, kemudian diakhiri dengan mengucapkan salam.
Melalui observasi tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan yang
dilakukan guru saat proses pembelajaran selalu ada kegiatan
pembuka, inti pembelajaran dan penutup. Namun dalam penyajian
materi setiap guru memiliki metode, teknik dan strategi tersendiri
bergantung pada kemampuan guru dan materi yang disajikan dan
juga situasi kelas pada saat itu.
20
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
3.1 Hasil PPLKegiatan PPL secara garis besar dilakukan dalam tiga jenis
kegiatan yaitu : observasi-orientasi, kegiatan belajar mengajar dan
kegiatan non mengajar. Kegiatan observasi-orientasi telah dijabarkan
pada bab II laporan ini.
3.1.1 Kegiatan MengajarKegiatan mengajar merupakan kegiatan yang paling utama dalam
melaksanakan PPL-Real, disamping kegiatan keguruan lainnya. Sebelum
melaksnakan kegiatan mengajar, mahasiswa diwajibkan untuk
mengobservasi guru model sebagai bahan acuan dalam merencanakan,
mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan mengajar
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu kegiatan mengajar terbimbing
dan kegiatan mengajar mandiri.
3.1.1.1. Kegiatan Mengajar Terbimbing.
Kegiatan mengajar terbimbing dilakukan mulai tanggal 10 Februari
2010 sampai dengan 12 Maret 2010. Langkah-langkah yang dilakukan
saat latihan mengajar terbimbing adalah sebagai berikut.
1. Mengambil bahan mengajar kepada guru pamong, dua atau
tiga hari sebelum mengajar.
2. Konsultasi dengan guru pamong/ dosen pembimbing
mengenai cara penyusunan model pembelajaran, memilih
metode, strategi dan teknik pembelajaran, pengembangan
materi, alat evaluasi, pengalokasian waktu dan pemanfaatan
alat bantu yang diperlukan.
3. Menyusun model pembelajaran atau rencana pembelajaran.
21
4. Konsultasi dengan guru pamong tentang model
pembelajaran yang telah dibuat untuk dikoreksi.
5. Memperbaiki model pembelajaran bila ada kesalahan atau
kekurangan.
6. Melaksanakan praktek mengajar.
7. Konsultasi mengenai cara mengatasi hambatan-hambatan
yang dihadapi dalam pembelajaran.
8. Menindaklanjuti saran atau supervisi klinis yang diberikan.
Adapun bahan pelajaran yang diambil saat kegiatan mengajar
terbimbing dapat dilihat dalam tabel berikut.
No Hari/ Tanggal Mata
Pelajaran
Kelas Guru Pamong
1. Rabu, 10-02-2010 Bahasa
Indonesia
II B Nyoman
Sariani
2 Jumat, 12-02-2010 Matematika II B Nyoman
Sariani
3 Senin, 15-02-2010 Matematika III A Nyoman
Sarinadi
4 Rabu, 17-02-2010 IPS III A Nyoman
Sarinadi
5 Kamis, 18-02-2010 Penjaskes III B Wayan
Aryanta
6 Senin, 22-02-2010 Bahasa
Indonesia
IV A Wayan Suparta
7 Rabu, 24-02-2010 IPA IV B Drs. I Made
Arsana
8 Selasa, 2-03-2010 IPS V B Drs. I Gede
Mangku.
Satriawan
9 Kamis, 04-03-2010 Bahasa
Indonesia
V A Drs. I Putu
Triyasa
22
10 Senin, 08-03-2010 Bahasa Bali II A Luh Pateni,
S.Pd
11 Kamis, 11-03-2010 PKn II B Nyoman
Sariani
12 Jumat,12-03-2010 Matematika II B Nyoman
Sariani
Pada kegiatan mengajar yang dilakukan secara terbimbing ada
beberapa kendala yang dihadapi seperti :
Kesulitan mengelola kelas karena jumlah siswa tiap kelas
cukup banyak.
Kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
Kesulitan memilih metode, strategi dan teknik yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
Kesulitan menyusun alat evaluasi yang mencakup ranah
kognitif, afektif dan psikomotor.
