BAB I-V

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan (rute) mer upa kan hal vit al dal am keg iatan pen amb angan  batubara. Hal vital tersebut terkait dengan mobilisasi alat transportasi yang membawa batubara dari area penambangan menuju stock pile, waste dump area, ataupun untuk akses ke wilayah yang terkait lainnya. Rute yang  begitu vital tersebut membutuhkan suatu desain yang baik sesuai spesifikasi standar agar diperoleh mobilisasi yang efektif dan efesien. Desain rute y ang b egitu vital tentu saja membutuhkan beb erapa data dan parameter yang mendukung dalam desain yang baik. Data yang dibutuhkan berupa data kontur topografi, alat transportasi terbesar yang melint as, letak penambanga n, dan lainn ya. aramet er yang diperlukan adalah b erupa ke!epatan y ang akan diterapkan, jumlah lengkungan yang men gik uti kea daan top ogr afi, des ain lengku ng horisonta l, len gku ng vertikal, superelevasi, desain berm, bench, ramp,  dan lebar koridor jalan. "el ain dat a dan par ameter tersebut jug a dip erlukan per hit ung an yan g dijadikan sebagai a!uan apakah kegiatan penambangan tersebut bernilai ekonomis atau tidak. erhitungan tersebut dapat berupa jarak area dengan akses utama yang tersedia, luasan area, dan volume dari overburden  dan  Interburden terhadap !adangan (  stripping ratio). #erda sarkan latar belaka ng diatas penyusu n tertarik mengamb il  judul $%nalisa Jalan &a mbang ada embongkaran Overburden  Di &. 1

description

UU

Transcript of BAB I-V

Page 1: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 1/26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan (rute) merupakan hal vital dalam kegiatan penambangan

 batubara. Hal vital tersebut terkait dengan mobilisasi alat transportasi yang

membawa batubara dari area penambangan menuju stock pile, waste dump

area, ataupun untuk akses ke wilayah yang terkait lainnya. Rute yang

 begitu vital tersebut membutuhkan suatu desain yang baik sesuai

spesifikasi standar agar diperoleh mobilisasi yang efektif dan efesien.

Desain rute yang begitu vital tentu saja membutuhkan beberapa

data dan parameter yang mendukung dalam desain yang baik. Data yang

dibutuhkan berupa data kontur topografi, alat transportasi terbesar yang

melintas, letak penambangan, dan lainnya. arameter yang diperlukan

adalah berupa ke!epatan yang akan diterapkan, jumlah lengkungan yang

mengikuti keadaan topografi, desain lengkung horisontal, lengkung

vertikal, superelevasi, desain berm, bench, ramp, dan lebar koridor jalan.

"elain data dan parameter tersebut juga diperlukan perhitungan yang

dijadikan sebagai a!uan apakah kegiatan penambangan tersebut bernilai

ekonomis atau tidak. erhitungan tersebut dapat berupa jarak area dengan

akses utama yang tersedia, luasan area, dan volume dari overburden dan

 Interburden  terhadap !adangan ( stripping ratio).

#erdasarkan latar belakang diatas penyusun tertarik mengambil

 judul $%nalisa Jalan &ambang ada embongkaran Overburden  Di &.

1

Page 2: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 2/26

 'an Riang Desa Jebak e!amatan uara &embesi abupaten #atanghari

rovinsi Jambi*.1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

%dapun maksud dari tugas akhir ini ini adalah sebagai

 pemenuhan studi akhir pada kurikulum pembelajaran program "+

Jurusan &eknik ertambangan, -akultas &eknik, niversitas

alangka Raya.

1.2.2 Tujuan

. engetahui parameter+parameter pembuatan jalan tambang./. enganalisa parameter+parameter pembuatan jalan tambang.

0. emberi pendekatan teknis dalam permasalahan yang terjadi

 pada jalan tambang.

1. enganalisa perbedaan antara ren!ana pembuatan jalan

tambang dengan aktual dilapangan.

