BAB I-V KTI LENGKAP Preview · PDF filebendungan payudara 3 orang, payudara bengkak 19 orang,...
Transcript of BAB I-V KTI LENGKAP Preview · PDF filebendungan payudara 3 orang, payudara bengkak 19 orang,...
085224959417
085224959417
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang
buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam
lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu
mudah (Utami Roeli, 2000).
Pemberian ASI yang baik adalah sesuai kebutuhan bayi istilahnya on demand,
kalau ASI diberikan pada saat anak sudah menangis sebenarnya itu sudah terlambat
karena sudah kelamin. Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan
terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai
menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa
gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut. Ketepatan waktu
saja tidak cukup, tak jarang kegagalan dalam menyusui terjadi. Kegagalan biasanya
disebabkan karena tehnik dan posisi yang kurang tepat bukan karena produksi ASI-
nya yang sedikit. Kegagalan teknis menyusui bisa terjadi karena bayi yang
bersangkutan pernah menggunakan dot (www.tabloidnakita.com).
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-
faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik
rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa
085224959417
kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran
dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Maribeth Hasselquist, 2006).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai
masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana,
seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang
mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu
seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi
termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang
yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau
kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan.
Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-
tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).
Jumlah bayi di Kabupaten Lampung Timur ada 21.795 bayi, yang di beri ASI
Ekslusif 8.185 (37,55%) (Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Timur, 2005). Di
desa Sidodadi dengan jumlah penduduk wanita 1.891 dan jumlah bayi sebanyak 85
bayi.
Dari data di atas, terdapat jumlah bayi di Kecamatan Sekampung sebanyak 718
bayi dan 1.430 orang ibu yang menyusui. Di Desa Sidodadi terdapat 85 bayi dengan
sasaran ibu yang menyusui sebanyak 170 orang. Berdasarkan hasil prasurvei pada
periode bulan (Desember 2006 - Februari 2007) di Desa Sidodadi terdapat 58 orang
ibu menyusui yang terbagi dalam 4 dusun yaitu Dusun 1 terdapat : 23 orang ibu
menyusui, dari 23 orang ibu menyusui yang mengalami masalah seperti puting susu
lecet ada 1 orang, payudara bengkak 18 orang, dan 4 orang lainnya tidak mengalami
085224959417
masalah. Dusun II terdapat 13 orang ibu menyusui, dari 13 orang ibu menyusui
tersebut yang mengalami masalah seperti puting lecet ada 4 orang, payudara bengkak
1 orang, dan bendungan payudara ada 1 orang dan 7 orang lainya tidak mengalami
masalah. Dusun III terdapat 9 orang ibu menyusui, dari 9 orang ibu menyusui
tersebut yang mengalami masalah seperti puting lecet, ada 5 orang, bendungan
payudara ada 1 orang dan 3 orang lainnya tidak mengalami masalah. Dusun IV
terdapat 13 orang ibu menyusui dari 13 orang tersebut yang mengalami masalah
seperti puting lecet ada 6 orang, bendungan payudara 1 orang dan 6 orang lainnya
tidak mengalami masalah.
Dengan cara menyusui yang benar masalah-masalah seperti payudara bengkak,
puting susu lecet, radang payudara, air susu kurang, bayi bingung puting (karena
pemakaian dot atau kempeng) tidak ditemukan lagi/diminimalkan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui di Desa Sidodadi
Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah “Bagaimanakah pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui di
Desa Sidodadi Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur tahun 2007”.
085224959417
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Sifat Penelitian : Deskriptif
2. Subyek Penelitian : Ibu Menyusui
3. Obyek Penelitian : Pengetahuan ibu menyusui tentang cara
menyusui
4. Lokasi Penelitian : Desa Sidodadi Kecamatan Sekampung
Kabupaten Lampung Timur
5. Waktu Penelitian : Mei 2007
6. Alasan Penelitian : Dari hasil prasurvey bulan Desember 2006-
Januari 2007 terdapat ibu yang mengalami
puting susu lecet sebanyak 16 orang,
bendungan payudara 3 orang, payudara
bengkak 19 orang, di Desa Sidodadi
Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung
Timur.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui di Desa
Sidodadi Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur.
