BAB I · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sholat merupakan salah satu tiang...
Transcript of BAB I · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sholat merupakan salah satu tiang...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu
pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam,
sehingga takkan mungkin untuk ditinggalkan. Makna bathin juga dapat
ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati, tafahhum (Kefahaman
terhadap ma’na pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah, raja’
(harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu ditujukan kepada
Allah sebagai Ilaah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah
dan ta’lim yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati.
Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna
ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan tathbiq ‘amali
(aspek aplikatif) dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik
maupun sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid
menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan
kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna
keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan
keteraturan yang indah.
Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa salafus shalih
sangat memperhatikan masalah shalat, sampai mereka menempatkan shalat
1
itu sebagai “mizan” atau standar, yang dengan neraca itu ditimbanglah
kadar kebaikan seseorang dan diukur kedudukan dan derajatnya. Jika
mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya
maka mereka bertanya tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara
shalatnya, bagaimana ia melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits
Rasulullah SAW:
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka
saksikanlah untuknya dengan iman.” (HR. Tirmidzi).
Dalam kitab Jami’ush Shogir lima orang sahabat r.a. yaitu
Tsauban, Ibnu Umar, Salamah, Abu Umamah dan Ubadah r.a.telah
meriwayatkan hadist ini :
” Sholat adalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk
hambanya”. Begitupun dengan maksud hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
Mas’ud dan Anas r.a.
Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang
melaksanakan ritual dan gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam sholat
semata tetapi dapat mengaplikasikannya dalam keseharianya. Sholat
sebagai salah satu penjagaan bagi orang-orang yang beriman yang benar-
benar melaksanakannya.
2
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang
akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah pengertian sholat?
b. Bagaimanakah sejarah sholat?
c. Sebutkan macam-macam sholat?
d. Apakah manfaat sholat?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu:
a. Untuk mengetahui pengertian sholat.
b. Untuk mengetahui sejarah sholat.
c. Untuk mengetahui macam-macam sholat.
d. Untuk mengetahui manfaat sholat.
1.4. Manfaat
Manfaat yang bisa didapat dalam makalah ini yaitu:
a. Dapat mengetahui pengertian sholat.
b. Dapat mengetahui sejarah sholat.
c. Dapat mengetahui macam-macam sholat.
d. Dapat mengetahui manfaat sholat.
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sholat
Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah
adalah pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan
diakhiri oleh salam.
Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah
kebesaran Allah. Yaitu musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu
Akbar, maka serempak jiwanya bergerak menghadap ke Hadirat Allah
Yang Mahatinggi- Mahamulia. Sementara musholi meninggalakan seluruh
urusan dunianya dan memusatkan pikirannya untuk menghadap Allah
SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan (makhluk)
di bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan bumi.
Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah
dengan keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan
kebersihan dan kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke
kiblat, ketentuan waktunya dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti
gerakan, tilawah, bacaan- bacaan dan perbuatan-perbuatan, yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini semuanya maka
shalat mempunyai nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya berdoa
selamat (mengucap salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan
kesejahteraan yang diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya.
5
Sebab itulah shalat berawal dengan takbir ihram, Allahu Akbar dan
berakhir dengan salam, ‘Assalamu’alaikum’.
2.2. Sejarah Sholat
Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar
biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan
Mi’raj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal
melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan
setelah Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi
tiga golongan, yaitu yang secara terang-terangan menolak kebenarannya
itu, yang setengah – tengahnya, dan yang yakin sekali kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban
yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang
lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi
yang lainnya.
2.3. Macam-macam Sholat
Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu:
2.3.1. Sholat Fardhu
Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-hamba-
Nya sesuai batasan-batasan yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui
perintah maupun larangan. Dalam hal ini adalah sholat 5 waktu dalam
sehari semalam, yaitu:
a. Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai
panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya.
6
b. 'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang
benda aslinya sampai tenggelamnya matahari.
c. Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya
mendung merah dilangit.
d. 'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah di langit sampai
munculnya fajar shodiq.
e. Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya
matahari.
