BAB I-V

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan. Istilah ekologi pertama kali ditemukan oleh Haeckel, seorang ahli biologi pada akhir pertengahan dasawarsa 1960. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Ekosistem (satuan fungsi dasar dalam ekologi) adalah suatu sistem yang didalamnya terkandung komunitas hayati dan saling mempengaruhi antara komponen biotik dan abiotik. Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Ekosistem perairan air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik atau perairan menggenang dan ekosistem lotik atau perairan mengalir. Kualitas suatu perairan dapat ditentukan oleh sifat kimia dan fisika. Interaksi antara sifat kimia dan fisika di 1

description

Laporan Praktikum Ekologi

Transcript of BAB I-V

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup

dengan lingkungan. Istilah ekologi pertama kali ditemukan oleh Haeckel, seorang ahli

biologi pada akhir pertengahan dasawarsa 1960. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos

yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah ekologi berarti

ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Ekosistem (satuan fungsi dasar dalam ekologi)

adalah suatu sistem yang didalamnya terkandung komunitas hayati dan saling

mempengaruhi antara komponen biotik dan abiotik.

Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan

dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Ciri-ciri ekosistem air tawar

antara lain variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan dipengaruhi oleh

iklim dan cuaca. Ekosistem perairan air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik atau

perairan menggenang dan ekosistem lotik atau perairan mengalir. Kualitas suatu perairan

dapat ditentukan oleh sifat kimia dan fisika. Interaksi antara sifat kimia dan fisika di

perairan sungai dan kolam dapat menentukan kemampuan perairan tersebut untuk

mendukung kehidupan yang ada di dalamnya.

Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan kualitas dan

kuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu, organisme perairan

harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan

menggunakan gas-gas yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga

sebagai penunjang lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan

produktivitas biologis.

1

Ekosistem air tawar di ikuti oleh organisme dari tingkat sederhana seperti bakteri, jamur

dan lainnya sampai organisme tingkat tinggi. Ekologi Perairan adalah ilmu tentang

lingkungan yang mempelajari hubungan timbal balik / interaksi antara organisme dan

lingkungan. Dimana lingkungan tersebut akan mempengaruhi kenyamanan hidup

organisme dengan faktor-faktor yang terdapat didalamnya meliputi faktor fisika (Suhu,

Kecerahan, Kedalaman, dan Kecepatan Arus), faktor kimia (DO, pH), faktor biologi

(plankton, substrat). Sehingga, dengan mempelajari Ekologi perairan diharapkan

mahasiswa mampu mengetahui perihal hubungan timbal balik antar organisme perairan

(Kristanto, 2002).

Dengan adanya praktikum ini, kita dapat menentukan kualitas fisika dan kimia suatu

perairan sehingga dapat menambah wawasan tentang variasi faktor abiotik yang sesuai

dengan kelangsungan kehidupan organisme perairan sehingga kita dapat mengaplikasikan

hal tersebut di bidang perikanan dan konsevasi alam.

1.2 Tujuan Praktikum

a. Untuk mengkaji dan mengidentifikasi karakteristik perairan tergenang di Kolam

Fakultas Teknik melalui parameter fisika dan kimia.

b. Untuk menentukan kualitas fisik dan kimia yang ada pada ekosistem lentik.

c. Untuk mengetahui faktor pembatas yang mempengaruhi ekosistem lentik.

2

BAB I I

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Daya Air

Air merupakan zat yang paling banyak terdapat dalam protoplasma dan merupakan zat

yang sangat esensial bagi kehidupan, karena itu disebut kehidupan akuatik. Kolam

termasuk habitat air tawar yaitu air tenang (lentik). Meskipun habitat air tawar lebih kecil

bila dibandingkan dengan air laut atau daratan penting karena merupakan sumber air rumah

tangga dan sumber industri yang murah. Komponen air tawar merupakan bottle neck pada

daur hidrologik. Ekosistem air tawar merupakan sistem disponsal atau pembuangan yang

mudah dan murah.