085224959417
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
1. Bagi Ibu Menyusui
Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu
tentang cara menyusui.
2. Bagi Tempat Peneliti
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk lebih
meningkatkan cara menyusui di Desa Sidodadi Kecamatan Sekampung
Kabupaten Lampung Timur.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah sebagai penerapan ilmu yang
didapat dengan proses pembelajaran secara nyata dalam membuat karya
tulis ilmiah.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat melengkapi bacaan di perpustakaan sebagai acuan untuk
penelitian sejenis dengan variabel penelitian yang lebih komplek.
085224959417
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Pengetahuan yang dicakup di dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tau apa yang telah dipelajari antara lain, menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
085224959417
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat
diartikan juga sebagai penggunaan atau aplikasi hukum-hukum, rumus
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menyebarkan materi
untuk suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis),
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusu suatu formulasi
baru dari formula-formula yang ada.
085224959417
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian ini didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria-kriteria yang telah ada
(Notoatmodjo, 1997).
2. Menyusui
Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan air susu kepada bayi dan
sebagainya untuk diminum dari buah dada (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
3. Pengertian Air Susu Ibu (ASI)
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein lactase dan garam-
garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu
sebagai bahan makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997).
Pada bayi normal bayi sudah dapat disusui segera setelah lahir. Lama
disusi satu dua menit pada setiap payudara. Dengan menghisapnya bayi terjadi
perangsangan pembuatan air susu dan secara tidak langsung rangsangan isap
membantu proses pengecilan uterus. Air susu yang pertama keluar disebut
colostrum. Walau hanya dihisap beberapa tetes tetapi sudah cukup untuk
kebutuhan bayi pada hari-hari pertama kehidupannya. Pada hari ke-3, bayi
085224959417
sudah harus menyusu selama 10 menit pada mamae ibu dengan jarak waktu 3-
4 jam (Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 3).
Pemberian ASI merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi pada umur 6 bulan pertama kehidupanya. Jika ada
pemberian ASI masa ini bayi dapat kekurangan gizi dan mudah terserang
penyakit. Keadaan ini akan berdampak pada anak dikemudian hari bahkan
dapat berakibat pada kematian. Masalah pemberian ASI pada bayi muda cukup
bulan biasanya berkaitan dengan jumlah asupan ASI yang kurang. Masalah
pemberian ASI pada bayi kurang bulan biasanya berkaitan dengan jumlah
asupan ASI yang kurang. Masalah pemberian ASI pada bayi kurang bulan
biasanya terkait dengan reflek hisap yang belum sempurna (MTBS, Modul 6).
a. Reflek Pembentukan/Produksi dan Pengeluaran ASI
Pada ibu yang menyusui dikenal dengan 2 reflek yang masing-
masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu :
Reflek Prolaktin :
“ Prolaktin : dirangsang hormon prolaktin kelenjar hipofise bagian depan di
dasar otak. Proses pengisapan merangsang ujung syaraf disekitar payudara,
saraf ini membawa pesan kebagian depan kelenjar hipophisa untuk
memproduksi prolaktin, prolaktin dialirkan oleh darah ke kelenjar payudara
untuk merangsang pembuatan ASI”.
085224959417
Reflek “Let Down”
“Isapan bayi merangsang saraf sekitar payudara, saraf membawa pesan ke
bagian belakang kelenjar hipofise, keluar hormon oksitosin dialirkan darah,
kontraksi sel-sel mioepitel sekitar alveoli dan duktus lactiferous mendorong
ASI keluar dari alveoli melalui duktus lactiferous melalui sinus lactiferus”.
b. Mekanisme Menyusui
Bayi yang sehat memiliki 2 reflek intrinsic keberhasilan menyusui seperti :
� Reflek mencari (Rooting reflek)
Puting atau tangan diletakkan pada pipi disekitar mulut, maka akan
menimbulkan reflek mencari pada bayi.
� Reflek menghisap (Sucking reflek)
Rahang menekan kalang payudara dengan bantuan bibir secara
berirama, gusi akan menjepit kalang payudara dan sinus lactiferous,
sehingga air susu akan mengalir.