1.3 Manfaat

anfaat dari tugas akhir ini yaitu mengetui memberikan alternatif 

dalam melakukan desain jalur (route design) tambang dan penyajian jalur 

sesuai spesifikasi kendaraan yang akan melintas.

1.4 u!usan Masala"

. %pa saja parameter+parameter jalan tambang 2

/. #agaimana menganalisa parameter+parameter pembuatan jalan

tambang 2

0. #agaimana pendekatan teknis yang dilakukan dalam permasalahan

yang terjadi pada jalan tambang 2

1. #agaimana perbedaan antara ren!ana pembuatan jalan tambang dengan

aktual dilapangan 2

1.# Batasan Masala"

Dalam tugas akhir ini peniliti membatasi masalah sebagai berikut 3

. enilitian tidak menghitung produktivitas alat gali muat angkut.

2

Page 3: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 3/26

/. eniliti hanya menganalisa parameter+parameter pada pembuatan jalan

tambang.0. eniliti hanya menganalisa permasalahan pada jalan tambang terhadap

 pengaruhnya proses pengangkutan material overburden.

BAB II

$A%IAN PU&TA$A

2.1 %alan

Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah

kendaraan, orang dan barang. Jalan angkut yang baik akan memperhatikan

 berbagai hal dasar   yaitu berupa kondisi geometrik topografi. eadaan

topografi yang landai dan tidak banyak halangan akan menjadikan jalur 

lurus sedangkan keadaan gradian yang besar   dan adanya halangan akan

menjadikan jalur berbelok atau melengkung untuk mengurangi gaya berat

yang diterima.

3

Page 4: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 4/26

Jalan pada area penambangan sebenarnya belum ada

klasifikasinya, namun se!ara umum dapat dibagi menjadi 3 jalan hauling 

(akses ke inpit   menuju port   atau  stockpile) dan jalan tambang (jalan di

sekitar area penambangan). edua jalan tersebut memiliki konstruksi

yang hampir sama dengan jalan raya pada umumnya tetapi yang

membedakannya hanya pada permukaan jalannya (road surface) yang

 jarang dilapisi aspal atau beton.

Hal tersebut dikarenakan jalan tambang sering dilalui oleh alat

mekanis berat. #eberapa pertimbangan dalam desain jalan tambang  dan

 jalan hauling  yaitu letak jalan masuk dan keluar, lebar jalan cross slope,

dan superelevasi.

2.1.1 Letak Jalan Masuk dan Keluar

"uatu tambang yang baru, penting diperhitungkan dimana letak 

 jalan+jalan masuk dan keluar dari tambang untuk akses yang baik ke lokasi

 pembuangan tanah penutup (waste dump) dan permukaan bijih crusher .

ondisi permukaan bumi merupakan faktor penting dalam penentuan

 berapa jalur (tinggi dan lebar) pada tiap level jalur (rute).

2.1.2 Lebar Jalan

4ebar jalan angkut biasanya 1 kali lebar truk. 4ebar jalan seperti

di atas memungkinkan lalu lintas dua arah, ruangan untuk truk yang akan

menyusul, juga !ukup untuk selokan penyaliran dan tanggul pengaman

seperti pada ilustrasi pada gambar /..

4

Page 5: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 5/26

a. Le'ar %alan Lurus

5ambar /.. menunjukkan alasan kenapa lebar pada jalan lurus

yaitu 1 kali karena untuk kepentingan keamanan saat / kendaraan

terbesar melintas dari dua arah. enentuan lebar jalan angkut

ditentukan dengan rumus (/.).