Air tawar di bumi berasal dari siklus air yang sudah diatur sangat baik oleh Yang Maha

Kuasa melalui proses penguapan. Kemudian terbentuk awan, hujan, selanjutnya menjadi air

lonon, air infiltrasi, baru kemudian muncul kembali ke permukaan bumi sebagai sumber

atau mata air yang bersih dan jernih karena telah mendapat proses penyaringan alami dan

lapisan – lapisan tanah. Dengan demikian manusia dan organisme yang ada di bumi ini

dapat dengan mudah menjangkau dan memanfaatkannya (Kurniati, 1994).

2.2 Sifat Air

Air mempunyai sifat sebagai stabilisator temperatur yang sifatnya bipolar. Air mempunyai

panas spesifik yang tinggi, panas penguapan yang tinggi dan panas fusi yang tinggi.

Akibatnya fluktuasi temperatur dari habitat perairan lebih rendah apabila dibandingkan

dengan habitat terestrial yang letaknya tidak berjauhan. Organisme yang ada dalam habitat

perairan, umumnya menghadapi masalah yang berbeda-beda dalam pengaturan osmose,

disebabkan perbedaan konsentrasi garam diluar dan didalam tubuhnya. Sebagian besar

3

hewan air tawar cenderung mengambil air melalui proses osmose karena cairan dalam

tubuh hewan tersebut bersifat hipertonik terhadap habitat air tawar.

2.3 Baku Mutu dan Kelas Air

Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-

parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau

komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di

dalam air. Kriteria mutu air adalah tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air. Klasifikasi

mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :

a. Kelas Satu

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

b. Kelas Dua

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

c. Kelas tiga

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

d. Kelas empat

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Status mutu air diatas, ditetapkan untuk menyatakan :

a. kondisi cemar, apabila mutu air tidak memenuhi baku mutu air;

b. kondisi baik, apabila mutu air memenuhi baku mutu air.

4

2.4 Ekosistem

Ekosistem adalah interaksi antara faktor biotik dan abiotik. Ekosistem dibedakan menjadi

ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air

tawar dan ekosistem air laut. Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak

mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Ekosistem

perairan air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik atau perairan menggenang dan

ekosistem lotik atau perairan mengalir. Kualitas suatu perairan dapat ditentukan oleh sifat

kimia dan fisika. Interaksi antara sifat kimia dan fisika di perairan sungai dan kolam dapat

menentukan kemampuan perairan tersebut untuk mendukung kehidupan yang ada di

dalamnya.

2.4.1 Ekosistem Perairan

Perairan tergenang (lentik), khususnya danau, mengalami stratifikasi secara vertikal akibat

perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu. Selain itu, danau juga tidak memiliki arus,

sehingga residence time-nya lebih lama. Perairan tergenang juga memiliki stratifikasi

kualitas air secara vertikal yang tergantung pada kedalaman dan musim. Zonase perairan

tergenang terbagi menjadi dua, yaitu zona benthos dan zona kolom air. Berdasarkan tingkat

kesuburannya, perairan tergenang dapat dibedakan menjadi oligotrofik (miskin hara),

mesotrofik (haranya sedang), eutrofik (kaya unsur hara) (Iskandar, 2001).

Ciri-ciri ekosistem lentik antara lain arusnya stagnan (hampir tidak ada arus), organismenya

tidak terlalu membutuhkan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu, substrat dasar berupa

lumpur halus, residence time-nya relatif lebih lama. Selain itu juga pada ekosistem

tergenang kadar oksigen yang terlarut tidak terlalu besar karena keadaan arusnya yang

tenang. Organisme yang mendiami perairan tergenang cenderung beragam dan pH

perairannya berkisar antara 6,0-7,0 (Effendi, 2003).

