BAB I PPI

download BAB I PPI

of 19

description

ppi

Transcript of BAB I PPI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Perlu disadari bahwa masih kurangnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di rumah sakit sangat terkait komitmen pimpinan rumah sakit serta memerlukan dukungan dari para klinisi di rumah sakit. Infeksi nosokomial pada prinsipnya dapat dicegah, walaupun mungkin tidak dapat dihilangkan sama sekali. Untuk itu telah disusun Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya yang aplikatif sehingga diharapkan penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dapat dilakukan lebih optimal.Kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, dan kami mengharapkan adanya masukan bagi penyempurnaan buku ini di kemudian hari.Tersusunnya pedoman ini merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan RI dengan Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) dengan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu tim penyusun mengucapkan terima kasih dan harapan kami agar buku ini dapat dipergunakan sebagai acuan dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, Desember 2008

Tim Penyusun

BAB IPENDAHULUANRumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit.Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Hasil survey point prevalensi dari 11 Rumah Sakit di DKI Jakarta yang dilakukan oleh Perdalin Jaya dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada tahun 2003 didapatkan angka infeksi nosokomial untuk ILO (Infeksi Luka Operasi) 18,9%, ISK (Infeksi Saluran Kemih) 15,1%, IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, Pneumonia 24,5% dan Infeksi Saluran Napas lain 15,1%, serta Infeksi lain 32,1%Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi.Tujuan program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di rumah sakit adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko penularan atau transmisi infeksi di antara pasien, staf, profesional kesehatan, pekerja kontrak, relawan,mahasiswa, dan pengunjung.Risiko infeksi dan kegiatan program dapat berbeda antara rumah sakit yang satu dengan rumah sakit lainnya,tergantung pada kegiatan dan layanan klinis rumah sakit yang bersangkuran, populasi pasien yang dilayani, lokasi geografis, volume pasien, dan jumlah pegawainya.Program yang efektif umumnya telah menentukan pemimpin program, staf terlatih, metode untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko infeksi secara proaktif, kebijakan dan prosedur yang sesuai, menentukan ,juga pendidikan staf, dan pengoordinasian program itu di seluruh rumah sakit.Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI bersama World Health Organization (WHO) ke rumah sakit - rumah sakit di Propinsi/Kabupaten/Kota disimpulkan bahwa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (KPPIRS) selama ini belum berfungsi optimal sebagaimana yang diharapkan. Penelitian juga menunjukkan bahwa anggota Komite belum memahami dengan baik tugas, kewenangan, serta tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam lingkup pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.Perlu diketahui bahwa keberhasilan program PPI di Rumah Sakit perlu keterlibatan lintas profesional, Klinis, Perawat, Laboratorium, K3L, Farmasi, Gizi, IPSRS, Sanitasi dan House Keeping sehingga perlu wadah berupa Komite PPI. Dalam Komite PPI anggotanya saling bekerjasama dan dukungan dari manajerial untuk terlaksananya program PPI dengan baik. Bila Program PPI ini terlaksana dengan baik maka mutu pelayanan Rumah Sakit akan terjamin baik.

BAB IIGAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT BANGLI MEDIKA CANTIDi tengah-tengah persaingan perumahsakitan yang semakin ketat dan tekanan pasar yang semakin kuat, Rumah Sakit Bangli Medika Canti adalah rumah sakit swasta kelas C. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokeran spesialis. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dan BPJS.Pengembangan layanan kesehatan di RS Bangli Medika Canti dilaksanakan oleh berbagai unit kerja, Kemajuan RS Bangli Medika Canti di bidang pelayanan tidak terlepas dari profesionalisme kinerja SDM yang juga didukung berbagai teknologi kedokteran dan farmasi. Berbagai jenis pelayanan yang tersedia setiap tahun semakin dimanfaatkan oleh masyarakat. Peningkatan kunjungan pasien menghasilkan peningkatan pendapatan rumah sakit setiap tahun. Kondisi rumah sakit dan lingkungan seperti yang digambarkan di atas merupakan potensi dan peluang untuk mengembangkan rumah sakit ini menjadi rumah sakit yang lebih baik.Dalam rangka mendukung pengembangan RS Bangli Medika Canti Komite PPI RS Bangli Medika Canti memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.3. Membuat SPO PPI. 4. Menyusun Pengkajian Risiko (Risk Assessment) di bidang PPI. 5. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan pengendalian infeksi.7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan SDM rumah sakit dalam PPI.10. Melakukan pertemuan berkalatermasuk evaluasi kebijakan.11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur.12. Berkoordinasi dengan Unit terkait lainnya.13. Mengembangkan, mengiplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit.14. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai prinsip PPI.15. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial menyebarkan penyakit. 16. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar prosedur/monitoring surveilans proses.