L ( n.)t * +n * 1,.+-#.)t,

Keterangan :

L : lebar jalan angkut minimum (meter)

n : jumlah jalur

Wt : lebar alat angkut (meter)

 'ilai 6,7 pada rumus di atas menunjukkan bahwa ukuran

aman kedua kendaraan berpapasan merupakan sebesar 6,7 8t, yaitu

setengah lebar terbesar dari alat angkut yang bersimpangan. kuran

6,7 8t juga digunakan untuk jarak dari tepi kanan atau kiri jalan kealat

angkut yang melintasi se!ara berlawanan. %pabila tidak sesuai dengan

ketentuan menurut perhitungan, maka harus dilakukan perubahan

karena selain dapat menghambat dalam kegiatan pengangkutan juga

 berbahaya bagi keselamatan operator dan kendaraan yang beroperasi

("uwandi, /661).

5

Page 6: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 6/26

("umber 3 "uwandi ,"!, 9r, %wang, /661, eren!anaan Jalan &ambang.)

1 5ambar /.. 4ebar jalan lurus berdasarkan lebar angkutan

2 ("uwandi, /661)

'. Le'ar %alan Pada T/kungan

4ebar jalan pada tikungan diberi nilai lebih lebar sesuai pada

gambar /./ dikarenakan adanya gaya sentrifugal yang melawan pusat

lengkungan. #erikut diuraikan rumus penentuan lebar jalan pada

tikungan.

Lt ( n.+U*0a*0'*,*

( ( +U*0a*0',

eterangan 3

4t 3 lebar jalan angkut pada tikungan (meter)

3 jarak jejak roda (meter)

Fa : lebar juntai depan (meter)

Fb : lebar juntai belakang (meter)

C : jarak antara alat angkut saat bersimpangan (meter)

("umber 3 "uwandi ,"!, 9r, %wang, /661, eren!anaan Jalan &ambang )

5ambar /./. 4ebar jalan pada tikungan lebar angkutan ("uwandi, /661)

2.1.3 Cross slope  dar/ %ala! Masuk Per!ukaan $erja

6

Page 7: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 7/26

Page 8: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 8/26

sewaktu kendaraan melintasi  tikungan, dan menambah ke!epatan.

enguraian besarnya resultan gaya yang bekerja pada kendaraan di

lintasan miring dapat dilihat pada gambar /.1.

("umber 3 "uwandi ,"!, 9r, %wang, /661, eren!anaan Jalan &ambang )

45ambar /.1. "uperelevasi tikungan jalan angkut ("uwandi, /661)

#erdasarkan teori anti+;os D.9.;. pada kondisi jalan kering nilai

superelevasi merupakan harga maksimum yaitu <6 mm=m sedangkan pada

kondisi jalan penuh lumpur atau li!in nilai superelevasi terbesar >6 mm=m.

"e!ara matematis kemiringan tikungan jalan angkut merupakan

 perbandingan antara tinggi jalan dengan lebar jalan. #esarnya kemiringan

tikungan jalan dihitung berdasarkan ke!epatan rata+rata kendaraan dengan

koefisien friksinya (e). ersamaan yang digunakan untuk menghitung

superelevasi yaitu 3

Tan 6 ( e ( 728+.9,

eterangan 3

8

Page 9: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 9/26

? 3 ke!epatan kendaraan saat melewati tikungan (m=s)

R 3 radius tikungan

5 3 gravitasi bumi @ >,A m=s/

emiringan jalan angkut (grade) merupakan salah satu faktor 

 penting yang harus diamati se!ara detil dalam kegiatan kajian terhadap

kondisi jalan tambang. Hal ini dikarenakan kemiringan jalan angkut

 berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dalam

 pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. emiringan jalan angkut

 biasanya dinyatakan dalam persen (B) yang dapat dihitung dengan

mempergunakan rumus sebagai berikut3

eterangan 3

Ch 3 beda tinggi antara dua titik yang diukur

C: 3 jarak antara dua titik yang diukur verti!al

2.2 Lengkungan +Curve,

4engkungan pada kegiatan transportasi adalah suatu busur yang

terbentuk akibat dari titik belok yang membentuk sudut sebagai

konsekwensi tidak terjadi   pengurangan ke!epatan se!ara signifikan

(eyer, >A6).