Istilah kolam merupakan peraian lentik yang dipakai untuk menyatakan sebuah perairan

terbatas dan memelihara ikan dibawah pengawasan. Suatu kolam perikanan tidak dapat

5

dibuat disembarang tempat, karena kolam harus mempunyai kualitas air yang cukup baik.

Sifat topografinya harus memenuhi syarat kolam dan merupakan perairan yang tertutup,

sehingga perairannya tenang.

Perairan pada Kolam Fakultas Teknik termasuk kedalam perairan lentik, karena tidak

mengalir. Kolam adalah daerah perairan yang kecil dimana zona litoralnya relatif bear dan

daerah limetik serta profundal kecil atau tidak ada. Stratifikasi tidak terlalu penting. Kolam

dapat dijumpai dikebanyakan daerah dengan curah hujan yang cukup. Kolam-kolam terus

menerus terbentuk, contohnya, bila aliran air berpindah, meninggalkan bekas aliran

terisolasi sebagai perairan yang tergenang (Kurniati, 1994).

2.5 Parameter Kualitas Air Lentik

Parameter Ekosistem kolam terbagi menjadi dua, yaitu parameter fisika dan kimia.

Parameter fisika yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kedalaman dan konduktivitas.

Sedangkan parameter kimia yang digunakan yaitu pH yang diukur menggunakan pH meter.

2.5.1 Parameter Fisika

1. Suhu

Suhu secara ekologi akan mempengaruhi penyebaran (distribusi) spesies. Karena organisme

cenderung menempati lingkungan yang bersuhu sesuai bagi kehidupannya. Suhu secara

fisiologi dapat mempengaruhi berbagai aktivitas biologi di dalam sel. Suhu suatu badan air

dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude) waktu dalam air, sirkulasi udara, penutupan

awan, dan aliran air, serta kedalaman badan air.

Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscusitas, rekasi kimia, evaporasi dan

volansisasi. Peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut

sehingga keberadaan oksigen melakukan proses metabolise dan respirasi. Ikan akan

mengalami kerentanan terhadap penyakit pada suhu  yang kurang optimal. Fluktuasi suhu

6

yang terlalu besar akan menyebabkan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematian pada

ikan. Stratifikasi suhu pada kolam air dikelompokan menjadi 3, yaitu:

a. Lapisan Epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan

suhu relatif kecil (dari 320 C menjadi 280 C).

b. Lapisan termokim yaitu lapisan tengah yang mempunyai penurunan suhu sangat tajam

(dari 280 C menjadi 210 C).

c. Lapisan lipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada lapisan ini perbedaan suhu

sangat kecil, relatif konstan.

2. Kecerahan

Kecerahan merupakan ukuran transportasi perairan, yang ditentukan secara visual dengan

menggunakan secchi disk (Effendi, 2003). Kecerahan adalah sebagian cahaya yang

diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dengan (0/00), dari beberapa panjang gelombang di

daerah spectrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1 meter, jatuh agak lurus

pada permukaan air. Stratifikasi kolam air pada perairan tergenang yang disebabkan oleh

intensitas cahaya yang masuk ke perairan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu lapisan

Eutrofik, lapisan Kompensasi dan lapisan Preufondal.

Kecerahan air berkisar antara 40-85 cm, tidak menunjukkan perbedaan yang besar.

Kecerahan pada musim kemarau adalah 40-85 cm, dan pada musim hujan antara 60-80 cm,

kecerahan air di bawah 100 cm tergolong tingkat kecerahan rendah.

3. Kekeruhan

Kekeruhan secara  tidak  langsung dapat menghalangi penetrasi cahaya yang

dibutuhkan untuk  berfotosintesis. Kekeruhan dapat disebabkan karena partikel-partikel

tersuspensi  dari  bahan  organik  atau  sedimen, terutama  dengan  ukuran  yang  halus 

dan  dalam jumlah  yang  berlebih.  Pada perairan  pantai  yang keruh,  maka  cahaya 

merupakan  faktor  pembatas pertumbuhan.Turbiditas atau kekeruhan dapat diukur dengan

turbidimeter portable. Kekeruhan dapat berperan sebagai indikator bagi produktivitas hayati

7

perairan jika kekeruhan itu disebabkan oleh bahan-bahan organik dari organisme hidup.