� Reflek menelan (swallowing reflek)
Pada saat air susu keluar dari puting susu akan disusul dengan gerakan
menghisap sehingga air susu akan bertambah dan diteruskan dengan
mekanisme menelan dan masuk ke lambung (Soetjiningsih, 1997)
085224959417
4. Langkah-langkah Menyusui yang Benar
a. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada pu-
ting dan di sekitar payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
� Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggu-
nakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan pung-
gung ibu bersandar pada sandaran kursi.
� Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi
terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
� Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di
depan.
� Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
� Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
� Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di
bawah, jangan menekan puting susu atau kalang payudaranya saja.
d. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
� Menyentuh pipi dengan puting susu atau,
� Menyentuh sisi mulut bayi.
085224959417
Gambar 1. Cara meletakkan bayi dan memegang payudara.
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dan puting serta payudara dimasukkan ke mulut bayi :
� Usahakan sebagian besar payudara dapat masuk ke mulut bayi,
sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di
bawah payudara. Posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya mengisap
pada puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak
adekuat dan puting susu lecet.
� Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau
disangga lagi.
085224959417
Cara Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar
Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi
ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah
menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat:
� bayi tampak tenang,
� badan bayi menempel pada perut ibu,
� mulut bayi terbuka lebar,
� dagu menempel pada payudara ibu,
� sebagian besar payudara masuk ke dalam mulut bayi,
� bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan,
� puting susu ibu tidak terasa nyeri,
� telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus,
� kepala tidak menengadah. (ASI, Soetjiningsih, 1997)
f. Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya
diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi:
� jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau,
� dagu bayi ditekan ke bawah.
g. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan di sekitar payudara; biarkan kering dengan sen-
dirinya.
085224959417
h. Menyendawakan bayi.
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung
supaya bayi tidak muntah (gumoh - Jawa) setelah menyusui. Cara
menyendawakan bayi adalah:
� Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian
punggung ditepuk perlahan-lahan,
� Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan. (Mary Beth Hasselauist, 2006)
Gambar 2. Menyendawakan bayi
5. Tanda Bayi Cukup ASI
Bayi kencing setidaknya 6 x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai
kuning muda, bayi sering BAB berwarna kekuningan “berbiji”, bayi tampak
puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan cukup tidur, menyusu 10-12 x
dalam 24 jadi, payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui. Ibu
dapat merasakan geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusu. Bayi
bertambah berat badannya.
085224959417
Tanda-tanda penyusuan yang tidak efektif
a. Bibir bayi mengkerut meskipun ia menghisap dengan sedotan
b. Bibirnya kelihatan tenggelam, karena jaringan susu tidak cukup mengisi
mulutnya.
c. Terdengar bunyi ceklekan selama menyusui
d. Anda tidak mendengarnya menelan
e. Ia tergelincir dari payudara dengan penuh ketakutan
f. Putting susu merasa sakit setelah menit pertama.
(Mary Beth Hasselauist, 2006)
g. Bayi mengisap dengan isapan yang cepat dan dangkal
h. Dapat terlihat lakukan pada pipi
i. Bayi tampak belum kenyang dan tidak tenang, ia akan menangis dan
mencoba untuk mengisap.
(Emelia-Hamzah, 2001)
6. Masalah-masalah yang Timbul dalam Masa Laktasi
a. Puting datar atau terbenam
Mengatasinya dapat dilakukan dengan jalan menarik-narik puting,
sejak hamil harus menyusui agar sering tertarik.
085224959417
b. Puting lecet (sore or cracked nipples)
Puting mengalami lecet, retak atau terbentuk celah. Hal ini dapat hilang
dengan sendirinya jika ibu merawat payudara secara baik dan teratur.
Caranya :
� Olesi puting susu dengan ASI setiap kali akan dan sudah menyusui,
hal ini mempercepat sembuhnya lecet dan rasa perih
� Jangan menggunakan BH yang terlalu ketat
� Jangan membersihkan puting dan aerola dengan sabun, alcohol dan
obat0obatan yang merangsang putting susu.
� Posisi menyusui yang bervariasi, jika dengan posisi yang sama dapat
membuat trauma yang terus-menerus di tempat yang sama sehingga
memudahkan terjadinya lecet.