2.2.1 Lengkung &eder"ana

4engkung sederhana terdiri dari dua busur lingkaran di mana

tangent (menyinggung) pada dua bagian yang lurus dari lintas jalur 

9

Page 10: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 10/26

(eyer, >A6). engetahuan se!ara menyeluruh mengenai lengkungan

sederhana yaitu geometri dasar, perhitungan, dan !ara pematokan

diperlukan untuk   dapat memahami masalah+masalah lengkungan yang

lebih kompleks. ada gambar /.7 dijelaskan bagian+bagian dari

lengkungan sederhana. ?  dinamakan pun!ak (vertex) atau titik 

 perpotongan tangen+tangen ( point of intersection), 9 merupakan sudut

defleksi diantara tangen+tangenya yang sama dengan sudut pusat (central 

angle) dari lengkungan.

("umber 3 eyer, . R >A6E 5eneri! bifur!ations in Hamiltonian systems, "pringer 4e!ture 'otes

in athemati!s, volume 1<A. "pringer F?erlag 3 'ew Gork, Heidelberg, #erlin)

5ambar /.7. &ata letak lengkungan sederhana (eyer, >A6)

ada gambar /.7 arah dalam survai tangent   sampai ke .9.

dinamakan tangen permulaan (initial tangent ) atau tangen belakang

(back tangent ), sedangkan tangen sesudah .9. dinamakan tangen muka

( forward tangent ). ermulaan dari busur lingkaran di % dikenal dengan

&.; (tangent to curve), ujung akhir di #, merupakan ;.&. (curve to

tangent ).

ada lengkungan sederhana &.;. dan ;.&. sama jauh dari .9. jarak 

10

Page 11: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 11/26

dari .9. ke &.;. atau ;.&. dinamakan jarak tangen (&), jarak dari titik 

tengah dari lengkungan dinamakan jarak luar (), radius dari busur 

lingkaran dinyatakan dengan R, 4.;. merupakan panjang tali busur yaitu

 jarak &.; dengan ;.&..

merupakan ordinat tengah yaitu jarak dari titik tengah ; dari

tali busur panjang ke titik tengah dari lengkungan. Rumus+rumus dasar 

dapat diturunkan melalui gambar /.7 dalam segitiga siku+siku ?%I, jadi

3

T ( tan I

Dalam segitiga siku+siku ?%I !os 9 @ R=(R K), jadi R !os 9 K !os

9@ R. maka 3

Dalam segitiga siku+siku %;I sin 9 @=/ 4.; 3 R, jadi

4.; @ / R sin 9

Dalam segitiga siku+siku %;I, !os 9 @(R F )=R, jadi

@ R ( F !os 9)

elengkungan dari busur lingkaran ditentukan oleh radiusnya.

&etapi, bila radiusnya panjang, seperti pada alinemen jalan raya modern

dan jalan baja, pusat lengkungan tidak dapat di!apai atau jauh sekali.

Dalam hal ini radius tak berguna untuk pelaksanaan survai, meskipun

masih diperlukan bahan hitungan+hitungan tertentu, ia harus diganti oleh

karakteristik lain dari kelengkungan yang langsung berguna di lapangan.

11

Page 12: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 12/26

arakteristik yang biasa digunakan merupakan derajat dari

lengkungan (degree of curve). eskipun ada beberapa definisi+definisi

dari derajat lengkungan, semuanya didasarkan bahwa lingkaran

merupakan lengkungan dengan perubahan sudut yang konstan dalam arah

 pada tiap satuan jarak (eyer, >A6).

Definisi tali busur (chord definition) dari D semula banyak 

digunakan untuk jalan baja dan agak kurang untuk jalan raya, tetapi

definisi busur digunakan dalam praktek modern. ntuk definisi busur (arc

definition), derajat lengkungan merupakan sudut pusat dengan busur 66.