Batas maksimum kekeruhan bagi kehidupan biota air adalah 30 NTU.

4. Kedalaman

Kedalaman perairan merupakan petunjuk keberadaan parameter oseanografi. Intensitas

cahaya matahari akan berkurang secara cepat dan akan menghilang pada kedalaman

tertentu, begitu pula temperatur dan kandungan oksigen terlarut semakin berkurang pada

kedalaman tertentu sampai dasar perairan.Kedalaman perairan menggenang sangat penting

artinya bagi kehidupan organisme.Kedalaman akan memberikan implikasi langsung dan

tidak langsung terhadap keberadaan dan sistem organisasi organisme.

2.5.2 Parameter Kimia

1. pH

pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen

menggunakan rumus umum pH=-log(H+). Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam

jumlah berimbang hingga pH air murni biasanya 7. Makin banyak ion OH- dalam cairan

makin rendah ion H+ dan makin tinggi Ph. Cairan demikian disebut cairan alkalis.

Sebaliknya makin banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam.

Sebagian besar danau ber pH 6-9.Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat

polustri industri sehingga kapasitas buffer menghilang.

Derajat keasaman (pH) merupakan parameter kimia yang menunjukan salinitas atau derajat

keasaman dari suatu perairan dimana biota air dapat hidup didalamnya, pH yang ideal

berkisar antar 6,5-8,5. Dimana setiap organisme air memiliki toleransi pH yang berbeda.

Larutan atau air dikatakan asam jika pH-nya < 7, dikatakan basa jika pH-nya > 7,

sedangkan jika pH-nya = 7 maka larutan tersebut dikatakan seimbang. Kondisi perairan

yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup

organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.

8

Perairan tawar alami hampir tidak memiliki pH > 9 sehingga tidak ditemukan karbon dalam

bentuk karbonat. Pada air tanah, kandungan karbonat biasanya sekitar 10 mg/L karena sifat

tanah yang cenderung alkalis. Perairan yang memiliki kadar sodium tinggi mengandung

karbonat sekitar 50 mg/L. Perairan tawar alami yang memiliki pH 7–8 biasanya

mengandung ion karbonat < 500 mg/L dan hampir tidak pernah kurang dari 25 mg/L. Ion

ini mendominasi sekitar 60 – 90% bentuk karbon organik total di perairan

9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

3.1.1 Waktu Pelaksanaan

Praktikum Ekologi Lingkungan Perairan dilaksanakan pada Jum’at pukul 14.00-15.30

WITA.

3.1.2 Tempat Pelaksanaan

Praktikum Ekologi Lingkungan Perairan dilaksanakan di Kolam Fakultas Teknik

Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Secchi Disc

2. Turbidity meter

3. Tongkat pengukur kedalaman

4. Conductivity meter

5. pH meter

6. Meteran

7. Botol sampler

3.2.2 Bahan

1. Air mineral

2. Tisu

3. Baterai

10

4. Air Sampel

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Kecerahan Air

1. Disiapkan alat yang akan digunakan yaitu secchi disc.

2. Dimasukkan secchi disk kedalam perairan sampai warna hitam putih dari secchi disc

tidak tampak.

3. Diangkat secchi disc.

4. Diukur jarak antara jari yang memegang tali dengan secchi disc saat hilangnya warna.

5. Dibaca dan dicatat nilai kecerahannya.

Hasil pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Perairan berkecerahan baik : lebih dari 60 cm

b. Perairan berkecerahan sedang : kurang lebih 30 cm

c. Perairan berkecerahan buruk : kurang dari 10 cm

3.3.2 Kedalaman Air

1. Disiapkan alat yang digunakan yaitu tongkat pengukur kedalaman yang terbuat dari

pipa PVC (paralon).