3.1.1.2 Kegiatan Mengajar Mandiri
Kegiatan mengajar mandiri merupakan kelanjutan dari
kegiatan mengajar terbimbing. Kegiatan ini dilakukan apabila
mahasiswa atau calon guru telah dianggap lebih mampu untuk
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran baik yang
dikelola sendiri maupun yang diprakarsai sendiri. Dalam hal ini
mahasiswa diberikan kesempatan untuk berkreatif sendiri dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan
mengajar mandiri dilakukan mulai tanggal 19 maret 2010 sampai
dengan 10 april 2010. Bahan pelajaran diambil dalam kegiatan
mengajar mandiri sebagai berikut.
23
No Hari/ Tanggal Mata Pelajaran Kelas Guru Pamong
1 19-03-2010 PKn I B Nyoman
Adiatni
2 22-03-2010 IPS V A Drs. I Gd.
Mangku
Satriawan
3 31-03-2010 Bahasa
Indonesia
V A Drs.Putu
Triyasa
4 31-03-2010 Penjaskes III B Wayan
Aryanta
5 01-04-2010 Bahasa
Indonesia
I B Nyoman
Adiatni
6 06-04-2010 Bahasa Bali II A Luh Pateni,
S.Pd
7 07-04-2010 Bahasa
Indonesia
II B Nyoman
Sariani
8 08-04-2010 Penjaskes III Wayan
Aryanta
Kendala yang dihadapi dalam kegiatan mengajar mandiri yaitu :
Menyamakan persepsi anak.
Ketidaksesuaian antara kurikulum dengan materi di buku.
Sulit mengetahui siswa yang mempunyai sikap tertutup.
3.1.2 Kegiatan Non MengajarTugas seorang guru tidak hanya melaksanakan pembelajaran di
kelas, tetapi juga harus melaksanakan tugas-tugas non mengajar yang
harus dilakukan untuk mendukung profesi keguruannya Tugas-tugas non
mengajar yang telah dilaksanakan adalah :
24
Melaksanakan upacara bendera.
Memungut Tabungan.
Membina UKS.
Panitia ulang tahun sekolah.
Penyelenggara lomba tulisan tegak bersambung.
Pembina lomba lomba :
Mesatua.
Sains dll
Tugas Ko-kurikuler
Kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran,
misalnya pada jam istirahat, tidak sedang melakukan
pelatihan mengajar atau di rumah. Kegiatan ini dilakukan
meliputi : memeriksa buku latihan atau PR siswa, membaca
buku di perpustakaan, meningkatkan kemampuan diri
dengan membaca buku-buku sumber belajar atau
mengerjakan latihan soal.
Tugas Ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstra kurikuler yang ada di SD Lab
Undiksha sejauh ini sudah berjalan dengan efektif.
Kegiatan ini dilaksanakan di luar jam pelajaran, dengan
tujuan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa di luar
kegiatan akademik.
Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang penulis ikuti di SD
Lab Undiksha adalah sebagai berikut :
Pramuka
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka
merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh siswa
mulai dari siswa kelas III sampai kelas VI. Kegiatan ini
bertujuan untuk melatih kedisiplinan siswa.
Ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan setiap hari jumat
dari pukul 15. 30- 17.30 Wita. Ekstrakurikuler pramuka
25
dibina secara khusus oleh tiga orang Pembina yaitu :
Ibu Wayan Kurniasih, Bapak Suastawa, dan Bapak
Satvika.
Seni Tari Bali
Kegiatan eksta kurikuler tari Bali ini
dilaksanakan pada hari yang sama dengan
ekstrakurikuler pramuka yakni setiap hari Jumat, pukul
15.30-17.30 Wita untuk kelas I dan II. Sedangkan untuk
kelas III-VI ekstrakurikuler tari dilaksanakan setiap hari
Kamis pada jam yang sama. Pembina ekstrakurikuler
tari adalah Ibu Kencanawati
3.2 Pembahasan3.2.1 Kegiatan Mengajar
Kendala-kendala yang dihadapi dalam kegiatan mengajar serta
pemecahan yang dilaksanakan dapat dijabarkan sebagai berikut.
3.2.1.1 Kegiatan Mengajar Terbimbing.
Pada saat melaksanakan kegiatan mengajar terbimbing
terdapat berbagai macam kendala yang dihadapi. Kendala-kendala
itu dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Pengelolaan kelas.