Dinyatakan dengan DL seperti diperlihatkan pada gambar /.<. "esuai

dengan proporsinya, DL 3 66 @ 0<6M 3 /NR didapat 3

("umber 3 eyer, . R, and D. ". "!hmidt >A<E &he "tability of the 4agrange &riangular oint

and a &heorem of %rnold. J. Diff. O., </, ///+/0<.)

5ambar /.<. Definisi busur dari derajat lengkungan (eyer, >A6)

2.2.2 Lengkung H:r/s:ntal

4engkung horisontal (trase) adalah garis proyeksi  sumbu jalan

12

Page 13: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 13/26

tegak lurus pada bidang peta, yang biasa disebut tikungan atau belokan.

4engkungan horisontal merupakan akibat dari kondisi daerah atau detil

yang  menghalangi untuk dibuatnya jalur lurus. -aktor utama yang

menentukan lebar dari lengkungan merupakan lebar kendaraan maksimum

yang melintas dan ke!epatan yang diperbolehkan melintas pada jalur 

serta jarak pandang yang dapat dilihat  pengendara. #entuk geometrik 

dari lengkung horisontal sama seperti lengkung sederhana yang tidak 

mempertimbangkan adanya elevasi pada topografi.

2.2.3 Lengkung 7ert/kal

4engkung vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang

vertikal melalui sumbu jalan dengan bidang permukaan pengerasan

 jalan, yang biasa disebut pun!ak tanjakan dan lembah turunan (jalan

turun). 4engkung vertikal sama halnya pada lengkung horisontal, hal

yang  membedakannya adalah adanya faktor ketinggian dalam proses

 peran!angannya. etinggian akan mempengaruhi gaya berat yang akan

 bekerja pada kendaraan saat  melintas sehingga diperlukan adanya

lengkungan vertikal yang memperhatikan tidak hanya ke!epatan, jarak 

 pandang, dan lebar kendaraan tetapi juga harus mempertimbangkan

 berat dari kendaraan yang akan melintas.

5aya berat yang bekerja di lintasan dapat diatasi dengan

 pembuatan lengkungan dengan jari+jari yang  lebih besar untuk 

memberikan kelandaian pada lintasan dan mengurangi  kemungkinan

back slipped . 4engkung vertikal dapat dilakukan kombinasi dengan

13

Page 14: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 14/26

lengkungan horisontal di daerah yang berbukit, hal ini diterapkan untuk 

memberikan kemungkinan pada kendaraan berat yang susah apabila

melintas pada kemiringan yang tajam. egiatan kombinasi dari kedua

lengkungan inijuga diterapkan pada  fly over, yang dinilai dapat mengurai

kema!etan di daerah perkotaan.

("umber 3 eyer, . R, and D. ". "!hmidt >A<E &he "tability of the 4agrange &riangular oint

and a &heorem of %rnold. J. Diff. O., </, ///+/0<.)

5ambar /.P. 4engkung parabola verti!al (eyer, >A6)

ada gambar /.P lengkung vertikal direferensikan pada salib

sumbu koordinat, sumbu Q dan G. usat salib sumbu pada titik % (;).

Jarak pada sumbu Q dinyatakan dalam stasiun sedang tingginya (offset )

dinyatakan dalam feet  atau meter. g dan g/  dalam persen (B) kemiringan

dari tangen %? dan #?, tanda plus (K) untuk kemiringan naik, dan tanda

minus (F) untuk kemiringan menurun.

eterangan 3

% @ g/ F g@ perbedaan se!ara aljabar dalam B kemiringan dari tangen.

4 @ total jarak dari lengkungan, dalam stasiun

e @ vertikal offset (ft=m) dari vertek ? atau 9 ke tengah lengkungan.