Cara mengatasi puting lecet :
� Jika rasa nyeri dan lecet tidak terlalu berat, ibu dapat menyusui pada
daerah yang tidak nyeri. Untuk mengurangi rasa sakit, oles puting susu
dengan es beberapa saat. Proses menyusui dengan tenang dan bernafas
dalam-dalam sampai ASI mengalir keluar dan rasa perih berkurang
� Jika rasa nyeri berlangsung hebat atau luka semakin berat, putting
yang sakit diistirahatkan selama 24 jam. ASI tetap dikeluarkan dengan
tangan (diperah) dan diberikan kepada bayi.
085224959417
c. Payudara bengkak (Breast Engorgement)
Terjadi karena hambatan aliran vena atau saluran kelenjar getah bening
akibat ASI terkumpul dalam payudara. Untuk mengatasinya :
� Kompres payudara dengan handuk hangat, masase ke arah putting,
hingga payudara terasa lemas dan ASI dapat keluar melalui puting,
hingga payudara terasa lemas dan ASI dapat keluar melalui puting.
� Susukan bayi tanpa dijadwal sampai payudara terasa kosong
� Urut payudara mulai dari tengah lalu kedua telapak tangan ke
samping, ke bawah dengan sedikit ke atas dan lepaskan dengan tiba-
tiba.
� Keluarkan ASI sedikit dengan tangan agar payudara menjadi lunak
dan putting susu menonjol keluar
� Susukan bayi lebih sering
d. Saluran susu tersumbat (Obstructed duct)
Timbul karena tekanan jari pada waktu menyusui, pemakaian BH
yang terlalu ketat, adanya komplikasi payudara bengkak yang tidak segera
diatasi. Jika ibu merasa nyeri, payudara dapat dikompres dengan air
hangat sebelum menyusui dan setelah menyusui untuk mengurangi rasa
nyeri dan bengkak.
085224959417
e. Mastitis dan Abses Payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena
menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas. Suhu meningkat kadang-
kadang disertai menggigil. Terjadi pada masa 1-3 minggu setelah
melahirkan. Cara mengatasinya berkonsltasi pada dokter untuk
mendapatkan terapi antibiotic dan obat penghilang rasa sakit. Ibu harus
banyak beristirahat dan tetap menyusui bayinya.
Mastitis yang tidak diobati akan berlanjut ke abses, ibu tampak
kesakitan, payudara merah mengkilap, dan benjolan mengandung cairan
berupa nanah. Sementara berhenti menyusu pada bagian yang terkena,
susukan bayi pada payudara yang sehat. Dokter melakukan tindakan
pengeluaran nanah dan memberi antibiotic serta obat penahan rasa sakit
(Puspa Swara, 2003).
7. Beberapa masalah yang sering terjadi ketika bayi menyusui
a. Bayi Bingung Puting
Keadaan bayi yang mengalami nipple confusion karena diberi susu
formula dalam botol bergantian dengan menyusu pada ibu. Bila bayi
menyusu pada ibu, bayi harus bekerja keras untuk menarik dan mengurut
puting dan aerola sehingga keluar ASI. Tidak demikian dengan dot, dot
085224959417
mempunyai lubang sehingga tanpa berusaha keras dapat menelan susu
tanpa diisap. Tanda bingung putting antara lain :
� Bayi menghisap puting seperti menghisap dot
� Waktu menyusu terputus-putus/sebentar-sebentar menyusu
� Bayi menolak menyusu pada ibu.
Cara mencegah puting susu antar lain usahakan bayi untuk menyusu
pada ibu, proses menyusui lebih sering, lebih lama tanpa terjadwal,
lakukan penyusuan dengan lebih sabar, teliti dan telaten.
b. Bayi enggan Menyusu
Bayi perlu mendapat perhatian khusus jika ia enggan menyusu
terutama jika muntah, diare, mengantuk, kuning, dan kejang-kejang.
Penyebab bayi enggan menyusu :
� Hidung tertutup lendir/ingus karena pilek sehingga sulit untuk
mengisap / bernafas.
� Terlambat mulai menyusui, bayi ditinggal lama karena ibu sakit /
bekerja
� Bayi di samping diberi ASI diberi dot juga
� Bayi dengan prelateal feeding atau mendapat makanan tambahan
terlalu dini.