BAB IIIVISI, MISI, MOTO, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT BANGLI MEDIKA CANTI

A. VISI.Menyeleggarakan pelayanan professional bermutu, sesuai kebutuhan masyarakat, didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang relevan.

B. MISI.1. Manajement Rumah Sakit yang professional, efektif dan efisien2. Mengembangkan pelayanan unggulan bermutu sesuai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran3. Menjalankan pelayanan didasari oleh perilaku Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun 4. Mewujudkan kepuasan terhadap pasien dan internal rumah sakit

C. MOTTO.MEMBERIKAN PELAYAN PRIMA

D. TUJUAN RUMAH SAKIT Tercapainya rumah sakit yang berhasil guna dan berdaya guna, dalam rangka mewujudkan pelayanan rumah sakit yang berkelas dunia agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB IVSTRUKTUR ORGANISASI RS. BANGLI MEDIKA CANTI

Gambar 1. Struktur Organisasi RS. BANGLI MEDIKA CANTI

BAB VSTRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJAKOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RS. BANGLI MEDIKA CANTI

Gambar 2. Struktur Organisasi Komite PPI RS. BANGLI MEDIKA CANTI

BAB VIURAIAN JABATAN1. Ketua Komite PPI:a. Rincian tugas :1) Melakukan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.2) Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI3) Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan PPI bagi semua staf RS, staf baru4) Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam Pencegahan dan Pengedalian Infeksi Rumah Sakit.5) Mengusulkan pengembangan dan peningkatan cara Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.6) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yang membutuhkan.7) Melakukan pertemuan berkala termasuk evaluasi kebijakan.8) Menerima laporan dari Tim PPI/IPCN dan membuat laporan ke Direktur.9) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. 10) b. Wewenang :1) Membuat kebijakan PPI.2) Membuat SOP PPI.3) Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebar-luaskan data resistensi antibiotika.4) Memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).5) Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.6) Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi.7) Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.8) Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial dapat menyebarkan infeksi.9) Melakukan pengembangan profesi secara berkelanjutan melalui penilaian kinerja

c. Tanggung jawab:1) Bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

2. Wakil Ketua Komite PPI:a. Rincian tugas :1) Bersama Ketua Komite melakukan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.2) Bersama Ketua Komite menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI3) Bersama Ketua Komite menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan PPI bagi semua staf RS, staf baru, 4) Bersama Ketua Komite mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam Pencegahan dan Pengedalian Infeksi Rumah Sakit.5) Mengusulkan pengembangan dan peningkatan cara Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.6) Bersama Ketua Komite mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yang membutuhkan.7) Mewakili Ketua Komite untuk melakukan pertemuan berkala termasuk evaluasi kebijakan.8) Mewakili Ketua Komite dalam menerima laporan dari Tim PPI/IPCN dan membuat laporan ke Direktur.9) Bersama Ketua Komite memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. b. Wewenang :1) Bersama Komite membuat kebijakan PPI.2) Bersama Komite membuat SOP PPI.3) Bersama Ketua Komite memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebar-luaskan data resistensi antibiotika.4) Bersama Ketua Komite memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).5) Bersama Ketua Komite turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.6) Bersama Komite mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi.7) Bersama Ketua Komite memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.8) Mewakili Ketua Komite dalam menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial dapat menyebarkan infeksi.9) Bersama Ketua Komite melakukan pengembangan profesi secara berkelanjutan melalui penilaian kinerja.

c. Tanggung jawab:1) Bertanggung jawab kepada Ketua Komite PPI.

