BAB I-V
description
Transcript of BAB I-V
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungan. Istilah ekologi pertama kali ditemukan oleh Haeckel, seorang ahli
biologi pada akhir pertengahan dasawarsa 1960. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos
yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah ekologi berarti
ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Ekosistem (satuan fungsi dasar dalam ekologi)
adalah suatu sistem yang didalamnya terkandung komunitas hayati dan saling
mempengaruhi antara komponen biotik dan abiotik.
Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Ciri-ciri ekosistem air tawar
antara lain variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan dipengaruhi oleh
iklim dan cuaca. Ekosistem perairan air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik atau
perairan menggenang dan ekosistem lotik atau perairan mengalir. Kualitas suatu perairan
dapat ditentukan oleh sifat kimia dan fisika. Interaksi antara sifat kimia dan fisika di
perairan sungai dan kolam dapat menentukan kemampuan perairan tersebut untuk
mendukung kehidupan yang ada di dalamnya.
Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan kualitas dan
kuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu, organisme perairan
harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan
menggunakan gas-gas yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga
sebagai penunjang lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan
produktivitas biologis.
1
Ekosistem air tawar di ikuti oleh organisme dari tingkat sederhana seperti bakteri, jamur
dan lainnya sampai organisme tingkat tinggi. Ekologi Perairan adalah ilmu tentang
lingkungan yang mempelajari hubungan timbal balik / interaksi antara organisme dan
lingkungan. Dimana lingkungan tersebut akan mempengaruhi kenyamanan hidup
organisme dengan faktor-faktor yang terdapat didalamnya meliputi faktor fisika (Suhu,
Kecerahan, Kedalaman, dan Kecepatan Arus), faktor kimia (DO, pH), faktor biologi
(plankton, substrat). Sehingga, dengan mempelajari Ekologi perairan diharapkan
mahasiswa mampu mengetahui perihal hubungan timbal balik antar organisme perairan
(Kristanto, 2002).
Dengan adanya praktikum ini, kita dapat menentukan kualitas fisika dan kimia suatu
perairan sehingga dapat menambah wawasan tentang variasi faktor abiotik yang sesuai
dengan kelangsungan kehidupan organisme perairan sehingga kita dapat mengaplikasikan
hal tersebut di bidang perikanan dan konsevasi alam.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Untuk mengkaji dan mengidentifikasi karakteristik perairan tergenang di Kolam
Fakultas Teknik melalui parameter fisika dan kimia.
b. Untuk menentukan kualitas fisik dan kimia yang ada pada ekosistem lentik.
c. Untuk mengetahui faktor pembatas yang mempengaruhi ekosistem lentik.
2
BAB I I
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumber Daya Air
Air merupakan zat yang paling banyak terdapat dalam protoplasma dan merupakan zat
yang sangat esensial bagi kehidupan, karena itu disebut kehidupan akuatik. Kolam
termasuk habitat air tawar yaitu air tenang (lentik). Meskipun habitat air tawar lebih kecil
bila dibandingkan dengan air laut atau daratan penting karena merupakan sumber air rumah
tangga dan sumber industri yang murah. Komponen air tawar merupakan bottle neck pada
daur hidrologik. Ekosistem air tawar merupakan sistem disponsal atau pembuangan yang
mudah dan murah.
Air tawar di bumi berasal dari siklus air yang sudah diatur sangat baik oleh Yang Maha
Kuasa melalui proses penguapan. Kemudian terbentuk awan, hujan, selanjutnya menjadi air
lonon, air infiltrasi, baru kemudian muncul kembali ke permukaan bumi sebagai sumber
atau mata air yang bersih dan jernih karena telah mendapat proses penyaringan alami dan
lapisan – lapisan tanah. Dengan demikian manusia dan organisme yang ada di bumi ini
dapat dengan mudah menjangkau dan memanfaatkannya (Kurniati, 1994).
2.2 Sifat Air
Air mempunyai sifat sebagai stabilisator temperatur yang sifatnya bipolar. Air mempunyai
panas spesifik yang tinggi, panas penguapan yang tinggi dan panas fusi yang tinggi.
Akibatnya fluktuasi temperatur dari habitat perairan lebih rendah apabila dibandingkan
dengan habitat terestrial yang letaknya tidak berjauhan. Organisme yang ada dalam habitat
perairan, umumnya menghadapi masalah yang berbeda-beda dalam pengaturan osmose,
disebabkan perbedaan konsentrasi garam diluar dan didalam tubuhnya. Sebagian besar
3
hewan air tawar cenderung mengambil air melalui proses osmose karena cairan dalam
tubuh hewan tersebut bersifat hipertonik terhadap habitat air tawar.