Tabel 1. Sholat dan Waktunya
SOLAT WAKTU MASUK WAKTU AKHIRSubuh Terbit fajar sodiq Terbit matahariZhuhur Gelincirnya matahari ke
arah baratBayang-bayang benda menjadi lebih panjang daripada asalnya
Ashar Bayang-bayang benda menjadi lebih panjang daripada asalnya
Terbenam seluruh bulatan matahari (Adanya cahaya merah di kaki langit)
Maghrib Terbenam seluruh bulatan matahari (Adanya cahaya merah di kaki langit)
Hilang cahaya merah di kaki langit
Isya’ Hilangnya cahaya merah di kaki langit
Terbitnya fajar sodiq
2.3.2. Sholat Tathowwu'
Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5
waktu. Ada dua macam :
a. Sholat Tathowwu' Muthlaq
Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan oleh
syara'.
7
b. Sholat Tathowwu' Muqoyyad
Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh
syara'.
Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10
rokaat (sholat) dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat sebelum
Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat setelah maghrib dirumahnya, 2
rokaat setelah isya' dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum shubuh disaat Nabi
sholallohu alaihi wa sallam tidak boleh dimasuki orang lain".
(HR. Bukhori: 118, dan Muslim: 729)
Tabel 2. Sholat Sunnah Qobliyah-Ba’diyah
Sebelum Sholat Sesudah2 Rakaat Subuh
2 atau 4 Rakaat Zuhur 2 RakaatAshar
Magrib 2 RakaatIsya’ 2 Rakaat
Sholat lain yang disyariatkan dalam bagian ini antara lain, sholat-
sholat sunah seperti sholat tahajud, sholat witir dan rowatib, sholat
istihoroh, sholat dhuha, sholat taubat, sholat tahiyyatul masjid, dan sholat
tasbih.
2.4. Sholat Berjamaah
Salat berjamaah (Arab: الجماعة Sholatul صلاة jama'ah) merujuk
pada aktivitas salat yang dilakukan secara bersama-sama. Salat ini
dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang
menjadi imam (pemimpin) dan yang lainnya menjadi makmum.
8
Tabel 3. Hukum Shalat Berjamaah Menurut 4 Madzhab
Hukum PendapatFardhu ‘Ain Mazhab Al-HanabilahFardhu Kifayah Mazhab As-Syafi’iyahSunnah Muakkadah
Mazhab Al Hanafiyah dan Al Malikiyah
2.4.1. Keutamaan Sholat Berjamaah
a. Sholat berjama'ah lebih utama daripada salat sendirian, dengan pahala
27 derajat.
b. Setiap langkahnya diangkat kedudukannya 1 derajat dan dihapuskan
baginya satu dosa.
c. Dido'akan oleh para malaikat.
d. Terbebas dari pengaruh (penguasaan) setan.
e. Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.
f. Mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
g. Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling
mendukung satu sama lain.
h. Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin. Pembiasaan ini
dilatih dengan mematuhi tata tertib hubungan antara imam dan
ma'mum, misalnya tidak boleh menyamai apalagi mendahului gerakan
imam dan menjaga kesempurnaan shaf-shaf salat.
i. Merupakan pantulan kebaikan dan ketaqwaan.
9
Gambar 1. Grafik Sholat Berjamaah
2.5. Sholatnya Orang Beriman dan Orang Fasiq
2.5.1. Sholatnya Orang Beriman
Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Sebagaimana sabdanya:
“Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan
agar kamu sekalian tahu shalatku”.
(HR. Bukhari-Muslim)
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”.
(HR. Bukhari-Muslim)
Orang yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa gerakan
dan ucapan yang telah dicontohkan Rasulullah melainkan menekankan
pada esensi shalat yaitu terdapatnya kekhusuan.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-
orang yang khusu’ dalam shalatnya.” (Al Mu’minun: 9).
10
2.5.2. Sholatnya Orang Fasiq
Sholatnya orang fasiq terbagi dua golongan :
a. Golongan pertama adalah golongan orang yang telah mengetahui ilmu
tentang shalat, yaitu mengenai syarat dan rukunnya, perkara-perkara
yang membatalkannya, tentang bersuci dari hadas, begitu juga
bacaannya sudah betul dan lain sebagainya. Akan tetapi golongan ini
tidak mampu melawan nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia
mudah memalingkan mereka daripada menunaikan kewajiban kepada
Tuhannya seperti perintah shalat ini. Bila mereka sedang ada mood
maka ditunaikannya juga shalat. Tetapi bila ada urusan pekerjaan,
maka mereka lupakan saja shalat dan mendahulukan apa saja tuntutan
pekerjaan mereka walaupun mereka tahu perbuatan itu berdosa.