2. Dimasukkan ke dalam perairan lentik (kolam) hingga sampai ke dasar perairan.

3. Diamati permukaan perairan yang menunjukkan batas kedalaman perairan yang akan

diamati.

4. Diangkat tongkat pengukur kedalaman dari perairan.

5. Dibaca dan dicatat nilai kedalamannya.

3.3.3 Konduktivitas

1. Disiapkan alat yang digunakan yaitu conductivity meter.

2. Diambil sampel air kolam yang akan diukur konduktivitasnya.

3. Dimasukkan elektrode ke dalam sampel air.

4. Dibaca dan dicatat besarnya konduktivitasnya.

11

Selain mengukur konduktivitas, conductivity meter juga dapat mengukur suhu air.

3.3.4 Kekeruhan Air

1. Disiapkan alat yang digunakan yaitu turbidity meter.

2. Dimasukkan sampel air kedalam botol sampel dengan ukuran setengah botol.

3. Dilap botol sampel dengan tisu hingga benar-benar kering.

4. Dicocokkan tanda panah yang terdapat dibotol sampel dengan tanda panah yang

terdapat pada display alat tersebut.

5. Dibaca dan dicatat nilai kekeruhannya.

3.3.5 pH

1. Disiapkan alat yang diguanakan yaitu pH meter.

2. Dimasukkan pH probe ke dalam sampel air.

3. Dibaca dan dicatat nilai pHnya.

Selain mengukur pH, pH meter juga dapat digunakan untuk mengukur suhu.

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Dari data di lapangan, didapatkan karakteristik Kolam Fakultas Teknik dari parameter

fisika yaitu memiliki suhu 32-33,3°C, kedalaman yang berbeda di tiap titiknya yaitu 30 cm

dan 38 cm. Kecerahannya juga berbeda yaitu 28 cm dan 30 cm. Konduktivitasnya sebesar

265 µs/cm, Kekeruhannya 37,9 NTU. Sementara dari parameter kimia, didapatkan nilai pH

untuk perairan Kolam Fakultas Teknik 7,85.

Faktor Hasil Pengukuran Keterangan

Kecerahan air a. Titik 1 (tepi kolam): 28 cm

b. Titik 2 (tengah kolam): 30 cm

Tingkat

kecerahan sedang

Kedalaman air a. Titik 1 (tepi kolam): 30 cm

b. Titik 2 (tengah kolam): 38 cm

-

Konduktivitas 265 µs/cm -

Kekeruhan 37,9 NTU -

pH 7,85 -

Suhu a. Menggunakan Conductivity meter: 32 °C

b. Menggunakan pH meter: 33,3 °C

-

4.2 Pembahasan

4.2.1 Parameter Baku Mutu Air Bersih dan Kelas Air

a. Baku Mutu Air

Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen

yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.

1. Kecerahan

13

Kecerahan air adalah bentuk pencerminan daya tembus atau intensitas cahaya yang masuk

dalam perairan. Kecerahan perairan juga dapat ditentukan karena adanya fitoplankton atau

tumbuhan air lainnya yang terdapat dalam perairan. Pengukuran kecerahan dapat digunakan

untuk menentukan besarnya produktifitas primer dalam perairan.

2. Kedalaman

Kedalaman perairan merupakan petunjuk keberadaan parameter oseanografi. Intensitas

cahaya matahari akan berkurang secara cepat dan akan menghilang pada kedalaman

tertentu, begitu pula temperatur dan kandungan oksigen terlarut semakin berkurang pada

kedalaman tertentu sampai dasar perairan.Kedalaman perairan menggenang sangat penting

artinya bagi kehidupan organisme.