2.3 Baku Mutu dan Kelas Air
Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-
parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di
dalam air. Kriteria mutu air adalah tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air. Klasifikasi
mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
a. Kelas Satu
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas Dua
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
c. Kelas tiga
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas empat
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Status mutu air diatas, ditetapkan untuk menyatakan :
a. kondisi cemar, apabila mutu air tidak memenuhi baku mutu air;
b. kondisi baik, apabila mutu air memenuhi baku mutu air.
4
2.4 Ekosistem
Ekosistem adalah interaksi antara faktor biotik dan abiotik. Ekosistem dibedakan menjadi
ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air
tawar dan ekosistem air laut. Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Ekosistem
perairan air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik atau perairan menggenang dan
ekosistem lotik atau perairan mengalir. Kualitas suatu perairan dapat ditentukan oleh sifat
kimia dan fisika. Interaksi antara sifat kimia dan fisika di perairan sungai dan kolam dapat
menentukan kemampuan perairan tersebut untuk mendukung kehidupan yang ada di
dalamnya.
2.4.1 Ekosistem Perairan
Perairan tergenang (lentik), khususnya danau, mengalami stratifikasi secara vertikal akibat
perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu. Selain itu, danau juga tidak memiliki arus,
sehingga residence time-nya lebih lama. Perairan tergenang juga memiliki stratifikasi
kualitas air secara vertikal yang tergantung pada kedalaman dan musim. Zonase perairan
tergenang terbagi menjadi dua, yaitu zona benthos dan zona kolom air. Berdasarkan tingkat
kesuburannya, perairan tergenang dapat dibedakan menjadi oligotrofik (miskin hara),
mesotrofik (haranya sedang), eutrofik (kaya unsur hara) (Iskandar, 2001).
Ciri-ciri ekosistem lentik antara lain arusnya stagnan (hampir tidak ada arus), organismenya
tidak terlalu membutuhkan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu, substrat dasar berupa
lumpur halus, residence time-nya relatif lebih lama. Selain itu juga pada ekosistem
tergenang kadar oksigen yang terlarut tidak terlalu besar karena keadaan arusnya yang
tenang. Organisme yang mendiami perairan tergenang cenderung beragam dan pH
perairannya berkisar antara 6,0-7,0 (Effendi, 2003).
Istilah kolam merupakan peraian lentik yang dipakai untuk menyatakan sebuah perairan
terbatas dan memelihara ikan dibawah pengawasan. Suatu kolam perikanan tidak dapat
5
dibuat disembarang tempat, karena kolam harus mempunyai kualitas air yang cukup baik.
Sifat topografinya harus memenuhi syarat kolam dan merupakan perairan yang tertutup,
sehingga perairannya tenang.
Perairan pada Kolam Fakultas Teknik termasuk kedalam perairan lentik, karena tidak
mengalir. Kolam adalah daerah perairan yang kecil dimana zona litoralnya relatif bear dan
daerah limetik serta profundal kecil atau tidak ada. Stratifikasi tidak terlalu penting. Kolam
dapat dijumpai dikebanyakan daerah dengan curah hujan yang cukup. Kolam-kolam terus
menerus terbentuk, contohnya, bila aliran air berpindah, meninggalkan bekas aliran
terisolasi sebagai perairan yang tergenang (Kurniati, 1994).
2.5 Parameter Kualitas Air Lentik
Parameter Ekosistem kolam terbagi menjadi dua, yaitu parameter fisika dan kimia.
Parameter fisika yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kedalaman dan konduktivitas.
Sedangkan parameter kimia yang digunakan yaitu pH yang diukur menggunakan pH meter.
2.5.1 Parameter Fisika
1. Suhu
Suhu secara ekologi akan mempengaruhi penyebaran (distribusi) spesies. Karena organisme
cenderung menempati lingkungan yang bersuhu sesuai bagi kehidupannya. Suhu secara
fisiologi dapat mempengaruhi berbagai aktivitas biologi di dalam sel. Suhu suatu badan air
dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude) waktu dalam air, sirkulasi udara, penutupan
awan, dan aliran air, serta kedalaman badan air.
Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscusitas, rekasi kimia, evaporasi dan
volansisasi. Peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut
sehingga keberadaan oksigen melakukan proses metabolise dan respirasi. Ikan akan
mengalami kerentanan terhadap penyakit pada suhu yang kurang optimal. Fluktuasi suhu
6
yang terlalu besar akan menyebabkan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematian pada
ikan. Stratifikasi suhu pada kolam air dikelompokan menjadi 3, yaitu:
a. Lapisan Epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan
suhu relatif kecil (dari 320 C menjadi 280 C).
b. Lapisan termokim yaitu lapisan tengah yang mempunyai penurunan suhu sangat tajam
(dari 280 C menjadi 210 C).
c. Lapisan lipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada lapisan ini perbedaan suhu
sangat kecil, relatif konstan.
2. Kecerahan
Kecerahan merupakan ukuran transportasi perairan, yang ditentukan secara visual dengan
menggunakan secchi disk (Effendi, 2003). Kecerahan adalah sebagian cahaya yang
diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dengan (0/00), dari beberapa panjang gelombang di
daerah spectrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1 meter, jatuh agak lurus
pada permukaan air. Stratifikasi kolam air pada perairan tergenang yang disebabkan oleh
intensitas cahaya yang masuk ke perairan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu lapisan
Eutrofik, lapisan Kompensasi dan lapisan Preufondal.
Kecerahan air berkisar antara 40-85 cm, tidak menunjukkan perbedaan yang besar.
Kecerahan pada musim kemarau adalah 40-85 cm, dan pada musim hujan antara 60-80 cm,
kecerahan air di bawah 100 cm tergolong tingkat kecerahan rendah.
3. Kekeruhan
Kekeruhan secara tidak langsung dapat menghalangi penetrasi cahaya yang
dibutuhkan untuk berfotosintesis. Kekeruhan dapat disebabkan karena partikel-partikel
tersuspensi dari bahan organik atau sedimen, terutama dengan ukuran yang halus
dan dalam jumlah yang berlebih. Pada perairan pantai yang keruh, maka cahaya
merupakan faktor pembatas pertumbuhan.Turbiditas atau kekeruhan dapat diukur dengan
turbidimeter portable. Kekeruhan dapat berperan sebagai indikator bagi produktivitas hayati
7
perairan jika kekeruhan itu disebabkan oleh bahan-bahan organik dari organisme hidup.
Batas maksimum kekeruhan bagi kehidupan biota air adalah 30 NTU.
4. Kedalaman
Kedalaman perairan merupakan petunjuk keberadaan parameter oseanografi. Intensitas
cahaya matahari akan berkurang secara cepat dan akan menghilang pada kedalaman
tertentu, begitu pula temperatur dan kandungan oksigen terlarut semakin berkurang pada
kedalaman tertentu sampai dasar perairan.Kedalaman perairan menggenang sangat penting
artinya bagi kehidupan organisme.Kedalaman akan memberikan implikasi langsung dan
tidak langsung terhadap keberadaan dan sistem organisasi organisme.
2.5.2 Parameter Kimia
1. pH
pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen
menggunakan rumus umum pH=-log(H+). Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam
jumlah berimbang hingga pH air murni biasanya 7. Makin banyak ion OH- dalam cairan
makin rendah ion H+ dan makin tinggi Ph. Cairan demikian disebut cairan alkalis.
Sebaliknya makin banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam.
Sebagian besar danau ber pH 6-9.Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat
polustri industri sehingga kapasitas buffer menghilang.
Derajat keasaman (pH) merupakan parameter kimia yang menunjukan salinitas atau derajat
keasaman dari suatu perairan dimana biota air dapat hidup didalamnya, pH yang ideal
berkisar antar 6,5-8,5. Dimana setiap organisme air memiliki toleransi pH yang berbeda.
Larutan atau air dikatakan asam jika pH-nya < 7, dikatakan basa jika pH-nya > 7,
sedangkan jika pH-nya = 7 maka larutan tersebut dikatakan seimbang. Kondisi perairan
yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup
organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.