Dengan kata yang lain, mereka tidak istiqomah di dalam mengerjakan
perintah shalat. Golongan ini dihukumkan sebagai orang fasiq. Seperti
firman Allah di dalam Al Quran: “Barangsiapa yang tidak berhukum
dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-
orang yang fasiq”.
b. Golongan kedua yaitu orang –orang yang sudah mengerjakan shalat
dan sudah tahu ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam
mengerjakannya. Yakni, jiwa dan fikirannya tidak ditumpukan untuk
mengingati Allah dengan menghayati bacaan-bacaan dalam shalat.
Fikirannya melayang- layang memikirkan hal-hal lain di luar shalat,
seperti perniagaannya, kerjanya, istrinya, anaknya, dan lain-lain lagi.
Golongan ini tidak menjiwai shalatnya, malah pekerjaannya di luar
11
shalat itu yang dijiwai sehingga mengganggu ibadah shalatnya. Mereka
diancam oleh Allah SWT dengan firmanNya:
“Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi orang-orang yang shalat,
yaitu orang-orang yang lalai di dalam shalatnya”. (Qs. Al Ma’un 4-5)
Ciri orang yang munafik juga dapat dilihat dari pelaksanaan sholat
itu sendiri: “Sesungguhnya orang munafik itu menipu Allah dan Allah
membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan sholat) dihadapan
manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah melainkan dengan sedikit
sekali“. (Qs. Annisa ayat 142).
2.6. Manfaat Sholat
2.6.1. Sholat Dapat Menghapuskan Dosa
Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda:
“Kamu sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh
maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa,
maka jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu
membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu
melakukan shalat ‘asar maka shalat itu membersihkannya, kemudian
kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat maghrib, maka
shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika
kamu melakukan shalat isya’, shalat itu akan membersihkannya, kemudian
kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu bangun.”
(HR. Thabrani)
12
2.6.2. Manfaat Sholat Bagi Kesehatan
Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat yang baik untuk
kesehatan:
a. Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari
sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.
Gambar 2. Posisi Berdiri
b. Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat
pernapasan, Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari
tulang iga yang melengkung dan tulang belakang yang mencembung,
dengan begitu kita tidak mudah terserang penyakit, tulang belakang
juga akan lurus. Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan
merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti halnya
paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya otot-otot bahu
hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar.
13
Gambar 3. Posisi Takbiratul Ihram
c. Ruku’ berarti memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh
karena sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar
bila ruku’ dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada
lebih tinggi daripada leher.
Gambar 4. Posisi Ruku’
d. Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir.
Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah
bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada
di sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama
dalam bersujud.
14
.
Gambar 5. Posisi Sujud
e. Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena
bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya
pengapuran. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal
menopang tubuh kita.
Gambar 6. Posisi Duduk Diantara
Dua Sujud
15
f. Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan memalingkan
wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat
leher. Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah bening di leher
ke jantung.
Gambar 7. Gerakan Salam
2.6.3. Mencegah Perbuatan Keji Dan Mungkar
“….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar…” (Qs. Al-Ankabut ayat 45).
Sholat adalah salah satu aplikasi dari keimanan yang diambil dari
konsekuensi rukun islam yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki
iltizam terhadap apa yang telah menjadi konsekuensi pengakuannya
terhadap keimanannya pada Allah, maka sholat akan menjadi pencegah
kemaksiatan dan kemungkaran dari dirinya sebagaimana telah disebutkan
dalam ayat tadi.
2.6.4. Dzikir, Tilawah Dan Doa-Doa Dalam Sholat Sangat Baik Untuk
Membersihan Jiwa dan Melunakkan Perasaan, Menenangkan Pikiran
16
Dan Perasaan.
Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di
dalamnya, sementara AL Qur’an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah
yang sempurna telah memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan
berbagai hakekat ilmu pengetahuan, sehingga orang yang shalat dengan
baik akan sehat tubuhnya, lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat
giz.
17
2.7. Bahaya Meninggalkan Sholat
Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja
diperlihatkan tentang balasan orang yang beramal baik, tetapi juga
diperlihatkan balasan orang yang berbuat mungkar, diantaranya siksaan
bagi yang meninggalkan Sholat fardhu.
Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu:
“Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan
kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala
pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak
terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini
wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya
untuk menunaikan Sholat fardhu” (Riwayat Tabrani).
Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam
Neraka Saqor. Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-
orang yang bersalah itu, mereka berkata: “Apakah yang menyebabkan
kamu masuk ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah itu
menjawab: “kami termasuk dalam kumpulan orang-orang yang tidak
mengerjakan Sholat” (Al-ayat.)
Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai
orang yang melalaikan Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu
mengakhirkan waktu Sholat dari waktu asalnya hingga sampai waktu
Sholat lain. Mereka telah menyia-nyiakan dan melewatkan waktu sholat,
maka mereka diancam dengan Neraka Wail”. Ibn Abbas dan Said bin Al-
Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas “yaitu orang yang melengah-
18
lengahkan Sholat mereka sehingga sampai kepada waktu Sholat lain, maka
bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan mereka
Neraka Jahannam tempat kembalinya”.
Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka
sesungguhnya dia telah kafir dengan nyata”.
Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar ulama (termasuk Imam
Syafi’i) berfatwa: Tidak wajib memandikan, mengkafankan dan
mensholatkan jenazah seseorang yang meninggal dunia dan mengaku
Islam, tetapi tidak pernah mengerjakan sholat. Bahkan, ada yang
mengatakan haram mensholatkanya.
2.7.1. Tiga jenis siksa di dalam kubur
a. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga
meremukkan tulang-tulang dada.
b. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan
membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti.
c. Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia akan
berkata, kepada si mati dengan suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh
oleh Allah memukulmu sebab meninggalkan sholat dari Subuh hingga
Dhuhur, kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan dari
Maghrib ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari waktu Subuh hingga
naik matahari, kemudian dipukul dan dibenturkan hingga terjungkal ke
perut bumi karena meninggalkan Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul
lagi karena meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar
19
ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi.
Demikianlah seterusnya siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari
Qiamat.
2.7.2. Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Sholat Fardhu
Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan solat fardhu lima
waktu:
a. Subuh, Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka
Jahannam selama 60 tahun hitungan akhirat. (1 tahun diakhirat:1000
tahun didunia : 60,000 tahun).
b. Dhuhur, dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim.
c. Asar, dosa seperti menghacurkan Ka’bah.
d. Maghrib, dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri.
e. Isya’, Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang
meninggalkan sholat Isya’, bahwa Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal
dibumiKu dan menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang
digunakan dan dikerjakan adalah berdosa kepada Allah Ta’ala”.
2.7.3. Kehinaan Bagi Yang Meninggalkan Sholat di Dunia
a. Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.
b. Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada
(wajah) nya.
c. Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
2.7.4. Kehinaan Ketika Sakaratul Maut
a. Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.
20
b. Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.
c. Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)
d. Ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya
2.7.5. Kehinaan Ketika di Alam Barzakh
a. Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta
menerima hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat
menakutkan.
b. Kuburnya akan menjadi sangat gelap.
c. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya
berkumpul (seperti jari bertemu jari).
d. Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan
lipan.
2.8. Waktu Yang Dilarang untuk Sholat
a. Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi tombak.
b. Setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam Tidak boleh
dilaksanakannya shalat sunnah setelah 2 waktu tersebut berdasarkan
hadits- hadits berikut:
Hadits Ibnu Abbas, ia berkata “Saya diajari oleh banyak orang
yang kejujuran dan keagamaannya tidak diragukan lagi -termasuk
didalamnya adalah Umar- Sesunguhnya Nabi melarang
melaksanakan shalat setelah Subuh hingga terbit matahari dan
setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam“ (HR Bukhari
21
581 dan Muslim 826).
Hadits Abu Sa’id, ia berkata bahwa Rasulullah r bersabda: “Tidak
ada pelaksanaan shalat setelah shalat subuh hngga matahari
meninggi, dan tidak ada shalat setelah shalat Ashar hingga
matahari terbenam.”(HR Bukhari 586 dan Muslim 727).
c. Ketika tengah hari Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah
bin Amir, ia berkata: “Tiga waktu yang dilarang oleh RAsulullah
untuk melaksanakan shalat atau mengubur mayit kami; Ketika
matahari terbit dan bersinar terang hingga meninggi, ketika tengah
hari hingga matahari tergelincir, ketika matahari condong kebarat
hingga tengelam“ (HR Muslim 831).
