BAB I studi kasus Gagal Jantung Kiri
-
Upload
amru-shodikh -
Category
Documents
-
view
29 -
download
3
Transcript of BAB I studi kasus Gagal Jantung Kiri
![Page 1: BAB I studi kasus Gagal Jantung Kiri](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/55cf949b550346f57ba32896/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung kiri paling sering mendahului gagal jantung kanan.
Manifestasi klinik yang sering di temukan pada gagal jantung kiri adalah
pusing, konfusi, kelelahan, tidak toleran terhadap latihan dan panas,
ekstremitas dingin dan haluaran urin berkurang. Hal tersebut dikarenakan pada
gagal ventrikel kiri dapat terjadi penurunan curah jantung yang berakibat
penurunan perfusi jaringan dan organ. (Brunner, 2002 : 806). Sehingga
diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas pada gagal jantung kiri adalah
ketidakefektifan perfusi jaringan. Doenges (2006) juga mencantumkan
diagnosa keperawatan lain yang mungkin muncul pada gagal jantung kiri
antara lain kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas dan penurunan curah
jantung.
Menurut National Heart Lung and Blood Institute insidensi penyakit gagal
jantung semakin meningkat setiap tahun dan rata-rata 5 juta penduduk United
States menderita gagal jantung. Penyakit gagal jantung adalah punca
hospitalisasi yang utama dikalangan pasien U.S yang berumur lebih daripada
65 tahun dan menyebabkan lebih kurang 300,000 kematian dalam setahun
(Goldberg, 2010 dikutip Dewa, 2010). Pembaruan 2010 dari American Heart
Association (AHA) memperkirakan bahwa terdapat 5,8 juta orang dengan
gagal jantung di Amerika Serikat pada tahun 2006 dan juga terdapat 23 juta
1
![Page 2: BAB I studi kasus Gagal Jantung Kiri](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/55cf949b550346f57ba32896/html5/thumbnails/2.jpg)
2
orang dengan gagal jantung di seluruh dunia (Ramachandran, 2010 dikutip
Dewa, 2010). Prognosis dari gagal jantung akan jelek bila dasar atau
penyebabnya tidak dapat diperbaiki. Seperdua dari pasien gagal jantung akan
meninggal dunia dalam 4 tahun sejak diagnosis ditegakkan dan pada keadaan
gagal jantung berat lebih dari 50 % akan meninggal pada tahun pertama
(Maggioni, 2005). WHO memperkirakan 15 juta orang di dunia meninggal
akibat penyakit jantung setiap tahun, sama dengan 30 persen total kematian di
dunia (National Cardiovascular Centre, 2009 dikutip Dewa, 2010). Di
Indonesia belum ada data epidemiologi untuk gagal jantung, namun pada
Survei Kesehatan Nasional dikatakan bahwa penyakit sistem sirkulasi
merupakan penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil
Kesehatan Indonesi disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke-
delapan (2,8%) pada 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit
di Indonesia (Indrawati, 2009).
Penyebab dari gagal jantung kiri antara lain terdapat bendungan paru,
hipotensi, dan vasokontriksi perifer dengan penurunan perfusi jaringan. Curah
jantung yang turun akan dikompensasi dengan hipertrofi ventrikel. Hipertrofi
ventrikel yang lama dilain pihak akan menyebabkan pemendekan miokardium.
Pemendekan miokard tersebut akan menyebabkan pengisian darah ke ventrikel
kiri menurun. Menurunnya curah jantung pada ventrikel kiri berakibat
ketidakefektifan perfusi jaringan sehingga aliran darah yang megandung
oksigen yang menuju jantung dan otak menjadi tidak adekuat. Manifestasinya
berupa konfusi, kelelahan, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas
![Page 3: BAB I studi kasus Gagal Jantung Kiri](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/55cf949b550346f57ba32896/html5/thumbnails/3.jpg)
3
dingin dan haluaran urin berkurang (Muttaqin, 2008). Perfusi jaringan yang
buruk jika tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kolaps sirkulasi
(syok kardiogenik) (Wayan, 2010).