3. Sekretaris Komite PPI:a. Rincian tugas:1) Mengumpulkan dan mengolah data surveilans infeksi, audit kepatuhan kebersihan tangan dan data penerapan PPI lainnya.2) Membuat laporan bulanan, triwulan dan tahunan.3) Melakukan koordinasi pelaksanaan rapat/pertemuan Komite/Tim PPI PPI.4) Membuat notulen rapat.5) Menyusun dan menata dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Komite PPI.

b. Wewenang: 1) Memeriksa laporan dari Tim PPI.2) Melaporkan hasil analisa laporan kepada Ketua Komite.3) Melakukan sistem pencatatan dan pelaporan.

c. Tanggung jawab:1) Bertanggung jawab kepada Ketua Komite PPI.

4. Ketua Tim PPI :a. Rincian tugas:1) Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.2) Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.3) Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi antibiotika. 4) Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan dengan prosedur terapi. 5) Turut memonitor cara tenaga kesehatan bekerja dalam merawat pasien.6) Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pengendalian infeksi.

b. Wewenang:1) Menentukan dan mengatur tata kerja IPCN dalam mengendalikan infeksi rumah sakit.2) Mengevaluasi laporan hasil kerja IPCN.3) Memberikan masukan/usulan kepada Komite PPI terkait rekomendasi hasil temuan supervisi dan surveilans infeksi rumah sakit.

c. Tanggung jawab:1) Bertanggung jawab kepada Ketua Komite PPI RS Bangli Medika Canti

5. Koordinator IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)/Ka. UPP PPI:a. Rincian tugas:1) Melakukan koordinasi untuk melakukan surveilans infeksi.2) Melakukan evaluasi dan monitoring kepatuhan penerapan PPI di semua unit.3) Melakukan koordinasi dan memonitor kesehatan lingkungan (sampah, limbah, dll).4) Melakukan koordinasi dan investigasi terhadap kejadian luar biasa.5) Melakukan koordinasi dan memonitor penggunaan antibiotika yang rasional.6) Melakukan koordinasi dan membuat pemetaan pola kuman.7) Melakukan koordinasi dan monitoring terhadap pengelolaan sterilisasi sentral.8) Melakukan koordinasi dan monitoring terhadap pelaksanaan pembangunan dan renovasi bangunan (ICRA).9) Melakukan monitoring untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman serta menerapkan manajemen resiko yang efektif10) Melakukan pengembangan profesi secara berkelanjutan melalui penilaian kinerja, bekerja sama dengan IPCN dan IPCLN untuk memastikan program pelatihan dan pengembangan kompetensi untuk memenuhi standar pelayanan.

b. Wewenang:1) Memberikan rekomendasi prosedur isolasi bersama Komite PPI.2) Menerima konsultasi pengendalian infeksi terhadap kasus yang ada.3) Melakukan audit PPI termasuk limbah, laundry, gizi, dll.4) Bersama Komie PPI mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi.5) Bersama Komite memberi saran desain ruangan agar sesuai dengan prinsip PPI.6) Mengevaluasi laporan hasil kerja IPCN.

c. Tanggung jawab:1) Bertanggung jawab kepada Ketua Tim PPI.

6. IPCN :a. Rincian tugas :1) Memonitor kejadian infeksi di ruangan setiap hari2) Memonitor penerapan PPI, SOP dan kewaspadaan isolasi.3) Melaksanakan surveilans infeksi.4) Melatih petugas kesehatan tentang PPI.5) Memonitor kesehatan petugas atau fasilitas kesehatan.6) Memonitor kesehatan lingkungan (sampah, limbah, dll).7) Memberi motivasi/teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.8) Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.9) Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.10) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga tentang infeksi..b. Wewenang :1) Menerima konsultasi pengendalian infeksi terhadap kasus yang ada.2) Melakukan audit PPI termasuk limbah, laundry, gizi, dll.3) Melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi.4) Memberi saran desain ruangan agar sesuai dengan PPI.

c. Tanggung jawab:1) Bertanggung jawab kepada Koordinator IPCN.

7. IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)a. Rincian tugas:1) Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit masing-masing, serta menyerahkannya kepada IPCN ketika pasien pulang. 2) Memberi motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan.3) Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan infeksi nosokomial pada pasien yang dirawat di unit masing-masing. 4) Berkoordinasi dengan IPCN untuk mengadakan penyuluhan dan konsultasi prosedur bagi pengunjung saat terjadi infeksi potensial KLB, di unit masing-masing. 5) Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain di unitnya dalam menjalankan Standar Isolasi.

b. Wewenang: 1) Melakukan kegiatan pemantauan data infeksi dan penerapan PPI di unitnya masing-masing.

BAB VIITATA HUBUNGAN KERJA

Dalam pelaksanaan tugas masing-masing, antara Ketua Komite, Ketua Tim PPI dan IPCN terdapat hubungan kerja yang sifatnya timbal balik yang berupa koordinasi dan komando. Pimpinan (Ketua Komite/Ketua Tim PPI) memberikan komando/instruksi, staf (IPCN) menerima dan melaksanakan komando/instruksi, kemudian memberikan laporan hasil kerjanya kepada pimpinannya. Instruksi yang diberikan haruslah jelas dan tegas, sesuai dengan jabatan dari staf yang menerima instruksi. Koordinasi sangat diperlukan antara staf satu dengan yang lain, karena sering kali dalam pelaksanaan intruksi atau tugas yang diberikan pimpinan terdapat hal-hal yang berkaitan satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin diselesaikan hanya oleh satu orang staf yang menerima instruksi. Dalam hal ini pimpinan sebaiknya sudah mempertimbangkan sejak awal, sehingga koordinasi antar staf bisa langsung diadakan untuk dapat melaksanakan instruksi yang diberikan.Kegiatan operasional PPI (di lapangan) berada di bawah komando dari Ketua Tim PPI dan Ketua Tim akan memberikan instruksi kepada IPCN untuk melaksanakan tugas pokoknya. Hasil kerja IPCN akan dilaporkan kepada Ketua Komite PPI.Ketua Komite PPI juga perlu melakukan koordinasi dengan instalasi-instalasi terkait upaya untuk mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit di RS BANGLI MEDIKA CANTI. Koordinasi perlu dilakukan agar tercipta kerja sama yang baik antar instalasi, sehingga bisa memberikan pelayanan yang baik.

BAB VIIIKEGIATAN ORIENTASI

Berbeda dengan unit kerja lainnya, staf di Komite PPI tidak pernah ada penambahan staf baru atau pengurangan staf yang ada, sehingga kegiatan orientasi internal tidak dilaksanakan. Namun setiap staf yang baru mulai bekerja di Bangli Medika Canti dan keperawatan/kesehatan lainnya serta PPDS wajib mendapat orientasi mengenai kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi di Bangli Medika Canti. Penyegaran juga dilakukan secara berkala dalam bentuk in house training atau pelatihan wajib untuk staf yang sudah lama bekerja di Bangli Medika Canti. Materi yang diberikan adalah tentang Kewaspadaan Isolasi yang meliputi: 1. Kebersihan Tangan.2. Penggunaan alat pelindung diri (APD).3. Pengelolaan peralatan perawatan pasien. 4. Penatalaksanaan linen.5. Pengelolaan lingkungan.6. Pengelolaan limbah dan sampah.7. Praktek menyuntik yang aman.8. Penempatan pasien.9. Kesehatan Karyawan.