14

Page 15: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 15/26

"e!ara matematis dinamakan 3 kemiringan di akhir % dan # dari

 parabola direpresentasikan atau dinyatakan masing+masing dengan gdan

g/. arena nilai perubahan kemiringan dari semua titik pada parabola

dinyatakan konstan, maka dari rumus 3

; ( k<2

kita dapatkan :d2Y 

dX   @ r  konstan (r = k)

di integralkan 3dY 

dX   @ r.QK;

apabila Q @ 6 makad2Y 

dX   @ g  bila Q @ 4dY 

dX   @ g/

dan g @ 6 K !, g/ @ r4 K ! atau r @g2 – g1

 L

Dengan demikiandY 

dX   @ (g2 – g1

 L ). X  K g

Di integralkan lagi, G @ (g2 – g1

 L ) X 

2

2  K gQ K ;ʹ

&etapi ; @ 6, karena G @ 6 apabila Q @ 6.ʹ

Dari kesamaan segitiga, (GKy)=Q @g=. "ubtitusi harga ini

terhadap G pada persamaan (d), dan kemudian menurunkannya, kita

dapatkan 3

15

Page 16: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 16/26

arena y diasumsikan ke bawah (dari S) dari pada keatas seperti G,

tanda di atas akan berubah dari minus ke plus. Juga, : akan menjadi Q.

emudian 3

Ileh karenanya, offset   vertikal dari tangen ke lengkung vertikal

 bervariasi sesuai dengan kuadrat jaraknya dari ;.

ada ?, y @ e dan : @1

2  4, kemudian e @ (g2 – g1

8 ).4 @

1

8 . %.4

2.3 Luas

4uas atau area adalah besaran yang menyatakan ukuran dua

dimensi suatu  bagian permukaan yang dibatasi. erhitungan luas area

 penambangan batubara sangat diperlukan dalam kaitannya proses

 periTinan pada instansi terkait. 4uas yang dimaksud dalam hal ini adalah

luas yang dihitung dalam peta, yang merupakan gambaran permukaan

 bumi dengan proyeksi ortogonal, sehingga selisih tinggi dari batas+batas

yang diukur diabaikan (#asuki, /66<).

  "alah satu metode perhitungan  yang sering digunakan adalah

 penentuan luas dengan koordinat. ada gambar /.A suatu bidang yang

dibatasi oleh titik F titik %, #, ;, D yang diketahui koordinatnya 3 % (Q,

G),# (Q/, G/),; (Q0, G0), dan D (Q1, G1).

16

Page 17: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 17/26

("umber 3 #asuki, /66< &ata ;ara eren!anaan Geometrik Jalan %ntar ota)

5ambar /.A. 5eometri bidang segi empat (#asuki, /66<)

4uas segi empat %#;D @ luas trapesium %%## K luas trapesium

##;; F luas trapesium DD;; F luas

trapesium %%DD.

@ 6,7 (Q/ F Q) (G/ K G) K 6,7 (Q0 F Q/)

G0 K G/) F 6,7 (Q1 F Q0) (G1 K G0) F 6,7

(Q F Q1) (G K G1).

4uas %#;D disederhanakan menjadi 3

luas %#;D @ (Qn F Q n+) ( Gn K Gn+)E

%pabila gambar diproyeksikan terhadap sumbu G maka akan menjadi 3

luas @ ( GnK Gn+) (Qn F Qn+)E

edua rumus di atas dapat disederhanakan menjadi 3

luas @ Qn (Gn+ F GnK)E @ Gn (QnK F Qn+)