Salah tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi gagal jantung
kiri adalah pemberian digitalis dan diuretika. Sedangkan salah satu intervensi
yang dapat dilakukan seorang perawat untuk masalah ketidak efektifan perfusi
jaringan perifer pada gagal jantung kiri adalah mengatur posisi tidur yang
nyaman yaitu fowler atau high fowler, menganjurkan untuk bed rest total,
monitoring disritmia, dan monitoring perubahan BUN/kreatinin. Dari uraian
diatas akhirnya penulis menjadi tertarik untuk mengambil kasus dengan judul
“Asuhan Keperawatan Tn x (50 tahun) dengan Ketidak Efektifan Perfusi
Jaringan Perifer pada Gagal Jantung Kiri di Ruang Dahlia RSUD Nganjuk ”,
sebagai persyaratan kelulusan program studi DIII keperawatan di Stikes Satria
Bhakti Nganjuk berupa karya tulis ilmiah dalam bentuk studi kasus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan Tn x (50 tahun) dengan
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer pada gagal jantung kiri di Ruang
Dahlia RSUD Nganjuk dengan pendekatan proses keperawatan secara
komprehensif.
![Page 4: BAB I studi kasus Gagal Jantung Kiri](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/55cf949b550346f57ba32896/html5/thumbnails/4.jpg)
4
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data pada asuhan keperawatan Tn x (50 tahun)
dengan ketidak efektifan perfusi jaringan perifer pada gagal jantung kiri
di Ruang Dahlia RSUD Nganjuk dengan benar.
b. Mengidentifikasi diagnosa, masalah & kebutuhan pada asuhan
keperawatan Tn x (50 tahun) dengan ketidak efektifan perfusi jaringan
perifer pada gagal jantung kiri di Ruang Dahlia RSUD Nganjuk dengan
benar.
c. Menyusun perencanaan pada asuhan keperawatan Tn x (50 tahun)
dengan ketidak efektifan perfusi jaringan perifer pada gagal jantung kiri
di Ruang Dahlia RSUD Nganjuk dengan benar.
d. Melakukan implementasi pada asuhan keperawatan Tn x (50 tahun)
dengan ketidak efektifan perfusi jaringan perifer pada gagal jantung kiri
di Ruang Dahlia RSUD Nganjuk dengan benar.
e. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan pada asuhan keperawatan Tn x (50 tahun) dengan ketidak
efektifan perfusi jaringan perifer pada gagal jantung kiri di Ruang
Dahlia RSUD Nganjuk dengan benar.
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan
asuhan keperawatan pada pasien post operasi apendiksitis adalah:
1. Wawancara
![Page 5: BAB I studi kasus Gagal Jantung Kiri](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/55cf949b550346f57ba32896/html5/thumbnails/5.jpg)
5
Wawancara atau interview adalah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Interview
digunakan seseorang untuk menilai keadaan seseorang (Arikunto, 2006 ).
2. Observasi
Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh indra (Arikunto, 2006).
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai
ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif
tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian khusus
(Potter dan Perry, 2005).
4. Studi Dokumentasi
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan,
notulen rapat, catatan harian, dan hasil laboratorium (Arikunto, 2006).
D. Sistematika Penulisan Studi Kasus
Karya tulis ini disusun secara sistematis menjadi lima bab dengan susunan
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, pengumpulan
data, sistematika penulisan.
![Page 6: BAB I studi kasus Gagal Jantung Kiri](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082506/55cf949b550346f57ba32896/html5/thumbnails/6.jpg)
6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka meliputi konsep dasar penyakit berisi tentang
definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis, komplikasi,
pathway. Konsep dasar oksigenasi. Manajemen asuhan keperawatan
berisi tentang, pengkajian data dasar, diagnosa keperawatan, dan
perencanaan keperawatan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Tinjauan kasus meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus.
BAB V : PENUTUP
Penutup meliputi kesimpulan dan saran.