BAB I PNEUMATIK

4
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERDEKA MALANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munisi adalah semua benda dengan bentuk dan sifat balistik tertentu yang diisi dengan bahan peledak atau bahan pendorong dan dapat ditembakkan dengan senjata atau diledakkan, ditujukan pada sasaran tertentu dengan maksud untuk merusak atau membinasakan (Buku pedonam prajurit peralatan, 2005). Seperti halnya senjata, munisi juga digolongkan berdasarkan kalibernya yang meliputi munisi kaliber kecil (MKK) dan munisi kaliber besar (MKB) disamping MKK dan MKB tersebut ada juga munisi khusus seperti ranjau, gas air mata, tabir asap. Dalam proses produksi pembuatan munisi khususnya kaliber kecil harus melalui beberapa pengujian seperti dimensi, tekanan gas, kuat tarik cengkraman kelongsong terhadap pelor, pengujian kecepatan maupun ketelitian tembak. Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam proses produksi selama ini belum bisa dilakukan di gudang-gudang yang dimiliki oleh Angkatan Darat. Pengujian yang dilakukan di satuan pemakai yaitu dengan cara uji visual dan uji fungsi dengan cara ditembakkan langsung. Pengujian kuat tarik cengkraman kelongsong terhadap pelor bertujuan untuk mengetahui besarnya gaya yang diperlukan untuk melepaskan pelor dari cengkraman kelongsong. Dalam balistik dalam disamping hambatan dari laras yang berupa alur dan galangan, cekraman kelongsong terhadap pelor ini disebut dengan hambatan awal. Hambatan awal ini berpengaruh terhadap kecepatan pembakaran isian dorong tekanan gas dan keceapatan pelor di dalam laras yang

description

UNMER

Transcript of BAB I PNEUMATIK

Page 1: BAB I PNEUMATIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Munisi adalah semua benda dengan bentuk dan sifat balistik tertentu yang

diisi dengan bahan peledak atau bahan pendorong dan dapat ditembakkan dengan

senjata atau diledakkan, ditujukan pada sasaran tertentu dengan maksud untuk

merusak atau membinasakan (Buku pedonam prajurit peralatan, 2005). Seperti

halnya senjata, munisi juga digolongkan berdasarkan kalibernya yang meliputi

munisi kaliber kecil (MKK) dan munisi kaliber besar (MKB) disamping MKK

dan MKB tersebut ada juga munisi khusus seperti ranjau, gas air mata, tabir asap.

Dalam proses produksi pembuatan munisi khususnya kaliber kecil harus melalui

beberapa pengujian seperti dimensi, tekanan gas, kuat tarik cengkraman

kelongsong terhadap pelor, pengujian kecepatan maupun ketelitian tembak.

Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam proses produksi selama ini belum bisa

dilakukan di gudang-gudang yang dimiliki oleh Angkatan Darat. Pengujian yang

dilakukan di satuan pemakai yaitu dengan cara uji visual dan uji fungsi dengan

cara ditembakkan langsung.

Pengujian kuat tarik cengkraman kelongsong terhadap pelor bertujuan

untuk mengetahui besarnya gaya yang diperlukan untuk melepaskan pelor dari

cengkraman kelongsong. Dalam balistik dalam disamping hambatan dari laras

yang berupa alur dan galangan, cekraman kelongsong terhadap pelor ini disebut

dengan hambatan awal. Hambatan awal ini berpengaruh terhadap kecepatan

pembakaran isian dorong tekanan gas dan keceapatan pelor di dalam laras yang

Page 2: BAB I PNEUMATIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2

pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan pelor didalam laras itu sendiri.

Alat uji yang digunakan oleh PT.Pindad untuk menguji daya cengkram

kelongsong ini menggunakan sistem hidolik.

Silinder pneumatik merupakan salah satu bagian dari sitem pneumatik

yang berfungsi membangkitkan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfer

maupun tekanan di bawah 1 atmosfer (vacum). Dalam silinder ini udara yang

dimampatkan ini digunakan untuk membangkitkan tekanan yang digunakan

menarik pelor dari cengkraman kelongsong sehingga silinder pneumatik harus

direncanakan baik dimensi maupun kebutuhan udara yang akan dipakai.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis melakukan penelitian dengan

judul “PERENCANAKAN SILINDER PNEUMATIK PADA ALAT UJI

GAYA CENGKRAM KELONGSONG MUNISI KALIBER KECIL”

Diharapkan dengan terbuatnya alat uji gaya cengkram kelongsong ini dapat

dipakai sebagai sarana untuk praktek munisi khususnya untuk uji gaya cengkram

kelongsong dilingkungan Lembaga Pengkajian Teknologi sehingga Siswa jurusan

Teknik Balistik.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam tugas akhir dapat di rumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana merancang silinder pneumatik sebagai dasar perancangan alat

uji gaya cengkram kelongsong pada Munisi Kalber Kecil.

b. Bagaimana merencanakan kemampuan kompresor yang akan dipakai.

c. Bagaimana beban kerja dari silinder pneumatik.

Page 3: BAB I PNEUMATIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

3

1.3. Batasan Masalah.

Untuk menghindari meluasnya masalah, maka permasalahan hanya di

batasi pada hal-hal sebagai berikut :

a. Penelitian dititik beratkan gaya yang diperlukan untuk menarik pelor dari

cengkraman kelongsong.

b. Perencanaan silinder pneumatik

1.4. Metode Penelitian.

Dalam penulisan tugas akhir yang akan dibuat adalah sebagai berikut :

a. Literatur. Proses pengamatan secara studi kepustakaan serta

perencanaan dan pembuatan alat sesuai teori.

b. Ekperimen. Proses pengamatan terhadap masalah yang diteliti dengan

melakukan aplikasi dan pengujian alat secara langsung di Laboratorium dan di

Lapangan dalam pengukuran serta pengambilan data.

1.5. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang silinder

pneumatik yang digunakan pada alat uji gaya cengkraman kelongsong. Sehingga

dapat diketahui gaya cengkram kelongsong terhadap pelor, tekanan di dalam

silinder yang mampu melepaskan cengkraman kelongsong dan konsumsi udara

yang digunakan pada silinder pneumatik.

Page 4: BAB I PNEUMATIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

4

1.6. Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian dari perencanaan silender alat uji kuat tarik pelor

dengan sistem pneumatik untuk mengukur besarnya gaya yang dibutuhkan agar

pelor lepas dari cengkraman kelongsong munisi adalah sebagi berikut :

1. Secara Akademis. Penulisan tugas akhir ini merupakan aplikasi dari materi

teori dasar fisika, mekanika teknik, mekanika fluida dan sistem hidropneumatik

pada senjata.

2. Secara Praktis.

a. Dapat mengetahui besarnya daya cengkramam kelongsong.

b. Dapat digunakan sebagai alat instruksi praktek pada jurusan Teknik

Balistik di Lembaga Pengajian Teknologi.