3. Konduktivitas

Konduktivitas atau daya hantar listrik adalah jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan

mobilitas ion-ion tersebut, satuannya adalah mS/cm (milli-Siemens per centimeter). Secara

umum, faktor yang paling dominan dalam perubahan konduktivitas di air adalah

temperatur. Konduktivitas air yang baik bagi kehidupan suatu makhluk hidup di perairan

yaitu dibawah 400 µs/cm.

4. Kekeruhan

Kadar maksimum kekeruhan air bersih yang diperbolehkan 5 NTU. Perairan yang keruh

tidak disukai oleh organisme akuatik karena mengganggu perkembangan dan sistem

pernapasan sehingga menghambat pertumbuhan terutama bagi makrozoobenthos.

Kekeruhan dapat menyebabkan terhambatnya penetrasi cahaya ke dalam air sehingga akan

menurunkan nilai kecerahan perairan.

5. Suhu

Kadar maksimum suhu yang diperbolehkan + 3 0C. Kisaran suhu optimum yang baik untuk

pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20-300C (Kurniati, 1994). Dari suhu ini,

sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme misalnyaalgae dari

14

filumchlorophyta dan diatom akan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu bertur-turut 300C

-350C dan 20-300C.

6. pH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau

kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan, yang dimaksudkan "keasaman" di sini adalah

konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam pelarut air. Kadar maksimum pH air bersih yang

diperbolehkan 6,5-8,5.

Dari penjabaran di atas dapat simpulkan bahwa perairan Kolam Fakultas Teknik dapat

dikatakan baik jika ditinjau dari parameter fisika dan kimia.

b. Kelas Air

Kriteria mutu air adalah tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air. Klasifikasi mutu air

ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :

a. Kelas Satu

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

b. Kelas Dua

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

c. Kelas tiga

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

d. Kelas empat

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4.2.2 Kualitas Fisik dan Kimia

15

1. Kecerahan

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dengan secchi disc, diketahui jarak antara jari

yang memegang tali dengan secchi dish pada saat hilangnya warna (nilai kecerahan

perairan) yaitu sebesar + 28 cm pada titik 1 (tepi kolam) dan + 30 cm pada titik 2 (tengah

kolam). Jadi, tingkat kecerahan Kolam Fakultas Teknik tergolong sedang.

2. Kedalaman

Dari hasil pengukuran kedalaman yang dilakukan dengan tongkat pengukur kedalaman

diketahui kedalaman air pada titik 1 (tepi kolam) + 30 cm dan pada titik 2 (tengah kolam)

+ 38 cm. Jadi, Kolam Fakultas Teknik tergolong dangkal.

3. Konduktivitas

16

Konduktivitas air yang baik bagi kehidupan suatu makhluk hidup di perairan  yaitu di

bawah 400μs. Dari hasil pengukuran konduktivitas, didapat hasil konduktivitas air 265

µs/cm. Jadi, konduktivitas Kolam Fakultas Teknik tergolong baik bagi kehidupan biota air.

4. Kekeruhan

Batas maksimum kekeruhan bagi kehidupan biota air adalah 30 NTU. Dari hasil

pengukuran dengan turbidity meter kekeruhan Kolam Fakultas Teknik berkisar antara 37,9

NTU. Jadi, Kolam Fakultas Teknik melebihi batas maksimum.

5. Suhu

17

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dengan conductivity meter dan pH meret

diketahui suhu perairan pada kolam sebesar 32-33,3 0C. Jadi, Kolam Fakultas Teknik sudah

cukup optimum untuk kondisi perairan.

6. pH

Berdasarkan data pengamatan didapatkan nilai pH sebesar 7,85 yang berarti kondisi pH

tersebut dalam keadaan basa. Kondisi perairan dengan keadaan yang basa adalah kondisi

perairan yang baik.

18

4.2.3 Perbandingan Titik 1 dan Titik 2

Pada titik 1 (tepi kolam) kecerahan air + 28 cm dan kedalamannya + 30 cm sedangkan

pada titik 2 (tengah kolam) kecerahan air + 30 cm dan kedalamannya + 38 cm.