Masalah yang dihadapi dalam mengelola kelas yaitu jumlah
anak pada setiap kelas relatif banyak. Hal ini membuat
penulis sulit menertibkan kelas. Kecendrungan anak untuk
bermain sangat tinggi. Untuk mahasiswa yang pertama kali
masuk kelas perlu kesabaran.
2. Pengalokasian Waktu.
Ketika mengajar penulis sering mengalami kesulitan untuk
mengatur waktu yang tersedia. Kadang-kadang waktu yang
tersedia tidak cukup banyak. Hal ini sangat menghambat
pelajaran.
26
3. Kesulitan memilih metode dan strategi yang tepat untuk
mengajar.
Mengingat penulis untuk pertama kalinya berhadapan
langsung dengan siswa dengan jumlah dan latar belakang
yang berbeda, maka penulis mengalami kesulitan untuk
memilih metode dan strategi saat mengajar.
4. Penyusunan alat evaluasi.
Alat evaluasi yang dimaksud adalah mencangkup ranah
kognitif, afektif dan psikomotor.
Dari beberapa masalah yang dihadapi, penulis mendapat
masukan dari guru pamong dan dosen pembimbing. Setelah
berkonsultasi, akhirnya kendala-kendala itu sedikit demi sedikit
dapat diatasi. Melalui latihan yang serius, penulis dapat
melaksanakan kegiatan mengajar terbimbing dan diperbolehkan
untuk melaksanakan kegiatan belajar mandiri.
3.2.1.2 Kegiatan Mengajar Mandiri
Dalam kegiatan mengajar mandiri, bimbingan dari guru
pamong dan dosen pembimbing sedikit demi sedikit berkurang.
Artinya, mahasiswa diberi kewenangan untuk menyusun dan
melaksanakan pembelajaran. Kendala yang dihadapi dalam
kegiatan mengajar mandiri yaitu :
1. Menyamakan persepsi anak.
Siswa SD Lab UNDIKSHA Singaraja memiliki daya
kemampuan yang bervariasi. Hal ini menyebabkan guru
sulit untuk menyamakan persepsi antara anak yang satu
dengan anak yang lain.
2. Ketidaksesuaian antara kurikulum dengan materi dibuku.
Antara kurikulum dengan materi yang ada di buku kadang-
kadang tidak sesuai, ini menyebabkan penulis sulit
melaksanakan pembelajaran.
3. Sulit mengetahui siswa yang mempunyai sikap tertutup.
27
Di saat mengajar, terkadang materi yang diterima oleh
siswa tidak merata. Artinya ada siswa yang dapat
menguasai penuh, ada yang kurang menguasai. Hal ini
tercermin dari hasil evaluasi. Anak-anak yang belum bisa
menguasai materi, banyak yang menutup diri dan malu
bertanya. Hal ini membuat proses mengajar tidak baik.
Dari masalah-masalah itu, penulis mengambil beberapa
pemecahan antara lain :
Melakukan pendekatan untuk memahami
karakteristik siswa.
Membimbing siswa dan memotivasi siswa dalam
belajar agar proses mengajar dapat berjalan dengan
baik dan kondusif.
3.2.2 Kegiatan Non Mengajar3.2.2.1 Kegiatan administrasi sekolah
Administrasi yang ada di sekolah dasar ini, secara garis besar terdiri dari :
Administrasi proses belajar mengajar.
Administrasi perkantoran.
Admisnistrasi Kesiswaan.
Administrasi ketenagaan/ kepegawaian.
Administrasi perlengkapan.
Administrasi perpustakaan.
Administrasi keuangan.
Administrasi hubungan masyarakat.
3.2.2.2 Kegiatan Ko-Kurikuler.
Kegiatan Ko-kurikuler yang pernah penulis laksanakan antara lain ;
Mengikuti senam kesegaran jasmani.
Mengikuti upacara bendera setiap hari senin.
Mengikuti persembahyangan bersama ketika purnama.
Menjaga UKS.
Membina anak bermasalah.
28
Anak bermasalah yang penulis temukan ada di setiap kelas. Namun
bimbingan yang penulis lakukan khusus kepada siswa berikut :
a. Identifikasi siswa.
Nama : Pt. Agung Wawan Widyasastrena Kelas : III A
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-Laki
b. Indentifikasi Permasalahan
Sering menggangu temannya.
Kurang memperhatikan penjelasan guru.
Tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
c. Merencanakan tindakan dan alternatif
pemecahan.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka sebagai calon
guru harus dapat memecahkannya. Untuk memecahkan masalah itu
penulis harus merencanakan tindakan yang diambil. Adapun tindakan
tersebut adalah
Melakukan pendekatan.
Menganalisis permasalahan.
Mencari solusi pemecahan.
d. Pelaksanaan tindakan.
Tindakan yang pernah diambil adalah
Mendekati siswa.
Memberikan perhatian yang lebih banyak.
Memotivasi siswa dengan memberi hadiah kecil jika mau
mengerjakan tugas dengan baik
Anak sering diajak berbincang-bincang. Di sela perbincangan
anak diingatkan untuk belajar mengerjakan tugas.
e. Tingkat keberhasilan.
Meskipun penulis belum melihat perubahan yang maksimal,
namun selama pelaksanaan tindakan, anak ini mulai aktif.
Meskipun masih minim, penulis sangat berharap anak ini bisa
29
aktif di kelas atau di ruangan. Tentu saja pesan guru yang lain
sangat perlukan ketika penulis usai PPL
3.2.2.3 Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra yang pernah dibina adalah ekstra pramuka.
Ekstra ini dilaksanakan setiap hari Jumat. Selama membina
siswa diajak bernyanyi, belajar dan bermain sesuai dengan
kegiatan kepramukaan.
3.3 Temuan yang BermaknaSelama penulis melaksanakan PPL-Real di SD Lab
Undiksha, banyak hal menjadi kenangan tersendiri bagi penulis. Di
samping itu, refleksi yang penulis rangkum dalam laporan ini
tentunya akan menjadi pengalaman yang sangat berharga, serta dapat
menjadi bekal penulis sebagai calon guru kelak.
Adapun temuan-temuan yang penulis peroleh sebagi berikut :
SD Lab Undiksha merupakan salah satu SD Favorit di mata
penulis. Hal ini tercermin dari banyaknya prestasi yang
berhasil dicapai oleh siswa- siswi maupun guru dan kepala
sekolah SD Lab Undiksha baik itu secara individu maupun
berkelompok. Ini pula yang menjadi daya tarik tersendiri
khususnya bagi para orang tua siswa untuk menyekolahkan
putra-putri mereka di SD Lab Undiksha.
Kultur kehidupan yang kondusif.
Sebelum masuk kelas, tanpa komando oleh guru, para siswa
akan berbaris di depan kelas terlebih dahulu. Dilanjutkan
dengan melaksanakan Tri Sandya bersama di dalam kelas,
sedangkan umat lain berdoa sesuai dengan agama masing-
masing. Kegiatan Tri Sandya juga dilakukan pada siang hari
tepat pukul 12.00 Wita. Sebelum pulang, para siswa terlebih
dahului merapikan tempat duduk mereka masing-masing
kemudian berbaris. Para siswa juga memiliki disiplin tinggi
30
dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Hal ini
penulis amati dari kesadaran para siswa yang selalu berusaha
membuang sampah pada tempatnya.
Keharmonisan hubungan antara semua warga sekolah
Pola hubungan yang harmonis antar semua warga SD Lab
Undiksha seperti yang penulis jabarkan pada Bab II,
memberikan kesan tersendiri bagi penulis. Penulis merasa
betah berada di lingkungan sekolah serta kagum dengan
keakraban yang mampu dirajut oleh seluruh warga sekolah
tersebut. Hal ini menyebabkan penulis pada khususnya dan
orang luar pada umumnya mudah berinteraksi dengan warga
sekolah.
Kreativitas dan daya kerja guru.
Kreativitas seorang guru di SD Lab Undiksha tercermin dari
lingkungan kelas yang dihandle (khusus untuk guru wali),
serta metode / inovasu pembelajaran yang digunakan
misalnya : (1) ada seorang guru yang kerap menggunakan
metode “edutaiment” (education- infotaiment) seperti
games / permainan dalam pembelajaran. Ternyata hal ini
terbukti cukup ampuh guna menghidupkan suasana kelas , (2)
khusus di kelas I, pembelajaran dilakukan dengan strategi “
team teaching” (3) metode lain yang juga dipraktekkan oleh
guru di SD ini adalah metode PAS (Pratyaksa, Anumana,
Sabda), yakni dengan mengajak siswa mengamati sesuatu
(objek), menganalisis kemudian membuat kesimpulan dari
hal yang telah diamati dan dianalisis tersebut. (4) beberapa
wali kelas, khususnya wali kelas rendah, berusaha menghias
ruang kelasnya dengan berbagai macam hiasan warna-warni
sehingga ruang kelas kelihatan lebih menarik.