2.4 7:lu!e

?olume merupakan salah satu besaran yang menyatakan seberapa

17

Page 18: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 18/26

 banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu obyek. erhitungan

volume merupakan hal yang sangat laTim khususnya dalam poses

kegiatan penambangan. egiatan menggali, menimbun, dan mengangkut

membutuhkan biaya yang besar. egiatan  penambangan yang baik harus

memperhatikan nilai ekonomis dari setiap kegiatan khususnya yang

terkait dengan volume, sehingga diperlukan kalkulasi yang benar terhadap

volume tanah maupun !adangan yang akan ditambang terkait "R 

( stripping ratio) yang ditentukan (eyer, >A6) erhitungan volume

 batubara di dunia pertambangan kebanyakan menggunakan metode cut 

and fill   dari dua surface (%urelius, /60). rinsip perhitungan metode cut 

and fill  serupa dengan metode trapeoidal . &erdapat dua !ara yang dapat

digunakan untuk menghitung volume dengan metode trapeoidal 

(trapesium), yaitu rectangular dan triangular prism (pfilipsen, /66<).

18

Page 19: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 19/26

Page 20: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 20/26

0. &ahap enyusunan 4aporan

Hasil dari data yang diperoleh dilapangan kemudian dilakuakan

 perhitungan dengan menggunakan rumus+rumus yang diperoleh dari

 buku+buku literatur.

20

Page 21: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 21/26

3.2 Bagan Al/r

21

ulai

. %pa saja parameter+parameter jalan tambang 2/. #agaimana menganalisa parameter+parameter pembuatan

 jalan tambang 20. #agaimana pendekatan teknis yang dilakukan dalam

 permasalahan yang terjadi pada jalan tambang 2

1. #agaimana perbedaan antara ren!ana pembuatan jalantambang dengan aktual dilapangan 2

engambilan Data

"tudi 4iteratur 

Data "ekunder 3

. Data !urah hujan/. eta kesampaian daerah penilian0. Data geologi daerah penilitian

1. eta topografi,7. "pesifikasi alat angkut,

6. Desain jalan tambang

Data rimer 3

. "egmen Jalan/. geometri aktual jalan tambang0. kemiringan jalan1. lebar jalan7. cross slope

6.  jari+jari tikungan jalan tambang

engolahan Data 3

. erhitungan geometri jalan tambang/. erhitungan kemiringan jalan

0. erhitungan lebar jalan1. erhitungan !ross slope7. erhitungan tikungan jalan tambang

Hasil dan embahasan

esimpulan dan "aran

"elesai

Page 22: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 22/26

3.3 %ad>al Pen/l/t/anenelitian &ugas %khir dilaksanakan selama kurang lebih / bulan

dan dimulai tanggal / 'ovember /67. 4ama dan waktu pelaksanaan

 penelitian ini dapat diubah sesuai dengan kebijakan perusahaan.

 'o.R%9%'

59%&%'

#ulan ke+

9 99 999 9?

Irientasi 4apangan/ engambilan Data

0 engolahan Data

0 embuatan 4aporan

1 onsultasi 4aporan

7 resentasi

22

 'o. R%9%' #ulan ke+

9 99 999 9?

Irientasi 4apangan

/ engambilan Data

0 engolahan Data

0 embuatan 4aporan

1 onsultasi 4aporan

7 resentasi

Page 23: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 23/26

BAB I7

&I&TEMATI$A PENULI&AN

"istematika penulisan laporan akhir ini memuat uraian se!ara garis besar 

dari tiap+tiap bab dalam laporan tugas akhir, dijabarkan sebagai berikut.

. #%# 9 'D%H4%'

engemukakan mengenai latar belakang dilaksanakan penelitian

disertai identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah

mengenai analisa jalan pada pembongkaran overburden yang dihasilkan pada

kegiatan pertambangan. #ab ini juga mengemukakan tujuan dan manfaat

 penelitian ini yaitu untuk memberikan suatu hasil penelitian yang berguna

 bagi perusahan pada umumnya dan penulis pada khususnya.

/. #%# 99 %J9%' "&%%

engemukakan tentang rujukan teori yang menunjang proses analisis

dan interpretasi yang diambil dari literatur+literatur baik itu melalui data yang

dimiliki oleh perusahaan maupun buku+buku yang berkenaan dengan materi

 penelitian penulis.

