BAB I Polusi Udara

5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas. Komposisi udara normal terdiri atas gas nitrogen 78,1 %, oksigen 20,93 %, dan karbondioksida 0,03%, sementara selebihnya berupa gas argon, neon, kripton, xenon dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora dan sisa tumbuh-tumbuhan. (Chandra, 2006) Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga kehidupan. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. (Fardiaz, 1992). Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini tentu tergantung pada keadaan geografi dan metereologi setempat

description

jk

Transcript of BAB I Polusi Udara

Page 1: BAB I Polusi Udara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas. Komposisi

udara normal terdiri atas gas nitrogen 78,1 %, oksigen 20,93 %, dan karbondioksida

0,03%, sementara selebihnya berupa gas argon, neon, kripton, xenon dan helium.

Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora dan sisa tumbuh-tumbuhan.

(Chandra, 2006) Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi

udara alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga

kehidupan. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk

kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan

hewan. (Fardiaz, 1992).

Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali.

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu

atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk

terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan

penyebaran ini tentu tergantung pada keadaan geografi dan metereologi setempat

(Wardhana, 2004). Sebagian besar pencemar udara (sekitar 75%) berasal gas buangan

hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sumber polusi yang utama berasal dari

kendaraan bermotor. Sumber-sumber polusi lainnya misalnya pembakaran, proses

industri, pembuangan limbah dan lain-lain (Setiono, 1998). Kualitas udara perkotaan

di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir

ini. Ekonomi kota yang tumbuh yang ditandai dengan laju urbanisasi yang tinggi

telah mendorong peningkatan kebutuhan energi, terutama energi yang berasal dari

bahan bakar minyak atau fosil, yang pada akhirnya menyebabkan bertambahnya

buangan sisa energi.

Page 2: BAB I Polusi Udara

Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi, terutama di kota-kota besar

seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan

kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih

dari 50%. Pertumbuhan jumlah kendaraan di kota besar hampir mencapai 15%

pertahun . Dengan proyeksi 6-8% maka penggunaan bahan bakar di Indonesia

diperkirakan sebesar 2,1 kali konsumsi tahun 1990 pada tahun 1998, sebesar 4,6 kali

pada tahun 2008 dan 9,0 kali pada tahun 2018. (Sudrajad, 2005)

Polusi udara sangat mempengaruhi kesehatan manusia .Hal ini disebabkan

oleh partikulat matter. Partikulat matter ini diketahui dapat meningkatkan angka

kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pernafasan. Pada konsentrasi

140 µm/m3 dapatmenurunkan fungsi paru-paru pada anak-anak, sementara pada

konsentrasi 350 µm/m3 dapat memperparah kondisi penderita bronchitis.( UAQ-I

SDP, 2006)

Orang-orang yang bekerja langsung berhubungan dengan bensin seperti

petugas pompa bensin dan pintu tol, polisi lalu lintas, sopir taxi dan pegawai dapat

mengakumulasi Pb dalam darahnya lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang

tidak langsung berhubungan dengan bahan bakar fosil.(Siregar, 2005). Pb dalam hal

ini dapat berada di antara partikel yang melayang di udara dalam hal ini suspended

particulate matters (TSP ).

Karyawan petugas pintu tol ini sangat rentan terhadap paparan debu yang

dikeluarkan asap kendaraan bermotor yang hendak mengambil tiket tol dan

membayar tiket tol. Hal ini disebabkan asap kendaraan bermotor yang banyak

mengeluarkan polutan yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Karyawan

petugas pintu tol, merupakan orang yang setiap hari bekerja dalam kondisi dilalui

oleh asap kendaraan bermotor. Hal ini tentunya akan mempunyai dampak yang cukup

banyak bagi mereka oleh karena mereka langsung terpapar oleh debu kendaraan

bermotor dan juga emisi dari pabrik yang berada di sekitar pintu tol tersebut.

Page 3: BAB I Polusi Udara

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui dampak pemajanan udara bagi tenaga kerja di loket tol.

2. Untuk mengetahui upaya penanganan terhadap dampak pemajanan udara bagi

tenaga kerja di loket tol.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa itu pemajanan udara dan mekanismenya ?

2. Apa sumber pemajanan udara di lingkungan pekerja loket tol ?

3. Bagaimana dampak pemajanan udara terhadap kesehatan pekerja loket tol ?

4. Bagaimana penanggulangan masalah kesehatan akibat pemajanan udara

terhadap pekerja loket tol ?

5. Bagaimana penanganan pemajanan udara bagi tenaga kerja di loket tol ?

Referensi :

Fardiaz, Srikandi (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta

Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan keempat.

Yogyakarta : ANDI.

Setiono. (1998), Manusia Kesehatan dan Lingkungan, Bandung : KSJSM A.A.

Sudrajad, 2005, Pencemaran Udara; Inovasi Online Edisi, Vol.5/XVII/Nopember.

Ammari, F. 2005. Transport and Traffic Draft Working Paper, Urban Air Quality

Improvement Sector Development Program (UAQ-i SDP). UAQ-i ADB TA

Consultant.

Siregar, A.S. 2005, Instalansi Pengolahan Air Limbah. Kanisius. Yogyakarta.