BAB IXPERTEMUAN/RAPAT

Pertemuan/rapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disusun sebelumnya dan dapat pula secara insidentil sesuai kondisi dan situasi yang dihadapi saat itu. Untuk rapat rutin dilaksanakan tiap minggu oleh semua anggota Tim PPI seperti Ketua Tim PPI, IPCN dan IPCLN. Rapat ini membahas segala sesuatu terkait temuan/permasalahan/hasil kerja dalam satu bulan. Sedangkan rapat rutin tiga bulanan dilaksanakan setaip minggu ketiga oleh Komite PPI yang melibatkan wakil dari instalasi, Bagian/Bidang serta manajemen rumah sakit dalam hal ini Direktur Medik dan Keperawatan atau Direktur Umum dan Operasional. Rapat Komite membahas terkait temuan/permasalahan yang dihadapi oleh semua unit yang ada di Bangli Medika Canti terkait pencegahan dan pengendalian infeksi selama kurun waktu tiga bulan. Bahan rapat ini bisa juga merupakan evaluasi dari rapat bulanan Tim PPI.

BAB XPELAPORAN

1. LAPORAN HARIANLaporan harian dilakukan oleh petugas IPCN terkait hasil temuan yang didapatkan baik terhadap surveilans data infeksi maupun audit kepatuhan penerapan PPI di semua unit di RS Bangli Medika Canti. Laporan harian ini didokumentasikan ke dalam formulir pemantauan yang disiapkan oleh Komite PPI. Selain itu, laporan harian Tim PPI juga dituangkan ke dalam intranet terutama hasil temuan sehari IPCN dalam bentuk laporan supervisi PPI.

2. LAPORAN BULANANLaporan bulanan merupakan gambaran hasil temuan Tim PPI dalam satu bulan yang merupakan rekapitulasi data harian yang telah dikumpulkan Tim PPI meliputi surveilans data infeksi seperti Infeksi Daerah operasi (IDO), Infeksi Saluran Kemih (ISK), Infeksi Aliran darah Primer (IADP), Hospital Acquired Pnemonia (HAP) atau Pneumonia akibat tirah baring dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP) atau Pneumonia yang berhubungan dengan pemakaian ventilator, serta penerapan kepatuhan PPI seperti kepatuhan pemakaian APD, ketersediaan sarana dan prasarana. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa oleh Tim PPI selanjutnya dibuatkan tertulis dalam bentuk Laporan Pencapaian Penerapan PPI, dikoordinasikan ke Komite PPI sebelum dilaporkan ke Direktur Utama yang ditembuskan ke direktur Medik dan Keperawatan, Direktur Umum dan Operasional, Bidang Pelayanan Medis, Bidang Pelayanan Keperawatan, Bagian PE, dan UPM.

3. LAPORAN TIGA BULANANLaporan tiga bulanan (triwulan) adalah laporan yang dibuat oleh Komite PPI untuk mengevaluasi pemantauan kegiatan selama tiga bulan dengan rangkaian kegiatan, grafik pencapaian, analisis masalah dan tindak lanjutnya. Laporan tiga bulanan yang disusun oleh Komite PPI adalah laporan hasil audit kepatuhan cuci tangan di unit-unit pelayanan seperti rawat jalan dan rawat inap. Audit kepatuhan cuci tangan dilakukan dengan sistim target area, artinya unit yang dipilih dikelompokkan berdasarkan kemiripan aktifitas, situasi dan kondisi unit tersebut dengan unit yang lain, misalnya area intensif bisa dipilih ruang ICU, NICU, PICU, ICCU, dst. Hasil audit ini dibuatkan laporan yang dikirim ke Direktur Utama yang ditembuskan ke Direktur Medik dan Keperawatan, Bidang Pelayanan Medis, Bidang Pelayanan Keperawatan, UPM dan unit yang bersangkutan.

4. LAPORAN TAHUNAN. Laporan tahunan dibuat berdasarkan hasil evaluasi program kerja Komite PPI selama satu tahun untuk menilai keberhasilan dari penerapan/pelaksanaan program Komite PPI RS Bangli Medika Canti dengan rangkaian kegiatan, grafik pencapaian, analisis masalah serta tindak lanjutnya.