0. #%# 999 &ID '49&9%'

23

Page 24: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 24/26

engemukakan tentang metode penelitian yang digunakan dalam

 pembuatan laporan. #ab ini berisi ran!angan penelitian, populasi dan sampel

 penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

1. #%# 9? H%"94 D%' #%H%"%'

engemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan data+data

yang diperoleh di lapangan.

7. #%# ? '&

engemukakan tentang kesimpulan dan saran dari seluruh aktivitas

 penelitian tugas akhir berdasarkan analisis data di pembahasan.

24

Page 25: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 25/26

HALAMAN %UDUL.......................................................................................

HALAMAN PEN?ATAAN.........................................................................

HALAMAN PEN9E&AHAN........................................................................

HALAMAN PE&EMBAHAN.....................................................................$ATA PEN9ANTA......................................................................................

&AI.................................................................................................................

AB&TA$.......................................................................................................

DA0TA I&I....................................................................................................

DA0TATABEL.............................................................................................

DA0TA 9AMBA.......................................................................................

DA0TA LAMPIAN...................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................

. 4atar #elakang...........................................................................

./ Rumusan asalah ......................................................................0 &ujuan dan anfaat enelitian ..................................................

  .0. &ujuan enelitian .............................................................

.0./ anfaat enelitian ..........................................................

BAB II. $A%IAN PU&TA$A ......................................................................

BAB III. MET=DE PENELITIAN .............................................................

a. 5ambaran mum erusahaan ...................................................

0.. 4okasi dan esampaian Daerah .......................................

0../ eadaan 9klim dan ;urah Hujan ......................................

0..0 -lora dan -auna ................................................................

0..1 "osial dan ependudukan ................................................

0./ ondisi 5eologi ........................................................................0./. 5eologi Regional ............................................................

0././ 5eologi Daerah enelitian ..............................................

0.0 &ata 4aksana ..............................................................................

0.0. 4angkah erja .................................................................

0.0./ etode enelitian ............................................................

0.0.0 %nalisa Hasil ...................................................................

0.1 Jenis dan "umber Data ..............................................................

0.1. Jenis Data ........................................................................

0.1./ "umber Data ....................................................................

0.7 %lat dan #ahan ..........................................................................

0.< 4okasi enelitian .......................................................................

25

Page 26: BAB I-V

7/21/2019 BAB I-V

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-v-56dc0c82230a1 26/26

0.P 8aktu enelitan .........................................................................

BAB I7. HA&IL DAN PEMBAHA&AN .....................................................1. Hasil ..........................................................................................

1./ embahasan ...............................................................................

BAB 7. PENUTUP ......................................................................................

7. esimpulan ...............................................................................

7./ "aran ..........................................................................................

DA0TA PU&TA$A

DA0TA PU&TA$A

"uwandi ,"!, 9r, %wang, /661, eren!anaan Jalan &ambang

eyer, . R, and D. ". "!hmidt >A<E &he "tability of the 4agrange &riangular 

oint and a &heorem of %rnold. J. Diff. O., </, ///+/0<.)

#asuki, /66< &ata ;ara eren!anaan Geometrik Jalan %ntar ota

%non., >>/, Caterpillar !erformance "andbook , ;aterpillar 9n!, eoria, 9llinois.

Hays R. , >A>,  #oer, $"urfa!e ining /nd dition*, #.%.ennedy (d),

"o!iety for ining, etallurgy, and :ploration, 9n!., ;olorado, pp.P<F 

P/0.

Hays R. ., >A>, $ruck, $"urfa!e ining /nd dition*, #.%.ennedy (d),

"o!iety for ining, etallurgy, and :ploration, 9n!., ;olorado, pp.<P/F 

<A<.

"hirley 4.H., /666,  !erencanaan $eknik Jalan %aya &!enuntun !raktis',

oliteknik 'egeri #andung+Jurusan &eknik "ipil, #andung, 0PP p.