� ASI kurang lancar/terlalu deras
085224959417
� Bayi dengan frenulum linguage (tali lidah) pendek yang disebut
dengan short tongue tie.
c. Bayi sering menangis
Mungkin karena lapar, takut, kesepian, bosan, popok basah / kotor.
84% dapat ditanggulangi dengan cara menyusui bayi dengan tehnik yang
benar sampai tangis bayi dapat dihentikan, kecuali jika bayi sakit perlu
mendapat penanganan tersendiri.
d. Bayi Kembar
Bayi dapat disusukan bersama atau bergantian, jika bersamaan ibu
dapat mengambil posisi “memegang bola”, kombinasi atau biasa. Posisi
memegang bola : memegang kepala dengan satu tangan, badan bayi berada
di lengan ibu dengan kedua kaki ke arah punggung ibu, dipakai pad saat
menyusui secara bersamaan.
Posisi kombinasi : satu bayi disusukan secara biasa, sedangkan
bayi yang lain dengan posisi memegang bola. Posisi biasa : dengan cara
memangku bayi dengan kepala/tengkuk berada pada siku ibu bagian
dalam.
085224959417
e. Bayi sumbing
Bayi dengan sumbing, langit-langit lembek (palatum mole) dapat
menyusu tanpa kesulitan dengan cara : dengan memberikan posisi tegak
atau berdiri agar ASI tidak masuk ke dalam hidung bayi. Apabila sumbing
itu hanya pada bibir atas saja, bayi dapat menyusu sambil ibu menutup
sumbing tersebut dengan jari agar bayi dapat menghisap dengan sempurna.
Hal paling sulit terjadi jika sumbing ganda atau, yaitu pada langit-langit
keras (palatum durum) dan bibir sehingga bayi sulit
menghisap/menangkap puting susu dengan sempurna.
Jika posisi seperti tersebut ASI dapat dikeluarkan dengan
manual/pompa dan diberikan dengan sendok, pipet/botol dot, yang
mempunyai bentuk seperti putting susu sapi atau kambing, jika sulit
mendapatkannya, gunakan dua dot yang disambung sehingga ukuranya
lebih panjang.
f. Ikterus pada neonatus
Ikterus patologi terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir. Hal
ini terjadi karena infeksi atau terkena intoksikasi obat. Pada ikterus dini
tindakan yang dikerjakan terapi sinar (phototheraphy). Dengan cara ini,
energi sinar akan mengubah senyawa bilirubin menjadi senyawa yang
mudah larut dalam air untuk dieksresikan (dikeluarkan).
085224959417
8. Keunggulan ASI terhadap Susu Lainnya.
Keunggulan ASI terhadap susu lainnya antar lain :
� Murah, sehat, dan mudah dm memberikannya
� Mengandung zat yang dapat meninggikan daya tahan anak terhadap
penyakit.
� Mengandung cukup banyak makanan yang diperlukan oleh bayi
� Menyusui berarti menjalin kasih sayang ibu terhadap anak.
� Menyusui mempercepat ibu menjadi langsung kembali sesudah
melahirkan
(file : ii c :/ docume~1/micros~1/local~1/rem/oxe 1300e%.html).
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang
akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Agar konsep dapat diamati, dan diukur maka
konsep harus dijabarkan dalam variabel atas dasar tersebut maka sebagai variabel
dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu nifas tentang cara ibu menyusui.
085224959417
Jika digambarkan dalam kerangka konsep adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian
variabel-variabel diamati atau diteliti. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran dan pengamatan terhadap variabel-variabel yang
bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2005).