2.9. Syarat Wajib Sholat
2.9.1. Islam
Syarat ini sudah pasti harus dipenuhi, karena orang yang tidak
islam tidak wajib mengerjakan Shalat, tetapi Ia pasti akan mendapatkan
siksa di Akhirat.
2.9.2. Berakal
Karena sholat merupakan jalinan hubungan antara manusia dengan
ALLAH maka manusia yang bisa berfikir secara logislah yang diwajibkan
menjalankan Shalat, orang-orang yang tidak berakal atau orang yang tidak
sehat akalnya seperti orang gila, orang yang baru mabuk (walaupun orang
itu normal tapi saat itu sedang dalam keadaan diluar akalnya atau diluar
kesadarannya maka ia tidak bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga
22
termasuk orang yang tidak berakal), dan juga orang yang pingsan tidak
diwajibkan Shalat karena dalam kondisi yang tidak sadar.
2.9.3. Baligh (Dewasa)
Orang yang belum baigh tidak diwajibkan mengerjakan shalat,
berikut adalah beberapa ciri atau tanda-tanda orang yang sudah baligh :
a. Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun.
b. Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-laki.
c. Mulai keluar darah haid atau sering disebut datang bulan untuk anak
perempuan.
d. Telah sampainya dakwah kepadanya Orang yang belum pernah
mendapatkan dakwah/seruan agama, tidak wajib mengerjakan Shalat,
dan dia tidak mendapat siksa diakhirat, belum mendapat seruan disini
dimaksudkan seperti seorang anak kecil/bayi yang meninggal, bukan
orang yang tidak mau mendapatkan seruan agama, karena belajar Ilmu
agama itu wajib.
e. Suci dari haid dan nifas Seorang wanita yang sedang datang bulan atau
habis melahirkan tidak diwajibkan melaksanakan Shalat karena dalam
kondisi yang tidak Suci.
f. Jaga, maksudnya orang yang sedang tidur tidak diwajibkan untuk
melaksanakan Shalat. ( tanpa disengaja ).
2.10. Dalil-dalil yang Mewajibkan Sholat
Al-Baqarah, 43
ك ا ة و ا ر ك ع و ا م ع و أ ق ي م و ا ا ل ص لا ة و آ ت و ا ا ل ز
23
ا ك ع ي ن ا ل ر
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta
orang - orang yang ruku”.
Al-Baqarah 110
ك ا ة و م ا ت ق د م و ا �و أ ق ي م و ا ا ل ص لا ة و آ ت و ا ا ل ز
�لأ ن ف س ك م م ن خ ي ر ت ج د و ه ع ن د ا ل ل ه إ ن
ا ل ل ه ب م ا ت ع م ل و ن ب ص ي ر
Artinya : “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan
apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa
yang kamu kerjakan”.
24
Al –Ankabut : 45
�ا ت ل م ا أ و ح ي إ ل ي ك م ن ا ل ك ت ا ب و أ ق م ا ل ص لا ة �إ ن ا ل ص لا ة ت ن ه ى ع ن ا ل ف ح ش ا ء و ا ل م ن ك ر
�و ل ذ ك ر ا ل ل ه أ ك ب ر و ا ل ل ه ي ع ل م م ا ت ص ن ع و ن
Artinya : “ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al
Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan ”.
Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah
shalat dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan
perkataan “dirikanlah”. Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak
mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam dan
melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar.
Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga
mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan,
maka mereka tidak akan berbuat jahat.
25
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita
beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan.
Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah,
secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di
dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau
melahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah
dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya. Orang
beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan
oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah
Saw. Selain itu sholat juga mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan
manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri, ketenangan hati dan
pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang pertama dihisab
adalah sholat.
3.2. Saran
Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang
mengajarkan kebaikan dalam segala aspek kehidupan, sebagai pencegah
kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai pembeda antara orang yang
beriman dan orang yang kafir, sholat sebagai syariat dari Allah dalam
kehidupan, semoga dapat difahami, diamalkan dan diaplikasikan dengan
26
benar dalam kehidupan kita. Kebenaran datang dari Allah semata dan
kesalahan-kesalahan takkan lepas dari kami sebagai manusia yang
memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk menjauhi
segala yang menjadi larangannya dan melaksanakan segala perintahnya,
meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-terlarang-untuk-
shalat/ http://majelisvirtual.com/2010/04/15/dahsyatnya-siksa-bagi-orang-
yang meninggalkan-sholat/
http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-shalat.html