Menurut pendapat penulis, daya kerja para guru di
SD Lab Undiksha juga tergolong cukup tinggi. Indikator-
indikator yang menunjang pendapat penulis tersebut adalah
31
(1) para guru selalu “on time” (tepat waktu) dalam
melaksanakan pembelajaran. (2) para guru tidak pernah lupa
atau enggan memeriksa PR dan buku latihan siswa. Ini
menjadi salah satu strategi agar siswa belajar secara rutin
dan rajin mengulang pelajarannya di rumah. (3) meskipun
disibukkan oleh aktivitas lain seperti menjaga kantin /
koperasi, membuat penelitian, memberikan tes belajar (les)
bagi siswa yang berprestasi, membina ekstrakurikuler dan
lain-lain.
Pengalaman sebagai guru pengganti.
Sewaktu-waktu, jika ada salah seorang guru yang tidak hadir
karena suatu halangan tertentu, maka mahasiswa kerap dimintai
bantuan untuk mengisi kekosongan guru tersebut. Di sinilah
calon guru dituntut mengelola keadaan kelas dalam situasi yang
berbeda mulai dari kelas I s / d kelas VI.
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 SimpulanBerdasarkan uraian-uraian dalam laporan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa
1. Program pengalaman lapangan (PPL), sebagai salah satu program
pelatihan bagi mahasiswa calon guru. Melalui pogram ini
mahasiswa dapat menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan
untuk memperolah pengalaman lain dalam hal merencanakan,
mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran.
2. Tugas seorang guru sangat kompleks, baik kegiatan mengajar
maupun non mengajar sangat mendukung keberhasilan guru
dalam mengajar.
3. Pemilihan metode dan strategi pembelajaran dalam proses
mengajar, tergantung pada kemampuan guru dan materi yang
diajarkan.
4. SD Lab UNDIKSHA Singaraja sangat layak digunakan sebagai
objek pelatihan calon guru karena dilihat dari keadaan fisik dan
non fisik, sudah sangat layak dan menunjang dalam PBM.
4.2 Saran-SaranDengan melihat program-program yang telah dilaksanakan di
SD Lab UNDIKSHA Singaraja, serta melihat situasi dan kondisi yang
berkembang, maka penulis menyarankan.
4.2. 1 Untuk SD Lab UNDIKSHA Singaraja.
1. Kepala Sekolah, staf guru, pegawai dan siswa diharapkan
untuk mempertahankan prestasi dan kinerja sekolah, demi
pencapaian mutu pendidikan yang optimal.
2. Semangat kekeluargaan yang telah melekat hendaknya
dipertahankan.
33
3. Kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dikembangkan lagi
guna menyalurkan minat dan bakat siswa.
4. Kepada guru pamong, agar tetap mempertahankan cara
membimbing, bahkan ditingkatkan lagi agar mahasiswa
praktek benar-benar memperoleh pengalaman yang
berharga dan bermanfaat bagi mahasiswa sebagai calon
guru.
5. Penerimaan siswa hendaknya diperhatikan agar tidak terjadi
kelebihan siswa di dalam kelas.
4.2.2 Untuk LPPL
1. Informasi seputar PPL-Real baik itu lisan maupun tertulis
hendaknya benar-benar disampaikan secara jelas dan
akurat agar mahasiswa tidak mengalami kebingungan saat
melaksanakan kegiatan PPL Real.
2. Pembagian Dosen Pembimbing beserta mahasiswa PPL-
Real hendaknya dilakukan secara cermat, guna
mengantisipasi kekeliruan atau miskomunikasi antara
mahasiswa PPL-Real dengan Dosen Pembimbing.
4.2.3 Kepada Mahasiswa PPL-Real
Penulis mengimbau pada mahasiswa yang sedang terlibat
dalam kegiatan PPL-Real agar melaksanakan kegiatan PPL-
Real dengan sebaik-baiknya tanpa merugikan sekolah
tempatnya PPL.
34