Keberhasilan menyusui
Pengetahuan ibu menyusui � Pengertian ASI � Cara menyusui � Tanda bayi cukup ASI � Keunggulan ASI � Masalah-masalah yang timbul
jika cara menyusuinya tidak benar
085224959417
Tabel 1. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara
Ukur
Alat
Ukur Hasil ukur Skala
1 Pengetahuan Hasil tahu dan ini terjadi
melalui panca indera
manusia
(Notoatmodjo, 2003)
Angket Kuesioner - Sangat baik
(skor 29-35)
- Baik
(skor 22-28)
- Cukup
(skor 15-21)
- Kurang
(skor 8-14)
- Sangat kurang
(skor 0-7)
Ordinal
2 Ibu Menyusui Ibu yang memiliki bayi
usia 0-2 tahun dan masih
menyusui
085224959417
Kisi–kisi Pertanyaan Kuisioner
No. Sub Variabel Jumlah Soal Nomor Soal
1 Pengertian ASI 7 1 – 7
2 Cara menyusui 7 8 – 14
3 Tanda bayi cukup ASI 7 15 – 21
4 Keunggulan ASI 5 22 – 26
5 Masalah-masalah yang terjadi jika cara
menyusui salah
9 27 – 35
JUMLAH 35
085224959417
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian deskriptif, adalah suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan
secara objektif (Notoatmodjo, 2005).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo 2005). Berdasarkan pendapat di atas maka yang akan
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki
bayi usia 0-2 tahun yang berada di Desa Sidodadi Kecamatan Sekampung
Kabupaten Lampung Timur.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2002), selanjutnya menurut (Notoatmodjo 2005) sampel adalah
sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
085224959417
secara accidental, yaitu diambil dari responden atau kasus yang kebetulan
ada.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data, instrumen ini dapat berupa pertanyaan (question), formulir observasi dan
formulir-formulir lain yang berkaitan dengan penataan data dan lain-lain
(Notoatmodjo, 2005).
Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Kuisioner atau angket merupakan
suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai masalah yang umumnya
banyak menyangkut kepentingan umum/banyak orang (Notoatmodjo, 2002 ; 12).
D. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan wawancara, tehnik
ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir
diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan
informasi jawaban dan sebagainya.
E. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul melalui angket atau kuisioner maka dapat dilakukan
pengolahan data melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Seleksi Data (Editing)
Dimana penulis akan melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh
dan diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam penelitian.
085224959417
2. Pemberian Kode (Coding)
Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu
pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data.
3. Pengelompokan Data (Tabulating)
Pada tahap ini jawaban-jawaban responden yang sama dikelompokan
dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan kemudian dituliskan
dalam bentuk tabel-tabel.
F. Analisa Data
Untuk mengetahui pengetahuan responden digunakan skor maksimal setiap
pertanyaan yang dijawab benar diberi skor 1 dan pertanyaan yang dijawab salah atau
tidak dijawab diberi skor 0, sehingga dari 35 pertanyaan skor maksimal 35.
� Sangat Baik : jumlah skor 29-35
� Baik : jumlah skor 22-28
� Cukup : jumlah skor 15-21
� Kurang : jumlah skor 8-14
� Sangat Kurang : jumlah skor 0-7
(Arikunto, 2005).
Untuk menghitung distribusi frekuensi kategori pengetahuan digunakan rumus
sebagai berikut :
Keterangan: P = Prosentase
F = Frekuensi 100 P xN
f=
085224959417
N = Jumlah keseluruhan responden
100% = Konstanta
(Eko Budiarto, 2002)
085224959417
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
a. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
a. Keadaan Geografi
Desa Sidodadi berada di wilayah Kecamatan Sekampung Kabupaten
Lampung Timur dengan luas wilayah 368 Ha.
Adapun batas-batas desa Sidodadi adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan Sumber Gede
- Sebelah barat berbatasan dengan Bale Kencono
- Sebelah selatan berbatasan dengan Sidomulyo
- Sebelah timur berbatasan dengan Giri klopomulyo
Desa Sidodadi ini terbagi dalam 4 dusun yaitu dusun I dengan nama
Kebumen, Dusun II Kuto Arjo, dusun III Magelangan dan Dusun IV bernama
Gombong.
b. Demografi
Jumlah penduduk Sidodadi pada tahun 2006 adalah 3.247 jiwa dengan
jumlah laki-laki: 1685 jiwa dan wanita: 1562 jiwa, jumlah KK di desa
Sidodadi adalah sebanyak 858 KK.
085224959417
1) Saran Pendidikan Desa Sidodadi
Sarana pendidikan yang ada di Desa Sidodadi terdiri dari SD/MI sebanyak
3 buah, SLTP/MTs sebanyak 1 buah.