8
Perairan tawar alami hampir tidak memiliki pH > 9 sehingga tidak ditemukan karbon dalam
bentuk karbonat. Pada air tanah, kandungan karbonat biasanya sekitar 10 mg/L karena sifat
tanah yang cenderung alkalis. Perairan yang memiliki kadar sodium tinggi mengandung
karbonat sekitar 50 mg/L. Perairan tawar alami yang memiliki pH 7–8 biasanya
mengandung ion karbonat < 500 mg/L dan hampir tidak pernah kurang dari 25 mg/L. Ion
ini mendominasi sekitar 60 – 90% bentuk karbon organik total di perairan
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Praktikum Ekologi Lingkungan Perairan dilaksanakan pada Jum’at pukul 14.00-15.30
WITA.
3.1.2 Tempat Pelaksanaan
Praktikum Ekologi Lingkungan Perairan dilaksanakan di Kolam Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Secchi Disc
2. Turbidity meter
3. Tongkat pengukur kedalaman
4. Conductivity meter
5. pH meter
6. Meteran
7. Botol sampler
3.2.2 Bahan
1. Air mineral
2. Tisu
3. Baterai
10
4. Air Sampel
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Kecerahan Air
1. Disiapkan alat yang akan digunakan yaitu secchi disc.
2. Dimasukkan secchi disk kedalam perairan sampai warna hitam putih dari secchi disc
tidak tampak.
3. Diangkat secchi disc.
4. Diukur jarak antara jari yang memegang tali dengan secchi disc saat hilangnya warna.
5. Dibaca dan dicatat nilai kecerahannya.
Hasil pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Perairan berkecerahan baik : lebih dari 60 cm
b. Perairan berkecerahan sedang : kurang lebih 30 cm
c. Perairan berkecerahan buruk : kurang dari 10 cm
3.3.2 Kedalaman Air
1. Disiapkan alat yang digunakan yaitu tongkat pengukur kedalaman yang terbuat dari
pipa PVC (paralon).
2. Dimasukkan ke dalam perairan lentik (kolam) hingga sampai ke dasar perairan.
3. Diamati permukaan perairan yang menunjukkan batas kedalaman perairan yang akan
diamati.
4. Diangkat tongkat pengukur kedalaman dari perairan.
5. Dibaca dan dicatat nilai kedalamannya.
3.3.3 Konduktivitas
1. Disiapkan alat yang digunakan yaitu conductivity meter.
2. Diambil sampel air kolam yang akan diukur konduktivitasnya.
3. Dimasukkan elektrode ke dalam sampel air.
4. Dibaca dan dicatat besarnya konduktivitasnya.
11
Selain mengukur konduktivitas, conductivity meter juga dapat mengukur suhu air.
3.3.4 Kekeruhan Air
1. Disiapkan alat yang digunakan yaitu turbidity meter.
2. Dimasukkan sampel air kedalam botol sampel dengan ukuran setengah botol.
3. Dilap botol sampel dengan tisu hingga benar-benar kering.
4. Dicocokkan tanda panah yang terdapat dibotol sampel dengan tanda panah yang
terdapat pada display alat tersebut.
5. Dibaca dan dicatat nilai kekeruhannya.
3.3.5 pH
1. Disiapkan alat yang diguanakan yaitu pH meter.
2. Dimasukkan pH probe ke dalam sampel air.
3. Dibaca dan dicatat nilai pHnya.
Selain mengukur pH, pH meter juga dapat digunakan untuk mengukur suhu.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Dari data di lapangan, didapatkan karakteristik Kolam Fakultas Teknik dari parameter
fisika yaitu memiliki suhu 32-33,3°C, kedalaman yang berbeda di tiap titiknya yaitu 30 cm
dan 38 cm. Kecerahannya juga berbeda yaitu 28 cm dan 30 cm. Konduktivitasnya sebesar
265 µs/cm, Kekeruhannya 37,9 NTU. Sementara dari parameter kimia, didapatkan nilai pH
untuk perairan Kolam Fakultas Teknik 7,85.
Faktor Hasil Pengukuran Keterangan
Kecerahan air a. Titik 1 (tepi kolam): 28 cm
b. Titik 2 (tengah kolam): 30 cm
Tingkat
kecerahan sedang
Kedalaman air a. Titik 1 (tepi kolam): 30 cm
b. Titik 2 (tengah kolam): 38 cm
-
Konduktivitas 265 µs/cm -
Kekeruhan 37,9 NTU -
pH 7,85 -
Suhu a. Menggunakan Conductivity meter: 32 °C
b. Menggunakan pH meter: 33,3 °C
-
4.2 Pembahasan
4.2.1 Parameter Baku Mutu Air Bersih dan Kelas Air
a. Baku Mutu Air
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.