4.2.4 Perbandingan Ekosistem Lentik dan Ekosistem Lotik

1. Ekosistem Lentik atau perairan menggenang memiliki kecepatan arus yang relatif

rendah karena massa waktu air yang cukup lama.

2. Ekosistem Lotik atau perairan mengalir memiliki kecepatan arus yang relatif tinggi

karena massa waktu air yang cukup cepat.

4.2.5 Faktor Pembatas dalam Ekosistem

Hal-hal yang mempengaruhi ekosistem lentik adalah faktor fisika dan kimia. Faktor kimia

dan faktor fisika akan mempengaruhi jumlah, komposisi, keanekaragaman jenis,

produktivitas dan keadaan fisiologis organisme di suatu perairan.

4.2.6 Faktor Kesalahan atau Hambatan selama Praktikum

1. Alat pengukur kecerahan (secchi dics) yang dibuat tidak sesuai dengan semestinya,

sehingga pada saat pengukuran secchi dich tidak dapat tenggelam di air.

2. Turbidity meter yang tidak berfungsi dengan baik (error) sehingga waktu pengamatan

pun bertambah lama.

19

3. Jumlah alat ukur seperti conductivity meter, turbidity meter dan pH meter yang kurang

menyebabkan praktikan harus menggunakannya secara bergantian sehingga waktu

pengamatan menjadi tidak efisien.

4.2.7 Perbandingan dengan Kelompok 3A

Hasil pengamatan kelompok IIIA

LokasiKecerahan

Kedalaman pH Konduktivitas SuhuTurbidity Secchi Disc

Titik 1 41,3NTU 26 cm 32 cm 7,53 64 µS/cm 30,05oC

Titik 2 - 28 cm 38 cm - - -

Hasil pengamatan kelompok IIIB

LokasiKecerahan

Kedalaman pH Konduktivitas SuhuTurbidity Secchi Disc

Titik 1 37,9NTU 28 cm 30 cm 7,83 265µs/cm 32,65oC

Titik 2 - 380cm 38 cm - - -

Berdasarkan pengukuran kedalaman oleh kelompok 3B mendapatkan hasil di titik 1 (tepi

kolam) kedalaman mencapai 30 cm dan di titik 2 (tengah kolam) kedalaman mencapai 38

cm. Sedangkan kelompok 3B di titik 1 (tepi kolam) kedalaman mencapai 32 cm dan di titik

2 (tengah kolam) 38 cm.

20

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a) Perairan pada Kolam Fakultas Teknik termasuk kedalam perairan lentik , karena tidak

mengalir. Parameter fisika yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kedalaman, dan

konduktivitas. Dari hasil pengamatan didapat suhu berkisar antara 32°C-33,3°C,

kedalaman berkisar antara 30 cm-38 cm, kecerahan berkisar antara 28 cm-30 cm,

konduktivitas 265 µs/cm Sedangkan parameter kimia yang digunakan yaitu pH yang

diukur dengan menggunakan pH meter. Dari hasil pengamatan didapat pH 7,85.

b) Kualitas fisik tergolong baik, dapat dilihat dari tingkat kecerahan yang sedang, tingkat

konduktivitas yang baik bagi kehidupan biota air, suhunya yang cukup optimum untuk

kondisi perairan. Namun, tingkat kekeruhannya melebihi batas maksimum. Sedangkan

kualitas kimia dapat dilihat dari nilai pH yang tergolong basa.

c) Hal-hal yang mempengaruhi ekosistem lentik adalah faktor fisika dan kimia. Faktor

kimia dan faktor fisika akan mempengaruhi jumlah, komposisi, keanekaragaman jenis,

produktivitas dan keadaan fisiologis organisme di suatu perairan.

5.2 Saran

a) Sebaiknya praktikan lebih aktif di selama praktikum agar praktikum berjalan dengan

lancar.

b) Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengukuran agar hasil yang

didapatkan optimal.

21