2) Keadaan Penduduk berdasarkan Agama yang dianut
Sebagian besar penduduk desa Sidodadi beragama islam, dengan jumlah ±
3.203 orang, Kristen 16 orang, dan Katholik 12 orang.
3) Sarana Kesehatan Desa Sidodadi
Sarana kesehatan yang ada di desa Sidodadi hanya terdapat 4 Posyandu,
1 Polindes.
b. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian di desa Sidodadi kecamatan Sekampung
Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 16-23 Mei 2007, maka didapatkan hasil
penelitian seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu menyusui tentang Cara Menyusui di Desa Sidodadi Kec. Sekampung Kab. Lampung Timur tahun 2007.
No. Pengetahuan Jumlah Responden Persentase 1. Sangat Baik 0 0% 2 Baik 7 20% 3 Cukup 26 74,29% 4 Kurang 2 5,71% 5 Sangat kurang 0 0%
JUMLAH 35 100%
085224959417
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari 35 orang responden yang
berpengetahuan baik terdapat 7 orang (20%), cukup 26 orang (74,29%), kurang 2
orang (5,71%).
B. Pembahasan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003).
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang
buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik (Roesli, Utami, 2000). Seorang
ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya
karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara
menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting
terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain.
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai
masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana,
seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang
mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu
seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi
termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang
yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau
kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan.
085224959417
Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-
tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997)
Dari uraian diatas jelaslah bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang cara
menyusui sangatlah penting. Hasil penelitian di desa Sidodadi kecamatan Sekampung
Kabupaten Lampung Timur tahun 2007 pada bulan Mei menunjukan bahwa dari 35
orang responden yang berpengetahuan baik 7 orang (20%), cukup 26 orang (74,29%),
kurang 2 orang (5,71%).
Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu menyusui di
desa Sidodadi kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur sebagian besar
adalah berpengetahuan cukup. Walaupun masih terdapat ibu menyusui yang
berpengetahuan kurang hal itu disebabkan karena masih ada ibu-ibu yang belum
mengetahui tentang keunggulan ASI, cara menyusui, dan masalah-masalah yang
terjadi jika cara menyusuinya tidak benar. Prosentase responden yang menjawab
dengan benar, paling sedikit adalah nomor 26 yaitu 40% tentang keunggulan ASI,
pertanyaan nomor. 9 yaitu 42,86% tentang posisi perut bayi pada saat menyusui,
pertanyaan nomor 10 yaitu 45,71% tentang cara memegang payudara saat menyusui,
pertanyaan nomor 12 yaitu 45,71% tentang alasan menyendawakan bayi, pertanyaan
nomor 13 yaitu 42,86 tentang gambar menyendawakan bayi, pertanyaan nomor 14
yaitu 45,71% tentang perlekatan yang benar saat menyusui, pertanyaan nomor 25
yaitu 48,57% tentang berat badan bayi yang cukup ASI, dan pertanyaan nomor 31
yaitu 45,71% tentang masalah-masalah yang terjadi bila cara menyusuinya tidak
benar.
085224959417
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan ibu menyusui di desa Sidodadi kecamatan
Sekampung Kabupaten Lampung Timur tahun 2007, bahwa dari 35 orang responden
yang termasuk dalam kategori yang berpengetahuan baik 7 orang (20%), cukup 26
orang (74,29%), kurang 2 orang (5,71%).
B. Saran
1. Bagi Ibu Menyusui
Diharapkan kepada ibu-ibu menyusui untuk menambah pengetahuannya
tentang cara menyusui agar tidak terjadi masalah-masalah dalam menyusui,
sehingga dapat memberikan ASI sepenuhnya kepada bayi tanpa mengalami
suatu masalah.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan kepada bidan desa dan tenaga kesehatan lain dapat bekerjasama
dengan kader dan dukun untuk melakukan penyuluhan atau bimbingan
tentang keunggulan ASI, cara menyusui, masalah-masalah yang terjadi pada
ibu-ibu yang memiliki bayi pada masa laktasi.
085224959417
3. Bagi Peneliti lainnya
Sebagai bahan masukan dan mengkaji hal-hal yang belum dapat
dimunculkan atau dibahas dalam penelitian ini.
085224959417