1. Kecerahan
13
Kecerahan air adalah bentuk pencerminan daya tembus atau intensitas cahaya yang masuk
dalam perairan. Kecerahan perairan juga dapat ditentukan karena adanya fitoplankton atau
tumbuhan air lainnya yang terdapat dalam perairan. Pengukuran kecerahan dapat digunakan
untuk menentukan besarnya produktifitas primer dalam perairan.
2. Kedalaman
Kedalaman perairan merupakan petunjuk keberadaan parameter oseanografi. Intensitas
cahaya matahari akan berkurang secara cepat dan akan menghilang pada kedalaman
tertentu, begitu pula temperatur dan kandungan oksigen terlarut semakin berkurang pada
kedalaman tertentu sampai dasar perairan.Kedalaman perairan menggenang sangat penting
artinya bagi kehidupan organisme.
3. Konduktivitas
Konduktivitas atau daya hantar listrik adalah jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan
mobilitas ion-ion tersebut, satuannya adalah mS/cm (milli-Siemens per centimeter). Secara
umum, faktor yang paling dominan dalam perubahan konduktivitas di air adalah
temperatur. Konduktivitas air yang baik bagi kehidupan suatu makhluk hidup di perairan
yaitu dibawah 400 µs/cm.
4. Kekeruhan
Kadar maksimum kekeruhan air bersih yang diperbolehkan 5 NTU. Perairan yang keruh
tidak disukai oleh organisme akuatik karena mengganggu perkembangan dan sistem
pernapasan sehingga menghambat pertumbuhan terutama bagi makrozoobenthos.
Kekeruhan dapat menyebabkan terhambatnya penetrasi cahaya ke dalam air sehingga akan
menurunkan nilai kecerahan perairan.
5. Suhu
Kadar maksimum suhu yang diperbolehkan + 3 0C. Kisaran suhu optimum yang baik untuk
pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20-300C (Kurniati, 1994). Dari suhu ini,
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme misalnyaalgae dari
14
filumchlorophyta dan diatom akan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu bertur-turut 300C
-350C dan 20-300C.
6. pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan, yang dimaksudkan "keasaman" di sini adalah
konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam pelarut air. Kadar maksimum pH air bersih yang
diperbolehkan 6,5-8,5.
Dari penjabaran di atas dapat simpulkan bahwa perairan Kolam Fakultas Teknik dapat
dikatakan baik jika ditinjau dari parameter fisika dan kimia.
b. Kelas Air
Kriteria mutu air adalah tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air. Klasifikasi mutu air
ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
a. Kelas Satu
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas Dua
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
c. Kelas tiga
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas empat
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4.2.2 Kualitas Fisik dan Kimia
15
1. Kecerahan
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dengan secchi disc, diketahui jarak antara jari
yang memegang tali dengan secchi dish pada saat hilangnya warna (nilai kecerahan
perairan) yaitu sebesar + 28 cm pada titik 1 (tepi kolam) dan + 30 cm pada titik 2 (tengah
kolam). Jadi, tingkat kecerahan Kolam Fakultas Teknik tergolong sedang.
2. Kedalaman
Dari hasil pengukuran kedalaman yang dilakukan dengan tongkat pengukur kedalaman
diketahui kedalaman air pada titik 1 (tepi kolam) + 30 cm dan pada titik 2 (tengah kolam)
+ 38 cm. Jadi, Kolam Fakultas Teknik tergolong dangkal.
3. Konduktivitas
16
Konduktivitas air yang baik bagi kehidupan suatu makhluk hidup di perairan yaitu di
bawah 400μs. Dari hasil pengukuran konduktivitas, didapat hasil konduktivitas air 265
µs/cm. Jadi, konduktivitas Kolam Fakultas Teknik tergolong baik bagi kehidupan biota air.
4. Kekeruhan
Batas maksimum kekeruhan bagi kehidupan biota air adalah 30 NTU. Dari hasil
pengukuran dengan turbidity meter kekeruhan Kolam Fakultas Teknik berkisar antara 37,9
NTU. Jadi, Kolam Fakultas Teknik melebihi batas maksimum.
5. Suhu
17
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dengan conductivity meter dan pH meret
diketahui suhu perairan pada kolam sebesar 32-33,3 0C. Jadi, Kolam Fakultas Teknik sudah
cukup optimum untuk kondisi perairan.
6. pH
Berdasarkan data pengamatan didapatkan nilai pH sebesar 7,85 yang berarti kondisi pH
tersebut dalam keadaan basa. Kondisi perairan dengan keadaan yang basa adalah kondisi
perairan yang baik.
18
4.2.3 Perbandingan Titik 1 dan Titik 2
Pada titik 1 (tepi kolam) kecerahan air + 28 cm dan kedalamannya + 30 cm sedangkan
pada titik 2 (tengah kolam) kecerahan air + 30 cm dan kedalamannya + 38 cm.
4.2.4 Perbandingan Ekosistem Lentik dan Ekosistem Lotik
1. Ekosistem Lentik atau perairan menggenang memiliki kecepatan arus yang relatif
rendah karena massa waktu air yang cukup lama.
2. Ekosistem Lotik atau perairan mengalir memiliki kecepatan arus yang relatif tinggi
karena massa waktu air yang cukup cepat.
4.2.5 Faktor Pembatas dalam Ekosistem
Hal-hal yang mempengaruhi ekosistem lentik adalah faktor fisika dan kimia. Faktor kimia
dan faktor fisika akan mempengaruhi jumlah, komposisi, keanekaragaman jenis,
produktivitas dan keadaan fisiologis organisme di suatu perairan.
4.2.6 Faktor Kesalahan atau Hambatan selama Praktikum
1. Alat pengukur kecerahan (secchi dics) yang dibuat tidak sesuai dengan semestinya,
sehingga pada saat pengukuran secchi dich tidak dapat tenggelam di air.
2. Turbidity meter yang tidak berfungsi dengan baik (error) sehingga waktu pengamatan
pun bertambah lama.
19
3. Jumlah alat ukur seperti conductivity meter, turbidity meter dan pH meter yang kurang
menyebabkan praktikan harus menggunakannya secara bergantian sehingga waktu
pengamatan menjadi tidak efisien.
4.2.7 Perbandingan dengan Kelompok 3A
Hasil pengamatan kelompok IIIA
LokasiKecerahan
Kedalaman pH Konduktivitas SuhuTurbidity Secchi Disc
Titik 1 41,3NTU 26 cm 32 cm 7,53 64 µS/cm 30,05oC
Titik 2 - 28 cm 38 cm - - -
Hasil pengamatan kelompok IIIB
LokasiKecerahan
Kedalaman pH Konduktivitas SuhuTurbidity Secchi Disc
Titik 1 37,9NTU 28 cm 30 cm 7,83 265µs/cm 32,65oC
Titik 2 - 380cm 38 cm - - -
Berdasarkan pengukuran kedalaman oleh kelompok 3B mendapatkan hasil di titik 1 (tepi
kolam) kedalaman mencapai 30 cm dan di titik 2 (tengah kolam) kedalaman mencapai 38
cm. Sedangkan kelompok 3B di titik 1 (tepi kolam) kedalaman mencapai 32 cm dan di titik
2 (tengah kolam) 38 cm.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a) Perairan pada Kolam Fakultas Teknik termasuk kedalam perairan lentik , karena tidak
mengalir. Parameter fisika yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kedalaman, dan
konduktivitas. Dari hasil pengamatan didapat suhu berkisar antara 32°C-33,3°C,
kedalaman berkisar antara 30 cm-38 cm, kecerahan berkisar antara 28 cm-30 cm,
konduktivitas 265 µs/cm Sedangkan parameter kimia yang digunakan yaitu pH yang
diukur dengan menggunakan pH meter. Dari hasil pengamatan didapat pH 7,85.
b) Kualitas fisik tergolong baik, dapat dilihat dari tingkat kecerahan yang sedang, tingkat
konduktivitas yang baik bagi kehidupan biota air, suhunya yang cukup optimum untuk
kondisi perairan. Namun, tingkat kekeruhannya melebihi batas maksimum. Sedangkan
kualitas kimia dapat dilihat dari nilai pH yang tergolong basa.
c) Hal-hal yang mempengaruhi ekosistem lentik adalah faktor fisika dan kimia. Faktor
kimia dan faktor fisika akan mempengaruhi jumlah, komposisi, keanekaragaman jenis,
produktivitas dan keadaan fisiologis organisme di suatu perairan.
5.2 Saran
a) Sebaiknya praktikan lebih aktif di selama praktikum agar praktikum berjalan dengan
lancar.
b) Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengukuran agar hasil yang
didapatkan optimal.
21